Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK

Disusun Oleh :

NAMA : MELA ROSIANA ARIESTI


NIM : 221010900032

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat karunianya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa yang digunakan .
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. 

Tangerang,22 Desember 2022

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………5
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….6
2.1 Pengertian Atom…………………………………………………………................6
2.2 Struktur Atom……………………………………………………………………….6
2.3 Partikel Dasar Atom………………………………………………………………..11
2.2.1 Model Atom Mekanika Kuantum…………………………………………………..21
2.2.2 Konfigurasi Elektron……………………………………………………………….23
2.2.3 Sistem Periodik Unsur….……………………………………….............................29
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..34
KESIMPULAN…………………………………………………………………………34
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...35

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Atom adalah partikel penyusun semua benda yang berukuran sangat kecil. Di dalam
suatu atom terdapat subatom. Sunatom adalah partikel penyusun atom yang ukurannya lebih
kecil. Sulit untuk membayangkan seberapa kecil ukuan atom, satu titik yang ada di akhir
kalimat ini saja memiliki panjang sekitar 20 juta atom. Setiap atom memiliki inti atom. Inti
atom terdiri dari proton dan neutron, serta electron yang bergerak cepat disekitar inti.
Elektron-elektron ini terdapat pada tingkatan energi yang berbeda-beda, yang disebut kulit,
tiap kulit memiliki jumlah batas untuk electron, apabila electron di kulit pertama sudah
memenuhi batas, maka elektron akan memenuh kulit kedua dan seterusnya.
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani (tomos), yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak
dapat diabgi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-
17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan
bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode
kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan
struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa “atom”
tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Istilah atom pertama kali digunakan oleh kimiawan asal Inggris bernama John Dalton
(1766-1844), ketika ia mengajukan teori atomnya pada tahun 1807. Dalton menyatakan
bahwa semua unsur kimia tersusun atas pertikel-partikel yang sangat kecil, yang disebut
atom, yang tidak bisa pecah saat zat-zat kimianya direaksikan. Satu lagi pendapatnya yaitu
semua reaksi kimia merupakan akibat saling bergabungnya atau terpisahnya atom-atom.
Teori atom Dalton menjadi dasar untuk ilmu pengetahuan modern.

4
Berdasarkan penjelasan diatas, electron, neutron dan proton merupakan bagian terkecil
dari atom, namun para ilmuan modern berpendapat bahwa proton dan neutron tersusun atas
partikel-partikel yang lebih kecil lagi yang disebut kuark.

1.2Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Partikel Dasar Atom ?
2. Apa yang dimaksud Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr?
3. Bagaimana Model Atom Mekanik Kuantum ?
4. Bagaimana Struktur Elektron Atom Poliatomik ?
5. Bagaimana Sistem Periodik Unsur ?

1.3Tujuan
1. Agar dapat memahami Struktur Atom dan Sistem Periodik.
2. Untuk mengetahui perkembangan model atom
3. Agar Mahasiswa mampu menerapkan materi ini dalam sebuah pembelajaran.
4. Agar bisa membedakan struktur atom dan sistem periodik

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

1. STRUKTUR ATOM
Perkembangan Model Atom :
1. Model Atom Dalton
a. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.

b. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.

c. Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur
berbeda,berlainan masa dan sifatnya.

d. Jika atom bergabung satu sama lain maka akan terbentuk senyawa.

e. Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom yang
berubah akibat reaksi kimia.

Gambar Model Atom Dalton

Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :


1. Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier)  :  massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama.
2. Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust)   :  perbandingan massa unsur-unsur
yang menyusun suatu zat adalah tetap.

Kelemahan Model Atom Dalton :


Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat reaksi kimia.
Kini ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain.
6
2. Model Atom Thomson
Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model atom
Thomson yang merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton.
Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron
bagaikan kismis dalam roti kismis.

Gambar Model Atom Thomson

3. Model Atom Rutherford


a. Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang
bermuatan positif, berukuran lebih kecil daripada ukuran atom tetapi massa atom
hampir seluruhnya berasal dari massa intinya.
b. Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom
serta elektron bergerak melintasi inti (seperti planet dalam tata surya).

Kelemahan Model Atom Rutherford :


 Ketidakmampuan untuk menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom
akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
 Menurut teori Maxwell, jika elektron sebagai partikel bermuatan mengitari inti
yang memiliki muatan yang berlawanan maka lintasannya akan berbentuk spiral
dan akan kehilangan tenaga/energi dalam bentuk radiasi sehingga akhirnya jatuh
ke inti.

Gambar Model Atom Rutherford

7
4. Model Atom Niels Bohr
 Model atomnya didasarkan pada teori kuantum untuk menjelaskan spektrum gas
hidrogen.
 Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya menempati
tingkat-tingkat energi tertentu dalam atom.
Menurutnya :
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya beredar elektron-
elektron yang bermuatan negatif.
b. Elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang dikenal sebagai
keadaan gerakan yang stasioner (tetap) yang selanjutnya disebut dengan tingkat
energi utama (kulit elektron) yang dinyatakan dengan bilangan kuantum utama
(n).
c. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi akan tetap sehingga tidak
ada cahaya yang dipancarkan.
d. Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke
lintasan stasioner yang lebih tinggi jika menyerap energi. Sebaliknya, jika
elektron berpindah dari lintasan stasioner yang lebih tinggi ke rendah terjadi
pelepasan energi.
e. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi
terendah (disebut tingkat dasar = ground state).

Kelemahan Model Atom Niels Bohr :


1. Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu
elektron dan tidak sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron banyak.
2. Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui ikatan
kimia.

Model Atom Niels Bohr

8
5. Model Atom Modern

Dikembangkan berdasarkan teori mekanika kuantum yang disebut mekanika


gelombang; diprakarsai oleh 3 ahli :
a. Louis Victor de Broglie
Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan
sebagai gelombang.
b. Werner Heisenberg
Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai partikel
dan gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang mengelilingi inti hanya
dapat ditentukan dengan kemungkinan – kemungkinan saja.
c. Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)
Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan menggunakan
prinsip mekanika gelombang. Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di
dalam suatu orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan
energi tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan terbesar.

2. SISTEM PERIODIK UNSUR

Perkembangan Tabel Periodik Unsur


1. Berdasarkan Sifat Logam dan Non Logam
Unsur-unsur yang ada di alam dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu logam dan
non logam. Pengelompokan ini merupakan metode paling sederhana , dilakukan
dengan cara mengamati ciri-ciri fisiknya.
2. Berdasarkan Hukum Triade Dobereiner
Tahun 1817 Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang
memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Kelompok ini
dinamakan triade. Berdasarkan eksperimennya disimpulkan bahwa berat atom unsur
kedua hampir sama atau mendekati berat rata-rata dari unsur sebelum dan
sesudahnya.

Pengelompokkan unsur dari Dobereiner dapat digambarkan sebagai berikut:


1. Hukum Oktaf dari Newland
Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar).
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9 memiliki
sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst. Sifat-sifat unsur yang ditemukan berkala
atau periodik setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.Unsur H sifatnya sama dengan
unsur F,unsur Li sifatnya sama dengan unsur Na dan seterusnya
2. Berdasarkan Periodik Mendeleev
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev
lebihmengutamakankenaikanmassaatom.

9
Menurut Mendeleev : sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom
relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
3.Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang) Dikemukakan oleh Henry G
Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat fisis dan kimia unsur merupakan
fungsi periodik dari nomor atomnya .Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan
oleh nomor atomnya bukan oleh massa atom relatifnya (Ar).
Pengelompokkan ini dikenal dengan sistem periodik panjang yang diketahui
dengan nama Sistem Periodik Modern. Sistem ini terdiri dari 2 hal yaitu golongan
(lajur vertikal) dan periode(lajur horisontal).

Golongan dan Periode Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik


1.Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada Tabel Peiodik Unsur. Unsur-unsur yang ada
dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat 8 golongan utama
dan 8 golongan transisi.
Golongan utama tersebut adalah:

 Golongan I A (alkali) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb,Cs,Fr


 Golongan II A (alkali tanah) terdiri dari unsur-unsur Be, Mg, K,Sr,Ba,Ra
 Golongan III A ( aluminum) terdiri dari unsur-unsur B,Al,Ga,In,Tl
 Golongan IV A (karbon) terdiri dariunsur-unsur C,Si,Ge,Sn,Pb
 Golongan V A (nitrogen) terdiri dari unsur-unsur N,P,As,Sb,Bi
 Golongan VI A (oksigen) terdiri dari unsur-unsur O,S,Se,Te,Po
 Golongan VII A (halogen) terdiri dari unsur-unsur F,Cl,Br,I,At
 Golongan VIII A (gas mulia) terdiri dari unsur-unsur He,Ne,Ar,Kr,Xe,Rn

2.Periode
Perioda adalah lajur horisontal dalam sistem periodik modern terdiri dari 7 periode
 Periode 1 berisi 2 unsur
 Periode 2 berisi 8 unsur
 Periode 3 berisi 8 unsur
 Periode 4 berisi 18 unsur
 Periode 5 berisi 18 unsur
 Periode 6 berisi 32 unsur
 Periode 7 berisi 28 unsur,belum lengkap karena maksimum 32 unsur.

Sistem periodik modern (SPU) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom (lajur horizontal
atau periode) dan kemiripan sifat (lajur vertikal atau golongan).
Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Berdasarkan golongannya, unsur-
unsur SPU dibedakan menjadi:
a. Golongan utama (Golongan A)
b. Golongan transisi (Golongan B)

10
2.2 Partikel Dasar Atom
Atom terbagi menjadi 2, yakni :
1. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan electron, Ernest Rutherford melalukan penelitian
penembakan lempeng tipis emas. Jika atom teridir dari partikel yang bermuatan positif
dan negative maka sinar alfa yang ditembakkan sehaursnya tidak ada yang
diteruskan/menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti atom. Ernest Rutherford
dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom
didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif
(1896). Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut :

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa atom


tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi electron yang bermuatan
negative, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak seimbang dengan massa
proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapat diprediksi bahwa ada partikel lain dalam
inti atom.

11
a. Proton
Penemu Proton untuk pertama kalinya adalah seorang Fisikawan asal Jerman.
Nama penemu proton ini adalah Eugen Goldstein, dan ia lahir pada tanggal 5 September
tahun 1850 di kota Gleiwitz (Gliwice, Polandia). Ia adalah penemu dari sinar anode dan
juga disebut sebagai penemu proton. Ia belajar di Bresiau dan nantinya di Helmholtz, di
Berlin. Goldstein bekerja di Observatorium Berlin dari tahun 1878-1890, tetapi
kebanyakan menghabiskan kariernya di Observatorium Potsdam, dimana ia menjadi
ketua di bagan astrofisika pada tahun 1927. Ia meninggal pada tahun 1930 dan dikubur di
Pemakaman Weibensee, Berlin.

Sejarah Penemuan Proton


Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan
melubangi lempeng katodanya dan gas yang berada dibelakang katode menjadi berpijar.
Peristiwa tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal dari anode yang menerobos
lubang pada lempeng katode. Sinar ini disebut sinar anode atau sinar positif.

Sifat-sifat dari Sinar Anode


 Merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar balng-baling
 Dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negative, jadi merupakan
radiasi bermuatan positif.
 Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel terkecil
diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut dengan proton.

12
Massa dan Muatan dari Proton
 Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 x 10−24 gram
 Muatan 1 proton = 1,6 x 10−19 C

Pada tahun 1910, Ernest Rytherford Bersama dua orang asistennya, yaitu Hans
Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui
kedudukan partikel-partikel didalam atom. Percobaan mereka dikenal dengan hamburan
sinar alfa terhadap lempeng tipis emas.

Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa:


 Partikel yang ditembakkan pada lempeng logam emas yang tipis sebagaian besar
diteruskan dan ada sebagian kecil yang dibelokkan dan bahkan ada juga beberapa
diantaranya yang dipantulkan.
 Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson. Partikel yang
terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam atom.
Dengan demikian atom tersebut tidak bersifat homogen seperti digambarkan oleh
Thomson.
 Menurut pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000
partikel akan memebelok dengan sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
 Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua pertikel diteruskan.
Berarti sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.

13
 Partikel yang mengalami pembelokkan ialah partikel yang mendekati inti atom.
Hal tersebut disebabkan keduanya bermuatan positif.
 Partikel yang dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak inti atom.
 Jumlah proton dalam int = jumlah electron yang mengelilingi inti → atom bersifat
netral.
 Jari – jari atom kira- kira 10−8 cm
 Jari – jari inti kira – kira 10−13 cm
 Rutherford juga menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi untuk mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling menolak.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti atom yang
sangat kecil dan bermuatan positif yang dikelilingi oleh electron yang bermuatan negative.

b. Neutron
James Chadwick seorang fisikawan Inggris dianugerahi Penghargaan Nobel
dalam fisika tahun 1935 untuk ‘penemuan neutron”.
Dia adalah kepala dari tim Inggris yang bekerja di Proyek Manhattan selama
Perang Dunia II. Dia mendapat gelar kebangsawanan di Inggris pada tahun 1945 untuk
prestasi dalam fisika.
Setelah Perang Dunia I, bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge. Ia
memakai hamburan partikel sinar alfa untuk membuktikan bahwa nomor atom suatu
unsur kimia sama dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford mengajukan usul yang
menyatakan bahwa dalam inti terdapat partikel tak bermuatan, namun mereka belum bisa
mendeteksi pertikel itu secara eksperimental samapi 1932. Pada tahun tersebut, Chadwick
berhasil memperlihatkan keberadaan neutron.

Sejarah Penemuan Neutron


Neutron merupakan partikel atom yang tidak bermuatan atau netral ditemukan
oleh James Chadwick pada tahun 1932. Percobaan Rutherford yang berhasil menemukan
proton dan inti atom masih menyimpan misteri.

14
Jika atom tersusun atas proton dan electron, jumlah massa proton dan electron
seharusnya sama dengan massa atom. Namun, faktanya saat ini justru memberikan
informasi bahwa jumlah massa proton dan electron lebih kecil dari massa atom.
Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan muatan
lainnya yaitu netral dan beratnya merupakan selisih antara massa atom dan jumlah massa
proton dan electron. Dan 20 tahun kemudian, misteri itu akhrnya terpecahkan oleh
seorang ilmuan Inggris yang berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.
Percobaan tersebut dilakukan dengan cara menembakkan sinar alfa bermuatan
negative ke logam Berilium. Percobaan ini mendeteksi adanya partkel tidak bermuatan
yang disebut neutron. Massa dari neutron itu sendri adalah 1,67 x 10−24 gram.

c. Electron
Joseph John (JJ) Thomson lahir di Inggris dan belajar di Cambridge University,
dimana ia kemudian menjadi professor. Pada tahun 1906, ia memenangkan Hadiah
Nobel dalam fisika untuk penelitiannya tentang bagaimana gas listrik. Penelitian ini
juga menyebabkan penemuan electron.

15
Sejarah Penemuan Elektron
Dalam penelitiannya, Thomson melewatkan arus melalui tabung sinar katoda,
sebuah tabung sinar katoda adalah tabung gelas yang hampir semua udara telah
dihilangkan. Ini berisi sepotong logam disebut elektroda pada setiap ujung. Satu
elektroda bermuatan negative dan dikenal sebagai katoda. Elektroda lainnya
bermuatan positif dan dikenal sebagai anoda. Ketika tegangan tinggi arus listrik
diterapkan pada ujung play, sinar katoda perjalanan dari kaotda ke anoda.

Tabung sinar katoda dengan medan listrik tegak lurus dengan arah sinar katode
dan medan magnetik luar. Lambing U dan S menandakan kutub utara dan selatan
magnet. Sinar katoda yang menumbuk ujung tabung di A dengan adanya medan
listrik, di C adanya medan listrik dan di B dimana tidak ada medan luar atau ketika
pengaruh medan listrik dan medan magnetik saling menghilangkan.
Pada tahun 1897, Thomson mengamati pelat katoda dan pelat anoda dalam
tabung hampa udara yang dialiri listrik tegangan tinggi.

16
Thomson menemukan bahwa pelat katoda (elektroda negative) memancarkan
sinar yang bergerak menurut garis lurus menuju pelat anoda (elektroda positif). Selain
bergerak lurus, sinar katoda juga memiliki sifat yang unik, yaitu dapat dibelokkan oleh
medan listrik menuju kutub positif. Percobaan ini menunjukkan bahwa sinar dari pelat
katoda merupakan partikel penyusun atom bermuatan negative yang disebut electron.

Thomson juga mengukur massa partikel yang telah didentifikasi. Dia melakukan
ini dengan menentukan berapa banyak sinar katoda yang membelok ketika ia memberi
variasi tegangan. Ia menemukan bahwa massa partikel adalah 2000 kali lebih kecil
dari massa atom terkecil, yakni atom hidrogen. Singkatnya, Thomson telah
menemukan keberadaan partikel yang lebih kecil dari atom. Ini membantah klaim
Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil dari materi. Dari penemuan tersebut,
Thomson juga menyimpulkan bahwa electron adalah partikel dasar dalam atom.
Massa electron = 9,11 x 10−28 g.

17
a. Teori Roti Kismis

Menurut Thomson, atom berbentuk bukat dimana muatan listrik positif yang
tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh electron-elektron yang berada diantara
muatan positif. Elektro-elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran kismis
dalam roti, maka teori Atom Thomson juga sering dikenal dengan Teori Roti Kismis.

1.3 Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr


1.Dasar – dasar teori kuantum
Pengertian Dasar Teori Kuantum
Secara linguistic, kuantum [jamak: quanta], berasal dari bahasa Latin, “quantus:
yang berarti berapa banyak, atau ukuran banyak sesuatu, yang juga menjadi asal kata
kuantitas (quantity), memiliki arti lebih-kurang sama dengan “qadarun” dalam bahasa Arab,
yang berarti kadar atau ukuran tertentu.
Secara terminology, kuantum [jamak: quanta] dalam fisika, mengandung arti
kantong, kadut, paket, atau bungkusan. Berdasarkan pada Teori Kuantum (Quantum Theory,
QT, QUT) dalam fisika, tenaga atau energi hadir dalam satuan terpisah atau unit diskrit,
sebagai paket energi yang disebut kuantum. Sebagai missal, kuantum dari tenaga cahaya atau
energi radiasi elektromagnetik, dinamakan foton (photon), sedangkan dalam konteks tertentu,
kuantum dari energi nuklir, dinamakan meson.

18
Sejarah Dasar Teori Kuantum
Teori Kuantum bermula di 1900 ketika fisikawan Jerman, Max Karl Erns
Ludwig Planck (1858-1947), menjelaskan fenomena pancaran badan hitam (black body
radiation, BBE, BABOR), bahwa energi tak dipancarkan secara rata dan sinambung, tapi
terputus-putus dalam paket-paket dengan jeda tertentu, yang disebutkan kuantum, sehingga
disebut Teori Kuantu Planck (Planck Quantum Theory, PQT, PLAQUT), dimana kuantitas
energi sebanding dengan suatu konstanta dan sebanding dengan frekuensi radiasi atau
berbanding terbalik dengan periode waktu radiasi, yang dapat dinyatakan secara matematika
dalam formula fisika.

E=h.f=h/T
Keterangan:
E : kuantitas energi radiasi, dalam unit Joule (J), 5 dimensi
H : konstanta Planck = 6,625.196 x 10−34 Joule/second (J/s) 6 dimensi
F : frekuensi radiasi, dalam unit Hertz (Hz) atau siklus per sekon (cps), 1 dimensi
T : perioda waktu radiasi, dalam unit second (s), 1 dimensi

Teori Kuantum Memiliki 3 Dasar


1. Sifat gelombang materi yang dikembangkan oleh De Broglie (1924)
2. Perasamaan gelombang yang dikembangkan oleh Schrodinger (1927)
3. Prinsip ketidakpastian yang dikembangkan oleh Heisenberg (1927)

Model Atom Bohr I


Niels Bohr menyempurnakan teori Rutherford yang telah ada sebelumnya.
Kelemahan teori atom Rutherford yaitu: tidak mampu untuk menerangkan mengapa electron
tidak jatuh ke inti atom sebagai akibat gaya elektrostatik inti terhadap partikel.
Berdasarkan asas fisika klasik, electron sebagai partikel bermuatan bila mengitari inti yang
muatannya berlawanan, lintasannya akan berbentuk spiral sehingga akhirnya jatuh ke inti.

19
Model Atom Bohr II
Pada tahun 1913, Niels Henrik David Bohr melalui percobaannya tentang spektrum atom
hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan electron dalam
menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan
gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck.

Model Atom Bohr III


a.Model atom bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom berukuran sangat kecil
dan bermuatan positif di kelilingi oleh electron, yang mempunyai orbit (kulit atom)

Huruf K, L, M dst menyatakan lintasan atau orbit electron pada setiap tingkat.
Tingkat 1 (n=1) disebut orbit K, n=2 disebut orbit L, dst
Tiap tingkatan energi akan diisi oleh sejumlah electron tertentu
Jumlah electron maksimal setiap tingkat energi adalah 2 n2
Misalnya: pada tingkat energi 1, jumlah electron maksimalnya adalah 2 x 12 = 2, dst
b. Electron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan tertentu yang diperbolehkan
(lintasan yang ada), dan tidak boleh berada diantara dua lintasan.
Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), electron menempati tingkat energi terendah.
Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar.
c.Electron bisa berpindah dari suatu orbit lainnya. Apabila electron berpindah dari kulit luar
ke kulit yang lebih dalam, akan dibebaskan energi dan sebaliknya akan menyerap energi.

20
Jika suatu atom dipanaskan atau disinari, electron akan menyerap energi dalam bentuk
foton cahaya yang sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan
itu disebut keadaan tereksitasi.

Kelemahan Teori Atom Bohr


a. Melanggar asas-asas ketidakpastian Heisenberg karena electron mempunyai jari-jari
dan lintasan yang telah diketahui
b. Model atom Niels Bohr hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion
yang mengandung satu electron
c. Tidak dapat menjelaskan efek zeeman (tambahan garis-garis spektrum jika atom-
atom tereksitasi diletakan dalam bidang magnet).

1.4 Model Atom Mekanika Kuantum


i. Dualisme Partikel
Dalam fisika dan kimia, dualitas gelombang-partikel menyatakan bahwa
cahaya dan benda memperlihatkan sifatgelombang dan partikel. Konsep utama dalam
mekanika kuantum, dualitas menyatakan kekurangan konsep konvensional seperti
"partikel" dan "gelombang" untuk menjelaskan perilaku objek kuantum.

21
Ide awal dualitas berakar pada perdebatan tentang sifat cahaya dan benda sejak
1600-an, ketika teori cahaya yang saling bersaing yang diusulkan oleh Christiaan
Huygens dan Isaac Newton.

Melalui hasil kerja Albert Einstein, Louis de Broglie dan lainnya, sekarang ini
diterima bahwa seluruh objek memiliki sifat gelombang dan partikel (meskipun
fenomena ini hanya dapat terdeteksi dalam skala kecil, seperti atom).

ii. Prinsip Ketidakpastian


Adalah werner Heisenberg,fisikawan asal jerman (1901-1976) yang mengajukan
ide ini.selain dari teori ketidakpastian ini, Heisenberg juga berjasa banyak bagi
perkembangan teori kuantum. Misalnya,disertai doctornya mengenai mekanika
gelombang,yang diselesaikannya dalam usia 25 tahun. Heisenberg berhasil merumuskan
persamaan lain mekanika gelombang,sebuah persamaan baru menggunakan matriks.Pada
kemudian hari teorinya ini disebut mekanika matriks.Berkat jasanya dalam
perkembangan Teori Kuantum dan Teori Fisika lainnya,werner Heisenberg dianugrahkan
hadiah Nobel Fisika tahun 1932.
Pada 1927, Heisenberg mengumumkan Teori Ketidakpatian. Isinya adalah
sebagai berikut;Ketika melakukan pengamatan terhadap posisi atau kecepatan suatu
objek, mustahil untuk mengukurnya secara akurat. Ketidakpastian selalu akan muncul
dalam pengamatan dan pengukuran dan hasilnya tidak pernah melebihi seperempat
konstanta Planck.
Heisenberg’s Uncertainty Principle [1927]

iii. Model Atom Mekanika Kuantum


Sebelumnya kita sudah membalas tentang dualisme gelombang-partikel yang
menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku baik sebagai gelombang maupun
partikel. Dalam skala atomik, electron dapat kita tinjau sebagai gejala gelombang yang
tidak memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah electron diwakili oleh
kebolehjadian atau peluang terbesar ditemukannya electron di dalam ruang.
Demi mendapatkan penjelasan yang dilengkap dan umum dari struktur atom,
prinsip dualism gelombang partikel digunakan. Disini gerak electron digambar sebagai
gejala gelombang. Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunkan untuk
menjelaskan gerak electron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan
fungsi gelombang untuk electron. Model atom yang didasarkan pada prinsip ini disebut
model atom mekanika kuantum.

22
Persamaan Schrodinger untuk electron di dalam atom dapat memberikan solusi
yang dapat diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk tiga parameter yang berbeda
yang menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum ini adalah bilangan
kuantum utama,orbital,dan magnetik. Jadi, gambaran electron di dalam atom diwakili
oleh seperangkat bilangan kuantum ini.

2.5 Struktur Elektron Atom Poliatomik

 Konfigurasi Elektron.

Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau


struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika
kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan
kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan
waktu yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah
elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk
bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu
pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.

Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya
dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan
Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom,
sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika
terdapat kekosongan di dalamnya.Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat
berguna dalam membantu pemahaman struktur tabel periodikunsur-unsur. Konsep ini juga
berguna dalam menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.

23
 Kelopak dan Subkelopak
Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model
atom model Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak walaupun
sudah terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekanika kuantum elektron.
Berdasarkan asas larangan Pauli, sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua
elektron. Namun pada kasus-kasus tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras
energi yang sama (dikatakan berdegenerasi), dan orbital-orbital ini dihitung bersama dalam
konfigurasi elektron.

Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang memiliki bilangan


kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d
semuanya merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat
menampung 2n2 elektron; kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8
elektron, dan kelopak ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.

Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai label orbital


yang sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga orbital 2p
membentuk satu subkelopak, yang dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron yang
dapat ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1); sehingga subkelopak "s" dapat
menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan
subkelopak "f" 14 elektron.

Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari
persamaan mekanika kuantum,[n 1] terutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa
tidak ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada
keempat bilangan kuantumnya.

 Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun, konstruksi")
adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Terdapat maksimal dua
elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan peningkatan energi orbital: orbital
berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi
lebih tinggi.

24
Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah.

Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama;
ia akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas Aufbau
menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan
oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.[6][n 2]

1. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;


2. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang pertama
diisi adalah orbital dengan nilai n yang paling rendah.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi,
ke proton dan neutron dalam inti atom.

Tabel periodik

Tabel konfigurasi electron


Bentuk tabel periodic berhubungan dekat dengan konfigurasi electron atom unsur-usnur.
Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi electron [E] ns 2 (dengan [E]
adalah konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia. Kelopak
electron terluar atom sering dirunjuk sebagai “kelopak valensi” dana menetukan sifat-sifat
kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah diketahui satu
abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi electron ada .[n−3 ]

25
Kelemahan asas Aufbau
Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap,
baik untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap orbital-
orbital atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron.
Namun, energi elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron
dalam atom (atau ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk sebuah
sistem dengan elektron lebih dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok penyelesaian
banyak elektron, yang tidak dapat dihitung secara eksak[n 4] (walaupun terdapat pendekatan
matematika yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).
Ionisasi logam transisi
Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks dalam
kimia logam transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum logam
transisi, dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih
dahulu sebelum orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s
memiliki nilai n+l  = 4 (n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l  = 5 (n = 3, l = 2).
Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 dan
[Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati pengisian orbital 4s ke orbital 3d untuk menghasilkan
subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus ini, penjelasan yang diberikan adalah
"subkelopak yang terisi setengah ataupun terisi penuh adalah susunan elektron yang stabil".
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi, membentuk
ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital 3d, melainkan dari
4s. Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium
heksakarbonil dapat dijelaskan sebagai atom kromium (bukan ion karena keadaan
oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon monoksida; ia bersifat diamagnetik dan
konfigurasi atom pusat kromium adalah 3d6, yang berarti bahwa orbital 4s pada atom bebas
telah bepindah ke orbital 3d ketika bersenyawa. Pergantian elektron antara 4s dan 3d ini
dapat ditemukan secara universal pada deret pertama logam-logam transisi.[n 5]
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital
atom adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital
lainnya. Jika begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p,
seperti pada hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.
Pengecualian kaidah Madelung lainnya
Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-unsur yang lebih
berat, dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan yang sederhana mengenai
pengecualian ini. Adalah mungkin untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini
menggunakan perhitungan Hartree-Fock, yang merupakan metode pendekatan dengan
melibatkan efek elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat,
diperlukan juga keterlibatan efek relativitas khusus terhadap energi orbital atom, karena
elektron-elektron pada kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Secara umun, efek-efek relativistik ini cenderung menurunkan energi orbital s
terhadap orbital atom lainnya.

26
Periode 5 Periode 6 Periode 7

Konfigu Konfigu
Konfiguras
Unsur Z rasi Unsur Z Unsur Z rasi
i elektron
elektron elektron

3 [Kr] 5 Aktiniu 8 [Rn]


Itrium Lantanum [Xe] 6s2 5d1
9 5s2 4d1 7 m 9 7s2 6d1

5 [Xe] 9 [Rn]
Serium Torium
8 6s2 4f1 5d1 0 7s2 6d2

[Rn]
Praseodi 5 Protaktin 9
[Xe] 6s  4f
2 3
7s2 5f2 6
mium 9 ium 1
d1

[Rn]
Neodimiu 6 9
[Xe] 6s  4f
2 4
Uranium 7s2 5f3 6
m 0 2
d1

[Rn]
Prometiu 6 Neptuni 9
[Xe] 6s  4f
2 5
7s2 5f4 6
m 1 um 3
d1

6 Plutoniu 9 [Rn]
Samarium [Xe] 6s2 4f6
2 m 4 7s2 5f6

6 Amerisi 9 [Rn]
Europium [Xe] 6s2 4f7
3 um 5 7s2 5f7

Gadoliniu 6 [Xe] Kurium 9 [Rn]


m 4 6s2 4f7 5d1 6 7s2 5f7 6

27
d1

6 Berkeliu 9 [Rn]
Terbium [Xe] 6s2 4f9
5 m 7 7s2 5f9

Zirkoniu 4 [Kr] 7 [Xe]


Hafnium
m 0 5s2 4d2 2 6s2 4f14 5d2

4 [Kr] 5s1  7 [Xe]
Niobium Tantalum
1 4d4 3 6s2 4f14 5d3

Molibde 4 [Kr] 5s1  7 [Xe]


Tungsten
num 2 4d5 4 6s2 4f14 5d4

Teknesi 4 [Kr] 7 [Xe]


Renium
um 3 5s2 4d5 5 6s2 4f14 5d5

Ruteniu 4 [Kr] 5s1  7 [Xe]


Osmium
m 4 4d7 6 6s2 4f14 5d6

4 [Kr] 5s1  7 [Xe]
Rodium Iridium
5 4d8 7 6s2 4f14 5d7

Paladiu 4 7 [Xe] 6s1 4f14 
[Kr] 4d 10
Platinum
m 6 8 5d9

4 [Kr] 5s1  7 [Xe] 6s1 4f14 
Perak Emas
7 4d10 9 5d10

28
Kadmiu 4 [Kr] 8 [Xe]
Raksa
m 8 5s2 4d10 0 6s2 4f14 5d10

[Kr] [Xe]
4 8
Indium 5s2 4d10  Talium 6s2 4f14 5d10 
9 1
5p1 6p1

2.6 Sistem Periodik Unsur

1. Konfigurasi Electron dan Tabel Periodik


Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan system periodik unsur.
Seperti telah kalian ketahui bahwa sifat-sifat unsure sangat tergantung pada jumlah
elektron valensinya. Jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit
sama dengan bilangan kuantum utama (n), maka atom unsur tersebut pasti terletak
pada golongan yang sama (selain yang berbentuk ion). Sedangkan nilai n (bilangan
kuantum utama) yang terbesar menunjuk nomor periode unsur tersebut dalam sistem
periodic unsur. Misal konfigurasi elektron unsur K sebagai berikut:
19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.

Nilai n terbesar adalah 4, maka K menempati periode 4.

Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodic berdasarkan konfigurasi


elektron, perlu dilihat pada jenis dan jumlah elektron terluar yang menempati kulit
yang sama.

 Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit s
atau subkulit s dan p.
 Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit
s dan d.
 Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s dan f. Tapi
jumlahnya tidak menentukan golongan, karena lantanida dan aktinida tidak mempunyai
golongan.
Jika pengamatan kalian pada kegiatan mandiri benar, maka akan diketahui adanya
hubungan antara konfigurasi electron atom unsur-unsur dengan sistem periodik, baik
mengenai golongan maupun periodenya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem
periodik dapat digunakan untuk meramalkankonfigurasi elektron atom unsur-unsur.

29
Pembagian unsur-unsur menurut blok s , p, d, dan f
Tabel : Hubungan antara Elektron Valensi dan Golongan dalam Sistem Periodik

Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat dikelompokan unsur-unsur


tersebut dalam blok berikut.

 Blok s. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s terletak pada
golongan IA dan IIA, kecuali unsure H dan He. Unsur-unsur ini merupakan logam yang
reaktif. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx, maka unsure tersebut terletak pada
golongan xA.
 Blok p. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p, terdapat
dalam golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII. Golongan unsur-unsur ini meliputi
logam, metaloid, dan non logam. Misal konfigurasi elektron terluar adalah npy, maka
unsure tersebut terletak pada golongan (2 + y)A.
 Blok d. Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsurunsur transisi, yaitu golongan
IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Misal konfigurasi elektron terluar adalah
nsx (n􀀐d)z, maka unsur tersebut terletak pada golongan (x + z)B. Jika:
a. x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada golongan VIIIB;
b. x + z = 11, maka unsur terletak pada golongan IB;
c. x + z = 12, maka unsur terletak pada golongan IIB.
 Blok f . Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida. Golongan ini disebut
juga golongan transisi dalam.

30
2. Sifat-Sifat Periodik Unsur
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan letak
unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik
sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.

A.Jari-jari atom

Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan
ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom
dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.

Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil.
Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu
periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak,
sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti
terhadap elektron terluar semakin kuat.

B.Energi ionisasi

Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab,
elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia.
Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi
ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya tarik menarik
elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sukar
lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti energi
ionisasi besar.

31
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih
kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron
terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil,
karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga
elektron terluar makin mudah di lepaskan.Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai
pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti
makin kuat. Kecuali,unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih
besar dari pada golongan III A dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada
golongan VI A.

C. Keelektronegatifan

Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari


atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti
terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil,
karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem
periodik cenderung melepaskan elektron.Unsur-unsur yang seperiode :
keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada
setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga
kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil
terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks )
unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang
bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif.
Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan
membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada
elektron valensinya.

D. Sifat Logam

Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan


panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan
menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan
dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin
kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur
bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan
tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda.

32
E. Kereaktifan

Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin


ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur
bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena
makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau
menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA
(halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun
kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.
Kecenderungan berbagai sifat periodik unsur-unsur periode ketiga diberikan pada
gambar di bawah ini

F. Afinitas Elektron

Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu
atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron
itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses
penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan
dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif
mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang
afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti
makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron
dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

33
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran
proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada
Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai membangkitkan minat
terhadap penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula kelemahan yaitu teori
atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi
gaya tarik menarik antara dua atom  atau molekul  yang menyebabkan suatu senyawa
diatomik  atau poliatomik  menjadi stabil.

34
DAFTAR PUSTAKA

http://www.danielnugroho.com/science/prinsip-ketidakpastian-heisenberg/

https://id.wikipedia.org/wiki/Dualitas_gelombang-partikel

http://ardyansyah10.co.id/2014/03/struktur-atom-sistem-periodik-dan.html

www.googleimage.com

https://id.wikipedia.orf/wiki/partikel_dasar

https://marisahintya.wordpress.com

www.academia.edu

https://ekaaidha.wordpress.com

dokumen.tips/documents/partikel-dasar-penyusun-atom.html

35

Anda mungkin juga menyukai