Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA


“Pengaruh Struktur Atom dan Ikatan Terhadap Bahan
Konstruksi”

Disusun Oleh :
Eva Rahmawati (18103021018)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatkarunianya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Terlepas darisemua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik darisegi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tanganterbuka saya menerima segala saran dan kri k dari
pembaca agar saya dapatmemperbaiki makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentukmaupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi

Semarang, 30 Oktober 2019

i
Daftar isi

KATAPENGANTAR…...............................................….………….…………….............i
DAFTAR ISI……………….............…………………………………………..….............ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………............................………............1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Struktur Atom....................................................................................................2
2.2 Jenis-jenis Ikatan Atom.....................................................................................5
2.3 Hubungan Sifat-Sifat Bahan Dengan Energi Ikatan.........................................6
BAB 3 PENUTUP……………………………………………….....……….....................10
Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA…………………………….............................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kebutuhan bahan sebenarnya sudah dimulai sejak manusia ada, hal ini
dikarenakan, kebutuhan manusia untuk menyejahterakan hidupnya. Hal ini dapat diketahui
dari alat alat kebutuhan hidup yang digunakan selama sejarah manusia itu sendiri. Contohnya
adanya pemakaian batu untuk alat perburuan, tombak untuk mencari ikan dan lain
sebagainya. Pada perkembangan saat ini, engineer berkreasi menciptakan bahan-bahan baru
yang dapat digunakan untuk mensejahterakan kehidupan manusia, dengan memanfaatkan
bahan2 yang ada. Hingga terbentuklah material-materila baru seperti composit (carbon fiber
composite, natural fiber composite, dan lain sebagainya). Pemilihan material dalam
engineering activity merupakan hal yang sangat menentukan, karena dalam rekayasa
engineering salah satu keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan dalam memilih bahan. Pada
prinsipnya segala macam bahan pada dasarnya tersusun oleh proton, neutron, dan electron.
Dimana ketiga unsur ini membentuk struktur yang stabil. Bahan apapun pada dasarnya
tersusun oleh ketiga unsur ini. Sifat-sifat bahan pada dasarnya terdiri dari sifat physical dan
mechanicalnya, dimana sifat-sifat ini tentunya tidak lepas dari sifat-sifat struktur atom
penyusunya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami membuat rumusan masalah sebagai
berikut. :
1. Apa yang dimaksud dengan struktur atom...?
2. Apa saja jenis-jenis ikatan atom...?
3. Hubungan Sifat-Sifat Bahan Dengan Energi Ikatan Atom...?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu struktur atom.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis ikatan atom.
3. Untuk mengetahui apa Hubungan Sifat-Sifat Bahan Dengan Energi Ikatan Atom

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Atom
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang
tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya
membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama
bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur
kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Dalam perkembangannya terdapat bermacam-macam model atom, diantaranya. :
A. Model Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom
Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal.
Dalam renungannya Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:
a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan
atom.
b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama.
c. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula.
d. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan
reaksi kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat
dihancurkan.
e. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut
molekul.
f. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap.
Namun, teori atom Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat menerangkan suatu
larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat
menghantarkan arus listrik padahal listrik adalah elektron yang bergerak.

2
B. Model Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, J.J Thomson mengamati elektron. Dia menemukan bahwa semua
atom berisi elektron yang bermuatan negatif. Dikarenakan atom bermuatan netral,
maka setiap atom harus berisikan partikel bermuatan positif agar dapat
menyeimbangkan muatan negatif dari elektron.
Kelebihan model atom Thomson Membuktikan adanya partikel lain yang
bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari
suatu unsur.
Kelemahan model atom Thomson Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan
susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
C. Model atom Rutherford
Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil
pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford.
a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.
b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.
c. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yanga sangat tinggi.
d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan.
Sebagian kecil dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.
Kelemahan Model Atom Rutherford
a. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti
memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya,
lama-kelamaan elektron itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel
pada inti.
b. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron
dan cararotasinya terhadap ini atom.
c. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi
tidak stabil.
d. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

D. Model Atom Niels Bohr


Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Model
atom
Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom Rutherford.

3
Kelemahan teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr dengan postulat bohr :
a. Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi
tertentu.
b. Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap
energi jikaberpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi
jika berpindah ke orbit yang lebih dalam
Kelebihan model atom Bohr
atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya elektron.
Kelemahan model atom Bohr
a. tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack.
b. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik,
pengaruhmedan magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang
berelektron lebih banyak.
E. Teori Atom Modern
Teori atom mekanika kuantum sebenarnya mempunyai kesamaan dengan teori atom
Niels Bohr. Elektron mengorbit inti atom dengan tingkatan energi yang berbeda pada
tiap-tiap kulit elektron. Yang menjadi perbedaan pada teori atom mekanika kuantum
adalah bentuk lintasan atau orbit elektron tersebut.
Berikut ini ciri dari model atom mekanika kuantum:
a. Elektron bergerak memiliki sifat gelombang, jadi lintasannya tidak stasioner
seperti pada model atom Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi
gelombang yang disebut orbital (memiliki bentuk tiga dimensi dari
kebolehjadian paling besar ditemukannya sebuah elektron pada suatu atom)
b. Bentuk dan ukuran orbital tergantung dengan harga dari ketiga bilangan
kuantumnya
c. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya
sesuatu yang pasti, melainkan hanya kebolehjadian yang merupakan peluang
terbesar ditemukannya sebuah elektron

4
2.2 Jenis-jenis Ikatan Atom
Ikatan atom teridiri dari 2 macam, yaitu primary bonding dan secondary bonding.
Primary bonding, meliputi : Ionic Bonding, Covalen Bonding, Metalic
Bonding Secondary Bonding, meliputi : Vander Waals dan Hydrogen Bond
Ionic Bonding
Ikatan ion merupakan sejenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang memiliki
perbedaan elektronegativitas yang besar. Tidaklah terdapat nilai-nilai yang pasti yang
membedakan ikatan ion dan ikatan kovalen, namun perbedaan elektronegativitas yang lebih
besar dari 2,0 bisanya disebut ikatan ion, sedangkan perbedaan yang lebih kecil dari 1,5
biasanya disebut ikatan kovalen. Ikatan ion menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang
berpisah. Muatan-muatan ion ini umumnya berkisar antara -3 e sampai dengan +3e.
Covalen Bonding
Ikatan kovalen adalah ikatan yang umumnya sering dijumpai, yaitu ikatan yang
perbedaan elektronegativitas (negatif dan positif) di antara atom-atom yang berikat
sangatlah kecil atau hampir tidak ada. Ikatan-ikatan yang terdapat pada
kebanyakan senyawa organik dapat dikatakan sebagai ikatan kovalen.
Metalic Bonding
Pada ikatan logam, elektron-elektron ikatan terdelokalisasi pada kekisi (lattice) atom.
Berbeda dengan senyawa organik, lokasi elektron yang berikat dan muatannya adalah
statik. Oleh karena delokalisai yang menyebabkan elektron-elektron dapat bergerak bebas,
senyawa ini memiliki sifat-sifat mirip logam dalam hal konduktivitas, duktilitas, dan
kekerasan.
VanDer Walls Bonding
Dipol seketika ke dipol terimbas, atau gaya van der Waals, adalah ikatan yang paling
lemah, namun sering dijumpai di antara semua zat-zat kimia. Misalnya atom helium, pada
satu titik waktu, awan elektronnya akan terlihat tidak seimbang dengan salah satu muatan
negatif berada di sisi tertentu. Hal ini disebut sebagai dipol seketika (dwikutub seketika).
Dipol ini dapat menarik maupun menolak elektron-elektron helium lainnya, dan
menyebabkan dipol lainnya. Kedua atom akan seketika saling menarik sebelum muatannya
diseimbangkan kembali untuk kemudian berpisah.
Hydrogen Bonding
Ikatan hidrogen bisa dikatakan sebagai dipol permanen yang sangat kuat seperti
yang dijelaskan di atas. Namun, pada ikatan hidrogen, proton hidrogen berada sangat dekat
dengan atom penderma elektron dan mirip dengan ikatan tiga-pusat dua-elektron seperti

5
pada diborana. Ikatan hidrogen menjelaskan titik didih zat cair yang relatif tinggi seperti air,
ammonia, dan hidrogen fluorida jika dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang lebih
berat lainnya pada kolom tabel periodik yang sama.

2.3 Hubungan Sifat-Sifat Bahan Dengan Energi Ikatan Atom


Ikatan atom secara bersama-sama akan membentuk struktur benda memberikan
pengaruh pada sifat-sifat bendanya. Berdasarkan pada pengelompokan atomnya, material
diklasifikasikan sebagai molekul struktur , crystal structure atau amorphous structure. Untuk
bisa memilih bahan sesuai dengan spesifikasi aplikasi.
Untuk Stuktur crystal terdiri dari 4 macam stuktur lattice, yaitu
1. FCC
2. BCC
3. HCP
4. Simple Cubic
FCC (Face Centered Cubic)
BCC (Body Center Cubic)
HCP (Hexagonal Close Packed)
Dari sudut manufaktur, metal merupakan klas material yang penting, lebih dari 50
metal yang dikenal tetapi dalam kebutuhan komersial ada 40 yang sering dipergunakan.
Karakteristik metal adalah ikatannya merupakan ikatan metallic. Kekuatannya tinggi,
memiliki sifat konduktivitas elektrikal dan termal yang bagus, serta memiliki kemampuan
untuk mengalami deformasi plastis yang yang baik sebelum fracture, serta memiliki density
yang relative tinggi dibandingkan non metals. Pada saat proses pembekuan metal struktur
atomnya adalah crystalline. Ada yang dalam bentuk satu lattice dan ada yang tersusun oleh
beberapa lattice. Beberapa metal dikatakan allotropic atau polymorphic, dan perubahan dari
satu bentuk lattice ke bentuk yang lainnya dinamakan allotropic transformations. Struktur
crystal yang paling sederhana adalah simple cubic. Dimana pada sisi cornernya terdapat
single atom yang saling dihubungkan dengan atom-atom yang lainnya.

Hubungan sifat-sifat bahan dengan energi ikatannya di bagi sebagai berikut :


1. ELASTIC DEFORMATION
Sifat-sifat material sangat ditentukan oleh struktur kristalnya. Hal ini berdasarkan
pada study pemberian beban pada single Kristal, jika beban yang diberikan relative rendah
maka respons Kristal adalah terengang atau menekan jarak antar atomnya. Basic lattice unit

6
tidak berubah dan posisi atom relative tetap antara atom satu dan lainnya. Jika load di
hilangkan maka posisi atom akan kembali ke posisi semula seperti sebelum diberi beban.
Raksi seperti inilah yang dinamakan elastic deformation. Berdasarkan studi ini dapat
diperoleh hasil sebagai berikut: mechanical behavior tergantung pada
a. Tipe lattice
b. Interatomic forces
c. Jarak diantara bidang atom
d. Density dari atom
2. PLASTIC DEFORMATION
Jika gaya pada struktur Kristal terus diperbesar maka akan terjadi
1. Terputusnya ikatan atom dan menghasilkan patah
2. slip atom-atom satu sama lain
Pada material metal fenomena yang kedua sering terjadi, yaitu bidang atom menggeser
bidang atom lainya, sehingga menghasilkan displacement atau permanent slip posisi
atomnya. Fenomena inilah yang dinamakan plastic deformation.

3. DISLOCATION THEORY DARI SLIPPAGE


Kekuatan material secara teoritis berdasarkan pada sliding dari satu bidang atom ke
bidang atom yang lainnya. Deformasi plastis tidak terjadi pada seluruh atom pada bidang
slip.Deformation adalah hasil dari progressive slip dari kerusakkan local yang dikenal sebagai
dislocation.
4. STRAIN HARDENING ATAU WORK HARDENING
Pada metal, plastic deformation merupakan hasil dari pergerakan dislokasi, atau cacat
crystal yang menyebabkan ketahanan terhadap gerakan plastis lebih jauh. Efek dari strain
hardening menjadi lebih berdaya guna bila kita melakukan pekerjaan pembentukan.
5. PLASTIC DEFORMATION PADA POLYCRISTALLINE METAL
Metal pada dasarnya tidak hanya tersusun oleh satu jenis Kristal saja tetapi biasanya
tersusun oleh sejumlah tipe Kristal, sehingga metal seperti ini dinamakan polycrystalline.
Variasi grain yang terbentuk di metal tentunya akan menyebabkan perbedaan orientasi
demikian pula bila gaya di terapkan ke material ini akan terjadi deformasi yang berbeda pula.
6. GRAIN SHAPE DAN ANISOTROPIC MATERIALS
Metal yang mengalami deformasi, grain akan memiliki kecenderungan untuk
memanjang dalam arah aliran metalnya. Mechanical properties dan physical properties
materials akan akan merupakan fungsi dari arah. Sifat material yang tergantung arahnya

7
dinamakan dengan anisotropic, yaitu sifat-sifat material yang berbeda pada setiap arahnya.
Sedangkan material yang memiliki sifat-sifat sama pada setiap arahnya dinamakan isotropic.
7. COLD WORKING
Suatu logam dikatakan mengalami pengerjaan dingin bila butir-butir kristalnya berada
dalam keadaan terdistorsi setelah mengalami deformasi plastis. Dalam keadaan ini pada
Kristal terdapat berbagai dislokasi setelah terjadi slip.
Sebagai akibat pengerjaan dingin ini adalah
1. Tensile strength, yield strength, dan kekerasan akan meningkat
2. Ductility menurun dengan semakin naiknya derajat deformasi dingin yang dialami.
3. Sifat penghantaran listrik akan menurun
Contoh pengerjaan dingin:
1. Cold rolling
2. Cold drawing
3. Dll.
8. RECRYSTALLIZATION
Sebagai akibat pengerjaan dingin terjadi peningkatan jumlah dislokasi yang besar dan
bidang-bidang kristalogafik tertentu akan mengalami distorsi yang hebat. Sebagaian dari
energy yang diberikan untuk mendeformasi logam itu dikeluarkan sebagai panas dan
sebagian tersimpan sebagai energy dalam di dalam struktur Kristal, hal ini berkaitan dengan
cacat Kristal yang terjadi sebagai akibat dari deformasi. Bila logam yang telah mengalami
pengerjaan dingin ini dipanaskan kembali maka atom-atom akan menerima sejumlah panas
yang dapat dipakai kembali untuk bergerak membentuk sejumlah Kristal yang lebih bebas
cacat, serta bebas tegangan dalam. Peristiwa perubahan yang terjadi selama proses
pemanasan kembali ini dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:
1. Recovery
2. Recrystallization
3. Grain growth

1. Recovery
Peristiwa ini terjadi pada awal pemanasan kembali, pada temperature yang rendah dan
perubahan yang terjadi tidak diikuti dengan perubahan struktur makro serta belum
terjadi perubahan sifat mekanik

8
2. Recystallisation
Pemanasan lebih lanjut akan menyebabkan munculnya Kristal baru dari Kristal yang
terdistorsi dengan struktur lattice dan komposisi kimia yang sama seperti sebelum
pengerjaan dingin.
3. Grain growth
Butir Kristal yang besar akan memiliki free energy yang lebih rendah karenanya butir
Kristal cenderung untuk tumbuh lebih besar hingga mencapai ukuran maksimunya
pada temperature tersebut. Makin tinggi temperature pemanasan makin besar pula
ukuran besar butir.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Terdapat beberapa model atom,
diantara : Model Atom John Dalton, Model Atom J.J. Thomson, Model atom
Rutherford, Model Atom Niels Bohr, dan Teori Atom Modern
2. Ikatan atom teridiri dari 2 macam, yaitu primary bonding dan secondary bonding.
Primary bonding, meliputi : Ionic Bonding, Covalen Bonding, Metalic
Bonding Secondary Bonding, meliputi : Vander Waals dan Hydrogen Bond
3. Ikatan atom secara bersama-sama akan membentuk struktur benda memberikan
pengaruh pada sifat-sifat bendanya. Hubungan sifat-sifat bahan dengan energi
ikatannya di bagi sebagai berikut : Elastic Deformation, Plastic Deformation,
Dislocation Theory Dari Slippage, Strain Hardening Atau Work Hardening, Plastic
Deformation Pada Polycristalline Metal, Grain Shape Dan Anisotropic Materials,
Cold Working, Recrystallization.

10
Daftar Pustaka

Daryus. Asyari. “Diktat Kuliah Material Teknik”. Dikutip pada 30 Oktober 2019 dari
ft.unsada : http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/bab1-2-mt.pdf
FMIIPA.UNPATTI. “Perkembangan Teori Atom”. Dikutip pada 30 Oktober 2019 dari fmipa
unpatti : http://kimia.fmipa.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/Kimia-Dasar-I_-
Perkembangn-Teori-Atom-.pdf
Saputra.Hadi. “SIFAT ALAMI METAL DAN PADUAN”. Dikutip pada 30 Oktober
2019 dari wordperss : https://hadisaputrameng.files.wordpress.com/2011/08/pertemuan-ke-3-
sifat-alami-materials.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai