Anda di halaman 1dari 34

BAB II

ABSORPSI DAN STRIPPING


II.1 ABSORPSI dan STRIPPING

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu


campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya
oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya
tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia).
Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan
dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih
tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik.
Stripping adalah proses pemisahan yang cara kerjanya sama
dengan proses absorbsi hanya solute yang akan dipisahkan
berupa fase liquid sedangkan pelarutnya fase gas.

II.2 Fungsi dari Proses Absorpsi dan Stripping dari Dilute


Mixtures

Absorpsi dan stripping merupakan metode umum untuk :


a) Menghilangkan impuritis dari gas (absorpsi) atau
b) Menghilangkan impuritis dari liquid (stripping).
Hal ini dilakukan dengan mengalirkan absorben liquid (pelarut)
secara countercurrent terhadap campuran uap/gas (absorpsi)
atau suatu vapor countercurrent terhadap campuran liquid
(stripping).

1
II.3 Fungsi Absorbsi dalam industri
Tujuan proses Absorpsi dalam dunia Industri adalah :
Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah
fasenya
Contoh : Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid
yang berfase gas (Formalin adalah larutan formaldehida
dalam air, dengan kadar antara 10%-40%) dapat dihasilkan
melalui proses absorbsi. Formaldehid sebagai gas input
dimasukkan ke dalam reaktor, dimana di dalam air formaldehid
akan mengalami proses polimerisasi.. Output dari reaktor yang
berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada
kondensor hingga suhu 550C, dimasukkan ke dalam absorber.
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan
formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian
terbesar laiinnya terdiri dari metanol, air, dan formaldehid
dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan
hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari
gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current
contact dengan air proses.

Scrubber untuk CO2


Absorber HE Stripper
CO2 GAS
GAS N2
LIQUID
Solven Solven
dan CO2
LIQUID

N2 dan CO2 Steam

GAS Solven
dan CO2

Solven

Absorpsi dan Stripping 7

Gambar 1. Contoh Penyerapan CO2

2
II.4 Kolom Absorpsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan
dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain
dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase
cair dari komponen tersebut.
II.4.1 Struktur dalam absorber (Kolom Absorpsi)

Gambar 2, Bagan kolom Absorpsi

Bagian a : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.


Bagian b : out put gas keluar
Bagian c : in put pelarut masuk
Bagian d : out put pelarut dan gas terserap keluar
Bagian e : tempat pencampuran pelarut dan umpan
Bagian f : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
sehingga mudah untuk diabsorbsi

3
II. 4.2 Prinsip Kerja Kolom Absorbsi
1. Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang
berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase
cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor
kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor
diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber
terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini
terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing atau plate
dengan tingkat sesuai kebutuhan.

II.5 Peralatan Absorpsi dan Stripping

4
Gambar 3. Type-tipe Kolom Absorpsi
II.5.1 Tray Tower

Gambar 4. Tray Tower


II.5.2 Packed Tower
Dalam tower (menara) ini berisi packing, liquida didistribusi
diatas packing dan mengalir kebawah membentuk lapisan tipis di
permukaan packing. Gas umunya mengalir keatas berlawanan
arah terhadap jatuhnya liquid. Kedua fasa (liquid & gas) akan
teraduk sempurna.
Tower/kolom berpacking ini digunakan bila perpindahan massa
dikendalikan oleh kedua tahanan baik gas maupun liquid

5
Gambar 5. Packed Tower
Ada beberapa bentuk packing yaitu : a). Rasching Ring, b).Berl
saddle, c).Pull ring, d).Intalox metal, e).Jaeger metal Tri-pack (lihat
Geankoplis).
Berikut adalah bentuk packing yang dibuat dari keramik :

a b c d
Gambar 6. a. ceramic support grid, b. ceramic ball, c.ceramic
cascade ring, d.ceramic berls-saddles

e f g h
Gambar 7. e.ceramic dome, f.ceramic conjugate ring, g.ceramic
saddle, h.ceramic rashing ring

II.5.3 Spray Tower

6
 Liquida masuk dispraykan dan jatuh karena gravitasi, aliran
gas naik berlawanan arah. Nozzle (lubang) spray berfungsi
untuk memperkecil ukuran liquida. Jarak jatuhnya liquid
ditentukan berdasarkan waktu kontak dan pengaruh jumlah
massa yang dipindahkan
 Spray Tower digunakan untuk perpindahan massa gas-gas
yang sangat mudah larut dimana tahanan fasa gas yang
menjadi kendali dalam fenomena ini

Gambar 8. Spray Tower


II.5.4 Bubble Tower
Bubble Tower pada prinsipnya merupakan kebalikan dari spray
tower. Dalam tower ini gas terdispersi kedalam fasa liquid
membentuk gelembung kecil. Gelembung yang kecil ini
menjadikan kontak antar fasa yang besar
Perpindahan massa yang terjadi selama gelembung naik melalui
fasa liquid, gerakan gelembung tersebut mengurangi tahanan
fasa liquidnya
Bubble Tower digunakan bila laju perpindahan massa
dikendalikan oleh tahanan fasa gas.

7
Gambar 9. Bubble Tower
II.6 Phase Kontak pada Contacting Tray

Gambar 10. Phase Kontak pada Contacting Tray


Aliran Vapor (warna merah) bubble naik melalui froth. Aliran Liquid
melalui froth dan diatas weir. Kondisi froth bervariasi tergantung
pada regim aliran vapor-liquid melibatkan : spray, froth, emulsion
bubble, dan cellular foam.
II.7 Spesifikasi
1. Laju alir gas dan liquid, komposisi, temperatur dan tekanan
2. Derajad pemisahan yang diharapkan (% recovery)
3. Pemilihan jenis pelarut
4. Tekanan dan temperatur operasi serta pressure drop yang
diijinkan
5. Laju pelarut minimum
6. Jumlah stage ideal

8
7. Efek panas dan kebutuhan pendingin
8. Type alat Absorber / Stripper
9. Tinggi kolom Absorber / Stripper
10. Diameter kolom Absorber / Stripper
II.8 Absorben
Absorben atau pelarut ; adalah cairan yang dapat melarutkan bahan
yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun
secara reaksi kimia.Absorben sering juga disebut sebagai cairan
pencuci.
II.9 Syarat2 Absorben/pelarut
1.) Pelarut minimum)
2.) Volatility yang rendah (meningkatkan recovery 9eacto dan
menurunkan loses pelarut)
3.) Stabil (mengurangi kebutuhan penggantian pelarut)
4.) Tidak korosif (mengurangi perawatan dan penggunaan alat
anti korosi)
5.) Viscositas rendah (menurunkan pressure drop dan
kebutuhan pompa, menaikkan aliran massa)
6.) Tidak berbusa bila berkontak dengan gas (mengurangi
ukuran alat)
7.) Tidak beracun dan nonflammable (safety)
8.) Kelayakan proses (mengurangi cost, menurunkan kebutuhan
untuk external source)
II.10 Proses Pengolahan Kembali Pelarut Dalam Proses
Kolom Absorber
1. Konfigurasi absorber akan berbeda dan disesuaikan dengan
sifat alami dari pelarut yang digunakan

9
2. Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari
pelarut),Volalitas pelarut,dan aspek kimia/fisika seperti
korosivitas, viskositas,toxisitas, juga termasuk biaya,
semuanya akan diperhitungkan ketika memilih pelarut untuk
spesifik sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
3. Ketika volalitas pelarut sangat rendah, contohnya pelarut
tidak muncul pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya
cukup sederhana yakni dengan memanaskannya.
II.10.1 Contoh pertama
Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam kolom
pengolahan dari bagian atasnya dan akan dicampur /dikontakan
dengan stripping vapor.Gas ini bisa uap atau gas mulia, dengan
kondisi termodinamika yang telah disesuaikan.dengan pelarut
yang terpolusi. Absorber yang bersih lalu digunakan kembali di
absorpsi kolom.

Gambar 11. Contoh pertama

II.10.2 Contoh kedua


Absorber yang akan didaur ulang masuk ke kolom pemanasan
stripping column. Uap pada stripping dibuat dari cairan pelarut

10
itu sendiri.Bagian yang telah didaur ulang lalu digunakan lagi
untuk menjadi absorber.

Gambar 12. Contoh kedua

II.10.3 Contoh ketiga


Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk mendaur ulang.
Absorber yang terpolusi dilewatkan kedalam destilasi kolom.
Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan dikirim kembali ke absorber.

Gambar 13 Contoh ketiga


II.11 Hubungan Kesetimbangan diantara fase
a. Hukum Fase (Tingkatan) dan Kesetimbangan

11
Untuk memprediksi konsentrasi dari sebuah solute dalam setiap
dari dua fase dalam keadaan kesetimbangan, data
kesetimbangan percobaan harus tersedia. Bila dua fase tidak
berada pada kesetimbangan, laju perpindahan massa
proposional terhadap driving force (gaya dorong), adalah bagian
dari kesetimbangan. Dalam hal kesetimbangan, dua fase adalah,
seperti : gas-liquid atau liquid-liquid . Variabel yang
mempengaruhi kesetimbangan dari suatu solute adalah :
temperatut, tekanan dan konsentrasi.
Kesetimbangan diantara dua fase dalam suatu kondisi dibatasi
oleh Hukum Fase :
F=C-P+2 (1)
Dengan : P = jumlah fase pada kesetimbangan
C = jumlah total komponen dalam dua fase bila tidak
ada reaksi kimia,
F = derajad kebebasan system (jumlah dari variant)
Contoh : untuk sistem gas-liquid, dari C02-udara-air, berarti ada
2 fase dan tiga komponen, dengan persamaan (1) :
F = 3 – 2 +2 = 3
II.12. Kesetimbangan Gas – Liquid
1. Dari data kesetimbangan gas-liquid dapat dilihat pada
Appendix A (Geankoplis), dari A.3-19 s/d A.3-25.
2. Dari data kelarutan
Contoh : Data Kelarutan NH3 terhadap H2O yang diukur pada
temperatur 200C, P = 760 mmHg
lbm NH3 / 100 lbm H2O 7,5 10 15 20 25

Tekanan Parsial NH3, mmHg 50,0 69,6 114 166 227

12
a. Pembuatan Kurva didasarkan mol fraksi

MNH 3 / BMNH 3 7,5 / 17


x=  (2)
MH 2 0 / BMH 2 0 92,5 / 18

p 50,0
y= = (3)
P 760
Tabelkan x Vs y, dan buat grafiknya

b. Pembuatan Kurva didasarkan mol Ratio

MNH 3 / BMNH 3 7,5 / 17


x=  (4)
MH 2 0 / BMH 2 0 92,5 / 18

p 50 (5)
y 

P p 760  50

Tabelkan x Vs y, dan buat grafiknya


3. Pembuatan Kurva berdasarkan hubungan kesetimbangan
,dengan menggunakan Hukum Henry
Hukum Henry
Hubungan kesetimbangan antara pA pada fase gas dan xA
dapat dinyatakan dengan garis lurus persamaan Hukum Henry
pada konsentrasi rendah ;
pA = H xA (6)
Dengan : H = Konstanta Henry
= atm/mole fraksi
Bila persamaan diatas keduanya dibagi dengan tekanan total
maka menjadi : yA = H’ xA. (7)
H’ = H/P = atm/mole fraksi/atm = 1/mole fraksi

13
Contoh soal 1 ;
Konsentrasi oksigen terlarut dalam air;
Berapa konsentrasi oksigen terlarut dalam air pada 298 0K bila
larutan berada dalam kesetimbangan dengan air pada tekanan
total 1 atm? Konstanta Henry = 4,38 x 104 atm/mole fraksi.
Penyelesaian :
Tekanan Parsiil pA dari Oksigen (A) dalam udara = 0,21 atm
. Dengan menggunakan pers.6 ;
0,21 = HxA = 4,38 x 104 xA
xA = 4,80 x 10-6 mol fraksi
Artinya 4,80 x 10-6 mol O2 terlarut dalam 1,0 mol air + oksigen
atau 0,000853 bagian O2/100 bagian air.

II.13 Kesetimbangan kontak satu


1. Kontak kesetimbangan satu stage
Dalam beberapa operasi kimia dan proses2 industri lainnya,
perpindahan massa dari satu fase ke fase lainnya akan terjadi,
biasanya diikuti dengan pemisahan dari komponen2 suatu
campuran, satu komponen akan di transfer ke suatu tingkatan
yang lebih besar dari component satunya.
V1 V2

L0 L1

Gambar 14. Proses kesetimbangan Satu stage


Kesetimbangan masa total : L0 + V2 = L1 + V1 = M (8)
L = kg(lbm), V = kg dan M = total kg

14
Misal komponent A,B, dan C berada pada aliran dan membuat
kesetimbangan A dan C,
L0 XA0 + V2 YA2 = L1 XA1 + V1 YA1 = M XAM (9)
L0 XC0 + V2 YC2 = L1 XC1 + V1 YC1 = M XCM (10)
Persamaan untuk komponen B tdk diperlukan, karena :
xA+xB+C = 1
2. Kontak kesetimbangan satu stage untuk sistem gas-
liquid
• Pada sistem gas-liquid:
• Gas masuk terdiri : A solute dan B inert
• Liquid masuk terdiri : A solute dan C inert
• Untuk komponent A diperoleh pers sbb:

 x   y   x   y 
L'  A0   V '  A2   L'  A1   V '  A1  (11)
 1  x A0   1  y A2   1  x A1   1  y A1 
• Untuk menyelesaikan persamaan diatas, yA1 dan x A1 berada
pada kesetimbangan, yang diberikan oleh pers.;yA1 = H’xA1.

Contoh Soal 2 :
• Suatu campuran gas pada 1 atm abs mengandung udara
dan CO2 di kontakkan dalam suatu single stage pencampur
secara kontinyu dengan air sebagai solven pada 2930K. Gas
dan liquid keluar berada pada kesetimbangan. Laju alir gas
masuk 100 kg.mol/jam, dengan fraksi mol CO2 ;yA2=0,20.
Liquid masuk 300 kg/jam. Hitung jumlah dan komposisi dari
kedua fase aliran yang keluar. Asumsi air tidak menguap ke
fase gas.

15
Penyelesaian :
Diagram seperti gambar 1. aliran inert air adalah : L’=Lo = 300
kg mol/j. Aliran udara V’ : V’ = V(1 – yA) (12)
Diperoleh : V’ = V2(1 – yA2) = 100(1 – 0,20) = 80 kg mol/j
Substituís ke pers.11, untuk membuat kesetimbangan C02 (A),

 0   0,20   x   y 
300   80   300 A1   80 A1  (13)
1 0   1  0,20   1  x A1   1  y A1 
Pada 2930K, konstanta Hukum Henry’s A.3 , H = 0,142 x 104
atm/mol frak. H’ =H/P
H’ = 0,142 x 104 mol frak gas/mol frak liquid. Substitusi ke
pers.7,
yA1 = 0,142 x 104 xA1, substituís ke pers.. 13, diperoleh : xA1 =
1,41 x 10-4 dan yA1 = 0,20.
Untuk kecepatan aliran yang meninggalkan absorber ;
L' 300
L1 = =  300kgmol / j
1  x A1 1  1,41x10 4
V' 80
V1 = = = 100 kg mol/j
1  y A1 1  0,20
Dalam soal diatas bila, larutan liquid terlalu encer, L0 ≈ L1
II.14 Multiple Countercurrent-contact stages
1. Derivasi dari persamaan Umum :
V1 V2 V3 Vn Vn+1 VN VN+1

1 2 n N

L0 L1 L2 Ln-1 Ln LN-1 LN

Gambar 15.. Proses countercurrent stages

16
Kesetimbangan total untuk seluruh stage :
L0 + VN+1 = LN + V1 = M (14)
Dengan : VN+1, LN, = mol/j bahan masuk dan keluar. Untuk
kesetimbangan komponent A,B,C,
L0x0 + VN+1 YN+1 = LNxN + V1Y1 = MxM (15)
x dan y dalam mole fraksi
Kesetimbangan Total pada stage ke- n;
L0 + Vn+1 = Ln + V1 (16)
Untuk suatu kesetimbangan komponent A ;
L0X0 + Vn+1 Yn+1 = LnXn + V1Y1 (17)

Penyelesaian untuk Yn+1 dari persamaan diatas:

Ln xn V1 y1  L0 x0
yn 1   (18)
Vn 1 Vn 1

Ini merupakan suatu persamaan garis operasi dengan slope =


Ln/Vn+1
2. Kontak countercurrent dengan aliran tidak saling larut
 Solute A berpindah terjadi bila aliran V mengandung
komponent A dan B tanpa C, dan aliran L mengandung A
dan C tanpa B. Kedua aliran L dan V tidak saling larut satu
sama lain hanya komponent A yang berpindah
 Bila L dan V adalah aliran yang encer dengan komponent A,
maka aliran cenderung mengalir konstan dan slope Ln/Vn+1
mendekati konstan, sehingga diperoleh garis operasi
merupakan garis lurus (gambar 16).

17
3. Skema Kontak countercurrent dengan aliran tidak saling
larut
y1 x0 yN+1
garis operasi
stage 1
y2 x1

2 y4 4

y3 x2 Mole Fraksi
3 y3 3 garis

y4 x3 y2 kesetimbangan

yN+1 xN y1 1

Gambar 16. Jumlah stages pada suatu proses kontak


Multipel Stage (diperoleh dari persamaan 18)

Suatu persoalan penting dimana solute A akan terjadi perpindahan


bila aliran V mengandung komponen A dan B tanpa ada C, dan
aliran solven L mengandung A dan C tanpa ada B. Dua aliran L dan
V adalah tidak saling larut , hanya A yang akan berpindah.
Bila pers.18 di plot pada x,y, maka terlihat seperti pada gambar .16.
Pada gambar 16, y1 dan x0 berada pada garis operasi dan y1 dan x1
berada pada garis kesetimbangan. Setiap stage diwakili oleh sebuah
garis pada gambar 16, langkah dilanjutkan ingá titik yN+1, dicapai.
Jika aliran L dan V encer dalam componen A, aliran mendekati
keadaan constan dan slope Ln/Vn+1 mendekati constan.
Contoh Soal 3.
Diinginkan mengabsorb 90% acetone dalam udara yang
mengandung 1% aceton dlm suatu menara countercurrent. Aliran
gas masuk 30 kg.mol/j, dan total air murni masuk sebagai absorbent

18
adalah 90 kg.mol H20 /j. Proses di operasikan pada keadaan
isothermal 3000K dan tekanan total 101,3 kPa. Hubungan
kesetimbangan aceton dalam gas dan liquid : yA = 2,53 xA. Tentukan
jumlah stage yang dibutuhkan secara teori untuk proses operasi ini,
Penyelesaian :
Diagram proses seperti gambar 16. yAN+1 = 0,01, xA0 = 0, VN+1 = 30,0
kg mol/j dan L0= 90,0 kg mol/j. Kesetimbangan material Aceton,
Jumlah aceton masuk = yAN+1 VN+1 = 0,01(30,0)= 0,30 kg mol/j
Udara masuk = (1– yAN+1)VN+1 = (1– 0,01)(30,0) = 29,7 kg mol
udara/j
Aceton sisa di V1 = 0,10(0,30) = 0,030 kg mol/j
Aceton sisa di LN = 0,90(0,30) = 0,27 kg mol/j
V1 = 29,7 + 0,03 = 29,73 kg mol udara + aceton/j
0,030
yA1 = = 0,00101
29,73
LN = 90,0 + 0,27 = 90,27 kg mol air + aceton/j
0,27
xAN = = 0,00300
90,27
Aliran liquid pada aliran masuk L0 = 90,0 pada aliran keluar LN =
90,27 dan V dari 30,0 s/d 29,73, maka slope L n/Vn+1 pada garis
operasi adalah konstan (= 3). Garis operasi bersama dengan garis
kesetimbangan yA = 2,53 xA digambar sperti gambar 17. dimulai
pada titik yA1, xA0, maka diperoleh sekitar 5,2 stage.

19
0,012
YAN+!

0,008 garis operasi 5

Mole fraksi,
yA 4

0,004 3
Garis kesetimbangan
yA1 2
1
0
0 0,00 1 0,002 0,003 0,004
xA0 xAN
Mole fraksi acetone dalam air, xA

Gambar 17. Stage teoritikal untuk proses Absorpsi


countercurrent

II.15 Metode Analitik untuk Trayed Towers


Metode grafik untuk menentukan jumlah stage memang lebih mudah
dan umum digunakan, namun kendalanya adalah :
1.) Jumlah stage N menjadi besar
2.) N is specified rather than the desired purity,
3.) Lebih dari satu solut yang diabsorpsi
4.) Kondisi operasi bisa dioptimasi
5.) Untuk konsentrasi yang tinggi atau yang rendah memerlukan
multiple diagrams

20
Persamaan Analitik untuk Countercurrent stage contact
Pers.kesetimbangan komponen;
L0x0 + VN+1yN+1 = LNxN + V1y1 atau, (19)
LNxN - VN+1yN+1 = L0x0 - V1y1 (20)
Pers.kesetimbangan untuk stage n pertama:
L0x0 + Vn+1yn+1 = Lnxn + V1y1 atau, (21)
Lnxn - V1y1 = Lnxn - Vn+1yn+1 (22)
Pers (22) ke pers (24) diperoleh :
Lnxn - Vn+1yn+1 = LNxN - VN+1yN+1 (23)
Selama aliran molar konstan, Ln=LN=konstan=L dan
Vn+1=VN+1=konstan=V, sehingga diperoleh:
L(xn – xN) = V(yn+1 – yN+1) (24)
Selama yn+1 dan xn+1 berada pada kesetimbangan dan dalam bentuk
garis lurus, yn+1 = mxn+1 dan yN+1 = mxN+1. Substitusi mxn+1 untuk yn+1
dan A=L/mV, pers. (24) diatas menjadi ;

y N 1
xn1  Axn   Ax N (25)
m
Dengan : A = faktor absorbsi
Dengan menggunakan kalkulus maka pers (25) diperoleh;
Untuk proses Absorbsi ;
Transfer solute A dari fase V ke L :
(26)
y N 1  y1 A N 1  A
 N 1
y N 1  mx0 A 1

 y  mx0  1  1  (27)
log  N 1 1    
 1
y  mx 0  A A
N
log A

21
Bila A =1, (28)
y N 1  y1
N
y1  mx0

Untuk proses Striping :


(29)
N 1
x0  xN (1 / A)  (1 / A)

x0  ( y N 1 / m) (1 / A) N 1  1)
(30)
 x  ( y N 1 / m) 
log  0 (1  A)  A
N  xN  ( y N 1 / m) 
log( 1 / A)
x0  x N (31)
BilaA  1, N 
x N  ( y N 1 / m)

A = L/mV
Komponen A = L/mV m-value
Air 1,7 0,031
Aseton 1,38 2,0
Oksigen 0,00006 45.000
Nitrogen 0,00003 90.000
Argon 0,00008 35.000

Contoh soal 4. (sama seperti soal.3)


Penyelesaian :
Pada stage 1, V1 = 29,73 kg mol/j, yA1 = 0,00101, l0 = 90,0 dan
xA0 = 0.
Hubungan kesetimbangan yA = 2,53 xA, dimana m = 2,53

22
L L0 90,0
Kemudian : A2 = = = = 1,20
mV mV1 2,53 x 29,73
Pada Stage N, VN+1 = 30,0, yAN+1 = 0,01, LN = 90,27 dan xAN =
0,00300

LN 90,27
AN = = = 1,19
mVN 1 2,53 x30,0

Rata2 geometrik A = A1 AN = 1,20 x1,19 = 1,195


Solut Aceton transfer dari V ke L (absorpsi)
Substitusi ke pers. 27, :

 0,01  2,53(0)  1  1 
ln  1   
 0,00101  2,53(0)  1,195  1,195 
N = 5,04 stage
ln( 1,195)

II.16 Disain dari Menara Absorpsi Plate


1. Operasi –Garis Derivasi
Sebuah Menara Absorpsi Plate mempunyai diagram alir proses
yang sama seperti proses multipel stage countercurrent yaitu
seperti Menara Tray vertikal ((gambar 15) dan seperti gambar 18
dibawah ini.

23
V1,y1 L0, x0
1
1
2

Vn+1, yn+1 Ln, xn

n+1

N-1
N

VN+1, yN+1 L N, x N

Gambar 18. Neraca Massa dalam Menara Absorpsi Tray

Dalam persoalan ini, solut A berdiffusi melalui sebuah gas yang


stagnant (B) dan kemudian masuk ke fluida yang stagnant.
Jika V’ = kg mol inert udara/dt dan L’=kg mol inert solvent air/dt
m2.units (lb mol inert/j.ft2), maka Neraca Massa Over all adalah
sbb:

 x   y   x   y 
L'  0   V '  N 1   L'  N   V '  1  (32)
 1  x0   1  y N 1   1  xN  1 y 

Sebuah Neraca Massa sekitar kotak yang diberi garis putus-


putus sbb :

24
 x   y   x   y 
L'  0   V '  n1   L'  n   V '  1  (33)
 1  x0   1  y n1   1  xn  1 y 
Dengan : x=fraksi mole A dalam liquid, y=fraksi mole A dalam
gas, L0=total mole liquid/dt dan VN+1 total mole gas/dt.
Persamaan 33, adalah kesetimbangan material atau garis
operasi untuk proses absorpsi dengan menara Plate (Tray).
2. Penentuan secara grafik jumlah plate dari Menara Tray
(Menara Plate)
Pem-plot an persamaan 33 dalam koordinat x,y akan
memberikan suatu garis kurva. Jika x dan sangat encer, 1-y dan
1-x mendekati nilai 1, dan garis operasi mendekati garis lurus,
slopenya adalah :  L’/V’. Jumlah plate teoritis sama dengan
gambar 16.

Contoh Soal 5 ;
Sebuah menara Tray akan didisain untuk mengabsorb SO 2 dari
aliran udara dengan menggunakan air murni sebagai pelarutnya
pada 2930K (680F). Gas masuk mengandung 20 mol% SO 2 dan
keluar Tower 2 mol % pada tekanan total 101,3 kPa. Laju aliran
udara inert adalah 150 kg udara/j.m 2 dan aliran air masuk 6000 kg
air/j.m2. Misalkan effisiensi Menara Tray 25%, berapa banyak tray
teoritikal dan dan sesungguhnya dibutuhkan pada proses tersebut
diatas. Asumís bahwa proses berjalan pada 293 0K (200C).
Penyelesaian :
Dihitung dahulu aliran dalam molar :
150
V’ = = 5,18 kg mol inert udara/j.m 2
29

25
6000
L’ = = 333 kg mol inert air/j.m 2
18
Menggunakan gambar .18, yN+1 = 0,20, y1 = 0,02 dan x0 = 0.

yN+1 0,20
0,18 garis operasi
0,16

Mole fraksi, y

0,08
2
0,06

y1 0,02
1
0 0,002 0,004 0,006 0,008
Mole Fraksi, x

Gambar 19. Jumlah Plate teoritis proses absorpsi Contoh soal .

Substitusi ke pers.32, diperoleh :

 0   
300   5,18 0,20   333 x N  0,02 
  5,18 
1 0  1 x
   1  0,20   N   1  0,02 
xN = 0,00355
Substitusi ke pers. 33,

 0       0,02 
333   5,18 y n 1   333 x n   5,18 
1 0  1 y  1 x
   n 1   n   1  0,02 
Untuk menggambarkan garis operasi dibutuhkan beberapa titik lagi.

26
Diambil yn+1 = 0,07 dan substitusi ke pers 33, diperoleh x n
=0,000855, yn=1 = 0,13, xn = 0,000201 dst. Data kesetimbangan
dapat diperoleh dari App.A.3 ((Geankopls).
Sehingga diperoleh Plate teoritis = 2,4 dan jumlah tray
sesungguhnya = 2,4/0,25 = 9,6 tray.
II.16 Disain dari Menara Packed untuk proses Absorpsi
1. Derivasi garis operasi :
Untuk solute A berdifusi melalui sebuah gas yang stagnan dan
kemudian menuju ke fluida yang stagnan, sebuah
kesetimbangan material over all komponen A pada gambar 20
untuk sebuah Menara Packing adalah :

 x   y   x   y 
L'  2   V '  1   L'  1   V '  2  (34)
 1  x2   1  y1   1  x1   1  y2 
Dimana : y1 dan x2 = bahan masuk
L’ = kg mol inert liquid/dt atau kg mol inert liquid/dt.m 2
V’ = kg mol inert gas/dt atau kg mol inert gas/dt.m 2
y1 dan x1 = molle fraksi A dalam gas dan liquid
Aliran L’ dan V’ constan melalui Menara, tetapi aliran total L dan
V tidak constan.
Kesetimbangan sekitar daerah yang diberi garis titik-titik pada
gambar 20. memberikan garis operasi sbb ;

 x     
L'    V '  y1   L'  x1   V '  y 
1 x      1 y  (35)
   1  y1   1  x1   
Persamaan diatas bila digambarkan akan memberikan garis
lurus seperti pada gambar 20.

27
V2, y2 L2, x2

dz

V, y L,x z

V1, y1 L1, x1
Gambar 20. Kesetimbangan Material untuk proses
Absorpsi pada menara Packing

Bottom menara
y1 Top
y2

Mole garis kesetimbangan


Fraksi,y

Garis operasi
Y2 Top bottom
y1

0 x2 x1 0 x1 x2
Mole Fraksi, x Mole Fraksi, x
(a) (b)

Gambar 21. Garis Operasi untuk (a).proses absorpsi dari A dari


aliran V ke L, (b).proses stripping dari A, dari aliran L ke V

Persamaan (35), bila di plot pada koordinat x y, akan memberikan


garis kurva seperti gambar 21.a. Persamaan (35) dapat dituliskan

28
juga dalam bentuk tekanan partial p1 dari A, dimana y1 /(1-y1) = p1 /(P
– p1) dan seterusnya. Jika x dan y sangat encer, (1-x) dan (1-y) = 1,
dan persamaan (35) menjadi :
L’x + V’y1 = L’x1 + V’y (36)
Dan ini mempunyai slope L’/V’ dan garis operasi biasanya garis
lurus.

2. Ratio Limiting dan L’/V/ optimum


Pada proses absorpsi, aliran gas masuk V1 (gambar 21) dan
komposisi y1 biasanya satu kesatuan. Konsentrasi y2 keluar
biasanya yang diatur, dan konsentrasi x 2 dari aliran liquid masuk
yang ditetapkan. Oleh karenanya , jumlah aliran liquid masuk L2 atau
L’ terbuka untuk ditentukan.
Pada gambar 22., aliran V1 dan konsentrasi y2, x2, dan y1 adalah
suatu kesatuan. Bila garis operasi mempunyai slope minimum dan
menyinggung garis ekulibrium pada titik P, aliran liquid L’ adalah
minimum pada L’min. Nilai dari x1 maksimum pada x1max bila L’
minimum. Pada titik P driving force y-y*, y-yi, x*-x, dan xi-x semuanya
= 0. Penyelesaian untuk L’min, nilai y1 dan ximax disubstitusi ke
persamaan garis operasi. Pada beberapa persoalan, jira garis
kesetimbangan adalah kurva bersifat cekung menurun kebawah,
nilai minimum dari L diperoleh melalui garis operasi menjadi tangent
ke garis kesetimbangan menjadi memotongnya.
Pemilihan ratio L’/V’ minimum untuk digunakan pada disain
tergantung pada kesetimbangan ekonomi. Pada proses absorpsi,
semakin tinggi nilai semakin besar aliran liquid dan karenanya
diameter menara menjadi besar. Biaya untuk me-recover solute dari
liquid dengan distilasi akan menjadi tinggi. Suatu hasil aliran liquid

29
yang sederhana pada suatu menara yang tinggi, dimana juga sangat
mahal. Suatu pendekatan, untuk proses absorpsi kecepatan aliran
liquid yang optimum dapat diambil biasanya sekitar 1,2-1,5 kali L’min.
Untuk proses Stripping, seperti gambar 22.b, dimana garis operasi
mempunyai slope maksimum dan menyinggung garis operasi pada
titik P, selanjutnya aliran gas pada keadaan minimum V’min. Nilai y2
pada y2mak adalah keadaan maksimum. Sama seperti proses
absorpsi, V= 1,5 x V’min.
Garis operasi untuk aliran
Liquid Sesungguhnya P
P
y1 y1 mak

y2

gariskesetimbangan

garis operasi untuk


y2 aliran liquid minimum
y1

0 x2 x1 x1mak x1 x2

(a) (b)

Gambar 22. Garis Operasi untuk kondisi terbatas


(a).absorpsi, (b).Stripping

30
3. Persamaan Analitik untuk menghitung jumlah plate teoritis
dari menara packing.
Persamaan Analitik untuk menghitung jumlah plate teoritis N dalam
suatu proses absorpsi dengan menggunakan menara packing sama
dengan persamaan yang digunakan pada menara plate.
Untuk perpindahan solote dari fase gas V ke fase liquid L (absorpsi),

 y  mx2  
ln  1 1  1 / A  1 / A
 y 2  mx2 
N   (37)
ln A
Untuk perpindahan solute dari fase liquid L ke fase gas V (stripping) ,

 x  y1 / m  
ln  2 1  A  A
 x1  y1 / m 
N   (38)
ln( 1 / A)
Dimana A = L/mV
Bila garis kesetimbangan dan garis operasi merupakan garis lurus,
m dan A = L/mV akan bermacam macam.
-Untuk proses Absorpsi pada konsentrat bottom di tray terakhir,
slope m1 pada titik x1 yang digunakan.
-Untuk larutan encer pada top tray, m 2 pada titik y2 pada garis
keaetimbangan yang digunakan.

Jadi, A1 = L1/m1V1, A2 = L2/m2V2, dan A = A1 A2 (39)

Juga, untuk larutan encer m 2 digunakan dari persamaan


-Untuk proses Stripping , pada bagian atas (top) atau konsentret
stage, slope m 2 pada titik y2 pada garis kesetimbangan yang
digunakan.

31
- Pada daerah bottom atau larutan encer, slope m 1 pada titik x1 pada
garis kesetimbangan yang digunakan.

Jadi A1 = L1/m1V1, A2 = L2/m2V2, dan A = A1 A2 .

Contoh Soal 6 ; Laju Alir minimum dan penentuan Jumlah Tray


dengan cara Analitik.
Sebuah Menara Tray mengabsorbsi ethyl alkohol dari aliran gas
inert menggunakan air murni pada 3030 K dan 101,3 kPa.. Laju
aliran gas masuk 100 kg mol/j dan mengandung 2,2 mol %
alkohol. Diinginkan untuk mengambil 90% alkohol. Hubungan garis
kesetimbangan adalah ;y = mx = 0,68x untuk aliran cukup encer.
Menggunakan 1,5 x laju alir minimum, tentukan jumlah Tray yang
dibutuhkan. Gunakan penyelesaian secara grafik dan pers analitik.
Penyelesaian :
Data yang diberikan : y1= 0,022, x2 = 0, V1 = 100 kg mol/j, m =
0,68. V’ = V1(1-y1) =100(1-0,022) = 97,8 kg mol inert/j. Mole
alkohol/j V1 = 100 – 97,8 = 2,20. Menghilangkan 90%, mole/j pada
gas keluar V2 = 0,10(2,20) = 0,220. V2 = V’ + 0,22 = 97,8 + 0,22 =
98,02. y2 = 0,22/98,02 = 0,002244. Garis kesetimbangan di plot
dalam grafik x,y, dengan y2, x2, dan y1. Garis operasi untuk aliran
liquid minimum Lmin adalah di gambar dari y2 ,x2, ke titik P,
menyinggung garis kesetimbangan dimana x 1mak = y1/m =
0,022/068 = 0,03235, substituís ke persamaan garis operasi (34)
dan menyelesaikan nilai Lmin.

 x   y   x   y 
L'  2   V '  1   L'  1   V '  2 
 1  x2   1  y1   1  x1   1  y2 

32
 0   0,022   0,03235   0,002244 
L' min    97,8   L' min    97,8 
1 0   1  0,022   1  0,03235   1  0,002244 

L’min = 59,24 kg mol/j. Gunakan 1,5 x L’min = 1,5(59,24) = 88,86.


Dengan menggunakan pers. 34, untuk L’min=88,68 dan
menyelesaikan konsentrasi keluar, x1 = 0,002180. Garis operasi di
plot sebagai garis lurus yang menyinggung titik y2, x2, dan y1, x1
pada gambar 23. Suatu titik intermedit dihitung dengan mengatur y =
0,012 pada pers. 34 dan diperoleh x = 0,01078. Plot titik ini terlihat
bahwa garis operasi cenderung berbentuk garis lurus. Ini terjadi
karena larutan sangat encer.
Jumlah Tray diperoleh = 4,0. Total laju alir ;V1 = 100, V2 = V’/(1-y2) =
97,8(1-0,0022440 = 98,02, L2 = L’ = 88,68 dan L1 = L;/(1-x1) =
88,68/(1-0,02180) = 90,84.
Untuk menghitung jumlah tray secara Analitik, A1 = L1/mV1 =
90,84/(0,68)(100) = 1,336, A2 = L2/mV2 = 88,68/((0,68)(98,02) = 1,33.
Dengan menggunakan rata2 geometrik, A = 1,335. Dengan
menggunakan pers.38,

 y  mx2  
1  1 / A  1 / A
1
N ln  1
ln A  y 2  mx2  
 0,022  0  
( 1 / 1,335  1 / 1,335
1
N ln 
ln 1,335  0,00224  0  
N = 4,04, hampir sama dengan yang diperoleh secara grafik

33
y1
0,02 P

Garis operasi utk


1,5 L’min

0,01
garis operasi utk L’min

Garis operasi kesetimbangan


y2

0 0,01 0,02 0,03


x2 x1 x1maks
Gambar 23. Garis Operasi untuk minimum dan
aliran liquid aktual

34

Anda mungkin juga menyukai