Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan kurikulum 2013, dijabarkan bahwa kurikulum ini dirancang untuk
memperkuat kompetensi siswa dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap secara
utuh. Proses pencapaiannya dilakukan melalui pembelajaran yang melibatkan sejumlah
mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung. Untuk
pendidikan menengah, bidang biologi, kimia dan fisika disajikan sebagai suatu kesatuan
dalam mata pelajaran IPA (Sains). Kesatuan tersebut berarti setiap permasalahan atau
gejala alam ditinjau dari ketiga bidang tersebut. Hal tersebut memiliki tujuan agar
terbentuknya wawasan peserta didik yang bersifat utuh mengenai alam semesta beserta
isinya. Gejala alam yang terjadi di sekitar kita merupakan sekumpulan konsep yang utuh.
Oleh sebab itu kurikulum mengamanahkan sains dipelajari dalam bentuk sains terpadu
atau terintegrasi.
Sains sebagai bangunan ilmu berarti bersifat satu kesatuan dan tentunya saling
mendukung. Kemudian sebagai bangunan ilmu, sains juga memiliki karakteristik yang
erat kaitannya dengan objek alam. Melalui sains kita dapat memahami alam dan melatih
pola pikir untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan mengenai objek alam.
Dalam pembelajaran sains terintegrasi disajikan berbasis pendekatan kontekstual yaitu
menghubungkan sains dengan kehidupan sehari-hari serta mengandung pemecahan
masalah yang bersifat kesatuan. Melalui sains terintegrasi inilah peserta didik akan
memiliki keterampilan lifeskill dalam memecahkan permasalahan mengenai gejala alam
yang bersifat holistik.
Dewasa ini, guru-guru sains pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah
menengah pertama (SMP) harus memiliki kecenderungan interdisipliner dalam sains.
Artinya, guru mata pelajaran di bidang sains pada jenjang SD dan SMP hendaknya
menguasai dan memahami kompetensi fisika, kimia, biologi, bumi dan antariksa,
kesehatan serta bidang sains lainnya. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, kami sebagai
mahasiswa jurusan pendidikan fisika akan mendalami berbagai aspek yang berhubungan
dengan konsep interdisipliner sains. Pada kesempatan ini, kami sebagai kelompok satu
dalam mata kuliah sains terintegrasi akan mengulas topik yang berjudul perubahan

1
Perubahan Wujud Zat
benda-benda di sekitar yang merupakan keadaan objek alam yang tidak lepas dengan
kehidupan kita.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat
dirumuskan, meliputi:
1.2.1. Bagaimana perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari sudut pandang sains
secara umum?
1.2.2. Bagaimana perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari bidang biologi sebagai
bagian dari sains terintegrasi?
1.2.3. Bagaimana perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari bidang fisika sebagai
bagian dari sains terintegrasi?
1.2.4. Bagaimana perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari bidang kimia sebagai
bagian dari sains terintegrasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, meliputi:
1.3.1 Untuk mengetahui perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari sudut pandang
sains secara umum.
1.3.2 Untuk mengetahui perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari bidang biologi
sebagai bagian dari sains terintegrasi.
1.3.3 Untuk mengetahui perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari bidang fisika
sebagai bagian dari sains terintegrasi.
1.3.4 Untuk mengetahui perubahan wujud benda (zat) ditinjau dari bidang kimia
sebagai bagian dari sains terintegrasi.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat pada penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.4.1 Bagi penulis
Dalam penulisan makalah ini kami mendapat manfaat berupa pengetahuan
tentang konsep perubahan wujud zat sebagai bagian sains terintegrasi yang
mana nantinya sangat berguna dalam profesi keguruan.

2
Perubahan Wujud Zat
1.4.2 Bagi pembaca
Bagi pembaca dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperkuat
pengetahuan mengenai konsep perubahan wujud zat sebagai bagian sains
terintegrasi.

3
Perubahan Wujud Zat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Zat Ditinjau Dari Sudut Pandang Sains Secara Umum
Dewasa ini berbagai penyelidikan alam telah dilakukan, sehingga menghasilkan
ilmu pengetahuan (sains) yang besifat kompleks. Sains dalam hal ini merujuk kepada
sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan
dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena yang
terjadi di alam. Pengertian sains juga merujuk kepada susunan pengetahuan yang orang
dapatkan melalui metode tersebut. atau bahasa yanglebih sederhana, sains adalah cara
ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan menggunakan metode tertentu.
Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains murni, untuk
membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua
yaitu:
1. Natural sains atau Ilmu pengetahuan Alam
2. Sosial sains atau ilmu pengetahuan sosial
Berikut ini adalah contoh dari begitu banyak pembagian bidang – bidang sains,
khususnya natural sains atau IPA, antara lain:
1. Biologi (Biology) adalah ilmu alam yang mempelajari kehidupan, dan organisme
hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan
taksonominya.
2. Kimia (Chemistry) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur,
dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau
transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan
sehari-hari. Contohnya seperti kimia analitik, elektrokimia, kimia organik, kimia
anorganik, ilmu material, kimia polimer, dan thermokimia.
3. Fisika (Physics) adalah ilmu mengenai alam, yang mempelajari unsur-unsur dasar
pembentuk alam semesta, gaya-gaya yang bekerja di dalamnya, dan akibat-
akibatnya; mencakup rentang yang luas: dari partikel sub atom pembentuk semua
materi sampai kelakukan alam semesta sebagai suatu kesatuan kosmos.
Contohnya seperti astronomi, fisika nuklir, kinetika, dinamika, fisika material,
optik, mekanika quantum, dan termodinamika.

4
Perubahan Wujud Zat
Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat sebagai bangunan ilmu (body of knowledge),
cara berpikir (way of thinking), cara penyelidikan (way of investigation). Sebagai
bangunan ilmu pengetahuan, IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
Bangunan ilmu ini bersifat satu kesatuan dan saling mendukung. Pola bangunan
keilmuan dari fakta sampai dengan teori ini akan melahirkan arahan pola berpikir baik
induktif maupun deduktif. Serangkaian tahap atau cara berproses ilmiah dalam sains
melahirkan cara penyelidikan.
Mata Pelajaran IPA adalah sebagai sarana untuk memahami alam dan melatihkan
pola pikir siswa dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan objek
IPA. Amanah kurikulum menghendaki IPA dibelajarkan secara terpadu sesuai dengan
`namanya yaitu IPA Terpadu. Namun demikian, konten materi dalam kurikulum IPA
masih terpisah. Keterpaduan baru sekedar dilihat dari perspektif penggabungan secara
berlapis materi fisika, kimia dan biologi. Perspektif dalam memadukan secara holistik
belum disentuhkan. Hal ini sesuai dengan sains yang mempelajari objek dari gejala dan
fenomena secara holistik.
Berdasarkan hal tersebut, maka topik mengenai perubahan wujud benda (zat) tidak
terlepas dari sains. Topik ini sedikitnya melingkupi ketiga ilmu pengetahuan di atas
yaitu: fisika, kimia dan biologi. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa
pelepasan dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu tercapai
oleh atom/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal
air untuk menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus
mencapai titik didihnya. Wujud zat sendiri merupakan bentuk-bentuk berbeda yang
didapatkan dari berbagai fase materi berlainan. Sejarahnya, pembedaan ini didasari oleh
perbedaan kualitatif dalam sifat bulk dengan keadaan padatan zat mempertahankan
bentuk dan volume, dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi
menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk
menempati volume apa pun yang tersedia. Sifat bulk/fisis merupakan proses dimana
atom-atom/molekul-molekul unsur saling terikat. Perubahan wujud benda (zat) dengan
berbagai contoh serta penyebabnya akan kita kaji melalui ilmu pengetahuan biologi.
Kemudian kita akan mengulas materi dengan berbagai macam perubahan wujudnya yang
berkenaan dengan ilmu fisika. Lalu kita mempelajari materi dengan berbagai penyusun
atau komposisinya dan sifat maupun struktur materi melalui ilmu kimia.

5
Perubahan Wujud Zat
2.2 Perubahan Zat Ditinjau Dari Bidang Biologi Sebagai Bagian Dari Sains
Terintegrasi
Biologi adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tetang kehidupan di dunia
dari segala aspek, baik itu tentang makhluk hidup, lingkungan, maupun interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan berbagai
hal luar biasa yang disebut keajaiban saat mempelajari ilmu ini. Pembelajaran dari ilmu
biologi yang diterapkan di dunia saat ini merupakan hasil penilitian dari para ilmuan, dan
hasil ini dapat dibuktikan serta tidak melenceng dari faktanya. Biologi adalah ilmu alam
yang mempelajari kehidupan, interaksinya dengan lingkungan, dan organisme hidup,
termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.
Perubahan wujud benda (zat) dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang bersifat biologi.
Adapun beberapa contoh perubahan wujud yang dapat ditinjau dari segi biologi, antara
lain:
1. Pelapukan
Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi
tanah. Jenis-jenis pelapukan, antara lain:
• Pelapukan organik: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk
hidup. contoh: tumbuhnya lumut
• Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu
atau iklim .contoh : perubahan cuaca
• Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya
batuan dengan zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik
yang mengandung bahan kimia
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu hewan, tumbuhan dan manusia, yaitu:
• Hewan yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.
• Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau
kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-
tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat
kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar-akar serat makanan
menghisap garam makanan dapat merusak batuan.
• Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.
Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus
ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi

6
Perubahan Wujud Zat
tanah. Peristiwa itu sering disebut dengan pelapukan fisika. Batu yang ditumbuhi
lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur. Peristiwa tersebut sering disebut
pelapukan biologi, dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan.
2. Pembusukan
Pembusukan adalah proses perubahan benda yang berasal dari makhluk hidup
karena adanya aktivitas mikroorganisme. Faktor yang mempengaruhi pembusukan
antara lain:
a. Suhu.
Bakteri dan jamur yang ada pada makanan ketika disimpan pada suhu kamar
(25oC) akan lebih mudah tumbuh dan berkembang biak. Namun akan sangat
sulit tumbuh dan berkembang biak pada suhu dibawah 5oC atau diatas 60oC.
Bahkan bakteri bisa mati ketika berada pada suhu diatas 80oC.
b. Kelembaban.
Kandungan air yang tinggi dalam makanan dapat menyebabkan makanan
lebih cepat busuk, karena mikroorganisme mudah tumbuh dan berkembang
biak pada kelembaban yang tinggi. Hal ini yang menyebabkan roti yang
ditetesi air lebih cepat membusuk daripada roti yang tidak ditetesi air.
Contoh pembusukan:
Mikroba pengurai atau dikenal juga dengan nama mikroba dekomposer atau
mikroba selulolitik, adalah sejenis mikroba yang berperan terutama dalam proses
pengomposan, terutama dalam mengurai atau memecah material organik. Dalam
proses pembuatan kompos, peran mikroba dekomposer sangat penting, terutama
untuk memecah dinding selulose tanaman atau bahan organik yang akan dikompos.
Selolose merupakan penyusun utama dinding sel tanaman, yang tersedia dalam
bentuk terikat dengan plisakarida lain, seperti hemiselulose, pektin, dan lignin.
Dalam proses penguraian bahan-bahan organik (bahan baku kompos), mikroba
selulolitik mengeluarkan enzim selulose yang berperan dalam mempercepat proses
hidrolisis selulosa dan polisakarida lain. Di pasaran, telah banyak dijual pupuk
mikroba dekomposer, yang dapat digunakan untuk mempercepat proses
pengomposan, seperti EM-4, Starbio Plant, Harmoni BS, Temban, Orgadec, dan
masih banyak lagi.
Pembusukan umumnya terjadi pada bahan makanan. Penyebab pembusukan
adalah karena adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil,seperti bakteri dan
jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur akan

7
Perubahan Wujud Zat
mudah berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab. Jika kondisi lingkungan
lembap dan banyak air, jamur akan tumbuh dengan subur. Selain itu, jamur tumbuh
dengan pesat di tempat yang memiliki suhu yang hangat, tidak terlalu dingin.
Dengan kondisi demikian, akan mempercepat pembusukan. Kandungan air yang
terlalu banyak dalam bahan makanan menyebabkan pembusukan lebih mudah
terjadi. Jamur dan bakteri penyebab pembusukan akan tumbuh berkembang dengan
cepat jika banyak udara. Dari gambar di bawah dapat terlihat jelas, bahwa jamur
tumbuh dalam bahan makanan seperti roti. Proses pembusukan pada makanan
merugikan manusia.

Gambar 1. Roti yang Membusuk


Bagaimana mencegah pembusukan?
Pembusukan dapat dicegah dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Pengeringan
Hal ini dilakukan dengan cara menjemur bahan makanan. Contoh pengeringan
dapat dilihat pada saat nelayan menjemur ikan asin. Selain dengan menjemur
ikan asin, dapat juga dilakukan dengan cara pengasapan.
b. Penyimpanan dalam lemari pendingin
Lemari pendingin atau kulkas memiliki suhu yang sangat rendah, di bawah 0° C.
Dengan kondisi yang sangat dingin tersebut, akan menghambat pertumbuhan
jamur. Bahkan mematikan jamur dan bakteri yang ada dalam makanan.
c. Pemberian bahan pengawet
Untuk mengawetkan makanan, manusia sering menggunakan berbagai bahan
pengawet baik yang alami maupun yang buatan. Contoh bahan pengawet alami
adalah gula dan garam. Penambahan gula dan garam pada makanan akan
mengeluarkan kadar air dari makanan tersebut. Kita dapat melihat contoh
penerapannya pada nelayan yang membuat ikan asin. Selain menjemur ikan,

8
Perubahan Wujud Zat
nelayan juga menaburkan garam di atas ikan supaya kandungan air dalam ikan
keluar dan cepat kering. Sedangkan penambahan gula pada makanan dapat kita
lihat pada pembuat manisan, misalnya di daerah Jawa Barat yaitu Cianjur yang
terkenal dengan manisan buah-buahannya.
d. Penyimpanan dalam tempat atau kemasan kedap udara
Susu yang dijual dalam kemasan kotak kertas akan lebih tahan lama
dibandingkan susu yang di kemas dalam plastik biasa. Hal ini terjadi karena
kotak kertas di buat sedemikian rupa sehingga udara dari luar tidak dapat masuk
ke dalam kotak minuman. Kondisi lingkungan yang hampa udara menyebabkan
jamur dan bakteri tidak dapat hidup.

2.3 Perubahan Zat Ditinjau Dari Bidang Fisika Sebagai Bagian Dari Sains Terintegrasi
Perubahan zat merupakan salah satu topik pembelajaran yang dibahas di kelas VII
semester 1. Topik ini bisa dikaji dari sudut pandang fisika, kimia, maupun biologi
sebagai bagian dari sains terintegrasi. Dalam subtopik ini selanjutnya akan membahas
mengenai perubahan fisika. Namun sebelumnya akan diuraiakan terlebih dahulu terkait
pengklasifikasian zat secara fisis. Ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan awal
bagi siswa sebelum membahas lebih lanjut tentang perubahan zat ditinjau dari sudut
pandang fisika.
Secara fisis atau berdasarkan wujudnya, zat dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu zat padat, zat cair dan zat gas. Contoh zat padat adalah besi, emas, batu dan seng
yang akan ditunjukkan oleh gambar 1.

Gambar 2. Batu, emas, kayu sebagai wujud zat padat

9
Perubahan Wujud Zat
Air, susu, minyak goreng dan bensin merupakan contoh wujud cair yang akan
ditunjukkan oleh gambar 2.

Gambar 3. Susu, Air, dan Minyak Goreng sebagai wujud zat cair

Adapun contoh zat berwujud gas adalah udara, asap dan uap air yang ditunjukkan
oleh gambar 4.

Gambar 4. Asap sebagai wujud zat gas

Adapun perbedaan sifat zat padat, cair dan gas dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Perbedaan sifat zat padat, cair dan gas
No Zat Padat Zat Cair Zat gas
1 Mempunyai bentuk dan Bentuk tidak tetap Tidak mempunyai
volume tertentu bergantung wadahnya, bentuk tertentu,
memiliki volume memiliki volume yang

10
Perubahan Wujud Zat
tertentu berubah-ubah
2 Jarak antar partikel Jarak partikel agak Jarak antar partikel
sangat rapat renggang sangat renggang
3 Partikel-partikelnya Parikel-partikenya Partikel-partikelnya
tidak dapat bergerk dapat bergerak bebas dapat bergerak sangat
bebas namun terbatas bebas

Setelah kita membahas tentang pengklasifikasian benda berdasarkan wujudnya


selanjutnya barulah kita membahas tentang perubahan fisika. Perubahan fisika adalah
perubahan zat yang tidak disertai pembentukan zat baru (komposisi materi tidak
mengalami perubahan). Adapun yang dapat dikategorikan sebagai perubahan fisika
adalah perubahan bentuk, perubahan ukuran, dan perubahan warna. Pada perubahan ini,
memungkinkan kita mendapatkan kembali materi semula, namun tidak semuanya dalam
bentuk yang utuh. Terdapat beberapa ciri- ciri pada perubahan fisika, yaitu:
1. Tidak terbentuk zat jenis baru
2. Zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula (reversible)
3. Hanya diikuti perubahan sifat fisika saja.

Peristiwa perubahan fisika yang mengakibatkan perubahan wujud dapat terjadi


karena pengaruh pemanasan. Materi yang telah mengalami perubahan fisika karena
perubahan wujud dapat dikembalikan pada wujud semula.

Contoh-contoh perubahan fisika


Untuk menambah pemahaman siswa tentang topik perubahan fisika ini maka selanjutnya
akan diuraikan tentang contoh-contoh perubahan fisika. Berikut ini beberapa contoh
perubahan fisika:
1. Contoh perubahan wujud zat secara fisika yang sederhana dan mudah dipahami
adalah air. Ketika dalam bentuk bongkahan es, es tersebut dikatakan dalam wujud
padat. Tetapi, ketika dipanaskan es tersebut akan berubah kembali menjadi air. Air
tersebut dikatakan dalam wujud cair. Ketika dipanaskan pada suhu 100°C air akan
berubah menjadi uap air. Uap air dikatakan dalam wujud gas. Untuk mempermudah
pemahaman kita mengenai perubahan wujud zat secara lebih kompleks dapat dilihat
gambar 4.

11
Perubahan Wujud Zat
Gambar 5. Perubahan wujud zat
Berdasarkan gambar 5, perubahan wujud mencakup perubahan dari padat ke cair
disebut mencair atau meleleh contohnya es yang berwujud padat jika dibiarkan di
tempat terbuka akan berubah wujud menjadi air; perubahan dari cair ke gas disebut
menguap contohnya air jika dipanaskan akan berubah wujud menjadi uap; perubahan
dari gas ke cair disebut mengembun contohnya embun terjadi karena uap air di udara
melepaskan panas dan menjadi air; perubahan cair ke padat disebut membeku
contohnya air yang berwujud cair didinginkan akan berubah wujud menjadi es yang
berwujud padat; dan perubahan padat ke gas disebut menyublim contohnya kapur
barus jika dibiarkan di tempat terbuka akan menyublim menjadi gas. Semua
perubahan wujud ini terjadi karena benda menerima atau melepaskan panas.
2. Beras yang ditumbuk menjadi tepung, hanya menunjukkan bentuk dan ukuran yang
berubah, tetapi sifat molekul zat pada beras dan tepung tetap sama.
3. Gelas yang pecah. Pada gelas tersebut terjadi perubahan fisika meskipun wujudnya
bukan gelas lagi. Hanya wujud fisiknya saja yang berubah, dan tidak terjadi
perubahan sifat, gelas yang pecah masih memiliki sifat dasarnya (gelas kaca memiliki
sifat seperti kaca begitu pula dengan gelas kaca yang pecah).
4. Menjemur pakaian. Ketika kamu menjemur pakaian juga terjadi perubahan fisika.
Pakaian yang semula basah lama-kelamaan kering karena mendapat panas matahari.
Panas matahari menguapkan air yang terdapat pada pakaian.
5. Ketika kita membuat minuman teh juga terjadi perubahan fisika. Pada saat itu kita
mencampur gula dengan air teh. Setelah diaduk beberapa lama, butiran gula
menghilang dan timbul rasa manis. Adanya rasa manis menunjukkan bahwa zat gula
sebenarnya tidak hilang, melainkan masih terdapat dalam air teh.
6. Ketika kita menggoreng masakan dengan margarine, terjadi perubahan fisika yaitu
perubahan wujud dari padatan menjadi cairan.

12
Perubahan Wujud Zat
2.4 Perubahan Zat Ditinjau Dari Bidang Kimia Sebagai Bagian Dari Sains Terintegrasi
Zat tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil. Partikel-partikel itu yang
dinamakan molekul. Molekul diartikan sebagai bagian terkecil benda yang masih
memiliki sifat seperti zat semula. Molekul-molekul tersusun oleh partikel lebih kecil lagi
yang disebut dengan atom. Atom berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos yang berarti
bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Dua atom atau lebih secara kimia dapat
bergabung membentuk molekul. Oleh karena itu, dapat dikatakan semua zat terdiri atas
molekul-molekul atau atom-atom penyusunnya. Teori molekul atau teori atom dapat
digunakan untuk menjelaskan perubahan wujud zat.
a. Zat Padat

Gambar 6. Susunan Partikel Zat Padat


Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang
berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu
pula dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun
berpindah tempat ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik
antarpartikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal
(seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu granit).
Partikel zat padat memiliki sifat seperti berikut:
 Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur.
 Gaya tarik-menarik antar molekul sangat kuat sehingga gerakan
molekulnya tidak bebas.
 Gerakan molekulnya terbatas, yaitu hanya bergetar dan berputar di
tempat saja.
 Molekul-molekulnya sulit dipisahkan sehingga membuat bentuknya
selalu tetap atau tidak berubah.
Contoh: kayu, batu, besi

13
Perubahan Wujud Zat
b. Zat Cair

Gambar 7. Susunan Partikel Zat Cair


Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan
wadah yang ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka
bentuknya seperti gelas, apabila dimasukkan ke dalam botol akan seperti botol.
Tetapi volumenya selalu tetap. Hal ini disebabkan partikel-partikel
penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih bebas
bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. Partikel zat cair memiliki sifat
seperti berikut:
 Letak molekulnya relatif berdekatan bila dibandingkan dengan gas
tetapi lebih jauh daripada zat padat.
 Gerakan molekulnya cukup bebas
 Molekul dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan
kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik menarik.
 Bentuknya mudah berubah (menyesuaikan wadah/tempatnya) tetapi
volumenya tetap.
Contoh : air, minyak, oli.
c. Zat Gas

Gambar 8. Susunan Partikel Zat Gas


Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Gas yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang sama
dengan balon. Gas yang terdapat di dalam botol, bentuk dan volumenya sama

14
Perubahan Wujud Zat
dengan botol. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan
kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
Partikel zat gas memiliki sifat seperti berikut:
 Letak molekulnya sangat berjauhan
 Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu
sendiri.
 Molekul penyusunnya bergerak sangat bebas
 Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada
 Baik volume maupun bentuknya mudah berubah
 Dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.
Contoh: udara.
Mengapa Teori Partikel dapat Merubah Wujud Zat?
Saat zat padat dipanaskan, mengakibatkan partikel-partikel zat padat
bergerak lebih cepat dan gaya tarik antarpartikel menjadi lemah. Akibatnya
partikel-partikel dapat berpindah tempat menyebabkan wujud zat berubah dari
padat menjadi cair. Bila zat cair dipanaskan, mengakibatkan partikel-partikel
zat cair bergerak cepat dan gaya tarik antarpartikel menjadi lemah. Akibatnya
partikel-partikel dapat berpindah tempat menyebabkan wujud zat berubah dari
cair menjadi gas.
Ciri-Ciri Reaksi Kimia
Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita amati.
Perhatikan ciri-ciri reaksi kimia berikut.
a. Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, akan terjadi perubahan komposisi dan
terbentuk zat baru yang mungkin memiliki warna yang berbeda. Contoh reaksi
kimia yang memberikan warna yang khas adalah reaksi antara tembaga sulfat
(CuSO4) dengan air (H2O). Warna tembaga sufat adalah putih apabila
ditambahkan air, warnanya berubah menjadi biru. Warna biru tersebut adalah
warna senyawa baru yang terbentuk, yaitu CuSO4.5H2O.
b. Perubahan Suhu
Reaksi kimia disertai perubahan energi. Salah satu bentuk energi yang sering
menyertai reaksi kimia adalah energi panas. Dengan demikian, terjadinya
perubahan kimia akan ditandai dengan perubahan energi panas, atau aliran

15
Perubahan Wujud Zat
kalor dari atau ke lingkungan. Akibatnya suhu hasil reaksi dapat menjadi lebih
tinggi atau dapat menjadi lebih rendah daripada suhu pereaksinya.
c. Pembentukan Gas
Reaksi kimia bersifat unik. Beberapa reaksi kimia tertentu dapat membentuk
gas. Contoh reaksi kimia, yang membentuk gas ialah reaksi logam magnesium
(Mg) dengan asam klorida (HCl). Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Magnesium + Asam klorida Magnesium klorida + gas hydrogen
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Gas yang terbentuk dapat kamu lihat dalam wujud gelembung-gelembung
kecil. Gas tersebut adalah gas hidrogen. Contoh reaksi pembentukan gas yang
lain adalah reaksi elektrolisis air (H2O) menjadi gas hidrogen (H2) dan oksigen
(O2)
d. Pembentukan Endapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan suatu senyawa yang
berbentuk padatan. Padatan tersebut tidak larut (tidak bercampur secara
homogen) dengan cairan di sekitarnya, sehingga disebut endapan. Contoh
reaksi pembentukan endapan yang lain adalah antara timbal nitrat (Pb (NO3)2)
dengan natrium iodida (NaI) akan menghasilkan endapan timbal iodida yang
berwarna kuning.
Contoh-contoh Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah peristiwa perubahan pada benda (zat) yang menghasilkan
zat baru yang berbeda dengan sifat asalnya. Terdapat beberapa contoh-contoh perubahan
zat yang dapat disebabkan oleh unsur-unsur perubahan secara kimia, antara lain:
a. Pembakaran
Salah satu perubahan kimia yang sering kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari adalah peristiwa pembakaran. Pembakaran adalah reaksi kimia
antara materi yang terbakar dengan oksigen. Oleh karena itu, reaksi
pembakaran sering disebut reaksi oksidasi. Contohnya adalah pembakaran
kertas yang akan berubah menjadi abu.

16
Perubahan Wujud Zat
Gambar 9. Pembakaran Kertas
Peristiwa kebakaran hutan juga merupakan salah satu contoh perubahan
kimia akibat pembakaran. Contoh lainnya adalah pembakaran kembang api.
Reaksi pembakaran banyak digunakan sebagai sumber energi. Misalnya,
pembakaran bensin di dalam mesin mobil dapat menghasilkan energi gerak
sehingga mobil dapat bergerak. Peristiwa perubahan kimia karena pembakaran
juga terjadi dalam tubuhmu. Bahan makanan yang telah kamu makan diproses
dalam tubuh dengan cara pembakaran sehingga menghasilkan energi yang
dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Proses pembakaran
kimia dalam tubuh dapat dituliskan sebagai berikut.
Bahan makanan >>>> karbon dioksida +
+ oksigen >>>> air + energi
Mengapa pada proses pembakaran dapat timbul asap? Asap terjadi akibat
pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran tidak sempurna terjadi karena
oksigen yang tersedia untuk bereaksi tidak mencukupi sehingga sebagian
karbon tidak terbakar. Pembakaran yang tidak sempurna dapat menghasilkan
gas beracun, yaitu karbon monoksida (CO).
b. Perkaratan Besi
Logam yang dapat mengalami perkaratan adalah besi dan berbagai
logam hasil campuran besi. Jika besi disimpan beberapa lama dalam keadaan
terbuka maka akan mengalami perkaratan. Udara yang ada di sekitar kita
mengandung oksigen. Oksigen dimanfaatkan makhluk hidup untuk bernapas.
Namun, jika oksigen bersentuhan dengan logam besi secara terus menerus
dalam waktu tertentu maka akan timbul karat. Perkaratan adalah reaksi kimia
antara logam dengan udara (oksigen) dan air. Perkaratan merupakan peristiwa
perubahan kimia karena menghasilkan zat yang baru. Paku yang terbuat dari
besi jika bereaksi dengan udara dan air, maka besi (Fe) tersebut dapat berubah

17
Perubahan Wujud Zat
menjadi karat besi (Fe2O3 ⋅ nH2O). Sifat besi dan karat besi sangat berbeda.
Besi mempunyai sifat yang kuat, sedangkan karat besi mempunyai sifat yang
rapuh.

Gambar 10. Perkaratan pada Besi


Faktor-faktor yang mempercepat proses perkaratan antara lain:
2.1 Adanya uap air (udara yang lembap),
2.2 Adanya uap garam atau asam di udara,
2.3 Permukaan logam yang tidak rata,
2.4 Singgungan dengan logam lain.
Peristiwa perkaratan ini menimbulkan banyak kerugian karena benda-
benda yang terbuat dari besi menjadi rapuh dan cepat rusak. Logam besi
sebelum berkarat memiliki sifat yang kuat, keras dan mengkilap. Namun, jika
sudah mengalami perkaratan, besi tersebut menjadi rusak, mudah patah, rapuh,
warnanya berubah menjadi coklat bahkan menjadi hitam. Perkaratan akan
lebih cepat terjadi jika lingkungan yang basah. Selain itu, air yang
mengandung mineral seperti garam akan lebih cepat menghasilkan karat. Lalu
bagaimana cara mencegah peristiwa perkaratan pada besi? Peristiwa
perkaratan pada besi dapat dicegah dengan cara:
a. Menghindarkan kontak langsung antara benda yang terbuat dari besi
dengan oksigen atau air. Ini dapat dilakukan dengan cara mengecat,
melumuri besi dengan oli, membalut besi dengan plastik, atau
b. Melapisi besi dengan timah;
a. Memperhalus permukaan logam, misalnya diamplas;
b. Mencegah logam agar tidak terkena uap garam atau asam;
c. Menyimpan logam di tempat kering.

18
Perubahan Wujud Zat
Contoh lain dari perubahan kimia adalah masalah perubahan warna adalah uang
logam berubah dari coklat kemerahan sampai coklat kehijauan karena menjadi ternoda.
Perubahan warna menunjukkan bahwa zat kimia baru telah diproduksi. Tembaga pada
permukaan koin telah dikombinasikan dengan oksigen di udara untuk menghasilkan zat
yang berbeda yang disebut oksida tembaga.

19
Perubahan Wujud Zat
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Adapun simulan dari makalah di atas adalah sebagai berikut:
3.1.1 Perubahan Zat Ditinjau Dari Sudut Pandang Sains Secara Umum adalah Perubahan
wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor.
Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu tercapai oleh atom/senyawa zat
tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu.
3.1.2 Adapun beberapa contoh perubahan wujud yang dapat ditinjau dari segi biologi
adalah pelapukan dan pembusukan. Pelapukan merupakan proses proses alami
yang menghancurkan batuan menjadi tanah. Penyebabnya adalah proses organisme
yaitu hewan, tumbuhan dan manusia. Sedangkan, Pembusukan adalah proses
perubahan benda yang berasal dari makhluk hidup karena adanya aktivitas
mikroorganisme. Faktor yang mempengaruhi pembusukan antara lain suhu dan
kelembaban.
3.1.3 Adapun perubahan wujud yang dapat ditinjau dari segi fisika adalah Peristiwa
perubahan fisika yang mengakibatkan perubahan wujud dapat terjadi karena
pengaruh pemanasan. Materi yang telah mengalami perubahan fisika karena
perubahan wujud dapat dikembalikan pada wujud semula.
3.1.4 Perubahan kimia adalah peristiwa perubahan pada benda (zat) yang menghasilkan
zat baru yang berbeda dengan sifat asalnya. Contoh dari perubahan wujud secara
kimia adalah pembakaran dan perkaratan. Pembakaran adalah reaksi kimia antara
materi yang terbakar dengan oksigen. Oleh karena itu, reaksi pembakaran sering
disebut reaksi oksidasi. Sedangkan, perkaratan adalah reaksi kimia antara logam
dengan udara (oksigen) dan air.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah agar para pembaca dapat menambah
pengetahuan tentang perubahan wujud zat sebagai ilmu yang dikemas dalam sains
terintegrasi.

20
Perubahan Wujud Zat
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Setiawan, Agus & Liliasari. 2010. Kompetensi IPA Terintegrasi Melaui Pendekatan
Keterampilan Proses Mahasiswa S-1 Pendidikan IPA. [online]. Tersedia pada :
core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11061551.pdf (diakses pada tanggal 14
September 2015)

Wamendik. 2013. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. [online]. Tersedia pada:
kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/..../Paparan%20Wamendik.pdf (Diakses pada
tanggal 14 September 2015).

21
Perubahan Wujud Zat

Anda mungkin juga menyukai