Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


“RADANG SENDI”

Dosen pembimbing : Ns. Melti Suriya, M.Kep


DISUSUN:
O
L
E
H
KELOMPOK II
1. MUHAMAD FIQHY (1710105055)
2. RAHMA ELMUNAWWIRAH (17101050101)
3. SILVIA ANGGRAINI (17101050110)
4. SRI RAHMI AMERISA (171010507 )
5. VINDIA GUSTI VINANDA (1710105074)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Radang Sendi”
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Radang Sendi yang tidak jarang belum
dimengerti. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa ada saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.

Padang, September 2019

Penyusun

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Arthritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat
progresif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan
lunak. Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana, secara simetris
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan sehingga
menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan
kerusakan pada bagian dalam sendi. Karakteristik artritis rheumatoid adalah
radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang
sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang simetris (Junaidi, 2013)
Penderita artritis reumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta
jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita artritis reumatoid. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang
penyakit artritis reumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20
tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun. (Junaidi,2013) Prevalensi penyakit
sendi atau Rematik di Indonesia berdasar diagnosis sebesar 11,9% dan berdasar
diagnosis atau gejala sebesar 24,7%. Prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan tertinggi berada di Bali yaitu berjumlah 19,3% dan terendah di Daerah
Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 5,6%. Sedangkan prevalensi penyakit sendi di
provinsi Sumatera Selatan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 8,4%
dan berdasarkan diagnosis atau gejala sebesar 15,6% (Riskesdas, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan radang sendi?
2. Bagaimana anatomi fisiologi radang sendi?
3. Bagaimana patofisiologi (woc) radang sendi?
4. Bagaimana etiologi radang sendi?
5. Bagaimana komplikasi radang sendi?
6. Bagaimana penatalaksanaan radang sendi?
7. Bagaimana askep teoritis radang sendi?
8. Bagaimana kasus radang sendi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Radang Sendi


Arthritis merupakan istilah medis perdangan pada sendi .arthritis berasal
dari bahasa yunani ,arthrotos (sendi )dan it is (inflamasi).inflamasi adalah reaksi
tubuh terhadap benda asing yang di tandai oleh panas ,bengkak ,nyeri,dan
gangguan funiorgan tubuh .artrithis juga menunjukkan sebuah sendi yang
cedera ,teregang ,terinfeksi dan rusak atau aus(susut karena terlalu sering di
gunakan).(priehati &dr.Mumpuni,2017).
Radang sendi atau disebut juga sebagai artritis merupakan suatu kondisi
terjadinya peradangan (inflamasi) dalam satu atau beberapa sendi. Gejala yang
dirasakan penderita biasanya berupa nyeri, bengkak, kemerahan, atau sensasi
hangat pada sendi. Radang sendi juga dapat menyebabkan sendi menjadi kaku dan
sulit untuk digerakkan.
ARTRITIS adalah inflamasi sendi (Barbara engram,1999)Artritis adalah
suatu bentuk penyakit sendi yang sering dijumpai meliputi bermacam macam
kelainan dengan penyebab yang berbeda .jadi artritis adalah inflamasi yang terjadi
pada sendi dengan kausa yang berbeda beda dan dapat mengenai semua usia.
(kholid rosyidi,2013).

B. Anatomi Fisiologi

2
3
C. Patofisiologi (WOC)

(Sumber:Kholid Rosyidi, 2013)

4
D. Patofisiologi
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag
dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-
α untuk mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel
dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut
seperti interferon-γ dan interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α
merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara
langsung dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk
memproduksi immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi
dari rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah
diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan
berbagai komplemen melalui pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T
juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini
menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga
menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang
ditemukan pada synovial penderita reumatoid artritis.

E. Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara
pasti.Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal
dan faktor sistem reproduksi.Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi
seperti bakteri, mikoplasma&virus(Lemon&Burke,2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
1.Infeksi Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus..
2.Endokrin
3.Autoimmun
4.Metabolik
5.Faktorgenetiksertapemiculingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor injeksi mungkin
disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau group difteriod yang

5
menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan sendi penderita. Kelainan
yang dapat terjadi pada suatu arthtritis reumatoid yaitu :
1. Kelainan pada daerah artikuler
a. Stadium I (stadium sinovitis)
b. Stadium II (stadium destruksi)
c. Stadium III (stadium deformitas)
2. Kelainan pada jaringan ekstra-artikuler Pada jaringan ekstra-artikuler akan
terjadi perubahan patologis, yaitu:
a. Pada otot terjadi miopati
b. Nodul subkutan c. Pembuluh darah perifer terjadi
c. Pembuluh darah perifer terjadi proliferasi tunika intima pada pembuluh
darah perifer dan lesi pada pembuluh darah arteriol dan venosa
d. Terjadi nekrosis fokal pada saraf
e. Terjadi pembesaran limfe yang berasal dari aliran limfe sendi
(Nurarif dan Kusuma, 2013).
Sedangkan menurut Price (1995) dan Noer S, (1996), faktor-faktor yang
berperan dalam timbulnya penyakit Artritis Reumatoid adalah jenis kelamin,
keturunan, lingkungan dan infeksi (Lukman, 2009).

F. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan
oleh adanya darah yang membeku.
4. Terjadi splenomegali.
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk  menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat.

6
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a) Termoterapi
b) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
c) Pemberian Obat-obatan :
 Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada
dosis yang telah ditentukan.
 Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate
(Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory).
Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak
berhasil mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan dapat
mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur yang dapat
dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon, sinovektomi.
2. Keperawatan
 Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan
prognosis penyakit ini
 Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
 Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini
bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien. (kholid rosyidi,2013)

7
BAB III
ASKEP TEORITIS

KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan
organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan
misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk
arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan,keletihan.
Tanda:Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur/ kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
3. Integritas ego
4. Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan)
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya
ketergantungan pada orang lain).
5. Makanan/cairan
6. Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat:mual,anoreksia Kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ)
Tanda:Penurunan berat badan ,Kekeringan pada membran mukosa.
7. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan

8
8. Neurosensori
Tanda: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris.
9. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi )
10. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat ,tegang ,nodul sub kutaneus.Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
Demam ringan menetap Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
11. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan
peran; isolasi

B. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,
nyeri, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi,destruksi sendi.Dapat dibuktikan oleh :Keluhan
nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, berfokus pada diri sendiri, Perilaku
distraksi/ respons autonomic
Perilaku yang bersifat hati-hati/ melindungi.Hasil yang diharapkan/ kriteria

9
evaluasi pasien akan:Menunjukkan nyeri hilang / terkontrol,Terlihat rileks,
dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan,
Mengikuti program farmakologis yang diresepkan, Menggabungkan
keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Intervensi dan Rasional :
a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal (R/
Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program.
b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur
sesuai kebutuhan (R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan
stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan
tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri).
c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter,
bebat, brace. (R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan
mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan
nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi).
d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat
tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang
menyentak. (R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi).
e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk
mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air
kompres, air mandi, dan sebagainya. (R/ Panas meningkatkan relaksasi
otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di
pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal
dapat disembuhkan).
f. Berikan masase yang lembut (R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi
nyeri).

10
g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi
progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman
imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. (R/ Meningkatkan
relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan
kemampuan koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk
situasi individu. (R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan
stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat).
h. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
(R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme,
memudahkan untuk ikut serta dalam terapi).
i. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) (R/
sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi
kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)Berikan kompres dingin jika
dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak
selama periode akut)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
penurunan kekuatan otot. Dapat dibuktikan oleh : Keengganan untuk
mencoba bergerak/ ketidakmampuan untuk dengan sendiri bergerak dalam
lingkungan fisik.Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi,
penurunan kekuatan otot/ kontrol dan massa ( tahap lanjut ).Hasil yang
diharapkan/kriteria Evaluasi-Pasien akan :Mempertahankan fungsi posisi
dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur,Mempertahankan ataupun
meningkatkan kekuatan dan fungsi dari atau kompensasi bagian
tubuh,Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan
aktivitas.
Intervensi dan Rasional:
a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi (R/
Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari
peoses inflamasi)
b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas
untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam
hari yang tidak terganmggu.(R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama

11
eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah
kelelahan mempertahankan kekuatan)
c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan
isometris jika memungkinkan (R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi
sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat
menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat
merusak sendi)
d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.
Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan
mobilitas, mis, trapeze (R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian
pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi
kulit)
e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
(R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan
memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor)
f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher
g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri,
dan berjalan (R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan
mobilitas)
h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan
pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. (R/ Menghindari
cidera akibat kecelakaan/ jatuh)
i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. (R/ Berguna dalam
memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada
kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat
j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. (R/ Menurunkan
tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko
imobilitas)
k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin
dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut).

12
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Intervensi dan Rasional:.
a. pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa
Dorong depan. (R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/
kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)
b. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat.
Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan
gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
(R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan
interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap
intervensi/ konseling lebih lanjut)
c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat
menerima keterbatasan. (R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat
dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang
dirinya sendiri)
d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. (R/
Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan
umum terjadi
e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu
memperhatikan perubahan. (R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun
metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)
f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. (R/
Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat
meningkatkan perasaan harga diri)
g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat
jadwal aktivitas. (Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong
kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi
h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/ Mempertahankan
penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)
i. Berikan bantuan positif bila perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk
merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif.
Meningkatkan rasa percaya diri)

13
j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis
psikiatri, psikolog. (R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan
dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/
ketidakmampuan)
k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan
obat-obatan peningkat alam perasaan. (R/ Mungkin dibutuhkan pada sat
munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan
koping yang lebih efektif)
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Dapat dibuktikan oleh : Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-
hari.
Intervensi dan Rasional:
a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/
eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
(R/ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan
adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).
b. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. (R/
Mendukung kemandirian fisik/emosional)
c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi
/rencana untuk modifikasi lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk
meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri)
d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. (R/ Berguna untuk
menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis;
memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu,
menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)
e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan
dengan evaluasi setelahnya. (R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang
mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual)
f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan
perawatan rumah, ahli nutrisi. (R/ Mungkin membutuhkan berbagai
bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah)

14
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INISIAL TN. RM
DENGAN DIAGNOSA MEDIS OSTEOARTHRITIS

Nama Pasien (Inisial) : Tn. RM


Ruang/Kamar : SHKJ 4 kanan 4211 bed 1
No. MR : 10198536
Tanggal Masuk : 26 November 2010
Tanggal Pengkajian : 26 November 2010 – 2 Desember 2010
Diagnosa Medis : Osteoarthritis

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama (Inisial) : Tn. Rm
2. Jenis kelamin : Laki - laki
3. Umur/tgl. lahir : 1 Januari 1955 (55 tahun)
4. Status Perkawinan : Sudah menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/ bangsa : Toraja/ Indonesia
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Wiraswasta dibidang perbengkelan
9. Alamat : Malinda KPR Polri Km. 10 Rt 02/II, Papua

B. Identitas penanggung
1. Nama lengkap (Inisial) : Ny. ES
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Karyawan asuransi
4. Hub. dengan klien : Penanggung jawab asuransi
5. Alamat : Malinda KPR Polri Km. 10 Rt 02/II, Papua

II. Riwayat Kesehatan

15
1. Keluhan utama : Tn. RM mengatakan sering sakit pada sendi lutut kiri dan
bahu kanan terutama saat digerakan pertama kali ketika hendak memulai
aktifitas

2. Riwayat keluhan utama


a. Mulai timbulnya keluhan : Kurang lebih 1 tahun yang lalu
b. Sifat keluhan : Hilang timbul
c. Lokasi : Sendi lutut kiri dan bahu kanan
d. Keluhan lain yang menyertai : Sakit kepala dan tulang punggung
e. Faktor pencetus yang menimbulkan serangan :
Pada saat beraktifitas lama (misal mengendarai mobil), mengangkat
beban berat dan pada saat hendak memulai beraktifitas.
f. Apakah keluhan bertambah/berkurang pada saat-saat tertentu (saat-saat
mana)
Menurut Tn. RM Keluhan bertambah pada saat baru memulai aktivitas
dan mulai menggerakkan sendi (misal bangun tidur atau jongkok), pada
saat beraktifitas lama, dan mengangkat beban berat. Sedangkan keluhan
berkurang pada saat klien beristirahat (misal duduk dan tidur)
g. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
Memijat - mijat bagian yang sakit dan istirahat (tidur)

3. Alergi : ya/tidak Alergi terhadap : Tidak ada


Reaksi : Tidak ada Tindakan : Tidak ada

4. Kebiasaan :
- Merokok (berapa batang /bungkus sehari) : Klien tidak merokok
- Minum alkohol : Klien tidak minum alkohol
Lamanya : Tidak ada
- Minum kopi : Iya
Lamanya : 30 tahun
- Minum obat-obatan : Klien tidak minum obat – obatan dalam
jangka panjang

16
Lamanya : Tidak ada

III.Riwayat Keluarga`/ Genogram (diagram 3 generasi)


Analisa keadaan kesehatan keluarga dan faktor resiko. Buat pada lembar lain.

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-tanda vital
29 November 2010 (pukul 11.40)
- Tekanan darah : 140/80 MmHg - Nadi : 100x/menit
- Pernapasan : 24x/ menit - Suhu badan : 36,6° C

30 November 2010 (pukul 12.25)


- Tekanan darah : 130/80 MmHg - Nadi :76x/menit
- Pernapasan : 20x/ menit - Suhu badan : 36,4° C

1 Desember 2010 (pukul 10.30)


- Tekanan darah : 130/80 MmHg - Nadi : 72x/menit
- Pernapasan : 20x/ menit - Suhu badan : 36,4° C

Tgl 2 Desember 2010 (pukul 18.30)


- Tekanan darah : 130/70 MmHg - Nadi : 68x/menit
- Pernapasan : 20x/ menit - Suhu badan : 36,7° C
2. Kepala dan leher
- Bentuk : Simetris, kepala maupun leher
- Tyroid : Tidak terdapat pembesaran KGB
- Suara : Klien mengeluarkan kata – kata dengan jelas
- Denyut nadi karotis : Teraba
- Vena jugularis : Teraba
- Penyebaran rambut : Merata, tampak banyak uban

17
- Sakit kepala : Jarang dirasakan (biasanya saat tekanan darah
meningkat)
- Pusing : Tidak

3. Penglihatan
- Bentuk mata : Simetris terhadap wajah
- Ketajaman : Kurang baik sehingga membutuhkan alat bantu
penglihatan
- Konjungtiva : Tidak anemis
- Pupil : Isokor (kanan dan kiri)
- Sklera : Tidak ikterus, tampak adanya arteri
- Pakai kaca mata : Iya (Hipermetropi, menggunakan kacamata
+2)
- Penglihatan kabur : Tidak
- Diplopia : Tidak
- Nyeri : Tidak
- Peradangan : Tidak
- Pernah operasi : Tidak

4. Pendengaran
Bentuk : Simetris antara kanan dan kiri
- Lubang telinga : Terdapat serumen tetapi dalam batas normal
Gangguan pendengaran : Tidak
- Nyeri : Tidak
- Peradangan : Tidak
- Tinnitus : Tidak
5. Tenggorokan dan mulut
- Keadaan gigi : Terdapat 1 tambalan gigi, tidak ada pendarahan
digusi, gigi terlihat bersih dan jumlah gigi lengkap
(32 buah)
- Keadaan lidah : Tidak tampak adanya pendarahan
- Caries : Tidak

18
- Memakai gigi palsu : Tidak
- Bentuk bibir : Simetris
- Keadaan bibir : Agak kering
- Gangguan bicara : Tidak
- Gangguan menelan : Tidak
- Pembesaran kelenjar leher : Tidak

6. Pernapasan
Inspeksi
- Bentuk thorax : Simetris kanan dan kiri
- Pernapasan : Tampak teratur dan tidak kesulitan untuk
bernapas

Perkusi
- Cairan : Tidak terdapat cairan berlebih dalam paru
- Udara : Bunyi paru terdengar timpani (normal)
- Massa : Tidak teraba adanya masa maupun benjolan

Auskultasi
- Inspirasi : Terdengar normal (suara napas bersih)
- Ekspirasi : Terdengar normal (suara napas bersih)
- Ronchi : Tidak terdengar bunyi ronchi
- Wheezing : Tidak terdengar bunyi wheezing
- Krepitasi : Tidak terdengar bunyi krepitasi
- Clubbing Finger : Tidak tampak adanya clubbing finger

7. Pencernaan
Inspeksi
- Turgor kulit : Sudah keriput dan kekenyalan kurang (karena sudah tua)
- Keadaan bibir
Basah : Ya
Pecah : Terlihat agak kering

19
- Keadaan rongga mulut
Warna Mukosa : Merah muda
Luka/ perdarahan : Tidak ada luka maupun pendarahan
Tanda-tanda radang : Tidak tampak tanda – tanda radang
Keadaan gusi : Baik, tidak tampak adanya pendarahan
- Keadaan abdomen
Warna kulit : Tidak pucat, penyebaran warna kulit merata
Luka : Tidak ada luka maupun bekas luka
- Peristaltik usus yang nampak
Pembuluh darah kapiler yang nampak : Tidak ada pembuluh kapiler
yang nampak
Pembesaran : Tidak ada pembesaran hepar atau kelenjar, tidak
terdapat benjolan
Keadaan rektal
Luka : Tidak ada luka
Perdarahan : Tidak tampak pendarahan
Hemmoroid : Tidak
Lecet/ tumor/ bengkak : Tidak tampak adanya luka/tumor/bengkak

Auskultasi
- Bising usus : 12x/ menit (normal 5 - 30x/menit)
- Bunyi vaskuler : Tidak terdengar bunyi vaskuler (normal tidak
terdengar)
- Bunyi peristaltik : Terdengar jelas menggunakan stetoskop
(normal)
- Bunyi jantung janin : Tidak ada

Perkusi
- Cairan : Tidak terdengar adanya cairan berlebih diabdomen
- Udara : Bunyi terdengar timpani (normal)
- Massa : Tidak teraba adanya massa atau benjolan
Palpasi
- Tonus otot : Sedikit tahanan pada sepergerakan sendi (normal)

20
- Nyeri : Tidak terasa nyeri
- Massa : Tidak teraba adanya massa atau benjolan
8. Cardiovaskuler
Inspeksi
- Kesadaran : Compos mentis
- Bentuk dada : Simetris funnel chest (normal)
- Bibir :
pucat/ sianosis : Tidak pucat / sianosis, agak kering
- Kuku :
Biru/ pucat : Kuku berwarna merah muda
Capillary Refill : < 3 detik (normal)
- Tangan :
edema/ tidak : Tidak edema
- Kaki :
edema/ tidak : Tidak edema
- Sendi :
edema/ tidak : Ada sedikit pembengkakan pada lutut kiri
Palpasi
- Ictus cordis/Apical Pulse : Teraba
- Vena jugularis : Teraba
Perkusi
- pembesaran jantung : Tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi
- BJ I : Terdengar lebih kuat dari BJ II (normal)
- BJ II : Terdengar lebih lemah dari BJ I (normal)
- Murmur : Tidak terdengar adanya murmur

9. Persyarafan

21
- Tingkat kesadaran : Compos mentis GCS (E/M/V): E=4, M=6,
V=5 (normal)
- Kejang : Tidak kejang Jenis : Tidak ada
- Jenis kelumpuhan : Tidak lumpuh
- Parasthesia : Tidak parasthesia
- Koordinasi gerak : Baik, tidak ada kesulitan bergerak (normal)

10. Musculoskeletal
- Nyeri otot : Tidak ada
- Refleksi sendi : Agak kaku terutama bagian kaki kiri
dan bahu
kanan
- Kekuatan otot : 4 (dari rentang 1 - 5)
- Atropi / hyperthropi : Tidak ada
- Range of Motion (ROM) : Bebas

11. Kulit/ Integumen


- Rash : Tidak ada ruam
- Lesi : Tidak ada lesi
- Turgor : Menurun kekenyalannya karena faktor
usia lanjut
- Warna : Tidak pucat, kemerahan (hitam)
- Kelembaban : Tampak agak kering
- Petechie : Tidak tampak adanya petechie

12. Reproduksi
Pria
- Pembesaran prostat : Tidak ada pembesaran prostat
- Lain-lain : Tidak ada riwayat penyakit tertentu berkaitan
dengan reproduksi

22
V. Pola kegiatan Sehari-hari (ADL)
1. Nutrisi
- Kebiasaan :
Pola makan : Teratur namun jarang sekali makan daging
selama 20 tahun, hampir selalu mengkonsumsi
protein nabati, sayuran, serta banyak minum
air putih.
Frekuensi makan : Tiga kali sehari
Nafsu makan : Baik
Makanan pantangan : Tidak
Makanan yang disukai : Tidak ada yang spesifik (semua makanan
suka)
Banyaknya minuman dalam sehari : 10 gelas / hari
Jenis minuman dan makanan yang tidak disukai : Tidak ada yang
spesifik (Sejauh ini bisa makan semua jenis makanan)
- BB : 53 kg TB : 153 cm
- Perubahan selama sakit : Melakukan aktifitas terbatas karena sering
sakit pada sendi lutut dan bahu kiri, juga sering sakit kepala dan
punggung.

2. Eliminasi
- Buang air kecil (BAK)
a. Kebiasaan
Frekuensi dalam sehari : 8 – 10 kali
Warna : Kuning jernih
Bau : Menyengat (normal) Jumlah/ hari :
b. Perubahan selama sakit : Tidak ada yang spesifik (normal)
- Buang air besar (BAB)
a. Kebiasaan : Teratur
Frekuensi dalam sehari : 2-3 kali sehari
Warna : Coklat (normal)
Bau : Khas (normal)

23
Konsistensi : Padat (normal)
b. Perubahan selama sakit : Tidak ada yang spesifik (normal)

3. Olah raga dan Aktivitas


- Kegiatan olah raga yang disukai : Jalan kaki atau
jogging
- Apakah olah raga dilaksanakan secara teratur : Tidak

4. Istirahat dan tidur


- Tidur malam : 21.00
- Bangun : 04.30
- Tidur siang : Tidak atau jarang tidur siang
- Apakah mudah terbangun : Tidak
- Apa yang dapat menolong untuk tidur nyaman: Tidak ada yang
spesifik (langsung tidur)

VI. Pola Interaksi Sosial

- Siapa orang yang penting/ terdekat : Keluarga (istri)


- Organisasi sosial yang diikuti : KKSS (Kelompok Keluarga
Sulawesi Selatan)
- Jika mempunyai masalah apakah dibicarakan dengan orang lain yang
dipercayai/
Terdekat : Iya, dengan keluarga
- Bagaimana klien mengatasi suatu masalah dalam keluarga : Saling
mengerti dan
berdiskusi atau bermusyawarah
- Bagaimana interaksi dalam keluarga : Baik

24
VII. Kegiatan Sosial
- Keadaan rumah dan lingkungan : Bersih dan nyaman (dekat
dengan pegunungan)
- Status rumah : Milik sendiri
- Cukup / tidak : Cukup
- Bising / tidak : Tidak (tenang)
- Banjir / tidak : Tidak

VIII. Kegiatan Keagamaan


- Ketaatan menjalankan ibadah : Iya (shalat 5 waktu)
- Keterlibatan dalam organisasi keagamaan : Tidak

IX. Keadaan Psikologis Selama Sakit


- Persepsi klien terhadap penyakit yang diderita: Klien bisa menerima
keadaan dengan baik, menjalaninya dengan tidak banyak mengeluh
- Persepsi klien terhadap keadaan kesehatannya: Menurut klien
kesehatan itu penting dan harus selalu dijaga
- Pola interaksi dengan tenaga kesehatan dan lingkungannya: Baik,
terlihat terbuka dan ramah dengan tenaga kesehatan lainnya
a. Pemeriksaan Darah
Jika ada dilampirkan
b. Pemeriksaan faeces
Jika ada dilampirkan
c. Pemeriksaan urine
Jika ada dilampirkan

Diagnostik Test
- Pada pemeriksaan arthroskopi tampak fibrilasi pada kartilago

- Gambaran radiologi foto X-Ray konvensional lutut tampak osteofit pada


pinggir sendi (osteoarthritis)

25
X. Penatalaksanaan/pengobatan
- klien mendapatkan resep obat dari dokter antara lain:
1. Pariet (PO) 20 mg 1x1
2. Artrodar (PO) 50 mg 2x1
3. OA Forte (PO) 500 mg 2x1
4. Ex Forge (PO) 80 mg/5ml 1x1
5. Cereblex (PO) 100 mg 2x1
6. Methycobal (PO) 500 mg 2x1
7. Voltaren Gel (Tropikal) 50 gr
- Klien melakukan fisioterapi dengan fisioterapist 2x sehari tiap pagi dan
sore
- Klien tidak mempunyai riwayat sakit berat tertentu disamping
penyakitnya (osteoarthritis) saat ini

26
ANALISA DATA

Nama Klien/Umur : Tn. Rm (55 tahun)


Ruang/No Kamar/Bed : SHKJ 4 kanan 4211 bed 1
Nomor MR : 10198536
Data
Masalah
Subjektif Data Objektif (DO)
Keperawa
(DS) (hasil observasi,
tan Diagnosa Keperawatan
Tgl (Keluhan pemeriksaan fisik,
(Kesimpul (PES)
Pasien + laboratorium,
an DS dan
laporan diagnostik)
DO)
keluarga)
29/11/1 - Klien
0 mengatak - Wajah klien tampak Nyeri Nyeri kronis
an nyeri menahan nyeri kronis berhubungan dengan
dibagian P= nyeri bertambah kerusakan tulang rawan
lutut kiri saat sendi (terjadinya osteofit
dan bahu Beraktifitas seperti dan fibrilasi pada karligo)
kanannya jongkok ditandai dengan klien
Q= nyeri tajam seperti mengatakan nyeri
tertusuk – tusuk dibagian lutut kiri dan
pisau bahu kanannya, wajah
R= nyeri dirasakan klien tampak menahan
pada lutut kiri dan nyeri, dengan: P = nyeri
bahu kanan bertambah saat
S= skala nyeri 4 dari 1- beraktifitas seperti
10 jongkok, Q= nyeri tajam
T= nyeri dirasakan seperti tertusuk – tusuk
kontinu pisau, R= nyeri dirasakan
sejak 1 tahun lalu pada lutut kiri dan bahu
sebelum masuk RS kanan, S= skala nyeri 4
- Vital Sign: dari 1-10, T= nyeri
BP : 140/90 MmHg dirasakan kontinu sejak 1
tahun lalu sebelum masuk
P : 100x/menit RS, vital Sign: BP :
RR : 24x/menit 140/90 MmHg, P:
T : 36,6 °C 100x/menit, RR:
- Klien mengalami 24x/menit, T: 36,6 °C,
diaphoresis klien mengalami
- Klien tampak diaphoresis dan tampak
memijat – mijat memijat – mijat lutut kiri
lutut kiri dan bahu dan bahu kanannya saat
27
kanannya saat dilakukan pengkajian
dilakukan
pengkajian
- Gambaran
radiologi foto X-
Ray konvensional
lutut tampak
osteofit pada
pinggir sendi
(osteoarthriti)
- Pada pemeriksaan
arthroskopi tampak
fibrilasi pada
kartilago
30/11/1 - Pasien - Klien tampak Ketidakefe Ketidakefektifan
0 berulang kebingungan ketika ktifan manajemen regimen
kali ditanya mengenai manajemen terapeutik berhubungan
menanyak penyakitnya regimen dengan kurangnya
an ”Apa - Klien tidak dapat terapeutik pengetahuan klien
jenis menjawab mengenai proses penyakit
penyakit pertanyaan serta terapi yang
saya, mengenai penyebab dijalaninya.ditandai
sus ?”, dan terapi penyakit dengan Pasien berulang
apa yang yang kali menanyakan ”Apa
penyebab dijalaninya jenis penyakit saya,
nya?” sus ?”, apa
selama penyebabnya?” selama
pengkajia pengkajian dilakukan,
n klien tampak
dilakukan kebingungan ketika
ditanya mengenai
penyakitnya, klien tidak
dapat menjawab
pertanyaan mengenai
penyebab dan terapi
penyakit yang yang
dijalaninya
1/12/10 - Klien - Klien terlihat Intoleran Intoleran aktifitas
mengeluh memijat - mijat aktifitas berhubungan dengan
persendia bahunya ketika baru faktor usia yang sudah
n bahu bangun tidur lansia yang
kanan - Klien berusaha mengakibatkan
terasa melakukan teknik penurunan fungsi tulang
kaku dan relaksasi dengan cara dan sendi serta
28
sulit meregangkan melemahnya kekuatan
digerakka bahunya otot ditandai dengan
n setelah - Klien memberi Klien mengeluh
bangun minyak urut ke persendian bahu kanan
tidur bahunya terasa kaku dan sulit
- Klien digerakkan setelah
mengatak bangun tidur, klien
an sulit mengatakan sulit
mengamb mengambil benda – benda
il benda – berat disekelilingnya,
benda klien terlihat memijat -
berat mijat bahunya ketika baru
disekelili bangun tidur, klien
ngnya berusaha melakukan
teknik relaksasi dengan
cara meregangkan
bahunya, klien memberi
minyak urut ke bahunya
2/12/10 - Klien - Klien terlihat berhati Resiko Resiko tinggi cidera
mengatak – hati ketika berjalan tinggi berhubungan dengan
an takut - Klien selalu berada cedera faktor usia yang sudah
jatuh di Rumah Sakit dan lansia yang
kalau jarang keluar mengakibatkan
berjalan - Klien lebih suka penurunan fungsi tulang
jauh tidur di banding dan sendi ditandai
sehingga berjalan dengan klien mengatakan
malas - Klien terlihat takut jatuh kalau berjalan
keluar kesulitan ketika jauh sehingga malas
rumah berjalan dengan keluar rumah sakit, Klien
sakit cara menyeret – terlihat berhati – hati
nyeret kakinya ketika berjalan, selalu
- Klien memegang berada di rumah sakit dan
tembok atau benda jarang keluar, lebih suka
– benda tidur di banding berjalan,
disekitarnya ketika terlihat kesulitan ketika
berjalan berjalan dengan cara
menyeret – nyeret
kakinya, memegang
tembok atau benda –
benda disekitarnya ketika
berjalan

29
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien/Umur : Tn. Rm (55 tahun)


Ruang/No Kamar/Bed : SHKJ 4 kanan 4211 bed 1
Nomor MR : 10198536
Ta RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N ng
Dx. Keperawatan Kriteria
o ga Tujuan Intervensi Rasional
Evaluasi
l
Mandiri :
1 29 Nyeri kronis Nyeri - Skala nyeri - Kaji intensitas, - Untuk
/1 berhubungan berkuran berkurang dari lokasi, radiasi, keefektifan
1/ dengan kerusakan g sampai skala 4 menjadi 2 durasi dan faktor dalam
10 tulang rawan sendi dengan (dari rentang 1- penyebab nyeri penanganan
(terjadinya osteofit hilang 10) dalam 1 hari. muncul dan hilang nyeri pasien
dan fibrilasi pada - Wajah pasien - Ajarkan teknik - Mengalihkan
karligo) ditandai menunjukkan relaksasi dan perhatian
dengan klien ekspresi rileks. distraksi seperti pasien dari
mengatakan nyeri - Pasien tidak deep rasa nyeri
dibagian lutut kiri mengeluh nyeri. breathing
dan bahu - TTV dalam exercise
kanannya, wajah rentang normal - Berikan posisi - Untuk
klien tampak yang nyaman memberik
menahan kepada pasien an rasa
nyeri, dengan: P = seperti posisi nyaman
nyeri bertambah supine, semi pada
saat beraktifitas fowler pada klien pasien
seperti jongkok, - Monitor TTV
Q= nyeri tajam Kolaborasi :
seperti tertusuk – - Berikan obat - Untuk
tusuk pisau, R= pereda nyeri memanta
nyeri dirasakan u adanya
pada lutut kiri dan perubaha
30
Ta RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N
Dx. Keperawatan Kriteria
ng Tujuan Intervensi Rasional
o
Evaluasi
ga
bahu kanan, S= n TTV
skala nyeri 4 dari
1-10, T= nyeri - Untuk
dirasakan kontinu meredaka
sejak 1 tahun lalu n rasa
sebelum masuk RS, nyeri.
vital Sign: BP :
140/80 MmHg, P:
100x/menit, RR:
24x/menit, T: 36,6
°C, klien
mengalami
diaphoresis dan
tampak memijat –
mijat lutut kiri dan
bahu kanannya saat
dilakukan
pengkajian

2 30 Resiko tinggi Klien - Klien bebas dari Mandiri


/1 cidera dapat cedera jaringan - Pasang bedrail - Menjaga
1/ berhubungan mem- lunak atau pada tempat tidur keselamatan
12 dengan faktor usia pertahan Fraktur klien fisik klien
yang sudah lanjut kan - Berkurangnya - Kendalikan - Lingkungan
yang keselama resiko cedera lingkungan dengan yang bebas
mengakibatkan tan menyingkirkan bahaya akan
penurunan fisik. bahaya yang ada, mengurangi
fungsi tulang dan seperti Resiko
sendi ditandai menghindari lantai cedera.
dengan klien licin, jangan
mengatakan takut menaruh keset

31
Ta RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N
Dx. Keperawatan Kriteria
ng Tujuan Intervensi Rasional
o
Evaluasi
ga
jatuh kalau berjalan kaki licin
jauh sehingga sembarangan
malas keluar rumah - Anjurkan pasien - Berdiri
sakit, Klien terlihat untuk bangkit maupun
berhati – hati berdiri dari tempat berjalan
ketika berjalan, duduk atau tempat perlahan
selalu berada di tidur dengan akan
rumah sakit dan perlahan Menurunkan
jarang keluar, lebih resiko cedera
suka tidur di - Anjurkan klien - Penggunaan
banding berjalan, menggunakan alat alat bantu
terlihat kesulitan bantu yang seperti
ketika berjalan dibutuhkan seperti tongkat akan
dengan cara tongkat (apabila mengurangi
menyeret – nyeret dibutuhkan) resiko cedera
kakinya, pada klien
memegang tembok Kolaborasi
atau benda – benda - Anjurkan teman - Keberadaan
disekitarnya ketika atau keluarga klien orang lain
berjalan untuk menemani akan
klien disaat – saat meningkatka
tertentu (misal saat n keamanan
pergi jalan - jalan) pasien ketika
beraktifitas

3 1/ Intoleran aktivitas Klien - Klien mampu Mandiri


12 berhubungan mampu meng-identifikasi - Edukasi kepada - Klien tahu
/1 dengan faktor usia berpartisi faktor-faktor klien mengenai mengenai
0 yang sudah lansia pasi pada - yang faktor – faktor faktor –
yang aktivitas menurunkan penyebab faktor
mengakibatkan yang toleransi aktifitas intoleransi penyebab

32
Ta RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N
Dx. Keperawatan Kriteria
ng Tujuan Intervensi Rasional
o
Evaluasi
ga
penurunan diinginka - Klien mem- aktivitas intoleransi
fungsi tulang dan n perlihatkan - Anjurkan klien aktifitas
sendi serta kamajuan untuk istirahat
melemahnya ketingkat yang tirah baring atau - Untuk
kekuatan otot lebih tinggi dari duduk bila mencegah
ditandai dengan mobilitas yang diperlukan kelelahan
Klien mengeluh mungkin - Bantu klien dan
persendian bahu (pergerakan bergerak mandiri mempertaha
kanan terasa kaku tidak sendi dengan bantuan nkan
dan sulit kaku) seminimal kekuatan
digerakkan setelah mungkin
bangun tidur, klien - Dorong klien - Menaikan
mengatakan sulit mempertahankan fungsi sendi,
mengambil benda – posisi tegak, kekuatan
benda berat duduk tinggi, dan otot, dan
disekelilingnya, berjalan stamina
klien terlihat - Berikan umum
memijat - mijat lingkungan yang - Memaksimal
bahunya ketika aman dan kan fungsi
baru bangun tidur, menganjurkan sendi dan
klien berusaha untuk mempertaha
melakukan teknik menggunakan alat nkan
relaksasi bantu seperti mobilitas
tongkat

dengan cara Kolaborasi


meregangkan - Berikan obat – - Menghindari
bahunya, klien obatan sesuai cedera akibat
memberi minyak dengan indikasi kecelakaan
urut ke bahunya - Melakukan - Untuk
fisioterapi yang menekan

33
Ta RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N
Dx. Keperawatan Kriteria
ng Tujuan Intervensi Rasional
o
Evaluasi
ga
diperlukan sesuai inflamasi
dengan indikasi sistemik
- Untuk
melatih
sistem otot
Mandiri :
4 Ketidakefektifan Manajem - Pasien dapat - Berikan - Meningkatka
2/ manajemen en memahami pendidikan n
12 regimen terapeutik regimen proses penyakit kesehatan pengetahuan
/1 berhubungan terapeuti dan berkaitan dengan pasien
0 dengan kurangnya k efektif pengobatannya penyakit yang tentang
pengetahuan klien - berpartisipasi diderita pasien. penyakitnya.
mengenai proses dalam program - Berikan
penyakit serta pengobatan pendidikan - Memotivasi
terapi yang kesehatan pasien untuk
dijalaninya.ditand kepada pasien mempunyai
ai dengan Pasien mengenai pola pola hidup
berulang kali hidup yang sehat sehat
menanyakan ”Apa dan kaitannya
jenis penyakit saya, dengan penyakit.
sus ?”, apa - Diskusi dengan - Klien
penyebabnya?” pasien dan mengetahui
selama pengkajian keluarga pasien terapi yang
dilakukan, klien tentang terapi dijalaninya
tampak yang dijalaninya
kebingungan ketika
ditanya mengenai
penyakitnya, klien
tidak dapat
menjawab
pertanyaan

34
Ta RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
N
Dx. Keperawatan Kriteria
ng Tujuan Intervensi Rasional
o
Evaluasi
ga
mengenai
penyebab dan
terapi penyakit
yang yang
dijalaninya

CATATAN PERKEMBANGAN KLIEN


Nama Klien/Umur : Tn. Rm (55 tahun)
Ruang/No Kamar/Bed : SHKJ 4 kanan 4211 bed 1
Nomor MR : 10198536

Nama
N Tangga & Td.
Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
o l Tanga
n
1 29/11/10 Nyeri kronis S: Klien mengatakan nyeri dibagian
berhubungan dengan lutut kiri dan bahu kanannya
kerusakan tulang rawan
O: Wajah klien tampak menahan
sendi (terjadinya osteofit
nyeri
dan fibrilasi pada karligo)
P = nyeri bertambah saat
ditandai dengan klien
beraktifitas seperti jongkok
mengatakan nyeri
Q= nyeri tajam seperti tertusuk –
dibagian lutut kiri dan
tusuk pisau
bahu kanannya, wajah
R= nyeri dirasakan pada lutut kiri
klien tampak menahan
dan bahu kanan
nyeri, dengan: P = nyeri
S = skala nyeri 4 dari rentang 1-
bertambah saat
10
beraktifitas seperti
T = nyeri dirasakan kontinu sejak
jongkok, Q= nyeri tajam
1 tahun lalu
35
Nama
N Tangga & Td.
Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
o l Tanga
n
seperti tertusuk – tusuk Sebelum masuk RS
pisau, R= nyeri dirasakan - Vital Sign:
pada lutut kiri dan bahu BP : 140/90 MmHg
kanan, S= skala nyeri 4 P : 100x/menit
dari 1-10, T= nyeri RR : 24x/menit
dirasakan kontinu sejak 1 T : 36,6 °C
tahun lalu sebelum - Klien mengalami diaphoresis
masuk RS, vital Sign: BP - Klien tampak memijat – mijat
: 140/80 MmHg, P: lutut kiri dan bahu kanannya
100x/menit, RR: saat dilakukan pengkajian
24x/menit, T: 36,6 °C, - Gambaran radiologi foto X-Ray
klien mengalami konvensional lutut tampak
diaphoresis dan tampak osteofit pada pinggir sendi
memijat – mijat lutut kiri (osteoarthritis)
dan bahu kanannya saat - Pada pemeriksaan arthroskopi
dilakukan pengkajian tampak fibrilasi pada kartilago
A: Masalah belum teratasi

P:
Mandiri :
- Kaji intensitas, lokasi, radiasi,
durasi dan faktor penyebab
nyeri muncul dan hilang
- Ajarkan teknik relaksasi dan
distraksi seperti deep breathing
exercise
- Berikan posisi yang nyaman
kepada pasien seperti posisi
supine, fowler pada klien
- Monitor TTV

36
Nama
N Tangga & Td.
Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
o l Tanga
n

Kolaborasi :
- Berikan obat pereda nyeri
I:
08.20 : Memberikan obat untuk
sendi Artrodar
(50 Mg 2x1)
09.40 : Mengkaji intensitas, lokasi,
radiasi, durasi dan
faktor penyebab nyeri
muncul dan hilang pada
lutut kiri dan bahu kanan klien
10.00: Memberikan posisi nyaman
kepada klien (posisi supine)
11.00: Memonitor TTV (tekanan
darah, pulse, respirasi, dan suhu)
11.45: Memberikan obat untuk
nyeri sendi kepada klien seperti OA
Forte per oral (500 Mg 3x1),
Artrodar per oral (50 Mg 2 x 1)
13.30: Memberikan posisi duduk
nyaman kepada klien (posisi fowler
90°)
13.45: Mengajarkan teknik relaksasi
deep breathing exercise pada klien
Evaluasi
S: Klien mengatakan nyeri
berkurang dari skala 4 menjadi 2
(dari rentang 1- 10),
O: TTV dalam rentang normal, BP:

37
Nama
N Tangga & Td.
Dx. Keperawatan CATATAN PERKEMBANGAN
o l Tanga
n
125/80 MmHg, P=84x/
menit,RR=20x/menit, T: 36,6° C,
wajah klien menunjukkan
ekspresilebih rileks
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

Nama
Dx.
Tang & Td.
No Keperawat CATATAN PERKEMBANGAN
gal Tang
an
an
2 1/12/1 Resiko
0 tinggi S: Klien mengatakan takut jatuh kalau berjalan
cidera jauh sehingga
berhubung malas keluar rumah sakit
an dengan O:
faktor usia - Klien terlihat berhati – hati ketika berjalan
yang sudah - Klien selalu berada di Rumah Sakit dan
lanjut yang jarang keluar
mengakibat - Klien lebih suka tidur di banding berjalan
kan - Klien terlihat kesulitan ketika berjalan
penurunan dengan cara menyeret – nyeret kakinya
fungsi - Klien memegang tembok atau benda –
tulang dan benda disekitarnya ketika berjalan
sendi A: Masalah belum teratasi
ditandai
dengan P:
klien Mandiri
mengataka - asang bedrail pada tempat tidur klien
n takut - Kendalikan lingkungan
dengan menyingkirkan
38
Nama
Dx.
Tang & Td.
No Keperawat CATATAN PERKEMBANGAN
gal Tang
an
an
bahaya yang ada, seperti menghindari lantai
licin, jangan menaruh keset kaki licin
sembarangan
- Anjurkan pasien untuk bangkit berdiri dari
tempat duduk atau tempat tidur dengan
perlahan
- Anjurkan klien menggunakan alat bantu
yang dibutuhkan seperti tongkat (apabila
dibutuhkan)

Kolaborasi
- Anjurkan teman atau keluarga klien untuk
menemani klien disaat – saat tertentu (misal
saat pergi jalan - jalan)

jatuh kalau
berjalan
jauh
sehingga
malas
keluar
rumah
sakit, Klien
terlihat
berhati –
hati ketika
berjalan,
selalu
berada di
rumah sakit
dan jarang
keluar,
lebih suka
tidur di I:
07.40: Memasang bedrail pada tempat tidur klien
07.45: Menyingkirkan benda – benda yang
memicu
39
Nama
Dx.
Tang & Td.
No Keperawat CATATAN PERKEMBANGAN
gal Tang
an
an
resiko Cedera seperti sandal, keset kaki,
serta
mendekatkan bel ke tempat tidur klien
09.40: Edukasi kepada klien mengenai faktor –
faktor
penyebab intoleransi aktivitas
10.20: Menganjurkan klien untuk bangun dari
tempat
tidur dan berjalan perlahan ketika hendak
ke
kamar mandi
10.25: Menganjurkan klien untuk menggunakan
alat
bantu berjalan apabila diperlukan seperti
tongkat
untuk berjalan

11.30: Memonitor TTV (tekanan darah, pulse,


respirasi,
dan suhu)
12.50: Menemani klien berjalan – jalan kelorong
bangsal
13.15: Menganjurkan teman klien untuk lebih
sering
menemani klien apabila hendak berjalan
jauh

Evaluasi
S= Klien mengatakan sudah mengetahui faktor –
faktor
penyebab intoleran aktifitas
O= - Klien mampu menjelaskan faktor – faktor
penyebab intoleran aktifitas
-Klien mampu makan sendiri tanpa adanya
bantuan
A= Masalah teratasi sebagian
P= Intervensi dilanjutkan
3 1/12/1
0 Intoleran S:

40
Nama
Dx.
Tang & Td.
No Keperawat CATATAN PERKEMBANGAN
gal Tang
an
an
aktivitas - Klien mengeluh persendian bahu kanan terasa
berhubung kaku dan sulit digerakkan setelah bangun
an dengan tidur
faktor usia - Klien mengatakan sulit mengambil benda –
yang sudah benda berat disekelilingnya
O:
lansia yang
- Klien terlihat memijat - mijat bahunya ketika
mengakibat
baru bangun tidur
kan
- Klien berusaha melakukan teknik relaksasi
penurunan
dengan cara meregangkan bahunya
fungsi
- Klien memberi minyak urut ke bahunya
tulang dan
A: Masalah belum teratasi
sendi serta P:
melemahny Mandiri
a kekuatan - Edukasi pasien mengenai faktor penyebab
otot intoleran aktifitas
ditandai - Anjurkan klien untuk istirahat tirah baring
dengan atau duduk bila diperlukan
Klien - Bantu klien bergerak mandiri dengan bantuan
mengeluh seminimal mungkin
persendian - Dorong klien mempertahankan posisi tegak,
bahu kanan duduk tinggi, dan berjalan
terasa kaku - Berikan lingkungan yang aman dan
dan sulit menganjurkan untuk menggunakan alat bantu
digerakkan seperti tongkat
setelah
bangun Kolaborasi
tidur, klien - Berikan obat – obatan sesuai dengan indikasi
mengataka Melakukan fisioterapi yang diperlukan sesuai
n sulit dengan Indikasi
mengambil

41
Nama
Dx.
Tang & Td.
No Keperawat CATATAN PERKEMBANGAN
gal Tang
an
an

benda –
benda berat
disekeliling
nya, klien
terlihat
memijat -
mijat
bahunya
ketika baru
bangun
tidur, klien
berusaha
melakukan I:

08.45: Menganjurkan klien untuk tidak


melakukan
aktifitas berat dan banyak duduk atau
istirahat
11.00: Mengobservasi tanda – tanda vital
42
Nama
Dx.
Tang & Td.
No Keperawat CATATAN PERKEMBANGAN
gal Tang
an
an
(tekanan
darah, pulse, respirasi, dan suhu)
12.20: Menganjurkan klien untuk makan mandiri
dengan bantuan seminimal mungkin
12.30: Mendekatkan benda – benda penting
seperti bel
pasien, air minum, dan tissue
12.40: Memberikan edukasi kepada pasien
mengenai
fakto – faktor penyebab intoleran aktifitas
seperti proses pengapuran tulang, faktor
usia, dll
13.05: Mengkolaborasikan dengan fisioterapist
dengan
memberikan fisioterapi kepada klien
Evaluasi

S: Klien mengatakan lebih berani untuk berjalan


keluar
kamar rumah sakit
O : - Klien lebih berani turun dari tempat tidur
- Klien mau diajak keluar kamar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Nama
Dx.
No Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN & Td.
Keperawatan
Tangan
4 2/12/10

43
Nama
Dx.
No Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN & Td.
Keperawatan
Tangan
Ketidakefektifan S:
manajemen - Pasien berulang kali
regimen menanyakan ”Apa jenis penyakit
terapeutik saya, sus ?”, apa penyebabnya?”
berhubungan selama pengkajian dilakukan
O:
dengan
- Klien tampak kebingungan
kurangnya
ketika ditanya mengenai
pengetahuan
penyakitnya
klien mengenai
- Klien tidak dapat menjawab
proses penyakit
pertanyaan mengenai penyebab
serta terapi yang
dan terapi penyakit yang yang
dijalaninya.
dijalaninya
ditandai dengan
A: Masalah belum teratasi
Pasien berulang P:
kali menanyakan Mandiri :
”Apa jenis - Berikan pendidikan kesehatan
penyakit saya, sus berkaitan dengan penyakit yang
?”, apa diderita pasien.
penyebabnya?” - Berikan pendidikan kesehatan
selama kepada pasien mengenai pola
pengkajian hidup yang sehat dan kaitannya
dilakukan, klien dengan penyakit.
tampak
kebingungan - Diskusi dengan pasien dan
ketika ditanya keluarga pasien tentang terapi
mengenai yang dijalaninya
penyakitnya,
klien tidak dapat
menjawab
pertanyaan
mengenai
44
Nama
Dx.
No Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN & Td.
Keperawatan
Tangan

penyebab dan
terapi penyakit
yang yang I:
16.00: Menganjurkan klien untuk
tidak melakukan
aktifitas berat seperti
mengangkat – angkat
benda berat
16.10: Mengedukasi klien mengenai
proses
penyakitnya, manifestasi,
etiologi dan terapi
yang dijalaninya
16.30: Mengobservasi tanda – tanda
vital (tekanan
darah, pulse, respirasi, dan
suhu)
17.55: Memberikan obat kepada
klien seperti OA Forte
per oraldengan dosis 500 Mg
3x1, Artrodar per
oral 50 Mg 2x1, Pariet per
oral 20 Mg 2x1,
skaligus menjelaskan indikasi
pemberiannya
Evaluasi
S: Klien mengatakan lebih
memahami proses penyakit
serta terapi yang dijalaninya

45
Nama
Dx.
No Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN & Td.
Keperawatan
Tangan
O: - Klien bisa menjelaskan
penyebab,manifestasi,
dari penyakitnya
- Klien dapat menjelaskan
indikasi dari resep obat yang
diterimanya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

Prieharti & dr.Yekti Mumpuni.2017.Deteksi Osteoarthritis vs osteoporosis seluk beluk


&penangannya .Yogyakarta.Penerbit Rapha Publishing.
Kholid ,Rosyidi .2013buku aja ilmu penyakir dalam Muskuloskeletal.Jakarta .Penerbit Buku
Mahasiswa Kesehatan.
Anderson, Sylvia Price. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses penyakit
edisi 6 volume II. ECG. Jakarta : 2006
Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby
Mc Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). America
: Mosby
Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran . Jakarta. Media aesculapius

46

Anda mungkin juga menyukai