TEORI ATOM
Guru Mata Pelajaran : Ibu Devi Astuti
Mata pelajaran: Fisika
Disusun oleh:
ERNITA
Kelas
XII MIPA 1
SMA NEGERI 2 ENOK
Pada tahun 1808, Johan Dalton yang perenungan merupakan seorang guru di
Inggris, melakukan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan
teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus atom adalah bahwa
atom berbentuk pejal.
Johan Dalton mengungkapkan bahwa :
a. Atom adalah bagian terkecil dari suatu zat.
b. Atom berbentuk bola sederhana yang sangat kecil, tidak dapat dibelah,
diciptakan ataupun dimusnahkan.
c. Unsur yang sama mengandung atom-atom yang sama.
d. Atom sejenis memiliki sifat yang sama dalam segala hal, sedangkan atom
yang berbeda memiliki sifat yang berbeda.
e. Reaksi kimia terjadi karena adanya penggabungan dan pemisah atom-atom.
f. Bila atom-atom bergabung akan membentuk molekul. Bila atom-atom yang
bergabung sama akan terbentuk molekul unsur, sedangkan bila atom-atom
yang bergabung berbeda akan terbentuk molekul senyawa.
Kelemahan Teori Atom Dalton
Pada perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidal dapat
dijelaskan oleh teori tersebut, anara lain sebagai berikut :
a) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
b) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c) Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur
yang satu dengan unsur yang lain.
Kelebihan Teori Atom Dalton
a) Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
b) Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
a. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hamper semua partikel alpha
diteruskan.
b. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom emas,
maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan
positif.
c. Partikel tersebut merupakan partikel yang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alpha akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan
ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.
D. Kesimpulan
a. Sebelum permulaan abad 19, konsep atom dianggap sebagai „mitos‟, karena
gagasan yang diajukan oleh para filosof Yunani hanya dilandasi pemikiran tentang
fenomena alam. Perkembangannya menjadi „sains normal‟ seltelah Dalton
mengkonseptualisasaikan kembali berdasarkan kajian-kajian empirik. Periode
„sains normal‟ di bawah paradigm Dalton berlangsung hamper satu abad lamanya
(akhir abad 19).
b. Akumulasi anomali yang menggugurkan paradigma Dalton antara lain gejala
kelistrikan dan radioaktifitas.
c. Perubahan model atom Thomson, Rutherford, Bohr hingga model atom mekanika
kuantum masih berada dalam satu paradigma yang menyakini bahwa atom
memiliki sub partikel : inti atom dan elektron. Perubahan model difokuskan pada
penentuan suasana elektron dalam atom.
d. Namun ditinjau dari landasan filosofisnya, perubahan Model Atom Bohr ke
Model atom mekanika kuantum dianggap sebagai perubahan paradigma
deterministik menjadi Uncertainity Principle (prinsip ketidakpastian).
e. Penemuan partikel elementer quark, belum dapat dianggap suatu anomali karena
model atom quark tidak mengubah paradigma namun melengkapinya.
f. Adanya perkembangan pemikiran konsep atom menunjukkan bahwa tidak ada
kebenaran yang mutlak dalam IPA, bahkan melalui konsep atom Paham
determinisme dapat dibantah dengan argumentasi mekanika kuantum.
Kemunculan model quark tidak lagi dianggap sesuatu guncangan bagi kebenaran
ilmiah, namun dianggap dapat melengkapi khazanah ilmu pengetahuan. Hal ini
karena para ilmuwan kini mempunyai pandangan kebenaran sains bersiifat
tentative dan relaif.