DOSEN PENGAMPU :
HERY MUHAMMAD ANSORY, S.Pd., M.Sc.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT., atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
telah mengizinkan penulis untuk menyelesaikan naskah buku ini yang berjudul
TEORI ATOM DAN IKATAN KIMIA PADA MOLEKUL ORGANIK. Hal-hal
yang berhubungan pokok bahasan mengenai perbedaan unsur, senyawa dan
campuran, rumus kimia dan persamaan kimia, serta menjelaskan jenis-jenis reaksi
kimia.
Penulis
BAB I
STRUKTUR ATOM DAN MOLEKUL
A. Pendahuluan
Atom merupakan partikel penyusun semua benda yang berukuran
sangat kecil. Di dalam atom juga terdapat subatom, yaitu partikel
penyusun atom yang ukurannya lebih kecil. Sulit untuk dibayangkan
seberapa kecil atom ini, setiap atom memiliki inti atom yang terdiri
dari proton dan neutron, serta elektron yang bergerak cepat disekitar
inti. Elektron-elektron ini terdapat pada tingkatan energi yang berbeda-
beda, yang biasa disebut kulit atom, tiap kulit atom memiliki jumlah
batas untuk elektron, apabila elektron di kulit pertama sudah
memenuhi kulit kedua dan seterusnya.
Istilah atom berasal dari kata Yunani tomos yang berarti tidak
dapat dipotong atau pun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Konsep atom sebagai komponen yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dari
pertama kali diajukan oleh para Filsafat India dan Yunani. Pada abad
ke-17 dan ke-18, para ilmuan kimia meletakkan dasar-dasar pemikiran
ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi
lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, para ilmuan fisika berhasil menemukan
struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, yang
membuktikan bahwa atom tidaklah dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-
prinsip mekanika kuantum yang tidak dapat digunakan para ilmuan
fisika kemudian berhasil memodelkan atom.
Istilah atom pertama kali digunakan oleh ilmuan kimia asal Inggris
bernama John Dalton (1766-1844), ketika itu Ia mengajukan teori
atomnya pada tahun 1807. Dalton menyatakan bahwa semua unsur
kimia tersebut tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil, yang
disebut atom, yang tidak bisa pecah saat zat-zat kimianya direaksikan.
Satu lagi pendapatnya yaitu semua reaksi kimia merupakan akibat
saling bergabungnya atau terpisahnya atom-atom. Teori atom Dalton
menjadi dasar untuk ilmu pengetahuan modern.
Berdasarkan penjelasan diatas, elektron, neutron dan proton
merupakan bagian terkecil dari atom, namun para ilmuan modern
berpendapat bahwa proton dan neutron tersusun atas partikel-partikel
yang lebih kecil lagi yang disebutkan oleh Kuark.
B. Struktur Atom
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti
atom beserta awan elektron bermuatan negative yang mengelilinginya.
Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan
neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hydrogen-1 yang tidak
memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada
inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom
dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom
yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat
netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang
berbeda bersifat positif atau negative dan merupakan ion. Atom
dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom
tersebut. Jumlah proton pada atom dan neutron pada inti atom tersebut,
dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep
atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18,
para ilmuan kimia meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh
lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, para ilmuan fisika berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa
atom tidaklah dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika
kuantum yang digunakan para ilmuan fisika kemudian berhasil
memodelkan atom.
Relative terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek
yang sangat kecil dengan massa yang sama kecilnya pula. Atom hanya
dapat dipantau menggunakan peralatan khusus sperti mikroskop
penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada
inti atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama.
Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak
stabil yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat
mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah proton dan neutron
pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras
energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di
antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton
yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom
menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan memengaruhi sifat-
sifat mangnetis atom tersebut.
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron
berada di dalam inti atom. Sedangkan elektron terus bergerak
memutari mengelilingi inti atom karena muatan listriknya. Semua
elektron bermuatan negative (-) dan semua proton bermuatan (+).
Sementara itu, neutron bermuatan netral. Elektron yang bermuatan
negative (-) ditarik oleh proton yang bermuatan positif (+) pada inti
atom.
C. Model Atom
Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat
bahwa jika suatu benda dibelah terus menerus, maka pada saat tertentu
akan didapat bagian yang tidak dapat dibelah lagi. Bagian seperti ini
oleh Democritus disebut atom. Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani
“a” yang artinya tidak, sedangkan tomos yang artinya dibagi. Jadi,
atom artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Pengertian ini kemudian
disempurnakan menjadi, atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur
yang tidak dapat dibelah lagi namun masih memiliki sifat kimia dan
sifat fisika benda asalnya.
Atom dilambangkan dengan ZXA, dimana A = nomor massa
(menunjukkan massa atom, merupakan jumlah proton dan neutron), Z
= nomor atom (menunjukkan jumlah eketron atau proton). Proton
bermuatan positif, neutron tidak bermuatan (netral), dan elektron
bermuatan negatif. Massa proton = massa neutron = 1.800 kali massa
elektron. Atom-atom yang memiliki nomor atom sama dan nomor
massa berbeda disebut isotop, atom-atom yang memiliki nomor massa
sama dan nomor atom berbeda dinamakan isobar, atom-atom yang
memiliki jumlah neutron yang sama dinamakan isoton. Macam-macam
model atom terbagi sebagai berikut.
1. Model Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di
Inggris, melakukan perenungan tentang atom. Hasil perenungan
Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton
dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal. Dalam
renungannya Dalton mengemukakan bahwa postulatnya tentang
atom :
a. Setiap unsur terdiri dari pratikel yang sangat kecil yang
dinamakan dengan atom.
b. Atom dari unsur yang sama memiliki sifat yang sama.
c. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula.
d. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom
unsur lain dengan reaksi kimia, atom tidak dapat
dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan.
e. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom
yang disebut molekul.
f. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur
adalah tetap.
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap
penelitian mengenai model atom. Namun, teori atom Dalton
memiliki kekurangan, yaitu tidak menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat
menghantarkan arus listrik padahal listrik adalah elektron yang
bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus
listrik, dibawah ini merupakan model atom John Dalton.
Tabung sinar katoda dengan medan listrik tegak lurus dengan arah sinar
katode dan medan magnetic luar. Lambing U dan S menandakan kutub
utara dan selatan magnet. Sinar katoda yang menumbuk ujung tabung di A
dengan adanya medan listrik, di C adanya medan listrik dan di B dimana
tidak ada medan luar atau ketika pengaruh medan listrik dan medan
magnetic saling menghilangkan.
Pada tahun 1897, Thomson mengamati pelat katoda dan pelat anoda
dalam tabung hampa udara yang dialiri listrik tegangan tinggi.
Thomson menemukan bahwa pelat katoda (elektroda negative)
memancarkan sinar yang bergerak menurut garis lurus menuju pelat anoda
(elektroda positif). Selain bergerak lurus, sinar katoda juga memiliki sifat
yang unik, yaitu dapat dibelokkan oleh medan listrik menuju kutub positif.
Percobaan ini menunjukkan bahwa sinar dari pelat katoda merupakan
partikel penyusun atom bermuatan negative yang disebut electron.
2. Proton
Penemu Proton untuk pertama kalinya adalah seorang Fisikawan asal
Jerman. Nama penemu proton ini adalah Eugen Goldstein, dan ia lahir
pada tanggal 5 September tahun 1850 di kota Gleiwitz (Gliwice,
Polandia). Ia adalah penemu dari sinar anode dan juga disebut sebagai
penemu proton. Ia belajar di Bresiau dan nantinya di Helmholtz, di Berlin.
Goldstein bekerja di Observatorium Berlin dari tahun 1878-1890, tetapi
kebanyakan menghabiskan kariernya di Observatorium Potsdam, dimana
ia menjadi ketua dibagian astrofisika pada tahun 1927. Ia meninggal pada
tahun 1930 dan dikubur di Pemakaman Weibensee, Berlin.
Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan
muatan lainnya yaitu netral dan beratnya merupakan selisih antara massa
atom dan jumlah massa proton dan electron. Dan 20 tahun kemudian,
misteri itu akhrnya terpecahkan oleh seorang ilmuan Inggris yang
berhasil menemukan partikel neutron pada tahun 1932.
sesuatu, yang juga menjadi asal kata kuantitas (quantity), memiliki arti
E=h.f=h/T
Keterangan:
E: kuantitas energi radiasi, dalam unit Joule (1), 5 dimensi
h: konstanta Planck = 6,625.196 x Joule/second (J/s) 6 dimensi
f: frekuensi radiasi, dalam unit Hertz (Hz) atau siklus per sekon
(cps), 1 dimensi.
T: perioda waktu radiasi, dalam unit second (s), 1 dimensi
Jika suatu atom dipanaskan atau disinari, electron akan menyerap energi
dalam bentuk foton cahaya yang sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Keadaan itu disebut keadaan tereksitasi.
2. Prinsip Ketidakpastian
Adalah werner Heisenberg fisikawan asal jerman (1901- 1976)
yang mengajukan ide ini.selain dari teori ketidakpastian ini,
Heisenberg juga berjasa banyak bagi perkembangan teori kuantum.
Misalnya,disertai doctornya mengenai mekanika gelombang yang
diselesaikannya dalam usia 25 tahun. Heisenberg berhasil merumuskan
persamaan lain mekanika gelombang,sebuah persamaan baru
menggunakan matriks.Pada kemudian hari teorinya ini disebut
mekanika matriks Berkat jasanya dalam perkembangan Teori Kuantum
dan Teori Fisika lainnya,werner Heisenberg dianugrahkan hadiah
Nobel Fisika tahun 1932. Pada 1927, Heisenberg mengumumkan Teori
Ketidakpatian. Isinya adalah sebagai berikut:Ketika melakukan
pengamatan terhadap posisi atau kecepatan suatu objek, mustahil
untuk mengukurnya secara akurat. Ketidakpastian selalu akan muncul
dalam pengamatan dan pengukuran dan hasilnya tidak pernah melebihi
seperempat konstanta Planck Heisenberg’s Uncertainty Principle
(1927).
4. Model Atom Mekanika Kuantum
Sebelumnya kita sudah membalas tentang dualism gelombang-
partikel yang menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku baik
sebagai gelombang maupun partikel. Dalam skala atomik, electron
dapat kita tinjau sebagai gejala gelombang yang tidak memiliki posisi
tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah electron diwakili oleh
kebolehjadian atau peluang terbesar ditemukannya electron di dalam
ruang. Demi mendapatkan penjelasan yang dilengkap dan umum dari
struktur atom, prinsip dualism gelombang partikel digunakan. Disini
gerak electron digambar sebagai gejala gelombang. Persamaan
dinamika Newton yang sedianya digunkan untuk menjelaskan gerak
electron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan
fungsi gelombang untuk electron. Model atom yang didasarkan pada
prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.
H. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah
atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan
menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara
formal, keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi
gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai
kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi
sebuah elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi
pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas
aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu
pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi
gelombang pada titik tersebut.
Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan subkelopak berasal
dari persamaan mekanika kuantum, [n-1] terutama asas larangan Pauli yang
menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang bisa mempunyai
nilai yang sama pada keempat bilangan kuantumnya.
I. Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti
(«membangun, konstruksi») adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi
elektron awal Bohr. Terdapat maksimal dua elektron dapat diisi ke dalam orbital
dengan urutan peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih
dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi. Urutan
pengisian orbital- orbital atom mengikuti arah panah.
Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18
unsur pertama; ia akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya.
Bentuk modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah
Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi, ke proton dan
neutron dalam inti atom. seperti gambar dibawah ini
Gambar 1.13 kaidah asas Aufbau
Kelemahan asas Aufbau
Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah
tetap, baik untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. la
menganggap orbital- orbital atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana
dapat diletakkan dua elektron. Namun, energi elektron dalam orbital atom
bergantung pada energi keseluruhan elektron dalam atom (atau ion, molekul, dsb).
Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk sebuah sistem dengan elektron lebih
dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok penyelesaian banyak elektron,
yang tidak dapat dihitung secara eksak[n 4) (walaupun terdapat pendekatan
matematika yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).
Ionisasi logam transisi
Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks
dalam kimia logam transisi. Kalium da n kalsium muncul dalam tabel periodik
sebelum logam transisi, dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s dan [Ar] 4s
(orbital 4s diisi terlebih dahulu sebelum orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah
Madelung, karena orbital 4s memiliki nilai n+/ = 4 (n = 4, /= 0), sedangkan orbital
3d n+1 = 5 (n = 3,1 = 2). Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi
elektron [Ar] 3d4s' dan [Ar] 3d 4s' (satu elektron melewati pengisian orbital 4s ke
orbital 3d untuk menghasilkan subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus ini,
penjelasan yang diberikan adalah «subkelopak yang terisi setengah ataupun terisi
penuh adalah susunan elektron yang stabil".
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi,
membentuk ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari
orbital 3d, melainkan dari 4s. Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia
terbentuk. Kromium heksakarbonil dapat dijelaskan sebagai atom kromium
(bukan ion karena keadaan oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon
monoksida; ia bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium adalah
3d", yang berarti bahwa orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital 3d
ketika bersenyawa. Pergantian elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan
secara universal pada deret pertama logam-logam transisi.[n 5]
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi
orbital atom adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada
orbital-orbital lainnya. Jika begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang
sama dengan orbital 3p, seperti pada hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak
demikian.
J. Sifat gelombang benda mekanisme gelombang
Muatan listrik dan kutub magnetik menimbulkan gaya dalam jarak
tertentu,melalui medan listrik dan medan magnetik. Kedua medan ini saling
melengkapi. Jika partikel bermuatan listrik bergerak, dihasilkan medan listrik dan
magnetik berganti-ganti, yang terpancar diruang atau medium sekelliling partikel
tersebut. Cara penyebarannya dinamakan gelombang.
Pada tahun 1825, Uhlenbeck dan Goudsmit mengajukan bahwa sifat yang
tak dapat dijelaskan mengenai struktur dan garis-garis halus pada
spektrumhidrogen dapat dipahami apabila dianggap elektron mempunyai bilangan
kuantum keempat. Sifat-sifat elektron yang berkaitan dengan bilangan kuantum
keempat kemudian dikenal dengan spin elektron atau ligatan elektron. Elektron
digambarkan berotasi menurut sumbunya padawaktu ia bergerak mengelilingi inti,
terdapat dua kemungkinan rotasi elektron. Bilangan kuantum yang menyatakan
rotasi elektron yaitu m dapat mempunya nilai + atau.
Pada tahun 1926, Wolfgang Pauli menyelidiki tidak adanya garis pada spektrum
pancaranyang seharusnya ada menurut teori yang berlaku. la mengajukan bahwa
tidak ada dua buah elektron yang mempunyai keempat-empat bilanan kuantum
yang sama. Dua eletron dapat mempunyai kesamaan tiga bilangan kuantum
tersebut, atau mereka sapat mempunya lambang orbital yang sama, tetapi apabila
hal ini terjadi, mereka harus menggunakan nilai m yang berbeda, yaitu biloangan
kuantum rotasi (spin). Hanya dua elektron dapat berada dalam orbital yang sama,
dan keduanya harus mempunyai rotasi yang berlawanan.
Karena terbatas hanya dua elektron per orbital, isi maksimum suatu sub kuit dapat
diperoleh dengan menggandakan jumlah orbital dalam sub kulit. Misanya, sub
kulit x terdiri dari tiga orbital dan berkapasitas 6 elektron, dan selanjutnya. Isi
maksimum kulit utama juga dua kali lipat jumlah orbital yang dimilikinya, dengan
demikian pernyataanya menjadi jumlah elektron maksimum dalam kulit elektron
dengan bilangan kuantum utama.
Konfigurasi elektron unsur-unsur susunan berkala dan konfigurasi elektron
serta bentuk orbital atom. Telah mengetahui bahwa bentuk orbital ditentukan oleh
bilangan kuantum azimut. Bilangan kuantum ini diperoleh dari suatu persamaan
matematika yang mengandung trigonometri (sinus dan cosinus). Akibatnya,
bentuk orbital ditentukan oleh bentuk trigonometri dalam ruang
1. Orbital-s.
Orbital-s memiliki bilangan kuantum azimut, 1= 0 dan m= 0. Oleh karena
nilai m sesungguhnya suatu tetapan (tidak mengandung trigonometri) maka
orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga orbital-s ditetapkan
berupa bola simetris di sekeliling inti. Permukaan bola menyatakan peluang
terbesar ditemukannya elektron dalam orbital-s. Hal ini bukan berarti semua
elektron dalam orbital-s berada di permukaan bola, tetapi pada permukaan bola itu
peluangnya tertinggi (≈ 99,99%), sisanya boleh jadi tersebar di dalam bola.
2. Orbital-p.
Orbital-p memiliki bilangan kuantum azimut, 1= 1 dan m= 0, +1. Oleh
karena itu, orbital-p memiliki tiga orientasi dalam ruang sesuai dengan bilangan
kuantum magnetiknya. Oleh karena nilai m sesungguhnya mengandung sinus
maka bentuk orbital-p menyerupai bentuk sinus dalam ruang, seperti ditunjukkan
pada gambar berikut.
Ketiga orbital-p memiliki bentuk yang sama, tetapi berbeda dalam
orientasinya. Orbital-px, memiliki orientasi ruang pada sumbu-x, orbital-py,
memiliki orientasi pada sumbu-y, dan orbital- pz, memiliki orientasi pada sumbu-
z. Makna dari bentuk orbital-p adalah peluang terbesar ditemukannya elektron
dalam ruang berada di sekitar sumbu x, y, dan z. Adapun pada bidang xy, xz, dan
yz, peluangnya terkecil.
3. Orbital-d.
Orbital-d memiliki bilangan kuantum azimut 1 = 2 dan m = 0, +1, +2.
Akibatnya, terdapat lima orbital-d yang melibatkan sumbu dan bidang, sesuai
dengan jumlah bilangan kuantum magnetiknya. Orbital-d terdiri atas orbital-dx2,
orbital-dxz, orbital-dxy, orbital-dyz, dan orbital-dx2-y2.
Orbital dxy, dxz, dyz, dan dx2-y2 memiliki bentuk yang sama, tetapi orientasi
dalam ruang berbeda. Orientasi orbital-dxy berada dalam bidang xy, demikian juga
orientasi orbital-orbital lainnya sesuai dengan tandanya. Orbital dx2-y2 memiliki
orientasi pada sumbu x dan sumbu y. Adapun orbital dz2 memiliki bentuk berbeda
dari keempat orbital yang lain. Orientasi orbital ini berada pada sumbu z dan
terdapat "donat" kecil pada bidang-xy.
Makna dari orbital-d adalah, pada daerah-daerah sesuai tanda dalam
orbital (xy, xz, yz, x2-y2, z2) menunjukkan peluang terbesar ditemukannya
elektron, sedangkan pada simpul-simpul di luar bidang memiliki peluang paling
kecil.
Bentuk orbital-f dan yang lebih tinggi dapat dihitung secara matematika,
tetapi sukar untuk digambarkan atau diungkapkan kebolehjadiannya sebagaimana
orbital-s, p, dan d. Kesimpulan umum dari hasil penyelesaian persamaan
Schrodinger dapat dirangkum sebagai berikut.
Setiap orbital dicirikan oleh tiga bilangan kuantum n, I, dan m yang memiliki
ukuran, bentuk, dan orientasi tertentu dalam ruang kebolehjadian. Elektron-
elektron yang menghuni orbital memiliki spin berlawanan sesuai temuan Stern-
Gerlach.
Secara lengkap, peluang keberadaan elektron dalam atom dapat sobat lihat
pada table berikut.
n l M orbital s Jumlah
maksimum
elektron
1 0 0 1s +½,-½ 2
2 0 0 2s +½,-½ 2
1 -1, 0, +1 2p +½,-½ 6
3 0 0 3s + ½, - ½ 2
1 -1, 0, +1 3p + ½, - ½ 6
2 -2, -1, 0, +1, +2 3d + ½, - ½ 10
4 0 0 4s + ½, - ½ 2
1 -1, 0, +1 4p + ½, - ½ 6
2 -2, -1, 0, +1, +2 4d + ½, - ½ 10
3 -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 4f + ½, - ½ 14
Tabel 1.1 keberadaan elektron
Kulit dan Subkulit
Konfigurasi elektron yang pertama kali diusulkan adalah Model Atom Bohr,
dan masih umum tentang kulit dan subkulit. Yang dimaksud kulit dalam
konfigurasi elektron adalah himpunan elektron yang dapat menempati
bilangan kuantum utama (n) yang sama. Atom ke n dapat menampung 2n²
elektron. Contoh, jika kulit pertama dapat menampung 2 elektron, kulit kedua
8 elektron, dan kulit ketiga 18 elektron. Sedangkan yang dimaksud subkulit
adalah sejumlah elektron yang mempunyai bilangan kuantum azimut ℓ dalam
suatu kulit. Nilai-nilai ℓ = 0, 1, 2, 3 melambangkan s, p, d, dan f. Masing-
masing subkulit maksimum dapat diisi dengan 2(2ℓ+1) elektron. Dengan
demikian, s berisi maksimum 2 elekron, p berisi maksimum 6 elekron, d berisi
maksimum 10 elekron, dan f berisi maksimum 14 elekron.
Memahami Susunan dari Sebuah Atom dangan cara lihatlah nomor dari
tabel periodik. Nomor atom selalu labih kecil dari nomor massa, nomor atom
merupakan jumlah proton. Oleh karena sifat atom netral, maka nomor atom juga
merupakan jumlah elekton dan susunan elektron-elektron dalam level-level
energi, selalu isi level terdalam sebelum mengisi level luar
Dua hal yang penting diperhatikan jika anda melihat susunan daam tabel
periodik.
1. Jumlah elektron tingkat terluar (atau kulit terluar)sama dengan nomor
golongan (kecuali helium yang memiliki 2 elektron. Gas mulia biasa
disebut dengan golonga 0 bukan golongan 8). Hal ini berlaku diseluruh
golongan unsur pada tabel periodik (kecuali unsur-unsur transisi). Jadi,
jika anda mengetahui bahwa barium terletak pada golongan 2, bearti
barium memiliki 2 elektron pada tingkat teluar.
2. Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar.
4) Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada Tabel Peiodik Unsur. Unsur-unsur
yang ada dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan,
terdapat 8 golongan utama dan 8 golongan transisi.
Golongan utama tersebut adalah:
5) Periode
Periode adalah lajur horisontal dalam sistem periodik modern terdiri
dari 7 periode
IKATAN KIMIA
A. PENDAHULUAN
Ikatan kimia adalah ikatan antara dua atom atau lebih dapat saling
berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai
dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom
dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia.
Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk
struktur elektron stabil. Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun
1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia
dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah
elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah
sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut
sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk
memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron
pada kulit terluar disebut kaidah oktet. Elektron yang berperan dalam
reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.
Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan
dengan atom lain.
2) Ikatan Van Der Walls. Gaya Van Der Walls dahulu dipakai
untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar
molekul. Namun kini merujuk pada gaya- gaya yang timbul
dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini
merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah,
namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama
gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada
dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif
berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul
dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan
atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul
sesaat ini merupakan gaya Van der Walls. Gaya tarik Van
Der Walls, tersusun dari beberapa gaya tarik antar molekul.
Gaya-gaya tersebut ialah: gaya orientasi (dalam Kiesom,
1912), gaya induksi (dalam Debey, 1920), dan gaya dispersi
(dalam London, 1930). Bila molekul-molekul yang
membentuuk kristal molekuler mempunyai momen dipol,
seperti molekul HCI, H₂O, dan NH3, maka akan terjadi
gaya tarik dipol-dipol, apabila molekul-molekul mempunyi
orientasi yang tepat. Gaya yang timbul dusebut gaya
orientasi.
C. TEORI VSEPR
Teori tolakan antara pasangan elektron (VSEPR, Valence Shell Electron
Pair Repulsion), merupakan penjabaran sederhana dari rumusan Lewis yang
berguna untuk memprediksikan bentuk molekul poliatom berdasarkan
struktur Lewis-nya. Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh Nevil
Sidgwick dan Herbet Powel pada tahun 1940, dan dikembangkan lebih
lanjut oleh Ronald Gillespie dan Ronald Nyholm.
Ide dasar teori VSEPR adalah adanya tolakan antara pasangan elektron
sehingga pasangan elektron tersebut akan menempatkan diri pada posisi
sejauh mungkin dari pasangan elektron lainnya. Posisi pasangan elektron
satu dengan yang lain yang semakin berjauhan akan menyebabkan tolakan
antar mereka menjadi semakin kecil. Pada posisi yang paling jauh yang
dapat dicapai, tolakan antar pasangan elektron
2. Bilangan Sterik