Anda di halaman 1dari 9

VI.

PEMBAHASAN

Weldy Putera (171411063)

Praktikum Heat Exchanger yaitu memahami perpindahan panas dari aliran fluida
menggunakan alat yang bernama Shell and Tube Heat Exchanger. Prinsip kerja dari alat ini
adalah aliran fluida panas akan mengalir melalui tube dan aliran fluida dingin akan mengalir
melalui shell. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas
dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah
waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop
operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur. Tetapi, percobaan yang digunakan bukan skala pilot plant karena alat
STHE yang digunakan relatif sangat kecil, pengaruh presseure drop tidak mengalami perubahan
yang signifikan.

Pada praktikum ini jenis aliran yang digunakan adalah co-current dan counter currrent,
dimana pada masing-masing jenis aliran dilakukan dengan variasi aliran panas berubah dan
variasi aliran dingin berubah, sehingga percobaan yang dilakukan sebanyak empat kali dengan
masing-masing percobaan sebanyak 3 run. Hasil pengamatan pada percobaan baik aliran Co-
Current maupun Counter Current sebagai berikut:

Pada variasi laju alir dingin dilakukan pengaturan pada 2.1;1.6; dan 1.0 dalam L/menit
dan laju air panas tetap di 2.4 L/menit. Berdasarkan data yang didapat, semakin kecil laju alir
dingin maka perpindahan panas semakin besar. Hal ini dikarenakan jumlah (massa) fluida dingin
yang sedikit, sehingga panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu pun tidak banyak. Berbeda
jika laju alir dingin besar, karena banyaknya aliran dingin sehingga perlu banyak panas/kalor
untuk meningkatkan suhunya.

Adapun pada variasi laju alir panas dengan pengaturan yang sama, semakin kecil laju alir
panas fluida maka semakin kecil pula kenaikan suhu pada aliran fluida dingin. Penyebabnya
sama dengan percobaan sebelumnya, karena banyaknya aliran dingin dan aliran panas yang
semakin sedikit, sehingga perlu banyak panas/kalor untuk meningkatkan suhu aliran dingin.
Dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa baik co-current maupun counter
current memiliki karakteristik yang hampir sama, yang membedakan ialah dari segi kuantitas
(jumlah) perpindahan panasnya, dapat dilihat pada nilai efisiensinya yaitu co-current maupun
counter current memiliki efisiensi yang lebih tinggi pada variasi laju alir dingin dengan laju alir
panas tetap.

Delifa Ariesta (171411038)

Pada kali ini kami melakukan percobaan pada alat Shell and Tube Heat Exchanger. Jenis
alat yang dipakai adalah penukar panas jenis Sheel and Tube Heat Exchanger dengan bagian 1
shell dan 1 tube pass (1-1 exchanger). pada alat Shell and Tube Heat Exchanger ini terdapat
buffle yang bertujuan agar aliran menjadi turbulen, sehingga meningkatkan waktu tinggal pada
aliran. Pada praktikum ini jenis aliran yang digunakan counter current dan co-current. Pada
counter current aliran antara fluida panas dan dingin berlawanan arah sedangkan co-current
aliran antara fluida panas dan dingin searah. Fluida panas mengalir di shell dan fluida dingin
disepanjang tube.

Percobaan dilakukan dengan memvariasikan laju fluida dingin sedangkan laju fluida
panas konstan, begitu pula sebaiknya. Dilakukan 3 kali RUN dengan laju fluida dingin berturut-
turut 2,1; 1,6; dan 1 L/min sedangkan laju fluida panas konstan yaitu 2,4 L/min. Dilakukan pula
3 RUN dengan laju fluida panas berturut-turut 2,1; 1,6; dan 1 L/min sedangkan laju fluida
dingin konstan yaitu 2,4 L/min pada masing-masing jenis aliran counter current dan co-current
dimana 1 RUN dilakukan pengamatan 2 menit sekali selama 10 menit. Data yang diamati yaitu
suhu aliran panas masuk (TTO3), suhu panas aliran keluar (TT04), suhu aliran dingin masuk
(TT05), dan suhu aliran dingin keluar (TT06).

Berdasarkan hasil praktikum, semakin tinggi laju alir pada variasi laju alir air dingin
maupun panas, laju perpindahan panasnya akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori
dimana, semakin tinggi laju alir air maka perpindahan panas akan semakin besar.

Pada laju alir air dingin semakin tinggi laju alirnya maka akan semakin kecil efisiensinya
karena panas yang diserap oleh air dingin semakin berkurang. Namun pada laju alir air panas
yang semakin tinggi maka akan semakin tinggi efisiensinya. Hal ini karena pada laju alir air
panas yang lebih rendah, panas yang dilepas akan lebih banyak karena terjadi kontak yang
efektif. Waktu kontak yang lebih lama dapat mengakibatkan panas yang terserap akan lebih
banyak, sehingga efisiensi perpindahan panas akan lebih tinggi. Pada praktikum yang dilakukan
efisiensi yang tertinggi adalah pada laju alir air dingin sebesar 1 L/min dan laju alir air panas 2,4
L/min.

∆TLMTD adalah perbedaan suhu rata-rata dan digunakan untuk menentukan gaya
penggerak suhu untuk perpindahan panas dalam sistem aliran, terutama di penukar panas.
Semakin besar LMTD, semakin banyak panas yang ditransfer. Harga LMTD untuk aliran
counter current lebih besar daripada co-current. Hal ini sesuai teori bahwa LMTD untuk counter
current memiliki perbedaan suhu yang lebih besar dibandingkan co-current. Berdasarkan hasil
percobaan, pada laju alir 2,1 dan 1 L/min paling banyak panas yang ditranfer dengan nilai
△TLMTD sebesar 0,051.

Semakin tinggi laju alirnya maka akan semakin tinggi pula nilai koefisien perpindahan
panasnya karena transfer panas dari fluida panas meningkat seiring bertambahnya laju aliran.

MELINDA INDAH KUSUMA (171411051)

Heat exchanger merupakan peralatan yang digunakan untuk perpindahan panas antara
dua atau lebih fluida. Salah satu tipe heat exchanger adalah Shell and Tube Heat Exchanger
(STHE). Tipe STHE ini melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Salah satu fluida
mengalir di dalam tube, sedangkan fluida lainnya mengalir di luartube. Pipa-pipat ube didesain
berada di dalam sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan shell, sedemikian rupa
sehingga pipa-pipa tube tersebut berada sejajar dengan sumbu shell. Fluida dengan suhu tinggi
dialirkan pada shell, maka aliran dengan suhu dingin mengalir pada tube. Kemudian akan terjadi
perpindahan panas secara konduksi melalui dinding pipa dan secara konveksi pada fluida itu
sendiri. Fluida yang bersuhu tinggi akan memindahkan panas ke fluida dengan suhu rendah.

Praktikum ini dilakukan pada 2 aliran, yaitu Counter current flow adalah aliran
berlawanan arah, dimana fluida yang satu masuk pada satu ujung penukar kalor, sedangkan
fluida yang satu lagi masuk pada ujung penukar panas yang lain, masing-masing fluida mengalir
menurut arah yang berlawanan. Sedangkan, Co-current flow adalah aliran searah ,dimana kedua
fluida masuk pada ujung penukar panas yang sama dan kedua fluida mengalir searah menuju
ujung penukar panas yang lain.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan dua variabel kontrol yakni aliran air panas
tetap dan air dingin tetap. Untuk setiap variabel kontrol dilakukan tiga kali variasi laju alir
(variasi laju alir air dingin ketika menggunakan aliran panas tetap, dan sebaliknya) yang
dilakukan dalam rentang 10 menit baik aliran counter current maupun co-current.

Hubungan antara laju fluida dingin dan laju fluida panas dengan △T LMTD untuk aliran
co – current dan counter current dapat diketahui bahwa harga LMTD cenderung mengalami
penurunan seiring dengan kenaikan laju fluida perpindahan panas akan mempengaruhi LMTD.
Jika laju aliran fluida panas bertambah cepat, maka perpindahan panas yang terjadi akan semakin
besar dan T2 (suhu panas keluar) akan kecil. Harga LMTD untuk aliran counter – current lebih
besar daripada pada harga LMTD untuk aliran co – current. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa harga LMTD untuk aliran counter – current lebih besar dan memiliki
driving force atau perbedaan suhu yang lebih besar dibandingkan dengan aliran co – current.

Dari data yang diperoleh, bahwa pada aliran counter - current maupun co – current,
kenaikan laju alir panas sebanding dengan koefisien perpindahan panas. Hal ini disebabkan
karena transfer panas dari fluida panas relative meningkat dengan bertambahnya rate aliran.
Besarnya heat exchanger coeffisien dipengaruhi oleh jenis aliran fluida prosesnya.

Harga U untuk aliran co – current lebih besar jika dibandingkan dengan harga U counter -
current, hal ini disebabkan karena harga U berbanding terbalik dengan LMTD. Dimana untuk
aliran co – current harga LMTDnya lebih kecil daripada counter current. Nilai Q atau laju
perpindahan kalor, akan sebanding dengan nilai U (Koefisien Perpindahan Panas). Jadi semakin
tinggi laju fluida panas atau dingin ang masuk, maka nilai Q juga akan semakin tinggi, dan nilai
U juga akan semakin bertambah.

Laju alir fluida dingin dengan h outlet untuk aliran panas konstan co – current dan
counter current dapat diketahui bahwa harga h outlet untuk fluida dingin cenderung mengalami
kenaikan dengan adanya kenaikan laju alir fluida dingin.

Efisiensi merupakan perbandingan antara perpindahan panas yang diharapkan (nyata)


dengan perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi dalam heat exchanger tersebut.
Berdasarkan pengamatan, efisiensi alat ini terjadi secara fluktuatif. Dari data yang diperoleh kia
bias mengetahui bahwa semakin besar laju alir, maka semakin meningkat pula efisiensi. Namun
hal ini berimbas pada lama kontak antara fluida panas dan fluida dingin pada pipa yang semakin
singkat.

Dalam literatur disebutkan bahwa effisiensi heat exchanger pada aliran counter -current
relatif lebih besar daripada aliran co – current, karena dipengaruhi oleh adanya panas yang
dikeluarkan oleh fluida panas (Qh) dan panas yang diterima oleh fluida dingin (Qc), serta adanya
selisih temperature fluida dingin dengan fluida panas. Namun, dari data yang diperoleh,
effisiensi counter current lebih besar daripada counter current. Ketidaksesuaian ini disebabkan
karena kurang teliti dalam mengukur suhu fluida dan kurang stabilnya proses pemanasan steam.
Ini disebabkan karena ∆ LMTD aliran panas yang diperoleh kecil seiring dengan naiknya laju
alir fluida sehingga akan berdampak pada turunnya harga effisiensi.

Muhammad Akhid Maulana (171411053)


Praktikum Shell and Tube Heat Exchanger (STHE) yang bertujuan untuk memahami cara
kerja STHE, menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan (U), pengaruh laju alir fluida
terhadap koefisien pindah panas keseluruhan, menghitung efisiensi pindah panas dari kalor yang
dilepas dan kalor yang diterima fluida. Prinsip kerja STHE ini adalah mengalirkan fluida panas
pada shell dan fluida dingin pada tube karena adanya driving force akibat perbedaan suhu antara
fluida panas dan fluida dingin.
Praktikum STHE ini dilakukan pada operasi Co-Current dan Counter Current, dengan
variasi laju alir air panas dan air dingin . Pada operasi Co-Current maupun Counter Current
variasi laju alir fluida panas dibuat konstan terlebih dahulu, yaitu sebesar 2,4 L/min sedangkan
variasi laju alir fluida dingin sebesar 2,1 L/min; 1,6 L/min; dan 1 L/min. Kemudian bergantian
dengan laju alir fluida dingin yang dibuat konstan, yaitu sebesar 2,4 L/min sedangkan laju alir
panasnya sebesar 2,1 L/min; 1,6 L/min dan 1 L/min. Lalu didapat data berdasarkan pengolahan
sebagai berikut :
Qhot (KJ/S) Qcold (KJ/S) Efisiensi (%) U (kJ/m2 0C) ΔTLMTD(K)
Run-1 34,364 26,670 77,61 8910,984 0,051
Run-2 31,781 25,367 79,82 8684,182 0,049
Run-3 26,021 22,967 88,26 7152,264 0,051
a) Laju alir fluida panas konstan
Qhot (KJ/S) Qcold (KJ/S) Efisiensi (%) U (kJ/m2 0C) ΔTLMTD(K)
Run-1 27.358 66.53 41.122 9,998.110 0.049
Run-2 12.017 36.44 32.977 6,837.148 0.046
Run-3 3.340 8.49 39.330 6,229.946 0.045
b) Laju alir fluida dingin kosntan
Tabel 3.1 Hasil Pengolahan Data untuk Operasi Counter Current

Qhot (KJ/S) Qcold (KJ/S) Efisiensi (%) U (kJ/m2 0C) ΔTLMTD(K)


Run-1 33.772 24.727 73.22 8,540.897 0.048
Run-2 32.778 25.635 78.21 8,876.471 0.049
Run-3 23.439 23.299 99.40 6,823.781 0.051
c) Laju alir fluida panas konstan
Qhot (KJ/S) Qcold (KJ/S) Efisiensi (%) U (kJ/m2 0C) ΔTLMTD(K)
Run-1 45.492 24.377 53.58 10,200.922 0.049
Run-2 35.559 9.346 26.28 6,823.798 0.047
Run-3 40.721 1.754 4.31 6,201.303 0.046
d) Laju alir fluida dingin kosntan
Tabel 3.2 Hasil Pengolahan Data untuk Operasi Co-Current

Berdasarkan tabel 3.1 dan tabel 3.2 untuk Q baik Qhot maupun Qcold terhadap U, dapat
diketahui bahwa semakin besar variasi laju perpindahan panas (Q) fluida panas maka koefisien
perpindahan panas keseluruhan (U) dominan meningkat, namun terjadi penurunan Qcold pada laju
alir fluida dingin kontan run-3 baik aliran counter current maupun co-current, yang mana hal ini
sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa laju alir yang meningkat akan menyebabkan
turbulensi dan massa fluida semakin besar, maka laju perpindahan panas akan semakin besar dan
ΔTLMTD akan semakin meningkat (Geankoplis,1993) .
Pada pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan adalah
perpindahan panas akan menyebabkan penurunan suhu pada air panas (Hot) dan kenaikan suhu
pada air dingin (Cold) . Faktor yang mempengaruhi (Mc.Cabe, 2004) adalah laju alir (Q) baik
fluida panas maupun fluida dingin akan mempengaruhi besar waktu kontak yang diberikan
dalam STHE, sehingga berpengaruh pada Q yang dilepas dan Q yang diterima. Semakin besar
laju alir maka semakin besar pula koefisien perpindahan panas.
Efisiensi perpindahan panas baik pada Counter Current maupun Co-Current menyatakan
perbandingan antara kalor yang dilepas air panas dengan kalor yang diterima air dingin. Menurut
(Mc. Cabe, 2004) nilai perpindahan panas konveksi diasumsikan tidak mempengaruhi
perpindahan panas, yang menyebabkan panas yang diterima fluida dingin dan dilepaskan fluida
panas sama.
Pada praktikum yang kami lakukan , dapat diketahui pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 bahwa
semakin rendah laju alir fluida panas, menyebabkan nilai efisiensi semakin meningkat. Nilai
efisiensi tidak mencapai sempurna, yakni 100% dikarenakan fluida dingin tidak mampu
menyerap semua kalor yang dilepaskan oleh fluida panas, sehingga kalor yang dilepaskan oleh
fluida panas dapat hilang kelingkungan.

Berdasarkan nilai efisiensi, dapat diketahui bahwa pengoperasian secara Counter Current bernilai
lebih baik apabila dibandingkan dengan pengoperasian secara Co-Current, dengan alasan sebagai
berikut :
- Perolehan rata rata efisiensi tertinggi diperoleh pengoperasian secara Counter Current
sebesar 81,89% (laju alir fluida panas konstan) 37,81% (laju alir fluida dingin konstan)
sedangkan untuk pengoperasian secara Co-Current 83,61% (laju alir fluida panas
konstan) dan 28.05% (laju alir fluida dingin konstan).
- Perolehan efisiensi tertinggi diperoleh pengoperasian secara Counter Current, yakni
sebesar 88,26% untuk laju alir fluida panas konstan dan 41,12% untuk laju alit fluida
dingin konstan
- Perolehan efisiensi terendah diperoleh pengoperasian secara Co-Current, yakni sebesar
73.22% untuk laju alir fluida panas konstan dan 4.31% untuk laju alir fluida dingin
kosntan
Hal tersebut sangat sesuai dengan literatur, dimana hal ini dikarenakan arus counter
current dapat menjaga penurunan panas yang perlahan dan perbedaan panas antara dua
fluida yang kecil. Apabila co current, arus yang paling panas langsung bertemu dengan
arus yang paling dingin, hal ini menyebabkan adanya potensi perpindahan panas yang
hilang dan pada akhirnya transfer panasnya kurang efisien.
VII. KESIMPULAN

 Semakin besar laju alir air panas, semakin besar pula koefisien perpindahan panas
keseluruhan baik untuk counter current maupun co-current
 Arah aliran counter current lebih baik dibandingkan co-current dalam hal efisiensi
panas

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Proses Operasi Teknik I, Teknik Gas dan


Petrokimia UI.

Holman,J.P. 1997. Perpindahan Kalor. Jakarta:Erlangga.

Kern,D.Q. 1981. Process Heat Transfer. Mc-Graw Hill International


Company Book,

Allan, D. Kraus, 1981, Heat Transfer Fundamental , University of Akren,


Ohio.

Coulson, J.M., 1983, Chemical Engineering Volume 6, Pergamon Press,


New York.

Geankoplis, J. C, 1983, Transport and Unit Operation, 2nd Edition, Allyn and
Brown, Ind Massachusset.

Kern, D.Q, 1983 ,Process Heat Transfer , McGraw. Hill Book Company.
New York.
Hambali, Desnata dan Harto Tanujaya. 2006. Buku Panduan Praktikum
Prestasi Mesin. Jakarta: Universitas Tarumanagara

Anda mungkin juga menyukai