Anda di halaman 1dari 14

STRUKTUR ATOM DAN KONFIGURASI ELEKTRON

MATA KULIAH KIMIA UMUM

Disusun Oleh :
Farhan Ramadan (2307012579)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
Tahun 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
makalah Kimia Umum mengenai “Struktur Atom dan Konfigurasi Elektron“ ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Makalah ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami pelajari dalam mata kuliah
Kimia Umum. Makalah ini dibuat untuk memenuhi penilaian dalam mata kuliah Kimia
Umum. Makalah ini berisi materi mengenai sejarah teori-teori atom, struktur atom, sifat-sifat
unsur dalam Sistem Periodik Unsur, Konfigurasi Elektron dan Bilangan-Bilangan Kuantum.

Selanjutnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Khairat, M.Si.
selaku dosen dalam mata kuliah Kimia Umum yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini dan teman- teman yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Berkat masukan
dan dorongan merekalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru ,3 September 2023

Penyusun
A. Struktur Atom

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang
tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya
membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama
bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur
kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi
lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu
tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen sub atom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah dapat
dibagi-bagi lagi.Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian
berhasil memodelkan atom.
Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan
massa yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus
seperti mikroskop penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti
atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak
memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan
radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah proton dan
neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah ras energi, ataupun
orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara ras tersebut dengan menyerap
ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara ras. Elektron pada
atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan memengaruhi sifat-sifat magnetis
atom tersebut.

1. Perkembangan Model Atom

Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda
dibelah terus menerus, maka pada saat tertentu akan didapat akan didapat bagian yang tidak
dapat dibelah lagi. Bagian seperti ini oleh Democritus disebut atom. Istilah atom berasal dari
bahasa yunani “a” yang artinya tidak, sedangkan “tomos” yang artinya dibagi. Jadi, atom
artinya tidak dapat dibagi lagi. Pengertian ini kemudian disempurnakan menjadi, atom
adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibelah lagi namun namun masih
memiliki sifat kimia dan sifat fisika benda asalnya.
Atom dilambangkan dengan ZXA, dimana A = nomor massa (menunjukkan massa atom,
merupakan jumlah proton dan neutron), Z = nomor atom (menunjukkan jumlah elektron atau
proton). Proton bermuatan positif, neutron tidak bermuatan (netral), dan elektron bermuatan
negatif. Massa proton = massa neutron = 1.800 kali massa elektron. Atom-atom yang
memiliki nomor atom sama dan nomor massa berbeda disebut isotop, atom-atom yang
memiliki nomor massa sama dan nomor atom berbeda dinamakan isobar, atom-atom yang
memiliiki jumlah neutron yang sama dinamakan isoton.

2. Macam-macam Model Atom

a. Model Atom John Dalton


Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus.
Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal. Dalam renungannya
Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:
1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi
kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
6. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom.
Namun, teori atom Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat menerangkan suatu larutan
dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus
listrik padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat
menghantarkan arus listrik.

b. Model Atom J.J. Thomson


Pada tahun 1897, J.J Thomson mengamati elektron. Dia menemukan bahwa semua atom
berisi elektron yang bermuatan negatif. Dikarenakan atom bermuatan netral, maka setiap
atom harus berisikan partikel bermuatan positif agar dapat menyeimbangkan muatan negatif
dari elektron.
Kelebihan model atom Thomson
Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan model atom Thomson
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.
c. Model Atom Rutherford

Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil
pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford yaitu:
a) Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.
b) Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.
c) Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yang sangat tinggi.
d) Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan. Sebagian
kecil dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.

Kelemahan Model Atom Rutherford


a) Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron
itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
b) Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara
rotasinya terhadap ini atom.
c) Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak
stabil.
d) Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

d. Model Atom Niels Bohr

Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Model atom
Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom Rutherford.
Kelemahan teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr dengan postulat bohr :
a) Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu.
b) Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi
jika berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah
ke orbit yang lebih dalam
Kelebihan model atom Bohr
a) atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan model atom Bohr
b) tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack.
c) Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik,
pengaruh medan magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron
lebih banyak.

B. Bilangan Kuantum
Persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger memperjelas kemungkinan
ditemukannya elektron melalui bilangan-bilangan kuantum. Daerah paling mungkin
ditemukannya elektron disebut orbital, sehingga bilangan-bilangan akan memperjelas posisi
elektron dalam atom.
Ada empat bilangan kuantum yang akan kita kenal, yaitu bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum Azimut (I), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin (s).
Berikut ini adalah contoh soal bilangan kuantum :
1. Salah satu electron terluar yang terdapat dalam atom dengan nomor atom 20 mempunyai
harga bilangan kuantum..
a. n = 1 l = 1 m = 1 s = +1/2
b. n = 2 l = 2 m = 2 s = -1/2
c. n = 3 l = 1 m = 2 s = +1/2
d. n = 4 l = 0 m = 0 s = +1/2
e. n = 4 l = 1 m = 1 s = -1/2
Jawaban
Bilangan kuantum ada 4 yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l),
bilangan kuantum magnetic (m), dan bilangan kuantum spin (s). Atom dengan nomor atom
20, mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut :

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2

Elektron terluar berada di orbital 4s sehingga :


Bilangan kuantum utamanya n = 4
Bilangan kuantum azimutnya l = 0 (ingat orbital s nilai l nya adalah 0)
Bilangan kuantum magnetiknya m = 0
Bilangan kuantum spinnya adalah s = 1/2 atau -1/2
Jadi elektron terluar atom tersebut memiliki konfigurasi elektron sebagai berikut :
n = 4 l = 0 m = 0 s = +1/2 atau n = 4 l = 0 m = 0 s = -1/2

Jawaban D

1. Bilangan Kuantum Utama


Dalam model atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan stasioner dengan
tingkat energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan bilangan kuantum utama dari
elektron. Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan lambang n sebagaimana tingkat energi
elektron pada lintasan atau kulit ke-n.
Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di dalam
atom. Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron yang dapat menempati satu
lintasan atau kulit berdasarkan persamaan berikut.

Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2


Tabel 1. Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama.
Jenis Kulit Nilai (n)
K 1
L 2
M 3
N 4

2. Bilangan Kuantum Azimut (I)


Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum sudut. Efek Zeeman
yang teramati ketika atom berada di dalam medan magnet berkaitan dengan orientasi atau
arah momentum sudut dari gerak elektron mengelilingi inti atom. Terpecahnya garis spektum
atomik menandakan orientasi momentum sudut elektron yang berbeda ketika elektron berada
di dalam medan magnet.
Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada dan bentuk orbital,
serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti.
Banyaknya subkulit tempat elektron berada tergantung pada nilai bilangan kuantum utama
(n). Nilai bilangan kuantum azimut dari 0 sampai dengan (n - 1). Bila n = 1, maka hanya ada
satu subkulit yaitu l = 0. Sedangkan n = 2, maka ada dua subkulit yaitu l = 0 dan l = 1.
Seandainya dibuat dalam tabel maka akan tampak sebagai berikut :
Tabel 2. Hubungan bilangan kuantum utama dan azimut serta subkulit.
Bilangan Kuantum Bilangan Kuantum
Banyaknya SubKulit
Utama (n) Azimut (I)
1 0 1
2 0 2
1
3 0 3
1
2
4 0 4
1
2
3
Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus:
l = 0 ; sesuai sub kulit s (s = sharp)
l = 1 ; sesuai sub kulit p (p = principle)
l = 2 ; sesuai sub kulit d (d = diffuse)
l = 3 ; sesuai sub kulit f (f = fundamental)
Tabel 3. Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom.
Kulit Nilai n Nilai I Jenis Subkulit
K 1 0 1s
L 2 0 2s
1 2p
M 3 0 3s
1 3p
2 3d
N 4 0 4s
1 4p
2 4d
3 4f

3. Bilangan Kuantum Magnetic (m)


Momentum sudut elektron L merupakan sebuah vektor. Jika vektor momentum sudut L
diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z secara tiga dimensi akan didapatkan
besar komponen momentum sudut arah sumbu-z dinyatakan sebagai Lz. bilangan bulat yang
berkaitan dengan besar Lz adalah m. bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik. Karena
besar Lz bergantung pada besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga berkaitan
dengan nilai l.
m = −l, … , 0, … , +l
misalnya, untuk nilai l = 1, nilai m yang diperbolehkan adalah −1, 0, +1.
Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada subkulit
tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum
magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut. Nilai bilangan kuantum magnetik
antara - l sampai + l.
Hubungan antara bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik dapat Anda
perhatikan pada tabel 6.
Tabel 6. Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik.
Bilangan
Tanda Bilangan Kuantum Gambaran Jumlah
Kuantum
Orbital Magnetik Orbital Orbital
Azimut
0 S 0 1
1 P -1, 0, +1 3
2 D -2, -1, 0, +1, +2 5
3 F -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 7

4. Bilangan Kuantum Spin (s).


Bilangan kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman anomali. Anomali ini
berupa terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak garis dibanding yang diperkirakan.
Jika efek Zeeman disebabkan oleh adanya medan magnet eksternal, maka efek Zeeman
anomali disebabkan oleh rotasi dari elektron pada porosnya. Rotasi atau spin elektron
menghasilkan momentum sudut intrinsik elektron. Momentum sudut spin juga mempunyai
dua orientasi yang berbeda, yaitu spin atas dan spin bawah. Tiap orientasi spin elektron
memiliki energi yang berbeda tipis sehingga terlihat sebagai garis spektrum yang terpisah.
Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya. Dalam
satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui
sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2.

C. Konfigurasi elektron

Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan
elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti
partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan menampilkan
sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan kuantum elektron
tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang
bernilai kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah
elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya
untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik
tertentu pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada
titik tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan
emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli,
tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga
elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat
kekosongan di dalamnya.
Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu
pemahaman struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam menjelaskan
ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap bersama.Dibawah ini adalah contoh soal
konfigurasi elektron :

K L M N O P Q
X= 2 8 18 32 32 32 32
11X= K L M N Periode ke 3
2 8 1 Golongan IA
X adalah 11Na

K L M N Periode ke 4
19X= 2 8 8 1 Golongan IA
X adalah 19K

1. Kelopak dan subkelopak


Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada model atom
model Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak walaupun sudah
terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekania kuantum elektron. Berdasarkan asas
larangan Pauli, sebuah orbital hanya dapat menampung maksimal dua elektron. Namun pada
kasus-kasus tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama
(dikatakan berdegenerasi), dan orbital-orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi
elektron.
Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang memiliki bilangan
kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-orbital 3p, dan orbital-orbital 3d
semuanya merupakan bagian dari kelopak ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung
2n2 elektron; kelopak pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron, dan
kelopak ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.
Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang mempunyai label orbital
yang sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk
satu subkelopak, yang dapat menampung enam elektron. Jumlah elektron yang dapat
ditampung pada sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1); sehingga subkelopak "s" dapat
menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan
subkelopak "f" 14 elektron.
Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal dari
persamaan mekanika kuantumterutama asas larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada
dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan
kuantumnya.
2. Notasi
Para fisikawan dan kimiawan menggunakan notasi standar untuk mendeskripsikan
konfigurasi-konfigurasi elektron atom dan molekul. Untuk atom, notasinya terdiri dari
untaian label orbital atom (misalnya 1s, 3d, 4f) dengan jumlah elektron dituliskan pada setiap
orbital (atau sekelompok orbital yang mempunyai label yang sama). Sebagai contoh,
hidrogen mempunyai satu elektron pada orbital s kelopak pertama, sehingga konfigurasinya
ditulis sebagai 1s1. Litium mempunyai dua elektron pada subkelopak 1s dan satu elektron
pada subkelopak 2s, sehingga konfigurasi elektronnya ditulis sebagai 1s2 2s1. Fosfor
(bilangan atom 15) mempunyai konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.
Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang, sehingga notasi
yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor, misalnya, berbeda dari neon
(1s2 2s2 2p6) hanya pada keberadaan kelopak ketiga. Sehingga konfigurasi elektron neon
dapat digunakan untuk menyingkat konfigurasi elektron fosfor. Konfigurasi elektron fosfor
kemudian dapat ditulis: [Ne] 3s2 3p3. Konvensi ini sangat berguna karena elektron-elektron
pada kelopak terluar sajalah yang paling menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur.
Urutan penulisan orbital tidaklah tetap, beberapa sumber mengelompokkan semua orbital
dengan nilai n yang sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti urutan berdasarkan
asas Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi dapat ditulis sebagai [Ar] 3d6 4s2 ataupun
[Ar] 4s2 3d6 (mengikuti asas Aufbau).
Adalah umum untuk menemukan label-label orbital "s", "p", "d", "f" ditulis miring,
walaupaun IUPAC merekomendasikan penulisan normal. Pemilihan huruf "s", "p", "d", "f"
berasal dari sistem lama dalam mengkategorikan garis spektra, yakni "sharp", "principal",
"diffuse", dan "fundamental". Setelah "f", label selanjutnya diikuti secara alfabetis, yakni "g",
"h", "i", ...dst, walaupun orbital-orbital ini belum ditemukan.
Konfigurasi elektron molekul ditulis dengan cara yang sama, kecuali bahwa label orbital
molekul lah yang digunakan, dan bukannya label orbital atom.

3. Sejarah
Niels Bohr adalah orang yang pertama kali (1923) mengajukan bahwa periodisitas pada
sifat-sifat unsur kimia dapat dijelaskan oleh struktur elektronik atom tersebut. Pengajuannya
didasarkan pada model atom Bohr, yang mana kelopak-kelopak elektronnya merupakan orbit
dengan jarak yang tetap dari inti atom. Konfigurasi awal Bohr berbeda dengan konfigurasi
yang sekarang digunakan: sulfur berkonfigurasi 2.4.4.6 daripada 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.
Satu tahun kemudian, E. C. Stoner memasukkan bilangan kuantum ketiga Sommerfeld ke
dalam deskripsi kelopak elektron, dan dengan benar memprediksi struktur kelopak sulfur
sebagai 2.8.6.Walaupun demikian, baik sistem Bohr maupun sistem Stoner tidak dapat
menjelaskan dengan baik perubahan spektra atom dalam medan magnet (efek Zeeman).
Bohr sadar akan kekurangan ini (dan yang lainnya), dan menulis surat kepada temannya
Wolfgang Pauli untuk meminta bantuannya menyelamatkan teori kuantum (sistem yang
sekarang dikenal sebagai "teori kuantum lama"). Pauli menyadari bahwa efek Zeeman
haruslah hanya diakibatkan oleh elektron-elektron terluar atom. Ia juga dapat menghasilkan
kembali struktur kelopak Stoner, namun dengan struktur subkelopak yang benar dengan
pemasukan sebuah bilangan kuantum keempat dan asas larangannya (1925):
It should be forbidden for more than one electron with the same value of the main quantum
number n to have the same value for the other three quantum numbers k [l], j [ml] and m
[ms].
Adalah tidak diperbolehkan untuk lebih dari satu elektron dengan nilai bilangan kuantum
utama n yang sama memiliki nilai tiga bilangan kuantum k [l], j [ml] dan m [ms] yang sama.
Persamaan Schrödinger yang dipublikasikan tahun 1926 menghasilkan tiga dari empat
bilangan kuantum sebagai konsekuensi penyelesainnya untuk atom hidrogen: penyelesaian
ini menghasilkan orbital-orbital atom yang dapat kita temukan dalam buku-buku teks kimia.
Kajian spektra atom mengizinkan konfigurasi elektron atom untuk dapat ditentukan secara
eksperimen, yang pada akhirnya menghasilkan kaidah empiris (dikenal sebagai kaidah
Madelung (1936)) untuk urutan orbital atom mana yang terlebih dahulu diisi elektron.

4. Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun, konstruksi")
adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Ia dapat dinyatakan
sebagai:
Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan
peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum
elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.

Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah. 5g dan 6h telah hilang.
Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama; ia
akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas Aufbau
menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan
oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.
1. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;
2. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang
pertama diisi adalah orbital dengan nilai n yang paling rendah.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi, ke proton dan neutron dalam
inti atom.

Tabel periodik
Bentuk tabel periodik berhubungan dekat dengan konfigurasi elektron atom unsur-unsur.
Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron [E] ns2 (dengan [E]
adalah konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia. Kelopak
elektron terluar atom sering dirujuk sebagai "kelopak valensi" dan menentukan sifat-sifat
kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah diketahui satu
abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi elektron ada.

Kelemahan asas Aufbau


Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap, baik
untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap orbital-orbital
atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron. Namun,
energi elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron dalam atom
(atau ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk sebuah sistem dengan
elektron lebih dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok penyelesaian banyak
elektron, yang tidak dapat dihitung secara eksak (walaupun terdapat pendekatan matematika
yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).

Ionisasi logam transisi


Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks dalam kimia
logam transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum logam transisi, dan
memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih dahulu sebelum
orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s memiliki nilai n+l = 4
(n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l = 5 (n = 3, l = 2). Namun kromium dan tembaga
memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 dan [Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati pengisian
orbital 4s ke orbital 3d untuk menghasilkan subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus
ini, penjelasan yang diberikan adalah "subkelopak yang terisi setengah ataupun terisi penuh
adalah susunan elektron yang stabil".
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi, membentuk ion.
Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital 3d, melainkan dari 4s.
Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium heksakarbonil dapat
dijelaskan sebagai atom kromium (bukan ion karena keadaan oksidasinya 0) yang dikelilingi
enam ligan karbon monoksida; ia bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium
adalah 3d6, yang berarti bahwa orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital 3d ketika
bersenyawa. Pergantian elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan secara universal pada
deret pertama logam-logam transisi.
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital atom
adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital lainnya. Jika
begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p, seperti pada
hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.

Pengecualian kaidah Madelung lainnya


Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-unsur yang lebih
berat, dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan yang sederhana mengenai
pengecualian ini. Adalah mungkin untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini
menggunakan perhitungan Hartree-Fock, yang merupakan metode pendekatan dengan
melibatkan efek elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat,
diperlukan juga keterlibatan efek relativitas khusus terhadap energi orbital atom, karena
elektron-elektron pada kelopak dalam bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Secara umun, efek-efek relativistik ini cenderung menurunkan energi orbital s
terhadap orbital atom lainnya.
Periode 5 Periode 6 Periode 7
Konfigurasi Konfigurasi Konfigurasi
Unsur Z Unsur Z Unsur Z
elektron elektron elektron
Itrium 39 [Kr] 5s 4d Lantanum
2 1
57 [Xe] 6s 5d Aktinium
2 1
89 [Rn] 7s2 6d1
[Xe] 6s2 4f1
Serium 58 1 Torium 90 [Rn] 7s2 6d2
5d
[Rn] 7s2 5f2
Praseodimium 59 [Xe] 6s2 4f3 Protaktinium 91 1
6d
[Rn] 7s2 5f3
Neodimium 60 [Xe] 6s2 4f4 Uranium 92 1
6d
[Rn] 7s2 5f4
Prometium 61 [Xe] 6s2 4f5 Neptunium 93 1
6d
Samarium 62 [Xe] 6s 4f Plutonium 94 [Rn] 7s2 5f6
2 6

Europium 63 [Xe] 6s2 4f7 Amerisium 95 [Rn] 7s2 5f7


[Xe] 6s2 4f7 [Rn] 7s2 5f7
Gadolinium 64 1 Kurium 96 1
5d 6d
Terbium 65 [Xe] 6s 4f Berkelium 97 [Rn] 7s2 5f9
2 9

[Xe] 6s2 4f14


Zirkonium 40 [Kr] 5s2 4d2 Hafnium 72
5d2
[Xe] 6s2 4f14
Niobium 41 [Kr] 5s1 4d4 Tantalum 73 3
5d
[Xe] 6s2 4f14
Molibdenum 42 [Kr] 5s1 4d5 Tungsten 74 4
5d
[Xe] 6s2 4f14
Teknesium 43 [Kr] 5s2 4d5 Renium 75 5
5d
[Xe] 6s2 4f14
Rutenium 44 [Kr] 5s1 4d7 Osmium 76 6
5d
[Xe] 6s2 4f14
Rodium 45 [Kr] 5s1 4d8 Iridium 77 7
5d
[Xe] 6s1 4f14
Paladium 46 [Kr] 4d10 Platinum 78 9
5d
[Xe] 6s1 4f14
Perak 47 [Kr] 5s1 4d10 Emas 79 10
5d
Kadmium 48 [Kr] 5s2 4d10 Raksa 80 [Xe] 6s2 4f14
5d10
[Kr] 5s2 4d10 [Xe] 6s2 4f14
Indium 49 Talium 81 10 1
5p1 5d 6p

Anda mungkin juga menyukai