Anda di halaman 1dari 21

FISIKA MODERN

“Teori Atom Bohr”

Oleh:
NI NYOMAN DITA TRI PRAMIDA (1313021022)
DESAK MADE MELAWATI (1313021041)
NI LUH HENY AGUSTYARI (1313021042)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015

i
PRAKATA

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat beliaulah makalah yang berjudul
“Teori Atom Bohr”dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Drs. IBP.
Mardana, Msi selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Modern, atas arahan
dan bimbingan yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang ikut andil dalam penyusunan
makalah ini dan berbagai sumber yang penulis dapatkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis senantiasa membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun, untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Om Santih, Santih, Santih, Om.

Singaraja, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
PRAKATA.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Atom Bohr.........................................................................................4
2.2 Tingkat Energi Atom Hidrogen...................................................................8
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Teori Atom Bohr............................................16

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan.....................................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak
dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani.
Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini
dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh
lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen
subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi
lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian
berhasil memodelkan atom.
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat
dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton
dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Dalam kehidupan sehari-
hari misalnya kita melihat rumah boneka terdiri atas beberapa tingkat dan tiap
tingkat terdiri atas beberapa kamar. Energi elektron dalam atom pun bertingkat-
tingkat. Untuk menempatkan elektron kesetiap ‘Kamar’, harus memenuhi aturan
tertentu.
Jika suatu batuan dihancurkan, batuan itu terpecah-pecah menjadi partikel-
partikel kecil. Sesungguhnya setiap itu tersusun atas bagian-bagian kecil materi.
Sejak zaman purba, orang telah mencari satuan dasar dari materi. Pada zaman
dahulu,orang-orang Yunani menganggap bahwa materi tersusun dari berbagai
gabungan dari empat unsur dasar, yaitu tanah, api, udara, dan air. Akan tetapi,
Filsuf Yunani Democritus memiliki teori lain mengemukakan bahwa materi
tersusun dari partikel kecil yang disebut dengan atom, yang berarti tidak dapat
dibagi-bagi. Selama hampir 2000 tahun, teori Democritus diabaikan. Baru pada
tahun 1802, seorang kimiawan-fisikawan Inggris John Dalton, menghidupkan
kembali teori atom itu.

4
Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek
yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom
hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop
gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton
dan neutron yang bermassa hampir sama. Elektron yang terikat pada atom
mengandung sejumlah orbital, yang stabil dan dapat menyerap ataupun
memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara pada setiap
lintasan. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan
memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka
pada kesempatan ini penulis tertarik mengkaji permasalahan ini melalui sebuah
makalah yang berjudul “Teori Atom Bohr”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana teori atom Neils Bohr?
1.2.2 Bagaimana tingkat energi atom hidrogen?
1.2.3 Apakah kelebihan dan kelemahan model atom Neils Bohr?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mendeskripsikan model atom Neils Bohr.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan tingkat energi atom hidrogen
1.3.3 Untuk mengetahuin kelebihan dan kelemahan model atom Neils Bohr.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.4.1 Bagi Penulis

5
Melalui penulisan makalah yang berjudul “Teori Atom Bohr”, penulis
mendapatkan manfaat berupa pengalaman tambahan seperti pengalaman dalam
mengumpulkan bahan, memahami dan menganilisis materi-materi dalam
makalah ini serta mendapat pengalaman mengenai teknik penulisan makalah,
penggabungan materi dari berbagai sumber.
1.4.2 Bagi Pembaca
Melalui penulisan makalah yang berjudul “Teori Atom Bohr”, penulis
mengharapkan makalah ini dapat menambah bahan kajian mengenai model-
model atom khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas
Pendidikan Ganesha sehingga mahasiswa lebih dapat memahami materi
mengenai Teori Atom Bohr.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Atom Bohr


Di awal abad ke-20, percobaan oleh Ernest Rutherford telah dapat
menunjukkan bahwa atom terdiri dari sebentuk awan difus elektron bermuatan
negatif mengelilingi inti yang kecil, padat, dan bermuatan positif. Berdasarkan
data percobaan ini, sangat wajar jika fisikawan kemudian membayangkan sebuah
model sistem keplanetan yang diterapkan pada atom, model Rutherford tahun
1911, dengan elektron-elektron mengorbit inti seperti layaknya planet mengorbit
matahari (Beiser, 1999). Namun demikian, model sistem keplanetan untuk atom
menemui beberapa kesulitan. Sebagai contoh, hukum mekanika klasik
(Newtonian) memprediksi bahwa elektron akan melepas radiasi elektromagnetik
ketika sedang mengorbit inti. Karena dalam pelepasan tersebut elektron
kehilangan energi, maka lama-kelamaan akan jatuh secara spiral menuju ke inti.
Ketika ini terjadi, frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan
berubah. Namun percobaan pada akhir abad 19 menunjukkan bahwa loncatan
bunga api listrik yang dilalukan dalam suatu gas bertekanan rendah di dalam
sebuah tabung hampa akan membuat atom atom gas memancarkan cahaya (yang
berarti radiasi elektromagnetik) dalam frekuensi-frekuensi tetap yang diskret.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti
jejak Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya
mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai
struktur dan sifat-sifat atom (Beiser, 1999). Teori atom Bohr ini pada prinsipnya
menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest Rutherford yang
dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron
dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar
menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu
kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom.
 Gagasan Kunci Model atom Bohr
Dua gagasan kunci adalah:

7
1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum
yang terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini
berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang
dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan
sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil
di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.
 Postulat Dasar Model Atom Bohr
Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model atom
Rutherford, antara lain :
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu
lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom ; gerak elektron
tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah mekanika
klasik.
2. Lintasan-lintasan yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintasan

h
yang mempunyai momentum sudut kelipatan bulat dari .
2
h .…................……................. 1
L  mvrn  n
2

Keterangan:
L : Momentum sudut (Ns)
m: massa electron (9,1 x 10-31kg)
rn : jari-jari orbit ke-n
n : bilangan kuantum (1,2,3,…)
bilangan kuantum n = 1,2,3,… berkaitan dengan kulit atom K,L,M,N,…

Bohr beranggapan bahwa suatu elektron tunggal dengan massam bergerak


dalam lintasan orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dan kecepatan
v, mengelilingi inti bermuatan positif. Keadaan ini menunjukkan adanya

8
e2
keseimbangan antara gaya Coulomb dengan persamaan F  k dan gaya
r2

v2
sentripetal dengan persamaan F  m
r
FC  FS
e2 v2
k  m
r2 r
2
e
v2  k ............................………........ 4
m.r
Dari persamaan tersebut maka akan diperoleh jari-jari lintasan electron
yang besarnya yaitu:
n 2 .h 2
r ............................………........ 5
4. 2 .e 2 .k .m
Untuk n = 1 diperoleh nilai r = 5,3 x 10-9 cm = 0,53 Å yang disebut dengan
jari-jari Bohr (Born Radius)
3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak
memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya E tidak
berubah.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi EU ke
keadaan energi lebih rendah EI, sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI
diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan bertransisi ke
keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.

2.1.1 Model Atom Bohr


”Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit
tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi
kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. (Gribbin, 2003)”
Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron
bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu
mengelilingi inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari
satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan
sejumlah energi elektromagnetik hf (Gribbin, 2003).

9
Menurut Bohr : “Ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah
tertentu elektron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron dalam
orbit terdekat dari inti. (Gribbin, 2003)”

Gambar 1. Model Atom Bohr


Model ini adalah pengembangan dari model puding prem (1904), model
Saturnian (1904), dan model Rutherford (1911). Karena model Bohr adalah
pengembangan dari model Rutherford, banyak sumber mengkombinasikan
kedua nama dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr (Krane,
1998).
Kunci sukses model ini adalah dalam menjelaskan formula Rydberg
mengenai garis-garis emisi spektral atom hidrogen, walaupun formula Rydberg
sudah dikenal secara eksperimental, tetapi tidak pernah mendapatkan landasan
teoritis sebelum model Bohr diperkenalkan. Tidak hanya karena model Bohr
menjelaskan alasan untuk struktur formula Rydberg, ia juga memberikan
justifikasi hasil empirisnya dalam hal suku-suku konstanta fisika
fundamenta(Susanto, 2007).
Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen.
Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan
orde pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih
umum dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang
telah usang. Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat

10
untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan
pada mekanika
kuantum.

Gambar 2. Model Bohr untuk atom hydrogen

Keterangan
 Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.
Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga
digunakan untuk menamakan lintasan
 Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit tertentu
dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å
4 0 2
a0 
me 2

11
 Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan
dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar
B
En  ,
n2
B : konstanta numerik dengan nilai 2,179 x 10 -18 J  13.6eV

2.2 Tingkatan energi elektron dalam atom hidrogen


Model Bohr hanya akurat untuk sistem satu elektron seperti atom hidrogen
atau helium yang terionisasi satu kali. Penurunan rumusan tingkat-tingkat energi
atom hidrogen menggunakan model Bohr.
Penurunan rumus didasarkan pada tiga asumsi sederhana:
1) Energi sebuah elektron dalam orbit adalah penjumlahan energi kinetik dan
energi potensialnya:

dengan k = 1 / (4πε0), dan qe adalah muatan elektron.


2) Momentum sudut elektron hanya boleh memiliki harga diskret tertentu:

dengan n = 1,2,3,… dan disebut bilangan kuantum utama, h adalah konstanta

Planck, dan .
3) Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya coulomb. Ini berarti gaya
coulomb sama dengan gaya sentripetal:

Dengan mengalikan ke-2 sisi persamaan (3) dengan r didapatkan:

Suku di sisi kiri menyatakan energi potensial, sehingga persamaan untuk energi
menjadi:
12
Dengan menyelesaikan persamaan (2) untuk r, didapatkan harga jari-jari yang
diperkenankan:

Dengan memasukkan persamaan (6) ke persamaan (4), maka diperoleh:

Dengan membagi kedua sisi persamaan (7) dengan mev didapatkan

Dengan memasukkan harga v pada persamaan energi (persamaan (5)), dan


kemudian mensubstitusikan harga untuk k dan , maka energi pada tingkatan orbit
yang berbeda dari atom hidrogen dapat ditentukan sebagai berikut:

Dengan memasukkan harga semua konstanta, didapatkan,

Dengan demikian, tingkat energi terendah untuk atom hidrogen (n = 1)


adalah -13.6 eV. Tingkat energi berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat energi
ketiga (n = 3) adalah -1.51 eV, dan seterusnya. Harga-harga energi ini adalah
negatif, yang menyatakan bahwa elektron berada dalam keadaan terikat dengan
proton. Harga energi yang positif berhubungan dengan atom yang berada dalam
keadaan terionisasi yaitu ketika elektron tidak lagi terikat, tetapi dalam keadaan
tersebar.

13
Dengan teori kuantum, Bohr juga menemukan rumus matematika yang
dapat dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang dari semua garis yang
muncul dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata sangat
cocok dengan yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun untuk unsur yang
lebih rumit dari hidrogen, teori Bohr ini ternyata tidak cocok dalam meramalkan
panjang gelombang garis spektrum. Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai
langkah maju dalam menjelaskan fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam
tingkatan atomik. Teori kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat
dipakai untuk menjelaskan berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa
diterangkan dengan teori klasik (Susanto, 2007).

Gambar 3. Tingkat-tingkat energi atom Hydrogen

2.2.1 Spektrum Atom Hidrogen.


Besarnya energi total elektron setara dengan minus energi kinetiknya (E =
-Ek ) (Atika, 2015). Dengan anggapan bahwa frekuensi dari suatu garis spectrum
sebanding dengan beda dari dua status energi, maka energi yang terkait dengan
garis spektrum adalah

14
hf  E2  E1  Ek 1  Ek


2
 Ze 2
  1
hf  2 2
k 2
m   
 h   n1

f 
2  2
k 2
mZ 2
e 4


1
2
h 3  n1


c 2 2
k 2
mZ 2
e4  1
  2
h3  n1


1 2 2
k 2 mZ 2
e4  1
  2
ch 3  n1

2 2 k 2 mZ 2 e 4 -3
Di mana = konstanta ryberg (R) = 1.097 x 10 amstrong
ch 3
-1

Jadi persamaan diatas menjadi:

1  1 1  ........………...................3
 R 2  2 
  n1 n2 
Beberapa garis spektrum atom hidrogen diperlihatkan pada gambar 4,
sedangkan spectrum selengkapnya dapat di lihat melalui tabel 1.

Gambar 4. Garis spektrum atom hidrogen


Keterangan deret-deret:
1 1 1 
1. Lyman Deret :  R 2  2  n=2, 3, ………
 1 n 
1 1 1
2. Deret Balmer:  R( 2  2 ) n=3, 4,……….
 2 n
1 1 1
3. Deret Paschen :  R( 2  2 ) n=4, 5, ……….
 3 n
1 1 1
4. Deret Bracket :  R( 2  2 ) n=5,……….
 4 n

15
1 1 1
5. Deret Pfund :  R( 2  2 ) n=
 5 n

Tabel 1. Spektrum atom hidrogen


2.2.2 Jari jari Atom Niels Bohr, Energi Kinetik serta Kecepatan Elektron
Jari-jari atom dapat dihitung melalui persamaan ( 15 ) yang
menyatakan bahwa gaya sentripetal elektron sama dengan gaya coulomb.

2 2
m 2  kZe Dari sini kita dapatkan r  kZe . Akan tetapi kecepatan
r m 2
elektron tidak diketahui (Atika, 2015). Oleh karena itu kita menggunakan
momentum dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan m sehingga
kita peroleh
m kZe 2
r ………….... 21
( m ) 2

Momentum sudut diberikan oleh persamaan (11), p  m r 2 Karena

  p
 Maka p  m r 2  m r atau m   …………........ 22
r r r
Karena momentum sudut adalah diskrit maka dari (20 ) dan ( 22 ) kita peroleh
nh …………..... 23
m 
2

Substitusi ( 23 ) ke ( 21 ) memberikan
mkZe 2 ( 2  r ) 2 n2h2 …………...... 24
r sehingga r 
n2h2 4  2 k mZe 2

16
Inilah formulasi untuk jari-jari atom Bohr, yang dapat pula dituliskan Sebagai
n2 ………......... 25
r  k1
Z

Dengan k1 konstanta 0,529 x 10 -8


cm.Untuk atom hidrogen dalam ground
state, di mana n dan Z bernilai satu, maka r = 0,529 Å. Energi kinetic electron
dapat diperoleh dari subtitusi persamaan 24 ke persamaan 8
2
kZe 2 kZe 2 ( 4 2 kmZe 2 )  Ze 2 
Ek    k 2
2 2
m  nh  .………...........26
2r 2n 2 h 2  

Kecepatan electron dapat di hitung dari formula energi kinetic dan momentum
m 2 kZe 2 nh
Ek   dan mv 
2 2r 2r
Ek kZe 2
4r 2 kZe 2 .………..........27
   x 
mv / 2 2r nh nh

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Teori Bohr


Kelebihan
 Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk meeramalkan
garis-garis dalam spektrum atom hidrogen
 Salah satu penemuan adalah sekumpulan garis halus, terutama jika atom-
atom yang dieksitasikan diletakkan pada medan magnet.
Kelemahan
 Lintasan elektron ternyata rumit sekali, masih terdapat beberapa suborbit
yang tidak dapat dijelaskan dengan teori Bohr.
 Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan dengan baik untuk atom
hidrogen, akan tetapi tidak dapat menjelaskan dengan baik untuk atom-
atom berelektron banyak (atom kompleks) karena sulit perhitungannya.
 Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan tentang terjadinya efek Zeeman,
yaitu terpecahnya spectrum cahaya jika dilewatkan pada medan magnet
yang kuat.

17
 Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan terjadinya ikatan kimia dengan
baik.
 Tidak dapat menerangkan pengaruh medan magnet terhadap spektrum
atom.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Teori atom Bohr menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di
sekeliling inti seperti planet mengorbit Matahari. Model Bohr disambut
sebagai langkah maju yang penting karena dengan cara memberi jarak
pada orbit elektron,dapat menjelaskan spektrum cahaya dari sebuah
atom. Elektron dapat berpindah dari satu orbit ke orbit lain dengan cara
lompatan kuantum, dan lompatannya selalu melibatkan emisi atau
absorpsi kuantum utuh dengan jumlah energi ekuivalen dengan hf atau
kelipatannya,tapi tidak pernah ada nilai diantaranya. Bohr masih
memakai hukum newton disamping beberapa postulat lain, nilai teori
bohr tidaklah pada prediksi yang dapat dihasilkan tetapi pada
pengertian dan hukum yang baru di ungkapkan.
3.1.2 Tingkat energi terendah untuk atom hidrogen (n = 1) adalah -13.6 eV.
Tingkat energi berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat energi ketiga
(n = 3) adalah -1.51 eV, dan seterusnya. Harga-harga energi ini adalah
negatif, yang menyatakan bahwa elektron berada dalam keadaan terikat
dengan proton. Harga energi yang positif berhubungan dengan atom
yang berada dalam keadaan terionisasi yaitu ketika elektron tidak lagi
terikat, tetapi dalam keadaan tersebar.
3.1.3 Kelebihan Teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk
meeramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen. Kelemahan
model atom Bohr hanya dapat menjelaskan dengan baik untuk atom
hidrogen, akan tetapi tidak dapat menjelaskan dengan baik untuk atom-
atom berelektron banyak (atom kompleks) karena sulit perhitungannya.
Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan tentang terjadinya efek
Zeeman, yaitu terpecahnya spectrum cahaya jika dilewatkan pada
medan magnet yang kuat.

19
3.2 Saran
Dalam penuliasan makalah ini, penulis menyampaikan saran yaitu
mahasiswa hendaknya menguasai dan memahami materi tentang Model Atom
dan nantinya mampu menerapkan hal-hal yang berhubungan tentang Model –
model Atom terutama model atom menurut Teori Bohr dalam proses
pembelajaran dan kehidupn sehari-hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

Atika, D. 2015. “Makalah Atom Neils Bohr”. Dalam


https://www.academia.edu/6642226/MAKALAH_MODEL_ATOM_BO
HR. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015.
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga
Krane, Kenneth. 1988. Fisika Modern. Jakarta : UI Press.
Susanto, R. 2007. “Makalah Fisika Atom”. Dalam
http://artikel.staff.uns.ac.id/wp-content/blogs.dir/.../makalah-fisika-
atom.doc. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015.

21

Anda mungkin juga menyukai