Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH ALAT PENUKAR KALOR

TUGAS MATA KULIAH ALAT INDUSTRI KIMIA

KELOMPOK 3:

ANNISA WULANDARI (2019437005)


FITRIAH NUR AZIZAH (2019437009)
GINA FITRIA (2019437010)

MUHAMMAD ADNAN HAWARI (2019437014)

NAUFAL JORDAN (2019437017)

FAKULTAS TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Alat Penukar Kalor

A. Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas


Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke
tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu
proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan
tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida
yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah
dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak
berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting mengingat aliran
panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viscositas optimal). Pengaruh suhu,
tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan efektivitas pertukaran panas yang
terjadi. Beberapa kriteria utama HE yang dibutuhkan untuk penggunaan pada suhu rendah:
1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna meningkatkan efisiensi
2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk meminimalkan
kebocoran
3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas permukaan
4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up
5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE
6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi
7. Pressure Drop yg rendah
Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan pengaruh
suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan menurunnya suhu
fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet harus ditambah dari harga
minimal beda suhu aliran.

B. Perpindahan Panas Secara Konduksi


Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling berdekatan
antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul
tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan
molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat
ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan
getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.

C. Perpindahan Panas Secara Konveksi


Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel
atau zat tersebut secara fisik.

D. Perpindahan Panas Secara Radiasi


Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi
dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang
dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini
akan berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.

Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari
dua fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak
langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu
melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak
langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel
padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding pemisah.
Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak sekali
jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah timbulnya kesalah pahaman maka
alat penukar kalor dikelompokan berdasarkan fungsinya :
a. Chiller, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan fluida sampai
pada temperature yang rendah. Temperature fluida hasil pendinginan didalam
chiller yang lebih rendah bila dibandingkan dengan fluida pendinginan yang
dilakukan dengan pendingin air. Untuk chiller ini media pendingin biasanya
digunakan amoniak atau Freon.
b. Kondensor, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan uap atau
campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin yang
dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap akan melepaskan panas
atent kepada pendingin, misalnya pada pembangkit listrik tenaga uap yang
mempergunakan condensing turbin, maka uap bekas dari turbin akan
dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan menjadi kondensat.
c. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau gas
dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak terjadi
perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka pendingin coler
mempergunakan media pendingin berupa udara dengan bantuan fan (kipas).

1
d. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk penguapan cairan menjadi uap.
Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan) suatu zat dari fasa cair
menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas latent dan zat yang
digunakan adalah air atau refrigerant cair.
e. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan kembali (reboil) serta
menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas yang sering
digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses itu sendiri. Hal ini dapat
dilihat pada penyulingan minyak pada gambar, diperlihatkan sebuah reboiler
dengan mempergunakan minyak (665 °F) sebagai media penguap, minyak tersebut
akan keluar dari boiler dan mengalir didalam tube.

f. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas
suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
• Memanaskan fluida
• Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida
yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir
adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.

2
E. Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka dapat
diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung
• Tipe dari satu fase
• Tipe dari banyak fase
• Tipe yang ditimbun (storage type)
• Tipe fluidized bed
b. Tipe kontak langsung
1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
3) Liquid vapor
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. N – Jenis fluida (N lebih dari tiga)
3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya terdapat cara
konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran masing-
masing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
• Tube ganda (double tube)

3
• Konstruksi shell and tube
o Sekat plat (plate baffle)
o Sekat batang (rod baffle)
o Konstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
1) Tipe pelat 3) Tipe lamella
2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil
c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1) Sirip pelat (plate fin)
2) Sirip tube (tube fin)
• Heat pipe wall
• Ordinary separating wall
d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan 4) Aliran parallel
2) Aliran melintang 5) Aliran split
3) Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
• Aliran counter menyilang
• Aliran paralel menyilang
• Aliran compound
2) Shell and tube
• Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada tube)
• Aliran split
• Aliran dibagi (devided)
3) Multipass plat
• N – paralel plat multipass

4
HEAT EXCHANGER

A. Jenis-jenis Shell and Tube :


a. Fixed Tube Sheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N)
Fixed-tube-sheet heat exchanger lebih sering digunakan dibandingkan jenis
lainnya, dan frekuensi penggunaannya meningkat beberapa tahun terakhir ini.
Tibesheet dilas atau digabungkan dengan shell. Biasanya perluasan melewati shell dan
bertindak sebagai flanges, dimana tube-side header ini dibaut. Konstruksi ini
menyebabkan shell and tueb sheet material menyatu satu sama lain.
Ketika pengelasan tidaklah mungkin, konstruksi tipe “blind”-gasket digunakan.
Blind gasket tidak dapat diakses untuk pemeliharaan atau penggantian ketika unit
telah dibangun. Konstruksi ini digunakan untuk steam surface condenser, yang
beroperasi di bawah vakum.

Tube side header (atau channel) dapat dilas pada tubesheet. Seperti
ditunjukkan gambar diatas jenis C dan N, konstruksi jenis ini sedikit lebih mahal
dibandingkan dengan jenis B dan M atau A dan L masih memberikan keuntungan
dimana tabung mungkin diuji atau digantikan tanpa mengganggu pipa penghubung
tube-side. Tidak ada pembatasan atas banyaknya aliran tube-side. Aliran shell-side
dapat satu atau lebih, walaupun shell dengan lebih dari 2 aliran side-shell jarang
digunakan.

Tabung dapat dengan sepenuhnya mengisi heat exchanger shell. Jarak antara
tabung yang paling jauh atau paling luar dan shell hanya merupakan kebutuhan yang
minimum untuk pembuatan. Antara bagian dalam shell dan baffles terdapat jarak yang
harus diberikan, sehingga baffles dapat bergeser terhadap shell. Toleransi pembuatan
memerlukan beberapa jarak tambahan antara bagian luar dari baffles dan tabung yang

5
paling jauh atau paling luar. Jarak tepi antara tabung yang luar (OTL) dan diameter
baffle harus sesuai untuk mencegah getaran tabung dari patahan sampai lubang baffle.
Tabung yang paling luar pasti termasuk dalam OTL. Jarak antara diameter shell dan
OTL sekitar 13 mm (1/2 in) untuk 635 mm (25 in) di dalam diameter shell dan
keatasnya, 11 mm (7/16 in) untuk 254 mm-610 mm (10 in-24 in) pipe shell, dan
kurang untuk diameter pipe shell yang lebih kecil.

Tabung dapat digantikan. Tube-side-header, channel cover, gasket dan lainnya


dapat dilakukan pemeliharaan dan penggantian namun tidak untuk struktur shell-side
baffle maupun blind gasket. Selama perpindahan tabung, tabung dapat patah sampai
shell. Ketika hal itu terjadi, akan menjadi sangat sulit untuk memindahkan dan
menggantikan tabung. Prosedur yang umum adalah menutup lubang yang sesuai pada
tube sheet.

Perluasan yang berbeda antara shell dan tube dapat berkembang dikarenakan
perbedaan dalam panjang yang disebabkan oleh ekspansi thermal. Berbagai jenis
sambungan ekspansi digunakan untuk menghilangkan tegangan yang berlebihan yang
disebabkan oeh perluasan/pemuaian. Kebutuhan akan sambungan ekspansi merupakan
kegunaan dari jumlah perbedaan ekspansi antara lain.

Penanganan yang salah selama pembuatan, pemindahan, pemasangan atau


perawatan heat exchanger dilengkapi dengan jenis bellow berdinding tipis atau tipe
sambungan ekspansi torodial dapat merusak sambungan. Di dalam unit yang lebih
besar, light-wall-joint ini peka terhadap kerusakan dan beberapa perancang memilih
penggunaan dinding yng lebih berat dari formed heads.

b. U-Tube Heat Exchanger


Tube bundle yang berisi stationary tube sheet, u-tubes, baffle atau plat
pendukung, tie rods dan spaces yang sesuai. Tube bundle dapat dipindahkan dari heat
exchanger shell. Suatu tube sider (stationary head) dan shell dengan integral shell
cover, yang dimana dilas pada shell, telah disediakan. Masing-masing tabung bebas
untuk memperluas tanpa ada batasan ditempatkan diatasnya oleh tabung lain.

U-tube bundle memiliki keuntungan jarak yang minimum antara batas tabung
luar dan bagian dalam shell untuk perpindahan konstruksi tube bundle apapun. Jarak
merupakan sama pentingnya seperti pada fixed-tube-sheet heat exchanger.

6
Banyaknya lubang tabung yang diberikan shell lebih sedikit untuk fixed-tube-
sheet exchanger karena pembatasan pada pembengkokkan tabung pada radius yang
sangat pendek. Desain U-tube memberikan keuntungan untuk mengurangi banyaknya
sambungan. Pada konstruksi bertekanan tinggi, bentuk ini menjadi penting
dipertimbangkan dalam mengurangi biaya awal dan pemeliharaan. Penggunaan
konstruksi U-tube telah meningkat dengan pengembangan tentang pembersih tabung
hidrolik, yang dapat memindahkan residu dari bagian lurus dan bengkokan U pada
tabung.
Rods dan tabung mekanis pembersih konvensional tidak bisa lewat dari satu
ujung u-tube ke ujung lainnya. Terdapat power driven tube cleaner, yang dapat
membersihkan kaki tabung yang lurus dan bengkokan tabung. Pengaliran hidrolik
dengan mendorong air melalui nozzle pada tekanan.

Alat pemanas tangki penghisap, seperti pada gambar, terdapat U-tube bundle.
Desain ini sering digunakan dengan tangki penyimpanan di luar untuk bahan bakar
minyak berat, tar, molases dan fluida yang memiliki viskositas kecil agar mudah untuk
dipompa. Biasanya media pemanasan tube side berupa uap. Satu ujung shell pemanas
terbuka, dan cairan dipanaskan melewati bagian luar dari tabung. Biaya pompa dapat
dikurangi tanpa memanaskan keseluruhan muatan tangki. Bare fin-tube dan integral

7
low-fin tube dilengkapi dengan baffles. Pemanas longitudinal fin-tube tidak di-baffle.
Fin sering digunakan untuk mengurangi potensi pencemaran fluida tersebut.

U-tube exchanger dengan tabung tembaga, cast iron headers, dan bagian lain
yang merupakan baja karbon digunakan untuk air dan uap di dalam bangunan kantor,
sekolah, rumah sakit, hotel dan lain-lain. Lembar tabung non-ferrous atau 90-10
tabung tembaga-nikel adalah yang paling sering digunakan sebagai material
pengganti. Standar exchangers ini tersedia dari sejumlah harga sebenarnya yang jauh
di bawah peralatan industri proses.

c. Packed-Lantern-Ring Exchanger
Konstruksi ini merupakan straight-tube bundle yang dapat dipindahkan yang
sedikit mahal. Bagian-bagian dari heat exchange jenis ini dapat dilihat pada gambar
berikut.

Fluida shell dan tube side masing-masing berisi dengan cincin terpisah dari
kemasan terpisah dengan suatu lantern ring dan dipasang pada floating tube sheet.
Lantern ring dilengkapi dengan weep holes. Kebocoran yang melewati packing pergi
melewati weep holes dan kemudian menetes ke tanah. Kebocoran di packing tidak
akan mengakibatkan pencampuran dua cairan di dalam exchanger.

Lebar floating tube sheet harus cukup besar agar dapat mudah untuk packing,
lantern ring dan differential expansion. Terkadang skirt digabungkan dengan tube
sheet tipis untuk memberikan permukaan pada packing dan lantern ring. Jarak antara
batas tabung yang luar dan bagian dalam shell adalah sedikit lebih besar dari yang
untuk fixed-tube-sheet dan U-tube exchangers. Penggunaan floating-tube-skirt
menyebabkan peningkatan jarak ini. Tanpa skirt, jarak harus dipertimbangkan untuk
gangguan lubang tabung selama tabung menggoncang dekat tepi luar tabung atau
untuk pengelasan ujung tube pada floating tube sheet.

d. Outside-Packed-Floating Heat Exchanger


Fluida dari sisi shell mengandung balutan dari banyak cincin, yang ditekan
diantara kotak isian dengan balutan penyokong cincin. Dulu, konstruksi ini sering
digunakan di industri kimia, tapi beberapa tahun belakangan ini penggunaannya telah
berkurang. Konstruksi bundle yang dapat dipindahkan menyesuaikan dengan

8
perbedaan ekspansi antara shell dan tube dan penggunaannya untuk perbaikan bagian
shell hingga 4137 kPa dan 600 lbf/ in2 pada 3160C (6000F). Tidak terdapat batasan
angka pada jumlah dari sisi tube yang dilalui atau pada desain tekanan dan
temperature bagian tube. Outside-packed floating heat exchanger merupakan tipe
umum yang sering digunakan untuk konstruksi bundle yang dapat dipindahkan di
industri kimia.

Saat floating-tube-sheet skirt mengalami kontak dengan balutan dari cincin,


dapat menghaluskan akhir mesin. Split-shear-ring masuk pada alur floating-tube-sheet
skirt. Slip on backing flange, pada saat penggunaannya, ditahan di tempat untuk shear
ring, terpasang pada external floating-head cover.

Floating head cover biasanya berupa cakram bundar, dengan sejumlah ganjil
dari tube-side passes, nozzle aksial bisa dipasang pada floating-head cover. Jika sisi
nozzle diperlukan, cakram bundar diganti oleh dished head atau channel barrel
terpasang diantara floating-head cover dan floating-tube-sheet skirt.

e. Internal Floating Head Exchanger


Desain internal-floating-head exchanger digunakan secara ekstensif di jasa
pertroleum refinery, tapi beberapa tahun belakangan ini, penggunaannya menurun,
Tube bundle lebih mudah dipindahkan dan floating tube sheet yang bergerak ( atau
mengambang ) dapat menyesuaikan dengan perbedaan ekspansi antara shell dan tube.
Batas tube terluar mendekati diameter bagian dalam gasket pada floating tube sheet.
Jarak (antara shell dan OTL) adalah 29 mm (1 1/8 in) untuk shell pipa dan 37 mm (1
7/16 in untuk diameter plate shell sedang).
Split backing ring dan baut biasanya menahan floating head cover pada
floating tube sheet. Split backing ring dan baut biasanya terletak melebihi ujung shell
dan di dalam cover-shell berdiameter besar. Shell cover, split backing ring, dan
floating head cover harus dipindahkan sebelum tube bundle bisa melewati exchanger
shell.

9
f. Pull-Through-Floating Heat Exchanger.
Konstruksinya sama seperti internal-floating-head split-backing ring
exchanger kecuali floating-head covernya yang terpasang tepat pada floating tube
sheet, Tube bundle dapat diambil tanpa memindahkan shell cover atau floating-head
cover. Hal ini dapat mengurangi waktu perawatan saat pemeriksaan dan perbaikan.

Jarak yang besar antara shell dan tube harus tesedia untuk gasket dan baut
pada floating-head cover. Jaraknya sekitar 2-2,5 kali dibandingkan dengan desain
yang dibutuhkan split-ring. Sealing strips atau dummy tubes biasanya dipasang untuk
mengurangi tube bundle yang melewati.

g. Falling-Film Exchangers
Falling film shell and tube heat exchanger telah dikembangkan untuk macam-
macam pelayanan dan dibuat oleh Sack (Chem.eng program,63,55(juli 1967)). Fluida
masuk di puncak vertical tabung, Distributor atau slotted tubes menyimpan liquid di
aliran film di dalam permukaan tubes, dan film menempel pada permukaan tabung
saat jatuh ke dasar tabung. Fil dapat didinginkan. Dipanaskan, diuapkan atau
dibekukan (oleh medium perpindahan panas yang cocok) di luar tabung. Tube
distributor telah dikembangkan untuk berbagai macam aplikasi. Fixed tube sheets
dengan atau tanpa sambungan ekspansi dan outside-packed head adalah desain yang
digunakan.

h. Split-backing-ring Floating Head (Type S)

Satu tubesheet fix dengan baik pada shell dan tubesheet satunya terapung, dan
dimungkinkan untuk memindahkan secara terpisah antara shell side dan tube side,
serta seluruh tube bundle dapat dilepas. Untuk memisahkan antara fluida pada shell
dengan fluida yang melewati tube side, maka dipergunakan flanged cover yang
dibautkan pada split backing ring pada sisi lain tubesheet. Akses ke tube end pada
stationary end hanya dapat dilakukan dengan melepaskan head cover, sedangkan
akses ke tube end pada floating head end dilakukan dengan melepas shell cover, split
back ring dan floating head cover.

10
Ada internal joint pada type ini sehingga membutuhkan design yang sangat
hati hati dan cermat.

i. Outside Packed floating head (Type P)


Untuk memasukkan fluida dari tube side ke floating head, salah satu silindrical
barrel (Skirt) dilaskan pada sisi luar floating tubesheet, sementara lainya ditetapkan
dengan sebuah slip on backing flange dan flat cover. Backing flange dipasang dengan
sebuah split shear ring yang ditempatkan dalam celah pada skirt, keberadaan split shear
ring memungkinkan bagi flange dan cover untuk dilepas. Tekanan dan temperatur pada
shell side terbatas pada 20 bar dan 300 deg C.

j. Bayonat tube
Pada type ini, tube bagian luar, tube bagian dalam dan shell side dapat
dilepaskan secara bebas. Type ini cocok untuk perbedaan temperatur yang extrim
antara kedua fluida di shell side dan tube side. Free end masing-masing pipa bagian
luar di seal ke sebuah cover Shell side biasanya dilengkapi dengan buffle seperti
halnya type lain, akan tetapi untuk ukuran shell vertikal yang relative pendek kadang
tidak diperlukan adanya buffle. Secara garis besarnya ada dua Tahap Detail Design
untuk Shell and Tube Heat Exchanger.
Tahap pertama adalah Thermal Design dan selanjutnya diteruskan dengan
Mechanical Design. Output atau hasil yang diperoleh pada Thermal design akan
menjadi data input untuk Mechanical design.

11
k. Double bundle Vaporizer
Double type ini adalah spesial design non-TEMA dan cocok dipergunakan
untuk penguapan liquid pada temperatur yang rendah. Meskipun dapat dipenuhi
dengan single bundle, akan tetapi spesial design diperlukan untuk mencegah
pembekuan kondensate. Bundle bagian bawah berperan sebagai kettle yang
memanaskan fluida dalam shell dan pendinginan terjadi pada fluida pada tube side,
sementara itu bundle bagian atas berperan menurunkan kembali temperatur fluida
dapam shell dan menyerap panasnya untuk menguapkan fluida dingin pada tibe side
pada bundle atas ini.

B. Keuntungan shell & tube exchanger :


➢ Memiliki permukaan perpindahan panas persatuan volume yang lebih besar
➢ Mempunyai susunan mekanik yang baik dengan bentuk yang cukup baik untuk
operasi bertekanan.
➢ Tersedia dalam berbagai bahan konstruksi
➢ Prosedur pengopersian lebih mudah
➢ Metode perancangan yang lebih baik telah tersedia
➢ Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah

C. Faktor yang mempengaruhi efektivitas Heat exchanger tipe shell & tube:
➢ Melakukan penelitian penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat
penukar panas, hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
➢ Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas
meningkat hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
➢ Menyimpulkannya dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris,
efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas
meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
➢ Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan

12
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.

D. Komponen-komponen Shell and Tube Heat Exchanger.


Dalam penguraian komponen-komponen heat exchanger jenis shell and tube
akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada konstruksi heat
exchanger. Untuk lebih jelasnya disini akan dibahas beberapa komponen dari heat
exchanger jenis and tube.

a. Shell
Kontruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tubes yang akan ditempatkan
didalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar atau pelat logam
yang dirol. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana didapat tube bundle.
Untuk temperatur yang sangart tinggi kadang-kadang shell dibagi dua disambungkan
dengan sambungan ekspansi. Bentuk-bentuk shell yang lazim digunakan ditunjukkan
pada gambar berikut :

13
b. Tube (Pipa)
Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang
mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan dan
bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu bahan
pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida kerja. Adapun beberapa tipe susunan tube dapat
dilihat dibawah ini :
❖ Susunan Segitiga (Triangular Pitch).

•Keuntungan :
1. Film koeffisien lebih tinggi daripada square pitch.
2. Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya kompak.
• Kerugian :
1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.
2. Tidak baik untuk fluida fouling
3. Pembersihan secara kimia
❖ Susunan Segitiga Diputar 30(Rotated Triangular Pitch)

•Keuntungan :
1. Film koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapi lebih
besar dari susunan square pitch.
2. Dapat digunakan pada fluida fouling
• Kerugian :
1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.
2. Pembersihan secara kimia
❖ Susunan Bujur sangkar (Square Pitch)

14
• Keuntungan :
1. Bagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah.
2. Baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik.
3. Baik untuk menangani fluuida fouling.
• Kerugian :
1. Film koeffisiennya relatif rendah

❖ Susunan Bujur sangkar yang Diputar 45 (Diamond Square Pitch).

• Keuntungan :
1. Film koeffisiennya lebih baik dari susunan square pitch, tetapi tidak
sebaik triangular pitch dan rotated triangular pitch.
2. Mudah untuk pembersihan dengan mekanik
3. Baik untuk fluida fouling.
• Kerugian :
1. Film koeffisisen relatif rendah
2. Pressure drop tidak serendah square pitch
❖ Tube pitch
Lubang yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak
tube yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube.

15
Susunan dari tube ini dibuat berdasarkan pertimbangan untuk mendapatkan
jumlah pipa yang banyak atau untuk kemudahan perawatan (pembersihan
permukaan pipa).

c. Sekat (Baffle)
Tubes atau pipa-pipa memegang peranan yang sangat penting di dalam penukar
kalor. Dinding pipa merupakan bidang pemisah kedua jenis fluida yang mengalir di
dalamnya dan sekaligus berfungsi sebagai bidang perpindahan panas. Bahan dan
ketebalan dnding pipa harus dipilih agar diperoleh penghantaran panas yang baik dan
juga harus mampu bekerja pada tekanan operasi fluida kerjanya. Susunan tubes
biasanya dipasang menurut konfigurasi segitiga atau segiempat
Adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat exchanger ini antara
lain adalah untuk :
1. Sebagai penahan dari tube bundle
2. Untuk mengurangi atau menambah terjadinya getaran.
3. Sebagai alat untuk mengarahkan aliran fluida yang berada di dalam tubes.
Ditinjau dari segi konstruksinya baffle dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu :
1. Sekat plat bentuk segmen.
2. Sekat bintang (rod baffle).
3. Sekat mendatar.
4. Sekat impingement.

16
17
d. Tube Side Channel dan Nozzle
Mengatur aliran fluida di tube
e. Channel Cover
Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan
f. Tube Sheet
Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang
disebut tube bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube
sheet. Sedangkan pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi
untuk menyatukan tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube
side dengan shell side. Tube sheet merupakan bagian yang penting pada penukar
kalor. Bagian ini merupakan tempat disatukannya pipa-pipa pada bagian ujungnya.
Tube sheet ini dibuat tebal dan pipa harus terpasang rapat tanpa bocor pada tube
sheet. Dengan konstruksi fluida yang mengalir pada badan shell tidak akan tercampur
dengan fluida yang mengalir didalam tube. Penyambungan antara tube sheet dengan
pipa merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan, karena.segala kegagalan
penyambungan ini akan menyebabkan kebocoran dan pencampuran kedua fluida di
dalam penukar kalor.
Terdapat dua jenis tube sheet, yaitu
a. Fixed tube sheet, dimana tube sheet dipasang kokoh pada shell.
Biasanya tube sheet ini dipasang dengan cara compression fitting (dengan baut-mur).
Untuk keperluan khusus dapat dilakukan sambungan las.
b. Floating tube sheet; tube sheet ini tidak dikatkan pada shell,tetapi
terpasang dengan baik pada tube bundle (berkas pipa). Pemakaian floating tube sheet
biasanya dimaksudkan untuk mengatasi ekspansi termal pada operasi temperatur
tinggi. Untuk mencegah tercampurnya fluida di dalam penukar kalor, pada bagian
saluran pipa dipasang tutup tube sheet.

g. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian
paling luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang
satu dengan lainnya tetap.

E. Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)

Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis
penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik
dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan
cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida
yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang
anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat
digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan
untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh
( shell and tube heat exchanger).
18
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri-sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk menjadi
U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan panas,
bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan
sebagainya.

Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang


tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil.
Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel
dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun
paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD
sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan
kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya terletak pada
kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas untuk fluida yang
membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan biasanya digunakan untuk
sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.

Prinsip kerja double pipe


Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga
kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida
pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi
mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin
terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor
yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada
dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah.
19
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis
pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan baik
berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk
penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan
pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-sama
dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan
perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran
pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah. Dalam
percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris
sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor
didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu.
Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh
korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang
dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan
terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi
temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien
perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor yang dipengaruhi
akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur dinding tube dan
Kecepatan aliran fluida.

F. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )

Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri
atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang
dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini
dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh
sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi
panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu
disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya
sekat mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang
satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan
umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat
lunak (biasanya terbuat dari karet). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu
perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat
lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar
pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang
pada sisi sebelahnya karena ada sekat.

20
G. Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan
mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium
pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah
tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat
yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas
diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan
turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat
biasanya berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya
produk akan masuk melalui saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat,
sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas
akan masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui
saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran
medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan
agar proses pemanasan dapat lebih cepat berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas
dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena
tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi
panas dan medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam tergantung
dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri
produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama.
Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan
keluar melewati bagian yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front
head dan keluar melalui ports pada bagian belakangnya.

Prinsip Alat Ukur PHE


1. Alat ukur laju alir
2. Alat ukur tekanan
3. Alat ukur suhu

Kelebihan PHE
1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.
2. Mudah dirawat dan dibersihkan
3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan
4. Waktu tinggal media sangat pendek
5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)
6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel,Titanium, dan logam lainnya)
8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi

21
Kekurangan PHE
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa dari
material gasket yang sesuai.

PHE yang banyak dijumpai di industri adalah type:


a. Glue type
Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat PHE. Lem
yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan terhadap panas
yang baik.

22
b. Clip type
Luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya cukup
menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang terdapat pada plat. Pemasangan gasket
tipe ini lebih mudah dan ringkas jika dibandingkan dengan tipe glue.

Klasifikasi alat penukar panas :


- Berdasarkan kontak antara bahan atau fluida
• Pertukaran panas langsung
Bahan yang dipanaskan atau yang didinginkan dikontakan langsung dengan
media pemanas atau pendingin.
• Pertukaran Panas tidak langsung
Memungkinkan terjadinya perpindahan panas dari satu cairan fluida ke fluida
lain melalui dinding pemisah.

- Berdasarkan arah aliran

• Penukar panas satu lintas (single-pass)

• Penukar panas aliran searah (parallel-flow)

• Penukar panas berlawanan arah (Counter-flow)

• Penukar panas aliran lintang (Cross-flow)

23
Bagian-Bagian dari Plate Heat Exchanger

1. Gasket terbuat dari karet (non logam) atau bahan yang biasa digunakan adalah nitrile
dan ethylene propylene rubber (EPR/EPDM)
a. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur rendah
b. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur tinggi
c. EPR/ EPDM : -800F – 3000 F sangat tahan terhadap air yang sangat panas
dan uap serta memiliki ketahanan yang baik untuk kompresi atau volume yang
besar.
Fungsi gasket ini adalah sebagai perekat alat atau pengatur aliran fluida,
sehingga antara fluida yang satu dengan fluida yang lain tidak mengalami kontak
secara langsung yang menyebabkan kebocoran.
2. Pelat penekan (Compression Plate) terbuat dari logam yang berfungsi sebagai
penekan pelat agar pada saat operasi alat berjalan tidak ada rongga didalam aliran
fluida agar tidak terjadi kebocoran.
3. Pelat (plates), umumnya berukuran 0,4 - 0,6 mm terbuat dari stainless steel atau
titanium dan terdapat pada berbagai macam susunan yang berombak-ombak,
berfungsi sebagai tempat mengatur fluida serta tempat terjadinya pertukaran panas
antara fluida panas dengan fluida dingin. Fluida pada pelat ini mengalir secara
turbulen, hal ini dikarenakan bentuk dari pelat tersebut yang bergerigi sehingga
pertukaran panas dapat berlangsung secara cepat. Makin banyak pelat tekanan makin
besar.

24
Tipe Pelat
• Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang sering digunakan karena mempunyai
banyak pembatas untuk mengalir, sehingga menyebabkan banyak gerakan putaran
(turbulen), perpindahan panas dengan kecepatan tinggi, dan menurunkan tekanan.
• Horizontal, juga merupakan pola yang sering digunakan. Mempunyai pembatas,
gerak putaran (turbulen), dan penurunan tekanan yang lebih sedikit dibandingkan
pola vertical
• Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil
pemanasan dan penurunan tekanan yang lebih optimal.
4. Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan berfungsi menjaga pelat
agar tetap stabil

5. Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang digunakan untuk
menekan pelat dan frame

6. Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless steel yang
mendukung dan menjaga agar pelat berjajar secara rapi.

25
7. Front and Rear Heads . (Bagian depan dan kepala bagian belakang), merupakan
bagian yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada kumpulan pelat yang
ditekan.

26
EVAPORASI
Pengertian Evaporator

Evaporator adalah peralatan yang digunakan untuk menurunkan kadar air bahan
pangan dengan menggunakan prinsip penguapan (evaporasi) zat pelarutnya sampai pada nilai
yang diinginkan. Menurut Heldman et al. (1992) satuan operasi yang paling penting dalam
pemekatan pangan cair adalah proses penguapan (evaporasi). Dalam proses penguapan ini,
pelarutnya (biasanya air) dikeluarkan dari pangan cair melalui pemanasan sampai
memperoleh konsentrasi yang diharapkan. Menurut Toledo (1991), bagian utama dari
evaporator adalah badan evaporator, kondensor dan penukar panas (heat exchanger).

Untuk memperoleh penguapan yang optimum diperlukan pindah panas yang cukup,
pemisahan uap-cairan yang efisien, penggunaan energi yang efisien, dan perlakuan produk
yang tepat (Standiford dalam Heldman et al., 1992). Proses evaporasi merupakan proses
yang melibatkan pindah panas dan pindah masa secara simultan. Artinya, dalam proses ini
sebagian air atau pelarut akan diuapkan sehingga akan diperoleh suatu produk yang kental
(konsestrat). Proses pindah panas dan pindah masa yang efektif akan meningkatkan
kecepatan penguapan. Evaporasi akan terjadi apabila suhu suatu bahan sama atau lebih tinggi
dari titik didih cairan (Wirakartakusumah et al.1988).

Menurut Heldman et al.1992 mengklasifikasikan evaporator menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Evaporator pipa pendek (short-tube or calandria evaporator)

Yaitu Evaporator pipa pendek merupakan evaporator yang paling tua. uap air
panas sebagai sumber panas berada di dalam rumah penukar panas yang dilengkapi
dengan pipa-pipa pendek disusun paralel vertikal. Bagian ini secara keseluruhan
disebut kalandria. Kalandria direndam oleh fluida yang kemudian mendidih dan uap
naik untuk selanjutnya dipisahkan. Evaporator tipe ini dapat dioperasikan dengan
aliran konveksi alami atau menggunakan engaduk. Aliran konveksi alami terjadi
karena adanya perbedaan bobot jenis antara fluida panas yang bergerak ke atas
dengan fluida yang lebih dingin bergerak ke bawah

27
2. Evaporator pipa panjang vertical, dengan lapisan naik (long tube vertical, rising
film evaporator)

Yaitu, evaporator tipe ini umpan dimasukkan dari bawah pada bagian penukar
panas dan fluida menguap di dalam pipa-pipa pemanas. Fluida naik dalam bentuk
lapisan sepanjang pipa karena adanya gerakan mengapung (buoyancy action)
gelembung uap yang terbentuk dalam pipa. Evaporator tipe ini mempunyai kelebihan
waktu kontak bahan dan pemanas singkat dengan laju pindah panas yang cepat
melalui lapisan tipis pada perbedaan suhu yang tinggi. Evaporator ini juga relatif
ekonomis. Kerugian dari evaporator tipe ini adalah jika perbedaan suhu rendah,
pindah panas juga rendah. Evaporator tipe ini sangat baik digunakan untuk bahan
yang encer dan sensitif terhadap panas, seperti sari buah dan susu.

3. Evaporator pipa panjang vertical dengan lapisan turun (Iong-rube faling film
evaporator)

Yaitu, evaporator tipe ini merupakan salah satu evaporator yang paling dikenal
untuk menguapkan makanan yang sensitif terhadap panas. Pada evaporator tipe ini,
fluida dipompakan ke bagian atas penukar panas hingga menyebar diantara pipa-pipa
pemanas yang mengakibatkan aliran lapisan tipis yang seragam turun melalui
pipapipa pemanas. Uap air kemduian dikumpulkan pada bagian bawah pemisah uap.
Evaporator jenis ini sangat dikenal umum dalam industry pangan karena adanya
kombinasi antara waktu kontak antara bahan dengan pipa-pipa pemanas yang singkat
dengan laju pindah panas yang tinggi dan nilai ekonomis yang tinggi. Evaporator tipe
ini juga dapat menangani fluida yang lebih kental dari pada evaporator tipe pipa
panjang vertikal lapisan naik dan dapat beroperasi efisien pada perbedaan suhu
rendah. Evaporator tipe ini sangat baik jika dioperasikan pada tekanan vakum,
sehingga dapat digunakan untuk pangan yang sensitif terhadap panas seperti produk
28
susu dan sari buah. Untuk menjamin operasi penguapan yang optimal, maka pipa-pipa
pemanas harus selalu dijaga berada dalam keadaan basah untuk menjaga laju
distribusi ke tabung evaporasi.

4. Evaporator aliran bertenaga (force circulation evaporator)

Yaitu, evaporator tipe ini fluida disirkulasikan di dalam evaporator dengan


cara dipompakan dan dipanaskan baik pemanas dalam atau pemanas luar. Penguapan
biasanya tidak diperbolehkan berlangsung pada bagian penukar panas tetapi pada
bagian pemisahan. Pada evaporator tipe ini, aliran fluida berulang beberapa kali.
Sehingga koefisien pindah panasnya secara umum menjadi lebih tinggi. Fluida kental
atau berpartikel dapat dengan mudah ditangani dengan cara ini, sehingga jenis
evaporatot ini banyak digunakan dalam industri pengolahan produk tomat dan
pemurnian gula. Kerugian dari evaporator tipe ini adalah waktu kontak antara bahan
dengan alat pemanas yang lama akibat sirkulasi berulang dan biaya tinggi akibat
penggunaan pompa sirkulasi

29
5. Evaporator lapisan tipis teraduk/ lapisan tersapu (wipe film/agitated thin film
evaporator)

Yaitu, evaporator tipe ini digunakan untuk memekatkan fluida yang sangat
kental. Pada evaporator tipe ini, pindah panas dapat ditingkatkan dengan cara
melakukan penyapuan sinambung pada lapisan sekeliling permukaan pindah panas.
Pengadukan juga dapat berfungsi mengurangi lengket/menempel bahan pada
permukaan penukar panas. Untuk memekatkan fluida dengan evaporator tipe ini,
fluida dimasukkan pada bagian atas pada permukaan pindah panas, kemudian fluida
turun secara gravitas dan diaduk dengan blade yang berputar terus menerus. Produk
yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam ruangan penguapan dan dalam ruangan
ini uap airnya dipisahkan dengan konsentratnya. Evaporator tipe ini digunakan untuk
fluida yang sangat kental dan sangat sensitif terhadap panas atau fluida yang
cenderung menempel/lengkat pada permukaan pemanas. Salah satu contoh produk
yang cocok diuapkan dengan evaporator tipe ini adalah pasta tomat dan gelatin.
Keuntungan evaporator tipe ini adalah waktu kontak dapat dibuat sangat pendek dan
kebanyakan digunakan pada operasi efek tunggal dengan perbedaan suhu yang tinggi
untuk memaksimalkan efisiensi penguapan

30
6. Evaporator pelat datar (plate evaporator)

Yaitu, evaporator tipe ini sangat mirip dengan penukar panas pelat datar. Pada
evaporator tipe ini, fluida yang akan dipekatkan dilewatkan pada salah satu sisi dari
pelat datar, sementara media pemanas melewati sisi yang lainnya. Penguapan dapat
terjadi pada bagian pelat datar atau pada ruangan pemisah yang letaknya di bagian
luar. Evaporator tipe ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya operasinya
mudah dan fleksibel, laju pindah panas yang baik, waktu kontak sangat singkat untuk
produk yang sensitif terhadap panas dan produk yang menempel. Evaporator tipe
pelat datar dapat digunakan untuk memekatkan bahan seperti larutan gula dan jagung,
fluida yang pekat seperti pure buah, pekatan kopi, gelatin, dan pekatan sirup buah.

31
7. Evaporator sentrifugal/kerucut (centrifugal/conical evaporator)

Yaitu evaporator tipe ini adanya gaya sentrifugal di dalam jerucut yang
berputar menghasilkan lapisan tipis produk. Pada sisi lainnya terdapat uap air panas
atau air panas. Operasi penguapan terjadi pada lapisan tipis selama melewati bagian
tirus, dan selanjutnya uap air dipisahkan dengan pekatannya pada bagian tirus
tersebut. Evaporator ini dapat digunakan untuk memekatkan fluida pekat dan sangat
sensitif terhadap panas (karena waktu kontak pemanasan yang sangat singkat) seperti
pure dan pasta tomat, kopi, susu dan gula. Evaporator tipe ini mudah dioperasikan dan
ruangan yang diperlukan relatif kecil. Kekurangan dari evaporator tipe ini yaitu
kapasitasnya kecil dengan biaya investasi yang tinggi.

8. Evaporator suhu rendah (low temperature evaporator)

Yaitu, produk yang sangat sensitive terhadap panas, proses evaporasi suhu
rendah dapat menggunakan siklus refrigerator mekanik yang standar. Dimana di
dalam siklus refrigerator amoniak, kompresor dapat digunakan untuk mengembalikan
amoniak menjadi gas tekanan tinggi. Gas anomiak tekanan tinggi ini kemudian
dimampatkan di dalam bagian pemindahan kalor pada evaporator dengan lapisan
naik, yang akan memberikan panasnya kepada produk yang sedang diuapkan. Untuk
itu, diperlukan kondisi ruang evaporasi vakum yang tinggi untuk penguapan air dari
produk pada temperatur rendah seperti ini. Operasi bisa dilakukan para temperatur 15
oC – 16 oC. Sampai saat ini, evaporator suhu rendah belum dimanfaatkan secara
komersial karena sangat mahalnya biaya operasi.

9. Evaporator Efek Tunggal (single effect evaporator)

Single-effect-evaporator atau evaporator efek tunggal merupakan salah satu


jenis alat evaporator dimana di dalam prosesnya hanya dilakukan satu kali proses
evaporasi. Menurut Toledo (1991) evaporator efek tunggal terdiri beberapa
komponen, yaitu: ruang penguapan (vapor chamber) yang merupakan tempat
pemisahan air (pelarut) dari larutan, heat exchanger sebagai penyedia panas untuk
penguapan, kondenser untuk menarik keluar uap dari ruang penguapan dan steam jet
ejector untuk mengeluarkan gas yang tidak terkondensasi dari sistem. Gambar 7
memperlihatkan diagram skematis dari evaporator efek tunggal. Setiap vapor
chamber dianggap sebagai satu efek. Artinya, pada evaporator efek tunggal hanya
terdapat satu ruang penguapan. Apabila dalam sebuah evaporator terdiri dari beberapa
ruang penguapan yang tersusun seri, maka evaporator ini disebut sebagai multi-effect
evaporator atau evaporator efek jamak.

32
10. Evaporator Efek Ganda (multiple effect evaporator)
Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau lebih
dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek majemuk.
Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap yang
dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat panas
secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
Prinsip dasar dari jenis evaporator ini yaitu menggunakan panas/kalor yang
dilepaskan/disediakan dari proses kondensasi pada satu efek untuk memberikan panas
bagi efek lainnya. Uap yang terbentuk dari separator first effect akan memanasi
komponen yang sedang berada di unit second effect, ketika steam awal (steam
langsung) sedang memanasi komponen yang berada pada unit first effect. Pada suatu
multiple-effect evaporator, air dididihkan pada suatu rangkaian wadah (vessel),
masing-masingnya dilangsungkan pada tekanan yang lebih rendah dibandingkan
dengan dengan unit sebelumnya. Karena titik didih dari air berkurang/menurun
seiring dengan penurunan tekanan maka uap yang terbentuk dari satu wadah dapat
digunakan untuk memanaskan unit berikutnya dan hanya pada vessel pertama.(pada
tekanan tertingi) membutuhkan sumber panas eksternal. Laju uap dan air pendingin
bagi unit double effect diperkirakan 50% dibandingkan dengan unit single effect

33
DRYER

Jenis Jenis Dryer

1. DRUM/ ROTARY DRYER

Pengering ini digunakan untuk mengeringkan zat-zat berbentuk cairan, misalnya susu
atau air buah. Alatnya terdiri dari pipa silinder yang besar, adayang hanya satu ada yang dua,
bagian dalamnya berfungsi menampung danmengalirkan uap panas. Drum dryer sangat cocok
untuk penanganan lumpur ataupadatan yang berbentuk pasta atau suspensi serta untuk
bermacam-macam larutan (Anonim, 2010).

Pengeringan dengan drum (Drum Drying) secara luas digunakan dalam pengeringan
komersial di industri pangan untuk berbagai jenis produk makanan berpati, makanan bayi,
maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan viskositas tinggi (heavy pastes), dan dikenal
sebagai metode pengeringan yang paling hemat energi untuk jenis produk tersebut. Karena
terpapar [ada suhu tinggi hanya dalam beberapa detik, drum drying sangat cocok untuk
kebanyakan produk yang sensitif terhadap panas, dan drum dryer dalam pembuatan bubur
melibatkan sistem kominusi. Dalam operasional pengeringan, cairan, bubuk, atau materi yang
dihaluskan diletakkan sebagai lapisan tipis pada permukaan luar drum berputar yang
dipanaskan oleh uap. Setelah sekitar tiga perempat dari titik putaran, produk sudah kering dan
dipindahkan dengan pisau/scraper statis. Produk kering kemudian ditumbuk menjadi serpih
atau bubuk. Pengeringan drum adalah salah satu metode pengeringan yang paling hemat
energi dan khususnya efektif untuk mengeringkan cairan dengan viskositas tinggi atau bubur
makanan.

Proses optimalisasi drum dryer ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
tingkat viskositas larutan bahan (kental atau encer), larutan yang encer lebih cepat kering
disebabkan lebih mudah memperluas permukaan cairan atau pasta. Dalam aplikasinya
dibidang industri biasanya drum dryer digunakan untuk memproduksi sereal dan ragi roti
(Mujumdar, 1995)

34
Perbedaan penggunaan drum dryer jika dibandingkan dengan oven dalampengolahan
pangan yang mengadung pati adalah tidak merusak bahan karena suhuyang digunakan berkisar
antara 80oC dalam waktu yang cepat, yaitu hanya sekaliputaran drum. sedangkan penggunaan
oven dalam pengeringan adalah dapat merusak bahan karena suhu yang dugunakan tinggi
dalam waktu yang relatif lama.

Prinsip Kerja

Bagian drum berfungsi sebagai suatu evaporator. Beberapa variasi darijenis drum
tunggal adalah dua drum yang berputar dengan umpan masuk dari atas atau bagian bawah
kedua drum tersebut. Terdiri dari gulunganlogam panas yang berputar. Pada bagian luar
terjadi penguapan lapisantipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan kering
dikeluarkandari gulungan yang putarannya lebih diperlambat.

Mekanisme Kerja

Cairan yang akan dikeringkan disiramkan pada silinder pengeringtersebut dan akan
keluar secara teratur dan selanjutnya menempel padapermukaan luar silinder yang panas
sehingga mengering, dan karenasilinder tersebut berputar dan di bagian
atas terdapat pisau pengerik (skraper) maka tepung- tepung yang menempel akan
terkerik danberjatuhan masuk ke dalam penampung, sehingga didapat tepung sari
hasiltanaman yang kering dan memuaskan (Ahmad, 2010).

Beberapa permasalahan yang timbul pada drum dryer :

1. Terjadi fluktuasi kadar air dan ketebalan bahan


2. Akumulasi noncondensable gas dalam tabung yang mempengaruhi keseragaman
pengeringan;dan
3. Suhu permukaan drum mungkin berbeda-beda sepanjang drum.

Kelebihan:

• Produk yang dihasilkan memiliki porositas yang baik sehingga sifat rehidrasi
tinggi.
• Bisa digunakan untuk makanan kering yang sangat kental, seperti pasta dan
patigelatinizedatau dimasak, yang tidak dapat mudah dikeringkan dengan metode
lain.
• Efisiensi panas dan kecepatan yang tinggi.
• Produk/hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis.
• Mudah untuk mengoperasikan dan memelihara.
• Fleksibel dan cocok untuk beberapa pengeringan tapi dalam jumlah kecil.
• Instalasi mudah
• Menggunakan daya listrik yang sedikit

35
Kelemahan:

• Tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk film (lapisan tipis) yang
bagus.
• Khusus produk yang mengandung kadar gula tinggi seperti tomat pure tidak
mudahdipisahkan dari drum karena thermoplasticity dari suhu bahan.
• Throughput (kecepatan hasil pengeringan per satuan waktu) relatif rendah
dibandingkan dengan spray drying.
• Biaya tinggi untuk perubahan permukaan drum karena presisi mesin sangat
dibutuhkan.
• Kemungkinan panas produk dapat memberikan rasa masak dan pudarnya warna
karena kontak langsung dengan suhu tinggi di permukaan drum.
• Tidak dapat memproses bahan/material yang mengandung garam tinggi (asin)
atau bersifat korosif karena berpotensi terjadi pitting pada permukaan drum.

Luas kontak permukaan bahan dengan udara lebih rendah dibandingkan dengan jenis
pengeringan lainnya seperti spray drying atau fluidized bed drying.

Aplikasi Drum Dryer

Drum dryer antara lain diaplikasikan pada pengeringan produk pangan seperti, susu,
makanan bayi, sereal, buah dan sayuran, pure kentang, pati masak, dan lain-lain.

2. TRAY DRYER

Tray Dryer (Cabinet Dryer) merupakan salah satu alat pengeringan yang tersusun dari
beberapa buah tray di dalam satu rak. Tray dryer sangat besar manfaatnya bila produksinya
kecil, karena bahan yang akan dikeringkan berkontak langsung dengan udara panas. Namun
alat ini membutuhkan tenaga kerja dalam proses produksinya, biaya operasi yang agak mahal,
sehingga alat ini sering digunakan pada pengeringan bahan – bahan yang bernilai tinggi.

Tray dryer termasuk kedalam system pengering konveksi menggunakan aliran udara
panas untuk mengeringkan produk. Proses pengeringan terjadi saat aliran udara panas ini

36
bersinggungan langsung dengan permukaan produk yang akan dikeringkan. Produk
ditempatkan

Pada setiap rak yang tersusun sedemikan rupa agar dapat dikeringkan degan
sempurna. Udara panas sebagai fluida kerja bagi model ini diperoleh dari pembakaran bahan
bakar, panas matahari atau listrik. Kelembaban relative udara yang mana sebagi factor
pembatas kemampuan udara menguapkan air dari produk sangat diperhatikan dengan
mengatur pemasukan dan pengeluaran udara ked an dari alat pengering ini melalui sebuah
alat pengalir.

Penggunaannya cocok untuk bahan yang berbentuk padat dan butiran, dan sering
digunakan untuk produk yang jumlahnya tidak terlalu besar. Waktu pengeringan yang
dibutuhkan (1-6 jam) tergantung dari dimensi alat yang digunakan dan banyaknya bahan
yang dikeringkan, sumber panas dapat berasal dari steam boiler.

Prinsip Kerja

Pengering tray ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan tak
langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum. Pengeringan
dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat padat memerlukan waktu sangat lama dan siklus
pengeringan panjang yaitu 4-8 jamper tumpak. Selain itu dapat juga digunakan sirkulasi
tembus, tetapi tidak ekonomis karena pemendekan siklus pengeringan tidak akan mengurangi
biaya tenagakerja yang diperlukan untuk setiap tumpak.

Mekanisme Kerja

Pada tray dryer yang juga disebut rak, bahan dapat berupa padatan kental atau padatan
pasta, disebarkan merata pada tray logam yang dapat dipindahkan di dalam ruang (cabinet).
Uap panas disirkulasi melewati permukaan tray secara sejajar, panas listrik juga digunakan
khususnya untuk menurunkan muatan panas sekitar 10-20% udara melewati atas tray adalah
udara murni, sisanya menjadi udara sirkulasi. Setelah pengeringan, ruang atau cabinet dibuka
dan tray diganti dengan pengering tumbak (batch) tray. Modifikasi tipe ini adalah tipe tray
truck yang ditolak ke dalam pengering. Pada kasus bahan granular (butiran), bahan bisa
dimasukkan dalam kawat pada bagian bawah tiap-tiap tray, kemudian melalui sirkulasi
pengering, uap panas melewati bed permeable memberikan waktu pengeringan yang lebih
singkat disebabkan oleh luas permukaan yang lebih besar kena udara.

Keuntungan

• Laju pengeringan lebih cepat


• Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
• Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang dikeringkan.

Kekurangan

• Efisiensi rendah
• Kecenderungan tray terbawah panas dan tray teratas kurang panas.

37
3. SPRAY DRYER

Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan bahan


pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak kopi). Cairan
yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (semacam saringan bertekanan)
sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) cairan yang sangat halus. Butiran ini
selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati.

Evaporasi air akan berlangsung dalam hitungan detik, meninggalkan bagian padatan
produk dalam bentuk tepung. Kapasitasnya dapat beberapa kg/jam hingga 50 ton/jam
penguapan (20000 pengering semprot) dan umpan yang diatomisasi dalam bentuk percikan
disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik. Contoh umum yang
mengaplikasikan sistem spray dryer adalah proses pembuatan susu bubuk. Pada industri susu
bubuk. Pada tahap pertama digunakan evaporator (yang lebih murah biaya penguapannya)
sampai dihasilkan larutan pekat. Tahap berikutnya digunakan dryer (yang lebih mahal biaya
penguapannya) untuk memperoleh susu bubuk.

Fungsi Evaporator
• Memekatkan bahan/susu dengan cara menguapkan air dalam bahan/susu sehingga
menaikkan total solid susu dari 40% menjadi 50%.
• Metode pengeringan spray drying merupakan metode yang paling banyak digunakan
dalam industry terutama industry makanan. Metode ini mampu menghasilkan produk
dalam bentuk bubuk atau serbuk dari bahan-bahan seperti susu buah-buahan, dll.
Fungsi spray dryer itu sendiri yaitu untuk menguapkan dan mengeringkan larutan dan
bubur (slurry) sampai kering dengan cara thermal . Sehingga didapatkan hasil berupa
zat padat (bubuk) yang kering.

Prinsip kerja Spray Dryer

Seluruh air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-butiran air
dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air daribahan yang telah berbentuk tetesan-
tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakkan ini
38
menyebabkan air dalambentuk tetesan-tetesan tersebut mengering dan berubah menjadi
serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara uap panas dengan serbuk dilakukandengan
cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudiankembali diturunkan suhunya
sesuai dengan kebutuhan produksi. Pada prinsipnya cairan disemprotkan melalui sebuah
alat penyemprot (sprayer) ke dalam ruangan yang panas. Dengan demikian air akan
dapatmenguap sehingga bahan dapat kering menjadi bubuk atau powder.

Mekanisme kerja

Pada proses dengan menggunakan spray dryer liquid atau larutanslurry


disemprotkan ke dalam tempat yang dialirkan gas-gas panas berupatitik-titik berkabut, air
dengan cepat diuapkan dari dropplet menuju partikel padat yang disemprotkan kepada
aliran gas panas tadi. Aliran gasdan cairan di dalam spray yang dialirkan secara co-counter,
counter-current dan kombinasi keduanya (Ranganna, 1977). Tetesan yang terbentuk tadi
selanjutnya diumpankan dengan spraynozel atau cakram spray dengan kecepatan tinggi
yang berputar di dalamkamar-kamar slinder. Hal ini dapat menjamin bahwa tetesan- tetesan
air dan partikel padatan basah tidak bercampur dan permukan padatan tidak kaku sebelum
sampai ke tempat pengeringan, setelah itu baru digunakan chamber yang besar. Padatan
kering akan keluar dibawah chamber melalui screw conveyer. Kemudian gas dialirkan
dengan cyclone sparator agar proses dapatberlangsung dengan baik. Produknya berupa
partikel ringan dan berporos. Contohnya susu bubuk kering yang dihasilkan dari
pengeringan susu cair dengan spray drayer.

Kelebihan:

• Dapat menghasilkan produk yang bermutu tinggi, berkualitas serta tingkat kerusakan
gizi yang rendah. Selain itu perubahan warna, bau dan rasa dapat diminimalisir.
• Komposisi produk yang dihasilkan relatif seragam
• Dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat besar Kekurangan:
• Harga dan biaya operasionalnya sangat tinggi
• Tidak bisa pada bahan yang memiliki bulk density yang besar, corrosive
• Recovery produk dan pengumpulan debu dapat meningkatkan biaya produksi
• Dibanding pengering kontinyu lainnya, spray dryer memiliki modal yang cukup
besar

Untuk itu, harus diatur ukuran partikel dan jumlah alirannya yang seimbang dengan
temperatur dan jumlah aliran udara panasnya, sehingga dengan perpaduan pengaturan-
pengaturan tersebut akan diperoleh kualitas dan kuantitas tepung atau bubuk sesuai yang
diharapkan. Ruang pengering yang umumnya berbentuk siklon, hendaklah memilih material
siklon yang tepat, kehalusan permukaan dinding bagian dalam siklon yang memenuhi syarat
termasuk dimensi dan sebagainya sehingga tidak menghambat kelangsungan proses
pengeringan seperti bahan dapat mengalir turun tanpa hambatan, waktu pengeringan yang
cukup, separasi udara dengan bahan dapat berlangsung secara sempurna, dan sebagainya.

39
4. FLASH/ PNEUMATIC DRYER

Flash dryer adalah sebuah instalasi alat pengering yang digunakan untuk
mengeringkan adonan basah melalui desintegrasi dengan mengalirkan udara panas secara
berkelanjutan. Proses pengeringan yang terjadi di flash dryer berlangsung dengan sangat
cepat dalam hitungan milisekon (Anonim, 2010).

Cara Kerja

Bermula dari Feed Mecanism, bahan yang akan dikeringkan dimasukan kedalam
balance tank. Di dalam balance tank, bahan tersebut diaduk oleh stirer agar teragitasi yang
bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen agar lebih mudah dialirkan
pada proses selanjutnya. Setelah itu, bahan akan melalui screw feeder yang akan
mengangkut bahan tersebut ke dalam disintegrator. Screw Feeder inilah yang mengatur
banyak sedikitnya bahan yang masuk ke dalam disintegrator. Sebelum masuk ke dalam
disintegrator, pada ujung screw feeder, terdapat distributor, yang berbentuk small nodule,
yang berfungsi untuk memecah kembali bahan agar tidak berbentuk gumpalan ketika
memasuki disintegrator. Dengan adanya distributor ini, maka akan meringankan kerja
disintegrator dalam memecahkan dan mengeringkan bahan. Karena setelah melewati
distributor, bahan menjadi terurai kembali dan luas permukaannya juga meningkat
(Anonim, 2010).

40
Dari Feed Mechanism, bahan memasuki Cage Mill Disintegrator yang selanjutnya
disebut dengan disintegrator. Jantung dari Flash Dryer adalah pada disintegrator. Pada
bagian ini bahan diubah dalam bentuk serbuk dan dipanaskan. Panas didapat dari hot air
generator yang disalurkan ke dalam disintegrator. Sekitar 70% pemanasan bahan terjadi di
dalam disintegrator. Dari disintegrator, melalui tekanan udara panas dari generator, bahan
disalurkan ke drying duct. Pemanasan selanjutnya terjadi di sini. Selang waktu yang
dibutuhkan bahan yang dikeringkan untuk melewati dry duct sering disebut dengan
residence time of drying (Anonim, 2010).

Kemudian bahan memasuki ruang yang disebut dengan siklon untuk memisahkan
antara bahan yang telah kering dan udara. Karena pengaruh gaya tangensial dan gravitasi,
partikel-partiket tersebut jatuh ke bawah dan masuk ke penampungan. Beberapa partikel
yang sangat kecil terbawa oleh udara dan memasuki ruang bag filter. Di sini udara dan
partikel tersebut disaring kembali, sehingga udara yang keluar dari pipa pengeluaran adalah
dalam bentuk udara bersih. Partikel yang tertangkap oleh filter, diteruskan ke ruang
penampungan bersama partikel sebelumya yang jatuh dari siklon. Pada Flash Dryer terdapat
dua blower pada sisi masuk dan sisi keluar, yang berfungsi untuk mendorong dan menarik
udara untuk memastikan kelancaran aliran udara di dalam Flash Dryer dan agar tidak terjadi
tekanan balik atau presser drop (Anonim, 2010).

Keunggulan:

• Cocok untuk skala besar


• Mudah dalam pengoperasian Karena produk bergerak seperti fluida Kelemahan:
• Energi listrik besar karena kecepatan udara tinggi
• Partikel padatan tidak terpisah sempurna
• Tidak dapat mengolah bahan yang lengket

41
5. VACUUM DRYER

Mesin vacuum drying (pengering vakum) adalah mesin yang berfungsi untuk
mengeringkan atau menurunkan kandungan air pada suatu produk dan dilakukan pada suhu
rendah secara constant (suhu bisa diatur sesuai kondisi)

Prinsip Kerja

Prinsip kerja mesin Vacuum Drying ini adalah dengan memanaskan produk pada suhu
tertentu (sistem oven/ kering) yang bisa diatur dan konstan disertai dengan proses pemvakuman
uap air yang dihasilkan dari pemanasan produk atau bahan tersebut tanpa menggunakan media
tertentu, lain halnya dengan vacuum frying yang menggunakan media minyak goreng
(penggorengan)..

Sistem Pengeringan Vacuum Dryer

Produk makanan ataupun lainnya diletakkan pad rak/ Loyang pada mesin Vacuum
Drying ini (Berbentuk Lemari Rak). Rak ini biasanya berupa rak vorporasi (lubang-lubang).
besar kecilnya vorporasi rak tergantung dengan ukuran produk yang akan dikeringkan.

Kelebihan:

• Penguapan lebih cepat pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi


• Digunakan untuk bahan yang peka terhadap suhu atau mudah teroksidasi
• Waktu pengeringan cepat
• Temperature rendah
• Energi yang digunakan sedikit Kekurangan:
• Biaya operasi relative mahal

42
6. FLUIDIZED BED DRYER

Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses


pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang
dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat
seperti fluida.

Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan


dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk
pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan,
keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah.

Proses pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara


panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga
memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi,
dan peningkatan laju difusi uap air.

Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara terendah


dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan kecepatan
udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada tingkat kecepatan ini
bahan terhembus ke luar ruang pengering.

Keuntungan

• Aliran bahan menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara kontinyu


sehingga otmatis memudahkan operasinya.
• Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hamper
mendekati isothermal.
• Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bad membuatnya memungkinkan untuk
mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering yang
besar.
• Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
• Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara pengering dan
bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak yang lain.
• Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area
permukaan yang relatif kecil.
• Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitif
Kekurangan:

• Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke ruang
pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk dan
bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan tidak
efisien.
• Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada hamparan
akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam ruang pengering,
karena bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.
• Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasive.

7. TURBO DRYER

Turbo Dryer adalah menara pengering dengan resirkulasi internal pemanas gas atau
pengering yang paling umum digunakan untuk produk dengan jumlah yang tidak terlalu
besar, terdiri dari satu atau beberapa kumpulan nampan yang ditempatkan pada ruang
terisolasi dimana udara panas dialiri oleh kipas dan kisi-kisi pemandu yang dirancang sesuai
keperluan. Pengering ini umumnya membutuhkan sejumlah pekerja untuk membongkar
muat produk. Waktu pengeringan umumnya cukup panjang (10-60 jam). Kunci
keberhasilan operasi pengeringan ini adalah keseragaman aliran udara pengeringan terlama
merupakan penentu lama pengeringan keseluruhan yang dibutuhkan, yang selanjutnya
menentukan kapasitas pengering. Turbo dryer ini digunakan untuk mengeringkan bahan
yangtahan terhadap kontak langsung dengan udara panas yang di alirkan ke dalam turbo
dryer.

Prinsip kerja turbo dryer adalah mengedarkan udara atau gas keluar antar ruang yang
pengedarannya diatur oleh turbo fan, dimana turbo fan ini yang akan menggerakan udara
pemanas untuk mengeringkan bahan. Pemanasan udara biasanya dibuat di bagian bawah
menara dan dibuang dari atas, memberikan aliran melawan arus.

44
Gambar Turbo Dryer Di Industri Gambar Teknik Turbo Dryer

Gambar diatas menunjukkan pengering turbo, yang terdiri atas susunan nampan
membujur yang diletakkan pada suatu batang vertical. Produk yang dimasukkan pada
tingkat pertama di atur tinggi tumpukannya oleh sekumpulan pisau tak bergerak yang
membentuk sederetan parit pada permukaan lapisan. Pisau-pisau ini dibuat bergigi untuk
memastikan terjadinya pecampuran bahan. Setelah satu putaran, bahan akan tersapu habis
jatuh ke tingkat di bawahnya oleh pisau terakhir. Biasanya pengering ini dapat memuat
sampai dengan 30 buah nampan.

Udara panas dialirkan ke ruang pengering dengan kipas turbin. Udara dipanaskan
secara tak langsung dengan melewatkannya ke elemen pemanas internal. Bahan butiran
basah diumpankan dari atas dan jatuh akibat gravitasi ke nampan berikutnya melewati selot
radial pada tiap sirkular.

Garu berputar mencampur padatan sehingga memperbaiki kinerja pengeringan.


Pengering tersebut dapat beroperasi pada kondisi vakum, terutama untuk bahan yang
sensitif terhadap panas atau ketika pelarut perlu dipulihkan dari uap air.

8. FREEZE DRYER

Freeze Dryer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction
Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu antara
bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding pembatas
sehingga air dalam bahan basah/lembab yang menguap tidak terbawa bersama media
pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran
(konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer.

Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk
produk-produk yang sensitif terhadap panas.

45
Keuntungan:

• Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna,


dan unsur organoleptik lain)
• Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk
setelah pengeringan sangat kecil)
• Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga danlyophile
sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis,
organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan).

Kekurangan:

• Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses
pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk
tidak menjamin akan sesuai dengan produk jenis lain.
• Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor, vaccum
hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber valve, vaccum pump
dan exhaust filter. Sedangkan menu display antara lain dari beberapa setting
program antara lain: pengaturan suhu, waktu oprasional, dll.

Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu display yang harus
diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak peralatan/asesoris terbuat dari
gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental sebelum dimasukkan
kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigerator (lemari es) minimal semalam.
Setelah

46
membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat, alat disetting sesuai dengan yang
diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan menyedot solvent yang telah beku
(freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah merubah fase padat/es/freeze menjadi fase
gas (uap).

9. SOLAR DRYER

Solar drying merupakan metode pengeringan yang saat ini sering digunakan untuk
mengeringkan bahan-bahan dengan menggunakan energy surya sebagai sumber energi.

Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada pada
ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk melalui saluran yang dibuat
lebih rendah daripada bilik pemanasan dan secara otomatis terpanaskan oleh sinar matahari
secara konveksi pada saat udara tersebut mengalir menuju bilik pemanasan. Udara yang
telah terpanaskan oleh sinar matahari kemudian masuk kedalam bilik pemanas dan
memanaskan bahan makanan. Pengeringan bahan makanan jadi lebih efektif karena
pemanasan yang terjadi berasal dari dua arah, yaitu dari sinar matahari secara langsung
(radiasi) dan aliran udara panas dari bawah (konveksi).

Keuntungan:

• Konstruksi sederhana.
• Pengoprasiannya yang mudah.
• Harga yang relatif rendah dibanding menggunkan bahan bakar fosil.
• Temperature pengeringan yang lebih tinggi
• Kelembapan yang rendah pada udara pengering dan aliran udara yang lebih
baik menghasilkan laju pengeringan yang lebih cepat
• Tertutup dari lingkungan sekitar jadi tidak terkontaminasi debu, serangga
ataupengganggu lainnya
• Temperature tinggi mmemungkinkan untuk membunuh mikrooorganisme
• Material untuk membuat solar dryer mudah untuk dicari
• Laju pengeringan yang cepat menghasilkan produksi yang lebih banyak

Kekrangan:

• Total tergantung pada pancaran sinar matahari terbaik


• Pada industri pangan laju pengeringan yang sangat lambat, mendukung pertumbuhan
jamur.
• Solar dryer mahal pada investasi awal
• Solar dryer cenderung rumit untuk kalangan awam sehingga dibutuhkan training
untuk pemakaiannya
• Solar dryer tidak dibuat untuk jangka waktu pemakaian yang sangat lama
• Produsen umumnya mengurangi sedikit kualitas produknya dibandingkan harus
investasi mahal untuk peningkatan yang tidak terlalu besar.

47
Tipe-Tipe Solar Dryer

Solar Tunnel Dryer Roof Integrated Solar Air Heater

Solar Wood Dryer

48
Kesimpulan
➢ Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas
dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air
pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar
perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas
terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact).

Jenis-jenis penukar panas antara lain :

a. Double Pipe Heat Exchanger

b. Plate and Frame Heat Exchanger

c. Shell anf Tube Heat Exchanger

d. Adiabatic wheel Heat Exchanger

e. Pillow plate Heat Exchanger

f. Dynamic scraped surface Heat Exchanger

g. Phase-change Heat Exchanger

Dari jenis-jenis Heat Exchanger diatas, komponen-komponen peralatan tergantung


dari jenisnya. Setiap komponen memiliki peranan masing-masing yang semuanya
saling bergantungan yang apabila salah satu tidak berfungsi maka akan mengganggu
kinerja dari peralatan tersebut.

➢ Evaporator adalah peralatan yang digunakan untuk menurunkan kadar air bahan
pangan dengan menggunakan prinsip penguapan (evaporasi) zat pelarutnya sampai
pada nilai yang diinginkan.

Satuan operasi yang paling penting dalam pemekatan pangan cair adalah proses
penguapan (evaporasi) karna didalam prosesnya, pelarut dikeluarkan dari pangan cair
melalui pemanasan sampai memperoleh konsentrasi yang diharapkan.

Proses evaporasi merupakan proses yang melibatkan pindah panas dan pindah massa
secara simultan, artinya dalam proses ini sebagian air atau pelarut akan diuapkan
sehingga akan diperoleh suatu produk yang kental (konsentrat). Proses pindah panas
dan pindah massa yang efektif akan meningkatkan kecepatan penguapan. Evaporasi
akan terjadi apabila suhu suatu bahan sama atau lebih tinggi dari titik didih cairan.
Bagian utama dari evaporator adalah badan evaporator, kondensor dan penukar panas
(heat exchanger)

Evaporator dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu:


49
1) Evaporator pipa pendek (shor-tube or calandria evaporator)
2) Evaporator pipa panjang vertikal, dengan lapisan naik ( long tube vertical,
rising film evaporator)
3) Evaporator pipa panjang vertikal dengan lapisan turun (long tube failing film
evaporator)
4) Evaporator aliran bertenaga (force circulation evaporator)
5) Evaporator lapisan tipis teraduk/lapisan tersapu (wipe film/agitated thin film
evaporator)
6) Evaporator pelat datar ( plate evaporator)
7) Evaporator sentrifugal (centrifugal/conical evaporator)
8) Evaporator suhu rendah (low temperature evaporator)

50
Daftar pustaka
Amalia, lima. (2011). “PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER)’ (online). Tersedia di :
http://id.scribd.com/doc/468088554/Tugas-Shell-and-Tube-Ex-Changer-2. (Diunduh
tanggal 20 Oktober 2019)

Anonim. (2012). “Alat Heat Exchanger” (online). Tersedia di :


http://beckfk.blogspot.com/2012/05/alat-heat-exchanger.html. (Diunduh tanggal 20
Oktober 2019)

Anonim, (2010). “Heat Exchanger” (online). Tersedia di :


http://www.alaquainc.com/Heat_Exchangers.aspx. (Diunduh tanggal 20 Oktober 2019)

Anonim. (2010). “Pembagian Heat Exchanger Berdasarkan Bentuk Konstruksinya” (online).


Tersedia di : http://java-borneo.blogspot.com/2011/05/pembagian-heatexchanger-
berdasarkan.html. (Diunduh tanggal 20 Oktober 2019)

Anonim. (2012). “Pengertian Heat Exchanger” (online). Tersedia di :


http://www.scribd.com/doc/94966592/Pengertian-Heat-Exchanger. (Diunduh tanggal
20 Oktober 2019)

Anonim. (2012). “Jenis-Jenis Alat Penukar Panas dan Tipe aliran HE (Heat Exchanger)”
(online). Tersedia di : http://pelatihanguru.net/category/alat-penukar-kalor. (Diunduh
tanggal 20 Oktober 2019)

Djunaidi. (2009). “Pemeliharaan Tube-Side Penukar Kalor Rsg-Gas Jangka Pendek dan Jangka
Panjang”. Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN. Kawasan Puspitek Serpong Tangerang
: Banten.

Firiana, Mira. (2011). “Heat Exchanger” (online). Tersedia di :


http://id.scribd.com/doc/52312812/BAB-II. (Diunduh tanggal 20 Oktober 2019)

Raihan, Raudhatul. (2018). “Pengertian Evaporasi Dan Alat Evaporator Beserta Prinsip
Kerjanya” (online). Tersedia di :
http://myteknikkimiablogaddress.blogspot.com/2018/11/pengertian-evaporasi-dan-
alat.html?m=1. (Diunduh tanggal 20 Oktober 2019)

Tindaon, Westryan; dkk, (2013). “Pengeringan” (online). Tersedia di :


http://westryantindaon.blogspot.com/2013/07/pengeringan.html. (Diunduh tanggal 21
Oktober 2019)

Anonim, (2018). “Drum Rotary Dryer” (online). Tersedia di : http://docplayer.info/73047163-1-


drum-rotary-dryer.html. (Diunduh tanggal 20 Oktober 2019)

51
52
53

Anda mungkin juga menyukai