Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Atom adalah partikel penyusun semua benda yang berukuran sangat kecil. Di dalam atom juga
terdapat subatom, yaitu partikel penyusun atom yang ukurannya lebih kecil. Sulit bagi kita untuk
membayangkan seberapa kecil atom ini, satu titik yang ada di akhir kalimat ini saja memiliki
panjang sekitar 20 juta atom. Setiap atom memiliki inti, yang terdiri dari proton dan neutron, serta
electron yang bergerak cepat disekitar inti. Electron-elektron ini terdapat pada tingkatan energi
yang berbeda-beda, yang disebut kulit, tiap kulit memiliki jumlah batas untuk electron, apabila
electron di kulit pertama sudah memenuhi batas, maka electron akan memenuh kult kedua dan
seterusnya.
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani (tomos), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun
sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat diabgi-
bagi lagi pertama kal diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak
dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom
di dalam atom, membuktikan bahwa “atom” tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Istilah atom pertama kali digunakan oleh kimiawan asal Inggris bernama John Dalton (1766-
1844), ketika ia mengajukan teori atomnya pada tahun 1807. Dalton menyatakan bahwa semua
unsur kimia tersusun atas pertikel-partikel yang sangat kecil, yang disebut atom, yang tidak bisa
pecah saat zat-zat kimianya direaksikan. Satu lag pendapatnya yaitu semua reaksi kimia merupakan
akibat saling bergabungnya atau terpisahnya atom-atom. Teori atom Dalton menjadi dasar untuk
ilmu pengetahuan modern.
Berdasarkan penjelasan diatas, electron, neutron dan proton merupakan bagian terkecil dari
atom, namun para ilmuan modern berpendapat bahwa proton dan neutron tersusun atas partikel-
partikel yang lebih kecil lagi yang disebut kuark.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Partikel Dasar Atom ?
2. Apa yang dimaksud Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr?
3. Bagaimana Model Atom Mekanik Kuantum ?
4. Bagaimana Struktur Elektron Atom Poliatomik ?
5. Bagaimana Sistem Periodik Unsur ?
1.3Tujuan
1. Agar dapat memahami Struktur Atom dan Sistem Periodik.
2. Untuk mengetahui perkembangan model atom
3. Agar Mahasiswa mampu menerapkan materi ini dalam sebuah pembelajaran.
4. Agar bisa membedakan struktur atom dan sistem periodik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

1. STRUKTUR ATOM
Perkembangan Model Atom :
1. Model Atom Dalton
a. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.

b. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.

c. Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur
berbeda,berlainan masa dan sifatnya.

d. Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.

e. Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom yangberubah
akibat reaksi kimia.
Gambar Model Atom Dalton

Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :


1. Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier)  :  massa zat sebelum dan sesudahreaksi
adalah sama.
2. Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust)   :  perbandingan massa unsur-unsur yang
menyusun suatu zat adalah tetap.

Kelemahan Model Atom Dalton :


Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia. Kini
ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain.

2. Model Atom Thomson


a. Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model atom Thomson
yang merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton.
b. Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan
kismis dalam roti kismis.

Gambar Model Atom Thomson

3. Model Atom Rutherford


a. Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang bermuatan
positif, berukuran lebih kecil daripada ukuran atom tetapi massa atom hampir
seluruhnya berasal dari massa intinya.
b. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom serta
elektron bergerak melintasi inti (seperti planet dalam tata surya).

Kelemahan Model Atom Rutherford :


 Ketidakmampuan untuk menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom akibat
gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
 Menurut teori Maxwell, jika elektron sebagai partikel bermuatan mengitari inti yang
memiliki muatan yang berlawanan maka lintasannya akan berbentuk spiral dan akan
kehilangan tenaga/energi dalam bentuk radiasi sehingga akhirnya jatuh ke inti.
Gambar Model Atom Rutherford
4. Model Atom Niels Bohr
 Model atomnya didasarkan pada teori kuantum untuk menjelaskan spektrum gas
hidrogen.
 Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya menempati tingkat-
tingkat energi tertentu dalam atom.
Menurutnya :
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya beredar elektron-elektron
yang bermuatan negatif.
b. Elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang dikenal sebagai
keadaan gerakan yang stasioner (tetap) yang selanjutnya disebut dengan tingkat energi
utama (kulit elektron) yang dinyatakan dengan bilangan kuantum utama (n).
c. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi akan tetap sehingga tidak ada
cahaya yang dipancarkan.
d. Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke lintasan
stasioner yang lebih tinggi jika menyerap energi. Sebaliknya, jika elektron berpindah
dari lintasan stasioner yang lebih tinggi ke rendah terjadi pelepasan energi.
e. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi terendah
(disebut tingkat dasar = ground state).

Kelemahan Model Atom Niels Bohr :


1. Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu elektron
dan tidak sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak.
2. Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui ikatan
kimia.

Model Atom Niels Bohr

5. Model Atom Modern

Dikembangkan berdasarkan teori mekanika kuantum yang disebut mekanika gelombang;


diprakarsai oleh 3 ahli :
a. Louis Victor de Broglie
Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan sebagai
gelombang.
b. Werner Heisenberg
Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai partikel dan
gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang mengelilingi inti hanya dapat
ditentukan dengan kemungkinan – kemungkinan saja.
c. Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)
Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan menggunakan prinsip
mekanika gelombang. Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam
suatu orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi
tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan terbesar.

2. SISTEM PERIODIK UNSUR

Perkembangan Tabel Periodik Unsur


1. Berdasarkan Sifat Logam dan Non Logam
Unsur-unsur yang ada di alam dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu logam dan non
logam. Pengelompokan ini merupakan metode paling sederhana , dilakukan dengan
caramengamati ciri-ciri fisiknya.
2. BerdasarkanHukumTriadeDobereiner
Tahun 1817 Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang memiliki
kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Kelompok ini dinamakan triade.
Berdasarkan eksperimennya disimpulkan bahwa berat atom unsur kedua hampir sama atau
mendekati berat rata-rata dari unsur sebelum dan
sesudahnya.

Pengelompokkan unsur dari Dobereiner dapat digambarkan sebagai berikut:


1. Hukum Oktaf dari Newland
Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar).
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9 memiliki sifat
yang mirip dengan unsur ke-2 dst. Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala atau periodik
setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.Unsur H sifatnya sama dengan unsur F,unsur Li
sifatnya sama dengan unsur Na dan seterusnya
2. BerdasarkanPeriodikMendeleev
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev
lebihmengutamakankenaikanmassaatom.
Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya,
maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
3.SistemPeriodikModern(SistemPeriodikPanjang)Dikemukakan oleh Henry G Moseley,
yang berpendapat bahwa sifat-sifat fisis dan kimia unsur merupakan fungsi periodik dari
nomor atomnya .Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan
oleh massa atom relatifnya (Ar).
Pengelompokkan ini dikenal dengan sistem periodik panjang yang diketahui dengan
nama Sistem Periodik Modern. Sistem ini terdiri dari 2 hal yaitu golongan (lajur vertikal)
dan periode(lajur horisontal).

Golongan dan Periode Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik


1.Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada Tabel Peiodik Unsur. Unsur-unsur yang ada dalam satu
lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat 8 golongan utama dan 8 golongan
transisi.
Golongan utama tersebut adalah:

 Golongan I A (alkali) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb,Cs,Fr


 Golongan II A (alkali tanah) terdiri dari unsur-unsur Be, Mg, K,Sr,Ba,Ra
 Golongan III A ( aluminum) terdiri dari unsur-unsur B,Al,Ga,In,Tl
 Golongan IV A (karbon) terdiri dariunsur-unsur C,Si,Ge,Sn,Pb
 Golongan V A (nitrogen) terdiri dari unsur-unsur N,P,As,Sb,Bi
 Golongan VI A (oksigen) terdiri dari unsur-unsur O,S,Se,Te,Po
 Golongan VII A (halogen) terdiri dari unsur-unsur F,Cl,Br,I,At
 Golongan VIII A (gas mulia) terdiri dari unsur-unsur He,Ne,Ar,Kr,Xe,Rn

2.Periode
Perioda adalah lajur horisontal dalam sistem periodik modern terdiri dari 7 periode
 Periode 1 (periode sangat pendek) berisi 2 unsur
 Periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur
 Periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur
 Periode 4(periode panjang) berisi 18 unsur
 Periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur
 Periode 6 (periode sangat panjang ) berisi 32 unsur
 Periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur,belum lengkap karena maksimum 32 unsur.

Sistem periodik modern (SPU) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom (lajur horizontal atau
periode) dan kemiripan sifat (lajur vertikal atau golongan).
Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Berdasarkan golongannya, unsur-unsur
SPU dibedakan menjadi:
a. Golongan utama (Golongan A)
b. Golongan transisi (Golongan B)

2.2 Partikel Dasar Atom


Atom terbagi menjadi 2, yakni :
1. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan electron, Ernest Rutherford melalukan penelitian
penembakan lempeng tipis emas. Jika atom teridir dari partikel yang bermuatan positif dan
negative maka sinar alfa yang ditembakkan sehaursnya tidak ada yang diteruskan/menembus
lempeng sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan
Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh
WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat
digambarkan sebagai berikut :
Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun
dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi electron yang bermuatan negative,
sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa proton yang ada
dalam inti atom, sehingga dapat diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.

a. Proton
Penemu Proton untuk pertama kalinya adalah seorang Fisikawan asal Jerman. Nama
penemu proton ini adalah Eugen Goldstein, dan ia lahir pada tanggal 5 September tahun 1850 di
kota Gleiwitz (Gliwice, Polandia). Ia adalah penemu dari sinar anode dan juga disebut sebagai
penemu proton. Ia belajar di Bresiau dan nantinya di Helmholtz, di Berlin. Goldstein bekerja di
Observatorium Berlin dari tahun 1878-1890, tetapi kebanyakan menghabiskan kariernya di
Observatorium Potsdam, dimana ia menjadi ketua di bagan astrofisika pada tahun 1927. Ia
meninggal pada tahun 1930 dan dikubur di Pemakaman Weibensee, Berlin.

Sejarah Penemuan Proton


Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi
lempeng katodanya dan gas yang berada dibelakang katode menjadi berpijar. Peristiwa tersebut
menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos lubang pada lempeng
katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positif.
Sifat-sifat dari Sinar Anode
 Merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar balng-baling
 Dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negative, jadi merupakan radiasi
bermuatan positif.
 Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel terkecil diperoleh
dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut dengan proton.

Massa dan Muatan dari Proton


 Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 x 10−24 gram
 Muatan 1 proton = 1,6 x 10−19 C

Pada tahun 1910, Ernest Rytherford Bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger
dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui kedudukan partikel-
partikel didalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng
tipis emas.

Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa:


 Partikel yang ditembakkan pada lempeng logam emas yang tipis sebagaian besar
diteruskan dan ada sebagian kecil yang dibelokkan dan bahkan ada juga beberapa
diantaranya yang dipantulkan.
 Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson. Partikel yang terpantul
tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam atom. Dengan
demikian atom tersebut tidak bersifat homogen seperti digambarkan oleh Thomson.
 Menurut pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel akan
memebelok dengan sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
 Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua pertikel diteruskan. Berarti
sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.
 Partikel yang mengalami pembelokkan ialah partikel yang mendekati inti atom. Hal
tersebut disebabkan keduanya bermuatan positif.
 Partikel yang dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak inti atom.
 Jumlah proton dalam int = jumlah electron yang mengelilingi inti → atom bersifat
netral.
 Jari – jari atom kira- kira 10−8 cm
 Jari – jari inti kira – kira 10−13 cm
 Rutherford juga menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi untuk mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling menolak.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan
model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif yang dikelilingi oleh electron yang bermuatan negative.

b. Neutron
James Chadwick seorang fisikawan Inggris dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
fisika tahun 1935 untuk ‘penemuan neutron”.
Dia adalah kepala dari tim Inggris yang bekerja di Proyek Manhattan selama Perang
Dunia II. Dia mendapat gelar kebangsawanan di Inggris pada tahun 1945 untuk prestasi dalam
fisika.
Setelah Perang Dunia I, bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge. Ia memakai
hamburan partikel sinar alfa untuk membuktikan bahwa nomor atom suatu unsur kimia sama
dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford mengajukan usul yang menyatakan bahwa dalam inti
terdapat partikel tak bermuatan, namun mereka belum bisa mendeteksi pertikel itu secara
eksperimental samapi 1932. Pada tahun tersebut, Chadwick berhasil memperlihatkan
keberadaan neutron.

Sejarah Penemuan Neutron


Neutron merupakan partikel atom yang tidak bermuatan atau netral ditemukan oleh
James Chadwick pada tahun 1932. Percobaan Rutherford yang berhasil menemukan proton dan
inti atom masih menyimpan misteri.
Jika atom tersusun atas proton dan electron, jumlah massa proton dan electron seharusnya sama
dengan massa atom. Namun, faktanya saat ini justru memberikan informasi bahwa jumlah
massa proton dan electron lebih kecil dari massa atom.
Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan muatan lainnya
yaitu netral dan beratnya merupakan selisih antara massa atom dan jumlah massa proton dan
electron. Dan 20 tahun kemudian, misteri itu akhrnya terpecahkan oleh seorang ilmuan Inggris
yang berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.
Percobaan tersebut dilakukan dengan cara menembakkan sinar alfa bermuatan negative
ke logam Berilium. Percobaan ini mendeteksi adanya partkel tidak bermuatan yang disebut
neutron. Massa dari neutron itu sendri adalah 1,67 x 10−24 gram.

c. Electron
Joseph John (JJ) Thomson lahir di Inggris dan belajar di Cambridge University, dimana
ia kemudian menjadi professor. Pada tahun 1906, ia memenangkan Hadiah Nobel dalam
fisika untuk penelitiannya tentang bagaimana gas listrik. Penelitian ini juga menyebabkan
penemuan electron.

Sejarah Penemuan Elektron


Dalam penelitiannya, Thomson melewatkan arus melalui tabung sinar katoda, sebuah
tabung sinar katoda adalah tabung gelas yang hampir semua udara telah dihilangkan. Ini
berisi sepotong logam disebut elektroda pada setiap ujung. Satu elektroda bermuatan
negative dan dikenal sebagai katoda. Elektroda lainnya bermuatan positif dan dikenal
sebagai anoda. Ketika tegangan tinggi arus listrik diterapkan pada ujung play, sinar katoda
perjalanan dari kaotda ke anoda.
Tabung sinar katoda dengan medan listrik tegak lurus dengan arah sinar katode dan
medan magnetik luar. Lambing U dan S menandakan kutub utara dan selatan magnet. Sinar
katoda yang menumbuk ujung tabung di A dengan adanya medan listrik, di C adanya medan
listrik dan di B dimana tidak ada medan luar atau ketika pengaruh medan listrik dan medan
magnetik saling menghilangkan.
Pada tahun 1897, Thomson mengamati pelat katoda dan pelat anoda dalam tabung
hampa udara yang dialiri listrik tegangan tinggi.

Thomson menemukan bahwa pelat katoda (elektroda negative) memancarkan sinar


yang bergerak menurut garis lurus menuju pelat anoda (elektroda positif). Selain bergerak
lurus, sinar katoda juga memiliki sifat yang unik, yaitu dapat dibelokkan oleh medan listrik
menuju kutub positif. Percobaan ini menunjukkan bahwa sinar dari pelat katoda merupakan
partikel penyusun atom bermuatan negative yang disebut electron.
Thomson juga mengukur massa partikel yang telah didentifikasi. Dia melakukan ini
dengan menentukan berapa banyak sinar katoda yang membelok ketika ia memberi variasi
tegangan. Ia menemukan bahwa massa partikel adalah 2000 kali lebih kecil dari massa atom
terkecil, yakni atom hidrogen. Singkatnya, Thomson telah menemukan keberadaan partikel
yang lebih kecil dari atom. Ini membantah klaim Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil
dari materi. Dari penemuan tersebut, Thomson juga menyimpulkan bahwa electron adalah
partikel dasar dalam atom.
Massa electron = 9,11 x 10−28 g.
a. Teori Roti Kismis

Menurut Thomson, atom berbentuk bukat dimana muatan listrik positif yang tersebar
merata dalam atom dinetralkan oleh electron-elektron yang berada diantara muatan positif.
Elektro-elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran kismis dalam roti, maka teori
Atom Thomson juga sering dikenal dengan Teori Roti Kismis.

1.3 Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr


1.Dasar – dasar teori kuantum
Pengertian Dasar Teori Kuantum
Secara linguistic, kuantum [jamak: quanta], berasal dari bahasa Latin, “quantus: yang berarti berapa
banyak, atau ukuran banyak sesuatu, yang juga menjadi asal kata kuantitas (quantity), memiliki arti
lebih-kurang sama dengan “qadarun” dalam bahasa Arab, yang berarti kadar atau ukuran tertentu.
Secara terminology, kuantum [jamak: quanta] dalam fisika, mengandung arti kantong, kadut, paket,
atau bungkusan. Berdasarkan pada Teori Kuantum (Quantum Theory, QT, QUT) dalam fisika,
tenaga atau energi hadir dalam satuan terpisah atau unit diskrit, sebagai paket energi yang disebut
kuantum. Sebagai missal, kuantum dari tenaga cahaya atau energi radiasi elektromagnetik,
dinamakan foton (photon), sedangkan dalam konteks tertentu, kuantum dari energi nuklir,
dinamakan meson.

Sejarah Dasar Teori Kuantum


Teori Kuantum bermula di 1900 ketika fisikawan Jerman, Max Karl Erns Ludwig Planck (1858-
1947), menjelaskan fenomena pancaran badan hitam (black body radiation, BBE, BABOR), bahwa
energi tak dipancarkan secara rata dan sinambung, tapi terputus-putus dalam paket-paket dengan
jeda tertentu, yang disebutkan kuantum, sehingga disebut Teori Kuantu Planck (Planck Quantum
Theory, PQT, PLAQUT), dimana kuantitas energi sebanding dengan suatu konstanta dan sebanding
dengan frekuensi radiasi atau berbanding terbalik dengan periode waktu radiasi, yang dapat
dinyatakan secara matematika dalam formula fisika.

E=h.f=h/T
Keterangan:
E : kuantitas energi radiasi, dalam unit Joule (J), 5 dimensi
H : konstanta Planck = 6,625.196 x 10−34 Joule/second (J/s) 6 dimensi
F : frekuensi radiasi, dalam unit Hertz (Hz) atau siklus per sekon (cps), 1 dimensi
T : perioda waktu radiasi, dalam unit second (s), 1 dimensi

Teori Kuantum Memiliki 3 Dasar


1. Sifat gelombang materi yang dikembangkan oleh De Broglie (1924)
2. Perasamaan gelombang yang dikembangkan oleh Schrodinger (1927)
3. Prinsip ketidakpastian yang dikembangkan oleh Heisenberg (1927)

Model Atom Bohr I


Niels Bohr menyempurnakan teori Rutherford yang telah ada sebelumnya.
Kelemahan teori atom Rutherford yaitu: tidak mampu untuk menerangkan mengapa electron tidak
jatuh ke inti atom sebagai akibat gaya elektrostatik inti terhadap partikel.
Berdasarkan asas fisika klasik, electron sebagai partikel bermuatan bila mengitari inti yang
muatannya berlawanan, lintasannya akan berbentuk spiral sehingga akhirnya jatuh ke inti.
Model Atom Bohr II
Pada tahun 1913, Niels Henrik David Bohr melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen.
Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan electron dalam menempati daerah
disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik
dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck.

Model Atom Bohr III


a.Model atom bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom berukuran sangat kecil dan
bermuatan positif di kelilingi oleh electron, yang mempunyai orbit (kulit atom)
Huruf K, L, M dst menyatakan lintasan atau orbit electron pada setiap tingkat.
Tingkat 1 (n=1) disebut orbit K, n=2 disebut orbit L, dst
Tiap tingkatan energi akan diisi oleh sejumlah electron tertentu
Jumlah electron maksimal setiap tingkat energi adalah 2 n2
Misalnya: pada tingkat energi 1, jumlah electron maksimalnya adalah 2 x 12 = 2, dst
b. Electron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan tertentu yang diperbolehkan
(lintasan yang ada), dan tidak boleh berada diantara dua lintasan.
Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), electron menempati tingkat energi terendah. Keadaan
seperti itu disebut tingkat dasar.
c.Electron bisa berpindah dari suatu orbit lainnya. Apabila electron berpindah dari kulit luar ke
kulit yang lebih dalam, akan dibebaskan energi dan sebaliknya akan menyerap energi.

Jika suatu atom dipanaskan atau disinari, electron akan menyerap energi dalam bentuk foton
cahaya yang sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan itu disebut
keadaan tereksitasi.

Kelemahan Teori Atom Bohr


a. Melanggar asas-asas ketidakpastian Heisenberg karena electron mempunyai jari-jari dan
lintasan yang telah diketahui
b. Model atom Niels Bohr hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang
mengandung satu electron
c. Tidak dapat menjelaskan efek zeeman (tambahan garis-garis spektrum jika atom-atom
tereksitasi diletakan dalam bidang magnet).

1.4 Model Atom Mekanika Kuantum


i. Dualisme Partikel
Dalam fisika dan kimia, dualitas gelombang-partikel menyatakan bahwa cahaya dan
benda memperlihatkan sifatgelombang dan partikel. Konsep utama dalam mekanika kuantum,
dualitas menyatakan kekurangan konsep konvensional seperti "partikel" dan "gelombang" untuk
menjelaskan perilaku objek kuantum.

Ide awal dualitas berakar pada perdebatan tentang sifat cahaya dan benda sejak 1600-an,
ketika teori cahaya yang saling bersaing yang diusulkan oleh Christiaan Huygens dan Isaac
Newton.

Melalui hasil kerja Albert Einstein, Louis de Broglie dan lainnya, sekarang ini diterima
bahwa seluruh objek memiliki sifat gelombang dan partikel (meskipun fenomena ini hanya
dapat terdeteksi dalam skala kecil, seperti atom).

ii. Prinsip Ketidakpastian


Adalah werner Heisenberg,fisikawan asal jerman (1901-1976) yang mengajukan ide
ini.selain dari teori ketidakpastian ini, Heisenberg juga berjasa banyak bagi perkembangan teori
kuantum. Misalnya,disertai doctornya mengenai mekanika gelombang,yang diselesaikannya
dalam usia 25 tahun. Heisenberg berhasil merumuskan persamaan lain mekanika
gelombang,sebuah persamaan baru menggunakan matriks.Pada kemudian hari teorinya ini
disebut mekanika matriks.Berkat jasanya dalam perkembangan Teori Kuantum dan Teori Fisika
lainnya,werner Heisenberg dianugrahkan hadiah Nobel Fisika tahun 1932.
Pada 1927, Heisenberg mengumumkan Teori Ketidakpatian. Isinya adalah sebagai
berikut;Ketika melakukan pengamatan terhadap posisi atau kecepatan suatu objek, mustahil
untuk mengukurnya secara akurat. Ketidakpastian selalu akan muncul dalam pengamatan dan
pengukuran dan hasilnya tidak pernah melebihi seperempat konstanta Planck.
Heisenberg’s Uncertainty Principle [1927]

iii. Model Atom Mekanika Kuantum


Sebelumnya kita sudah membalas tentang dualisme gelombang-partikel yang
menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku baik sebagai gelombang maupun partikel.
Dalam skala atomik, electron dapat kita tinjau sebagai gejala gelombang yang tidak memiliki
posisi tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah electron diwakili oleh kebolehjadian atau peluang
terbesar ditemukannya electron di dalam ruang.
Demi mendapatkan penjelasan yang dilengkap dan umum dari struktur atom, prinsip
dualism gelombang partikel digunakan. Disini gerak electron digambar sebagai gejala
gelombang. Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunkan untuk menjelaskan gerak
electron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang untuk
electron. Model atom yang didasarkan pada prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger untuk electron di dalam atom dapat memberikan solusi yang
dapat diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk tiga parameter yang berbeda yang
menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum ini adalah bilangan kuantum
utama,orbital,dan magnetik. Jadi, gambaran electron di dalam atom diwakili oleh seperangkat
bilangan kuantum ini.

2.5 Struktur Elektron Atom Poliatomik

 Konfigurasi Elektron.

Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur


fisik lainnya. Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan
menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron
tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai
kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak bisa
ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa dideteksi.
Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah
proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.

Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan
emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak
boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron
hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di
dalamnya.Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu
pemahaman struktur tabel periodikunsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam menjelaskan ikatan
kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.

 Kelopak dan Subkelopak


Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model atom model
Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak walaupun sudah terdapat
kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekanika kuantum elektron. Berdasarkan asas larangan
Pauli, sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua elektron. Namun pada kasus-kasus
tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama (dikatakan berdegenerasi),
dan orbital-orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi elektron.

Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang memiliki bilangan kuantum


utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d semuanya
merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung 2n2 elektron;
kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron, dan kelopak ketiga 18
elektron, demikian seterusnya.

Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai label orbital yang
sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk satu
subkelopak, yang dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron yang dapat ditampung pada
sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1); sehingga subkelopak "s" dapat menampung 2 elektron,
subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak "f" 14 elektron.

Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari persamaan
mekanika kuantum,[n 1] terutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron
dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan kuantumnya.

 Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun, konstruksi")
adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Terdapat maksimal dua
elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan peningkatan energi orbital: orbital
berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih
tinggi.

Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah.

Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama; ia akan
menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas Aufbau menjelaskan
urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin
Madelung pada tahun 1936.[6][n 2]

1. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;


2. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang pertama diisi
adalah orbital dengan nilai n yang paling rendah.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi,
ke proton dan neutron dalam inti atom.
Tabel periodik

Anda mungkin juga menyukai