Anda di halaman 1dari 17

HEAT EXCHANGER

( ALAT PENUKAR PANAS )

Alat Penukar Panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah yaitu
Heat Exchanger (HE) adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan
bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium
pemanas yang dipakai adalah uap lewat panas (superheated steam) dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water).

Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak,
pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik.
Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana
cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara. Penukar panas merupakan alat
yang dapat memindahkan panas dari satu sistem ke sistem yang lain tanpa terjadi
perpindahan massa dari dari sistem satu ke sistem lainnya.

Adapun tujuan perpindahan panas antara lain:

A. Memanaskan :

 Menaikkan suhu
 Merubah fase (Menguapkan, melarutkan, melelehkan)
 Mempertahankan suhu proses (memberi panas proses yang membutuhkan
endoterm)

B. Mendinginkan :

 Menurunkan suhu
 Merubah fase (mengembunkan, membekukan, dsb)
 Mempertahankan suhu proses (mengambil panas proses yang menghasilkan
panas-eksoterm)

Alat penukar panas merupakan suatu alat yang menghasilkan perpindahan panas dari
suatu fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang temperaturnya lebih rendah.
Proses perpindahan panas tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

1|Page
1. Jenis-jenis dan Klasifikasi dari Heat Exchanger
1.1. Klasifikasi Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)
1.1.1 Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung
- Tipe dari satu fase
- Tipe dari banyak fase
- Tipe yang ditimbun (storage type)
- Tipe fluidized bed
b. Tipe kontak langsung
- Immiscible fluids
- Gas liquid
- Liquid vapour
1.1.2 Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. Lebih dari tiga jenis fluida
1.1.3 Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar panas yang kompak (Densitas luas permukaan >700
meter)
b. Tipe penukar panas yang tidak kompak (Densitas luas permukaan
< 700 meter)
1.1.4 Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya.
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang
lainnya terdapat cara konveksi 2 aliran.
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2
pass aliran masing-masing.
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
1.1.5 Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
Tube ganda (double tube)
Tube tunggal (single tube)

2|Page
b. Konstruksi shell and tube
Sekat plat (plate baffle)
Sekat batang (rod baffle)
Konstruksi tube spiral
c. Konstruksi tipe pelat
Tipe pelat
Tipe spiral
Tipe lamella
Tipe pelat koil
d. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1. Sirip pelat (plate fin)
2. Sirip tube (tube fin)
 Heat pipe wall
 Ordinary separating wall
e. Konstruksi dengan Regenerative
 Tipe rotary
 Tipe drum
 Tipe disk (piringan)
 Tipe matrik tetap
1.1.6 Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
 Aliran berlawanan
 Aliran melintang
 Aliran yang dibagi (divided)
 Aliran parallel
 Aliran split
b. Aliran dengan multipass
1. Permukaan yang diperbesar (extended surface)
 Aliran counter menyilang
 Aliran paralel menyilang
 Aliran compound
2. Shell and tube
 Aliran paralel yang berlawanan

3|Page
 Aliran split
 Aliran dibagi (divided)

3. Multipass plat

1.2. Jenis-jenis Heat Exchanger


Ada beberapa jenis Heat Exchanger yang banyak digunakan dalam industri,
yaitu:
a. Penukar panas pipa rangkap (double pipe Heat Exchanger)
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam
jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung
dalam ruang annular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida
kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa
dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida
yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas
yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh
(shell and tube Heat Exchanger).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri-
sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, Heat Exchanger
ini dibentuk menjadi U. Pada keperluan khusus, untuk meningkatkan
kemampuan memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi sirip. Bentuk
siripnya ada yang memanjang, melingkar dan sebagainya.

Gambar 1 . Penukar panas jenis pipa rangkap (double pipe Heat Exchanger)

Pada alat ini, mekanisme perpindahan panas terjadi secara tidak


langsung (indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara

4|Page
kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang
memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui pipa
kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa
yang lebih besar (pipa annulus). Penukar panas demikian mungkin terdiri
dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan
panas yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses
konduksi terjadi pada dinding pipa. Panas mengalir dari fluida yang
bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting
adalah jenis pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa
ganda biasanya akan baik berlawanan arah / counterflow atau aliran
paralel. Aliran silang tidak bekerja untuk penukar panas pipa ganda ini.
Pola aliran dan kerja panas yang dibutuhkan pertukaran memungkinkan
perhitungan perbedaan suhu.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan
dengan temperatur yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur
lebih rendah. Dalam aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam
pipa konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa
konsentris ini (bagian annulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada
pengotor didalam pipa yang membuat proses perpindahan panas menjadi
terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi karena endapan dari fluida yang
mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada komponen dari Heat
Exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang dialirinya. Selama Heat
Exchanger ini dioperasikan, pengaruh pengotor pasti akan terjadi.
Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi
temperatur fluida mengalir, juga dapat menurunkan atau mempengaruhi
koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan
yang tinggi, dan karena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua
fluida sangat kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan
panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan
pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian
rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan
5|Page
keperluan, mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan
kalkulasi desain mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya
terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas
untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan panas kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan
dipanaskan atau dikondensasikan

b. Penukar panas cangkang dan buluh (shell and tube Heat Exchanger)
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industri perminyakan. Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri
atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara paralel dan ditempatkan
dalam sebuah pipa mantel (cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam
bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa tetapi masih
didalam shell, pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua
ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada
mantel.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran
fluida dalam shell side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger
adalah :
1. Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
2. Korosi
3. Tekanan
4. Temperatur
5. Viskositas
Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat
Exchanger) terutama Heat exchanger tipe shell & tube:
1. Pengunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas,
hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2. Pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat
hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
3. Dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris,
efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat
dan efektifitas meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.

6|Page
4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell
sedangkan jarak maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell.
Jarak baffle yang panjang akan membuat aliran membujur dan kurang
menyimpang dari aliran melintang.

Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat


penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan
untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal
(residence time), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure
drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida
yang dipertukarkan panasnya harus diatur.

Komponen-komponen Shell and Tube Heat Exchanger.

Dalam penguraian komponen-komponen heat exchanger jenis shell


and tube akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada
konstruksi heatexchanger. Untuk lebih jelasnya disini akan dibahas
beberapa komponen dari heat exchanger jenis shell and tube.

1. Shell
Kontruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tubes yang akan
ditempatkan didalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang
berukuran besar atau pelat logam yang dirol. Shell merupakan badan
dari heat exchanger, dimana didapat tube bundle. Untuk temperatur
yang sangart tinggi kadang-kadang shell dibagi dua disambungkan
dengan sambungan ekspansi. Bentuk-bentuk shell yang lazim
digunakan ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2 Bentuk-bentuk shell dan penutupnya. (Anonim, 2011)

7|Page
2. Tube (pipa)
Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis
fluida yang mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang
perpindahan panas. Ketebalan dan bahan pipa harus dipilih pada
tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu bahan pipa tidak mudah
terkorosi oleh fluida kerja.

3. Sekat(Baffle)
Tubes atau pipa-pipa memegang peranan yang sangat penting di
dalam penukar panas.Dinding pipa merupakan bidang pemisah kedua
jenis fluida yang mengalir di dalamnya dan sekaligus berfungsi
sebagai bidang perpindahan panas.Bahan dan ketebalan dnding pipa
harus dipilih agar diperoleh penghantaran panas yang baik dan juga
harus mampu bekerja pada tekanan operasi fluida kerjanya. Susunan
tubes biasanya dipasang menurut konfigurasi segitiga atau segiempat
Adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat
exchanger ini antara lain adalah untuk :
- Sebagai penahan dari tube bundle
- Untukmengurangiataumenambah terjadinya getaran.
- Sebagai alat untuk mengarahkanaliran fluidayangberada di
dalamtubes.
Ditinjau dari segi konstruksinya baffle dapat diklasifikasikan
dalam empat kelompok, yaitu :
- Sekat plat bentuk segmen.
- Sekat bintang (rod baffle).
- Sekat mendatar.
- Sekat impingement
4. Tube Side Channel dan Nozzle
Mengatur aliran fluida ditube
5. ChannelCover
Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan
6. Tube Sheet
Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu
yang disebut tube bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya

8|Page
menggunakan 2 buah tube sheet. Sedangkan pada tube tipe U
menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi untuk menyatukan
tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side
dengan shell side.Tubesheet merupakan bagian yang penting pada
penukar panas.Bagian ini merupakan tempat disatukannya pipa-pipa
pada bagian ujungnya.Tube sheet ini dibuat tebal dan pipa harus
terpasang rapat tanpa bocor pada tube sheet. Dengan konstruksi fluida
yang mengalir pada badan shell tidak akan tercampur dengan fluida
yang mengalir didalam tube. Penyambungan antara tube sheet dengan
pipa merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan,
karena.segala kegagalan penyambungan ini akan menyebabkan
kebocoran dan pencampuran kedua fluida di dalam penukar panas.
7. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan
di bagian paling luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga
agar jarak antara baffle yang satu dengan lainnya tetap.
Tipe-tipe yang dikenal dari jenis Heat Exchanger ini adalah :
1) Tipe Fixed tube sheet atau Fixed Head

2) Tipe pipa U

3) Tipe Floating tube sheet

9|Page
Dengan Heat Exchanger jenis ini dapat diperoleh luas bidang
perpindahan panas yang besar dengan volume alat yang relative
lebih kecil. Untuk pipa bisa dibuat dari berbagai jenis bahan
kontruksi, disesuaikan dengan alat sifat korosif fluida yang
ditangani. Heat Exchanger ini dapat digunakan untuk
pemanasan/penguapan dan pendinginan atau kondensasi segala
macam fluida.

c. Penukar panas koil pipa (Pipe Coil Heat Exchanger)


Heat Exchanger ini mempunyai pipa berbentuk koil yang dibenamkan
didalam sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau yang
disemprotkan untuk mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam
pipa. Jenis ini disebut juga sebagai box cooler. Jenis ini biasanya
digunakan untuk pemindahan panas yang relative kecil dan fluida yang
didalam shell yang akan diproses lanjut

Gambar 3Pipa Coil Heat Exchanger (Anonim, 2012)

HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah besar


mengelilingi tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-lapisan
tabung sepanjang arah aksial maupun radial. Aliran tekanan tinggi
diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk tekanan rendah
dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil.
Heat Exchanger jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu
rendah yaitu:
a) Perpindahan panas dapat dilakukan lebih dari dari dua aliran secara
simultan.
b) Memiliki jumlah unit Heat Transfer yang tinggi

10 | P a g e
c) Dapat dilakukan pada tekanan tinggi.
d. Penukar Panas Pelat dan Bingkai (plate and frame heat exchanger)
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat
tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak
lurus dipasang penyekat lunak (biasanya terbuat dari karet). Pelat – pelat
dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut
pelat (kebanyakan segi empat) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui
dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi
sebelahnya. sedangkan media yang lain karena adanya sekat mengalir
melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang
satu dan yang lainnya dimungkinkan.pelat-pelat yang dibentuk sesuai
kebutuhan dan umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316,
317) atau logam lainnya.
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang
kemudian akan mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi
dengan adanya medium pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat
yang lainnya. Dimana pelat yang telah tersusun ini akan secara bergantian
mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak
akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas
melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian
puncak head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil.Arah aliran produk
dan medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh
dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan
masuk melalui saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat,
sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium
pemanas akan masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk,
yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat,
sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah
aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat
lebih cepat berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat
11 | P a g e
memanas karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas.
Produk yang telah menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada
suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun
paralel. Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati
ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian
paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati
bagian yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head
dan keluar melalui ports pada bagian belakangnya.

Gambar 4 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

e. Adiabatic Wheel Heat Exchanger


Jenis keempat penukar panas menggunakan intermediate cairan atau
toko yang solid untuk menahan panas, yang kemudian pindah ke sisi lain
dari penukar panas akan dirilis. Dua contoh ini adalah roda adiabatik,
yang terdiri dari roda besar dengan benang halus berputar melalui cairan
panas dan dingin, dan penukar panas cairan.
f. Pillow Plate Heat Exchanger
Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri susu
untuk susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal
stainless steel. Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di hampir
daerah seluruh permukaan tangki, tanpa sela yang akan terjadi antara pipa
dilas ke bagian luar tangki. Pelat bantal dibangun menggunakan lembaran
tipis dari logam-spot dilas ke permukaan selembar tebal dari logam.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola
serpentin garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan

12 | P a g e
kekuatan yang cukup untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di
sekitar lasan, menyediakan ruang untuk cairan penukar panas mengalir,
dan menciptakan penampilan yang karakteristik bantal membengkak
terbentuk dari logam.

Gambar 4 Pillow plate heat exchanger (Anoni, 2012)

g. Dynamic Scraped Surface Heat Exchanger


Tipe lain dari penukar panas disebut dinamis besot permukaan heat
exchanger. Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan
dengan tinggi viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan
fouling aplikasi. Kali berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus
menggores permukaan, sehingga menghindari pengotoran dan mencapai
kecepatan transfer panas yang berkelanjutan selama proses tersebut.

Gambar 5 Dynamic scraped surface heat exchanger (Anonim, 2010)

h. Phase-Change Heat Exchanger


Selain pemanasan atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa,
penukar panas dapat digunakan juga untuk memanaskan cairan menguap
(atau mendidih) atau digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan
uap dan mengembun ke cairan. Pada pabrik kimia dan kilang, reboilers
digunakan untuk memanaskan umpan masuk untuk menara distilasi sering
penukar panas .
Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk
mengkondensasikan uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit

13 | P a g e
tenaga listrik yang memiliki uap yang digerakkan turbin biasanya
menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air menjadi uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang
sering disebut boiler atau generator uap. Dalam pembangkit listrik tenaga
nuklir yang disebut reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar
yang melewati panas dari sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik
uap) sekunder, uap memproduksi dari air dalam proses, disebut generator
uap. Semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir
menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan
untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air) untuk
digunakan kembali. Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan
dalam kimia dan tanaman lainnya, penukar panas regeneratif dapat
digunakan untuk mentransfer panas dari satu aliran yang perlu
didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan, seperti pendingin distilat
dan pakan reboiler pra-pemanasan.
Istilah ini juga dapat merujuk kepada penukar panas yang
mengandung bahan dalam struktur mereka yang memiliki perubahan
fasa. Hal ini biasanya padat ke fase cair karena perbedaan volume kecil
antara negara-negara ini. Perubahan fase efektif bertindak sebagai buffer
karena terjadi pada suhu konstan tetapi masih mungkin untuk penukar
panas untuk menerima panas tambahan. Salah satu contoh di mana ini
telah diteliti untuk digunakan dalam elektronik pesawat daya tinggi.

Gambar 6 Phase-change heat exchanger (Zuhrina, 2006)

1.3. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas


Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
a) Counter current flow (aliran berlawanan arah)
b) Paralel flow/co current flow (aliran searah)

14 | P a g e
c) Cross flow (aliran silang)
d) Cross counter flow (aliran silang berlawanan.
2. Komponen dari Heat Exchanger Berdasarkan Fungsinya
Pemindahan panas dalam heat exchanger dilakukan dengan mengkontakkan
dua fluida melalui suatu bidang pemanas. Fluida pemanas atau pendingin berada
dalam suatu jaket, didalam pipa atau diluar pipa. Luas bidang pemanas harus
cukup (sesuai persamaan perpindahan panas dan kebutuhan panas). Adapun Alat
penukar panas dikelompokan berdasarkan fungsinya:
1. Chiller,
Adalah alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan fluida
sampai pada temperature yang rendah. Temperature fluida hasil pendinginan di
dalam chiller yang lebih rendah bila dibandingkan dengan fluida pendinginan
yang dilakukan dengan pendingin air. Untuk chiller ini media pendingin
biasanya digunakan amoniak atau Freon.
2. Kondensor
Adalah alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan uap atau
campuran uap, sehingga berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin yang
dipakai biasanya air atau udara. Uap atau campuran uap akan melepaskan
panas latent kepada pendingin, misalnya pada pembangkit listrik tenaga uap
yang mempergunakan condensing turbin, maka uap bekas dari turbin akan
dimasukkan kedalam kondensor, lalu diembunkan menjadi kondensat.
3. Cooler,
Adalah alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan cairan atau
gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak terjadi
perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka pendingin
cooler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan bantuan fan
(kipas).
4. Evaporator dan Vaporizer,
Adalah alat penukar panas yang digunakan untuk penguapan cairan menjadi
uap. Dimana pada alat ini menjadi proses evaporasi (penguapan) suatu zat dari
fasa cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas latent dan zat
yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.

15 | P a g e
5. Reboiler,
Adalah alat penukar panas yang berfungsi mendidihkan kembali (reboil)
serta menguapkan sebagian cairan yang diproses. Adapun media pemanas yang
sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses itu sendiri.
6. Heat Exchanger
Adalah alat penukar panas yang bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu
aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
- Memanaskan fluida
- Mendinginkan fluida yang panas

Suhu yang masuk dan keluar dari kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya.

3. Prinsip Kerja Heat Exchanger


Pada dasarnya prinsip kerja dari alat penukar panas yaitu memindahkan panas
dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan
secara langsung ataupun tidak langsung.
a) Secara kontak langsung
panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas
yang terjadi yaitu melalui interfase/penghubung antara kedua fluida. Contoh :
aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible
(tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
b) Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding
pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
4. Cara Perawatan Umum pada Heat Exchanger
Salah satu masalah utama dalam pemeliharaan Heat Exchanger adalah
pengendapan kotoran (fouling) pada permukaan bidang perpindahan panas. Hal ini
menyebabkan peningkatan tahanan panas (koefisien perpindahan panas mengecil).
Fouling juga menambah tahanan terhadap aliran fluida. Bertambahnya tambahan
memperbesar beda suhu rata-rata (LMTD).
Endapan yang membentuk kerak pada suatu tempat dapat mengakibatkan
pemanasan (meningkatkan suhu) yang berlebihan pada suatu tempat dan dapat
merusak pipa/tube (over heating).

16 | P a g e
Biasanya Shell And Tube Heat Exchanger dirancang dengan luas bidang
pemanas yang berlebihan dari seharusnya sehingga penurunan koefisien
perpindahan panas tidak langsung mengakibatkan penyimpangan besar kinerja
(performance) heat exchanger tersebut.
Bila fouling telah melewati harga tertentu (kerak semakin tebal), kemampuan
pelat/pipa sudah tidak lagi sebagaimana disyaratkan. Sebelum hal ini terjadi , alat
harus segera dihentikan untuk dibersihkan keraknya.
Kinerja (kemampuan kerja) heat exchanger dapat dievaluasi dengan membuat
neraca panas. Untuk itu dikumpulkan data. Untuk memudahkan penetapan kapan
penghentian harus dilakukan, dapat dilakukan pengamatan perubahan LMTD dan
kehilangan tekanan pada tube (lihat grafik ΔP atau ΔT LMTD terhadap waktu)
Heat Exchanger
Bila P dan atau LMTD telah mencapai suatu harga tertentu, berarti fouling
sudah cukup banyak dan harus dihentikan untuk dibersihkan.
Tiap heat exchanger punya harga batasnya sendiri-sendiri yang berlainan dan
perlu diamati untuk menetapkan jadwal pembersihan, operasi yang tepat (sesuai
petunjuk yang diberikan) akan memperpanjang selang waktu pembersihan dan
umur heat exchanger.
Saat yang paling menentukan justru pada saat ”Start Up” dan ”Shut Down”,
pada saat ini bisa terjadi kejutan panas (perubahan panas tiba-tiba) dan hantaran
hidrolik yang dapat menimbulkan tegangan berlebihan dan tidak seimbang yang
dapat merusak sambungan-sambungan, pipa, packing dan atau timbul kebocoran.
Laju alir dalam sehell yang terlalu besar (berlebihan dari seharusnya) dapat
menimbulkan vibrasi (getaran) yang sangat membahayakan.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai