Anda di halaman 1dari 7

Laboratorium Kimia Dasar

Semester I 2020 / 2021

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMISAHAN GOLONGAN KATION

Pembimbing : Setyo Erna Widiyanti,S.ST.,M.Eng.


Kelompok : III (Tiga)
Tgl Praktikum : 10 November 2020

Nama : Yusfita Rahma


Nim : 43220047
Kelas : 1B D4 Teknologi Kimia Industri

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2020
Pemisahan Golongan Kation
I. Tujuan :
 Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat mengenal
sifat-sifat golongan kation;
 Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa terampil
mengambil dan mencampurkan pereaksi;
 Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat menuliskan
persamaan reaksi identifikasi kation dengan pereaksi spesifik.
II. Alat yang digunakan :
 Tabung reaksi. 20 buah
 Rak tabung reaksi. 1 buah
 Pipet tetes 10 buah

III. Bahan yang digunakan :


 Larutan (NH4)2CO3 1M
 Larutan NH4Cl 2M
 Larutan HCl 6M
 Tioasetamida 1M
 Larutan AgNO3
 CuSO4
 Fe3+
 BaCl2
 Na+

IV. Dasar Teori :


Pemisahan kation-kation antar golongan dapat dilakukan dengan
memberikan variasi reagensia yang digunakan. Variasi reagensia yang
digunakan didasarkan atas kelarutan yang selektif dari kation-kation.
Dengan pemvariasian reagensia maka kita akan dapat menggolongkan
kation-kation berdasarkan kesamaan sifat selektifitas kation tersebut
terhadap reagensia.
Untuk dapat memisahkan kation golongan I dari kation golongan
lainnya dapat dilakukan dengan jalan penambahan HCl encer.
Penambahan HCl encer ini bertujuan untuk mengendapkan kation-
kation golongan I, sehingga kation golongan I terpisah dari kation-
kation lain yang tidak terendapkan ketika ditambahkan HCl encer.
Selanjutnya setelah golongan I terpisah, maka untuk dapat
memisahkan golongan II dengan golongan lainnya dapat dilakukan
dengan jalan menambahkan H2S dalam kondisi asam. Penggunaan
H2S dalam kondisi asam ini bertujuan untuk mengendapkan kation-
kation golongan II sehingga kation golongan II terpisah dari kation
lainnya. Pada kondisi asam disosiasi H2S sangat kecil sehingga
konsentrasi S2- menjadi lebih sedikit. Hal ini mengakibatkan hanya
garam sulfide dengan Ksp yang sangat kecil (kation golongan II) yag
mengendap.
Kation golongan III selanjutnya dapat dipisahkan dari kation lainnya
dengan jalan menambahkan H2S dalam kondisi basa. Dalam kondisi
basa ion S2- akan semakin besar sehingga dapat mengendapkan
kation-kation golongan III. Penambahan ini bertujuan untuk
mengendapkan kation golongan III dan sekaligus memisahkannya dari
kation-kation lain yang masih terlarut.
Langkah selanjutnya adalah dengan menambahkan (NH4)2CO3 dalam
kondisi basa. Penambahan ammonium karbonat ini akan
mengendapkan kation golongan IV sekaligus memisahkannya dari
kation golongan V atau golongan sisa.
Dengan menggunakan reagensia yang berbeda-beda untuk
memisahkan kation kedalam golongan sesuai selektifitas yang dimiliki
masing-masing kation kita telah mendapat 5 grup atau golongan yang
terpisah. Analisis selanjutnya adalah melakukan pemisahan kation
dalam golongan untuk mendapatkan kation yang terpisah satu sama
lain dalam satu golongan.
Kimia analisis dapat di bagi dalam dua bidang yang di sebut dengan
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
identifikasi zat-zat. Analisis kuantitatif berhubungan dengan penetapan
banyaknya suatu zat tertentu yang ada di dalam sampel

 Golongan I
Golongan kation ini mengendap dalam asam klorida encer. Ion yang
termasuk golongan ini adalah Pb2+, Hg+, dan Ag+.

 Golongan II
Golongan kation ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam.
Ion-ion dalam golongan ini antara lain:

• Golongan IIA: endapan sulfida kation golongan ini


tidak larut dalam larutan amonium polisulfida. Mereka
adalah Hg2+, Cu2+, Bi3+, dan Cd2+.

• Gologan IIB: endapan sufida kation golongan ini larut


dalam larutan amonium polisulfida. Mereka adalah:
As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan Sn3+.
 Golongan III
Golongan kation ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer maupun
hidrogen sulfida dalam suasana asam, tetapi mereka mengendap dalam
amonium sulfida dalam suasana netral atau sedikit amoniakal. Kation-
kation dalam golongan ini adalah: Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+,
Al3+, Zn2+, dan Mn2+.
 Golongan IV
Golongan kation ini tidak bereaksi dengan pereaksi golongan I, II, dan
III. Mereka mengendap dengan amonium karbonatdengan keberadaan
amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation
golongan ini adalah: Ca2+, Sr2+, dan Ba2+.

 Golongan V
Kation golongan ini biasa disebut golongan sisa itu kation-kation yang
tidak bereaksi dengan pereaksi golongan-golongan sebelumnya.
Mereka adalah: Mg2+, Na+, K+, Li+, H+, dan NH4+

Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:

 golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer,


ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa,
dan perak.

 golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide


dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk
dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium,
bismuth, stibium, timah.

 golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide


dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel,
besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.

 golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat


dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau
sedikit asam.

 golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi


dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation
yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium,
natrium, kalium, dan ammonium. (Vogel, 1990).

V. Langkah Kerja :
1) Menyiapkan semua bahan yaitu AgNO3, CuSO4, FeSO4,
BaCl2, NaCl, (NH4)2CO3, HCl, Tioasetamida, NH4Cl. Dan
alat berupa tabung reaksi 20 buah beserta 1 rak tabung reaksi
dan 10 buah pipet tetes.
2) Mengambil sampel AgNO3 dan 4 tabung reaksi lalu masing-
masing tabung di isi dengan :
o Tabung I : AgNO3 + (NH4)2CO3 dengan masing-
masing 1 ml.
o Tabung II : AgNO3 1 ml + HCl 3 tetes
o Tabung III : AgNO3 1 ml + HCl 3 tetes dan
Tioasetamida 1 ml.
o Tabung IV :

VI. Hasil pengamatan


Kation Reagen Terjadi Perkiraan Keterangan
(Sampel) (Pereaksi) Golongan
Ag+ (NH4)2CO3 Endapan 1-4 Lanjut
HCl Endapan 1 Stop
HCl + Tioasetamida - - -
NH4Cl + Tioasetamida - - -
Cu2+ (NH4)2CO3 Larutan 5 Stop
HCl - - -
HCl + Tioasetamida - - -
NH4Cl + Tioasetamida - - -
Fe3+ (NH4)2CO3 Endapan 1-4 Lanjut
HCl Larutan 2-4 Lanjut
HCl + Tioasetamida Endapan 2 Stop
NH4Cl + Tioasetamida Endapan 3 Stop
Ba2+ (NH4)2CO3 Endapan 1-4 Lanjut
HCl Endapan 1 Stop
HCl + Tioasetamida Larutan 3 dan 4 Lanjut
NH4Cl + Tioasetamida Larutan 4 Stop
Na+ (NH4)2CO3 Larutan 5 Stop
HCl Larutan 2-4 Lanjut
HCl + Tioasetamida Larutan 3 dan 4 Lanjut
NH4Cl + Tioasetamida Larutan 4 Stop

VII. Pembahasan :
Pada praktikum ini kita akan menggolongkan senyawa kation.
1. AgNO3 (Ag+)
a) Kation Ag+ dengan menggunakan larutan AgNO3. Saat
dicampurkan dengan reagen (NH4)2CO3, campuran ini
membentuk reaksi 2AgNO3 + (NH4)2CO3 → Ag2CO3 +
2(NH4)NO3. Reaksi ini mengahasilkan endapan yang
menunjukkan bahwa senyawa kation AgNO3 berada antara
golongan 1-4.
b) AgNO3 yang dicampurkan dengan HCl membentuk reaksi
AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3 . Reaksi ini menghasilkan
endapan dan masuk kedalam golongan 1. Karena di
pencampuran ini terjadi endapan maka tidak dilanjutkan ke
langkah berikutnya.l karena sudah dipastikan bahwa senyawa
ini termasuk kedalam kation golongan 1.
2. CuSO4 (Cu+)
Senyawa CuSO4 yang dicampurkan dengan (NH4)2CO3
membentuk reaksi CuSO4 + (NH4)2CO3 → CuCO3 +
2(NH4)SO4. Reaksi ini menghasilkan endapan, yang
menandakan bahwa larutan ini merupakan kation golongan 5.
3. FeSO4 (Fe3+)
Senyawa FeSO4 yang dicampurkan dengan (NH4)2CO3
membentuk reaksi 3FeSO4 + (NH4)2CO3 → Fe3CO3 +
2(NH4)SO4. Reaksi ini menghasilkan endapan sehingga
dilanjutkan ke langkah 2, dimana larutan ini ditambahkan
dengan HCl yang kemudian menghasilkan larutan sehingga
golongannya masih belum bisa di pastikan, dengan demikian
maka dilanjutkan ke langkah 3 yaitu mencampurkan dengan
HCl 6M ditambah Tioasetamida yang kemudian menghasilkan
endapan menandakan bahwa senyawa ini termasuk kedalam
kation golongan 2, sehingga pencampuran berhenti di langkah
3.
4. BaCl2 (Ba+)
Senyawa BaCl2 dicampurkan dengan (NH4)2CO3 membentuk
reaksi BaCl2 + (NH4)2CO3 → BaCO3 + 2(NH4)Cl2. Reaksi
ini mengahasilkan endapan sehingga perkiraan Golongannya
yaitu 1-4. Karena golongannya belum diketahui maka lanjut ke
langkah 2 dengan menambahkan HCl yang kemudian
menghasilkan endapan, dan dengan ini dapat kita pastikan
bahwa senyawa ini termasuk kedalam kation golongan 1. Hasil

akhir pencampuran dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

5. NaCl (Na+)
Senyawa ini dicampurkan dengan (NH4)2CO3 sehingga
membentuk reaksi NaCl + (NH4)2CO3 → NaCO3 +
2(NH4)Cl. Reaksi ini yang kemudian menghasilkan Larutan,
maka dapat dipastikan bahwa senyawa ini termasuk kedalam
kation golongan 5. Hasil pencampuran dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

VIII. Kesimpulan:
 Setelah melakukan percobaan ini dapat kita simpulkan bahwa
senyawa senyawa memilih langkah yang berbeda-beda untuk
dapat menentukan dia termasuk kedalam kation golongan apa.
 Reaksi yang terjadi :
- 2AgNO3 + (NH4)2CO3 → Ag2CO3 + 2(NH4)NO3
- AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
- CuSO4 + (NH4)2CO3 → CuCO3 + 2(NH4)SO4
- BaCl2 + (NH4)2CO3 → BaCO3 + 2(NH4)Cl2
- NaCl + (NH4)2CO3 → NaCO3 + 2(NH4)Cl
IX. Daftar pustaka :
 Mikro. Jakarta; PT. Kalaman media pustaka
 Phuma, (2011). Study learning with mwdical analyst. Denpasar
Bali
 http://eco-chem.blogspot.com/2019/02/pemisahan-kation-
golongan-i-ii-iii-iv.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai