Semester IV 2022/2023
LAPORAN PRAKTIKUM
HEAT EXCHANGER
Shell and tube heat exchanger terdiri atas suatu bundle pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel atau
cangkang Fluida yang satu mengalir di dalam bundle pipa, sedangkan fluida yang
lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan.
Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada
mantel. Peningkatkan effisiensi pertukaran panas biasanya pada alat penukar
panas cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ), bertujuan untuk membuat
turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun
pemasangan sekatakan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban
kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
(Gamma Ajiyantono,2014) Alat penukar panas tipe shell and tube ini merupakan
salah satu alat penukar yang sering digunakan dalam industri karena memiliki
beberapa kelebihan, anatara lain : mempunyai lay-out mekanik yang baik dan
bentuknya cukup baik untuk operasi bertekanan, dapat digunakan dalam suhu
yang tinggi yaitu 260 ºC. Namun disisi lain juga terdapat kerugiannya, antara lain:
membutuhkan ruang yang besar dalam penempatannya, dan proses maintenance
yang susah dan mahal.
2. Tipe Pipa Bersirip (fins and tubes)
Alat penukar kalor tipe pipa bersirip digunakan secara umum untuk fluida
cair dan fluida gas, dimana fluida gas dialirkan di luar pipa, yaitu bagian yang
bersirip. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas transfer energy
karena biasanya pada sisi gas (bagian fins) memiliki koefisien perpindahan kalor
yang kecil sehingga sebagai dampaknya, diperlukan luas permukaan perpindahan
kalor yang relative tinggi agar laju transfer energinya meningkat. Contoh heat
exchanger dengan tipe pipa bersirip banyak digunakan pada radiator mobil,
kondenser, evaporator mesin pendingin dsb.
Selain itu alat penukar kalor bertipe pipa bersirip ini mempunyai keuntungan dan
kerugian dalam pemakaiannya. Untuk keuntungan dari alat penukar kalor ini adalah dapat
mentransfer panas tinggi terutama dalam efisiensi gas, alat lebih ringan 5 kali dari berat
shell and tube dan mempunyai luas permukaan transfer lebih besar. Namun disisi lain alat
ini juga mempunyai beberapa kerugian antara lain : sulit untuk membersihkan jalur-
jalurnya, jalur yang sempit dapat menyebabkan clogging.
Pada spiral heat exchanger, arah aliran fluida menelusuri pipa spiral dari
luar menuju pusat spiral dari luar menuju pusat spiral atau sebaliknya dari pusat
spiral menuju keluar. Proses perpindahan kalor akan efektif bergantung pada lebar spiral dan
diameter serta jumlah spiral yang ada dari pusat hingga diameter terluar.
Fluida pada alat penukar panas ini biasanya mengalir dengan arah yang
berlawanan, yaitu dengan mengalirkan fluida dingin pada sekelilingnya sehingga
mengalir kearah pusat, sedangkan fluida panas dimasukkan pada pusat tersebut
sehingga mengalir kearah sekelilingnya. Sehingga alat ini mempunyai keuntungan
yaitu efisien dalam penggunaan ruang, dan mudah dibersihkan. Sedangkan untuk
kekurangannya sendiri yaitu : perbaikan untuk spiral plate heat exchanger cukup
sulit dan alat tidak digunakan pada siklus temperatur yang berualng-ulang.
4. Extended Surface
Permukaan tabung dan plat memiliki efisiensi yang terbatas. Untuk meningkatkan
heat fluks maka digunakanlah suatu Heat Exchanger dengan extended surface
(permukaan yang dilebarkan)sepertifin,spine(duri), dan groove(kelokan), sehingga
permukaan fluida yang bersentuhan dengan Heat Exchanger menjadi lebih banyak,
dan akan menyebabkan perpindahan panas yang lebih cepat.
Jenis ini mampu meningkatkan koefisien konveksi cukup besar. Heat exchanger jenis
ini dibagi menjadi dua macam yaitu plate-fin or matrix Heat Exchanger dan high-
finned tube.
b. Berdasarkan Jenis Aliran
1). Co-current(aliran searah)
LMTD =
= = 9,8954 OF
D2in =
D1out =
D1in =
αp = 3,14 × D12 / 4
= 3,14 × 0,05182 / 4
= 0,0021 ft2
4. Mencari nilai T (⁰F)
T = T1 T2
= 112,46 105,44
= 7,02 ⁰F
5. Mencari nilai t (⁰F)
t = t1 t2
= 107,06 89,06
= 18 ⁰F
6. Mencari nilai Tave (⁰F)
Tave =
= 108,95 ⁰F
7. Mencari nilai tave (⁰F)
tave =
= 98,06 ⁰F
8. Mencari nilai Kd, satuannya adalah BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
Persamaan linear dari grafik y = 0,0005x + 0,315
Kd = (0,0005x 98,06) + 0,315
= 0,3640 BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
9. Mencari nilai Kp, satuannya adalah BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
Persamaan linear dari grafik y = 0,0005x + 0,315
Kp = (0,0005x 108,95) + 0,315
= 0,3694 BTU/(hr)(ft2)(⁰F/ft)
10. Mencari nilai Wd, (Konversi satuan dari L/jam menjadi Lb/jam)
Wd = 100 x x 0,9933 x
Wd = 218,54
Qd = 218,54 x 0,8 x 18 ⁰F
Qd = 3146,9 ⁰F
Wp =
Wp =
Wp = 457,43 ⁰F
Ga =
Ga =
Ga = 46497,8 ⁰F
Gp =
Gp =
Gp = 22356,1 ⁰F
Rea =
Rea =
Rea = 14632
17. Mencari nilai Rep
Rep =
Rep =
Rep = 18736,9
18. Mencari nilai ho
ho = x 0,33
ho = x 0,33
ho = 51,0046 BTU/(hr)(ft2)
19. Mencari nilai hi
hi = x 0,33
hi = x 0,33
hi = 498,561 BTU/(hr)(ft2)
20. Mencari nilai hio
hio = hi
hio = 498,561
hio = 369,134
21. Mencari nilai UC
UC =
UC =
Rd =
Rd =
Rd = - 0,0183
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, menggunakan alat heat exchanger type double
pipe, dan jenis aliran yang diaplikasikan yaitu co-current flow. Percobaan ini
perpindahan terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas secara
konduksi terjadi pada dinding pipa sedangkan perpindahan secara konveksi
terjadi pada fluida panas dan fluida dingin. Terdapat 3 data dimana 3 jenis data
tersebut adalah aliran tidak searah dengan laju alir 100L/hr, 200L/hr, dan
300L/hr .
Pada praktikum heat exchanger type double pipe bertujuan untuk
mengetahui cara kerja alat penukar panas pada pipa ganda dengan menghitung
koefisien perpindahan panas menyeluruh aliran counter current, dapat
memahami prinsip kerja alat penukar panas pipa ganda(shell and tube HE) dan
untuk mengetahui karakteristik alat pengukur panas dengan menghitung
LMTD pada berlawanan arah, neraca massa dan koefisien perpindahan panas
keseluruhan.Dimana prinsip kerja counter current yaitu aliran fluida panas dan
fluida dingin berlawanan arah.Fluida yang mengalir melalui pipa mungkin
dalam aliran laminar atau turbulen ataupun transisi antara laminar dan
turbulen. Mungkin pula mengalir dalam konveksi alamiah atau paksaan.
Dalam hal tertentumungkin terdapat lebih dari satu macam aliran dalam satu
arus. Beberapa parameter penting dalam perpindahan panas yaitu sifat-sifat
fluida itu sendiri yang meliputi, viskositas, kalor spesifik, densitas,
konduktivitas termal, dan lain-lain.
Semakin besar selisih nilainya maka semakin kecil efisiensi efektif, dan
jika semakin kecil selisih nilainya maka semakin besar efisiensi efektifnya.
Semakin besar laju alir panas, maka semakin besar pula koefisien pindah panas
keseluruhan dan semakin besar pula efisiensi pindah panas dari kalor yang
dilepas dan kalor yang diterima fluida semakin besar dengan semakin
meningkatnya laju alir panas, panas yang dilepas selalu lebih besar dari pada
panas yang diterima yang menandakan ada energi yang hilang.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Double pipe heat exchanger adalah alat penukar kalor yang efektif dengan fluida
dingin di inner pipa dan fluida panas mengalir di pipa bagian annulus, Dari Hasil dari
LMTD aliran berlawanan arah laju 100 l/hr yaitu 9,8954 ⁰F, laju 200 l/hr yaitu 10,3357
⁰F dan laju 300 l/hr yaitu 7,8296 ⁰F.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktikum Proses Operasi Teknik I, Teknik Gas dan Petrokimia UI
Shah R.K , Dusan P, Sekulic 2003. Fundamentals of Heat Exchanger. Jhon wiley
& Sons, Inc.,Hoboken, New Jersey.
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-negeri-sriwijaya/industrial-
engineering/754684196160798780-laporan-praktikum/37501758