Anda di halaman 1dari 11

Laporan Satuan Operasi 1

Semester IV 2018/2019

LAPORAN PRAKTIKUM

HEAT EXCHANGER ( HE)

Pembimbing : Octavianus SR Pasanda ST.M.T


Kelompok : 3 (tiga)
Tgl praktikum :
Nama : Riskawati
Nim : 432117005
Kelas : 2 D4 Teknoligi Kimia Industri

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


2019
HEAT EXCHANGER

I. TUJUAN PERCOBAAN

 Untuk dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas pipa ganda (shell
and tube HE).
 Untuk mengetahui karakteristik alat pengukur panas dengan menghitung :
 LMTD pada aliran searah ataupun berlawanan arah.
 Neraca panas
 Koefisien perpindahan panas keseluruhan

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat yang digunakan:
 Alat penukar panas (shell and tube HE)
 Thermo bath (sumber fluida)
 Penampung air

b. Bahan yang digunakanan:


 Air bersih

III. DASAR TEORI


Alat penukar panas atau Heat Transfer (HE) adalah ilmu yang
mempelajari jumlah panas yang dipindahkan sebagai akibat adanya perbedaan
suhu. Panas akan mengalir dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah. Proses terjadinya heat transfer yang kita kenal ada tiga,
yaitu:
1. Perpindahan panas secara konduksi
Perpindahan panas terjadi pada benda padat, misalnya logam. Bila sebatang
logam pada ujung yang satu dipanaskan sehingga suhu pada ujung tersebut
lebih tinggi dari ujung lainnya .maka panas akan mengalir dari ujung yang
panas ke ujung yang lebih dingin.
Perpindahan panas ini akan terjadi karena adanya pnas tersebut di pindahan
dari molekul di dekatnya yang temperatur lebih rendah. Jadi dapat dikatakan
nergi gerak termal diteruskan dari molekul atom yang satu ke yang lainnya.
2. Perpindahan panas secara konveksi
Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas dari suatu
tempat ke tempat lain oleh karena molekul-molekul bahan panasnya sendiri
yang bergerak. Perpindahan panas secara konfeksi ini ada dua macam yaitu :
a. Konfeksi alamiah atau konfeksi bebas (natural convection).
Perpindahan panas secara bebas terjadi bila gerakan dari molekul-molekul
bahan panas yang berpindah disebabkan karena adanya densitas dari bahan
tersebut.
b. Konfeksi secara paksa (forced convection).
Bila molekul-molekul bahan panas yang berpindah tersebut, gerakan
perpindahan dibantu oleh sesuatu alat lain misalnya pompa atau blower,
maka konveksi tersebut dinamakan konveksi paksa.
3. Perpindahan panas secara radiasi :
Radiasi adalah yang tidak terputus-putus dari permukaan benda yang berwujud
gelombang elektro magnetic (sifatnya identik dengan gelombang elektro
magnetik dan tidak memerlukan media perantara serta berlangsung sangat
cepat.

Tipe-tipe Penukar Panas


Penukar panas diklasifikasikan atas dasar :
1. Bentuk dari aliran melalui penukar panas
a. Paralel flow (aliran sejajar ) / co current
Fluida panas dan fluida dingin melalui penukar panas satu arah yang sama
pada kedua ujungnya. Maka aliran tersebut disebut searah atau sejajar.aliran
searah jarang digunakan pada penukar kalor satu-lintas karena dengan cara ini
kita tidak akan dapat membuat suhu keluar fluida yang satu mendekati suhu
fluida yang kedua, dan kalor yang dapat dipindahkan akan kurang dari yang
dapat dipindahkan bila aliran itu berlawanan arah. Aliran searah biasanya
digunakan dalam situasi khusus, dimana suhu maksimum fluida dingin perlu
dibatasi, atau dalam hal dimana terdapat keharusan mengubah suhu fluida
dengan cepat; sedikitnya, salahsatu fluida.

Fluida 2

Fluida 1
Co-current flow

b. Berlawanan arah/ countercurrent tflow


Fluida yang satu masuk pada ujung penukar panas, sedang fluida yang satu

lagi pada ujung yang lain, lalu masing-masing mengalir menurut arah yang

berlawanan.

Fluida 2

Fluida 1
Co-current flow

c. Single pass cross flow


Salah satu fluida bergerak sepanjang permukaan dalam arah saling tegak lurus

Fluida 2

Fluida 1
Single Pass Cross Flow

2. Alat penukar kalor pipa ganda (double tube exchanger)


Alat penukar kalori ini menggunakan 2 macam tube yang diameternya tidak sama
pada konstruksi pipa ganda ini terdapat pipa didalam (inner tube) dan luar pipa
(outer tube) sering disebut annulus.
Bila ditinjau dari segi kebutuhan operasi, maka alat penukar ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Penukar kalori susunan seri
b. Penukar kalor susunan seri parallel
Pada konstruksi susunan seri, maka fluida dalam tube sebelah dalam maupun
sebelah luar (didalam annulus) alirannya satu lintasan tanpa cabang sedangkan
alat penukar kalor susunan seri paralel, didalam tube sebelah dalam dan fluda
dalam anulus masing-masing mempunyai cabang. Penutup pipa rangkap ini
ternyata tidak memadai untuk laju aliran yang lebih besar dari pada yang dapat
ditangani dengan beberapa buah tabung saja. Jika kita menggunakan banyak
penukar kalor pipa rangkap secara parallel, bobot logam yang digunakan sebagai
pipa luar akan menjadi sedemikian tinggi sehingga penggunaan konstruksi
selongsong dan tabung sekaligus, akan lebih menjadi ekonomis. Penukar panas
ini hanya melakukan suatu lintasan selongsong dan satu lintasan pula di dalam
tabung.
Dalam penukar panas, koefisien perpindahan panas sisi selongsong dan
koefisien sis tabung sama-sama penting, dan keduanya cukup besar agar koefisien
menyeluruh dan memuaskan dapat tercapai. Kecepatan dan keturbulenan zat cair
sisa selongsong juga tidak kala pentingnya dari kecepatan dari keterbulenan zat
cair sisi tabung. Untuk meningkatkan aliran silang dan menaikkan kecepatan rata-
rata fluida sisi selongsong itu dipasang sekat-sekat tersebut terbuat dari logam
berbentuk piring bundar yang satu sisinya dipotong. Dalam prakteknya biasanya
segmen itu dipotong pada tinggi seperempat diameter selongsong. Sekat-sekat
demikian disebut sekat 25 % (25 percent baffles). Sekat itu lalu diberi lubang-
lubang untuk melakukan tabung-tabung. Agar kebocoran dapat dibuat minimum,
ruang bebas pemasangan antara sekat dan selongsong harus dibuat sekecil
mungkin. Sekat itu ditunjang oleh sebuah atau beberapa buah batang pemandu
yang dipasang diantara kedua plak tabung. Agar sekat-sekat itu terpasang erat
ditempatnya, dipasang pula potongan-potongan tabung pendek sebagai penjaga
jarak antara sekat-sekat.
3. Penukar kalor jenis plat.
Untuk perpindahan panas antara dua fluida pada tekanan rendah dan selang yaitu,
dibawa kira-kira 20 atm, penukar kalor jenis plat dapat bersaing dengan penukar
kalor jenis selongsong dan tabung, lebih-lebih dalam situasi yang memerlukan
penggunaan bahan tahan korosi. Plat-plat logam, biasanya dengan permukaan
bergelombang, didukung oleh suatu kerangka; lidah panas dialirkan melalui
pasangan-pasangan plat sela-menyela, dan bertukar panas dengan fluida dingin
yang mengalir disebelahnya.
Plat-plat itu biasanya berjarak 5 mm satu sama lain. Plat-plat itu dapat
dengan mudah dipisahkan untuk pembersihan, tambahan luas, bila diperlukan,
dapat dilakukan dengan menambahkan plat-plat lagi. Beda dengan penukar panas
selongsong dan tabung, penukar panas jenis plat dapat digunakan untuk tugas-
tugas rangkap; umpamanya, beberapa fluida yang berlainan dapat dialirkan
melalui berbagai bagian penukar panas dan masih terpisah satu sama lain. Suhu
operasi maksimumnya ialah kira-kira 300 0F, sedang luas permukaan panas
maksimum ialah kira-kira 5,0 ft2. penukar kalor jenis plat relatif efektif untuk
viskos dengan viskositas sampai kira-kira 300 P.
4. Kondensor
Piranti penukar panas khusus yang digunakan untuk mencairkan uap dengan
mengambil panas tertentunya disebut kondensor. Kalor laten itu diambil dengan
menyerapnya kedalam zat cairan lebih dingin disebut pendingin (coolant) karena
suhu pendingin didalam kondensor itu tentu meningkat karena itu, maka alat itu
dengan demikian juga bekerja sebagai pemanas. Beberapa contoh kondensor
terlihat seperti dibawah ini :
a. Kondensor salongsong dan tabung.
Kondensor ini merupakan kondensor lintas tunggal, karena keseluruhan arus
zat cair dingin mengalir melalui semua tabung secara parallel. Dalam
kondensor besar, aliran ini mengakibatkan suatu keterbatasan penting. Jumlah
tabung itu akan sedemikian besar sehingga, dengan satu lintasan saja,
kecepatan melalui tabung itu terlalu kecil untuk memberikan koefisien
perpindahan panas yang memadai, dan unit ini akan menjadi terlalu besar dan
tidak ekonomi. Demikian pula, karena naila koefisien itu rendah sekali, akan
diperlukan tabung-tabung yang panjang sekali jika kita ingin memanaskan
fluida pendingin itu dalam suhu yang cukup besar. Tabung yang terlalu
panjang itu tentu tidak praktis. Untuk mendapatkan kecepatan yang lebih
besar, dan koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi, serta tabung yang
lebih pendek, prinsip lintas banyak (multi pass) yang digunakan dalam
penukar panas dapat pula digunakan untuk pendingin dalam kondensor.
b. Kondensor dehummidifikasi
Kondensor untuk campuran uap dan gas tak mampu kondensasi. Kondensor
ini dipasang fertikal, dan bukan horizontal sebagaimana biasanya untuk
kebanyakan kondensor yang menangani uap yang tidak mengandung gas
tidak mampu kondensasi. Demikian pula uap itu terkondensasi didalam
tabung, bukan diluar, dan pendingin mengalir melalui solongsong bukan
tabung. Hal ini memungkinkan campuran uap dan gas itu memberikan satuan
positif pada waktu melalui tabung sehingga mencegah pembentuk kantong-
kantong gas-gas yang tak terkondensasi, yang bentuknya sudah dimodifikasi
berfungsi juga untuk memisahkan kondensor dari gas dan uap yang
terkondensasi.
c. Kondesor kontak
Kondesor kontak jauh lebih kecil lebih murah dari kondesor permukaan.
Dalam kondensor ini, sebagian dari air pendingin disemprotkan dalam arus
uap didekat lubang masuk uap, dan sisanya diarahkan pada leher pembuang
untuk menyelesaikan kondensasi. Bila kondensor solongsong dan tabung
dioperasikan didalam vakum, kondensor itu biasanya dipompakan keluar,
tetapi bisa juga dikeluarkan dengan menggunakan kaki barometric
(barometric leg). Kaki barometric ini berupa suatu tabung vertikal, panjang
kira-kira 34 ft (10 m), tertup mati pada bagian bawah oleh tangki penampung
kondesat. Dalam operasinya, permukaan zat cair dalam kaki itu dengan
sendirinya mengatur dirinya, sehingga perbedaan tinggi tekan didalam kaki
dan tangki sesuai perbedaan tekanan antara atmosfir dan ruang uap didalam
kondensor. Zat cair itu lalu mengalir melalui kaki itu segera setelah terbentuk
melalui kondensasi tanpa mengganggu vakum. Dalam kondensor kontak
langsung tekanan yang dipulihkan dalam kerucut hilir venturi biasanya cukup
memadai sehingga kaki barometric tidak diperlukan lagi

Beda suhu rata-rata logaritme (LMTD)


Suhu fluida-fluida di dalam penukar panas pada umumnya tidak konstan, tetapi
berbeda dari satu titik ke titik yang lainnya pada waktu panas mengalir dari fluida
yang lebih panas ke fluida yang lebih dingin. Maka dari itu untuk tahanan termal
yang konstanpun, laju air akan berbeda-beda sepanjang lintasan penukar panas yang
akan berbeda-beda sepanjang lintasan penukar panas karena harganya bergantung
kepada beda suhu antara fluida yang panas dan yang dingin pada penampang tertentu.

LMTD =
ΔT 2 / ΔT 1 /ln ΔT 2 / ΔT 1

Q = U A ΔTm
Dimana :
U = Koefesien perpindahan kalor menyeluruh
A = Luar permukaan perpindahan kalor
ΔTm = beda suhu rata-rata untuk penukaran kalor
Jika konduktansi satuan U konstan, perubahan energi kinetik diabaikan dan jika alat
penukar panas diisolasi maka persamaan (a) mudah di integrasikan secara analitik
untuk aliran searah atau aliran berlawanan arah.

T1
T2 T2 T1
t1 t2 t2
t1
t2 t2
t1 t1

Co-Current flow Counter Current Flow

IV. PROSEDUR KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Isi tempat penampung dengan air sampai penuh.
3. Tekan tombol on untuk menghidupkan alat penukar panas (shell and tube HE)
pada Thermo Bath dan temperature di atur sesuai yang dibutuhkan.
4. kemudian menghidupkan tombol pemanas.
5. Menunggu sampai air dalam Thermo Bath mencapai suhu yang telah diset. Hal
ini dapat dilihat dari lampu pemanasnya jika telah berkedap-kedip.
6. Bila suhu telah tercapai, suhu air panas yang masuk dan keluar di catat serta
suhu air dingin yang masuk dan keluar.
7. Di desktop diatur kealer untuk disesuaikan temperature panas dan dinginnya.
8. Tunggu beberapa saat sampai konstan
9. Catat perubahan temperature
10. Ulangi percobaan dengan berbeda suhu.
VII. PEMBAHASAN
Fluida yang mengalir melalui pipa mungkin mengalir dalam aliran laminar
atau turbulen ataupun transisi antara laminar dan turbulen. Mungkin pula
mengalir dalam konveksi alamiah atau paksaan. Dalam hal tertentu mungkin
terdapat lebih dari satu macam aliran dalam satu arus. Beberapa parameter
penting dalam perpindahan panas yaitu sifat-sifat fluida itu sendiri yang
meliputi, viskositas, kalor spesifik, densitas, konduktivitas termal, dan lain-lain.
Salah satu contoh alat yang berhubungan dengan proses terjadinya
perpindahan panas adalah peralatan penukar panas (Heat Exchanger). Dalam
praktikum kami menggunakan penukar panas pipa rangkap (shell and tube HE)
dengan aliran searah, dimana fluida panas dan fluida dingin melalui penukar
panas satu arah yang sama. Perpindahan panas terjadi karena adanya perbedaan
suhu dari kedua fluida tersebut.

VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
 Perpindahan panas pada alat penukar panas pipa ganda (shell and tube HE)
terjadi karena adanya perbedaan suhu. Panas akan mengalir dari suhu yang
tinggi ke suhu yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA

 Praktikum Aliran Fluida Dan Separasi Mekanik Teknik Kimia Politeknik


Negeri Ujung Pandang Makassar
 Mc Cabe, Dkk, ‘Operasi Teknik Kimia Jilid1’. Jakarta. 1986.
 Penuntun Praktikum Satuan Operasi 1, Teknik Kimia. 2007.

Anda mungkin juga menyukai