Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PERPINDAHAN PANAS

DAN MASSA

MAKALAH HEAT EXCHANGER


( ALAT PENUKAR PANAS )

KELOMPOK 1
Febrian 1201228
Reskiana 1401204
Misykat Al-Khaukah 1401208
Sindy Amalia Rahmadani 1401213
Franky Tandi 1401218
Ardan Mardiansyah 1401224

JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Heat Exchanger adalah alat penukar kalor yang berfungsi untuk


mengubah temperatur dan fasa suatu jenis fluida. Proses tersebut terjadi dengan
memanfaatkan proses perpindahan kalor dari fluida bersuhu tinggi menuju fluida
bersuhu rendah. Di dalam dunia industri peran dari heat exchanger sangat penting.
Misal dalam industri pembangkit tenaga listrik, heat exchanger berperan dalam
peningkatan efisiensi sistem. Contohnya adalah ekonomizer, yaitu alat penukar
kalor yang berfungsi memanaskan feed water sebelum masuk ke boiler
menggunakan panas dari exhaust gas (gas buang). Selain itu heat exchanger juga
merupakan komponen utama dalam sistem mesin pendingin, yaitu berupa
evaporator dan condenser.

Dalam perkembangannya heat exchanger mengalami transformasi bentuk


yang bertujuan meningkatkan efisiensi sesuai dengan fungsi kerjanya. Bentuk
heat exchanger yang sering digunakan ialah shell and tube. Dengan berbagai
pertimbangan bentuk ini dinilai memiliki banyak keuntungan baik dari segi
fabrikasi, biaya, hingga unjuk kerja.

Heat exchanger merupakan media vital didalam dunia industri. Untuk itu
dalam tugas akhir ini direncanakan sebuah heat exchanger model shell and tube
sederhana namun tetap mengacu pada kaidah desain yang ada. Sehingga didapat
keuntungan sebagai metode pembelajaran mengenai

Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu
industri, maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu
diadakan analisis. Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat
tersebut mampu menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang
diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Heat Exchanger ?
2. Bagaimana sistem kerja Heat Exchanger ?
3. Apa saja tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger ?
4. Bagaimana perhitungan perpindahan panas dan massa pada Heat
Exchanger ?
5. Apa saja masalah yang sering muncul pada heat exchanger dan
bagaimana cara mengatasinya ?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :

1. Mengetahui pengertian Heat Exchanger


2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Heat Exchanger
3. Mengetahui tipe-tipe dan klasifikasi dari Heat Exchanger
4. Mengetahui cara perhitungan perpindahan panas dan massa pada heat
exchanger ?
5. Mengetahui masalah yang sering dijumpai pada heat exchanger dana cara
mengatasinya
BAB II
HEAT EXCHANGER (HE)

2.1 Alat Penukar Kalor

Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas


Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan
panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
a. Secaara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang
terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran
steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding
pemisah.
Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

a. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan


panas suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi
sekaligus, yaitu:
Memanaskan fluida
Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger,
dimana fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari
tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada
didalam shell.
Gbr. 2.3. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)

2.2 Prinsip Kerja Heat Exchanger


Heat exchanger bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas
(heat transfer), dimana terjadi perpindahan panas dari fluida yang
temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang temperaturnya lebih rendah.
Biasanya, ada suatu dinding metal yang menyekat antara kedua cairan
yang berlaku sebagai konduktor . Suatu solusi panas yang mengalir pada
satu sisi yang mana memindahkan panasnya melalui fluida lebih dingin
yang mengalir di sisi lainnya. Energi panas hanya mengalir dari yang lebih
panas kepada yang lebih dingin dalam percobaan untuk menjangkau
keseimbangan. Permukaan area heat exchanger mempengaruhi efisiensi
dan kecepatan perpindahan panas yang lebih besar area permukaan panas
exchanger, lebih efisien dan yang lebih cepat pemindahan panasnya.
( Sitompul, 1993)
2.3 Klasifikasi Alat Penukar Kalor
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka
dapat diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung
Tipe dari satu fase
Tipe dari banyak fase
Tipe yang ditimbun (storage type)
Tipe fluidized bed
b. Tipe kontak langsung
1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
3) Liquid vapor
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. N Jenis fluida (N lebih dari tiga)
3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masingmasing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
1) Tube ganda (double tube)
2) Konstruksi shell and tubeoSekat plat (plate baffle) oSekat batang (rod
baffle) oKonstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
1) Tipe pelat 3) Tipe lamella
2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil
c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1) Sirip pelat (plate fin)
2) Sirip tube (tube fin)
Heat pipe wall
Ordinary separating wall
d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan 4) Aliran
parallel
2) Aliran melintang 5) Aliran split
3) Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
Aliran counter menyilang
Aliran paralel menyilang
Aliran compound

2.4Jenis-jenis Heat Exchanger

Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam


pembahasan akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang
banyak dijumpai dalam industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak
mempunyai jenisjenisnya.
Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology
yang telah distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut
yang dikeluarkan oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan
Tublar Exchanger Manufactures Association (TEMA). Standarisasi tersebut
bertujuan untuk melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau
kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada temperature dan tekanan
yang tinggi.
Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat
Exchanger, yaitu :
1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,
misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada
segi ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum
industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan
dapat dibedakan atas :

2.4.1 Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)

Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam
jenis penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam
ruangan nular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart
yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak
penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua
mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat
penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan
tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar
digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat
exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell
sendiri- sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat
exchanger ini dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk
meningkatkan kemampuan memindahkan panas, bagian diluar pipa
diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan
sebagainya.

Gambar. 2.4 Alat penukar klor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)

Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan


yang tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua
fluida sangat kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan
panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan
pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian
rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan
keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan
kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya
terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas
untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan
atau dikondensasikan.
Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak
langsung (indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara
kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur.Fluida yang
memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui pipa
kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada
pipa yang lebih besar (pipa annulus).Penukar kalor demikian mungkin
terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal.
Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi,
sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari
fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor
penting adalah jenis pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar
panas pipa ganda biasanya akan baik berlawanan arah / counterflow atau
aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk penukar panas pipa
ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan pertukaran
memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-
sama dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien
memungkinkan perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang
diperlukan.Kemudian ukuran pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan
dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan
dengan temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki
temperatur lebih rendah.Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam)
dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris sedangkan air dialirkan
pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada
pengotor didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya
menjadi terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang
mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat
exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida yang dialirinya. Selama heat
exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi.
Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi
temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi
koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa
faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur
fluida, Temperatur dinding tube dan Kecepatan aliran fluida.
2.4.2 Plate and frame Heat exchanger

Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas
yang terdiri atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan
profil lain, yang dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat
lunak. Pelat-pelat ini dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak
antara pelat-pelat ditentukan oleh sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut
dari pelat yang berbentuk empat persegi panjang terdapat lubang. Melalui
dua di antara lubang-lubang ini media yang satu disalurkan masuk dan
keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya sekat
mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang
yang satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai
kebutuhan dan umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316,
317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat
pelat tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat
tegak lurus dipasang penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat
pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada
setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir
fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar
pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang
dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.

Gambar 2.8 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger


Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang
kemudian akan mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi
dengan adanya medium pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat
yang lainnya. Dimana pelat yang telah tersusun ini akan secara bergantian
mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak
akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas
melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian
puncak head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil.Arah aliran produk dan
medium pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan
mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk melalui
saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran
keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas akan
masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui
saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran
pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang
berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat lebih cepat
berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat
memanas karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas.
Produk yang telah menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada
suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun
paralel. Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati
ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel
produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang
berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar
melalui ports pada bagian belakangnya.

2.4.3 Shell and Tube Heat Exchanger


Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam
industry perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder
besar) dimana didalamnya terdapat suatu bundle (berkas) pipa dengan
diameter yang relative kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa
sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam
shell. Alat penukar panas shell dan tube terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(Shell ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang
menempel pada Shell. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas,
biasanya pada alat penukar panas Shell dan Tube dipasang sekat (buffle).
Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan memperbesar
pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Shell and tube Heat Exchanger terdiri dari serangkaian tabung. Satu
set dari tabung berisi cairan yang harus dipanaskan atau didinginkan.
Cairan kedua berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau
didinginkan sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang
dibutuhkan. ( Kern, 1984 )

Komponen komponen Shell and tube Heat Exchanger

1. Head

Head yaitu kepala heat exchanger yang berfungsi sebagai penutup


bagian depan dan belakang shell. Bentuk dari kepala heat
exchanger ini adalah lingkaran. Tebal plat dari kepala heat
exchanger ini tergantung dengan hasil perhitungan yang ditentukan
dari karakteristik fluida yang akan diproses di dalam heat
exchanger. Head ini dapat dihubungkan dengan dinding bejana
(shell) heat exchanger dengan baut dan connection tubesheet
dimana ukuran atau diameter dari pada head harus sama dengan
shell, untuk ketebalan bejana akan sedikit lebih tipis dibandingkan
dengan ketebalan dinding, sedangkan untuk jenis material sama
dengan material yang digunakan pada shell. (Kern, 1984) Berikut
ini adalah gambar head heat exchanger :

2. Shell

Shell merupakan komponen heat exchanger tempat terjadinya


proses pertukaran kalor antar fluida. Shell berbentuk silinder yang
dapat menahan tekanan dari luar. Tebalnya shell tergantung dari
hasil perhitungan dan dari karakteristik fluida yang akan diproses
didalamnya, dimana dinding shell terbuat dari plat baja yang di roll
dibentuk menjadi suatu diameter lingkaran yang berbentuk tabung.
Ukuran dan diameter shell dapat disesuaikan dengan dengan hasil
perhitungan panjang tube dan jumlah tube didalamnya. Berikut ini
adalah contoh gambar shell heat exchanger :

3, Tube

Tube adalah pipa-pipa berukuran kecil sebagai tempat mengalirnya


fluida yang akan didinginkan atau dipanaskan pada heat exchanger.
Ukuran dari pipa ini diperoleh dari asumsi dan perhitungan perpindahan
panasnya. Biasanya terbuat dari material yang memiliki konduktivitas
thermal yang besar. Bentuk dari tube dapat disesuaikan dengan heat
exchanger yang akan digunakan seperti terlihat pada gambar 2.4
dibawah ini :

4. Buffles

Buffles adalah sekat sekat yang dipasang pada tube yang


berfungsi untuk mengarahkan aliran sehingga distribusi
perpindahan panas merata dan juga sebagai penopang komponen
tube.
5. Nozzle

Nozzle berfungsi sebagai penghubung antara shell dengan


proses pemipaan aliran fluida yang akan dialirkan keluar masuk
(nozzle outlet inlet) dari dan shell itu sendiri, dari dan ke proses
lanjutan kedalam sistem pemipaan atau interface atau alat-alat
instrumen pendukung lainnya.
2.5 Perhitungan

Keuntungan shell and tube heat exchanger adalah range luas perpindahan panas besar. Sehingga
memungkinkan untuk perpindahan panas yang lebih besar. Kerugiannya yaitu harganya lebih
mahal dari double pipe heat exchanger dan kadang-kadang tidak cocok untuk aliran gas.
Overall heat transfer (perpindahan panas overall) biasanya diekspresikan dalam koefisien
perpindahan panas, U, yakni:
q = U A Toverall
dimana Toverall = Thot Tcold
dimana:
q = kalor (J/s)
U = koefisien perpindahan panas overall (W/m2K)
A = luas permukaan (m2)
T = temperatur (oK)
Untuk melengkapi definisi U, dibutuhkan pesifikasi area luas permukaan heat transfer. Jika A
terjadi di area luar tube, A0 , U menjadi U0. Jika heat transfer terjadi di bagian dalam tube, Ai, maka
U menjadi Ui. Karena T dan q independen dari area yang dipilih, maka perbandingan antara U i
dan Uo dapat ditulis sebagai berikut.
U 0 d Ai D i
= =
U i d A0 D 0
(McCabe, hal 281)

2.6 Masalah yang sering timbul pada heat exchanger dan cara mengatasinya
Fouling factor (Rd)
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak
dikehendaki di permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida
kerja, termasuk permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah
pengendapan, pengerakan, korosi, polimerisasi dan proses biologi.Angka
yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang terbawa fluida yang
mengalir di dalam HE
Penyebab terjadinya fouling :
a. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil
korosi atau coke keras.
b. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari
dekomposisi kerak keras.
Akibat fouling :
a. mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga
meningkatkan biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
b. ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi
meningkat, waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan
meningkat.
Variabel operasi yang berpengaruh terhadap fouling :
a. Kecepatan Linier Fluida (Velocity)
Semakin tinggi kecepatan linier fluida, semakin rendah
kemungkinan terjadinya fouling. Sebagai batasan dalam rancangan
dapat digunakan nilai-nilai berikut:
1). Kecepatan fluida proses di dalam tube adalah 3 6 ft/s
2). Kecepatan fluida pendingin di dalam tube adalah 5 8 ft/s
3). Kecepatan fluida tube maksimum untuk menghambat terjadinya
fouling adalah 10 15 ft/s
4). Kecepatan fluida shell adalah 1 3 ft/s.
Temperature Permukaan dan Temperature Fluida
Kecepatan terbentuknya fouling akan meningkat dengan meningkatnya
temperatur.

Cara mengatasi fouling


Chemical / Physical Cleaning
metode pembersihan dengan mensirkulasikan agent melalui peralatan
biasanya menggunakan HCl 5-10%.
Mechanical Cleaning
- Drilling atau Turbining
Pembersihan dilakukan dengan mendrill deposit yang menempel pada
dinding tube.
- Hydrojeting
Pembersihan dilakukan dengan cara menginjeksikan air ke dalam tube
pada tekanan yang tinggi, untuk jenis deposit yang lunak.

Gabungan dari keduanya


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa
dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya,
medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air
biasa sebagai air pendingin (cooling water).Penukar panas dirancang sebisa
mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding
yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung
(direct contact).
Jenis-jenis penukar panas
antara lain :
a.Double Pipe Heat
Exchanger
b. Plate and Frame Heat Exchanger
c. Shell anf Tube Heat Exchanger
Dari jenis-jenis Heat Exchanger diatas, komponen-komponen peralatan
tergantung dari jenisnya. Setiap komponen memiliki peranan masing-masing yang
semuanya saling bergantungan yang apabila salah satu tidak berfungsi maka akan
mengganggu kinerja dari peralatan tersebut.
Perawatan Heat Exchanger dilakukna dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja sadi peralatan serta untuk menjaga dan merawat agar peralatan dapat
bertahan lebih lama dalam penggunaannya. Peralatan yang dilakukan diantaranya
dengan melakukan pemeriksaan secara rutin/ berkala maupun dalam jangka
panjang. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali
dan setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan jangka panjang dilakukan setiap 1 tahun
sekali maupun diatas 1 tahun.Sebelum dilakukan perawatan, biasanya peralatan
dilakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui bagianbagian mana saja yang
mengalami kerusakan maupun yang membutuhkan perbaikan. Analisa yang sering
dilakukan adalah analisa perpindahan panas keseluruhan, factor fouling dan
penurunan tekanan pada Heat Exchanger.
Tipe pembersihan Heat Exchanger yang sering dilakukan adalah :
a.Chemical / Physical Cleaning
b. Mechanical Cleaning
- Drilling atau Turbining
- Hydrojeting
c. Gabungan dari keduanya
DAFTAR PERTANYAAN
Daftar pertanyaan dari kelompok
1. Apa kelebihan sheel and tube dibandingkan HE lain , sehingga ia
sering digunakan ? (Kelompok 2/Khusnul Khuluq)
Sheel and tube ini memiliki kapasitas penyimpanan yang besar dibandingkan
double pipe dan plate and frame , kemudian sheel and tube juga mempunyai
kapasitas panas yang besar , serta lebih kuat dibandingkan plate and frame yang
dalamnya terdiri dari plate-plate yang lama kelamaan akan bengkok

2. Bagaimana cara memasukkan hidrocarbon ke dalam heat


exchanger ? (Kelompok 3/ Nani Ashariani)
Cara memasukkannya yaitu melalui nozzle yang ada pada HE yang disambungkan
kepada pemipaan yang berfungsi sebagai aliran fluida yang akan masuk ataupun
keluar dari HE .Nozzle sendiri harus memiliki kemampuan untuk menahan
tekanan serta temperatur fluida kerja, sehingga pemilihan bahan yang kuat dan
tahan terhadap suhu yang tinggi diperlukan.

3. Lebih efektif yang mana indirect HE apa direct HE ? (kelompok 4 Ari


Wahyudi)
Lebih efektif yang direct HE karena laju perpindahan yang di dapat lebih tinggi
karena tidak ada sekat-sekat , sehingga biaya konstruksinya juga lebih mudah
serta kemungkinan terjadi fouling juga relatif kecil

4. Dimana letak Heat Exchanger pada proses produksi , dan arahnya


dari mana kemana ? (Kelompok 5/Dwi Indah )
5. Bagaimana cara pembersihana Heat Exchanger dengan cara
chemical?(Kelompok 6/ Zainab Al-bathul)
Dengan menginjeksikan asam melalui nozzle biasanya menggunakan HCl 5-10%.

Daftar Pertanyaan dari pak Elvis


1. Jelaskan apa itu baffles dan fungsinya untuk apa? (Tranky Tandi)
Buffle adalah sekat yang dipasang pada tube
Fungsinya adalah untuk menciptakan aliran turbulen saat fluida masuk kedalam
shell, dengan tujuan agar proses perpindahan panas menjadi merata dikarenakan
waktu yang ditempuh fluida akan lebih lama ketimbang tidak dipasang buffle.

2. Jelaskan tentang nozzle! (Ardan mardiansyah)


Nozzle merupakan alat yang berfungsi sebagai penghubung antara shell dengan
proses pemipaan aliran fluida yang akan dialirkan keluar masuk (nozzle inlet dan
outlet) dari shell itu sendiri kedalam proses pemipaan dan intrumen pendukung
lainnya. Nozzle sendiri harus memiliki kemampuan untuk menahan tekanan serta
temperatur fluida kerja, sehingga pemilihan bahan yang kuat dan tahan terhadap
suhu yang tinggi diperlukan.

Jelaskan perhitungan perpindahan panas pada heat exchanger!


Pada heat exchanger, dapat dihitung besarnya perpindahan panas yang terjadi baik
konduksi maupun konveksi yang disebut sebagai perpindahan panas secara
keseluruhan (overall heat exchanger). overall heat exchanger ini biasa
diekspresikan dalam istilah koefesien perpindahan panas (U). Koefesien
perpindahan panas merupakan mudah atau tidaknya suatu panas berpindah dari
fluida panas ke fluida yang lebih dingin. Selain koefesien perpindahan panas,
parameter lain yang berpengaruh adalah besarnya perbedaan suhu antara fluida
panas dengan dingin serta luas permukaan terjadinya perpindahan panas

3. Jelaskan zat-zat apa yang dapat memicu terjadinya fauling , dan


jelaskan rumus kimianya ? (Sindy Amalia)
Zat zat yang dapat menyebabkan fauling ini adalah asam dan basa contohnya ,
H+ +Cl- = HCl
Na+ + OH- = NaOH
H dana OH ini yang akan menyebabakan fauling sehingga dapat menyebabkan
scale dan korosi sehingga penyebaran panas pada heat exchanger menjadi tidak
merata

4. Huruf bold pada Heat exchanger menandakan penekanan, jelaskan !


(Misykat Al-khaukah)
Heat Exchanger berfungsi untuk memanaskan fluida dan mendinginkan fluida
yang panas , jadi dengan HE kita bisa memanaskan dan mendinginkan fluida
secara bersamaan contohnya jika kita ingin memanaskan fluida dengan suhu 100
derajat Celsius kita butuh memasukan fluida lain dengan suhu yg lebih tinggi,
begitu pula sebaliknya jika ingin mendinginkan fluida dengan suhu 100 derajat
celsius kita harus memasukan fluida lain dengan suhu di bawah 100 untuk
mendinginkan fluida tersebut.

Jelaskan gambar pada slide !


Fluida panas di masukan melalui tube inlet dan fluida dingin masuk melalui shell
inlet dan terjadi proses pertukaran panas di baffles lalu fluida yg lebih panas
keluar di tube outlet dan fluida yg lebih dingin keluar melalui shell outlet

5. Apa perbedaan mendasar antara direct HE & indirect HE? (Febrian )


Pada direct HE tidak terdapat dinding pembatas seperti pada indirect HE
sehingga proses perpindahan panas berlangsung lebih singkat. Selain itu direct HE
dapat digunakan pada 2 fluida sekaligus atau lebih tanpa mengalami percampuran
maupun terjadi fouling karena telah mendapat perlakuan awal berupa
penyaringan (screening) sebelum akan memasuki HE.

6. Jelaskan bagian komponen shell dan tube ? (Reskiana )


Shell:ditentukan oleh tubes (pipa-pipa didalamnya) biasanya dibuat dari logam
/baja merupakan komponen heat exchanger .
Tube:tube atau pipa bidang pemisah antar kedua jenis fluida yang mengalir
didalamnya sekaligus sebagai bidang perpindahan panas.Merupakan pipa-pipa
yang berukuran kecil sebaagai tempat mengalirnya fluida yang akan di diginkan
atau dipanaskan.

Apa yang terjadi pada bagian shell and tube ketika fluida
dimasukkan ?
Jawab
fluida mengalir melalui tube pada exchanger saat fluida lainnya mengalir keluar
tube yang berada diantara shell.Jadi dishell and tube terjadi prose pertukaran
panas karena dua fluida mengalir dengan temperature yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Ilma. (2011). PENUKAR PANAS ( HEAT EXCHANGER) (online).


Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/46808854/Tugas-Shell-and-Tube-
Ex-Changer-2.

Anonim. (2012). Alat Heat Exchanger (online). Tersedia di :


http://beckfk.blogspot.com/ 2012/05/alat-heat-exchanger.html.

Anonim. (2010). Heat Exchanger (online). Tersedia di :


http://www.alaquainc.com/Heat_Exchangers.aspx.

Anonim. (2010). Pembagian Heat Exchanger Berdasarkan Bentuk


Konstruksinya (online). Tersedia di : http://java-
borneo.blogspot.com/2011/05/pembagian-heatexchanger-
berdasarkan.html.

Anonim. (2012). Pengertian Heat Exchanger (online). Tersedia di :


http://www.scribd.
com/doc/94966592/Pengertian-Heat-Exchanger

Anonim. (2012). Jenis-Jenis Alat Penukar Panas dan Tipe aliran HE (Heat
Exchanger) (online). Tersedia di : http://pelatihanguru.net/category/alat-
penukar-kalor. (Diunduh tanggal 8 Desember 2012)

Djunaidi. (2009). Pemeliharaan Tube-Side Penukar Kalor Rsg-Gas Jangka


Pendek Dan
Jangka Panjang. Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN. Kawasan Puspitek
Serpong Tangerang : Banten

Eka, dkk. (2011). Laporan Praktikum Heat Exchanger (online). Ekstensi


Teknik Kimia Universitas Indonesia: Depok. Tersedia di :
http://www.scribd.com/doc/72839539/Laporan-HE-Eka-Gefin-Krisna-
Laili-Final.

Anda mungkin juga menyukai