Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Ilmu Pengetahuan Sosial 4 SD/MI


“Fenomena Atmosfer”

Disusun Oleh Kelompok III

1. Nur Husainah
2. Erma

Dosen Pembimbing : Rahmi Hanida, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb


Puji dan syukur kita curahkan kepada hadirat Allah SWT. Dan juga shalawat dan salam
selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,sahabat, tabiin, dan kita semua sebagai
umat yang taat dan turut terhadap ajaran yang dibawakannya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah dengan judul “Fenomena
Atmosfer”. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan para pembacadan
juga bagi penulis. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terlepas dari
kekurangan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan
menjadi amal saleh bagi penulis. Amin

Panyabungan, 08 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 1
C. Tujuan……………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 2
A. Awan Noctilucent dan Awan Mammatus………………………………………....... 2
1. Awan Noctilucent……………………………………………………………….. 2
2. Awan Mammatus………………………………………………………………... 3
B. Green Flash…………………………………………………………………………. 4
C. Pelangi Api…………………………………………………………………………. 5
D. Aurora………………………………………………………………………………. 5
E. Petir…………………………………………………………………………………. 6
F. Pelangi……………………………………………………………………………… 7
G. Fallstreak Hall………………………………………………………………………. 8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………… 10
A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 10
B. Saran……………………………………………………………………………... 10
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah
keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk
hidup. Atmosfer terdiri dari lapisan yang berbeda yang tersusun secara berlapis satu diatas yang
lainnya. Keberadaan atmosfer menjadi sebuah fenomena alami di permukaan bumi. Fenomena
merupakan suatu peristiwa yang nyata, sesuatu fakta, pewujudan atau perubahan yang dapat
dilihat dan merupakan sesuatu yang istimewa misalnya awan, green flash, pelangi, petir dan
lain sebagainya. Fenomena tersebut tidak lepas dari peranan atmosfer dengan matahari.
Radiasi sinar matahari yang terbaur memang bisa menambah besar atau kecilnya radiasi
matahari yang datang. Tergantung tipe awannya. Lapisan awan yang tipis dan awan yang
tersebar akan memantulkan sinar matahari yang datang serta meningkatkan pembauran radiasi.
Sebaliknya, awan yang tebal akan mengurangi bauran itu.
Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air . Dengan bantuan partikel higroskopis
udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan
kristal es pada ketinggian tinggi bila udara didinginkan untuk jenuh oleh konvektif lokal atau
lebih besar mengangkat non-konvektif skala.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah fenomena awan noctilucent dan awan mammatus?
2. Bagaimankah fenomena green flash?
3. Bagaimankah fenomena pelangi api?
4. Bagaimankah fenomena aurora?
5. Bagaimankah fenomena petir?
6. Bagaimankah fenomena pelangi
7. Bagaimankah fenomena fallstreak hall?

C. Manfaat
1. Untuk mengetahui fenomena green flash
2. Untuk mengetahui green flash
3. Untuk mengetahui fenomena pelangi api
4. Untuk mengetahui fenomena aurora
5. Untuk mengetahui fenomena petir
6. Untuk mengetahui fenomena pelangi
7. Untuk mengetahui fenomena fallstreak hall

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awan Noctilucent dan Awan Mammatus
1. Awan Noctilucent
Awan merupakan suatu kumpulan partikel air atau es tampak di atmosfer.
Kumpulan partikel tersebut termasuk partikel yang lebih besar, juga partikel kering
seperti terdapat pada asap atau debu, juga terdapat di dalam awan (Prawirowardoyo,
1996)1. Menurut Ardiansyah (2013), awan merupakan massa dari butir-butir kecil air
yang larut dilapisan atmosfer bagian bawah2.
Awan dapat digolongkan berdasarkan bentuk, ketinggian, dari permukaan bumi,
corak warna dan warna awan. Menurut (Strangeways, 2006) secara umum awan
dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu: (1) jenis awan tertinggi, (2) jenis awan
menengah, (3) jenis awan rendah, (4) kumpulan awan yang terbentuk dari proses adiabatik
massa udara yang naik tegak dalam troposfer.
Awan (clouds) dalam atmosfer terbentuk karena titik taraf kondensasi telah tercapai
yakni setelah sampai ke titik jenuh uap air. Munculnya gejala awan merupakan indikator
dinamika cuaca yang disebabkan oleh tercapainya pengembunan atau kondensasi pada
suhu tertentu. Hal ini disebabkan oleh suhu udara yang mengalami pendinginan atau telah
melalui proses adiabatik.
Awan noktilusen (NLC) atau awan bersinar adalah awan yang membiaskan cahaya
ketika matahari telah tenggelam. Awan tersebut kerap muncul dengan keadaan tidak jelas
dan tidak hanya dengan warna biru saja. Namun, terkadang dapat berwarna merah, hijau,
kuning, putih keperakan, bahkan tidak berwarna. Awan yang mengiluminasi langit dengan
sumber cahaya tidak tampak ini terbentuk dari kristal es yang memiliki diameter sebesar
100 nanometer. Menurut para ilmuwan, awan tersebut juga dapat terbentuk dari uap air,
debu meteor, dan debu gunung berapi. Berbeda dengan awan lainnya yang terdapat di
lapisan troposfer atau lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi, awan noktilusen
terletak sekitar 80-85 kilometer di lapisan mesosfer atau lapisan atmosfer ketiga.
Awan noktilusen terbentuk dari penguapan air, tetapi penguapan tersebut
menghasilkan partikel-partikel padat berupa debu. Adapun sumber debu dalam awan itu
diperkirakan berasal dari serpihan meteor yang melintas dan memasuki atmosfer bumi
ataupun letusan gunung berapi yang berada di lapisan troposfer, sedangkan uap airnya
diperkirakan berasal dari pembuangan pesawat luar angkasa yang biasanya dilepaskan di
lapisan termosfer dengan ketinggian antara 103–114 kilometer. Awan tersebut terbentuk
pada suhu sekitar -2300 fahrenheit di lintang 500 lintang utara dan 700 lintang selatan
khatulistiwa. Awan ini diperkirakan tidak hanya terbentuk dari kristal es saja, tetapi juga

1
Prawirowardoyo, S. Meteorologi. (Bandung: ITB Bandung, 1996). hlm. 50
2
Ardiansyah, A.N, Klimatologi Umum. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013) hlm.

2
3

berasal dari uap air dan debu meteor. Selain itu, pembentukannya juga dapat berasal dari
letusan gunung berapi, meskipun tidak menyeluruh.3

Awan noktilusen yang terjadi di Landskrona, Swedia pada 21 Juni 2019

2. Awan Mammatus
Awan mammatus adalah istilah meteorologikal untuk bentuk gumpalan-gumpalan
menggantung yang terbentuk di dasar awan. Mammatus umumnya dihubungkan dengan
badai petir yang terbentuk di dasar awan kumulonimbus, tetapi juga dapat terbentuk pada
awan altokumulus, altostratus, stratokumulus, dan sirus, juga awan abu gunung berapi. Di
Amerika Serikat, pengamat dapat mengenal ciri-ciri awan mammatus. Ketika terbentuk
pada awan kumulonimbus, awan mammatus dianggap pertanda akan datang badai besar
atau bahkan badai tornado.4

Awan mammatus di San Antonio, Texas, 2009

3
Wikipedia, Awan noktilusen, (Diakses 05 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Awan_noktilusen)
4
Wikipedia, Awan mammatus, (Diakses 05 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Awan_mammatus)
4

B. Green Flash
Green Flash atau Cahaya Hijau adalah fenomena optik yang terjadi segera setelah
matahari terbenam atau sebelum matahari terbit ketika sebuah titik hijau terlihat. Saat
peristiwa tersebut terjadi, titik hijau secara singkat nampak di atas pinggiran cakram
matahari.5
Green Flash terjadi karena pembiasan cahaya di atmosfer, cahaya frekuensi tinggi
seperti hijau dan biru akan lebih melengkung dibanding cahaya frekuensi rendah seperti
merah atau oranye, sehingga sinar hijau atau biru dari tepi atas matahari tetap terlihat
walaupun sinar merah atau oranye sudah terhalang oleh kelengkungan bumi. Sebuah
Green Flash lebih mungkin terlihat di udara cerah, karena cahaya dari matahari mencapai
mata kita tanpa dihamburkan, sedangkan blue flash tidak terlihat karena cahaya biru keluar
dari garis pandang.

Penampakan Green Flash di Santa Cruz, California

C. Pelangi Api
Fenomena pelangi api adalah fenomena yang sangat jarang terjadi. Dinamakan
pelangi api karena bentuknya mirip dengan api dan berwarna-warni seperti pelangi.
Meskipun dinamakan pelangi api dan proses terbentukya hampir sama dengan pelangi,
tetapi fenomena tersebut bukanlah pelangi ataupun api. Fenomena ini lebih tepat
didefenisikan sebagai awan berwana-warni atau dunia mengenalnya dengan sebutan
Circumhorizontal Arc. Circumhorizontal Arc ini umumnya terjadi di lapisan atmosfir yaitu
awan cirrus ketika matahari berada pada sudut elevasi tinggi, biasanya lebih dari 58 di atas
Horizon.

5
Wikipedia, Cahaya hijau, (Diakses 06 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_hijau)
5

Penyebab terjadinya Circumhorizontal Arcini dipengaruhi oleh adanya difraksi


cahaya. Difraksi cahaya merupakan gelombang cahaya yang terjadi karena pembelokan
arah rambat cahaya oleh suatu penghalang. Biasanya dalam fisika, penghalang ini berupa
celah yang sangat sempit sekali. Cara kerjanya yaitu, pancaran cahaya matahari yang
merupakan sumber gelombang cahaya akan disebarkan dan dibelokan dari arah
rambatannya melalui kristal-kristal es heksagonal pada awan Cirrus yang tebal, dimana
awan cirrus bertindak sebagai celah untuk membelokan gelombang cahaya matahari ini.
Gelombang cahaya matahari yang memasuki awan cirrus secara vertikal dan telah
dibelokan itu akan tertinggal di bagian bawah (yang di lihat oleh pengamat di Bumi) dan
dipisahkan menjadi beberapa warna. Inilah yang menyebabkan warna yang muncul
menyerupai warna pelangi dan bentuknya menyerupai api.6

Penampakan Pelangi Api dilangit Manado 9 Desember 2020

D. Aurora
Aurora atau cahaya kutub adalah fenomena alam yang menghasilkan pancaran
cahaya yang menyala-nyala dan menari-nari di langit malam pada lapisan ionosfer dari
sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet
tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).
Fenomena ini hanya bisa dinikmati di negara yang jauh dari garis khatulistiwa, salah satu
negara yang fenomena alamnya bagus untuk dilihat adalah Selandia Baru.
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan terbentuknya aurora yaitu:
a. Medan magnetik suatu planet, (dalam hal ini bumi)
b. Angin matahari, adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma), yang menyebar
ke segala arah dari atmosfer terluar matahari (korona), tersusun dari elektron berenergi

6
Kompas.com, Viral, Video Fenomena Langit Berwarna-warni Disebut Pelangi Api, Apa Itu?, (Diakses 06 Maret 2023 dilaman
https://www.lapan.go.id/post/6955/viral-video-fenomena-langit-berwarnawarni-disebut-pelangi-api-apa-itu
#:~:text=Adapun%20pelangi%20api%20memiliki%20sejumlah,10%20pagi%2C”%20katanya%20lagi.)
6

tinggi dan proton, yang mampu melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang, karena
energi panasnya yang sangat tinggi. Plasma adalah partikel sejenis gas yang telah
terionisasi. Pada umumnya gas tidak bermuatan, tetapi karena suhu yang sangat panas
di matahari menyebabkan partikel gas terionisasi maka terbentuklah plasma, biasanya
pada saat terjadi aktivitas matahari pancaran plasma bertambah.
c. Interaksi partikel-partikel atmosfer bumi dengan partikel bermuatan dari matahari
(plasma), kemudian saat mendekati medan magnet bumi (yang terpusat di kutub utara
dan selatan) maka plasma akan tertarik ke kutub-kutub bumi, saat bertemu dengan
partikel atmosfer bumi terjadi eksitasi-relaksasi elektron sehingga memendarkan
warna yang indah. Dengan kata lain, angin matahari yang membawa pancaran plasma
mendekati bumi, lalu plasma ini tertarik atau dibelokkan ke pusat magnet bumi (kutub
utara dan selatan), saat plasma ini bertemu partikel atmosfer bumi terjadilah interaksi
di antara keduanya sehingga memendarkan warna yang indah.

Fenomena aurora ini terkait dengan selubung medan magnet atau magnetosfer bumi
dan aktivitas kemunculan cahaya dari matahari. Semakin kuat dan lama cahaya aurora,
dapat diperkirakan semakin kuat gangguan dari matahari yang dikenal sebagai badai
matahari (solar storm). Badai matahari adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa
puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki
periode aktivitas badai matahari. Sedangkan gangguannya yang terjadi pada medan
magnet bumi, dinamakan badai magnet (magnetic storm). Perubahan medan magnet yang
mendadak tersebut menyebabkan partikel bermuatan yang ada di atmosfer meningkat atau
berubah arah (misalnya di lapisan ionosfer). Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena
lanjutan pada magnetosfer yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini
memunculkan aurora oval di kutub-kutub bumi yang simetri satu sama lain. Meski
fenomena ini telah diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru (Blue & Pink)
diperoleh pada tahun 2001 melalui pengamatan satelit NASA. 7

Penampakan Aurora Borealis di atas Danau Bear, Alaska

7
Wikipedia, Aurora, (Diakses 07 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Aurora)
7

E. Petir
Petir, kilat, dan halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim
hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat
kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu
kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan
cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator
raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif)
dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui
kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan
energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud
Interconnected cloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan
positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan
awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus
secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya
sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan
muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan
bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke
bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan
ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus
ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada
musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi
sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan
bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang
berbeda muatan.8

Penampakan Petir di atas kota Piracibaba, Brasil

8
Wikipedia, Petir, (Diakses 07 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Petir)
8

F. Pelangi
Pelangi adalah fenomena meteorologi yang disebabkan oleh refleksi, refraksi
(pembiasan), dan difraksi cahaya dalam tetesan air yang menghasilkan spektrum cahaya
yang muncul di langit. Pelangi biasanya bentuk busur melingkar berwarna-warni. Pelangi
yang disebabkan oleh sinar matahari selalu muncul di bagian langit yang berhadapan
langsung dengan matahari.
Pelangi bisa berbentuk lingkaran penuh. Namun, pengamat biasanya hanya melihat
busur yang dibentuk oleh tetesan cahaya di atas tanah dan berpusat pada garis dari matahari
ke mata pengamat. Dalam pelangi primer, busur menunjukkan warna merah di bagian luar
dan ungu di bagian dalam. Pelangi ini disebabkan oleh cahaya yang dibiaskan saat
memasuki tetesan air. Kemudian dipantulkan ke dalam di bagian belakang tetesan dan
dibiaskan kembali saat keluar. Dalam pelangi ganda, busur kedua terlihat di luar busur
primer dan urutan warnanya terbalik, dengan warna merah di sisi dalam busur. Ini
disebabkan oleh cahaya yang dipantulkan dua kali di bagian dalam tetesan sebelum
meninggalkannya.
Pelangi tidak terletak pada jarak tertentu dari pengamat, tetapi berasal dari ilusi
optik yang disebabkan oleh tetesan air yang dilihat dari sudut tertentu relatif terhadap
sumber cahaya. Jadi, pelangi bukanlah sebuah objek dan tidak dapat didekati secara fisik.
Memang, tidak mungkin bagi pengamat untuk melihat pelangi dari tetesan air pada sudut
manapun selain yang biasa yaitu 42 derajat dari arah yang berlawanan dengan sumber
cahaya.
Pelangi memiliki spektrum warna yang berkelanjutan. Untuk warna yang dilihat
oleh mata manusia, urutan yang paling sering dikutip dan diingat adalah tujuh warna yang
disebutkan Isaac Newton: merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan ungu, diingat dengan
jembatan keledai mejikuhibiniu. Pelangi bisa disebabkan oleh berbagai bentuk air di udara.
Ini termasuk tidak hanya hujan, tetapi juga kabut, semprotan, dan embun di udara. 9

Pelangi bisa terbentuk dalam cipratan air yang diciptakan oleh gelombang

9
Wikipedia, Pelangi, (Diakses 08 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Pelangi)
9

G. Fallstreak Hall
Awan kanal atau lubang awan adalah formasi awan yang akan muncul
ketika kelembaban di udara turun hingga di bawah nol derajat celcius, namun tidak mampu
berubah menjadi es. Sementara air hasil pendinginan super tersebut bergantung-gantung di
langit, lingkaran es terbentuk dan jatuh ke bumi, meninggalkan lubang berbentuk donat di
lapisan awan. Jika dilihat dari jauh, awan tersebut memiliki kemiripan dengan UFO.
Namun para meteorolog menjelaskan bahwa fenomena ini hanyalah sebuah efek optikal
yang dihasilkan oleh kondisi cuaca yang langka.
Fenomena Fallstreak Hall terjadi karena perubahan dan berbedaan suhu di awan.
Fallstreak hole hanya muncul pada awan cirroculumus dan altoculumus. Lubang tersebut
terbentuk akibat air yang ada di awan tiba-tiba mendingin sampai menguap atau membeku.
Perubahan suhu air awan tersebut dispekulasikan terpicu oleh pesawat terbang yang lewat.
Namun karena kemunculannya yang sangat langka dan bentuknya yang bulat sempurna.
Lubang terbentuk ketika temperatur air di awan berada dibawah suhu beku, namun
air yang tiba-tiba dingin tersebut belum membeku karena belum ada nukleasi es. Ketika
kristal es mulai terbentuk, sebuah efek domino yang diberi nama ‘cold-rain effect’ akan
membentuk fallstreak hole.
Cold-rain effect tersebut akan membuat kristal es dan air disekitanya menguap,
sehingga meninggalkan lubang linkaran besar di awan. Kristal es tersebut secara cepat akan
dikerubungi oleh tetesan air dan secara cepat akan bertambah besar bekat cold-rain effect
dan akhirnya menguap dan menciptakan lingkaran lubang awan dilangit dengan garis garis
kristal es ditengahnya.10

Penampakan Lubang awan di Austria, Agustus 2008

10
Wikipedia, Fallstreak Hole, (Diakses 08 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Fallstreak_hole)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Awan adalah massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal beku yang menggantung
di atmosfer yang berada di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain. Awan juga
merupakan massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi.
2. Green flash atau cahaya hijau atau sinar hijau adalah fenomena optik meteorologi yang
terkadang terjadi setelah senja atau sebelum fajar. Saat peristiwa tersebut terjadi, titik hijau
secara singkat tampak di atas pinggiran cakram matahari.
3. Pelangi api adalah fenomena alam di mana adanya sesuatu yang berbentuk seperti api di
langit namun berwarna-warni layaknya pelangi. Pelangi api merupakan fenomena optik
atmosfer yang dihasilkan ketika matahari atau bulan bersinar melalui awan tipis dari
kristal es.
4. Aurora atau cahaya kutub adalah fenomena alam yang menghasilkan pancaran cahaya
yang menyala-nyala dan menari-nari di langit malam pada lapisan ionosfer dari sebuah
planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet
tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari.
5. Petir adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit
memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul
dengan suara menggelegar yang disebut guruh.
6. Pelangi adalah fenomena meteorologi yang disebabkan oleh refleksi, refraksi, dan difraksi
cahaya dalam tetesan air yang menghasilkan spektrum cahaya yang muncul di langit.
7. Fallstreak hall adalah formasi awan yang akan muncul ketika kelembaban di udara turun
hingga di bawah nol derajat celcius, namun tidak mampu berubah menjadi es. Sementara
air hasil pendinginan super tersebut bergantung-gantung di langit, lingkaran es terbentuk
dan jatuh ke bumi, meninggalkan lubang berbentuk donat di lapisan awan.

B. Saran
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dalam penulisan dan kata-kata yang ada didalam makalah ini. Kami berharap para pembaca
dapat memahami dan mengerti semua pembahasan yang kami paparkan dalam makalah ini.
Selain itu kritik dan saran kami perlukan untuk membangun dalam pembuatan makalah kami
untuk kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, A.N., 2013. Klimatologi Umum. UIN Jakarta Press. Jakarta


Kompas.com, Viral, Video Fenomena Langit Berwarna-warni Disebut Pelangi Api, Apa Itu?, (Diakses 06
Maret 2023 dilaman https://www.lapan.go.id/post/6955/viral-video-fenomena-langit-
berwarnawarni-disebut-pelangi-api-apa-itu
#:~:text=Adapun%20pelangi%20api%20memiliki%20sejumlah,10%20pagi%2C”%2
0katanya%20lagi.)
Prawirowardoyo, S. (1996). Meteorologi. ITB Bandung.
Wikipedia, Awan noktilusen, (Diakses 05 Maret 2023 dilaman
https://id.wikipedia.org/wiki/Awan_noktilusen)
Wikipedia, Awan mammatus, (Diakses 05 Maret 2023 dilaman
https://id.wikipedia.org/wiki/Awan_mammatus)
Wikipedia, Cahaya hijau, (Diakses 06 Maret 2023 dilaman
https://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya_hijau)
Wikipedia, Aurora, (Diakses 07 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Aurora)
Wikipedia, Petir, (Diakses 07 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Petir)
Wikipedia, Pelangi, (Diakses 08 Maret 2023 dilaman https://id.wikipedia.org/wiki/Pelangi)
Wikipedia, Fallstreak Hole, (Diakses 08 Maret 2023 dilaman
https://id.wikipedia.org/wiki/Fallstreak_hole)

11

Anda mungkin juga menyukai