Anda di halaman 1dari 14

Laporan Operasi Teknik Kimia

Semester IV 2022/2023

LAPORAN PRAKTIKUM

Heat Exchanger (Double Pipe)

Pembimbing : Octonianus SR. Pasanda, S.T., M.T.


Kelompok : 2 (Dua)
Tgl. Praktikum : 28 Maret 2023

Nama : Abd. Hasir


Nim : 43221029
Kelas : 2B D-4 TKI

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
Heat Exchanger (Double Pipe)
I. Tujuan
 Untuk dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas pipa ganda
(shell and tube HE)
 Untuk mengetahui kerakteristik alat penukar panas dengan menghitung :
 LMTD pada aliran berlawanan arah.
 Neraca panas
 Koefisien perpindahan panas keseluruhan

II. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
 Alat penukar panas (shell and tube HE)
 Thermo bath (sumber fluida)
 Penampung air

2. Bahan yang digunakan


 Air bersih
 Es Batu

III. Dasar Teori


1. Pengertian Heat Exchanger

Heat exchanger merupakan alat yang dapat memindahkan panas


dari satu sistem kesistem yang lain tanpa terjadi perpindahan massa dari
sistem satu ke sistem lainnya. Penukar panas atau heat exchanger
merupakan suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas yang dipakai adalah uap lewat panas (superheated
steam) dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar
panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida
dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena

adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang


memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.

Prosedur yang dilakukan pada percobaan heat exchanger terdapat


dua cara, yaitu single pass double pipe heat exchanger dan single pass
shell and tube pipe heat exchanger. Panaskan air dalam tangki
penampung air panas dengan temperature tertentu. Isi pipa air dan
hilangkan gelembung-gelembung udara dari pipa manometer, alirkan air
melalui bagian dalam pipa pada laju alir yang diinginkan. Alirkan air
panas kedalam bagian shell pada tekanan tertentu. Setelah aliran dan
temperature konstan (tercapai keadaan steady), lakukan pengamatan
selama sedikitnya 20 menit untuk data-data berikut selama selang waktu
2 menit : waktu, pembacaan manometer, temperatur air pendingin/ air
panas masuk dan keluar tekanan air panas. Ulangi percobaan dengan
variasi laju alir dan temperature umpan air panas.

1.1. Prinsip Kerja Heat Exchanger

Prinsip Kerja Heat Exchanger Heat Exchanger bekerja berdasarkan


prinsip perpindahan panas (heat transfer), di mana terjadi perpindahan
panas dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang temperaturnya
lebih rendah. Biasanya ada suatu dinding metal yang menyekat antara
kedua cairan yang beraku sebagai konduktor. Permukaan are heat
exchanger 0 0 mempengaruhi efisiensi dan kecepatan perpindahan panas
yang lebihbesar area permukaan panas exchanger, lebih efisisen, dan yang
lebih cepat pemindahan panasnya. Berdasarkan jenis alirannya heat
exchanger dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Paralel Flow
Kedua fluida, mengalir dalam heat exchanger dengan aliran
searah. Kedua fluida memasuki HE dengan perbedaan suhu
besar. Perbedaan temperature yang besar akan berkurang seiring
dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatu keluaran
dari fluida dingin tidak akan melebihi temperature fluida panas.

b. Counter Flow
Berlawanan dengan parallel flow, kedua aliran fluida yang
mengalir dalam HE masuk dari arah berlawanan. Aliran keluaran
fluida idngin ini suhunya mendekati suhu dari masukan fluida
panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih efektif dari parallel
flow. Mekanisme perpindahan kalor jenis ini hamper sama dengan
parallel flow, di mana aplikasi bentuk diferensial dari persamaan
steady state.

c. Cross Flow Heat Exchanger


Di mana suatu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain.
Biasa dipakai untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya
system kondensor uap (tube and shell heat exchanger), di mana
uap memasuki shell, air pendingin mengalir di dalam tube dan
menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.

1.1.2. Jenis Jenis Heat Exchanger


a. Secara umum ada 2 tipe penukar panas, yaitu:

1) Tipe Kontak Langsung


Tipe kontak langsung adalah tipe alat penukar kalor di mana antara
dua zat yang dipertukarkan energinya dicampur atau dikontakkan
langsung. Dengan demikian ciri khas dari penukar kalor seperti ini
adalah bahwa kedua zat yang dipertukarkan energinya saling
berkontak langsung (bercampur) dan biasanya kapasitas energi
yang diperlukan relative kecil.

2) Tipe Tidak Kontak Langsung


Tipe tidak kontak langsung adalah tipe alat penukar kalor di mana
antar kedua zat yang dipertukarkan energinya dipisahkan oleh
permukaan bidang padatan seperti dinding pipa, pelat, dan lain-lain
sehingga antara kedua zat tidak bercampur. Untuk meningkatkan
efektivitas pertukaran energi, biasanya bahan permukaan pemisah
dipilih dari bahan-bahan yang memiliki konduktivitas termal yang
tinggi seperti tembaga dan alumunium. Dengan bahan pemisah
yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi diharapkan tahanan
termal bahan tersebut akan rendah sehingga seolaholah antara
kedua zat yang saling dipertukarkan energinya seperti kontak
langsung.
mempengaruhi efisiensi dan kecepatan perpindahan panas yang
lebihbesar area
permukaan panas exchanger, lebih efisisen, dan yang lebih cepat
pemindahan
panasnya. Berdasarkan jenis alirannya heat exchanger dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Paralel Flow
Kedua fluida, mengalir dalam heat exchanger dengan aliran searah. Kedua fluida
memasuki HE dengan perbedaan suhu besar. Perbedaan temperature yang
besar
akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatu
keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperature fluida panas.
b. Berdasarkan Fungsinya

1) Heat Exchanger
Heat Exchanger mengontrol kalor antara dua proses aliran: aliran
fluida panas yang membutuhkan pendinginan ke aliran fluida
temperatur rendah yang membutuhkan pemanasan. Kedua fluida
biasanya satu fasa atau suatu fluida yang berbentuk gas dan
lainnya berbentuk cairan.

2) Condenser
Condenser adalah tipe lain di mana hodrokarbon atau gas lainnya
yang mencair sebagian atau se;uruhnya dengan pemindahan
panas.
3) Cooler-Chiller
Berfungsi memindahkan panas, baik panas sensibel maupun
panas laten fluida yang berbentuk uap kepada media pendingin,
sehingga terjadi perubahan fasa uap menjadi cair. Media
pendingin biasanya digunakan air atau udara. biasanya dipasang
pada top kolom fraksinasi. Pada Condensor 0 0 beberapa kasus
refrijeran biasa digunakan ketika temperatur rendah dibutuhkan.
Pendinginan itu sering disebut ‘chiller’.

4) Reboiler
Digunakan untuk menguapkan kembali sebagian cairan pada
dasar kolom (bottom) distilasi, sehingga fraksi ringan yang masih
ada masih teruapkan. Media pemanas yang digunakan adalah uap
bisa steam Reboiler dipanaskan melalui media pemanas atau
dipanaskan langsung. Yang terakhir reboilernya adalah atau
furnace fire tube

5) Heater-Superheater
Heater digunakan untuk memanaskan fluida yang memiliki
viskositas tinggi baik bahan baku ataupun fluida proses dan
biasanya menggunakan steam sebagai pemanas. Superheater
memanaskan gas dibawah temperatur jenuh.

mempengaruhi efisiensi dan


kecepatan perpindahan panas
yang lebihbesar area
permukaan panas exchanger,
lebih efisisen, dan yang
lebih cepat pemindahan
panasnya. Berdasarkan jenis
alirannya heat exchanger dibagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Paralel Flow
Kedua fluida, mengalir dalam
heat exchanger dengan aliran
searah. Kedua fluida
memasuki HE dengan perbedaan
suhu besar. Perbedaan
temperature yang besar
akan berkurang seiring dengan
semakin besarnya x, jarak pada
HE. Temperatu
keluaran dari fluida dingin tidak
akan melebihi temperature
fluida panas.
IV. Prosedur Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2) Isi tempat penampung dengan air sampai penuh.

3) Atur aliran menjadi berlawanan arah (counter current).

4) Tekan tombol on/off untuk menghiudupkan alat penukar panas


(shell and tube HE) pada thermos bath dan temperature di atur
sesuai yang dibutuhkan.

5) Kemudian di hidupkan tombol pemanas, pendingin dan kipas.

6) Menunggu sampai air mencapai suhu yang telah diseth.


7) Kemudian atur laju alir yang diiginkan 100,200, dan 300.

8) Bila suhu telah mencapai, suhu air panas masuk dan keluar dicatat
serta suhu air dingin masuk dan keluar.

9) Dan tunggu beberapa menit sampai konstan.

10) Catat perubahan temperature.

11) Ulangi percobaan dengan perbedaan laju alir.

V. Data Hasil Percobaan

- Data suhu berlawanan arah :


Laju Alir Fluida Panas Fluida Dingin
(L/hr) T1 (C) T2 (C) t1 (C) t2 (C)
100 44,7 40,8 31,7 41,7
200 43,8 38,7 31,9 39,0
300 41,8 37,2 32,9 37,4

- Grafik terhadap kurva standar :


K °F
0,33 32
0,356 86
0,381 140
0,398 176

Kurva Standar Konduktivitas


0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2 y = 0.0005x + 0.3151
0.15 R² = 0.9999

0.1
0.05
0

0 50 100 150 200


VI. Perhitungan

- Untuk Laju 100 L/hr (Suhu berlawanan arah)


1. Mencari nilai LMTD (⁰F)
(T ¿ ¿ 2−t 1)−(T 1−t 2)
LMTD = ¿
¿ ( T 2−t 1 ) /(T 1−t 2)
(105 , 44−89 , 06)−(112 , 46−107 , 06)
= = 9,8954 OF
¿ ( 105 , 44−89 , 06 ) /(112 , 46−107 , 06)
2. Mencari nilai Danulus (Fluida dingin)
¿ =0,087 ∈¿ ¿
D2in = 1,049∈
12
¿ =0 , 07∈¿ ¿
D1out = 0,840∈
12
Dekivalen = (0,0872  0,072) / 0,07
= 0,0381 ft
αa = 3,14 (D22  D12) / 4
= 3,14 (0,0872  0,072) / 4
= 0,0047 ft2
3. Mencari nilai Dinert (Fluida panas)
¿ =0,0518 ft ¿
D1in = 0,622∈
12
αp = 3,14 × D12 / 4
= 3,14 × 0,05182 / 4
= 0,0021 ft2
4. Mencari nilai T (⁰F)
T = T1  T2
= 112,46  105,44
= 7,02 ⁰F
5. Mencari nilai t (⁰F)
t = t 1  t2
= 107,06  89,06
= 18 ⁰F
6. Mencari nilai Tave (⁰F)
(T ¿ ¿ 1+T 2 )
Tave = ¿
2
(112 , 46 +105 , 44)
= =¿108,95 ⁰F
2
7. Mencari nilai tave (⁰F)
(t ¿ ¿ 1+t 2 )
tave = ¿
2
(89 , 06+107 ,06)
= =¿ 98,06 ⁰F
2
8. Mencari nilai Kd, satuannya adalah BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
Persamaan linear dari grafik y = 0,0005x + 0,315
Kd = (0,0005x 98,06) + 0,315
= 0,3640 BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
9. Mencari nilai Kp, satuannya adalah BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
Persamaan linear dari grafik y = 0,0005x + 0,315
Kp = (0,0005x 108,95) + 0,315
= 0,3694 BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
10. Mencari nilai Wd, (Konversi satuan dari L/jam menjadi Lb/jam)
L 1000 ml gr 0,0022lb
Wd = 100 x x bj air pada suhu x
Hr 1L 1ml 1 gr
L 1000 ml gr 0,0022lb
Wd = 100 x x 0,9933 x
Hr 1L 1ml 1 gr
Lb
Wd = 218,54
Hr
11. Mencari nilai Qd
Qd = Wd x Cpd x t
Lb
Qd = 218,54 x 0,8 x 18 ⁰F
Hr
Lb
Qd = 3146,9 ⁰F
Hr
12. Mencari nilai Wp
Qd
Wp =
(Cp . p x t)
3146 , 9
Wp =
(0 , 98 x 7 ,02)
Lb
Wp = 457,43 ⁰F
Hr
13. Mencari nilai Qp
Qp = Qd
14. Mencari nilai Ga
Wd
Ga =
αa
218 ,54
Ga =
0,0047
Lb
Ga = 46497,8 ⁰F
Hr
15. Mencari nilai Gp
Wd
Gp =
αp
46497 , 8
Gp =
0,0021
Lb
Gp = 22356,1 ⁰F
Hr
16. Mencari nilai Rea
De x Ga
Rea =
µd
0,55953 x 46497 ,8
Rea =
1,778
Rea = 14632
17. Mencari nilai Rep
de x Gp
Rep =
µp
0,005183 x 216890
Rep =
0,6
Rep = 18736,9
18. Mencari nilai ho
JHa x Kd Cpd x µ d
ho =( )x( )0,33
De Kd
50 x 0,3640 0 , 8 x 1,778
ho =( )x( )0,33
0,55953 0,3640
ho = 51,0046 BTU/(hr)(ft2)
19. Mencari nilai hi
JHa x Kp Cpp x µ p
hi =( ) x( ) 0,33
di Kp
60 x 0,3694 0,8x 0,6
hi =( )x( ) 0,33
0,005183 0,3693
hi = 498,561 BTU/(hr)(ft2)
20. Mencari nilai hio
di
hio = hi
do
0,0518
hio = 498,561
0 , 07
hio = 369,134
21. Mencari nilai UC
hio x ho
UC =
hio +ho
369,134 x 51,0046
UC =
369,134+ 51,0046
UC = 44,8126 21,91619 BTU/(hr)(ft2)(0F)
22. Mencari nilai Rd
1 1
Rd = −¿
UD UC
1 1
Rd = −¿
250 44,8126
Rd = - 0,0183

VII. Pembahasan
A. PARALEL FLOW
Pada percobaan kali ini, menggunakan alat heat exchanger type
double pipe, dan jenis aliran yang diaplikasikan yaitu paralel flow
atau co-current flow. Paralel flow adalah jenis aliran searah dimana
aliran fluida panas masuk sama dengan aliran fluida dingin yang
masuk,begitu pula dimana aliran fluida panas yang keluar sama
dengan aliran fluida dingin keluar. Pada percobaan kali ini
perpindahan terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan
panas secara konduksi terjadi pada dinding pipa sedangkan
perpindahan secara konveksi terjadi pada fluida panas dan fluida
dingin.
B. COUNTER FLOW
Pada praktikum Heat Exchanger type double pipe bertujuan untuk
mengetahui cara kerja alat penukar panas pada pipa ganda dengan
menghitung koefisien perpindahan panas menyeluruh pada aliran
counter current, kemudian membandingkan nilainya dengan aliran
paralel flow /cocurrent. Dimana prinsip kerja counter current yaitu
aliran fluida panas dan fluida dingin berlawanan arah.

VIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Double pipe heat exchanger adalah alat penukar kalor yang
efektif dengan fluida dingin di inner pipa dan fluida panas mengalir
di pipa bagian annulus, Dari Hasil dari LMTD aliran berlawanan
arah laju 100 l/hr yaitu 9,8954 ⁰F, laju 200 l/hr yaitu 10,3357 ⁰F
dan laju 300 l/hr yaitu 7,8296 ⁰F.
Daftar Pustaka
Jobsheet Satuan Operasi. 2016. . Palembang : POLSRI. Alat Penukar Panas
Kern, D. Q. 1981. Process Heat Transfer. Mc-Graw Comp.Book. Holman, J.P.
1997. . Jakarta : Erlangga. Perpindahan Kalor www.scribd.com/DPHE/

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II


“HEAT EXCHANGER”. 18 September 2018 Surabaya. Oleh Alif
Septiari Wibowo dan Annisa Nur Rahmi

Jobsheet Operasi Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang Job


praktikum Heat Exchanger (Double Pipe)
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai