Anda di halaman 1dari 17

PRATIKUM I

ANALISIS KUALITATIF KATION

I. Tujuan Pratikum
1. Mahasiswa mampu melakukan indentifikasi kation dari reaksi yang terbentuk
2. Mahasiswa mampu menjelaskan reaksi kimia yang terjadi dalam identifikasi
kation
3. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi jenis kation pada sampel yang
uknown
4. Mahasiswa mampu melakukan pemisahan campuran kation dan identifikasi jenis
kation
5. Mahasiswa terampil dalam menggunakan alat dan melakukan reaksi pada
identifikasi kation
II. Landasan Teori
Analisis kualitatif merupakan suatu proses untuk mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia dalam sampel yang tidak diketahui.Analisis kualitatif
merupakan salah satu metode cukup efektif untuk mempelajari unsur unsur atau
senyawa kimia serta ion-ionnya di dalam suatu larutan.Dalam proses analisa
kualitatif, biasanya digunakan beberapa pereaksi untuk golongan dan pereaksi yang
spesifik.Kedua jenis pereaksi ini digunakan untuk mendeteksi adanya jenis anion atau
kation tertentu di dalam suatu larutan
Pereaksi yang paling umum digunakan dalam mengklasifikasikan kation
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.
Berdasarkan sifat kation terhadap pereaksi tersebut, kation dapat digolongkan menjadi
lima golongan. Penggolongan ini didasarkan pada terbentuk atau tidaknya endapan
pada penambahan pereaksi-pereaksi tersebut. Kation yang bereaksi dengan asam
klorida membentuk endapan (garam klorida) merupakan kation golongan I. Kation
golongan II adalah kation yang bereaksi dengan hidrogen sulfida membentuk
endapan. Kation-kation yang bereaksi dengan ammonium sulfida membentuk
endapan termasuk kation golongan III. Kation golongan IV adalah kation yang
bereaksi dengan ammonium karbonat membentuk endapan. Sedangkan kation
golongan V adalah kation yang tidak membentuk endapan ketika direaksikan dengan
pereaksi-pereaksi tersebut.

1
Kelima golongan kation dan ciri khas golongan-golongan tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Golongan I
Kation grup ini membentuk endapan dengan asam klorida encer, lon- ion yang
termasuk grup ini adalah timbal, raksa/merkurium(1) dan perak.
2. Golongan II
Kation grup ini adalah kation-kation yang tidak bereaksi dengan asam klorida,
namun membentuk endapan dengan asam sulfida dalam suasana asam mineral
encer. lon-ion dalam grup ini adalah merkurium (II),tembaga, bismut, kadmium,
arsenik (II), arsenik (V), stibium (II), stibium (V), timah (II), dan timah (II) (IV)
3. Golongan III
Kation grup ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer maupun dengan
asam sulfide
dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation
yang termasuk dalam grup ini adalah kobalt (11), nikel (II), besi (II), besi (II),
kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II).
4. Golongan IV
Kation yang termasuk dalam grup ini adalah kation yang tidak bereaksi dengan
pereaksi-pereaksi Golongan 1, II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan
dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam, kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan
barium. Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian amonium
klorida disamping ammonium karbonat sebagai reagensia golongan; dalam hal
ini, magnesium harus juga dimasukkan ke dalam golongan ini. Tetapi, karena
dalam pengerjaan analisis yang sistematis, amonium klorida akan terdapat banyak
sekali ketika kation-kation golongan keempat hendak diendapkan, adalah lebih
logis untuk tidak memasukkan magnesium ke dalam golongan IV
5. Golongan V
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan pereaksi pereaksi
golongan I, II, III dan IV merupakan golongan kation yang terakhir, yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium dan hidrogen.
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan pereaksi pereaksi

2
golongan I, II, III dan IV merupakan golongan kation yang terakhir, yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium dan hidrogen.

III. Metode
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi,
3. Pipet tetes,
4. Pipet ukur/gelas ukur,
5. Corong,
6. Lampu spiritus,
7. Penjepit tabung,
8. Pemanas air
9. Kertas saring

b. Bahan
1. AgNO3 0,1 M;
2. Pb(NO3)2 0,25 M;
3. CuSO4 0,1 M;
4. Hg(NO3)2 0,25 M;
5. FeCl3 0,5 M;
6. AlCl3 0,3 M;
7. BaCl2 0,25 M;
8. CaCl2 0,5 M;
9. KCl 0,1 M;
10. NH4Cl 0,1 M;
11. HCl 1 M;
12. NaOH 1 M;
13. K2CrO4 1 M;
14. Ammonia 1 M;
15. KI 2%;
16. Na-asetat 1 M;
17. Amonium oksalat 1 M;
18. Natrium Hidrogen Tartrat 1 M;

3
c. Prosedur Kerja

Kation golongan I

STEP 1 STEP 2

Mengambil sebanyak 3 tabung Masing - masing ditambahkan


reaksi dan menambahkan masing- sekitar +- 10 tetes reagen HCl
masing 1 ml larutan AgNO3 0,1M 1M, NaOH 1M dan K2CrO4 1M

STEP 4 STEP 3

Amati dan catat perubahan yang Pada tabung yang ditambahkan


terjadi pada table pengamatan.Lalu HCl, setelah pengamatan
ulangi step 1-3 pada larutan kemudian dipanaskan untuk
mengamati kelarutan endapannya
Pb(N03)2

Kation golongan II

STEP 2
STEP 1
Tambahkan masing-masing tabung
Ambil sebanyak 3 tabung
tersebut sekitar +- 10 tetes reagen
reaksi dan tambahkan masing-
NaOH 1M, Ammonia 1M, KI 2%
masing 1Ml larutan CuSO4

STEP 4 STEP 3

Amati perubahan dan catat Pada tabung yang ditambahkan


perubahan yang terjadi pada NaOH, setelah pengamatan,
label pengamatan.Dan ulangi kemudian panaskan untuk
langkah 1-3 pada larutan melihat sifat kelarutannya
Hg(NO3)2 0,05M 4
Kation Golongan III

STEP 1 STEP 2

Ambil sebanyak 3 tabung Tambahkan masing-masing tabung


reaksi dan tambahkan tersebut sekitar +-10 tetes reagen
masing-masing 1Ml larutan NaOH 1M, ammonia 1M,Na-asetat
FeCl3 0,5M

STEP 4 STEP 3

Amati perubahan dan catat Pada tabung yang ditambahkan Na-


perubahan yang terjadi pada asetat, setelah pengamatan,
tabel pengamatan .Dan ulangi kemudian didihkan untuk melihat
langkah 1-3 pada larutan pembentukan endapannya
AlCl3 0,3M

Kation Golongan IV

STEP 1 STEP 2

Ambil sebanyak 3 tabung Tambahkan masing-masing tabung


reaksi dan tambahkan masing- tersebut sekitar +-10 tetes reagen
masing 1Ml larutan BaCl2 Amonium oksalat 1M, K2CrO4 1M,
0,25M H2SO4 1M

STEP 4 STEP 3

Ulangi langkah 1- 3 pada Amati perubahan dan catat perubahan


larutan CaCl2 0,5M yang terjadi pada tabel pengamatan

5
Kation Golongan V

STEP 1 STEP 2

Ambil sebanyak 2 tabung Tambahkan masing- masing tabung


reaksi dan tambahkan masing tersebut sekitar +-10 tetes reagen
1Ml larutan KCl 0,1M Natrium hydrogen tartrat 1M, NaOH
1M

STEP 4 STEP 3

Ulangi langkah 1-3 pada Amati perubahan dan catat perubahan


larutan NH4Cl 0,1M yang terjadi pada tabel pengamatan

6
Pemisahan dan penentuan jenis kation pada larutan sampel

STEP 1 STEP 2

Ambil 10 ML sampel larutan, Kemudian filtrasi endapan yang


kemudian tambahkan dengan HCl terbentuk (endapan 1)

STEP 4 STEP 3

Endapan (endapan 2) yang terbentuk Filtrat (Filtrat 1) ditambahkan


kemudian disaring dengan NaOH 1M

STEP 5 STEP 6

Filtrat (filtrate 2) kemudian Filtrasi endapan (Endapan 3)


ditambahkan kembali dengan KOH tersebut, dan filtratnya (filtrate 3)
berlebih kemudian ditambahkan dengan
kalium kromat.

STEP 8 STEP 7

Setiap hasil pengamatan kemudian Adanya endapan (endapan 4) yang


dicatat dalam tabel dan tentukan terbentuk kemudian disaring , dan
jenis kation yang terdapat dalam filtrate (filtrate 4) ditambahkan
sampel larutan tersebut dengan natrium hydrogen tartrat

7
IV. Data Hasil Pengamatan

Tabel 1 Identifikasi Kation Golongan I

Perubahan yang terjadi setelah penambahan


Larutan Sampel HCl 1M HCl 1M+ NaOH 1M K2CrO4 1M
pemanasan
Ag+
Pb+ Larutan bening Larutan bening Larutan bening Larutan kuning
adanya endapan tanpa endapan adanya terang adanya
putih endapan putih endapan kuning

Tabel 2 Identifikasi Kation Golongan II

Perubahan yang terjadi setelah penambahan


Larutan Sampel NaOH 1M NaOH 1M+ Ammonia 1M KI 2%
pemanasan
Cu2+ Larutan biru Larutan bening Larutan biru Larutan oranye
adanya endapan adanya endapan muda tanpa adanya endapan
biru hitam endapan abu-abu
Hg2+ Larutan kuning Larutan kuning Larutan bening Larutan merah
pekat adanya terang adanya tanpa adanya muda adanya
endapan kuning endapan kuning endapan endapan merah
tua tua

Tabel 3 Identifikasi Kation Golongan III

Perubahan yang terjadi setelah penambahan


Larutan Sampel NaOH 1M Ammonia 1M Na-asetat 1M Na-asetat +
pemanasan
Fe3+ Larutan merah Larutan kuning Larutan oranye Larutan merah
adanya tua tanpa terang tanpa

8
gumpalan endapan tanpa endapan endapan
merah
Al3+ Larutan bening Larutan bening Larutan bening Larutan bening
tanpa endapan tanpa endapan tanpa endapan tanpa endapan

Tabel 4 Identifikasi Kation Golongan IV

Perubahan yang terjadi setelah penambahan


Larutan Sampel Amonium oksalat K2CrO4 1M H2SO4 1M
1M
Ba2+ Larutan putih pekat Larutan kuning susu Larutan putih pekat
adanya gumpalan adanya endapan adanya endapan putih
putih kuning
Ca2+ Larutan putih susu Larutan kuning terang Larutan bening tanpa
tanpa endapan tanpa endapan endapan

Tabel 5 Identifikasi Kation Golongan V

Perubahan yang terjadi setelah penambahan


Larutan Sampel Natrium hydrogen tartrat NaOH 1M
1M
K+ Larutan bening tanpa endapan
NH4+ Larutan bening agak keruh tanpa endapan

9
Tabel Identifikasi Pemisahan Kation

Pemisahan Perubahan warna/endapan


Pemisahan I Endapan 1 Jenis kation Filtrat 1 Jenis kation
- - Bening Kemungkinan
gol II-V
Pemisahan II Endapan 2 Jenis kation Filtrat 2 Jenis kation
Biru tua Cu2+ Bening Kemungkinan
gol III-V
Pemisahan III Endapan 3 Jenis kation Filtrat 3 Jenis kation
Bening - Bening gol-IV dan V
Pemisahan IV Endapan 4 Jenis kation Filtrat 4 Jenis kation
Kuning Ba2+ Bening gol-V

V. Pembahasan
Kation adalah ion bermuatan positif yang terdapat dalam suatu zat ataupun
senyawa.analisa kualitatif merupakan salah satu metode yang cukup efektif untuk
mempelajari unsur-unsur atau senyawa kimia ion-ionnya di dalam suatu
larutan.Dalam proses analisa kualitatif, biasanya digunakan beberapa pereaksi untuk
golongan dan pereaksi spesifik yang dalam reaksi ditandai dengan terbentuk endapan
dan perubahan warna.Pada pratikum ini pengidentifikasian kation dibedakan
berdasarkan golongan yaitu golongan I, II, III, IV dan V.
A. Golongan I
1) Uji identifikasi kation Ag2+
Keberadaan kation Ag2+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel
dengan beberapa pereaksi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Identifikasi menggunakan larutan HCl 1M
Kation Ag2+ jika direaksikan dengan HCl 1M yang merupakan pereaksi
umum secara perlahan tetes demi tetes akan menghasilkan adanya endapan
putih.Berikut merupakan reaksinya, yaitu:
AgNO3 + HCl→ AgCl ↓(Putih) + HNO3

10
b) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M
Kation Ag2+ jika direaksikan dengan NaOH 1M tetes demi tetes akan
menghasilkan warna kuning keruh tanpa endapan.Berikut merupakan
reaksinya, yaitu:
2AgNO3 + 2NaOH→ Ag2O ↓ + 2NaNO3 + H2O
c) Identifikasi menggunakan K2CrO4 5%
Kation Ag2+ jika direaksikan dengan K2CrO4 5% yang akan menghasilkan
warna coklat bata.Berikut merupakan reaksinya, yaitu:
2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 ↓ + 2KNO3
d) Identifikasi menggunakan HCl 1M + Pemanasan
Kation Ag2+ direaksikan dengan HCl 1M + Pemanasan akan menyebabkan
larutan menjadi lebih mudah terpisah dengan endapannya yang berwarna
putih
2) Uji identifikasi kation Pb2+
Keberadaan kation Pb2+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel
dengan beberapa pereaksi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Identifikasi menggunakan larutan HCl 1M
Kation Pb2+ jika direaksikan dengan larutan HCl 1M yang merupakan
pereaksi umum pada kation golongan I, secara perlahan tetes demi tetes
akan menghasilkan larutan warna jernih dengan adanya endapan
putih.Berikut merupakan reaksi berikut:
Pb(NO3)2 + 2HCl →PbCl2 + 2HNO3
b) Identifikasi menggunakan NaOH 1M
Kation Pb2+ jika direaksikan dengan NaOH 1M perlahan tetes demi tetes
akan menghasilkan larutan warna bening dengan adanya endapan
putih.berikut merupakan reaksinya, yaitu:
Pb(NO3)2 + 2NaOH → Pb (OH)2 + 2NaNO3
c) Identifikasi menggunakan K2CrO4 5%
Kation Pb2+ direaksikan dengan K2CrO4 merupakan pereaksi spesifiknya
akan menghasilkan larutan warna kuning terang dengan adanya endapan
kuning.Berikut merupakan reaksinya, yaitu:
Pb(NO3)2 + K2CrO4 → PbCrO4 + 2KNO3

11
d) Identifikasi menggunakan HCl 1M + Pemanasan
Kation Pb2+ jika direaksikan dengan HCl 1M + Pemanasan akan
menyebabkan kation Pb2+ lebih mudah larut yang menghasilkan larutan
warna bening.
B. Golongan II
1) Uji identifikasi kation Cu2+
Keberadaan kation Cu2+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel
dengan beberapa pereaksi seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
a) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M
Kation Cu2+ jika direaksikan dengan NaOH 1M yang merupakan pereaksi
spesifik untuk kation Cu2+ akan menghasilkan larutan warna biru muda
dengan adanya endapan biru tua.Berikut merupakan reaksinya, yaitu:
CuSO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4
b) Identifikasi menggunakan larutan Ammonia 1M
Kation Cu2+ jika direaksikan dengan Ammonia 1M akan menghasilkan
warna biru muda.Berikut merupakan reaksinya, yaitu:
CuSO4 + 4NH3 → Cu (NH3)4 + SO4
c) Identifikasi menggunakan larutan KI 2%
Kation Cu2+ jika direaksikan dengan KI 2% akan menghasilkan larutan
warna oranye dengan adanya endapan abu-abu.Berikut merupakan
reaksinya, yaitu:
2CuSO4 + 4KI → 2CuI + I 2CuI + I2 + 2K2SO4
d) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M + Pemanasan
Kation Cu2+ jika direaksikan dengan NaOH 1M + Pemanasan akan
menyebabkan warna larutan yang awalnya biru muda serta endapannya
biru tua berubah menjadi larutan berwarna bening dengan adanya endapan
hitam.Ini menunjukan bahwa dengan peningkatan suhu maka larutan akan
sangat mudah terpisah dengan endapannya.
2) Uji identifikasi kation Hg2+
a) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M
Kation Hg2+ jika direaksikan dengan NaOH 1M akan menghasilkan
larutan warna kuning pekat dengan adanya endapan kuning.Berikut
merupakan reaksinya, yaitu:
2Hg(NO3)2 + 2NaOH → 2NaNO3 + H2O + HgO + Hg

12
b) Identifikasi menggunakan larutan Ammonia 1M
Kation Hg2+ jika direaksikan dengan Ammonia 1M akan menghasilkan
larutan warna bening.Berikut merupakan reaksinya, yaitu:
Hg(NO3)2 + NH3 → HgNH3 + NO3
c) Identifikasi menggunakan KI 2%
Kation Hg2+ jika direaksikan dengan KI 2% akan menghasilkan larutan
warna merah muda dengan adanya endapan merah tua.Berikut merupakan
reaksinya, yaitu:
Hg(NO3)2 + 2KI → HgI2 + 2KNO3
d) Idenifikasi menggunakan NaOH 1M + Pemanasan
Kation Hg2+ jika direaksikan dengan NaOH 1M + Pemanasan akan
menyebabkan larutan lebih mudah terpisah dengan endapan tetapi, tidak
merubah terlalu signifikan pada warna larutan yang awalnya larutan
berwarna kuning pekat menjadi kuning terang dan endapan yang awalnya
kuning setelah dipanaskan akan berwarna kuning tua
C. Golongan III
1) Uji identifikasi kation Fe3+
Keberadaan kation Fe3+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel
dengan beberapa pereaksi, seperti yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M
Kation Fe3+ jika direaksikan dengan larutan NaOH 1M akan menghasilkan
warna merah terdapat gumpalan berwarna merah. Berikut merupakan
reaksinya, yaitu :
FeCl3 + 3NaOH → Fe(OH)3 + 3NaCl
b) Identifikasi menggunakan larutan Ammonia 1M
Kation Fe3+ jika direaksikan dengan larutan Ammonia 1M akan
menghasilkan warna kuning tua dan tidak terdapat endapan. Berikut
merupakan reaksinya, yaitu :
FeCl3 + 6NH3 → FeCl3(NH3)6
c) Identifikasi menggunakan larutan larutan Na-asetat 1M
Kation Fe3+ jika direaksikan dengan larutan Na-asetat 1M akan
menghasilkan warna oranye dan tidak terdapat endapan. Berikut
merupakan reaksinya, yaitu :

13
FeCl3 + C2H3NaO2 → NaCl3 + Fe + C2 + H3 + O2
d) Identifikasi menggunakan larutan Na-asetat 1M + pemanasan
Kation Fe3+ jika direaksikan dengan larutan Na-asetat 1M + pemanasan
akan menyebabkan larutan akan lebih mudah larut yaitu yang dari warna
oranye berubah menjadi merah terang tanpa endapan
2) Uji identifikasi kation Al3+
Keberadaan kation Al3+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel
dengan beberapa pereaksi, seperti yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M
Kation Al3+ jika direaksikan dengan larutan NaOH 1M akan menghasilkan
warna jernih dan tidak terdapat endapan. Berikut merupakan reaksinya,
yaitu :
AlCl3 + 3NaOH → Al(OH)3 + 3NaCl
b) Identifikasi menggunakan larutan Ammonia 1M
Kation Al3+ jika direaksikan dengan larutan Ammonia 1M akan
menghasilkan warna bening dan tidak terdapat endapan. Berikut
merupakan reaksinya, yaitu :
AlCl3 + NH3 → Al(NH3)Cl3
c) Identifikasi menggunakan larutan larutan Na-asetat 1M
Kation Al3+ jika direaksikan dengan larutan Na-asetat 1M akan
menghasilkan warna jernih dan tidak terdapat endapan. Berikut
merupakan reaksinya, yaitu :
AlCl3 + 3C2H3NaO2 → Al(CH3COO)3 + 3NaCl
d) Identifikasi menggunakan larutan larutan Na-asetat 1M + pemanasan
Kation Al3+ jika direaksikan dengan larutan Na-asetat 1M + pemanasan
akan menyebabkan setelah pemanasan tidak merubah warna secara
signifikan yang awalnya larutan berwarna bening setelah pemanasan tetap
bening tanpa endapan.
D. Golongan IV
1) Uji identifikasi kation Ba2+
Keberadaan kation Ba2+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel dengan
beberapa pereaksi, seperti yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Identifikasi menggunakan larutan Ammonia oksalat 1M

14
Kation Ba2+ jika direaksikan dengan larutan Ammonia oksalat 1M akan
menghasilkan warna putih pekat dan terdapat gumpalan berwarna putih.
Berikut merupakan reaksinya, yaitu :
BaCl2 + (NH4)2C2O4 → 2NH4Cl + BaC2O4
b) Identifikasi menggunakan larutan K2CrO4 1M
Kation Ba2+ jika direaksikan dengan larutan K2CrO4 1M akan menghasilkan
warna kuning susu dan terdapat endapan berwarna kuning. Berikut
merupakan reaksinya, yaitu :
BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl
c) Identifikasi menggunakan larutan H2SO4 1M
Kation Ba2+ jika direaksikan dengan larutan H2SO4 1M akan menghasilkan
warna putih pekat dan terdapat endapan berwarna putih. Berikut merupakan
reaksinya, yaitu :
BaCl2 + H2So4 → BaSo4 + 2HCl
2) Uji identifikasi kation Ca2+
Keberadaan kation Ca2+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel dengan
beberapa pereaksi, seperti yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Identifikasi menggunakan larutan Ammonia oksalat 1M
Kation Ca2+ jika direaksikan dengan larutan Ammonia oksalat 1M akan
menghasilkan warna putih susu dan tidak terdapat endapan. Berikut
merupakan reaksinya, yaitu :
CaCl2 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 + 2NH4Cl
b) Identifikasi menggunakan larutan K2CrO4 1M
Kation Ca2+ jika direaksikan dengan larutan K2CrO4 1M akan menghasilkan
warna kuning terang dan tidak terdapat endapan. Berikut merupakan
reaksinya, yaitu :
CaCl2 + K2CrO4 → CaCrO4 + 2KCl
c) Identifikasi menggunakan larutan H2SO4 1M
Kation Ca2+ jika direaksikan dengan larutan H2SO4 1M akan menghasilkan
warna bening dan tidak terdapat endapan. Berikut merupakan reaksinya,
yaitu:
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl

15
E. Golongan V
1) Uji identifikasi kation K+
Keberadaan kation K+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel dengan
satu pereaksi, seperti yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M
Kation K2+ jika direaksikan dengan larutan NaOH 1M akan menghasilkan
warna bening dan tidak terdapat endapan. Berikut merupakan reaksinya,
yaitu :
KCl + NaOH → KOH + NaCl
2) Uji identifikasi kation NH4+
Keberadaan kation NH4+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikan sampel
dengan satu pereaksi, seperti yang dijelaskan sebagai berikut.
a) Identifikasi menggunakan larutan NaOH 1M
Kation NH4+ jika direaksikan dengan larutan NaOH 1M akan
menghasilkan warna bening agak keruh dan tidak terdapat endapan.
Berikut merupakan reaksinya, yaitu :
NH4 + NaOH → NH3 + H2O + Na
VI. Simpulan dan Saran
a. Simpulan

Dari pelaksanaan praktikum analisis kation dapat kami simpulkan bahwa:

1. Analisa kation ini bersifat Analisa kualitatif yaitu dengan mereaksikan


suatu zat yang ada di dalam campuran dengan zat lain yang ditandai
dengan adanya perubahan yang umumnya terbentuk endapan dan
perubahan warna.
2. Kation digolongkan dengan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap
beberapa reagnesia. Reagnesia golongan biasanya digunakan untuk
klasifikasi kation seperti asam klorida, hydrogen sulfida, ammonium
sulfida, dan ammonium karbonat.
3. Uji identifikasi setiap golongan dengan larutan yang berbeda memiliki
hasil dengan warna dan endapan yang berbeda.

16
b. Saran
Disini kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih memiliki
kekurangan, namun kami berharap melalui laporan ini para pembaca dapat
mengetahui tentang cara identifikasi kation untuk setiap golongan. Laporan ini
masih memiliki kekurangan sehingga para pembaca dapat mencari referensi di
sumber lain. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Atas
saran dan kritikan, kami ucapkan terima kasih.

17

Anda mungkin juga menyukai