TEORI ATOM
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas “Sejarah Perkembangan Atom”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ada dalam penyusunan dan
pembuatan makalah ini namun dalam hal ini kami sudah berusaha memenuhi kewajiban
mengerjakan tugas makalah ini.Sekian terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat dasar
tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan
sejumlah elektron pada jarak yang jauh.
Mempelajari tentang teori atom sangatlah penting sebab atom merupakan penyusun
materi yang ada di alam semesta. Dengan memahami atom kita dapat mempelajari bagaimana
satu atom dengan yang lain berinteraksi, mengetahui sifat-sifat atom, dan sebagainya sehigga
kita dapat memanfaatkan aam semesta untuk kepentingan umat manusia.
Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” diperkenalkan oleh
Democritus yang artinya tidak dapat dibagi lagi atau bagain terkecil dari materi yang tidak
dapat dibagi lagi. Konsep atom yang merupakan penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi
pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India.
Konsep atom yang lebih modern muncul pada abab ke 17 dan 18 dimana saat itu ilmu
kimia mulai berkembang. Para ilmuwan mulai menggunakan teknik menimbang untuk
mendapatkan pengukuran yang lebih tepat dan menggunakan ilmu fisika untuk mendukung
perkembangan teori atom.
III.Tujuan
1. Tujuan dari makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sejarah fisika.
2. Supaya kita tahu perkembangan sejarah teori atom beserta siapa sajakah yang
menemukan teori atom tersebut
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sedangkan adanya partikel sub-atom yang mendasari teori atom Rutherford sudah dapat
diterima secara luas.
Dengan terjadinya revolusi dari fisika klasik ke fisika modern, yaitu berubahnya
pandangan mekanika Newtonian dan teori gelombang Maxwell menjadi paradigma teori
kuantum Max Planck, memberikan sumbangan pemikiran yang menghasilkan paradigma
baru teori atom, yaitu teori atom Bohr. Teori ini mendapat perluasan pemikiran dari
Sommerfield untuk menerangkan fakta-fakta yang tidak dapat dijelaskan dengan baik oleh
Bohr.
Keberatan terhadap model atom Bohr-Sommerfield lebih banyak dilakukan oleh
ilmuwan fisika, bagi kebanyakan ilmuwan kimia model atom ini cukup handal untuk
menerangkan gejala-gejala kimiawi, seperti sifat-sifat ikatan kimia, penggabungan atom-atom
dan sistem periodik unsur. Yang menjadi keberatan, sehingga timbul baru teori atom
mekanika kuantum (mekanika gelombang) adalah faham determinisme yang melandasi
pemikiran model atom Bohr dan juga perluasannya oleh Sommerfield (Teori atom Bohr-
Sommerfield).
Secara esensi bagaimana kedudukan elektron di dalam atom yang digambarkan
dengan keempat bilangan kuantum dapat diterima, namun yang harus digaris bawahi untuk
mendapatkan koreksi dari model itu adalah bahwa konsep orbit yang dikemukakan Bohr
diganti menjadi orbital dengan pengertian yang sesuai dengan Prinsip Ketidakpastian
Heisenberg.
Dengan demikian apabila ditinjau dari konsep atom sendiri yang sampai saat ini
dianut, terutama oleh ilmuwan kimia, maka pemaparan teori atom berdasarkan mekanika
kuantum bukan suatu revolusi, tetapi rangkaian penemuan yang sifatnya akumulatif dalam
kajian sains yang normal. Hal ini mengingat paradigma teori Bohr dan perluasannya oleh
Sommerfield hingga sekarang tetap dipergunakan. Jadi paradigma mekanika kuantum
memberikan sumbangan terhadap penyempurnaan teori atom Bohr dan bukan merupakan
penolakan, karena dalam hal ini digunakan prinsip korespondensi.
Yang dianggap sebagai paradigma baru alasannya lebih bersifat filosofis, karena
berkaitan dengan perubahan faham dari determinisme menjadi indeterminisme dalam
memandang dunia mikroskopik yang terletak di luar jangkauan indera kita. Secara
keseluruhan hal ini memberi gambaran, bahwa ilmu pengetahuan alam , khususnya fisika
tidak lagi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang mengandung kebenaran yang mutlak dan
dapat menetapkan suatu kejadian dengan pasti (eksak). Faham indeterministik ini pun
diungkap pula dalam teori relativitasnya Einstein.
6
Penemuan-penemuan partikel dasar quark mengubah pandangan mengenai inti atom
yang hanya terdiri dari partikel dasar proton dan neutron sehingga menghantarkan pada
penggambaran struktur atom yang sangat kompleks dan sangat jauh dari konseptualisasi
Daltonian. Manfaat yang diperoleh dari model quark adalah dapat menggambarkan bahwa
struktur inti atom begitu rumit dan dinamis dimana proton dan neutron tidak begitu saja
bertumpuk dalam inti atom - seperti jeruk dalam peti. Oleh karena itu model atom Murray -
Zweig menjadi paradigma baru dalam menerangkan struktur atom, terutama dalam kaitannya
dengan susunan inti atom. Namun bukan berarti paradigma sebelumnya tidak berlaku, karena
untuk menerangkan bagaimana kedudukan elektron serta gerakan elektron sampai saat ini
masih digunakan paradigma teori atom mekanika gelombang.
7
Kelemahan teori atom Dalton
Pada perkembangan selanjutnya ditemukan berbagai fakta yang tidak dapat dijelaskan
oleh teori tersebut, antara lain :
a. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
b. Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
c. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu
dengan unsur yang lain.
Kelemahan-kelemahan tersebut dapat dijelaskan setelah ditemukan beberapa partikel
penyusun atom, seperti elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson tahun 1900,
penemuan partikel proton oleh Goldstein tahun 1886.
8
Berdasarkan hal ini maka Thompson menyatakan bahwa setiap atom pasti memiliki
electron, disebabkan atom bersifat netral maka dalam
atom juga harus megandung sejumlah muatan positif.
Sehingga dia meyataan bahwa:
“Atom terdiri dari awan bermuatan positif
yang terdistribusi sedemikian rupa dengan muatan
negative tersebar secara random di dalamnya”
Model atom ini kemudian disebut sebagai “plum pudding model” yang di Indonesai
lebih dikenal sebagai model roti kismis.
9
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesmipulan beberapa
berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel
alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-
atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang
sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti
atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti
atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan
bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat
partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak
menolak.
Kelemahan Model Atom Rutherford
Kelebihan
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi
inti
Kelemahan
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran
energi sehingga lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya
makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti Ambilah seutas tali dan salah
satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan ujung yang lain Anda pegang.
Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi? Benar. Lama kelamaan
putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena putarannya lemah dan
Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah dikenalkan
lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.
10
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr
memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya
tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil
memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah
disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan
gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari
Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:
1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang
diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom
hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan
gerak stasioner (menetap) elektron dan
merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner,
energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan
maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain.
Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan
planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama
sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan
dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah
kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan
semakin tinggi tingkat energinya.
11
5. Model Atom Modern
Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau
model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini. Awan elektron disekitar inti
menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron.
Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit.
Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit. Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa
sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi
posisi orbitalnya belum tentu sama.
13
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
a. Sebelum permulaan abad 19, konsep atom dianggap sebagai ‘mitos’ , karena gagasan
yang diajukan oleh para filosof Yunani hanya dilandasi pemikiran tentang fenomena
alam. Perkembangannya menjadi ‘sains’ normal’ setelah Dalton
mengkonseptualisasikan kembali berdasarkan kajian-kajian empirik. Periode ‘sains
normal’ di bawah paradigma Dalton berlangsung hampir satu abad lamanya (ahir
abad 19).
b. Akumulasi anomali yang menggugurkan paradigma Dalton antara lain gejala
kelistrikan dan radoaktifitas.
c. Perubahan model atom Thompson, Rutherford, Bohr hingga model atom mekanika
kuantum masih berada dalam satu paradigma yang meyakini bahwa atom memiliki
sub partikel ; inti atom dan elektron. Perubahan model difokuskan pada penentuan
susunan elektron dalam atom
d. Namun ditinjau dari landasan filosofisnya, perubahan Model Atom Bohr ke Model
atom mekanika Kuantum dianggap sebagai perubahan paradigma deterministik
menjadi Uncertainity Principle (prinsip ketikpastian)
e. Penemuan partikel elementer quark , belum dapat dianggap suatu anomali , karena
model quark tidak mengubah paradigma namun melengkapinya
f. Adanya perkembangan pemikiran konsep atom menunjukkan bahwa tidak ada
kebenaran yang mutlak dalam IPA, bahkan melalui konsep atom faham determinisme
dapat dibantah dengan argumentasi mekanika kuantum. Kemunculan model quark
tidak lagi dianggap sesuatu guncangan bagi kebenaran ilmiah, namun dianggap dapat
melengkapi khazanah ilmu pengetahuan. Hal ini karena para ilmuwan kini
mempunyai pandangan bahwa kebenaran sains bersifat tentatif dan relatif.
II. Saran
Sebuah ilmu di dunia tidak ada yang tidak mungkin. Untuk mempertahankan sebuah
pendapat kita dalam ilmu pengetahuan tidak bisa hanya dengan dengan duduk diam saja.
Tetapi buktikan ilmu tersebut supaya kita tidak dianggap sebagai pengecut. Suatu konsep
sains bisa saja berubah ketika ada penemuan baru dengan dasar bahwa konsep yang telah
ditemukan sebelumnya harus tetap berlaku.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anna Poedjiadi. 1987. Sejarah Dan Filsafat Sains. Bandung. Yayasan Cendrawasih.
Bernal.J.D. 1981.The Natural Sciences In Our Time. Vol : 3. Massachusets. The MIT Press
Cambridge.
Bruton, J.G. 1966. The Story of Western Science. New York Cambridge. University Press.
Feinberg, Gerald. 1990. Partikel Elementer. Ilmu pengetahuan Populer Vol.5. Jakarta. PT
Hodeson, Lilian. 1990. Teori Kuantum. Ilmu Pengetahuan Populer Vol.5. Jakarta. PT. Widya
Keenan, Charles W. et all. 1980. General College Chemistry. Sixth Ed. NY. Harper & Row
Publishers, Inc.
Kuhn, Thomas.S. 1993. Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains. Ed. Kedua. (terj. Tjun
Mason, Stephen F. 1962. A History of The Sciences. New Revised Ediion. Abelard-
Schuman Ltd.
Mc Avoy, J.P dan Zarate Oscar. 1996. Mengenal Teori Kuantum Untuk Pemula. (Terj.
Musthafa,KS. 1980. Alam Semesta Dan Kehancurannya Menurut Al-Qur’an Dan Ilmu
Petrucci, Ralph. H.1985. General Chemistry. Principles And Modern Applications. Fourth
15
Trefil, James. 1990. Kuarka. Ilmu Pengetahuan Populer Vol.5. Jakarta. Pt. Widya Dara. Hal
126-130
16