Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Reaksi Identifikasi Kation


______________________________________________

NAMA : SHAFIRA ANANDA


NIM : 204840132

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES
PANGKALPINANG
2020
I. JUDUL PERCOBAAN:
Reaksi Identifikasi Kation

II. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi logam golongan I, II, III, dan IV

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Analisis Kation
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui.
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik
kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena
anion termasuk dalam lebih dari satu golongan (Keenan, 1999).
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan
apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur yang biasa digunakan untuk
menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah membuat
sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).
Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang
mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat
mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion,
biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses
pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut.
Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi.
Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu
yang kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan
karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu (Underwood, 1992).
Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation
secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan
masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-
komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan sifat
kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan
ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu
gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion
hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+)
dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan,
ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan
penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan
perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan
terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-
kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation
terhadap beberapa pereaksi antara lain adalah asam klorida, hidrogen
sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Umumnya klasifikasi
kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan
karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini memperlihatkan
pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V berdasarkan
sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk masing-
masing kation (Vogel, 1985)

3.2 Golongan-Golongan Kation

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas


tertentu diantaranya:
 golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion
yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.

 golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam


suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan
ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium,
timah.

 golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam


suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium,
aluminium, seng, mangan, dan kobalt.

 golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat


dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit
asam.
 golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk
dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium, dan
ammonium. (Vogel, 1990).

Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan


sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan
tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang
dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian
menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan
berbeda sifat fisiknya. (W. Harjadi, 1993). Dalam analisa kualitatif cara
memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas.
Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu
larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-
ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan
dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar dengan
sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau
dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan.
Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia. (Harjadi, 1990). Banyak reaksi-
reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan
dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan
menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu
endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya.
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan
perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif,
karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan
atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan
endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat,
berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunaan
sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg, dan
Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam
klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg dengan memberikan
air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga
endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan
bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam
campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan
ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion
sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan
memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan
pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang
sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya
pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut
(Underwood, 1992).

IV. METODE PERCOBAAN

4.1 ALAT DAN BAHAN


Alat:
 Tabung Reaksi
 Pipet Tetes
 Gelas Kimia

Bahan:
 AgNO3  NH3
 NaOH  KI
 HCl  FeCl3
 K2Cr2O7  BaCl2
 CuSO4
 KCNS

4.2 CARA KERJA


Golongan I, Ag+

AgNO31 ml

Dimasukkan ke Dimasukkan ke
Tabung Reaksi 1 Dimasukkan ke Tabung Reaksi 3
tabung reaksi 2

+ +
+ NaOH 0,1M; 1 ml
HCl 0, 1M; 1 ml
KI 0,1 M; 1 ml

AgNO3 + KI
AgNO3 + NaOH
AgNO3 + HCl
Golongan II, Cu2+

CuSO4, 1 ml
Dimasukkan ke
Dimasukkan ke Dimasukkan ke Tabung Reaksi 3
Tabung Reaksi 1 tabung reaksi 2

+ +
+
NaOH NH3 KI

CuSO4 + NH3 CuSO4 + KI


CuSO4 + NaOH

Golongan III, Fe3+

FeCl3
Dimasukkan ke Dimasukkan ke
Tabung Reaksi 1 tabung reaksi 2

NaOH NH3

+ +
FeCl3 + NaOH FeCl3 + NH3
Golongan IV, Ba2+

BaCl2
Dimasukkan ke Dimasukkan ke
Tabung Reaksi 1 tabung reaksi 2

+ +
Na2CO3 K2Cr2O7
(aq)

BaCl2 + Na2CO3 BaCl2 + K2Cr2O7

V. HASIL PERCOBAAN

REAKSI KIMIA HASIL PENGAMATAN


Golongan I, Ag+
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3  Mula-mula Larutan AgNO3
berwarna bening, dan Larutan
Hcl berwarna Bening
 Setelah kedua larutan
dicampurkan maka Terbentuk
larutan yang berwarna putih
 Terbentuk endapan putih
AgNO3 + KI AgI + KNO3  Mula-mula Larutan AgNO3
berwarna bening, begitu juga
dengn KI
 Setelah kedua larutan
dicampurkan maka terbentuk
larutan yang berwarna putih
kekuningan atau putih susu
 Dan terbentuk endapan bewarna
putih juga
AgNO3 + NaOH AgOH + NaNO3  Mula-mula Larutan AgNO3
berwarna bening, dan NaOH
juga mula-mula berwarna
bening
 Setelah kedua larutan dicampur
terbentuk larutan dengan warna
cokelat keruh
 Dan terbentuk endapan
berwarna coklat juga
Golongan II,Cu 2+
CuSO4 + 2NaOH  Cu(OH)2 + Na2SO4  Mula-mula Larutan CuSO4
berwarna biru, dan Larutan
NaOH berwarna bening
 Setelah kedua Larutan
dicampurkan, maka terbentuk
Larutan berwarna biru
 Setelah didiamkan beberapa
saat terbentuk endapan
berwarna biru
CuSO4 + 2NH3 Cu(NH3)2 + SO4  Mula-mula larutan CuSO4
berwarna biru, dan NH3
berwarna Bening
 Setelah kedua larutan
dicampurkan maka terebntulah
larutan berwarna biru yang
nyaris bening
 Dan setelah didiamkan
terbentuk endapan berwarna
biru

CuSO4 + 2KI  CuI2 + K2SO4  Mula-mula larutan CuSO4


berwarna bening dan KI juga
berwarna bening
 Setelah kedua larutan tersebut
dicampurkan maka akan
terbentuk larutan dengan warna
Kecoklatan
 Dan Setelah didiamkan
beberapa saat pada Larutan
tersebut juga akan terbentuk
endapan berwarna cokelat
muda atau putih agak
kecokelatan.
Golongan III, Fe3+
FeCl3 + 3NaOHFe(OH)3 + 3NaCl  Mula-mula Larutan FeCl3
berwarna kuning yang hamper
endekati orange, sedangkan
Larutan NaOH berwarna
Bening
 Setelah Kedua Larutan tersebut
dicampurkan maka akan
terbentuk Larutan yang
berwarna Kecokelatan (merah
bata)
 Tidak terbentuk endapan

2FeCl3 +6NH3 2Fe(NH3)3 + 3Cl2  Mula-mula Larutan FeCl3


berwarna kuning dan NH3
Berwarna bening
 Setelah kedua larutan
dicampurkan maka akan
terbentuk Larutan berwarna
kecokelatan (merah bata)
 Tidak terbentuk endapan
Golongan IV, Ba2+
BaCl2 + Na2CO3 Ba(CO3) + 2NaCl  Mula-mula kedua Larutan yaitu
BaCl2 dan Na2CO3 Berwarna
bening
 Setelah kedua larutan tersebut
dicampurkan, menghasilkan
larutan yang berwarna berwarna
putih
 Dan menghasilkan endapan
berwarna putih
BaCl2 + K2Cr2O7  BaCr2O7 + 2KCl  Mula-mula, Larutan BaCl2
berwarna bening dan K2Cr2O7
berwarna kuning
 Setelah kedua larutan tersebut
dicampurkan maka akan
menghasilkan larutan yang
berwarna bening
 Dan akan menghasilkan
endapan berwarna kuning
VI. PEMBAHASAN
Identifikasi kation merupakan suatu metode untuk mengetahui atau
menganalisis kation dalam suatu senyawa. Identifikasi Kation termasuk ke
Analisis Kualitatif. Dimana, dalam metode analisis kualitatif kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau
kation suatu larutan. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi
kation pada percobaan ini yaitu HCl, NaOH, KI, NH3, K2Cr2O7, dan Na2CO3.
Bahan-bahan tersebut berfungsi untuk mentukan apakah kation-kation yang
bereaksi dengan reagensia tersebut membentuk endapan, menimbulkan bau,
dan mengalami perubahan, warna atau tidak.
Perlakuan yang diberikan pada percobaan adalah:

 mencampurkan Kation Ag+, dalam bentuk larutan AgNO3 dengan


reagensia Hcl, NaOH, dan KI, lalu dilihat apakah terjadi perubahan warna
dan apakah terbentuk endapan pada hasil pencampuran kedua larutan
tersebut

 Mencampurkan Kation Cu 2+, dalam bentuk larutan CuSO4 dengan


reagensia NH3, NaOH, dan KI, lalu dilihat apakah terjadi perubahan
warna dan apakah terbentuk endapan pada hasil pencampuran kedua
larutan tersebut
 Mencampurkan Kation Fe3+, dalam bentuk larutan FeCl3 dengan
reagensia NH3, dan NaOH, lalu dilihat apakah terjadi perubahan warna
dan apakah terbentuk endapan pada hasil pencampuran kedua larutan
tersebut
 Mencampurkan Kation Ba2+, dalam bentuk larutan BaCl2 dengan
reagensia Na2CO3, dan K2Cr2O7, lalu dilihat apakah terjadi perubahan
warna dan apakah terbentuk endapan pada hasil pencampuran kedua
larutan tersebut.
Keberadaan garam kation atau anion tertentu dapat diketahui dengan
menggunakan agen pengendap sehingga menghasilkan endapan jika hasilnya
positif dan endapan yang dihasilkan pun akan memiliki warna tertentu yang
khas untuk setiap jenis anion atau kation. Berikut adalah Analisis Reaksi yang
terjadi pada masing-masing kation pada setiap tahap dalam percobaan ini:

Golongan I, Ag+
1) AgNO3 + HCl AgCl  + HNO3, Reaksi ini merupakan Reaksi
Positif karena apabila Larutan AgNO3 dicampurkan dengan HCl
menghasilkan endapan yang berwarna,yaitu warna putih pada
larutannya.
2) AgNO3 + KI AgI  + KNO3, Reaksi ini merupakan reaksi positif
karena setelah dicampurkan Antara AgNO3 dan KI akan
menghasilkan endapan berwarna pada larutannya yaitu endapan yang
berwarna putih.
3) AgNO3 + NaOH AgOH + NaNO3, Reaksi ini juga termasuk
reaksi positif karena akan menghasilkan endapan yang berwarna
cokelat, setelah AgNO3 dan NaOH dicampurkan.

Golongan II,Cu 2+
1) CuSO4 + 2NaOH  Cu (OH)2 + Na2SO4, Reaksi pada tahap ini
juga merupakan reaksi positif dimana setelah CuSO4 dan NaOH
dicampurkan akan menghasilkan endapan yang berwarna biru.
2) CuSO4 + 2NH3  Cu (NH3)2  + SO4, Reaksi pada tahap ini juga
merupakan reaksi positif dimana setelah CuSO4 dan NH3
dicampurkan akan menghasilkan endapan yang berwarna biru.
3) CuSO4 + 2KI  CuI2  + K2SO4, Reaksi pada tahap ini juga
merupakan reaksi positif dimana setelah CuSO4 dan KI dicampurkan
akan menghasilkan endapan yang berwarna kecoklatan.

Golongan III, Fe3+


1) FeCl3 + 3NaOH Fe(OH)3 + 3NaCl, Reaksi pada tahap ini
merupakan reaksi negatif dimana setelah FeCl3 dan NaOH
dicampurkan tidak menimbulkan endapan.
2) 2FeCl3 +6NH3 2Fe(NH3)3 + 3Cl2, Reaksi pada tahap ini
merupakan reaksi negatif dimana setelah FeCl3 dan NH3
dicampurkan tidak menimbulkan endapan.

Golongan IV, Ba2+


1) BaCl2 + Na2CO3 Ba(CO3) + 2NaCl, Reaksi yang terjadi pada
tahap ini merupakan Reaksi Positif dimana setelah BaCl2 dan
Na2CO3 dicampurkan, akan menghasilkan endapan yang berwarna
pada larutannya yaitu warna putih.
2) BaCl2 + K2Cr2O7  BaCr2O7 + 2KCl, Reaksi yang terjadi pada
tahap ini juga merupakan Reaksi Positif dimana setelah BaCl2 dan
K2Cr2O7 dicampurkan, akan menghasilkan endapan yang berwarna
pada larutannya yaitu warna putih.
Seperti yang kita ketahui diatas bahwa reaksi positif adalah reaksi yang
menghasilkan endapan berwarna spesifik, di percobaan ini pada Golongan III,
kedua tahap nya merupakan reaksi negatif atau reaksi yang tidak
menghasilkan endapan. Berikut beberap Faktor yang mempengaruhi Reaksi
Negatif yaitu:
 Suhu dan Ph, dimana suhu akan menentukan apakah reaksi pengendapan
kan terjadi atau tidak. Secara umum, meningkatnya suhu larutan juga akan
meningkatkan kelarutan senyawa ionik sehingga akan menurunkan
kemungkinan terbentuknya endapan.
 Selain kedua faktor tersebut, konsentrasi reaktan juga berperan penting
dalam terjadinya reaksi pengendapan tersebut. Kelarutan adalah faktor
yang berperan penting dalam peristiwa pengendapan. Kelarutan
merupakan suatu kemampuan dari zat padat, liquid maupun gas untuk
terlarut dalam suatu pelarut untuk menghasilkan suatu larutan. Kelarutan
dari suatu zat pada dasarnya bergantung dari jenis pelarut yang digunakan.
Semakin tinggi nilai kelarutan suatu zat pada jenis pelarut tertentu, maka
zat tersebut akan semakin mudah terlarut dalam pelarut tersebut.
 Jenis Pelarut, Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada
dalam pelarut organik

VII. KESIMPULAN
Dari Percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulakan bahwa:
 Identifikasi kation dapat dilakukan dengan pemisahan terlebih
dahulu menggunakan reagen – reagen tertentu, sehingga dapat
membentuk endapan yang merupakan senyawa yang terdiri atas
kation tersebut. Dimana Reagen- reagen tersebut berfungsi untuk
mentukan apakah kation-kation yang bereaksi dengan reagensia
tersebut membentuk endapan atau tidak.
 Dari percobaan yang telah dilakukan banyak reaksi-reaksi yang
menghasilkan endapan, yang berperan penting dalam analisa
kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid
dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat
dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan
tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung
pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain
dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan
tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena
semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan
atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan
endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium
sulfat, berlaku sebaliknya.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Agustina.2012. “Identifikasi Kation-Kation Golongan”


https://agustinakimia2010.wordpress.com/2012/11/20/identifikasi-
kation-kation-golongan/ . Diakses pada tanggal 7 November 2020

Pangestu, Aji. 2019. “Pengertian Reaksi Pengendapan, Kelarutan,


Aplikasi dan Contohnya”
https://www.pakarkimia.com/reaksi-pengendapan/ . Diakses pada
tanggal 8 November 2020

Rahayu, Rani Septiani. 2016. “Laporan Praktikum KIMIA


ANALITIK : Analisis Kation”
https://examplecom397.wordpress.com/2016/02/11/laporan-
praktikum-kimia-analitik-analisis-kation/
IX. LAMPIRAN

Diatas adalah Dokumentasi Percobaan Analisis Kation Gol 1


(Kiri), dan Gol 2 (Kanan)

Diatas adalah Dokumentasi Percobaan Analisis Kation Gol 3


(Kiri), dan Gol 4 (Kanan)

Anda mungkin juga menyukai