Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

HEAT EXCHANGER DOUBLE PIPE

Pembimbing : Octovianus S.R. Pasanda, S.T., M.T.


Kelompok : 4(empat)
Tgl. Praktikum : April 2023

Nama : Pandiri tandisik


Nim : 43221046
Kelas : 2B D4 Teknologi Kimia Industri

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2023
HEAT EXCHANGER DOUBLE PIPE

I. TUJUAN PERCOBAAN
• Untuk dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas pipa ganda (shell
and tube HE)
• Untuk mengetahui karakteristik alat penukar panas dengan menghitung :
- LMTD pada aliran berlawanan arah;

- Neraca panas;
- Koefisien perpindahan panas keseluruhan

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1). Alat pengukur panas
(shell and tube HE) Penampung air
dingin dan

Control
tempratur fluida
Pipa fluida panas panas, dingin dan
kipas
(pipa kecil)

Penampung
Thermo Batt panas fluida dingin
input

Pipa fluida dingin

(pipa besar )
b. Bahan
1). Air Bersih
2). Es Batu

III. DASAR TEORI


Heat exchanger atau penukar kalor adalah alat yang digunakan untuk
mempertukarkan kalor secara kontinue dari suatu medium ke medium
lainnya dengan membawa energi kalor. Menurut T. Kuppan (2000) suatu
Heat exchanger terdiri dari elemen penukar kalor yang disebut sebagai inti
atau matrix yang berisikan di dinding penukar kalor, dan elemen distribusi
fluida seperti tangki, nozzle masukan, nozzle keluaran, pipa-pipa, dan
lainlain. Biasanya, tidak ada pergerakan pada bagian-bagian dalam Heat
exchanger. Dinding permukaan Heat exchanger adalah bagian yang
bersinggungan langsung dengan fluida yang mentransfer kalornya secara
konduksi. Menurut Changel (1997) hamper di semua Heat exchanger,
perpindahan kalor didominasi oleh konveksi dan konduksi dari fluida kalor
ke fluida dingin, dimana keduanya dipisahkan oleh dinding. Perpindahan
kalor secara konveksi sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri Heat
exchanger dan tiga bilangan tak berdimensi, yaitu bilangan Reynold,
bilangan Nusselt dan bilangan Prandtl fluida. Besar konveksi yang terjadi
dalam suatu double-pipe heat exchanger akan berbeda dengan cross-flow
heat exchanger atau compact heat exchanger atauplate heat exchanger untuk
berbeda temperatur yang sama. Sedang besar ketiga bilangan tak berdimensi
tersebut tergantung pada kecepatan.

a. Berdasarkan profil konstruksi

permukaan, alat penukar kalor yang digunakan di perindustrian


antara lain dengan konstruksi pipa dan tabung (shell and tube heat
exchanger), pipa bersirip (tube with extended surface / fins and tube), dan
penukar kalor pelat (plate heat exchanger).
1. Tipe pipa dan tabung (shell and tube)

Shell and tube heat exchanger terdiri atas suatu bundle pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel atau
cangkang Fluida yang satu mengalir di dalam bundle pipa, sedangkan fluida yang
lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan.

Gambar 1. Shell and Tube Heat Exchanger

Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel.
Peningkatkan effisiensi pertukaran panas biasanya pada alat penukar panas
cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ), bertujuan untuk membuat turbulensi
aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan
sekatakan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa,
sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. (Gamma
Ajiyantono,2014) Alat penukar panas tipe shell and tube ini merupakan salah satu
alat penukar yang sering digunakan dalam industri karena memiliki beberapa
kelebihan, anatara lain : mempunyai lay-out mekanik yang baik dan bentuknya
cukup baik untuk operasi bertekanan, dapat digunakan dalam suhu yang tinggi yaitu
260 ºC. Namun disisi lain juga terdapat kerugiannya, antara lain : membutuhkan
ruang yang besar dalam penempatannya, dan proses maintenance yang susah dan
mahal.
2. Tipe Pipa Bersirip (fins and tubes)

Alat penukar kalor tipe pipa bersirip digunakan secara umum untuk fluida
cair dan fluida gas, dimana fluida gas dialirkan di luar pipa, yaitu bagian yang
bersirip. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas transfer energy
karena biasanya pada sisi gas (bagian fins) memiliki koefisien perpindahan kalor
yang kecil sehingga sebagai dampaknya, diperlukan luas permukaan perpindahan
kalor yang relative tinggi agar laju transfer energinya meningkat. Contoh heat
exchanger dengan tipe pipa bersirip banyak digunakan pada radiator mobil,
kondenser, evaporator mesin pendingin dsb.

Gambar 2.Tipe pipa bersirip (fins and tubes)

Selain itu alat penukar kalor bertipe pipa bersirip ini mempunyai keuntungan dan kerugian
dalam pemakaiannya. Untuk keuntungan dari alat penukar kalor ini adalah dapat
mentransfer panas tinggi terutama dalam efisiensi gas, alat lebih ringan 5 kali dari berat
shell and tube dan mempunyai luas permukaan transfer lebih besar. Namun disisi lain alat
ini juga mempunyai beberapa kerugian antara lain : sulit untuk membersihkan
jalurjalurnya, jalur yang sempit dapat menyebabkan clogging.

3. Tipe Spiral (Spiral Heat Exchang

Pada spiral heat exchanger, arah aliran fluida menelusuri pipa spiral dari
luar menuju pusat spiral dari luar menuju pusat spiral atau sebaliknya dari pusat
spiral menuju keluar. Proses perpindahan kalor akan efektif bergantung pada lebar
spiral dan diameter serta jumlah spiral yang ada dari pusat hingga diameter terluar.

Gambar 3. Tipe Spiral (Spiral Heat Exchanger)

Fluida pada alat penukar panas ini biasanya mengalir dengan arah yang
berlawanan, yaitu dengan mengalirkan fluida dingin pada sekelilingnya sehingga
mengalir kearah pusat, sedangkan fluida panas dimasukkan pada pusat tersebut
sehingga mengalir kearah sekelilingnya. Sehingga alat ini mempunyai keuntungan
yaitu efisien dalam penggunaan ruang, dan mudah dibersihkan. Sedangkan untuk
kekurangannya sendiri yaitu : perbaikan untuk spiral plate heat exchanger cukup
sulit dan alat tidak digunakan pada siklus temperatur yang berualng-ulang.

4. Extended Surface

Gambar 4. Extended Surface Plate Fin Heat Exchanger

Permukaan tabung dan plat memiliki efisiensi yang terbatas. Untuk meningkatkan
heat fluks maka digunakanlah suatu Heat Exchanger dengan extended surface
(permukaan yang dilebarkan)sepertifin,spine(duri), dan groove(kelokan), sehingga
permukaan fluida yang bersentuhan dengan Heat Exchanger menjadi lebih banyak,
dan akan menyebabkan perpindahan panas yang lebih cepat. Jenis ini mampu
meningkatkan koefisien konveksi cukup besar. Heat exchanger jenis ini dibagi
menjadi dua macam yaitu plate-fin or matrix Heat Exchanger dan high-finned tube.

b. Berdasarkan Jenis Aliran


1). Co-current(aliran searah)

Gambar 5. Aliran searah (Co-current)

2). Co-current(aliran searah)

Gambar 6. Aliran searah (Co-current)


3). Counter-current (aliran berlawanan arah)
Gambar 7. Aliran berlawanan arah(Counter-current)

IV. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan Alat dan bahan terlebih dahulu disiapkan.


2 .Penampungan air diisi dengan air bersih (sampel) sampai penuh
3. Ditambahkan air kedalam tangki fluida dingin
4. Mesin HE double pipe disambungkan pada sumber arus listrik
5. Panel control dinyalakan, dan ditekan tombol ON untuk menghidupkan
alat penukar panas pada termobath

6. Suhu diatur sesuai dengan yang diinginkan (instruksi dosen)


7. Fan (pendingin) dinyalakan
8. Pada penampungan fluida panas ditambahkan air
9. Suhu pada tangki fluida panas ditunggu hingga 500°C
10. Pompa pada fluida dingin dinyalakan jika suhunya telah mencapai
50°C 11. Es batu dimasukan ketika suhu pada t1 31°C (suhu pada control
panel harus diperhatikan)

12. Dilakukan pendataan berlawanan arah dengan laju alir 100, 200,dan
300 L/H dan dicatat hasilnya

13. Dilakukan pendataan searah dengan laju alir 300, 200, dan 100 L/H
dan dicatat hasilnya
V. DATA PENGAMATAN
- Data suhu berlawanan arah :
Laju Alir Fluida Panas Fluida Dingin
(L/hr) T1 (C) T2 (C) t1 (C) t2 (C)
200 45,6 39,0 31,6 39,1
300 43,2 38,2 34,1 38,2
400 42,5 38,2 35,6 38,3
- Data suhu searah :
Laju Alir Fluida Panas Fluida Dingin
(L/hr) T1 (C) T2 (C) t1 (C) t2 (C)
200 48,8 45,0 36,9 43,5
300 47,0 42,8 38,1 42,1
400 45,8 42,3 38,5 41,36

- Grafik terhadap kurva standar :


K °F
0,33 32
0,356 86
0,381 140
0,398 176

Kurva Standar Konduktivitas

0.4
y = 0.0005x + 0.3151
R² = 0.9999

VI. PERHITUNGAN
Laju alir 100 L/hr

Fluida panas di annulus


Fluida dingin di inner pipe

Fluida panas: T1= masuk; T2= keluar

Fluida dingin: t1= masuk; t2= keluar

(1) Heat balance:

𝑡1 +𝑡2 31.6+39.1
𝒕𝒂𝒗 = = = 35.35 = 95.63℉ c=0,9980 BTU/lb℉; ρ=0,9931
2 2

gr/cm3

𝑄 = 𝑚 ∙ 𝑐 ∙ 𝑑𝑡

100𝐿 0,9931𝑔𝑟 1000𝑐𝑚3 1𝑙𝑏


𝑤=𝑚= × × × 453,592𝑔𝑟 = 218,941𝑙𝑏/ℎ𝑟
ℎ 𝑐𝑚 3 𝐿

218,941𝑙𝑏 0,9980𝐵𝑇𝑈
𝑄= ∙ ℉ ∙ (102,38 − 88,88)℉ = 𝟐𝟗𝟒𝟗, 𝟕𝟗 𝐁𝐓𝐔/𝐡𝐫
ℎ𝑟 𝑙𝑏

𝑇1 +𝑇2 45.6+39.0
𝑻𝒂𝒗 = = = 42.3℃ = 108.14℉ c=0,9986 BTU/lb℉; ρ=0,9906
2 2

gr/cm3
𝑄 2949,79 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟
𝑊 = 𝑐∙𝑑𝑇 = 0,9986 BTU/lb℉∙(114,08−102,20)℉ = 248,64 𝑙𝑏/ℎ𝑟

(2) LMTD (Log Mean Temperature Difference)

∆𝑡2 −∆𝑡1 (𝑇2 −𝑡1 )−(𝑇1 −𝑡2 )


LMTD = ∆𝑡 = 𝑇 −𝑡
ln (∆𝑡2 ) 𝑙𝑛(𝑇2 −𝑡1 )
1 1 2

(102,20−88,88)−(114,08−102,38)
= 102,20−88,88 = 12,4925 °𝐹
𝑙𝑛( )
114,08−102,38

(3) Caloric Temperature

𝑻𝒂𝒗 =108.14℉ 𝒕𝒂𝒗 =95.63℉


(4) *Flow Area

Pipa besar: D

Do= 1,32 in.

Di= 1,049 in.

Pipa kecil: d

do= 0,840 in.

di= 0,622 in.

• Annulus, fluida dingin, air. (Di & do)

𝐷𝑖 = 1,049/12 = 0,087 ft

𝑑𝑜 = 0,840/12 = 0,07 ft

(𝐷𝑖 ²−𝑑𝑜 ²)
𝑎𝑎 = 𝜋 4

(0,0872−0,07²) (0,00756−0,0049)
=𝜋 =𝜋
4 4

(0,002669) 3,14(0,002669)
=𝜋 = = 2,0952 × 10−3ft2
4 4

Equiv. diam.

(𝐷𝑖 ²−𝑑𝑜 ²) (0,087 ft²−0,07 ft²)


𝐷𝑒 = = = 0,0381𝑓𝑡
𝑑𝑜 0,07 ft

(5) *Mass velocity

𝑤 218,941𝑙𝑏/ℎ𝑟
𝐺𝑎 = = = 104497𝑙𝑏/ℎ𝑟𝑓𝑡 2
𝑎𝑎 2,0952×10−3 ft2

(6) *At 𝒕𝒂𝒗 =95.63℉ , µ=0,68 cp

0,68 × 2,42 = 1,6456𝑙𝑏/𝑓𝑡 ℎ𝑟


104497𝑙𝑏
0,0381𝑓𝑡∙
𝐷𝑒 ∙ 𝐺𝑎 ℎ𝑟𝑓𝑡2
𝑅𝑒𝑎 = = 1,6456𝑙𝑏 = 2419,37
µ ℎ𝑟
𝑓𝑡

(7) *𝑗𝐻 = 5

(8) *At 𝒕𝒂𝒗 =95.63℉ , c=0,9980 BTU/lb℉

𝑘 = 0,3621 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 (℉/𝑓𝑡)


1 1
𝑐µ 3 0,9980 BTU/lb℉∙ 1,6456𝑙𝑏/𝑓𝑡 ℎ𝑟 3
(𝑘) =( ) =1,6553
0,3621 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 (℉/𝑓𝑡)

1
𝑐 µ 3 µ 0,14
𝑘
(9) *ℎ𝑜 = 𝑗𝐻 ( ) ( )
𝐷𝑒 𝑘 µ𝑤

0,3621 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 (℉/𝑓𝑡)


=5∙ ∙ 1,6553 ∙ 1 (µ 𝑑𝑎𝑛 µ𝑤 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎)
0,0381𝑓𝑡

ℎ𝑜 = 78,6593 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉

(4) Flow area

• inner pipe, fluida panas, air.

0,622
𝑑𝑖 = = 0,0518𝑓𝑡
12

𝑑𝑖 2 (0,0518𝑓𝑡)2
𝑎𝑝 = 𝜋 × =𝜋× = 2,1063 × 10−3 𝑓𝑡 2
4 4

(5) Mass velocity


𝑊 248,64 𝑙𝑏/ℎ𝑟
𝐺𝑝 = 𝑎 = 2.1063×10−3𝑓𝑡 2 = 118045,86 𝑙𝑏/ℎ𝑟𝑓𝑡 2
𝑝
(6) At 𝑻𝒂𝒗 =108.14℉ , µ=0,61 cp

0,61 × 2,42 = 1,4762𝑙𝑏/𝑓𝑡 ℎ𝑟

𝑑𝑖 ∙ 𝐺𝑝 0,0518𝑓𝑡∙118045,86 𝑙𝑏/ℎ𝑟𝑓𝑡 2
𝑅𝑒𝑝 = = = 4142,356
µ 1,4762𝑙𝑏/𝑓𝑡 ℎ𝑟

(7) 𝑗𝐻 = 32

(8) At 𝑻𝒂𝒗 =108.14℉ , c=0,9986 BTU/lb℉

𝑘 = 0,3678 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 (℉/𝑓𝑡)


1
𝑐µ 3
(𝑘) = 1,5885

1
𝑘 𝑐µ 3 µ 0,14
(9) ℎ𝑖 = 𝑗𝐻 𝑑 ( 𝑘 ) (µ )
𝑖 𝑤

0,3678 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 (℉/𝑓𝑡)


= 32 ∙ ∙ 1,5885 ∙ 1 (µ 𝑑𝑎𝑛 µ𝑤 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎)
0,0518𝑓𝑡

= 360,9268 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉

(10) correct ℎ𝑖 to the surface at the 𝑑𝑜

𝑑 0,0518
ℎ𝑖𝑜 = ℎ𝑖 × 𝑑 𝑖 = 360,9268 × = 267,0858 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉
𝑜 0,07

(11) Clean overall coefficient, 𝑈𝑐 :

ℎ ℎ 267,0858×78,7177
𝑈𝑐 = ℎ 𝑖𝑜+ℎ𝑜 = 267,0858+78,7177 = 60,7968 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉
𝑖𝑜 𝑜

(12) Mencari 𝑅𝑑 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑈𝐷 = 500

1 1 1 1
𝑅𝑑 = 𝑈 − 𝑈 = 500 − = −0,0144
𝐷 𝐶 60,7968

(13) Required surface, A.


𝑄 𝑄 2949,79 BTU/hr
𝐴= = = = 0,4722𝑓𝑡 2
𝑈𝐷 ∆𝑡 𝑈𝐷 × 𝐿𝑀𝑇𝐷 500 𝐵𝑇𝑈/ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉ × 12,4925°𝐹

Laju Alir Laju Alir Laju Alir


Data
200L/hr 300L/hr 400L/hr
T1 (℉) 114,08 109,76 108,5
T2 (℉) 102,2 100,76 100,76
t1 (℉) 88,88 93,38 96,08
t2 (℉) 102,38 100,76 100,94
Tav (℉) 108,14 105,26 104,63
tav (℉) 95,63 97,07 98,51
dT (℉) 11,88 9 7,74
dt (℉) 13,5 7,38 4,86
cT
0,9986 0,9984 0,9983
(BTU/lb℉)
ct
0,998 0,9981 0,9981
(BTU/lb℉)
ρ 𝑇𝑎𝑣 (𝑔𝑟/
0,990602 0,991485 0,99191
𝑐𝑚3 )
ρ 𝑡𝑎𝑣 (𝑔𝑟/
0,993071 0,993295 0,993346
𝑐𝑚3 )
w (𝑙𝑏/ℎ𝑟) 218,9413 218,9853 218,9853
Q (𝐵𝑇𝑈/
2949,792 1612,553 1061,925
ℎ𝑟)
W (𝑙𝑏/ℎ𝑟) 248,6469 179,4597 137,4333
LMTD (℉) 12,4925 8,163227 6,005341
𝑎𝑎 (𝑓𝑡 2 ) 0,002095 0,002095 0,002095
𝑎𝑝 (𝑓𝑡 2 ) 0,002106 0,002106 0,002106
De (𝑓𝑡) 0,0381 0,0381 0,0381
Ga (𝑙𝑏/
104496,6 104517,6 104517,6
ℎ𝑟 𝑓𝑡 2)
Gp (𝑙𝑏/
118045,86 85213,53 65257,96
ℎ𝑟 𝑓𝑡 2)
𝑅𝑒𝑎 2419,373 2384,79 2384,79
𝑅𝑒𝑝 4142,356 2990,151 2289,908
𝑗𝐻𝑎 5 4,2 4,2
𝑗𝐻𝑝 32 22 15
ℎ𝑜 (𝐵𝑇𝑈/
78,65933 66,33737 66,31263
ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉)
ℎ𝑖 (𝐵𝑇𝑈/
360,9268 249,9323 170,9888
ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉)
ℎ𝑖𝑜 (𝐵𝑇𝑈/
267,0859 184,9499 126,5317
ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉)
𝑈𝐶 (𝐵𝑇𝑈/
60,76381 48,82496 43,50996
ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉)
𝑈𝐷 (𝐵𝑇𝑈/
500 500 500
ℎ𝑟 𝑓𝑡 2 ℉)
𝑅𝑑 -0,01446 -0,01848 -0,02098
A (𝑓𝑡 2 ) 0,47225 0,395077 0,35366

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, menggunakan alat heat exchanger type double
pipe, dan jenis aliran yang diaplikasikan yaitu paralel flow dan cocurrent
flow. Paralel flow adalah jenis aliran searah dimana aliran fluida panas
masuk sama dengan aliran fluida dingin yang masuk,begitu pula dimana
aliran fluida panas yang keluar sama dengan aliran fluida dingin keluar.
Percobaan ini perpindahan terjadi secara konduksi dan konveksi.
Perpindahan panas secara konduksi terjadi pada dinding pipa sedangkan
perpindahan secara konveksi terjadi pada fluida panas dan fluida dingin.
Terdapat 6 data dimana 3 data jenis aliran searah dan 3 jenis aliran tidak
searah dengan laju alir 200L/j, 300L/j, dan 400L/j .Pada praktikum heat
exchanger type double pipe bertujuan untuk mengetahui cara kerja alat
penukar panas pada pipa ganda dengan menghitung koefisien perpindahan
panas menyeluruh aliran counter current, kemudian membandingkan
nilainya dengan aliran paralel flow current. Dimana prinsip kerja counter
current yaitu aliran fluida panas dan fluida dingin berlawanan arah.

Fluida yang mengalir melalui pipa mungkin dalam aliran laminar


atau turbulen ataupun transisi antara laminar dan turbulen. Mungkin pula
mengalir dalam konveksi alamiah atau paksaan. Dalam hal tertentu
mungkin terdapat lebih dari satu macam aliran dalam satu arus. Beberapa
parameter penting dalam perpindahan panas yaitu sifat-sifat fluida itu
sendiri yang meliputi, viskositas, kalor spesifik, densitas, konduktivitas
termal, dan lain-lain.

VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
Double pipe heat exchanger adalah alat penukar kalor yang efektif dengan
fluida dingin di inner pipa dan fluida panas mengalir di pipa bagian annulus,
Hasil dari LMTD aliran berlawanan arah laju 200L/H yaitu 12,4925 OF,
laju 300L/H 8,163227 OF dan laju 400L/H yaitu 6,005341 OF.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Proses Operasi Teknik I, Teknik Gas dan Petrokimia UI

Holman, J.P. 1995. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Shah R.K , Dusan P, Sekulic 2003. Fundamentals of Heat Exchanger. Jhon wiley
& Sons, Inc.,Hoboken, New Jersey.

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-negeri-
sriwijaya/industrialengineering/754684196160798780-laporan-
praktikum/37501758

Anda mungkin juga menyukai