Anda di halaman 1dari 2

Praktikum Operasi Teknik Kimia, 10 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

HEAT EXCHANGER
Shakin Ervita Oktavia, Desi Puryani, Mira Melina
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

1. TUJUAN PRAKTIKUM Pada kondisi hot water flow nya 3 l/min


dikarenakan laju aliran fluida panas yang cepat, maka
Tujuan dari praktikum Heat Exchanger ini antara perpindahan panasnya menjadi semakin konstan namun
lain dapat mempelajari fenomena perpindahan panas, dapat masih terjadi fenomena penurunan suhu walaupun hanya
menentukan koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan sedikit.. Temperatur cold fluid mengalami kenaikan rata-
dapat menentukan efisiensi alat penukar panas. rata sebesar 4,5oC, dari suhu 27,7oC menjadi 32,3oC.
Temperatur hot fluid mengalami penurunan rata-rata
2. VARIABEL PRAKTIKUM sebesar 1,7oC, dari suhu 48,8oC menjadi 47,1oC.

Di dalam praktikum Heat Exchanger ini terdapat Dapat disimpulkan jika laju alir semakin cepat
2 variabel yaitu variabel tetap dan variabel bebas. Variabel membuat perpindahan panas semakin efisien. Di dalam
tetap pada praktikum ini antara lain cold water valve setting shell terdapat baffle yang memiliki fungsi untuk
100 %, dan suhu fluida panas yang masuk 50oC. Sedangkan meningkatkan waktu tinggal fluida dingin sehingga transfer
variabel bebas pada praktikum ini yaitu jenis aliran berupa panas dapat efisien. Di dalam praktikum ini, nilai heat
counter current dan co-current, serta hot water flowrate power lost di laju aliran 3 L/ menit lebih besar, hal ini
dengan nilai 1 l/min, 2 l/min, dan 3 l/min. mengindikasikan bahwa perpindahan panas dari fluida
panas ke fluida dingin lebih efisien dan berbanding lurus
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan laju alirannya. Meningkatnya laju alir disini juga
meningkatkan semua nilai yang terpengaruh oleh laju
Alat penukar kalor (heat exchanger) adalah suatu alir(Ariyanto,2000).
alat yang digunakan untuk memindahkan panas antara dua
buah fluida atau lebih yang memiliki perbedaan Pada jenis aliran cocurrent dan hot water flow
temperature yaitu fluida yang bertemperatur tinggi ke nya 1l/min, peningkatan temperatur cold fluid sebesar
fluida yang bertemperatur rendah. Menurut Cengel (1997), 2,9oC, dari suhu 27,9oC menjadi 30,8oC. Penurunan
hampir pada semua heat exchanger, perpindahan panas temperatur hot fluid sebesar 4,7oC, dari suhu 50,0oC
didominasi oleh konveksi dan konduksi dari fluida panas ke menjadi 45,3oC. Peningkatan ini lebih besar dibandingkan
fluida dingin, dimana keduanya dipisahkan oleh dinding. aliran counter current dengan kecepatan laju alir yang
Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi oleh sama.
bentuk geometri heat exchanger dan tiga bilangan tak
berdimensi, yaitu bilangan Reynold, bilangan Nusselt dan Pada kondisi ini, dikarenakan laju aliran yang
bilangan Prandtl fluida. searah antara fluida panas dan fluida dingin dengan laju 2
L/ menit membuat temperatur tidak konstan dan
3.1. Fenomena Perpindahan Panas Pada Berbagai perpindahan panas menjadi tidak efisien. Kenaikan
Flowrate temperatur rata-rata pada cold fluid sebesar 4,1oC, dari
suhu 28,3oC menjadi 32,4oC. Penurunan temperatur rata-
Pada praktikum ini kami menggunakan 6 variabel rata pada hot fluid sebesar 3,2oC, dari suhu 50,0oC menjadi
dimana hot water flow dan jenis alirannya berbeda. Pada 46,8oC.
jenis aliran countercurrent dan hot water flow nya 1l/min
perpindahan panas antara fluida panas dan fluida dingin Penurunan temperatur membuat efisiensi rendah
tidak konstan. Hal tersebut dikarenakan laju yang terlalu sehingga perpindahan panas pada laju 3 l/min lebih baik
rendah menyebabkan perpindahan panasnya terlalu cepat dibandingkan laju 2 L/menit dan 1 L/menit. Peningkatan
namun tidak maksimal karena suhu dari shell and tube juga temperatur cold fluid rata-rata sebesar 4,8oC, dari suhu
akan cepat menurun. Temperatur cold fluid mengalami 28,8oC menjadi 33 oC. Penurunan temperatur hot fluid rata-
rata-rata kenaikan sebesar 3,6oC, dari 26,8oC menjadi 30,4 rata sebesar 3oC, dari suhu 50,0 oC menjadi 47 oC.
oC, sedangkan temperatur hot fluid mengalami penurunan
Peningkatan suhu cold fluid pada aliran cuonter-current
rata-rata sebesar 4,2 oC, dari 51,9oC menjadi 47,7 oC. lebih besar dibandingkan pada aliran co-current.

Sedangkan pada jenis aliran yang sama dan hot 3.2. Hubungan Antara Flowrate dengan Koefisien
water flow nya 2 l/min dikarenakan laju aliran fluida panas Perpindahan Panas Overal
lebih cepat, maka perpindahan panasnya menjadi lebih
stabil namun tetap masih ada fenomena penurunan suhu Diperoleh hasil perhitungan perpindahan panas
pada outlet cold fluid walupun tidak sebesar pada laju alir 1 pada aliran counter-current dan co-current. Dari
L/menit. Temperatur cold fluid mengalami kenaikan rata- perhitungan dapat dilihat bahwa dengan memvariasikan
rata sebesar 3.8oC, dari suhu 29 oC menjadi 32,8oC. laju alir panas pada aliran counter-current dan co-current
Temperatur hot fluid mengalami penurunan rata-rata maka semakin besar laju alir panas semakin besar pula
sebesar 2,1 oC, dari suhu 49,2oC menjadi 47,1oC. koefisien pindah panas keseluruhan dan pindah panas dari
kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fluida semakin
Praktikum Operasi Teknik Kimia, 10 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

besar. Panas yang dilepas oleh fluida panas dan panas yang Diperoleh hasil aliran counter current lebih
diterima oleh fluida dingin semakin besar dengan semakin efektif dibanding aliran cocurrent, dilihat dari efisiensi
meningkatnya laju alir panas, namun panas yang dilepas overall yang lebih besar. Efektivitas dari penukar panas
selalu lebih besar dibandingkan dengan panas yang adalah rasio dari perpindahan panas aktual terhadap
diterima, hal ini berarti ada energi yang hilang (Ariyanto, perpindahan panas maksimum, yang dipengaruhi oleh
2000). adanya panas yang dikeluarkan oleh fluida panas (Qh) dan
panas yang diterima oleh fluida dingin (Qc), serta adanya
2000 selisih temperature fluida dingin dengan fluida panas .Suatu
U kg/(m2sekonOC)

sistem dapat berjalan baik dalam segi pertukaran panas jika


1500 counter
memiliki selisih suhu yang cukup signifikan dan dapat
current
1000 menghasilkan efisiensi yang tinggi sehingga dapat
menghemat energi. Energi disini akan dikembalikan lagi
500
dalam proses produksi, sehingga energi tidak terbuang sia-
co
0 sia. Semakin kecil laju alir maka semakin besar transfer
current
0 1 2 3 panas ditunjukan dengan nilai efficiency overall yang
V ( L/Menit ) memiliki nilai hampir dari 100% bahkan lebih dari 100 %
(Poernomo, 2013).
Grafik 1.Hubungan antara flowrate dan U pada aliran
2
counter current dan co current =13 (Kern,1972)

Dari grafik hubungan antara flowrate dan U di 4. SIMPULAN


atas dapat dilihat bahwa untuk hasil perhitungan U pada
aliran counter-current jauh lebih kecil dibandingkan nilai U a.Perpindahan panas pada aliran co-current lebih
pada aliran co-current,. Hal ini, bisa disebabkan oleh besar daripada pada aliran counter-current
beberapa kemungkinan, yaitu adanya proses pemanasan namun temperaturnya fluktuatif karena hot fluid
dari fluida panas masih belum sempurna (belum konstan) dan cold fluid memiliki arah aliran yang sama.
yang mengakibatkan kenaikan suhu masuk dan keluar b. Semakin besar laju aliran hot fluid maka
fluida panas, dan kemudian secara tiba-tiba mulai konstan koefisien perpindahan panas keseluruhan
yang menyebabkan suhu yang mula-mula naik menjadi semakin besar. Pada aliran counter current U
turun (Kern, 1972). Untuk aliran co-current dan counter- terbesar pada V= 3 L/min yaitu 1055
current dari grafik dapat dilihat bahwa nilai U cenderung kg/(m2sekonOC),sedangkan pada co current
semakin besar / berbanding lurus dengan rate aliran. terbesar pada V= 3 L/min yaitu 1597,4
Kemudian dengan melihat hasil LMTD pada perhitungan kg/(m2sekonOC.
didapatkan nilai yang lebih besar terdapat pada aliran c. Semakin besar laju aliran efisiensi semakin
counter current. Semakin besar nilai LMTD ini turun,efisiensi terbesar pada aliran counter-
mengindikasikan bahwa perpindahan panas semakin baik / current pada laju alir 1 L/menit, sebesar
efektif. Nilai LMTD juga mempengaruhi nilai U, dimana 28,3845%. Sedangkan pada aliran co-current
semakin besar nilai LMTD akan memperkecil besar U. pada laju alir yang sama diperoleh efisiensi
Sesuai dengan literatur semakin besar LMTD maka nilai Q sebesar 16,59%.
semakin besar q= U A TLMTD (Kern, 1972). REFERENSI

3.3. Hubungan Antara Flowrate dengan Efisiensi Ariyanto, H., Pengaruh Kecepatan Aliran Fluida Masuk
Terhadap Efektivitas Heat Exchanger Model Shell
Berdasarkan data hasil percobaan dengan And Tube, Tugas Akhir no. 00.54.401, Jurusan
memvariasikan laju aliran fluida panas dengan laju aliran Teknik Mesin UK Petra, 2000.
fluida dingin,semakin besar laju alir maka efisiensi semakin Kern, D.Q. and Kraus, A.D., Extended surface heat
turun. Kondisi ini disebabkan karena laju aliran naik maka transfer, 1972, McGraw-Hill, New York, NY.
kecepatan aliran naik sehingga waktu kontak perpindahan Poernomo, Heroe. 2013. Pembuatan Alat Monitoring
panas semakin berkurang sehingga efisiensi semakin kecil Mesin Penukar Panas (Heat Exchanger) untuk
atau menurun (Poernomo,2013). Menganalisis Unjuk Kerja dan
Karakteristiknya.Jurnal Teknik Permesinan Kapal.
40 Politeknik Negeri Surabaya, Surabaya.

30
Efisiensi Overall

counter
20 current
(%)

10
co
0 current
0 1 2 3
V ( L/Menit )

Grafik 2. Hubungan antara flowrate dan efisiensi pada


aliran

Anda mungkin juga menyukai