Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN

TEORI ATOM
Guru Mata Pelajaran : Ibu Devi Astuti
Mata pelajaran: Fisika

Disusun oleh:
ERNITA
Kelas
XII MIPA 1
SMA NEGERI 2 ENOK

Tahun Pelajaran 2022/2023


A. Latar Belakang
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat
dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan
neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh.
Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” diperkenalkan oleh
Democritus yangartinya tidak dapat dibagi lagi atau bagian terkecil dari materi yang
tidak dapat dibagi lagi. Konsep atom yang merupakan penyusun materi yang tidak
dpat dibagi lagi pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India.
Konsep atom yang elbih modern muncul pada abad ke 17 dan 18 dimana saat
itu ilmu kimia mulai berkembang. Para ilmuwan mulai menggunakan teknik
menimbang untuk mendapatkan pengukuran yang lebih tepat dan menggunakan ilmu
fisika untuk mendukung perkembangan atom.

B. Sejarah Perkembangan Teori Atom


Gagasan konsep atom yang dikemukakan Dalton dipandang sebagai kelanjutan
pandangan filosof atomik, meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam landasan
berpikirnya. Beberapa gagasan yang dituangkan Dalton dilandasi oleh fakta-fakta
empiris berlandaskan eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan lain sedangkan
pandangan filosof tentang atom seluruhnya berupa refleksi kritis terhadap fenomena
alam. Revolusi pemikiran konsep atom, terjadi karena teori atom Dalton tidak dapat
diverifikasi, banyak anomali yang berkenaan dengan hal itu, sehingga menimbulkan
serangkaian krisis, terutama akibat penemuanpenemuan di bidang kelistrikan dan
gejala radioktivitas.
Penemuan gejala kelistrikan mengubah pandangan bahwa atom merupakan
partikel bagian terkecil dari materi, karena telah dapat dibuktikan adanya partikel sub
atom seperti proton, elektron dan netron. Beberapa studi yang intensif yang dilakukan
membawa ke dalam suatu babak baru penyelidikan mengenai atom yang membawa
pemahaman yang sangat berbeda dengan pandangan filosofi Dalton.
Dari rangkaian penemuan gejala kelistrikan dan radioaktivitas, terdapat dua
ilmuwan yang mengemukakan model atom, yaitu model atom Thomson dan model
atom Rutherford. Kedua model ini tidak dapat diterima sebagai paradigma baru,
karena secara internal konsepnya sendiri mengandung hal yang tidak logis dipandang
dari aturan-aturan fisika yang berlaku serta tidak dapat menerangkan fenomena-
fenomena yang diamati, seperti fenomena spektrum.
Paradigma baru dianggap terjadi ketika Bohr mengemukakan teori atom atau
model atomnya sebagai perbaikan terhadap model atom Rutherford. Anggapan ini
berdasarkan dari adanya perubahan paradigma dalam ilmu fisika yaitu dari paradigma
Newtonian (fisika klasik) ke paradigma teori kuantum (fisika modern) yang dirintis
oleh Max Plank pada tahun 1900. Namun apabila merujuk pada kenyataan, bahwa
Bohr sebenarnya bekerja atas dasar teori planet elektronnya Rutherford yang banyak
ditolak ilmuwan fisika masa itu (–bahkan ia bekerja sama dengan Rutherford untuk
memperbaiki teorinya–), maka dianggap teori atom Bohr dianggap sebagai
penyempurnaan terhadap teori atom Rutherford. Hal itu karena masalah yang
dihadapi adalah bagaimana sebenarnya posisi elektron di dalam atom. Sedangkan
adanya partikel sub-atom yang mendasari teori atom Rutherford sudah dapat diterima
secara luas.
Dengan terjadinya revolusi dari fisika klasik ke fisika modern, yaitu
berubahnyapandangan mekanika Newtonian dan teori gelombang Maxwell menjadi
paradigma teori kuantum Max Planck, memberikan sumbangan pemikiran yang
menghasilkan paradigma baru teori atom, yaitu teori atom Bohr. Teori ini mendapat
perluasan pemikiran dari sommerfield untuk menerangkan fakta-fakta yang tidak
dapat dijelaskan dengan baik oleh Bohr.
Keberatan terhadap model atom Bohr-Sommerfield lebih banyak dilakukan oleh
ilmuwan fisika, bagi kebanyakan ilmuwan kimia model atom ini cukup handal untuk
menerangkan gejala-gejala kimiawi, seperti sifat-sifat ikatan kimia, penggabungan
atom-atom dan sistem periodik unsur. Yang menjadi keberatan, sehingga timbul baru
teori atom mekanika kuantum (mekanika gelombang) adalah faham determinisme
yang melandasi pemikiran model atom Bohr dan juga perluasannya oleh Sommerfield
(Teori atom Bohr-sommerfield).
Secara esensi bagaimana kedudukan elektron di dalam atom yang digambarkan
dengan keempat bilangan kuantum dapat diterima, namun yang harus digaris bawahi
untuk mendapatkan koreksi dari model itu adalah bahwa konsep orbit yang
dikemukakan Bohr diganti menjadi orbital dengan pengertian yang sesuai dengan
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg.
Dengan demikian apabila ditinjau dari konsep atom sendiri yang sampai saat ini
dianut, terutama oleh ilmuwan kimia, maka pemaparan teori atom berdasarkan
mekanika kuantum bukan suatu revolusi, tetapi rangkaian penemuan yang sifatnya
akumulatif dalam kajian sains yang normal. Hal ini mengingat paradigma teori Bohr
dan perluasannya oleh Sommerfield hingga sekarang tetap dipergunakan. Jadi
paradigma mekanika kuantum memberikan sumbangan terhadap penyempurnaan teori
atom Bohr dan bukan merupakan penolakan, karena dalam hal ini digunakan prinsip
korespondensi.
Yang dianggap sebagai paradigma baru alasannya lebih bersifat filosofis,
karenaberkaitan dengan perubahan faham dari determinisme menjadi indeterminisme
dalam memandang dunia mikroskopik yang terletak di luar jangkauan indera kita.
Secara keseluruhan hal ini memberi gambaran, bahwa ilmu pengetahuan alam ,
khususnya fisika tidak lagi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang mengandung
kebenaran yang mutlak dan dapat menetapkan suatu kejadian dengan pasti (eksak).
Faham indeterministik ini pun diungkap pula dalam teori relativitasnya Einstein.
Penemuan-penemuan partikel dasar quark mengubah pandangan mengenai inti
atom yang hanya terdiri dari partikel dasar proton dan neutron sehingga
menghantarkan pada penggambaran struktur atom yang sangat kompleks dan sangat
jauh dari konseptualisasi Daltonian. Manfaat yang diperoleh dari model quark adalah
dapat menggambarkan bahwa struktur inti atom begitu rumit dan dinamis dimana
proton dan neutron tidak begitu saja bertumpuk dalam inti atom - seperti jeruk dalam
peti. Oleh karena itu model atom Murray Zweig menjadi paradigma baru dalam
menerangkan struktur atom, terutama dalam kaitannya dengan susunan inti atom.
Namun bukan berarti paradigma sebelumnya tidak berlaku, karena untuk
menerangkan bagaimana kedudukan elektron serta gerakan elektron sampai saat ini
masih digunakan paradigma teori atom mekanika gelombang.

C. Perkembangan Teori Atom


1. Teori Atom Johan Dalton

Pada tahun 1808, Johan Dalton yang perenungan merupakan seorang guru di
Inggris, melakukan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan
teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus atom adalah bahwa
atom berbentuk pejal.
Johan Dalton mengungkapkan bahwa :
a. Atom adalah bagian terkecil dari suatu zat.
b. Atom berbentuk bola sederhana yang sangat kecil, tidak dapat dibelah,
diciptakan ataupun dimusnahkan.
c. Unsur yang sama mengandung atom-atom yang sama.
d. Atom sejenis memiliki sifat yang sama dalam segala hal, sedangkan atom
yang berbeda memiliki sifat yang berbeda.
e. Reaksi kimia terjadi karena adanya penggabungan dan pemisah atom-atom.
f. Bila atom-atom bergabung akan membentuk molekul. Bila atom-atom yang
bergabung sama akan terbentuk molekul unsur, sedangkan bila atom-atom
yang bergabung berbeda akan terbentuk molekul senyawa.
 Kelemahan Teori Atom Dalton
Pada perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidal dapat
dijelaskan oleh teori tersebut, anara lain sebagai berikut :
a) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
b) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c) Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur
yang satu dengan unsur yang lain.
 Kelebihan Teori Atom Dalton
a) Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
b) Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

2. Teori Atom J.J.Thomson


Dengan adanya teori atom yang dikemukakan oleh Dalton maka banyak sekali
para ilmuwan yang ingin menyelidiki tenteng atom. Mereka penesaran tenteng apa
itu atom dan apa penyusunnya? Salah satunya adalah J.J.Thomson, dia melakukan
percobaan dengan menggunakan tabung katoda. Dia menemukan bahwa apabila
tabung katoda di beri tegangan tinggi maka suatu “sinar”yang disebut “sinar
katoda” akan dihasilkan.
Disebabkan sinar ini muncul pada elektroda negatif dan sinar elektroda negatif
dari medan listrik yang diaplikasikan ke tabung katoda maka Thomson
menyatakan bahwa sinar katoda tersebut tak lain adalah aliran partikel bermuatan
negatif yang dikemudian hari disebut sebagai elektron. Dengan mengganti katoda
menggunakan berbagai macam logam maka Thomson tetep menghasilkan jenis
sinar yang sama.
Berdasarkan hal ini maka Thomson menyatakan bahwa setiap atom pasti
memiliki elektron, disebabkan atom bersifat netral maka dalam atom juga harus
mengandung sejumlah muatan positif. Sehingga dia menyatakan bahwa : “Atom
terdiri dari awan bermuatan positif yang terdistribusi sedemikian rupa dengan
muatan negatif tersebar secara rondom di dalamnya”.
Model atom ini kemudian disebut sebagai “Plum Pudding Model” yang di
Indonesia lebih di kenal sebagai model roti kismis.
 Kelemahan Teori Atom J.J.Thomson
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif
dalam bola atom tersebut.
 Kelebihan Teori Atom J.J.Thomson
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti
atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

3. Teori Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners) melakukan


percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alpha (α) terhadap lempengan
tipis emas. Sebelumnya telah ditemukan adanya partikel alpha, yaitu partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat
menembus lembaran kertas tipis. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk
menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola
pejal yang positif yang bila dikenai partikel alpha akan dipantulkan atau
dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel
alpha ditembakkan pada lempengan emas yang sangat tipis, maka sebagian besar
partikel alpha diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang 1◦), tetapi dari
pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alpha
akan membelok sudut 90◦ bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesimpulan
berikut ini :

a. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hamper semua partikel alpha
diteruskan.
b. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom emas,
maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan
positif.
c. Partikel tersebut merupakan partikel yang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alpha akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan
ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.

Berdasarkan faktsa-fakta yang didapatkan dari percobaan tesebut,


Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom
Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil
dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.
Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak-menolak.

 Kelemahan Teori Rutherford


Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jauh ke dalam inti atom.
 Kelebihan Teori Atom Rutherford
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti.

4. Teori Arom Bohr

Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark Neils Bohr memperbaiki


kegagalan atom Rutherford melalui percobaan tentang spektrum atom hidrogen.
Percobaan ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati
daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan
gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck,
diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut :

a. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan


stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya
sesuai dengan persamaan planck, ∆E = hv.
b. Lintasan stasioner yang dibolehkan memiliki besaran dengan sifat-sifat
tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum
sudut Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu
elektron dalam atom hydrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaaan gerak
stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkaran
disekelilingan inti.
c. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun
diserap.
d. kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan
planck.

Menurut teoril atom Borh, elektron-elektron mengelilingi inti pada


lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat
energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin
keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

 Kelemahan Teori Bohr


Kelemahan model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek
Strack.
 Kelebihan Teori Borh
Kelebihan atom Borh adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat
berpindahnya elektron.

5. Teori Atom Modern


Model atom mekanik kuantum dikembangkan oleh Erwin Sehrodinger (1926).
Sebelum Erwin Sehrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg
mengembangkan teori mekanik kuantum yang dikenal dengan prinsip
ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum
suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah
kebolehjadian menmeukan elektron pada jarak tertetu dari inti atom”.
Derah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron
disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin
Sehrodinger. Erwin Sehrodinger memecahkan suatu persamaan untuk
mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan
ditemukan elektron dalam tiga dimensi.
Persamaan Sehrodinger
X,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi
V = Energi potensial
Y = Fungsi gelombang
m = Massa
h = h/2p dimana h = konstanta planck dan p = 3,14
E = Energi total
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern
atau model atom mekanik kuantum yang berlaku sanpai saat ini. Awan elektron
disekitar inti menunjukkan tempat kebolehjadian elektron. Orbital
menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energy
yang sama atau hamper sama akan membentuk sub kuli. Beberapa sub kulit
bergabung membentuk kulit. Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit
dan sub kulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi
posisi orbitalnya belum tentu sama.
Ciri khas Model Atom Mekanika Gelombang :
1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya)
tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat
fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian
paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu
atom).
2. Bentuk dan ukuran sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya
sesuatu yang pasti, tetapi kebolehjadian merupakan peluang terbesar
ditemukannya elektron.
 Kelemhan Teori Atom Modern
Persamaan gelombang Sehrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk
partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.
 Kelebihan Teori Atom Modern
a. Mengetahui dimana posisi elektron yang sedang mengorbit.
b. Bisa mengukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya
c. Bisa teridentifikasi kalau di inti terdapat proton dan neutron kemudian
dikelilingi oleh elektron yang berputar diporosnya / di orbitnya.

D. Kesimpulan
a. Sebelum permulaan abad 19, konsep atom dianggap sebagai „mitos‟, karena
gagasan yang diajukan oleh para filosof Yunani hanya dilandasi pemikiran tentang
fenomena alam. Perkembangannya menjadi „sains normal‟ seltelah Dalton
mengkonseptualisasaikan kembali berdasarkan kajian-kajian empirik. Periode
„sains normal‟ di bawah paradigm Dalton berlangsung hamper satu abad lamanya
(akhir abad 19).
b. Akumulasi anomali yang menggugurkan paradigma Dalton antara lain gejala
kelistrikan dan radioaktifitas.
c. Perubahan model atom Thomson, Rutherford, Bohr hingga model atom mekanika
kuantum masih berada dalam satu paradigma yang menyakini bahwa atom
memiliki sub partikel : inti atom dan elektron. Perubahan model difokuskan pada
penentuan suasana elektron dalam atom.
d. Namun ditinjau dari landasan filosofisnya, perubahan Model Atom Bohr ke
Model atom mekanika kuantum dianggap sebagai perubahan paradigma
deterministik menjadi Uncertainity Principle (prinsip ketidakpastian).
e. Penemuan partikel elementer quark, belum dapat dianggap suatu anomali karena
model atom quark tidak mengubah paradigma namun melengkapinya.
f. Adanya perkembangan pemikiran konsep atom menunjukkan bahwa tidak ada
kebenaran yang mutlak dalam IPA, bahkan melalui konsep atom Paham
determinisme dapat dibantah dengan argumentasi mekanika kuantum.
Kemunculan model quark tidak lagi dianggap sesuatu guncangan bagi kebenaran
ilmiah, namun dianggap dapat melengkapi khazanah ilmu pengetahuan. Hal ini
karena para ilmuwan kini mempunyai pandangan kebenaran sains bersiifat
tentative dan relaif.

Anda mungkin juga menyukai