Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MODEL ATOM BOHR

Dosen pengampu : Dr. Liszulfa Roza, S.Si., MIS.

Disusun oleh :

Desti Setianingrum (1801115007)

Lina Dinda Aulia (1801115015)

Nurulita Purnama Putri (1801115019)

Muhammad Fachry Septian (1801115020)

Rahma Izzati Alhaq (1801115026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik, adapun makalah ini merupakan tugas mata kuliah Fisika Atom. Makalah ini
berjudul tentang Model Atom Bohr.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga. Penulis sadar,
bahwa makalah yang dibuat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik
dan saran sangat diharapkan untuk penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir.

Jakarta, 20 maret 2021

Penulis

Kelompok 3
BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam Fisika Atom, model atom Bohr melukiskan bahwa atom terdiri dari
inti atom yang bermuatan posisitif yang dikelilingi oleh elektron orbit seperti
susunan planetmatahari. Gaya elektrostatis lebih dominan menyebabkan gaya tarik-
menarik antara elektron-elektron dengan inti dibandingkan dengan gaya gravitasi.
Hasil eksperimen tentang spektrum atom hidrogen menunjukkan bahwa spektrum
atom tsb berupa spektrum garis yang dikenal sebagai deret Balmer. Berdasarkan
hal ini dapat dikemukakan berbagai kemungkinan antara lain: model atom
Rutherford salah; teori elektrodinamika klasik salah; dan model atom Rutherford
dan teori elektrodinamika klasik terbatas berlakunya.
BAB II

PEMBAHASAN

Istilah atom pertama kali dikenalkan oleh filsuf yunani, diantaranya


Leucippus dan muridnya Democritusdengan nama “atomos” yang berarti tidak
dapat dibagi. Mereka berpendapat bahwa setiap benda misalnya besi bila dibelah
terus menerus akan sampai pada serbuk (partikel-partikel) besi yang paling kecil
yang tidak dapat dibelah lagi. partikel- partikel besi yang kecil dan tidak nampak
oleh kasat mata inilah yang dinamakan atom. Jadi, setiap materi bukan merupakan
satu kesatuan tetapi merupakan kumpulan dari atom-atom yang sangat banyak.
Namun, pendapat tersebut tidak dipercayai oleh kebudayaan yunani karena tidak
memiliki bukti secara empiris. Oleh karena itu, pada abad ke-18 para ilmuwan
mulai melakukan eksperimen tentang atom.

Pada Tahun 1789, Antonie Lavoisier merumuskan hukum kekekalan massa


yang menyatakan bahwa total massa dalam reaksi kimia adalah tetap. Kemudian
Tahun 1799, Joseph Louis Proust hukum perbandingan tetap yang menyatakan
bahwa jika suatu senyawa dipecahkan menjadi unsur penyusunnya, maka massa
konstituen akan selalu memiliki perbandingan yang sama, terlepas dari kuantitas
atau sumber substansi asli. Hasil karya tersebut dipelajari dan dikembangkan oleh
John Dalton.

Pada Tahun 1803, Dalton menyatakan bahwa konsep atom menurut


Democritus benar, tidak bertentangan dengan hukum kekekalan massa dan hukum
perbandingan tetap. Dalton menyajikan daftar berat atom relatif untuk sejumlah zat
dalam buku yang berjudul A New System of Chemical Philosophy.Hasil tersebut
tidak membahas secara pasti cara memperolehnya. Oleh Amedeo Avogadro,
Gambaran rasio/massa relatif molekul air yang dikemukan Dalton kurang tepat.
Pada 1811, teori Dalton secara mendasar diperbaiki oleh Avogadro. Avogadro
mampu menghasilkan data yang akurat dan pembeda yang jelas antara molekul dan
atom. Di sisi lain, teori atom juga terus diteliti oleh beberapa ahli. Diantaranya, J.J
Thomson, Ernest Rutherford, dan Neils Bohr

Pada tahun 1913, fisikawan Swedia Niels Bohr mengikuti jejak Einstein
menerapkan teori kuantum untuk menjelaskan hasil penelitiannya tentang spektrum
atom hidrogen. Bohr mempresentasikan teori baru tentang struktur dan sifat atom.
Faktanya, teori atom Bohr menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom
Ernest Rutherford, yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan
bahwa jika sebuah elektron di orbit atom menyerap energi kuantum, elektron akan
melompat ke orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron memancarkan energi
kuantum, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat ke inti atom. Model atom
Bohr yang diajukan oleh Niels Bohr mencoba menjelaskan stabilitas atom dan
spektrum linier atom hidrogen, yang tidak dapat dijelaskan oleh model atom
Rutherford.

Dalam atom Rutherford dijelaskan bahwa prinsip fisika klasik tidak sesuai
dengan kemantapan atom hidrogen yang teramati. Model atom Rutherford dengan
model atom yang mirip dengan tatasurya mengalami beberapa kesulitan, kesulitan
yang paling serius adalah adanya kehilangan energi dari radiasi synchrotron.
Partikel bermuatan yang mengalami percepatan akan memancarkan radiasi
elektromagnetik. Elektron dalam atom diharuskan berputar mengelilingi inti untuk
mempertahankan diri supaya tidak tertarik ke dalam inti atom, tetapi elektron juga
harus memancarkan radiasi elektromagnetik terus-menerus. Elektron ini makin
lama akan mendekati inti atom dengan linsaran berbentuk spriral dan akhirnya jatuh
ke inti. Hasil pengamatan yang dilakukan Bohr ternyata energi yang dipancarkan
tidak berubah, sehingga Bohr menyusun teori dengan mengajukan empat postulat
yang fundamental. Kesulitan yang lain adalah teori Rutherford tidak dapat
menjelaskan mengapa atom memiliki umur yang panjang (kestabilan atom).

Model atom Rutherford juga gagal dalam menjelaskan spektrum atom


diskret. Eksperimeneksperimen yang dilakukan pada akhir abad ke-19 dengan
lucutan listrik pada gas yang ditempatkan pada tabung gelas bertekanan rendah
menunjukkan bahwa atom-atom gas akan memancarkan foton dengan frekuensi
tertentu.

Berikut ini disajikan pemikiran-pemikiran Bohr yang melandasi model


atom Bohr:

1. Orbit-orbit elektron berada dalam orbit-orbit dengan energi diskret


yang terkuatisasi.
2. Hukum-hukum mekanika klasik tidak dapat diterapkan ketika
terjadi loncatan elektron dari orbit yang dijinkan ke orbit lain.
3. Ketika elektron melompat dari orbit yang satu ke orbit lain maka
beda energi antara kedua orbit tersebut akan dibawa (atau disuplai)
oleh sebuah foton.
4. Orbit-orbit elektron yang diijinkan tergantung pada kuantisasi
momentum sudut orbitaL.

Model atom Bohr kadang-kadang dikenal sebagai model atom semiklasik


karena menggabungkan antara fisika klasik dan kuantum.

Model atom Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti berukuran sangat
kecil dan bermuatan positif dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif yang
mempunyai orbit. Inilah gambar teori model atom Bohr dapat dibaca pada sub
bunyi postulat teori atom di bawah ini.

Niels Bohr mengajukan teori atom Bohr ini pada tahun 1915. Karena model atom
Bohr merupakan modifikasi (pengembangan) dari model atom Rutherford,
beberapa ahli kimia menyebutnya dengan teori atom Rutherford-Bohr. Walaupun
teori atom Bohr ini mengalami perkembangan, namun kenyataannya model atom
Bohr masih mempunyai kelemahan. Namun demikian, beberapa poin dari model
atom Bohr dapat diterima. Tidak seperti teori atom Dalton maupun teori atom
Ruhtherford, keunggulan teori atom Bohr dapat menjelaskan tetapan Rydberg
untuk garis spektra emisi hidrogen. Itulah salah satu kelebihan teori atom Neils
Bohr. Model atom Bohr berbentuk seperti tata surya, dengan elektron yang berada
di lintasan peredaran (orbit) mengelilingi inti bermuatan positif yang ukurannya
sangat kecil. Gaya gravitasi pada tata surya secara matematis dapat diilustrasikan
sebagai gaya Coulomb antara nukleus (inti) yang bermuatan positif dengan elektron
bermuatan negatif.

Penjelasan yang diberikan oleh Bohr mengenai atom hidrogen adalah gabungan
dari teori klasik yang berasal dari Teori Atom Rutherford dan teori kuantum yang
dijelaskan oleh Planck. Adapun hipotesis dari Bohr terkait hasil eksperimen yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

• Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit yang lain dengan dasar
tingkatan energi. Elektron akan berpindah menuju ke orbit yang memiliki
energi lebih tinggi jika elektron menyerap energi yang memiliki besaran
sama dengan perbedaan energi antara dua orbit yang bersangkutan.

Sebaliknya, elektron yang berpindah ke orbit yang memiliki energi lebih rendah
akan memancarkan radiasi yang teramati sebagai spektrum garis yang besarnya
sama dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang bersangkutan.

• Elektron akan berada dalam keadaan stationer dan tidak memancarkan


energi selama dalam orbitnya.
• Jika elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih tinggi, maka atom
dalam molekul berada dalam tingkat tereksitasi.
• Jika elektron berpindah dan menempati orbit yang lebih rendah, maka
atom dan molekul berada dalam tingkat dasar.
• Elektron mengelilingi inti atom dalam orbit tertentu yang berbentuk
lingkaran dan disebut dengan kulit elektron di mana dinyatakan dalam
bentuk notasi K, L, M, N dan seterusnya.
• Energi yang dimiliki elektron pada masing-masing orbit dapat
mempengaruhi besar kecil lingkaran orbit.

Dalam hal ini, Teori Atom Bohr digambarkan seperti sebuah tata surya mini.
Berdasarkan teori ini, maka elektron mengelilingi atom pada lintasan tertentu
yang dinamakan dengan kulit elektron. Teori yang dikemukakan oleh Bohr ini
memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

• Dapat menjelaskan tentang spektrum atom hidrogen secara akurat


• Dapat membuktikan adanya lintasan elektron untuk atom hidrogen
• Dapat memperbaiki kelemahan dari Teori Atom yang dikemukakan oleh
Rutherford.

Akan tetapi, Teori Atom yang dikemukakan oleh Bohr masih memiliki beberapa
kekurangan. Adapun beberapa kekurangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
• Tidak banyak menjelaskan tentang spektrum warna dari atom yang
memiliki banyak elektron atau yang lebih kompleks
• Tidak dapat menjelaskan tentang adanya garis halus dalam spektrum
hidrogen karena elektron dianggap sebagai partikel
• Model atom Bohr memiliki nilai momentum sudut lintasan ground state
yang salah
• Tidak bisa mengetahui intensitas relatif dari garis spektrum
• Tidak bisa menjelaskan atom selain atom hidrogen.

➢ Gagasan Kunci Model atom Bohr


Dua gagasan kunci adalah:

1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum


yang terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini
berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang
dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti.

2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan


sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di
dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.

➢ Postulat Dasar Model Atom Bohr

Inilah bunyi postulat dari teori atom Bohr, yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Elektron mengitari inti atom dalam orbit-orbit ini sering disebut sebagai
kulit-kulit elektron yang dinyatakan dengan notasi K, L, M, N ...... dst yang
secara berurutan sesuai dengan n = 1,2,3,4 ..... dst.
2. Elektron dalam tiap orbit mempunyai energi tertentu yang makin tinggi
dengan makin besarnta lingkaran orbit atau makin besarnya harga n. Energi
ini bersifat terkuantisasi dan harga-harga yang diijinkan dinyatakan oleh
harga momentum sudut elektron yang terkuantisasi sebesar n (h/2π) dengan
n = 1,2,3,4, ...... dst.
3. Selama dalam orbitnya, elektron tidak memancarkan energi dan dikatakan
dalam keadaan stasioner. Keberadaan elektron dalam orbit stasioner ini
dipertahankan oleh gaya tarik elektrostatik elektron oleh inti atom yang
diseimbangkan oleh gaya sentriugal dan gerak elektron.
4. Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit lain yang mempunyai
energi lebih tinggi bila elektron tersebut menyerap energi yang besarnya
sesuai dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang bersangkutan, dan
sebaliknya bila elektron berpindah ke orbit yang mempunyai energi lebih
rendah akan memancarkan energi radiasi yang teramati sebagai spektrum
garis yang besarnya sesuai dengan perbedaan kedua orbit yang
bersangkutan.
5. Atom dalam molekul dikatakan dalam keadaan tingkat dasar apabila
elektron-elektronya menempati orbit-orbit sedemikian sehingga
memberikan energi total terendah. Dan apabila elektron-elektron
menempati orbit-orbit yang memberikan energi lebih tinggi daripada energi
tingkat dasarnya dikatakan atom dalam tingkat tereksitasi. Atom dalam
keadaan dasar lebih stabil daripada dalam keadaan tereksitasi.

Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model atom
Rutherford, antara lain:
1. Atom hidrogen terdiri dari elektron yang bergerak dalam jalur melingkar di
sekitar nukleus Pergerakan elektron dipengaruhi oleh gaya Coulomb dan
sesuai dengan aturan mekanika klasik.
2. Jalur elektron dalam hidrogen stabil hanya memiliki nilai momentum sudut
L, yang merupakan kelipatan konstanta Planck dibagi 2π.

Di mana n = 1,2,3, ..., dan disebut bilangan kuantum utama, dan h adalah
konstanta Planck.
3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak
memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya E tidak
berubah.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi EU ke keadaan
energi lebih rendah EI, sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI diemisikan.
Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan bertransisi ke keadaan energi
rendah ke keadaan energi tinggi.

➢ Model Atom Hydrogen Bohr


”Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit
tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi
kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. (John Gribbin, 2002)”

Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron bermuatan


negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti
atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit
lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi
elektromagnetik hf.
Menurut Bohr :

” Ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah tertentu


elektron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron dalam orbit
terdekat dari inti. (John Gribbin, 2005)”
Gambar 1. Model Atom Bohr

Bohr memperbaiki gagasan Rutherford dengan menambahkan bahwa


elektron elektron berada pada orbit orbitnya. Seperti planet planet mengorbit
matahari. Dimana tiap orbit hanya mungkin diisi oleh sejumlah elektron.Kunci
sukses model ini adalah dalam menjelaskan formula Rydberg mengenai garis-
garis emisi spektral atom hidrogen, walaupun formula Rydberg sudah dikenal
secara eksperimental, tetapi tidak pernah mendapatkan landasan teoritis sebelum
model Bohr diperkenalkan. Tidak hanya karena model Bohr menjelaskan alasan
untuk struktur formula Rydberg, ia juga memberikan justifikasi hasil empirisnya
dalam hal suku-suku konstanta fisika fundamental.
Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen.
Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan
orde pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih
umum dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang
telah usang. Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat
untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan
pada mekanika kuantum.
Gambar 2. Model Bohr untuk atom hydrogen

• Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.


Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga
digunakan untuk menamakan lintasan
• Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit tertentu
dengan jari-jari minimum a0 = 0,53 Å
40 2
a0 =
me2
• Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan
dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar
−B
En = ,
n2
B : konstanta numerik dengan nilai 2,179 x 10-18 J = −13.6eV
Gambar 3. Tingkat-tingkat energi atom Hydrogen

➢ Kuantisasi Momentum Sudut L


Lintasan berupa lingkaran tertentu ini memiliki momentum sudut yang besarnya
merupakan kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang de-Broglie.

Gambar 4. De-broglie dan gelombang de-broglie elektron

dengan m = massa elektron = 9.1 x 10-31 kg

v = kecepatan orbit elektron

rn = jari-jari orbit elektron


h = 6.625.10-34 Js

Pada lintasan tertentu elektron bergerak mengelilingi inti tanpa


memancarkan energi. Lintasan ini dikenal sebagai lintasan/orbit stasioner. Besar
jari-jari orbit stasioner dapat ditentukan sebagai berikut:

➢ Panjang Orbit Elektron


Model atom Bohr diterbitkan pada tahun 1913, kurang dari sepuluh tahun
setelah De Broglie memperkenalkan konsep gelombang materi, tetapi
model ini dapat diterapkan dengan baik saat diterapkan pada penentuan
panjang orbital elektron dalam sebuah atom. Mari kita mulai mempelajari
perilaku elektron dalam orbit di sekitar inti hidrogen. Panjang gelombang
de Broglie elektron orbital ke-n adalah:

Dengan menyatakan kecepatan linier elektron pada orbit ke n yaitu :

Jadi, Panjang Gelombang Elektron Orbital sebagai berikut :


Cara penyelesaiannya :

Syarat kemantapan orbit elektron:


Orbit elektron akan mantap jika keliling orbit elektron sama dengan
kelipatan bilangan bulat panjang gelombang de-Broglie elektron.
n  = 2rn dengan n = 1, 2, 3, …

Untuk orbit pertama n = 1 diperoleh jari-jari orbit pertama𝑟1 = 𝑎0 =


5,292 × 10−11 𝑚 yang dikenal sebagai jari-jari Bohr. Dengan demikian dari
persamaan diatas jari-jari orbit elektron secara sederhana dapat diungkapkan
dalam persamaan berikut :
𝑟𝑛 = 𝑛2 𝑎0

Berdasarkan persamaan (22) dapat diungkap bahwa hanya pada jari-


jari orbit tertentu elektron dapat mengelilingi inti atom tanpa memancarkan
radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Tiap-tiap lintasan
elektron mempunyai tingkat energi sendiri-sendiri. Bila elektron meloncat
dari suatu lintasan yang tingkat energinya Ei ke tingkat energi yang lebih
rendah Ef maka akan dipancarkan foton dengan energi hυ.

E = Ei − Ef = h

dengan υ menyatakan frekuensi foton yang terpancar.

Sebaliknya jika elektron meloncat dari tingkat energi lebih rendah ke


tingkat energi lebih tinggi maka energi diserap oleh atom. Dengan demikian
menurut model atom Bohr, elektron tidak terus-menerus memancarkan
energi, tetapi hanya memancarkan atau menyerap energi apabila elektron
meloncat dari suatu lintasan ke lintasan yang lain. Tingkat-tingkat energi
untuk atom hidrogen pada lintasan n memenuhi:

𝑒2
𝐸𝑛 = −
8𝜋𝜀0 𝑟𝑛

𝑛 2 ℎ 2 𝜀0
Dengan mensubstitusi 𝑟𝑛 = kedalam persamaan (24) di atas
𝜋𝑚𝑒 2
diperoleh:

Gambar tingkat-tingkat energi atom hidrogen ditunjukan pada Gambar 4


sebagai berikut.
Gambar 4. Tingkat Energi Atom Hidrogen

Tingkat energi ini semuanya negatif, hal ini menyatakan bahwa


elektron tidak memiliki energi yang cukup untuk melepaskan diri dari inti
atom. Tingkat energi yang terendah E1 dikenal sebagai keadaan dasar
(ground state) atom, dan tingkat energi yang lebih tinggi E2, E3, E4, ...
disebut keadaan eksitasi (excited state). Ketika bilangan kuantum n
bertambah energi E ersesuaian dengan nol dalam limit n=∞, 𝐸∞ = 0 dan
elektron tidak terikat lagi pada inti atom untuk membentuk atom.

Energi yang diperlukan untuk membebaskan elektron dari atom


dalam keadaan dasarnya disebut energi ionisasi. Energi ionisasi atom
hidrogen adalah:

➢ Gaya – gaya yang bekerja pada atom hydrogen


• Gaya sentripetal
Gaya sentripetal merupakan gaya yang membuat benda bergerak melingkar.
Benda dapat bergerak melingkar karena benda yang diputar tersebut
memiliki percepatan menuju pusat lingkaran. Percepatan itu disebut dengan
percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal disebabkan oleh gaya yang
menuju ke pusat lingkaran atau disebut gaya sentripental.
Gaya sentripetal dapat diamati jika menggunakan kerangka acuan
inersial, yaitu kerangka acuan yang diam ataupun bergerak dengan
kecepatan konstan terhadap bumi. Contohnya adalah ketika kita melihat
benda berputar.
Misalnya, bola yang diikatkan ke ujung tali diputarkan secara
horizontal, gaya sentripetal akan membuat bola terus ditarik ke arah pusat
sehingga bergerak secara melingkar. Gaya sentripetal ialah gaya dari
tegangan tali yang diikatkan terhadap bola. Gaya sentripetal memiliki besar
yang sebanding dengan kuadrat kecepatan linear/tangensial suatu benda dan
berbanding terbalik dengan jari-jari lintasan.
𝑣2
𝐹𝑠 = 𝑚
𝑟
Ket : m menyatan massa, v adalah kecepatan elektron, dan r adalah jari-jari

• Gaya elektrostatis pada elektron


Gaya elektrostatis adalah gaya yang timbul pada dua benda yang memiliki
muatan listrik statik. Jika muatannya sama atau sejenis maka akan saling
menolak sementara jika muatannya berlawanan jenis maka akan saling
menarik.
Inti atom berisi muatan postif yang sama besarnya dengan jumlah muatan
negatif elektron –elektron.
Elektron –elektron dalam orbitannya di topang oleh gaya tarik listrik antara
inti podtiif dengan inti negatif.
gambar. 5 gaya elektrostatis pada elektron

Rumus :
𝑒2
𝐹𝑒 = 𝐾 2
𝑟
1 𝑒2
=
4𝜋𝜀0 𝑟 2
Dengan 𝑒 menyatakan muatan elemter elektron

Orbit elektron akan menetap jika :

𝐹𝑠 = 𝐹𝑒
𝑣2 1 𝑒2
𝑚 =
𝑟 4𝜋𝜀0 𝑟 2

2
1 𝑒2 𝑟
𝑣 =
4𝜋𝜀0 𝑟 2 𝑚
𝑒
𝜈=
√4𝜋𝜀0 𝑚𝑟

➢ Energi kuantisasi
Kuantisasi energi adalah pembentukan energi energi diskrit. Kuantisasi energi
berarti memperbaiki nilai-nilai energi yang dapat diambil oleh benda apa pun.
Ketika elektron bergerak mengelilingi inti, elektron mempunyai energi potensial
dan juga energi kinetik. Energi total elektron merupakan penjumlahan kedua
energi ini.

Energi kinetik electron


Energi kinetik atau energi gerak adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda
karena gerakannya. Energi kinetik sebuah benda didefinisikan sebagai usaha
yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari
keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu. Energi kinetik sebuah benda
sama dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menyatakan kecepatan dan
rotasinya, dimulai dari keadaan diam.
Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti
jejak Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya
mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai
struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada prinsipnya
menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest Rutherford
yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila
elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan
meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu
memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih
dekat dengan inti atom. Meski demikian Bohr menggunakan fisika klasik
Newton. Pada saat perhitungan jumlah tingkat energi pada atom Hidrogen Bohr
mematuhi hukum Newton energi kinetik (Ek) pada elektron yang mengorbiti
proton atom Hidrogen:

.
𝑒2 𝑣2
𝐹=𝑘 =𝑚
𝑟2 𝑟

𝑒2
𝑘 = 𝑚𝑣 2
𝑟
1 2
1 𝑒2
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 = 𝑘
2 2 𝑟
𝑘𝑒 2
=
2𝑟

Energi potensial listrik atom


Dalam kasus sederhana dari atom Hidrogen kecepatan rata-rata jauh lebih kecil
dari kecepatan cahaya, sehingga berlaku untuk energi kinetik, tapi dengan
meningkatnya nomor atom Z dalam atom yang lebih besar, elektron atom
memiliki kecepatan rata-rata yang mendekati kecepatan cahaya. kemudianharus
di manfaatkan untuk menentukan tingkat energi dari relativistik model atom
Bohr menyerupai Hidrogen yang mungkin lebih dari satu proton dalam inti dan
hanya satu elektron di sekitar inti, memulai dengan konservasi energi, dari
konservasi energi jumlah energi kinetik dan energi potensial dalam setiap sistem
kedua partikel terikat konstan, yang disebut sebagai energi mekanik (EM) total
dan konstan lebil kecil dari nol
Pada energi potensial elektron berinteraksi dengan inti atom bermuatan positif
fungsi negatif hukum coloumb, interaksi antara dua partikel.
𝑒2
−𝐾
𝑟

Energi total = energi kinetik + energi potensial


𝐸 = 𝐸𝑘 + 𝑈
1 2
𝑒2
= 𝑚𝑣 + (−𝐾 )
2 𝑟
𝑘𝑒 2 𝑘𝑒 2
= -2
2𝑟 2𝑟
𝑘𝑒 2
=−
2𝑟

𝑘𝑒 2
Sehingga Energi kuantisasi nya adalah −
2𝑟

➢ Jari –jari orbit yang diizinkan


Dengan menggunakan EK dengan persamaan kuantias momentum, diperoleh
jari-jari orbit elektron ke-n:
𝑚𝑣𝑟 = 𝑛ℏ
𝑛ℏ
𝑣= …………………..rumus kelajuan elektron
𝑚𝑟

1 2
𝑘𝑒 2
𝑚𝑣 =
2 2𝑟
1 𝑛ℏ 2 𝑘𝑒 2
𝑚( ) =
2 𝑚𝑟 2𝑟
1 𝑛2 ℏ2 𝑘𝑒 2
=
2 𝑚𝑟 2 2𝑟
𝑛 2 ℏ2
𝑟𝑛 =
𝑚𝑘𝑒
𝑛 2 ℏ2
Sehingga rumus jari-jari atim nya adalah 𝑟𝑛 =
𝑚𝑘𝑒

Orbit terendah yang diperoleh untuk n=1 disebut sebagai radius Bohr (𝛼0 )
dengan nilai:
ℎ2
𝑎0 = = 0,0529 𝑛𝑚
𝑚𝑘𝑒 2
Radius yang diijinkan dapat ditulis dalam radius Bohr sebagai:
𝑟𝑛 = 𝑛2 𝑎0 , 𝑛 = 1,2, 3, …

Tingkat-tingkat energi yang di ijinkan


Dengan menggabungkan persamaan 𝑟𝑛 dengan E, diperoleh:

𝑘𝑒 2 𝑚𝑘 2 𝑒 4 1
𝐸𝑛 = − 2𝑟 𝐸𝑛 = − (𝑛2 ) , 𝑛 = 1,2, 3, …
𝑛 2ℎ2

𝑘𝑒 2
=− 2
2𝑛 𝛼0
13,6
=− 𝑒𝑉 , 𝑛 = 1.2.3, …
𝑛0

Bila elektron terbangkit sampai tak hingga, maka electron tersebut akan lepas dalam
lingkungan atom dan akanmenjadi ion (+). Dalam energi yang diserap untuk meng-
ionkan atom tersebut Enwrgi Ionisasi, Besar Energi Ionisasi atom Hidrogen: -13,6
eV (untuk n = 1 besar Energi (E) = -13,6 eV). Tanda (-) berarti electron tersebut
terikat dengan protom. Jika E ≥ 0 maka electron tersebut tidak terikat.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada tahun 1913, fisikawan Swedia Niels Bohr mengikuti jejak Einstein
menerapkan teori kuantum untuk menjelaskan hasil penelitiannya tentang spektrum
atom hidrogen. Bohr mempresentasikan teori baru tentang struktur dan sifat atom.
Faktanya, teori atom Bohr menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom
Ernest Rutherford, yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan
bahwa jika sebuah elektron di orbit atom menyerap energi kuantum, elektron akan
melompat ke orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron memancarkan energi
kuantum, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat ke inti atom. Model atom
Bohr yang diajukan oleh Niels Bohr mencoba menjelaskan stabilitas atom dan
spektrum linier atom hidrogen, yang tidak dapat dijelaskan oleh model atom
Rutherford. Niels Bohr mengajukan teori atom Bohr ini pada tahun 1915. Karena
model atom Bohr merupakan modifikasi (pengembangan) dari model atom
Rutherford, beberapa ahli kimia menyebutnya dengan teori atom Rutherford-Bohr.
Walaupun teori atom Bohr ini mengalami perkembangan, namun kenyataannya
model atom Bohr masih mempunyai kelemahan

Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen.


Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan
orde pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih
umum dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang
telah usang. Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat
untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan
pada mekanika kuantum.
DAFTAR PUSTAKA

Arthur Beiser dan The Houw Liong. 1999. Konsep Fisika Modern edisi keempat.
Jakarta: Erlangga.

Henry Semat. Introduction to Atomic and Nuclear Physics Third edition. New
York: Rinehart & Company.

Wehr Richards. Physics of the Atom secon edition. Addition-Wesley: Publishing


Company.

Yusman Wiyatmo. 2008. Fisika Atom dalam Perspektif Klasik, Semiklasik, dan
Kuantum. Yogyakarta: Pustaka P

Sumardi, Y. (2020). Fisika Atom. UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai