Anda di halaman 1dari 102

TUGAS MATRIAL TEKNIK ELEKTRO

Nama Kelompok :
1. Ardian Eza Pratama
2. Bima Rahmad Iqra
3. Almizi Malik
4. Sasa Santosa Candra
5. Muhammmad Andres
Dosen Pembimbing :
MUHAMMAD HURAIRAH, S.T., M.T.

TAHUN AJARAN 2018 – 2019


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat


Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Semikonduktor” ini, meskipun masih banyak kekurangan.
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peserta diskusi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. kami
mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “MATRIAL TEKNIK
ELEKTRO’’.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini
dari segi penyusunan maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak
retak”, demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
2.1 Teori Dasar Atom Penyusun Matrial Elektrikal3 4
2.2 Bahan Konduktor Pengantar Elektrikal 18
2.3 Bahan Isolator Penyekat Elektrikal 30
2.4 Bahan Semi Konduktor 46
2.5 Bahan Magnet 60
2.6 Bahan Super Konduktor 84
2.7 Matrial Untuk Perlengkapan Instalasi Tenaga dan Instalasi
Pemanfaatan Listrik 95
DAFTAR PUSRTAKA 101

3
2.1 TEORI DASAR ATOM PENYUSUN MATERIAL ELEKTRICAL
1. Pengertian Atom

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas
proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada
inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada
sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom
demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah
molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama
bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang
berbeda bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom
dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti
atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut,
dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Beberapa pengertian atom menurut para ahli yaitu :

1. Leucipus dan Democritus mengatakan bahwa atom adalah bagain


terkecil dari suatu materi yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian-
bagian tertentu. atom merupakan penyusun segala materi yang ada di
dunia ini.
2. John Dalton, mengatakan bahwa atom ialah partikel terkecil daripada
suatu zat yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi partikel yang lebih
kecil melalui reaksi kimia biasa.
3. Joseph John Thompson berpendapat bahwa atom merupakan sebuah
bola yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh electron seperti roti
kismis
4. Ernest Rutherford berpendapat bahwasanya atom ialah atom
merupakan partikel yang terdiri dari neutron dan proton serta dikelilingi
oleh electron.

4
GAMBAR ATOM

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos, α-τεμνω), yang


berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa
zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-
metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan
berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip
mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.[1]

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah


objek yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil
pula. Atom hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti
mikroskop gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti
atom,[catatan 1]
dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap
unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat
mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang

5
mengubah jumlah proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada
atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat
mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun
memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron
pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-
sifat magnetis atom tersebut.

2. Sejerah

Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak dapat
dibagi lagi menjadi satuan yang lebih kecil telah ada selama satu milenium.
Namun, pemikiran tersebut masihlah bersifat abstrak dan filosofis, daripada
berdasarkan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara filosofis, deskripsi
sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada budaya dan aliran filosofi tersebut,
dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun
demikian, pemikiran dasar mengenai atom dapat diterima oleh para ilmuwan
ribuan tahun kemudian, karena ia secara elegan dapat menjelaskan penemuan-
penemuan baru pada bidang kimia.

Referensi paling awal mengenai konsep atom dapat ditilik kembali


kepada zaman India kuno pada tahun 800 sebelum masehi,yang dijelaskan dalam
naskah filsafat Jainisme sebagai anu dan paramanu.Aliran mazhab Nyaya dan
Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom
bergabung menjadi benda-benda yang lebih kompleks.Satu abad kemudian
muncul Referensi mengenai atom di dunia Barat oleh Leukippos, yang kemudian
oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Kira-kira pada
tahun 450 SM, Demokritos menciptakan istilah átomos (bahasa Yunani: ἄτομος),
yang berarti "tidak dapat dipotong" ataupun "tidak dapat dibagi-bagi lagi". Teori
Demokritos mengenai atom bukanlah usaha untuk menjabarkan suatu fenomena
fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang mencoba untuk memberikan
jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada alam.[1] Filosofi serupa
juga terjadi di India, namun demikian ilmu pengetahuan modern memutuskan

6
untuk menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos.[3]
Demokritos juga mengatakan bahwa atom dalam air sangat licin sehingga air
bisa mengalir kemana-mana sementara atom dalam garam ditutupi duri-duri
tajam sehingga terasa asin dilidah.

Kemajuan lebih jauh pada pemahaman mengenai atom dimulai dengan


berkembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan
buku The Sceptical Chymist yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini
terdiri dari berbagai kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berbeda.
Hal ini berbeda dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi terdiri
dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan air. Pada tahun 1789, istilah element
(unsur) didefinisikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Prancis, Antoine
Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi
dengan menggunakan metode-metode kimia.

Aristoteles mengatakan bahwa ada 4 elemen dasar dibumi dan bila semuanya
digabungkan akan menjadi senyawa-senyawa yang kita lihat. Saat itu muridnya
bertanya: "Apakah bisa kita membuat emas bila menggabungkan semua elemen
dasar tadi?" Aristoteles menjawab "Iya". Itu membuat penasaran para ilmuwan
semana 200 tahun setelah itu. Pada tahun 1669, ahli kimia Jerman Hennig Brand
menyuling 60 ember air kencing karena ia mengira didalamnya ada emas betulan
(karena air kencing berwarna kuning keemasan) dan hasilnya peralatan kimianya
perpendar dalam gelap. Dia menamainya Fosforus (Fosfor) yang diambil dari
kata Yunani "Fosforos" yang berarti bintang senja. Dia adalah orang pertama
pada era Masehi, yang sebelumya adalah penemuan Arsenik 300 SM.

Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan
mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap,
serta mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-
gas lainnya. Ia mengajukan pendapat bahwa setiap unsur mengandung atom-
atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut selanjutnya dapat bergabung untuk
membentuk senyawa-senyawa kimia.

7
Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan lebih jauh lagi pada tahun 1827,
yaitu ketika botaniwan Robert Brown menggunakan mikroskop untuk
mengamati debu-debu yang mengambang di atas air dan menemukan bahwa
debu-debu tersebut bergerak secara acak. Fenomena ini kemudian dikenal
sebagai "Gerak Brown". Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan pendapat
bahwa fenomena ini disebabkan oleh gerak termal molekul air, dan pada tahun
1905 Albert Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini.
Fisikawan Prancis Jean Perrin kemudian menggunakan hasil kerja Einstein
untuk menentukan massa dan dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian
dengan pasti menjadi verifikasi atas teori atom Dalton.[15]

Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada tahun 1897 J. J.


Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini
meruntuhkan konsep atom sebagai satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh
atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan
positif (model puding prem).

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford
menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa
sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam
dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian
mengajukan pendapat bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan
massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti
atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati
inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang lebih tajam. Pada
tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif,
Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat lebih dari satu jenis atom pada
setiap posisi tabel periodik. Istilah isotop kemudian diciptakan oleh Margaret
Todd sebagai nama yang tepat untuk atom-atom yang berbeda namun
merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson selanjutnya menemukan teknik

8
untuk memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas
yang terinosasi

Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model
atom Rutherford dan mengajukan pendapat bahwa elektron-elektron terletak
pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta dapat meloncat dari satu orbit ke orbit
lainnya, meskipun demikian tidak dapat dengan bebas berputar spiral ke dalam
maupun keluar dalam keadaan transisi.Suatu elektron haruslah menyerap
ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk dapat melakukan transisi
antara orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan
memancar melalui prisma, ia menghasilkan suatu spektrum multiwarna.
Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini berhasil dijelaskan oleh teori
transisi orbital ini.[20]

Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 dijelaskan oleh Gilbert
Newton Lewis sebagai interaksi antara elektron-elektron atom tersebut. Atas
adanya keteraturan sifat-sifat kimiawi dalam tabel periode kimia, kimiawan
Amerika Irving Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini dapat
dijelaskan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau

9
berkumpul dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan
menduduki satu set kelopak elektron di sekitar inti atom.

Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti lebih jauh


mengenai sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan
melalui medan magnet, berkas tersebut terpisah-pisah sesuai dengan arah
momentum sudut atom (spin). Oleh karena arah spin adalah acak, berkas ini
diharapkan menyebar menjadi satu garis. Namun pada kenyataannya berkas ini
terbagi menjadi dua bagian, tergantung dari apakah spin atom tersebut
berorientasi ke atas ataupun ke bawah.[23]

Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de Broglie bahwa


partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan
suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron sebagai gelombang
tiga dimensi daripada sebagai titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan
bentuk gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah bahwa adalah tidak
mungkin untuk secara matematis menghitung posisi dan momentum partikel
secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sebagai prinsip ketidakpastian, yang
dirumuskan oleh Werner Heisenberg pada 1926. Menurut konsep ini, untuk
setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa mendapatkan kisaran nilai-
nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini
sulit untuk divisualisasikan, ia dapat dengan baik menjelaskan sifat-sifat atom
yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh teori mana pun.
Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom
seperti planet mengitari matahari digugurkan dan digantikan oleh model orbital
atom di sekitar inti di mana elektron paling berkemungkinan berada.

Perkembangan pada spektrometri massa mengizinkan dilakukannya pengukuran


massa atom secara tepat. Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk
membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan
rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston
menggunakan peralatan ini untuk menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa

10
yang berbeda. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan ia
disebut sebagai kaidah bilangan bulat.[26] Penjelasan pada perbedaan massa
isotop ini berhasil dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu partikel
bermuatan netral dengan massa yang hampir sama dengan proton, yaitu oleh
James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian dijelaskan sebagai unsur
dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang berbeda
dalam inti atom.[27]

Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel


mengizinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang
bergerak dengan energi yang tinggi.[28] Neutron dan proton kemudian diketahui
sebagai hadron, yaitu komposit partikel-partikel kecil yang disebut sebagai
kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian dikembangkan untuk
menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.[29]

Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah
teknik untuk menurunkan temperatur atom menggunakan laser. Pada tahun yang
sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips berhasil
memerangkap atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji
kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut untuk mendinginkan sejumlah
kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini mengizinkan ilmuwan
mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada akhirnya
membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.[30]

Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil untuk digunakan dalam
aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, berbagai peranti yang menggunakan
sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik
(transistor elektron tunggal) telah dibuat.[31] Berbagai penelitian telah dilakukan
untuk memerangkap dan memperlambat laju atom menggunakan pendinginan
laser untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sifat-sifat atom.

11
3. Komponen Komponen Dasar

 Partikel Subatom
Walaupun definisi atom menyebutkan bahwa atom ialah bagian terkecil dari
material yang tidak dapat dibagi lagi, dalam ilmu modern, atom sendiri tersusun
atas beberapa partikel subatom. Partikel subatom ini meliputi proton, elektron
dan neutron.
 Inti Atom
Inti atom terdiri dari proton dan neutron yang terikat di inti atom oleh suatu gaya
elektromagnetik. Proton dan nutron itu disebut dengan nucleon (penyusun inti).
Inti atom memiliki diameter berkisar 10-15 nm. Atom dari unsur kimia yang
sama memiliki jumlah proton yang sama pula. Suatu unsur dapat memiliki
variasi jumlah neutron yang disebut dengan isotop.
 Awan Elektron
Awan partikel merupakan suatu daerah dalam sumur potensi dimana tiap-tiap
electron menghasilkan sejenis gelombang diam (gelombang yang tidak
bergerak).

4. Sifat Sifat Atom

 Sifat-sifat nuklir

Berdasarkan definisi, dua atom dengan jumlah proton yang identik dalam intinya
termasuk ke dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan jumlah proton sama
namun dengan jumlah neutron berbeda adalah dua isotop berbeda dari satu unsur
yang sama. Sebagai contohnya, semua hidrogen memiliki satu proton, namun
terdapat satu isotop hidrogen yang tidak memiliki neutron (hidrogen-1), satu
isotop yang memiliki satu neutron (deuterium), dua neutron (tritium), dll.
Hidrogen-1 adalah bentuk isotop hidrogen yang paling umum. Kadang-kadang
ia disebut sebagai protium.[52] Semua isotop unsur yang bernomor atom lebih
besar daripada 82 bersifat radioaktif.[53][54]

12
Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di Bumi, 269 di antaranya
belum pernah terpantau meluruh.[55] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang
diketahui memiliki satu atau lebih isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur
lebih tinggi dari 83 tidak memiliki isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya
memiliki satu isotop stabil, manakala jumlah isotop stabil yang paling banyak
terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis isotop stabil.[56]

 Massa

Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah
keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai nomor massa. Massa atom
pada keadaan diam sering diekspresikan menggunakan satuan massa atom (u)
yang juga disebut dalton (Da). Satuan ini didefinisikan sebagai seperduabelas
massa atom karbon-12 netral, yang kira-kira sebesar 1,66 × 10−27 kg.[57]
Hidrogen-1 yang merupakan isotop teringan hidrogen memiliki bobot atom
1,007825 u.[58] Atom memiliki massa yang kira-kira sama dengan nomor
massanya dikalikan satuan massa atom.[59] Atom stabil yang paling berat adalah
timbal-208,[53] dengan massa sebesar 207,9766521 u.[60]

Para kimiawan biasanya menggunakan satuan mol untuk menyatakan jumlah


atom. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah atom yang terdapat pada 12 gram
persis karbon-12. Jumlah ini adalah sekitar 6,022 × 1023, yang dikenal pula
dengan nama tetapan Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa
atom 1 u akan memiliki satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sebagai
contohnya, Karbon memiliki massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom
memiliki massa 0,012 kg.[57]

Ukuran
Artikel utama: Jari-jari atom

Atom tidak memiliki batasan luar yang jelas, sehingga dimensi atom biasanya
dideskripsikan sebagai jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung

13
bersama dalam ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom,
jenis ikatan yang terlibat, jumlah atom di sekitarnya, dan spin atom.[61] Pada
tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring
dengan meningkatnya periode (atas ke bawah). Sebaliknya jari-jari atom akan
cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan (kanan ke
kiri).[62] Oleh karena itu, atom yang terkecil adalah helium dengan jari-jari
32 pm, manakala yang terbesar adalah sesium dengan jari-jari 225 pm.[63]
Dimensi ini ribuan kali lebih kecil daripada gelombang cahaya (400–700 nm),
sehingga atom tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop optik biasa. Namun,
atom dapat dipantau menggunakan mikroskop gaya atom.

Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya lebar satu helai rambut dapat
menampung sekitar 1 juta atom karbon.[64] Satu tetes air pula mengandung
sekitar 2 × 1021 atom oksigen.[65] Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg
mengandung sekitar 1022 atom karbon.[catatan 2]
Jika sebuah apel diperbesar
sampai seukuran besarnya Bumi, maka atom dalam apel tersebut akan terlihat
sebesar ukuran apel awal tersebut.[66]

 Peluruhan radioaktif
Diagram ini menunjukkan waktu paruh (T½) beberapa isotop dengan jumlah
proton Z dan jumlah proton N (dalam satuan detik).

Setiap unsur mempunyai satu atau lebih isotop berinti tak stabil yang akan
mengalami peluruhan radioaktif, menyebabkan inti melepaskan partikel ataupun
radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas dapat terjadi ketika jari-jari inti sangat
besar dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat (hanya bekerja pada jarak sekitar
1 fm).[67]

Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang paling umum adalah:[68][69]

14
 Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa (inti
helium yang terdiri dari dua proton dan dua neutron). Hasil peluruhan ini
adalah unsur baru dengan nomor atom yang lebih kecil.
 Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi
neutron menjadi proton, ataupun proton menjadi neutron. Transformasi
neutron menjadi proton akan diikuti oleh emisi satu elektron dan satu
antineutrino, manakala transformasi proton menjadi neutron diikuti oleh
emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi
positron disebut sebagai partikel beta. Peluruhan beta dapat
meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
 Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke
keadaan yang lebih rendah, menyebabkan emisi radiasi elektromagnetik.
Hal ini dapat terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari
peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang lebih jarang meliputi pelepasan


neutron dan proton dari inti, emisi lebih dari satu partikel beta, ataupun
peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang
bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama

Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode waktu peluruhan


(waktu paruh) yang merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh setengah
jumlah sampel untuk meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial,
sehingga setelah dua waktu paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.[67]

 Momen magnetik

Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang


dikenal dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek
yang berputar pada pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah
berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi (ħ),
dengan elektron, proton, dan neutron semuanya memiliki spin ½ ħ, atau "spin-

15
½". Dalam atom, elektron yang bergerak di sekitar inti atom selain memiliki spin
juga memiliki momentum sudut orbital, manakala inti atom memiliki
momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.

Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom (disebut momen magnetik)
ditentukan oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun,
kontribusi yang terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi
asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron yang dapat ditemukan pada
keadaan kuantum yang sama, pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya
memiliki spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi
berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini akan saling menetralkan,
sehingga momen dipol magnetik totalnya menjadi nol pada beberapa atom
berjumlah elektron genap.[71]

Pada atom berelektron ganjil seperti besi, adanya keberadaan elektron yang tak
berpasangan menyebabkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital
atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan
keadaan energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling
berjajar. Proses ini disebut sebagai interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik
atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini dapat
menghasilkan medan makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang
bersifat paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik yang tersusun
acak, sehingga tiada medan magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik
tiap-tiap atom individu tersebut akan tersusun berjajar ketika diberikan medan
magnet.[71][72]

Inti atom juga dapat memiliki spin. Biasanya spin inti tersusun secara acak oleh
karena kesetimbangan termal. Namun, untuk unsur-unsur tertentu (seperti
xenon-129), adalah mungkin untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara
signifikan sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama.
Kondisi ini disebut sebagai hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki aplikasi yang
penting dalam pencitraan resonansi magnetik.[73][74]

16
 Valensi dan perilaku ikatan

Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam keadaan yang tak
terkombinasi disebut sebagai kelopak valensi dan elektron dalam kelopak
tersebut disebut elektron valensi. Jumlah elektron valensi menentukan perilaku
ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu
sama lainnya melalui pengisian (ataupun pengosongan) elektron valensi terluar
atom.[82] Ikatan kimia dapat dilihat sebagai transfer elektron dari satu atom ke
atom lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam
ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi
berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan jumlah yang berbeda
pada senyawa yang berbeda. Sehingga, ikatan kimia antara unsur-unsur ini
cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron. Contohnya
meliputi unsur karbon dalam senyawa organik.[83]

 Keadaan

Sejumlah atom ditemukan dalam keadaan materi yang berbeda-beda tergantung


pada kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi
tersebut, materi dapat berubah-ubah menjadi bentuk padat, cair, gas, dan plasma.
Dalam tiap-tiap keadaan tersebut pula materi dapat memiliki berbagai fase.
Sebagai contohnya pada karbon padat, ia dapat berupa grafit maupun intan.

Pada suhu mendekati nol mutlak, atom dapat membentuk kondensat Bose-
Einstein, di mana efek-efek mekanika kuantum yang biasanya hanya terpantau
pada skala atom terpantau secara makroskopis. Kumpulan atom-atom yang
dilewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu atom super

17
2.2 BAHAN KONDUKTOR PENGANTAR ELEKTRIKAL
1. Pengertian Bahan Penghantar ( Konduktor )
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . Bahan ini
mempunyai daya hantar listrik ( Electrical Conductivity ) yang besar dan
tahanan listrik ( Electrical resistance ) yang kecil. Bahan penghantar listrik
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel , kumparan/
lilitan yang ada pada alat listrik yang anda jumpai . Juga pada saluran
transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan penghantar yang sering di
jumpai adalah tembaga dan alumunium .

2. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi


persyaratan-persyaratan sebagai berikut.
 Konduktifitasnya cukup baik.
 Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
 Koefisien muai panjangnya kecil.
 Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
 Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
 Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau
aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam
jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
 Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang
dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau
pengelasan (welding).

3. Klasifisikasi konduktor menurut konstuksinya :


 kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
 kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
 kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat
untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.

18
4. Karakteristik konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor , yaitu :
 karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor
yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-
8:1981, untuk konduktor 70 mm berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30 C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar
arus adalah 275 A).
 karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor
terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk
konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30o C, maka
kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275
A).

5. Kriteria Bahan Konduktor


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur – unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat – sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya.
Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga
membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan
penggunaan penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata
juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat.
Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan
digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang akan
menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga

19
dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar
lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.

Dari jenis–jenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga


merupakan penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan.
Pada tahun 1913, oleh International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan
suatu standar yang menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian
dikenal sebagai International Annealed Copper Standard (IACS). Standar
tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan
dengan proses anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang
1mm2, serta mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241
ohm pada suhu 20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.

Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang


dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar
jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik
kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS.

Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan


terhadap standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat
aluminium dari jenis EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya
berkisar antara 61.0 – 61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau
temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium seri AA
6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan konduktivitas listriknya tidak
boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya digunakan
untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas,
kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian
dari sifat – sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:

 komposisi kimia.

20
 sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation).
 sifat bending
 diameter dan variasi yang diijinkan.
 kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

6. Sifat-Sifat Bahan Konduktor :

Bahan-bahan listrik mempunyai sifat-sifat penting ,seperti :

a) Daya hantar listrik

Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan


dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya.
Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2 pada
temperatur200C dinamakan hambatan jenis. Besarnya hambatan jenis suatu
bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
R= ρl/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm (Ω)
ρ : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2

b) Koefisian suhu tahanan

Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan
volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur
suhu naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun. Besarnya perubahan
hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + α (t – t0)},
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu

21
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
T : temperatur suhu akhir, dalam 0C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0C
α : koefisien temperatur tahanan
nilai tahanan jenis , berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat
dilihat pada tabel 6.1
Nama bahan Tahanan Jenis Berat Jenis Titik Cair

Perak 0,016 10,5 960


Tembaga 0,0175 8,9 1083
Cobalt 0,022 8,42 1480
Emas 0,022 19,3 1063
Alumunium 0,03 2,56 660
Molibdin 0,05 10,2 2620
Wolfram 0,05 19,1 3400
Seng 0,06 7,1 420
Kuningan 0,07 8,7 1000
Nikel 0,079 8,9 1455
Platina 0,1 21,5 1774
Nikeline 0,12 - -
Timah putih 0,12 7,3 232
Baja 0,13 7,8 1535
Vanadium 0,13 5,5 1720
Bismuth 0,2 9,85 271
Mangan 0,21 7,4 1260
Timbel 0,22 11,35 330
Duralumunium 0,48 2,8 -
Manganin 0,48 - -
Konstanta 0,5 8,9 -
Air raksa 0,958 13,56 -38,9

22
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena
tenbaga merupakan bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan
harganya pun murah karena banyak terdapat dimana-mana . Akhir-akhir ini
banyak digunakan alumunium dan baja sebagai penghantar walaupun tahanan
jenisnya cukup besar , hal ini dengan pertimbangan sangat berlimpah dan
harganya menjadi lebih murah

c) Daya hantar panas

Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan


bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C. Terutama
diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada
umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi sedangkan bahan-
bahan bukan logam rendah.

d) Kekuatan tegangan tarik

Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas


tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus
diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut penggunaan dalam pendistribusian
tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat , cair , atau gas . yang
berbentuk padat umumnya logam , elektrolit dan logam cair (air raksa)
merupakan penghantar cair , dan udara yang diionisasikan dan gas-gas mulia
(neon) ,kripton ,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .

e) Timbulnya daya eletro-motoris termo

Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari
dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan
menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan
temperatur suhu.

23
Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam
pengaturan arus dan tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil.
Besarnya perbedaan tegangan yang dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat
kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan perbedaan temperaturnya.
Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur disebut
dengan daya elektro-motoris termo.

7. Macam Macam Bahan Konduktor

Fungsi penghantar pada teknik lisrik adalah untuk menyalurkan energi


listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain .
Penghantar yang lazim digunakan antara lain : Tembaga dan Alumunium.
Beberapa bahan penghantar yang masih ada dan relevasinya ,antara lain :

a) Alumunium
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3 , titik leleh 658 0C
dan tidak korosif .Daya hantar alumunium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira-
kira 61,4 % daya hantar tembaga .alumunium mempunyai bentuk yang lunak ,
kekuatan tariknya hanya 9 km/mm2. Untuk itu jika alumunium digunakan
sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja
atau paduan Alumunium. Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR
(Alumunium Conductor Steel Reinforced ). Kontuksi penghantar dari
alumunium dan baja dapat dilihat pada gambar 6.1
Penggunaan alumunium yang lain adalah untuk bustar , dan karena
alasan tertentu misalnya ekonomi, maka dibuat penghantar alumu nium yang
berisolasi , seperti : ACSR – OW . Menurut ASA (american Standart
Association ), paduan alumunium diberi tanda seperti pada tabel berikut :

24
Tabel 6.1 penandaan Paduan Alumunium
Nama Bahan Penaan daan

Alumunium (kemurnian minimum 1xxx


99%)
Paduan yang mayoritas terdiri dari : 2xxx
Tembaga 3xxx
Mangan 4xxx
Silikon 5xxx
Magnesium 6xxx
Magnesium dan silikon 7xxx
Seng 8xxx
Lain-lain 9xxx
Seri-seri yang tidak digunakan

b) Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 mm2/m
pada suhu 20 oC. Koefisien suhu tembaga 0,004 per oC .

c) Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon.
Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu
: baja dengan kadar karbon rendah ( 0 – 25 %), baja dengan kadar karbon
menengah (0,25 –0,55 %), dan baja dengan kadar karbon tinggi ( di atas 0,55
%).
tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi
baja dalam hal ini adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara
mekanis setelah digalvanis dengan seng. Keuntungan dipakainya baja pada
ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan pertimbangan di
atas, maka dibuat penghantar bimetal (berbeda dengan termal bimetal pada
pengaman)

25
Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain :
 Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar
konduktor (efek kulit)
 Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat
penghantar terhindar dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain
untuk kawat penghantar adalah untuk busbar, pisau hubung, dan lain-
lain.

d) Wolfram
Logam ini berwarna abu-abu keputih -putihan, mempunyai massa jenis 20
g/cm3, titik leleh 34100C, titik didih 59000C, ? =4,4.10– 6 per 0 C, tahanan jenis
0,055? .mm2/m. Wolfram diperoleh dari tambang yang pemisahannya dengan
menggunakan magnetik atau proses kimia. Dengan reaksi reduksi asam wolfram
(H2WO4) dengan suhu 7000C diperoleh bubuk wolfram. Bubuk wolfram
kemudian dibentuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut
metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atm,
16000C) tanpa terjadi oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang
wolfram diameternya dapat diperkecil menjadi 0,01 mm (penarikan dilakukan
pada keadaan panas). Penggunaan walfram pada teknik listrik antara lain untuk :
filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, tabung
elektronik, dan lain-lain.

e) Molibdenum
Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara mendapatkannya.
Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 26200C, titik didih
37000C, ? = 53. 10– 7 per 0 C, resistivitasnya 0,048 ? .mm2/m, koefisien suhu
0
0,0047 per C. Penggunaan Molibdenum, antara lain : tabung sinar X, tabung
hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan
gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras,
tahan korosi, dan bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.

26
f) Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak
korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia.
Massa jenisnya 21,4 g/cm3, titik leleh 17750C, titik didih 45300C, ? = 9. 10– 6
0 0
per C, resistivitasnya 0,1 ? .mm2/m, koefisien suhu 0,00307 per C. Platina
dapat dibentuk menjadi filament yang tipis dan batang yang tipis-tipis.
Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas
pada laboratorium tentang oven atau tungku pembakar yang memerlukan suhu
tinggi yaitu di atas 13000C, untuk termokopel platina-rhodium (bekerja di atas
16000C), platina dengan diameter + 1 mikron digunakan untuk menggantung
bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif lainnya, dan untuk bahan
potensiometer. Berikut adalah tabel konstanta untuk bahan penghantar.

g) Air Raksa
Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu
0
kamar.Resistivitasnya 0,95 ? .mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per C. Pada
pemanasan diudara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan
campurannya khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa antara
lain : gas pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar air raksa, cairan
pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris
bahan dielektrik padat. Logan lain yang juga banyak digunakan pada teknik
listrik, antara lain : tantalum dan niobium.
Tantalum dan niobium yang dipadukan dengan aluminium banyak
digunakan sebagai kapasitor elektrolitik.

h) Bahan-Bahan resistivitas Tinggi


Bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang
memerlukan resistansi yang besar agar bila dialiri arus listrik akan terjadi
penurunan tegangan yang besar. Contoh penggunaan bahan resistivitas tinggi

27
antara lain : pada pemanas listrik, rheostat dan resistor. Bahan -bahan ini harus
mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada suhu
tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi dan meleleh.
Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : konstantan,
manganin, nikron dan fechral yang komposisinya ditunjukkan pada tabel 6.3.
Tabel 6.3 Bahan Resistivitas Tinggi

Nama Paduan Komposisi Massa Resistivitas Koefisien


(%) jenis ? .mm2/m suhu
10– 5 per 0 C
Konstantan 60 Cu, 40 Ni 8,9 0,48 – 0,52 5,25
Kromel 0,7 Mn, 0,6 Ni, 23- 6,9 – 7,3 1,3 – 1,5 6,5
27 Cr,
Manganin 4,5-6,5 Al + Fe 8,4 0,42 – 0,48 5,3
Nikrom 86 Cu, 12 Mn, 2 8,4 – 8,5 1 – 1,1 10 – 20
Ni
Fechral 1,5 Mn, 75-78 Ni, 7,1 – 7,5 1,2 – 1,35 10 – 12
20-23
Nikelin Cr, sisanya Fe – 0,4 – 0,47 23
0,7 Mn, 0,6 Ni, 12-
15 Cr,
3,5-5 Al, sisanya
Fe
54 Cu, 26 Ni, 20
Zn

i) Timah Hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh
pada suhu 3270C, titik didih 15600C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk,
yang merupakan bahan yang tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/?

28
.mm2. Pemakaian timah hitam pada teknik listrik antara lain : sel akumulator,
selubung kabel tanah, disamping digunakan sebagai pelindung pada industri
nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat
sisa asam. Untuk pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada
tempat tersebut diperlukan pelindungan tambahan. Kapur basah, air laut, dan
semen baah dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah sebabnya disamping
timah hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga digunakan paduan dari timah
hitam yang mempunyai struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat, dan lebih
tahan getaran. Tetapi bahan ini adalah lebih mudah korosi dan mengandung
racun.

29
2.3 Bahan Isolator Penyekat Elektrikal

1. Bahan Isolasi

Bahan Isolasi Bahan Penyekat (Insulator/isolator) adalah bahan yang


befungsi untuk menyekat (misalnya antara 2 penghantar); agar tidak terjadi
aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua penghantar tersebut bertegangan. Jadi
bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang
tinggi. Bahan Isolasi Bahan Penyekat (Insulator/isolator) adalah bahan yang
befungsi untuk menyekat (misalnya antara 2 penghantar); agar tidak terjadi
aliran listrik/kebocoran arus apabila kedua penghantar tersebut bertegangan. Jadi
bahan penyekat harus mempunyai tahanan jenis besar dan tegangan tembus yang
tinggi.

2. Fungsi utama dari suatu bahan isolasi adalah:

Untuk mengisolasi antara suatu penghantar dengan penghantar lainnya.


Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa lainnya, atau konduktor
fasa dengan tanah Untuk menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada
konduktor yang diisolasi, Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan
reaksi kimia

3. Sifat-sifat yang perlu di perhatikan pada bahan isolasi

Sifat listrik, Sifat mekanis, Sifat Termal, Sifat kimia:

 Sifat Listrik yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik
yang besar agar dapat mencegah terjadinya rambatan atau kebocoran arus
listrik antara hantaran yang berbeda tegangan atau dengan tanah. Karena
pada kenyataannya sering terjadi kebocoran, maka harus dibatasi sampai
sekecil-kecilnya agar tidak melebihi batas yang ditentukan oleh peraturan
yang berlaku (PUIL : peraturan umum instalasi listrik).

30
 Sifat Mekanis Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan penyekat,
maka perlu dipertimbang- kan kekuatannya agar dapat dibatasi hal-hal
penyebab kerusakan karena akibat salah pemakaian. Misal memerlukan
bahan yang tahan terhadap tarikan, maka dipilih bahan dari kain bukan
dari kertas karena kain lebih kuat daripada kertas.
 Sifat Termis Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus
gaya magnit berpengaruh kepada isolasi termasuk pengaruh panas dari
luar sekitarnya. Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka
diperlukan pemakaian isolasi yang tepat agar panas tersebut tidak
merusak penyekatnya. bahan isolasi harus memiliki sifat themal sebagai
berikut: - kemampuan untuk menahan panas tinggi (daya tahan panas) -
kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas. -
konduktivitas panas tinggi. - koefisien muai panas rendah. - tidak mudah
terbakar. - tahan terhadap busur api, dan lain-lain.

4. Sifat kimia Memiliki daya tahan terhdap minyak dan ozon

Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu pula
kelembaban udara atau basah disekitarnya. Apabila kelembaban dan keadaan
basah tidak dapat dihindar, oleh karena itu bahan isolasi harus memiliki
kemampuan sebagai berikut: Memiliki daya tahan terhdap minyak dan ozon
memiliki kekedapan dan kekenyalan higroskopis yang tinggi. daya serap air
rendah Stabil ketika mengalami radiasi

5. Macam-macam bahan isolasi

Bahan isolasi listrik Bahan isolasi padat Bahan isolasi cair Bahan isolasi gas

Pembagian Kelas Bahan Isolasi

Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa Kelas berdasarkan


suhu kerja maksimum,

31
 Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C Yang termasuk dalam kelas ini
adalah bahan berserat organis (seperti Katun, sutera alam, wol sintetis,
rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen,
polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis
atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang
dapat lunak pada suhu rendah.
 Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C Yaitu bahan berserat dari kelas Y
yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon, minyak trafo, yang
dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam dalam cairan
dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam
minyak). Bahan - bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah
dicelup, termasuk kawat (enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-
polyamide.
 Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C Yaitu bahan penyekat kawat
enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal, polyurethene dan
damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan bahan selulosa,
pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene
terephthalate.
 Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C Yaitu bahan non-organik (seperti :
mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan
pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak
pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya). 5. Kelas F, suhu kerja
maksimum 155°C Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu
dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
 Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C Semua bahan komposisi dengan
bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup dalam silikon tanpa
campuran bahan berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini
termasuk juga karet silikon dan kawat poliamid murni.
 Kelas C, suhu kerja diatas 180°C Bahan anorganik yang tidak dicelup
dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya mika, mikanit yang
tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas,

32
dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas
C yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).

6. Bahan isolasi bentuk padat

Bahan tambang, seperti : batua pualam, asbes, mika, mekanit, mikafolium,


mikalek, dan sebagainya. Bahan berserat, seperti : benang, kain, (tekstil), kertas,
prespan, kayu, dll. Gelas, Keramik, Plastik, Karet, Ebonit dan bakelit dan bahan-
bahan lain yang dipadatkan.

 Bahan Tambang Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat
dari penggalian dalam tanah dalam bentuk bijih (seperti besi, seng,
bongkahan batu : pualam, batu tulis, dll.) yang harus diproses dahulu
untuk mendapatkan bahan yang dikehendaki. Macam Bahan Tambang

o Batu pualam, yaitu batu kapur (CaCo ) atau dolomit merupakan


bongkahan batu besar yang dipotong-potong menjadi lempengan
tebal dengan ukuran tertentu.
o Asbes, yaitu bahan berserat, tidak kuat dan mudah putus, dan
sebenarnya kurang baik digunakan untuk penyekat listrik.
o Mika, mempunyai sifat-sifat teknis yang baik, sehingga banyak
digunakan sebagai bahan penyekat.
o Mikanit. Yaitu Mika yang telah mendapat perubahan bentuk
maupun susunan bahannya sesuai kebutuhan. Tujuan melapis mika
dan terkadang dengan tambahan kain, kertas atau pita adalah untuk
memperoleh tebal yang dikehendaki agar dapat mempertinggi daya
sekat listrik, dan untuk menanbah kekuatan mekanis agar tidak
retak jika digulung atau dilipat.
o Mikafolium. Yaitu sejenis mikanit dan sebagai bahan
menggunakan mika yan ditaburkan di atas lapisan kertas tipis
dengan perekat pernis dan bahan sintetis lain. Mikafolium mudah
dibengkokan dengan cara pemanasan, dan bahan ini digunakan

33
sebagai penyekat untuk pembungkus kawat atau batang lilitan pada
mesin-mesin istrik tegangan tinggi.
o Mikalek. Yaitu dengan menggunakan gelas dan plastik sebagai
bahan dasar, bubuk mika sebagai pengisi dan ditambah perekat
pernis kemudian dicetak. Pengepresan cetakan membutuhkan suhu
yang tinggi untuk dapat melunakan gelas, sehingga bahan ini
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
o Phlogopite. Yaitu batu ambar mika yang mengandung kalium,
silikat magnesium aluminium yang berasal dari kanada dan
madagaskar. Sedangkan Muscivite adalah mika putih yang
mengandung kalium, silikat aluminium yang merupakan salah satu
bahan penyekat terbaik karena lebih kuat, lebih keras, lebih
fleksibel daripada Phlogopite dan juga tahan terhadap asam dan zat
alkali.

Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan
muatan listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom-
atomnya. Bahan-bahan ini dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai
isolator, atau penghambat mengalirnya arus listrik. Isolator berguna pula sebagai
penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus
mengalir ke luar atau atara konduktor.

BAHAN BAHAN ISOLATOR


Bahan - bahan yang bersifat isolator ialah bahan - bahan yang bersipat
menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan. Bahan
isolator terbagi atas bahan isolator yang cair, gas dan padat. Contoh macam-
macam bahan isolator antara lain sebagai berikut
Bahan isolasi cair merupakan salah satu bahan listrik yang sering
digunakan oleh masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah

34
dan masyarakat mulai sekarang ini adalah meningkatkan pengetahu an
mengenai bahan isolasi cair dan melestarikan bahan -bahan anorganik
maupun organik sebagai bahan dasar pembuat bahan isolasi cair
Bahan isolator padat adalah bahan isolator yang di bentuk dari bahan
yang padat, yang mana bahan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik
contoh, karet, kayu, kaca dll.

SIFAT BAHAN ISOLATOR


1) Sifat Kelistrikan isolator

Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik


ditujukan untuk mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua
penghantar yang berbeda potensial atau untuk mencegah loncatan listrik
ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil-kecilnya (tidak
melampui batas yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku).

2). Sifat Mekanis isolator

Mengingat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangkan


kekuatan struktur bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal
penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misal diperlukan
bahan yang tahan tarikan, maka kita harus menggunakan bahan dari kain
daripada kertas. Bahan kain lebih kuat terhadap tarikan daripada bahan
kertas.

3). Sifat Termis isolator

Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya
magnet, berpengaruh terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian panas
yang berasal dari luar (alam sekitar). Dalam hal ini, kalau panas yang
ditimbulkan cukup tinggi, maka penyekat yang digunakan harus tepat.

35
Adanya panas juga harus dipertimbangkan, agar tidak merusak bahan
penyekat yang digunakan.

4). Sifat Kimia isolator


Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat
mengakibatkan perubahan susunan bahan kimia . Demikian juga pengaruh
adanya kelembaban udara, basah yang ada di sekitar bahan penyekat. Jika
kelembaban tidak dapat dihindari, haruslah dipilih bahan penyekat yang
tahan terhadap air. Demikian juga adanya zat-zat lain dapat merusak
struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-macam asal, sifat dan
ciri bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita dalam memilih untuk
aplikasi dalam kelistrikan, kita akan membagi bahan penyekat berdasar
kelompoknya. Pembagian kelompok bahan penyekat adalah sebagai berikut:
 Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan sebagainya)
 Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya
 Gelas dan keramik
 Plastic
 Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya
 Bahan yang dipadatkan.
Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah memiliki tahanan
jenis yang tinggi, koefisien temperatur yang tinggi, dan memiliki daya elektro-
motoris termo yang kecil. Pada penggunaan yang membutuhkan daya tahan
panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang memiliki titik cair yang tinggi,
selain itu bahan tahanan. pada keadaan panas yang tinggi tidak mudah dioksidir
sehingga menjadi berkarat.

ISOLATOR TIDAK DAPAT MENGHANTARKAN LISTRIK


karena dalam bahan yang bersifat isolator seluruh lintasan elektronnya
memiliki ikatan yang kuat dengan intinya atau dengan kata lain pada bahan
isolator tidak mempunyai elektron bebas sehingga walau diberi tegangan listrik
tidak akan membuat elektron - elektronnya bergerak.

36
BAHAN ISOLATOR PADAT
Karet tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang tinggi
terhadap bahan, Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana
Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut bahan
bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam dan karet
sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil penyadapan dari
getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet buatan yang dibuat
dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya memiliki kelebihan
masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai berikut: memiliki daya
elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya mudah, tidak mudah
ausserta tidak mudah panas.Karet alam biasanya digunakan untuk membuat ban
pesawat terbang dan ban mobil balap. Sedangkan karet sintesis memiliki
kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap berbagai zat kimia, harganya
cenderung stabil, serta pengirimannya jarang mengalami kesulitan. Jenis
beberapa karet sintesis antara lain adalah sebagai berikut, IIR, NBR, EPR, CR
PEMBAGIAN BAHAN ISOLATOR PADAT
1. Bahan Tambang

Bahan tambang adalah bahan yang berasal dan terdapat dari penggalian
dalam tanah dalam bentuk bijih (seperti besi, seng, bongkahan batu : pualam,
batu tulis, dll.) yang harus diproses dahulu untuk mendapatkan bahan yang
dikehendaki. Beberapa macam bahan tambang tersebut antara lain :

37
 Batu pualam, yaitu batu kapur (CaCo3) atau dolomit merupakan
bongkahan batu besar yang dipotong-potong menjadi lempengan tebal
dengan ukuran tertentu.
 Asbes, yaitu bahan berserat, tidak kuat dan mudah putus, dan sebenarnya
kuat baik digunakan untuk isolator listrik..
 Mika, yaitu mempunyai sifat-sifat teknis yang baik, sehingga banyak
digunakan sebagai bahan isolator.
 Mikanit, yaitu Mika yang telah mendapat perubahan bentuk maupun
susunan bahannya sesuai kebutuhan. Tujuan melapis mika dan terkadang
dengan tambahan kain, kertas atau pita adalah untuk memperoleh tebal
yang dikehendaki agar dapat mempertinggi daya sekat listrik, dan untuk
menanbah kekuatan mekanis agar tidak retak jika digulung atau dilipat.
 Mikafolium, yaitu sejenis mikanit dan sebagai bahan menggunakan mika
yang ditaburkan di atas lapisan kertas tipis dengan perekat pernis dan
bahan sintetis lain. Mikafolium mudah dibengkokan dengan cara
pemanasan, dan bahan ini digunakan sebagai isolator untuk pembungkus
kawat atau batang lilitan pada mesin-mesin listrik tegangan tinggi.
 Mikalek, yaitu dengan menggunakan gelas dan plastik sebagai bahan
dasar, bubuk mika sebagai pengisi dan ditambah perekat pernis
kemudian dicetak. Pengepresan cetakan membutuhkan suhu yang tinggi
untuk dapat melunakan gelas, sehingga bahan ini mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi.
 Batu tulis, yaitu merupakan bahan isolator dengan bentuk berlapis -lapis
dan mudah dibelah-belah dengan pahat atau martil. Batu tulis ini tidak
dapat digosok halus seperti pualam, mempunyai mekanis kuat sebagai
isolator, tetapi kurang menarik dan dapat menyerap air. Walaupun lebih
tahan terhadap asam dan panas tetapi bahan ini sudah jarang dipakai.
 Phlogopite, yaitu batu ambar mika yang mengandung kalium, silikat
magnesium aluminium yang berasal dari kanada dan madagaskar.
Sedangkan Muscivite adalah mika putih yang mengandung kalium,
silikat aluminium yang merupakan salah satu bahan isolator terbaik

38
karena lebih kuat, lebih keras, lebih fleksibel daripada Phlogopite dan
juga tahan terhadap asam dan zat alkali.

2. Bahan Berserat

Bahan dasar yang dipergunakan untuk bahan berserat berasal dari tiga
macam, yaitu tumbuh-tumbuhan, binatang, dan bahan tiruan (sintetis).
Sebenarnya bahan ini kurang baik sebagai bahan isolator listrik karena sifatnya
sangat menyerap cairan, sedangkan cairan itu dapat merusak isolator yang
menyebabkan daya sekatnya menurun. Tetapi karena faktor-faktor lain seperti :
bahan berlimpah sehingga murah harganya; daya mekanisnya cukup kuat dan
fleksibel; dan dengan disusun berlapis lapis dan dicampur dengan zat-zat
tertentu untuk meningkatkan daya sekat, daya mekanis dan daya tahan panas,
sehingga bahan berserat ini banyak dipakai sebagai isolator listrik.
Beberapa bahan yang termasuk bahan berserat, antara lain :
 Benang
Benang merupakan hasil pemintalan pertama dari sebuah kapas yang
berserat cukup panjang, setelah biji-bijinya yang menempel dipisahkan terlebih

39
dahulu. Dari kumpulan benang ini dapat dibuat tali, pita, dan kain tenun, yang
selanjutnya disebut dengan tekstil. Dalam bidang kelistrikan banyak digunakan
sebagai isolator kawat. Pemakaian benang banyak dipakai untuk isolator kawat
halus yang digunakan dalam pembuatan pesawat-pesawat cermat seperti
pengukuran listrik. Sekarang banyak digunakan benang sintetis dari bahan
plastik, gelas, dan sebagainya karena lebih kuat dan tahan panas.
 Prespan
Prespan juga sebetulnya kertas, karena bahan dasarnya sama hanya
berbeda sifatsifatnya saja. Dibandingkan dengan kertas, prespan lebih padat
sehingga kurang menyerap air. Padat karena pembuatannya ditekan dengan
tegangan tinggi sehingga lebih keras dan lebih kuat, tetapi dapat dibengkokan
dengan tidak retak-retak sehingga baik sekali untuk isolator alur stator atau rotor
mes in listrik, juga pada transformator sebagai isolator lilitan dan kawatnya.
Prespan ini di pasaran berbentuk lembaran atau gulungan dengan ukuran tebal
antara 0,1 sampai 5 mm, warnanya kekuning-kuningan, coklat muda atau abu.
Karena daya menyerap air masih ada, maka dalam pelaksanaannya selalu masih
perlu dilapisi lak isolator.
 Kayu
Pada tahun-tahun yang silam, kayu banyak digunakan sebagai isolator
misalnya untuk tiang listrik, karena terdapat dimana-mana dan harganya murah.
Sekarang kayu banyak terdesak oleh besi, beton, dan bahan sintetis. Kelebihan
kayu adalah kekuatan mekanisnya cukup tinggi tergantung dari macam dan
kerasnya kayu, tetapi kelemahannya adalah menyerap air, dapat rusak karena
hama dan penyakit serangga sehingga mudah rapuh. Supaya daya tahan lama,
maka kayu harus diawetkan lebih dahulu.

3. Keramik
 Keramik

40
Keramik didapat dari bahan galian dengan melalui proses pemanasan,
kemudian dijadikan barang keramik, seperti cangkir teko, dalam teknik listrik
digunakan untuk isolator loceng dan mantal. Keramik yang digunakan untuk
keperluan teknik listrik harus mempunyai daya sekat yang besar dan dapat
menahan gaya mekanis yang besar seperti porselin dan steatit. Bahan isolator
dari porselin seperti: isolator lonceng, isolator mantel, isolator cincin, isolator
tegangan tinggi, sekering pipa porselin, dan lain-lain. Sedangkan bahan isolator
terbuat dari steatit, antara lain: sakelar, kontak tusuk, manik-manik isolator
kawat penghubung yang dapat melentur (fleksibel) dan letaknya berdekatan
dengan alat pemanas listrik, untuk pembuatan bumbung penerus (tube), pena-
kontak -baut, badan alat-alat pemanas seperti kompor listrik, seterika, dan lain-
lain.

KEGAGALAN ISOLATOR PADAT


1. Kegagalan asasi (intrinsik) terjadi jika diterapkan tegangan tinggi pada
lapisan dielektrik yang tipis. Hal ini terjadi pada waktu yang singkat dan
disebabkan karena medan listrik yang tinggi di mana elektron mendapat
energi dari tegangan luar sehingga melintasi celah yang terlarang sampai ke
lapisan konduksi. Sifat kegagaln ini adalah :
 Terjadi pada suhu yang rendah, suhu kamar atau lebih rendah. Kekuatan
kegagalan tidak bergantung pada bentuk gelombang dari tegangan yang
diterapkan dan terjadi pada waktu yang singkat.

41
 Kegagalan bergantung pada bentuk, besar dari spesimen dan bentuk dari
kegagalan.
2. Kegagalan elektromekanik adalah kegagalan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan polaritas antara elektroda yang mengapit zat isolasi padat
sehingga timbul tekanan listrik pada bahan tersebut. Tekanan listrik yang
terjadi menimbulkan tekanan mekanik yang menyebabkan timbulnya tarik
menarik antara kedua elektroda tersebut. Pada tegangan 106 volt/cm
menimbulkan tekanan mekanik 2 s.d 6 kg/cm2. Tekanan atau tarikan
mekanis ini berupa gaya yang bekerja pada zat padat berhubungan dengan
Modulus Young.

3. Kegagalan Streamer
Untuk mendapatkan kegagalan streamer, ujung katoda haru dimasukkan
dalam isolasi yang akan diuji. Bila elektroda ditempatkan pada permukaan
bahan isolasi maka elektron dari katoda akan menembus ke anoda melewati
dua medium, yaitu medium udara diperbatasan dan langsung melewati
dielektrik. Karena permitivitas udara lebih kecil dari elektrik, kegagalan ini
terjadi lebih awal daripada dielektrik. Kegagalan dielektrik tidak berbentuk
discharge tunggal tapi berbentuk pohon yang bercabang yang dinamakan
“linchtenberger tree” di mana proses terjadinya sangat singkat ( detik hingga
beberapa menit ).
4. Kegagalan Termal
Umumnya terjadi karena panas disebabkan kerugian dielektrik. Panas
sebagaian dipakai untuk menaikkkan suhu dari bahan dielekrik dan sebagian
hilang di udara. Kenaikan suhu menyebabkan konduktivitas naik. Kriterianya
adalah sebgai berikut:
 Terjadi pada suhu tinggi
 Kekuatan medan pada waktu terjadinya kegagalan tergantung pada
bentuk dan besarnya isolasi
 Waktu yang diperlukan untuk kegagalan adalah dalam milidetik

42
 Pada medan bolak balik harga tegangan gagal lebih kecil dari medan
yang tetap karena kerugian daya bertambah
 Pada medan bolak-balik, panas yang terjadi adalah
 Pada medan arus searah, panas yang terjadi adalah
5. Kegagalan Erosi
Pada pembuatan suatu isolasi dari kabel bawah tanah dan alat lainnya kadang-
kadang tidak sempurna, sehingga sering terdapat rongga dalam isolasi.
Rongga ini berisi udara atau benda lain, yang mempunyai kekuatan medan
atau kekuatan dielektrik yang berbeda dengan kekuatan dielektrik dari bahan
isolasi. Bila rongga berisi udara maka akan terdapat konsentrasi medan listrik.
Karena itu, pada nilai tegangan normal kekuatan medan pada rongga dapat
bernilai melebihi kekuatan kegagalan, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kegagalan. Kekuatan medan dalam reongga ditentukan oleh
perbandingan dari permitivitas dan bentuk rongga. Pada setiap pelepasan
muatan terjadilah panas, dan lama kelamaan muka dari rongga akan terjadi
karbonisasi dan dapat merusak susunan kimia isolasi dan terjadinya erosi.
Mason dan Krueger melakukan percobaan pada suatu spesimen berbentuk
persegi panjang. Benda dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang terdapat
rongga dan bagian yang tidak rongga.( Pawiloi, Asrul. 2010. P. 6-9 )
Kegagalan yang terjadi pada praktek :
1. Kegagalan Kimia dan Elektro Kimia
Kehadiran udara dan gas lainnya menyebabkan bahan isolasi padat
mangalami perubahan struktur secara kimiawi yang dapat berlanjut pada tekanan
listrik secara terus menerus yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan isolasi.
Beberapa reaksi kimia penting yang terjadi adalah :
 Oksidasi : Kehadiran udara atau oksigen, pada material padat seperti
karet dan polyethilene mengalami oksidasi yang dapat meyebabkan
keretakan pada permukaan isolator.
 Hidrolisis : Ketika uap air dan embun muncul di atas permukaan suatu
material padat, maka hidrolisis akan terjadi dan material tersebut dan
menyebabkan material akan kehilangan atau berkurang sifat listrik

43
maupun sifat mekanisnya. Hidrolisis biasanya terjadi pada material padat
seperti kertas, kain dan beberapa material seluler akan mengalami
perubahan sifat kimiawi yang sangat cepat. Perubahan kimia (hidrolisis)
juga terjadi pada material padat lainnya seperti plastik (polyethilene)
yang menyebabkan penurunan umur pakai dari material tersebut (aging).
 Aksi Kimiawi. Meskipun tidak terdapat medan listrik yang tinggi, namun
peningkatan penurunan sifat kimia pada material isolasi dapat
menyebabkan terjadinya berbagai proses material isolasi dapat
menyebabkan terjadinya berbagai proses ketidakstabilan kimiawi karena
adanya temperatur yang tinggi, oksidasi maupun terbentuknya ozon.
Meskipun material isolasi padat digunakan pada berbagai kepentingan
penggunaan dan kondisi yang berbeda, reaksi kimia akan terjadi pada
berbagai material yang dapat mandorong terjadinya penurunan sifat
listrik maupun sifat mekanis yang pada akhirnya dapat menyebabkan
terjadinya kegagalan isolasi.

Efek elektro-kimia dan penurunan sifat kimia material dapat diperkecil


dengan cara mengkaji lebih mendalam dan melakukan pengujian material secara
lebih berhati-hati. Isolatornya yang terbuat dari bahan glass (campuran sodium)
harus dihindarkan dari keadaan udara lembab dan basah, sebab sodium dapat
menyebabkan keadaan menjadi tidak stabil, sehingga soda yang dilepaskan ke
permukaan akan menimbulkan pembentukan suatu alkali kuat yang akan
menyebabkan penurunan sifat material secara menyeluruh.

2. Kegagalan Tracking dan Treeing


Jika suatu bahan isolasi padat diterapkan tekanan listrik dalam jangka
waktu yang lama maka akan mengalami kegagalan. Secara umum, terdapat dua
gejala yang dapat diamati pada material tersebut, yaitu: (a) Adanya bagian
konduksi pada permukaan isolator. (b) Suatu mekanisme yang bekerja yang
menyebabkan arus bocor melalui bagian konduksi yang pada akhirnya
mendorong ke arah pembentukan suatu percikan (discharge). Percikan yang

44
terjadi akan menyebar selama proses penjejakan karbon (tracking) dan
membentuk cabang-cabang yang menyerupai pohon (pepohonan) yang dikenal
dengan istilah “treeting”.
Fenomena pepohonan listrik (treeing) dapat dijelaskan dengan
menggunakan sebuah spesimen (conducting film) yang diletakkan di antara dua
elektroda. Dalam prakteknya, spesimen tersebut diberikan suatu cairan pelembab
kemudian diterapkan tegangan, dan dalam waktu tertentu pada permukaan
spesimen akan mengalami kekeringan. Pada saat yang sama terjadi percikan
yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan material. Pada material
padat seperti kertas, akan terbentuk karbonisasi di daerah terjadinya percikan
api, dan selanjutnya karbonisasi yang terbentuk akan bertindak sebagai saluran
konduksi permanen yang kemudiannya dapat meningkatkan tekanan yang
berlebihan. Proses ini adalah merupakan proses kumulatif, dan isolator
mengalami kegagalan akibat terjadinya jembatan karbon diantara elektroda.
Fenomena ini dikenal dengan istilah “tracking”.
Pada sisi yang lain, treeing terjadi karena erosi dari material pada ujung
percikan. Erosi mengakibatkan permukaan menjadi kasar, dan oleh sebab itu
dapat menjadi sumber pengotoran dan pencemaran. Kejadian ini akan
meningkatkan konduktivitas, dan pada sisi yang lain akan membentuk jembatan
antara bagian konduksi tadi dengan elektroda yang selanjutnya mengakibatkan
kegagalan mekanik (keretakan ) pada bahan isolator.
Umumnya, tracking terjadi pada tegangan yang rendah yaitu sekitar 100
V, sedang treeing terjadi pada tegangan tinggi. Treeing dapat dicegah melalui
usaha membersihkan permukaan material, menciptakan keadaan kering, dan
pada permukaan yang halus (yang tidak terjadi kekasaran permukaan). Oleh
karena itu pemilihan material harus didasarkan pada material yang mempunyai
resistansi yang tinggi terhadap fenomena “treeing”.

45
2.4 BAHAN SEMI KONDUKTOR
1. Pengertian Semikonduktor
a) Pengertian Umum

Disebut semikonduktor atau setengah konduktor, karena bahan ini


memang bukan konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator
dan konduktor. Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai
konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa,
sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.

b) Pengertian Khusus

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang


berada diantara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan
besifat sebagai konduktor. (K. Muller 1986).

Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk


menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada
ujung- ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah,
menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik (σ) didefinsikan sebagai ratio
dari rapat arus (J) terhadap kuat medan listrik (E):

Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik


yang anisotropik. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau
biasa disebutsebagai resistivitas saja, yaitu:

46
Insulator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas,
ataupun muatan listrik. Lawan dari insulator, adalah konduktor, yaitu materi
yang dapat menghantar panas untuk sejenis polimer, silikone.

2. Prinsip Dasar Semikonduktor

Semikonduktror mempunyai sifat kekonduksian diantara konduktor dan


isolator. Contoh bahan semikonduktror ialah Silikon, Germanium, Plumbum
Sulfida, Gallium Arsenida, Indium Antimi dadan Selenium. Bahan-bahan yang
mempunyai sifat semikonduktif memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara
konduktor dan isolator yaitu 10-6 - 104 ohm. Medan konduktivitas sebesar 10-6 -
104 ohm-2 m-2 dengan energi gap yang lebih kecil dari 6 eV. Energi gap adalah
energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen
sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Bahan dasar
semikonduktor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
 Trivalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 3 buah, contoh:
Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In) .
 Tetravalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 4 buah seperti:
Silikon (Si), dan Germanium (Ge).
 Pentavalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 5 buah, contoh:
Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon (Sb).

3. Susunan Atom Semikonduktor


Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon
(Si),Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah
bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor.
Namun belakangan,silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak
bahan ini dari alam. Silikonmerupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi
setelah oksigen (O2).
Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing
memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi
oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk

47
ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya pada suhu yang sangat rendah
(0°K). Struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut:

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti
atom keinti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor
bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk
menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas
karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya.
Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak
memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.

4. Doping Semikonduktor

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik


adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol
dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidak murnian ini disebut
dopant.

Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan


konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit

48
terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali
digunakan sebagai pengganti logam. (J.G.Bednarz 1986).

Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang


bertujuan menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor sangat
murni (juga disebut intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya.
Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis semikonduktor. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.

Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan,


memberikan setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk
membedakan unsur sirkuit, wilayah terpilih (biasanya dikontrol
oleh photolithografi) didop lebih lanjut dengan Proses difusi atau implantasi ion,
metode kedua lebih populer dalam produksi skala besar karena kemudahan
pengontrolannya.

Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah


perbedaan dalam kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah
kecil atom dopant ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000 atom), doping
ini disebut rendah atau ringan. Ketika lebih banyak atom dopant ditambahkan
(dalam order 10.000) doping ini disebut sebagai berat atau tinggi. Hal ini
ditunjukkan sebagai n- untuk dopant tipe-n atau p+ untuk doping tipe-p.

5. Bahan dasar semikonduktor


a) Persiapan bahan semikonduktor

Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan


handal diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia

yang diperlukan sangat tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam


proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti dari material.
Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga diperlukan, karena
kesalahan dalam struktur kristal (seperti di slokasi, kembaran, dan retak

49
tumpukan) menganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal
merupakan penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar
kristal, semakin sulit mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi
massa saat ini menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara 4
– 12 inci (± 30 cm) yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian di iris menjadi
wafer .

Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan


struktur kristal untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah
dikembangkan untuk memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik
untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan kristal
menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat digunakan
untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona.
Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas
cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang
diinginkan mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan
kristal dengan lebih sedikit kesalahan.

b) Macam-macam Badan Semikonduktor dan Penggunaannya

No Nama Semikonduktor Penggunaannya

1 Barium Titinate (Ba Ti) Termistor (PTC)

2 Bismut Telurida (Bi2 Te3) Konversi termo elektrik

3 Cadmium sulfide (Cd S) Sel Fotokonduktif

4 Gallium arsenide (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,

50
generator gelombang dan Mikro

5 Germanium (Ge) Diode dan transistor

6 Indium antimonida (In Magnetoresistor, piezoresistor


Sb) detektor dan radiasi inframerah

7 Indium arsenida (In As) Piezoresistor

8 Silikon (Si) Diode, transistor dan IC

9 Silikon Carbida (Si Cb) Varistor

10 Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro

11 Germanium Silikon (Ge Pembangkitan termoelektrik


Si)

12 Selenium (Se) Rectifier

13 Aluminium Stibium (Al Diode penerangan


Sb)

51
14 Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan

15 Indium pospor (In P) Filter inframerah

16 Tembaga Oksida Rectifier

17 Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel

18 Plumbun Selenium (Pb Foto sel


Se)

19 Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter


inframerah dan generator Hall

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14, merupakan unsur terbanyak kedua di bumi.
Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh
(Jons Jakob Berzelius 1923). silikon hampir 25,7% mengikut berat. Biasanya
dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan
untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi
bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon.

6. Cara Kerja Semikonduktor

Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai contoh


dari cara kerja semikonduktor.

52
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang
serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik. Untuk mengerti cara kerja
semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor
dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan
elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada
arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (chargecarriers).
Sehingga air murni dianggap sebagai isolator . Jika sedikit garam
dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena
sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan
konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam
dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator ), karena pembawa muatanya tidak
bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit


pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan
doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak
kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron bebas dan hasilnya
memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5
elektron valensi di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4 elektron valensi.
Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh
kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n
untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan
negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron valensi di orbit
paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole,
pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh


emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen.
Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

53
Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan
saling tolak-menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-
pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi
semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction)
dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat
dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah
ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan
tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan


konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap
dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki
jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio
perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang
menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat


kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam
keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan
adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom.

7. Macam-Macam Semikonduktor
a) Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor murni tanpa adanya
bahan pengotor. Silikon dan Germanium merupakan dua jenis semikonduktor
yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada golongan IVA
dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal
silikon dan germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai
bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Energi yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah
sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur
ruang (300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk

54
melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi
menjadi elektron bebas. Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari pita valensi kepita konduksi ini disebut energi terlarang (energy
gap). Jika sebuah ikatan kovalent terputus, maka akan terjadi kekosongan atau
lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan
muatan positif, dan daerah yang ditempati electron bebas mempunyai kelebihan
muatan negatif. Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran
listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang
lain mengisi lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru ditempat yang lain
dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke lubang
baru.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah
akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang
bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.
Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan
sebagai konduktivitas. Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara
serentak, maka pada semikonduktor murni, besar energi yang dibutuhkan untuk
membentuk pasangan elektron dan hole pada semikonduktor intrinsik ditentukan
oleh jarak celah energi antara pita valensi dengan pita konduksi semakin jauh
jaraknya maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk membentuk
elektron – hole sebagai pembawa muatan.
b) Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang prosesnya melalui
proses pendopingan atau pengotoran bahan atom tertentu pada bahan
semikondultor untuk menaikkan daya hantar semikonduktor. Terdapat dua tipe
dalam semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe n dan semikonduktor
tipe p.
 Semikonduktor tipe n
Semikonduktor tipe n dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil
atom pengotor pentavalent pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini

55
mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan
sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalent menempati posisi atom silikon dalam
kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalent
lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan. Dengan adanya
energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi electron bebas dan
siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang
dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n, karena
menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Dan karena atom
pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom
donor.
 Semikonduktor Tipe p
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe n,
semikonduktor tipe p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom
pengotor trivalent pada semikonduktor murni, misalnya: silikon murni. Atom-
atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara
efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen
menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen
lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan yangdisebut lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe p. Karena atom pengotor menerima
elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).

8. Alat Semikonduktor

Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah


komponen elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu
Silikon, Germanium, dan Gallium Arsenide. Alat-alat semikonduktor jaman
sekarang telah menggantikan alat thermionik (sepertitabung hampa). Alat-alat
semikonduktor ini menggunakan konduksi elektronik dalam bentuk padat(solid
state), bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau bentuk gas (gaseous state).
Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete
(potongan) seperti transistor, diode, dain lain-lain, atau dapat juga ditemukan

56
sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar (jutaan) dalam satu
keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC). adapun jenis IC yang
bertegangan tinggi ( High Voltage IC ) adalah IC berdaya monolitik bertegangan
tinggi dengan menggunakan struktur bebas-pengancing dielektrik yang unik.
Penggerak motor chip tunggal ( single chip motor driver ), gate driver dan IC
pencitraan ultrasound untuk aplikasi industri, konsumen dan medis.

Dasar alat semikonduktor

Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh sebuah


input sepertimedan listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecilarus
listrik untuk berada dalam dirinya, dan ia merupakan sebuah insulator. Alasan
utama mengapa semikonduktor begitu berguna adalah konduktivitas
semikonduktor yang dapat dimanipulasi dengan menambahkan ketidakmurnian
(doping, dengan pemberian sebuah medan listrik, dikenai cahaya, atau dengan
cara lain. CCD, sebagai contoh, unit utama dalamkamera digital, bergantung
pada kenyataan bahwa konduktivitas semikonduktor meningkat
denganterkenanya sinar. Operasi transistor tergantung konduktivitas
semikonduktor yang dapat ditingkatkan dengan hadirnya sebuah medan listrik.

Konduksi arus dalam sebuahsemikonduktor terjadi melalui elektron yang


dapat bergerak atau bebas danlubang. Lubang bukan partikel asli; dalam keadaan
yang membutuhkan pengetahuan fisika semikonduktor untuk dapat mengerti:
sebuah lubang adalah ketiadaan sebuahelektron. Ketiadaan ini, atau lubang ini,
dapat diperlakukan sebagai muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron
yang bermuatan-negatif. Untuk mudahnya penjelasan "elektron bebas" disebut
"elektron", tetapi harus dimengerti bahwa mayoritas elektron dalam benda padat,
tidak bebas, tidak menyumbang kepada konduktivitas.

Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa


ketidakmurnian, dan ditaruh disuhu yang mendekatinol mutlak dengan tanpa
"eksitasi" (yaitu, medan listrik atau cahaya), dia tidak akan berisi elektron bebas

57
dan tidak ada lubang, dan oleh karenaitu akan menjadi sebuah insulator
sempurna. Pada suhu ruangan, eksitasi panas memproduksi beberapa elektron
bebas dan lubang dalam pasangan-pasangan, tetapi kebanyakan semikonduktor
pada suhu ruangan adalah insulator untuk kegunaan praktikum.

Sebagai contoh aplikasi Semikonduktor yaitu; dioda dan transistor.

 Dioda
Jika dua tipe bahan semikonduktor ini dilekatkan, maka akan didapat
sambungan P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya
memang material tipe P dan tipe N bukan disambung secara harpiah, melainkan
dari satu bahan (monolithic) dengan memberi doping (impurity material)
yang berbeda. Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P
lebih besar darisisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N mengisi
kekosongan elektron (hole) di sisi P. Sebaliknya jika diberi tegangan balik
(reverse bias), dapat dipahami tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N
mengisi hole di sisi P, karena tegangan potensial di sisi N lebih tinggi. Dioda
akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk
aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, LED, dan Varactor.
Dioda Bertegangan Tinggi (High Voltage Diodes)
Menyediakan jajaran produk dioda daya yang serbaguna termasuk tipe
dioda kaca dengan keandalan yang tinggi, perangkat pelindung tekanan tegangan
(surge suppression) untuk melindungi peralatan elektronik (terutama dalam
aplikasi otomotif) dan jenis bertegangan tinggi untuk pengoperasian tampilan
pada frekuensi tinggi. Tersedia dalam bentuk axial lead, press-fit dan paket
pemasangan permukaan (surfacemount).
 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya

58
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan ( junction).
Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung
terminalnya berturut-turut disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu berada
di tengah, di antara emitor dan kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar,
karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di
kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole) di kutup positif. bi = 2 dan
polar = kutup. (William Schockley pada tahun 1951) adalah seseorang yang
pertama kali menemukan transistor bipolar.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2
terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam
amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik
stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.

Cara Kerja Transistor


Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-
effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini
dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus
utama tersebut.

59
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu
jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam
FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana
daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Ketebalan dari daerah
perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan teganganyang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.

60
2.5 BAHAN MAGNET

 Magnet

Sifat-Sifat Magnet – Jika sobat punya sebuah magnet kemudian


digantungkan dengan setutas tali secara horizontal, coba amati, dalam keadaan
kedua tenang ujung magnet tersebut pasti mengarah ke utara dan selatan bumi.
Itulah satu dari sekian banyak sifat dan karakteristik yang unik dari magnet.
Magnet adalah material logam yang mampu menghasilkan medan magnet. Ia
mampu menarik segolongan logam seperti besi, kobalt, nikel, seng, dan
sebagainya. Logam-logam yang dapat ditarik magnet ini kemudian disebut
memiliki sifat feromagnetik.

 sifat sifat magnet :

Magnet terdiri dari dua kutub, utara dan selatan. Kutub utara adalah bagian
ujung magnet yang mengarah ke kutub utara bumi dan kutub selatan adalah
ujung magnet yang mengarah ke kutub selatan bumi.

Magnet bersifat menarik logam-logam tertentu yang kemudian disebut logam


feromagnetik.

Kutub magnet yang sejenis akan tolak menolak dan kutub yang berbeda jenis
akan tarik menarik.

Jika sebuah magnet besar dipotong terus menerus akann menghasilkan banyak
megnet kecil yang tetap memiliki pasangan kutub utara dan selatan.

Sifat magnet dapat berkurang apabila magnet tersebut dipanaskan, dibenturkan,


diletakkan dalam kumparan yang dialiri arus listrik bolak balik, atau disimpan
dengan magnet yang lain dengan mendekatkan kutub yang sama.

61
 Sifat Sebuah Benda Terhadap Magnet:

Setiap benda akan berperilaku berbeda-beda ketika di dekatkan dengan sebuah


magnet. Ada benda yang tertarik kuat, tertarik lemah, atau bahkan tidak tertarik
sama sekali. Dengan melihat perilakunya terhadap magnet, benda-benda dapat di
klasifikasikan menjadi:

 Paramagnetik

Bahan atau benda paramagnetik adalah benda yang sedikit tertarik ketika mereka
berada pada di dalam medan magnet akan tetapi ketika medan magnet tersebut
dihilangkan tidak meninggal sifat magnetik ketika medan magnet ditiadakan.

Bahan-bahan yang tergolong paramagnetik seperti alumunium, natrium,


kalsium, oksigen, dan tembaga klorida. Zat-zat ini sedikit tertarik ketia
ditempatkan dalam medan magnet. Mereka memiliki kecenderungan untuk
bergerak dari daerah medan magnet lemah ke daerah dengan medan magnet
tinggi.

 Diamagnetik

Diamagnetisme adalah sifat benda yang cenderung menciptakan medan magnet


sendiri (sangat lemah) ketika diletakkan dalam medan magnet. Jadi bahan
diamagnetik cenderung menolak (sangat lemah) apabila di letakkan pada medan
magnet. Contoh bahan diamagnetik seperti air, bismuth, karbon, dan sebagainya.

 Feromagnetik

Feromagnetik adalah sifat benda yang terarik kuat ketika diletakkan di dalam
medan magnet. Benda-benda feromagnetik ini juga mengalami magnetisasi
secara spontan ketika diletakkan di dalam medan magnet. Ketika medan magnet
ditiadakan maka sifat magnetik masih melekat pada benda-benda ini. Contoh
bahan yang tergolong feromagnetik seperti atara lain besi, nikel, dan kobalt.
Bahan bahan ini juga bisa dijadikan bahan pembuatan magnet permanen.

62
Itulah tadi sekilas tentang sifat-sifat magnet dan jenis-jenis benda berdasarkan
sifatnya terhadap magnet. Semoga bermanfaat.

Medan Magnet – Jika sobat menaruh sebuah paku payung kecil di dekat sebuah
magnet, apa yang akan terjadi? Sudah pasti paku tersbut akan tertarik ke arah
magnet karena ia dipegaruhi oleh gaya magnet dalam suat wilayah yang disebut
medan magnet. Wilayah ini adalah daerah disekitar magnet yang masih
dipengaruhi gaya tarik oleh magnet.

 Definisi Medan Magnet

Yang dinamakan medan magnet adalah ruang (3 dimensi) disekitar sebuah


magnet sedemikian sehingga benda-benda feromagnetik yang diletakkan di
ruangan ini akan terpengaruh gaya magnetik yang ditimbulkan magnet tersebut.
Setiap magnet punya medan magnetnya sendiri-sendiri. Semakin kuat magnet
maka makin luas ruang medan magnet yang dimilikinya. Sebuah medan magnet
dapat ditimbulkan baik oleh magnet permanen dan muatan bergerak (termasuk
arus listrik). Di berbagai tempat di permukaan bumi bisa menjadi medan magnet
ketika di sana ada magnet bumi.

 Garis-Garis Medan Magnet

Keberadaan medan magnet dalam sebuah ruangan dapat dilukiskan dengan


menggunakan garis-garis khayal yang disebut garis medan magnet dengan
satuan standard internasional Weber (Wb). Dalam melukis garis-garis medan
magnet tidak bisa seenaknya karena ada aturan-aturan garis magnet sebagai
berikut:

 Garis-garis medan magnet tidak akan pernah saling berpotongan.

Salah satu keunikan garis medan magnet adalah tidak akan pernah memotong
satu sama lain. Masing-masing garis punya orbit sendiri-sendiri dan tidak akan
melintang melewati orbit garis medan magnet yang lain. Coba sobat perhatikan
gambar berikut: garis medan tidak berpotongan.

63
 Garis-garis medan magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke dalam
kutub selatan. Untuk mudah mengingatnya bisa menggunakan jembatan
keledai “Kumis” (keluar utara masuki selatan). Di dalam magnet, garis-
garis medan medan magnet mengarah dari kutub Selatan ke kutub utara.
garis medan magnet dari utara ke selatan

 Ruang disekitar magnet yang garis-garis magnetnya rapat menunjukkan


medan magnet di ruang tersebut lebih kuat. Sebaliknya, ruang di sekitar
medan magnet yang garis-garis medannya renggang menunjukkan medan
magnetnya lebih kecil. Medan magnet paling besar berada di ujung-
ujung magnet. Disitulah ruang dimana garis-garis medan magnet paling
rapat.

64
 Kuat Medan Magnet

Kuat medan magnet adalah besarnya garis-garis gaya magnet (weber) persatuan
luas (m2). Kuat Medan Magnet di rumuskan

H = Weber/m2

Contoh Soal:

Buat melatih pemahaman sobat tentang medan magnet silahkan dijawab


beberapa pertanyaan dasar di bawah ini:

Perhatikan gambar di bawah ini, benarkah gambar garis mendan magnet gambat
tersebut? Sebutkan alasanmu!

Jika ada sebuah magnet berbentuk batangan, pada bagian manakah yang medan
magnetnya paling lemah?

a. Tengah d. Ujung

b. Tepi e. Kutub

c. Pinggir

 Bagimana hubungan antara kuat mendan magnet dengan banyaknya garis


gaya magnet?

65
Jika sobat telah menemukan jawaban dari 3 pertanyaan di atas, jangan ragu-ragu
untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini. Semoga bermanfaat dan
selamat belajar.

Adakah sobat di rumah yang tahu apa itu elektromagnet? Adakah yang tahu
bedanya dengan magnet? Untuk menemukan jawabannya yuk kita simak uraian
berikut ini.

 Apa itu Elektromagnet?

Dulu, pada tahun 1819 seorang ahli fisika berkebangsaan Denmark bernama
Hns Christian Oersted menemukan bahwa medan magnet tidak hanya bisa
timbul dari sumber magnet asli tetapi juga bisa timbul di sekitar penghantar yang
dialiri arus listrik. Penemuan ini di dasarkan atas percobaan dengan
menempatkan kompas di sekitar kawat berarus listrik. Ilmuwan yang wafat di
Kopenhagen pada usia 73 tahun ini menemukan fakta menarik, ketika sebuah
jarum kompas diletakkan disekitar kawat yang dialiri arus listrik jarum tersebut
tidak lagi mengarah ke arah utara atau selatan melainkan ke arah menyimpang.
Dari percobaan tersebut dapat ditarik kesimpulan:

Di sekitar penghantar yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet yang
mempengaruhi arah jarum kompas.

Arah gaya magnet yang menyimpangkan jarum kompas bergantung kepada arah
arus listrik yang mengalir pada penghantar.

Dari percobaan di atas sobat dapat mengatakan bahwa yang dimaksud


elektromagnet adalah sifat kemagnetan yang timbul pada suatu penghantar saat
dialiri arus listrik.

 Arah Medan Elektromagnet

Arah medan elektromagnet dapat ditentukan dengan mudah menggunakan


kaidah tangan kanan. Arah ibu jari kanan selalu menunjukkan arah arus listrik

66
dan arah keempat jari sisanya menunjukkan arah medan elektromagnet.
Perhatikan gambar di bawah ini:

kaidah tangan kanan

Dari gambar di atas terlihat bahwa kawat berarus listrik memiliki garis-garis
medan elektromagnet yang bentuknya berupa lingkaran-lingkaran yang bertitik
pusat pada kawat. Jika arah arus ke atas (ibu jari ke atas) maka arah medan
elektromagnet berlawanan dengan arah jarum jam. Sebaliknya saat arah arus
listrik ke bawah, arah medan elektromagnet searah dengan arah jarum jam.
Perhatikan gambar di bawah ini!

rumus tangan kanan elektromagnet

67
Contoh Soal

Coba sobat perhatikan empat buah gambar di bawah ini, kemudian tentukan arah
arus listrik yang benar jika tanda titi (.) menyatakan arah medan magnet ke luar
bidang atau menuju kita, sedangkatn tanda silang (x) menyatakan araha medan
magnet masuk ke bidang atau menjauhi kita

Pembahasan:

Dengan menggunakan kaidah tangan kanan maka jawaban yang benar adalah B.
Tanda x berarti medan magnet masuk menjauhi kita dan tanda titik berarti
medan magnet keluar dan mendekati kita.

 Kuat Medan Elektromagnet


1. Kuat Medan Magnet pada Kawat Lurus

Besarnya medan elektromagnet atau induksi magnet yang dialami oleh sebuah
titik yang berjarak r dari kawat lurus dengan panjangnya dl dan mengalir arus
listrik sebesar I dapat sobat hitung menggunakan rumus:

68
kawat panjang tertentu

rumus 1;

dB = elemen kuat medan magnet di suatu titik (Tesla = Weber/m2)

μo = permeabilitas vakum (4π . 10-7 Wb/Am)

r = jarak titik ke elemen kawat (m)

l = panjang elemen kawat

θ = sudut yang dibentuk antara garis singgung medan magnet pada elemen kawat
berarus dengan titik tertentu.

Rumus di atas dikenal juga dengan hukum Bio-Savart. Besarnya kuat medan
elektromagnet di suatu titik yang berjarak a dari kawat berarus listrik dengan
panjang kawat tak terhingga (l = ~) dapat ditentukan dengan rumus

panjang kawat tak hinggarumus 2

69
a = jarak tegak lurus titik ke kawat berarus listrik (m)

2. Kuat Medan Elektromagnet di Sekitar Kawat Melingkar

medan elektromagnet pada kawat melingkar

 Pada Sumbu Lingkaran

Besar kuat medan elektromagnet (induksi magnet) di titik sepanjang sumbu


lingkaran ditentukan dengan rumus

Atau

N = banyak lilitan

a = jari-jari lingkaran kawat beraruss listrik

70
x = panjang sumbu lingkaran

 b Pada Pusat Lingkaran

Besar induksi magnet di pusat lingkaran kawat ditentukan dengan rumus:

B = μo NI/2a

3. Kuat Medan Elektromagnet pada Solenoida.

solenoida

Apa itu selenoida? Selenoida adalah kawat pajang yang dililitkan pada inti yang
berbentuk silinder. Besarnya induksi magnet di ujung solenoida dapat ditentukan
dengan rumus:

l = panjang solenoida (m)

Besarnya induksi magnet di pusat (tengah) solenoida dapat ditentukan dengan


rumus:

71
4. Kua Medan Elektromagnet pada Toroida

Toroida adalah kawat yang dililitkan pada inti yang berbentuk lingkaran. Pada
prinsipnya, toroida merupakan solenoida yang intinya dibengkokkan sehingga
berbentukk lingkaran. Besarnya induksi magnet pada toroida hanya ada di dalam
toroida (sumbu toroida) dan besarnya ditentukan dengan rumus

a = jari-jari efektif toroida

Contoh Soal dan Pembahasan

72
1.Ada sebuah kawat lurus panjang dialiri arus listrik sebesar 20 A. Besarnya
induksi magnet pada sebuah titik yang jarkanya 10 cm dari pusat kawat magnet
tersebut adalah?

a. 8.10-6 T c. 8.10-5 T e. 4.10-4 T

b. 4.10-6 T d. 12.10-5 T

Pembahasan:

Diketahui

Panjang kawat l = tak hingga

I = 20 A

a = 10 cm = 10-1 m

μo = 4π . 10-7 Wb/Am

B = μo I / 2 π a

B = 4π . 10-7 . 20 / π . 10-1

B = 4. 10-6 T (jawaban b)

2. Sebuah kawat bebentuk lingkaran dan berjari-jari 20 cm terdiri dari 40 lilitan.


Agar kuat medan elektro magnet di pusat lingkaran sama dengan 4π.10-3 T,
maka berapa besar arus yang harus dialirkan pada kawat tersebut?

a. 75 A c. 80 A e. 5 A

b. 200 A d. 100 A

Pembahasan:

Diketahui:

a = 20 cm = 2. 10-1 m

73
N = 40 lilitan

B = 4π.10-3 T

μo = 4π . 10-7 Wb/Am

B = μo NI / 2a

I = B .2a/ μo N

I = 4π.10-3 4. 10-1 / 4π . 10-7 .40

I = 100 A (jawaban d)

jadi agar kuat medan elektromagnet 4π.10-3 T dibutuhkan arus sebesar 100 A.

Induksi Elektromagnetik – Selamat malam sobat, kali ini kita akan melanjutkan
belajar fisika SMA tentang kemagnetan. Kita akan belajar tentang peristiwa
timbulnya listrik karena pengaruh medan magnet atau yang dikenal dengan
peristiwa Induksi elektromagnetik.

 Apa itu Induksi Elektromagnetik?

Yang dinamakan induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya listri pada


suatu penghantar disebabkan karena pengaruh medan magnet yang berubah-
ubah. Gaya gerak listrik yang timbul pada ujung-ujung penghantar akibat
perubahan medan magnet disebut dengan gaya gerak listrik induksi (ggl induksi)

Baca : rumus gaya gerak listrik

Sedangkan arus listik yang dihasilkan dari induksi elektromagnet ini disebut
dengan arus induksi. Contoh aplikasi alat yang menggunakan prinsi induksi ini
seperti pada generator pembangkit arus listrik dan transformator.

74
Fluks Magnet

Fluks magnet diartikan sebagai perkalian antara medan magnet B (baca: medan
magnet) dengan luas bidang A yang letakknya tegak lurus dengan induksi
magnetnya. Secara matematis rumus fluks adalah

Φ = BA

Faktanya, induksi magnet B tidak selalu tegak lurus pada bidang, bisa
membentuk sudut tertentu. Misalkan ada sebuah induksi medan magnet yang
membentuk sudut teta dengan garis normal maka besarnya fluks magnet yang
dihasilkan adalah

Φ = BA cos θ

Φ = Fluks magnet

B = induksi magnet

A = luas bidang

θ = sudut antara arah induksi magnet B dengan arah garis normal bidang

75
Hukum Faraday

Hasil percobaan yang dilakukan faraday menghasilkan sebuah hukum yang


berbunyi:

a. Bila jumlah fluks magnet yang memasuki suatu kumparan berubah, maka
pada ujung-ujung kumparan timbul gaya gerak listrik induksi (ggl induksi)

b. Besarnya gaya gerak listrik induksi bergantung pada laju perubahan fluks dan
banyaknya lilitan.

Secara matematis ggl yang dihasilkan dapat ditentukan dengan menggunakan


rumus

ε = -N (ΔΦ/Δt)

(tanda negatif menunjukkan arah induksi)

dengan

ε = ggl induksi (volt)

N = jumlah lilitan

ΔΦ/Δt = laju perubahan fluks magnet.

dari rumus di atas, untuk menimbulkan perubahan fluks magnet agar


menghasilkan ggl induksi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

a. memperbesar perubahan induksi magnet B

b. memperkecil luas bindang A yang ditembus oleh medan magnet.

c. memperkecil sudut

76
Hukum Lenz

Hukum Lenz berbunyi “arus induksi akan muncul di dalam arah yang
sedemikian rupa sehingga arah induksi menentang perubahan yang dihasilkan.
Dengan kata lain, arah arus induksi yang terjadi dalam suatu penghantar
menimbulkan medan magnet yang menentang penyebab perubahan medan
magnet tersebut”. Perhatikan gambar di bawah ini:

Berdasarkan gambar di atas:

a. arah v merupakan arah dari penyebab perubahan

b. arah gaya lorentz FL akan selalu berlawanan dengan arah v

c. dengan menggunakan aturan tangan kanan, maka diperoleh arah I dari P ke Q

Rumus Hukum Lenz

ε = B. l v

GGL Induksi Diri (Hukum Henry)

Apapbila arus yang mengalir pada suatu penghantar berubah setiap waktu maka
pada penghantar tersebut kan terjai ggl induksi diri dan oleh Josep Henry
dirumuskan sebagai:

ε = -L (dI/dt)

77
ε = ggl induksi diri (volt)

L = induktansi diri

dI/dt = besarnya perubahan arus tiap satuan waktu (A/s)

Induksi diri (L) adalah ggl yang terjadi dalam suatu penghantar dan terterjadi
perubahan kuat arus 1 A setiap detiknya. Besarnya induksi diri pada sebuah
penghantar dirumuskan:

L = NΦ/I

dengan:

L = induktansi diri

N = jumlah lilitan kumparan

Φ = fluks magnet (Wb)

I = kuat arus

Contoh Soal dan Pembahasan Induksi Elektromagnet:

1. Sebuah kumparan dengan jumlah lilitan 100 dalam waktu 0,01 detik
menimbulkan perubhan fluks magnet sebesar 10-4 Wb, berapat ggl induksi yang
timbul pada ujung-ujung kumparan tersebut?

a. 1 Volt c. 50 Volt E. 300 Volt

b. 5 Volt d. 7,5 Volt

Pembahasan

Diketahui

N = 100 lilitan

78
dΦ /dt = 10-4 Wb/ 0,01 s = 10-2 Wb/s

ε = -N (dΦ/dt)

ε = – 100 (10-2)

ε = -1 volt

(tanda negatif hanya menunjukkan arah arus induksi)

Jadi total ggl induksi elektromagnet yang dihasilkan di ujung-ujung kumparan


tersebut 1 Volt

2. Perhatikan rangkaian kawat PQRS di bawah ini:

Rangkaian tersebut terletak dalam medan magnet yang kuat medannya 0,5
Wb/m2 dan arahnya masuk ke bidang kertas (tandan x). Bila kawat AB digeser
ke kanan mdengan kecepatan 10 m/s tentukan besa gaya gerak listrik induksi
(GGL induksi) dan arahnya.

Pembahasan

Diketahui

l = 50 cm = 0,5 m

v = 10 m/s

B = 0,5 Wb/m2

79
ε = B. l . v

ε = 0,5 . 0,5. 10

ε = 2,5 volt

arah gaya lorentz FL selalu berlawanan dengan arah v dengan menggunakan


kaidah tangan kanan maka diperoleh arah arus induksi elektromagnet ke atas
dari B ke A.

 Apa itu gelombang elektromagnetik?

Menurut teori Maxwell, yang disebut dengan gelombang elektromagnetik adalah


perambatan dari menda listrik dan medan magnet secara besarmaan ke segala
arah yang satu sama lainnya saling tegak lurus secara periodik. Gelombang ini
terbentuk ketika sebuah medan listrik berpasangan dengan menda magnet.
Medan magnet dan medan listrik tersebut saling tegak lurus. Simak ilustrasi
berikut.

Sifat-sifat Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik memiliki sifat-sifat dan karakteristik yang mirip


dengan cahaya sebagai berikut:

a. Dapat merambat melalui ruang hampa, bisa merambat tanpa adanya medium
perambatan.

80
b. Tidak mengandung muatan listrik.

c. Bentuknya adalah gelombang transversal, arah getarannya tegak lurus dengan


arah rambatnya.

d. Memiliki sifat-sifat umum gelombang seperti dapat mengalami polarisasi,


pemantulan, interferensi, pembiasan, dan juga difraksi.

e. Arah rambatnya tidak bisa dibelikkan baik dengan medan magnet maupun
dengan medan listrik.

Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik tergantung pada permitivitas


listrik (εo) dan pemeabilitas megnet (μo)

Spekturm Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagentik berdasarkan frekuensinya dapat dibagi menjadi


jenis-jenis gelombang yang berbeda sebagai berikut:

a. Sinar Gamma
 Rentang frekunesi mulai dari 1020 Hz sampai dengan 1025 Hz
 Panjang gelombang mulai dari 10-11 cm sampai dengan 10-8 cm
 Memiliki kemampuan daya tembus yang sangat besar sehingga dapat
menembus plat besi dan plat dari bahan timbal.
 Sinar ini dihasilkan dari reaksi inti-inti atom yang tidak stabil.
b. Sinar X
 Rentang frekuensi mulai dari 1016 Hz sampai dengan 1020 Hz
 Panjang Gelombang mulai dari 10-9 cm sampai dengan 10-6 cm.
 Daya tembus kuat. Kemampuan tembus bergantung pada frekuensi
gelombang dan bahan yang ditembusnya.
 Dihasilkan oleh tembakan elektrom dalam tabung ruang hampa pada
permukaan keping logam.

81
c. Sinar Ultraviolet
 Rentang frekuensi mulai dari 1015 Hz sampai dengan 1016 Hz
 Panjang gelombang mulai dari 10-8 m sampai dengan 10-7 m
 Dihasilkan oleh matahari

d. Cahaya Tampak
 Daerah frekuensi 1014 Hz
 Panjang gelombang 399 Å sampai dengan 7.800 Å
 Dihasilkan oleh matahari atau lampu.

e. Sinar Inframerah
 Rentang Frekuensi 1011 Hz sampai dengan 1014 Hz
 Panjang gelombang 103 Å sampai dengan 107Å
 Dihasilkan oleh benda bersuhu tinggi

f. Gelombang Radio Detection and Ranging (RADAR)


 Frekuensi 1010 Hz
 Panjang gelombang 108 Å
 Gelombang ini banyak digunakan utuk mencari atau menemukan jejak
sebuah benda.

g. Gelombang Mikro
 Rentang frekuensi 109 Hz sampai dengan 1011 Hz
 Panjang gelombang 107 Å sampai dengan 109 Å
 Dihasilkan oleh alat seperti magnetro dan Klystron
h. Gelombang TV dan Radion FM

82
 Rentang frekuensi 4.107 Hz sampai dengan 2.108 Hz.
 Panjang gelombang 1,5.1010 Å sampai dengan 7,5.1010 Å
 Dihasilkan oleh rangkaian osilator RF.

Dapat menembus lapisan ionosfer dan daerah jangkauannya pendek sehingga


memerlukan stasion sebagai penghubung (relay).

 Amplitudo tetap, frekuensi berubah.


 Tidak mengalami gangguan terhadap pengaruh api dan listrik di udara.
i. Gelombang AM
 Rentanf Frekuensi 5.105 Hz sampai dengan 2.107 Hz
 Panjang gelombang 1,5.1011 Å sampai dengan 6.1012 Å
 Dihasilkan oleh rangkaian elektronik
 Dipantulkan oleh lapisan ionosfer.
 Daerah jangkauanny luas.
 Amplitudo berubah dan frekuensi tetap.
 Mengalami gangguan api dan listrik di udara

Manfaat dan Kegunaan Gelombang Elektromagnetik

a. Sinar X banyak dipergunakan dalam bidang kesehatan dan kedokteran


terutama untuk rongten, melihat kerusakan pada tulang, dan organ dalam
lainnya.

83
b. Sinar ultraviolet digunakan untuk pengenalan unsur-unsur dalam suatu bahan
dengan menggunakan metode yang dikenal dengan nama spektroskopi.

c. Gelombang radio dan televisi banyak digunakan untuk komunikasi jarka jauh
dan untuk penyebaran informasi..

d. Sinar inframerah banyak dimanfaatkan dalam dunia fotografi, untuk melihat


di malam hari, dan untuk keamanan.

e. Sinar ultraviolet dapa digunakan untukmembunuh kuman, menghancurkan


bakteri, virus, jamur, membantu sintesis vitamin D, mengontrol sistem endokrin.
Gelombang elektromagnetik ini juga bisa dimanfaatkan sebagai obat penghilang
rasa sakit.

84
2.6 BAHAN SUPERKONDUKTOR

Pengertian Bahan Superkonduktor

Bahan superkonduktor adalah suatu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik
tanpa tahanan listrik sedikitpun (R = 0). Bahan ini terdiri dari campuran unsur-
unsur tertentu yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa adanya tahanan pada
suhu yang sangat rendah. Arus yang mengalir pada rangkaian tertutup dari bahan
superkonduktor akan terus mengalir selamanya.

Suhu dan Medan Magnet Kritis

Untuk menghasilkan keadaan atau kondisi superkonduktor membutuhkan


syarat yaitu suhu kritis (Tc), suhu kritis ini bervariasi dari tiap material, suhu
kritis ini biasanya antara 0⁰K sampai 130⁰K, di bawah suhu kritis akan
menghasilkan hambatan bernilai 0 dan bersifat diamagnetik. Dari penelitian,
logam murni seperti emas atau tembaga yang di suhu ruang merupakan
konduktor yang sangat baik, justru mempunyai suhu kritis yang ekstrim, di
bawah 4K untuk menjadi superkonduktor. Adalah keramik yang mempunyai
titik kritis cukup tinggi, di atas titik didih nitrogen cair, sehingga lebih mudah
untuk diaplikasikan. Padahal keramik adalah isolator yang baik pada suhu ruang.

85
a) Temperatur Kritis (Tc)
Ketika temperature bahan diturunkan dari temperatur ruang normal sampai
pada batas temperature tertentu bahan ini akan memiliki sifat superkonduktor.
Temperatur bahan pada saat terjadinya perubahan sifat bahan ini dinamakan
sebagai temperature kritis (Tc).

Contoh grafik Hambatan terhadap suhu pada bahan YBa2Cu3O7 atau YBCO (Yatrium-
Barium-Tembaga-Oksida) adalah sebagai berikut :

Gambar Hambatan Terhadap Suhu.

Prinsip kerjanya adalah ketika benda atau bahan superkonduktor berada pada
tempat yang memiliki derajat suhu diatas suhu rata-rata yang dimiliki bahan
superkonduktor tersebut, maka sifat superkonduktornya akan rusak dan menjadi
bahan konduktor biasa.

b) Medan Magnet Kritis


Medan magnet kritis adalah batas kuatnya medan magnet sehingga bahan
superkonduktor memiliki medan magnet. Prinsip kerjanya adalah jika bahan
superkonduktor yang berada dalam lingkungan medan magnet yang kuat medan
magnetnya lebih kecil dari medan magnet kritis maka bahan superkonduktor
tersebut akan ditolak oleh medan magnet (mengalami efek meissner), sebaliknya

86
jika kuat medan magnet luarnya lebih besar dari medan magnet kritisnya maka
bahan superkonduktor tersebut akan berubah menjadi keadaan normal (tidak
mengalami efek meissner). Ketika bahan superkonduktor didinginkan di bawah
temperature kritis (Tc) dan medan magnet dinaikkan secara bertahap diatas
medan magnet tertentu (Hc) maka sifat superkonduktivitas bahan akan hilang
sehingga menjadi bahan konduktor biasa.

c) Efek Meissner

Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan


magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan
dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan superkonduktor umumnya
London Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu medan magnet bernilai
nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan merupakan krakteristik dari
superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana superkonduktor
menghasilkan medan magnet. Efek Meissner ini sangat kuat sehingga sebuah
magnet dapat melayang karena ditolak oleh superkonduktor. Medan magnet ini
juga tidak boleh terlalu besar. Apabila medan magnetnya terlalu besar, maka
efek Meissner ini akan hilang dan material akan kehilangan sifat
superkonduktivitasnya.

Contoh gambar efek meissner pada Bahan Superkonduktor :

87
Gambar Efek Meissner

Jenis Bahan dan Tipe Superkonduktor

a) Penemuan Bahan Superkonduktor


Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan berbagai macam
bahan yang dapat menjadi superkonduktor. Bahan-bahan tersebut antara lain:
a. Mercury (1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike
Kamerlingh Onnes. Ia menggunakan helium cair untuk mendinginkan mercury
di bawah suhu transisi superkonduktor yaitu 4,2 Kelvin.
b. Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi
setelah tahun 1961. Saat itu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin
(Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,3 Kelvin, dapat membawa
arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar.
c. Niobium germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor
temperatur transisi tertinggi antara tahun 1971 hingga tahun 1986.
d. Heavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium
platina (UPt3) sangat luar biasa karena memiliki secara efektif memiliki electron
ratusan kali massa biasa mereka. Teori konvensional tidak dapat menjelaskan
sifat superconductivity materi ini.
e. Cuprates (1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang
pertama. Bahan-bahan keramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair, yang
mendidih pada suhu 77 Kelvin.
f. Fullerenes (1991): Solid kristal terbuat dari buckyballs (C60) yang menjadi
superkonduktor ketika didoping dengan atom logam alkali seperti kalium,
rubidium dan cesium.
g. HgBa2Ca2Cu3O8 (1995 ): Didoping dengan talium, cuprate ini memiliki
paling suhu transisi tertinggi pada tekanan atmosfer. Pada tekanan tinggi bahan
ini menjadi superkonduktor pada suhu 164 Kelvin.

88
h. Magnesium diboride (2001): Suhu transisi yang luar biasa tinggi dari
magnesium diboride merupakan kasus luar biasa dari superkonduktor
konvensional.
i. Iron pnictides (2006): Hideo Hosono merupakan penemu senyawa ini.
Senyawa ini merupakan jenis kedua superkonduktor suhu tinggi.
b) Bahan Superkonduktor

Bahan semikonduktor yang pertama ditemukan adalah raksa oleh Heike


Kammerlingh Onnes pada tahun 1911. Selain merkuri, ternyata beberapa unsur-
unsur lainnya juga menunjukkan sifat superkonduktor dengan harga Tc yang
berbeda. Beberapa contoh bahan superkonduktor yang berhasil ditemukan dan
suhu kritisnya dapat dilihat pada tabel berikut,

Tabel Bahan Superkonduktor


No Bahan Suhu Kritis Tahun
(Tc)K Ditemukan
1 Raksa Hg 4,2 1911
2 Timbal Pb 7,2 1913
3 Niobium nitrida 16,0 1960-an
4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an
5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
6 Niobium germanium 23,2 1973
7 Lanthanum barium Tembaga 28 1985
oksida
8 Yattrium barium tembaga 93 1987
oksida (1-2-3 atau YBCO)
9 Thalium barium kalsium 125 -
Tembaga oksida
10 Karbon ( C ) 15 -
11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995

89
c) Bahan Superkonduktor tidak terjadi pada :
· Emas

· Perak

· Bahan ferromagnetic

d) Kelas Superkonduktor
Kelas I, (Low Temperature Superconductor) adalah bahan yang harus berada pada
suhu
yang sangat rendah untuk memiliki sifat superkonduktor.

Kelas II (High Temperature Superconductor) adalah bahan yang dapat berada


pada suhu diatas bahan kelas I untuk menjadi superkonduktor.

e) Teori BCS

Pemahaman tentang superkonduktivitas diteliti lebih jauh pada tahun 1957


olehtiga fisikawan Amerika, John Bardeen, Leon Cooper dan John Schrieffer,
melaluiteori mereka yang disebut teori BCS. Teori BCS menjelaskan
superkonduktivitas pada suhu mendekati nol mutlak. Cooper membuktikan
bahwa kisi vibrasi atomsecara langsung mempengaruhi arus. Mereka memaksa
electron untuk berpasangan dan dapat melewati semua penghambat yang
menimbulkan resistansi(hambatan) pada konduktor. Gabungan electron ini
dikenal dengan pasanganCooper (Cooper pairs). Cooper dan teman-temannya
tahu bahwa electron yang normalnya saling tolak menolak, akan mengalami
tarik menarik padasuperkonduktor. Jawaban dari masalah ini ditemukan pada
phonon, paketgelombang bunyi yang ada pada kisi yang bervibrasi. Walaupun
vibrasi kisi ini tidak dapat didengar, perannya sebagai moderator sangat
diperlukan.

90
f) Tipe-tipe Superkonduktor

Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat


dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe
II.

Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer)


dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut
pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik
yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat dari adanya
pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan merata
dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti
ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek
Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya
tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas
kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada
superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak medan magnet yang
diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba
bahan akan berubah kembali ke keadaan normal. Bahan superkonduktor tipe 1
kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.

Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena
apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner
nya tidak terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk
menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada
kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter keteraturan
fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut
dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat
memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih
lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran

91
yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan
terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis
superkonduktor dan magnet. Superkonduktor tipe II akan menolak medan
magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi
secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali ke keadaan semula.
Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari
superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa
kombinasi unsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V),
germanium(Ge), indium (In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa,
sebagian lagi merupakan larutan padatan.

Karakteristik dan Sifat Pada Bahan Superkonduktor

Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan magnet dalam


superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu
bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya. Adapun sifat dari bahan
superkonduktor adalah sebagai berikut :

a) Sifat Kelistrikan Superkonduktor

92
Ketika medan listrik diberikan pada bahan logam,elektron akan mendapat
percepatan, medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan
menumbuk atom-atom pada kisi hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik
pada logam konduktor. Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi
antara elektron dengan inti atom namun elektron dapat melewati inti tanpa
mengalami hambatan dari atom kisi,efek ini dapat dijelaskan oleh Teori
BCS.

b) Sifat Kemagnetan Superkonduktor

Jika sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak


akan ada medan magnet dalam superkonduktor, hal ini terjadi karena
superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam, bahan yang berlawanan
arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek ini dinamakan efek
meissner

c) Sifat Quantum Superkonduktor

Teori dasar kuantum untuk superkonduktor adalah teori BCS (1957). Teori
BCS menjelaskan bahwa elektron tunggal pada bahan superkoduktor tidak dapat
menghantarkan listrik melainkan harus berpasangan dan seluruhnya berada
dalam keadaan kuantum yang sama, yang dikenal dgn pasangan Cooper (Cooper
pairs).

Pemanfaatan Superkonduktor

Dasar penggunaan semikonduktor adalah terbentuknya sambungan p-n (p-n


juncktion), dimana semikonduktor tipe-p dan tipe-n digabungkan
yang merupakan dasar terjadinya terjadinya revolusi industri akibat ditemukan

93
transisistor oleh wiliam Shocklye, John Barden dan Walter Brattain di
laboratorium Bell pada tahun 1948. Pemanfaatan superkonduktor antara lain :

a) Kabel Listrik

Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak akan


mengalami
disipasi karena hambatan pada bahan superkonduktor bernilai nol (lebih tepatnya
mendekati 0) sehingga penggunaan energi listrik akan semaki efektif.

b) Kereta Maglev (Magnet Levitation)

Prinsip kerja dari kereta Maglev ini adalah memanfaatkan gaya angkat
magnetik pada relnya yang di akibatkan oleh efek Meissner yaitu pengankatan
Magnet oleh Superkonduktor sehingga terangkat sedikit ke atas,
kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju
dengan kecepatan 650 km\jam.

94
c) Magnetic Resonance Imaging

Dipergunakan dalam bidang kedokteran. Menggunakan medan magnet dan


gelombang radio sehingga lebih aman dibandingkan X-ray.

d) Superconducting Quantum Interference Device (SQUID)

Dapat mendeteksi medan magnet sangat kecil. Dipakai mencari minyak dan
mineral.

95
e) Generator

Generator konvensional yang menggunakan kawat tembaga memiliki efisiensi


98,5-99,0 persen, sedangkan generator superkonduktor efisiensinya dapat
mencapai 99,6 persen.
Hal ini disebabkan superkonduktor dapat menghasilkan medan magnet sangat
kuat sehingga generator dapat dibuat dengan ukuran lebih kecil dari yang
konvensional.
Jepang telah menciptakan generator superkonduktor berdaya 70 MW.

2.7 MATERIAL UNTUK PERLENGKAPAN INSTALASI TENAGA


DAN INSTALASI PEMANFAATAN LISTIK
 Penghantar / kabel

Penghantar atau kabel kesemuanya ada ukuran tertentu untuk instalasi rumah
sesuai ketentuan semua kabel mempunyai ukuran dan ukuran biasanya memakai
standart kabel NYA atau NYM yang berukuran 2,5mm dan untuk penghantar
APP ke fusebox atau PHP memakai standart kabel NYM 3X4 mm.

96
 Pipa PVC
untuk membungkus kabel biasanya instalasi rumah menggunakan pipa pvc
dengan diameter C 5/8 semua ini dilakukan untuk mencegah kebocoran listrik
ketika terjadi konsleting atau juga bisa untuk antisipasi terhadap hewan
penggigit biasanya yang sering terjadi yaitu tikus, nah untuk standart isolator
instalasi diharuskan memakai pipa pvc.

 Kotak Cabang (T-dos-Cross Dos-In Dos)


mungkin didaerah lain akan berbeda pula cara menyebutnya namun yang pasti
fungsi dari alat ini adalah untuk terminal penyambungan kabel yang dicabang
mulai dari FuseBox atau PHP sampai dengan ke instalasi cirkit akhir. ada yang
lubang satu, dua, tiga dan empat. gambarnya seperti dibawah ini

97
 Klem pipa.
fungsi dari alat ini adalah untuk menjepit pipa pvc instalasi listrik biasanya
terbuat dari seng atau plat tipis.

98
 Sekrup ukuran yang sama dengan klem pipa (paku)
alat yang satu ini biarpun kecil mungil namun kaya manfaat alat ini sebagai
penguat atau dimanfaatkan untuk ditancapkan ke kayu pada instalasi listrik, alat
ini berkaitan erat dengan klem, stop kontak, PHP dan saklar.

 Saklar
yang ini biasanya terpasang di dinding, alat ini berfungsi untuk memutus dan
menyambung aliran listri ke bola lampu ada yang tunggal, double dan juga trible
bahkan tak jarang ada yang berderet.

 Stop kontak.
Alat ini dipakai untuk colokan jika pemakai listrik mempunyai alat-alat
elektronik seperti televisi, kulkas, pompa air, rice cooker dan banyak lagi. seperti
yang anda ketahui stop kontak berfungsi untuk terminal arus listrik ke komponen
elektronik jenis-jenis bentuk stop kontak banyak sekali anda bisa lihat gambar
dibawah ini.

99
 Fitting Lampu
alat ini biasa dipakai untuk memapasang bola lampu, banyak warna dan aneka
bentuk silahkan pilih sendiri namun yang standart pemasangan dari mitra PLN
atau boleh dibilang CV, Fitting yang dipakai seperti dibawah ini, banyak yang
menyebut kalau alat ini adalah Fitting tempel karena karakter fitting ini
menempel pada platfon atau dinding.

 Sekreng atau PHB atau FuseBox


Tentu saja sudah pada tahu alat yang satu ini, alat ini dipakai untuk memutus
menghubung dan membagi makanya alat ini dinamakan PHB(putus hubung
bagi)

100
ada 9 Standart pokok Perlengkapan Untuk Instalasi Rumah
sebenarnya masih banyak namun karena saya anggap itu sudah memenuhi syarat
teknik listrik jadi saya anggap alat-alat diatas sudah cukup mewakili standart
pemasangan instalasi rumah. mungkin hanya itu yang bisa saya uraikan semoga
artikel yang saya tulis ini bermanfaat buat anda.

101
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Atom

https://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Sejarah-Teori-Sifat-
Partikel-Atom-adalah.html

http://amirrasabou.blogspot.com/2013/04/bahan-konduktor.html

http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/06/bahan-isolasi-bentuk-padat.html

http://kekegibs.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://karya-wahyu-siswanto.blogspot.com/2016/03/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195708071982
112-WIENDARTUN/9C.SUPERKONDUKTOR.pdf

https://blog.kangmiftah.com/2014/03/standart-alat-perlengkapan-untuk-
instalasi-listrik.html

102

Anda mungkin juga menyukai