Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS KATION ANION

KONSEP DASAR ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF

1) Pendahuluan
Pada dasarnya konsep analisis kimia dapat dibagi atas 2 bagian, yakni:
1. Analisis kualitatif, analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat
atau campuran yang tidak diketahui.
2. Analisis kuantitatif, analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat
tertentu yang ada di dalam suatu sampel ( contoh )
Ada 2 aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifat- sifat ini
sebagai sifat periodik menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfida, hidroksida, karbonat sulfat dan garam-garam lainnya dari logam.
Walaupun analisis kualitatif (analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan,
namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-prinsip umum dan
konsep-konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar.
Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui komponen apa atau
pengotor apa yang ada dalam sampel tertentu, seringkali diperlukan informasi
tambahan mengenai berapa banyaknya masing-masing komponen atau pengotor
tersebut. Beberapa teknik analisis kuantitatif diklasifikasikan atas dasar :
a. Pengukuran banyaknya pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksi yang terbentuk.
b. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)
c. Pengukuran sifat optis (pengukuran absorbans)
d. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
Analisis kimia kuantitatif yang klasik menyangkut analisis gravimetri dan
titrimetri. Dalam analisis gravimetri, zat yang akan ditentukan diubah ke dalam
bentuk endapan yang sukar larut, selanjunya dipisahkan dan ditimbang.
Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut analisis volumetri, zat
yang akan ditentukan dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi yang diketahui
sebagai larutan standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang

Created By : A. Sry Iryani Page 1


ANALISIS KATION ANION

diperlukan untuk dapat bereaksi sempurna tersebut diukur. Selain kedua metode
analisis tersebut di atas, dalam analisis dasar ini akan dipelajari pula metode
spektroskopi absorbsi.

2) Sistematika Analisis Kation


Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak
diketahui, pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam
bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan
uji ion-ion yang mungkin ada.
Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai
konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion
terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan
kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang
akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen
(pereaksi) tertentu yang kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang
merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing
golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam
golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan
pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion
lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang
mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal
(Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg22+) . Setelah ion-ion golongan ini diendapkan
dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan
dan penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan
selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain..
Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi
antara lain adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium
karbonat.

Created By : A. Sry Iryani Page 2


ANALISIS KATION ANION

Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari


klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini
memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V
berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk
masing-masing kation.

SKEMA PEMISAHAN KATION-KATION KE DALAM GOLONGANNYA

SAMPEL

Gol II, III,


+ HCl
IV, V

Gol III, IV,


Golongan I + H 2S V

Golongan
(NH4)2S Gol IV, V
II

Golongan Golongan
III (NH4)2CO3 V

Golongan
IV

Keterangan :
Golongan I : Ag+, Pb2+, Hg22+
Golongan II : Hg2+, Cu2+, Bi3+, Cd2+, As3+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+
Golongan III : Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr2+, Zn2+, Co2+, Ni2+, Mn2+
Golongan IV : Ba2+, Sr2+, Ca2+
Golongan V : Mg2+, Na+, K+, NH4+

 Analisis Kation
Pemisahan dan Identifikasi Kation Golongan I
Garam-garam klorida Ag+, Pb2+, Hg22+ tidak larut di dalam air sehingga
dapat dipergunakan sebagai dasar pemisahan golongan I dari golongan lainnya
( golongan II-V) . Bila ke dalam larutan contoh ditambahkan asam klorida , maka

Created By : A. Sry Iryani Page 3


ANALISIS KATION ANION

kation-kation golongan I akan mengendap sebagai AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. PbCl2


dapal larut dalam air panas sehingga dapat digunakan untuk memisahkan dari
AgCl dan Hg2Cl2. Selanjutnya dilakukan uji spesisfik untuk ketiga kation tersebut.
 Pb :
 Sampel ditambahkan HCl terbentuk endapan putih PbCl2, tambahkan
dengan NH3 tidak terjadi perubahan ditambahkan air panas larut
 Sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan putih Pb(OH)2,
dengan NH3 berlebih tidak ada perubahan
 Sampel dengan NaOH sedikit terbentuk endapan putih Pb(OH)2, dengan
NaOH berlebih larut [Pb(OH)4]2-
 Sampel ditambahkan KI sedikit terbentuk endapan kuning PbI 2, dengan KI
berlebih tidak ada perubahan
 Sampel ditambahkan K2CrO4 terbentuk endapan kuning PbCrO4,
ditambahkan NH3 tidak ada perubahan
 Sampel ditambahkan KCN sedikit terbentuk endapan putih Pb(CN)2,
dengan KCN berlebih tidak terjadi perubahan
 Sampel ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan putih PbCO3, dengan
Na2CO3 mendidih tidak terjadi perubahan
 Hg (I) :
 Sampel ditambahkan HCl terbentuk endapan putih Hg 2Cl2, ditambahkan
dengan NH3 terbentuk endapan hitam Hg + HgNH 2Cl ditambahkan air
panas tidak terjadi perubahan
 Sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan hitam, dengan NH3
berlebih tidak ada perubahan
 Sampel dengan NaOH sedikit terbentuk endapan hitam Hg 2O, dengan
NaOH berlebih tidak terjadi perubahan
 Sampel ditambahkan KI sedikit terbentuk endapan hijau Hg2I2, dengan KI
berlebih menjadi abu-abu Hg mengendap
 Sampel ditambahkan K2CrO4 terbentuk endapan merah Hg2CrO4,
ditambahkan NH3 terbentuk endapan Hg hitam

Created By : A. Sry Iryani Page 4


ANALISIS KATION ANION

 Sampel ditambahkan KCN sedikit terbentuk endapan hitam Hg, dengan


KCN berlebih tidak terjadi perubahan
 Sampel ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan putih kekuningan
Hg2CO3, dengan Na2CO3 mendidih menjadi hitam terdapat endapan Hg
 Ag :
 Sampel ditambahkan HCl terbentuk endapan putih AgCl, tambahkan
dengan NH3 menadi larut [Ag(NH3)2]2-+, tambahkan air panas tidak
terjadi perubahan
 Sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan coklat Ag2O, dengan
NH3 berlebih larut [Ag(NH3)2]2-
 Sampel dengan NaOH sedikit terbentuk endapan coklat Ag 2O, dengan
Na(OH) berlebih tidak terjadi perubahan
 Sampel ditambahkan KI sedikit terbentuk endapan kuning AgI, dengan KI
berlebih tidak ada perubahan
 Sampel ditambahkan K2CrO4 terbentuk endapan merah Ag2CrO4,
ditambahkan NH3 larut [Ag(NH3)2]+
 Sampel ditambahkan KCN sedikit terbentuk endapan putih AgCN, dengan
KCN berlebih larut [Ag(CN)2]-
 Ssampel ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan putih kekuningan
Ag2CO3 mengendap, dengan Na2CO3 terbentuk endapan cokelat Ag2O

Pemisahan dan identifikasi Kation Golongan II


Apabila H2S dialiri ke dalam larutan contoh ( Golongan II-IV) yang telah
diasamkan dengan HCl 0,3 M, hanya sulfida golongan II saja yang dapat
mengendap, sedangkan sulfida kation-kation golongan III-V larut dalam HCl 0,3
M.
Sulfida-sulfida kation golongan II adalah : As2S5, As2S3, HgS, CuS, Sb2S3, Sb2S5,
SnS2, Bi2S3, PbS, CdS dan SnS.
Berdasarkan sifat kelarutan kation-kation golongan II di dalam pereaksi
disulfida, maka:
 Kation yang larut : Hg, As, Sb, Sn

Created By : A. Sry Iryani Page 5


ANALISIS KATION ANION

 Kation yang tidak larut : Cu, Pb, Bi, Cd


Selanjutnya dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation golongan
II :
 Bi3+ :
 Setetes larutan contoh ditambahkan NH4OH terbentuk endapan yang tidak
larut dalam kelebihan pereaksi.
 Setetes larutan contoh ditambahkan dinatrium hidrogen phosfat, terbentuk
endapan putih BiPO4.
 Sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih, dengan NH3 berlebih
tidak larut
 Sampel ditambahkan NaOH sedikit terbentuk endapan putih, dengan
NaOH berlebih tidak larut
 sampel ditambahkan KI tetes-tetes terbentuk endapan hitam, dengan KI
berlebih endapan larut, terbentuk ion tetraiodobismut yang berwarna
jingga
Cu2+ :
 Setetes larutan contoh ditambahkan NH4OH terjadi endapan kemudian
larut dalam kelebihan pereaksi, larutan biru dari kompleks Cu(NH 3)42+
ditambahkan pereaksi K4[Fe(CN)6]
 Sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan biru, dengan NH3
berlebih endapan larut terbentuk warna biru tua
 Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan biru Cu(OH) 2, dengan
NaOH berlebih endapan tidak larut, dipanaskan terbentuk endapan hitam
CuO
 Sampel ditambahkan KI terbentuk endapan putih tembaga iodida, tapi
larutannya berwarna coklat tua
 Sampel ditambahkan kalium tiosianat terbentuk endapan hitam Cu(SCN)2
 Cd2+ :
 Setetes larutan contoh ditambahkan NH4OH berlebih terbentuk endapan
(NH4)42+, aliri H2S terbentuk endapan kuning.

Created By : A. Sry Iryani Page 6


ANALISIS KATION ANION

 Sampel ditambahkan NH3 tetes-tetes terbentuk endapan putih Cd(OH)2,


dengan NH3 berlebih endapan larut
 Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih, dengan NaOH
berlebih endapan tidak larut
 Sampel ditambahkan kalium tiosianat tidak membentuk endapan
( perbedaan dari tembaga),
 Sampel ditambahkan kalium iodida tidak membentuk endapan (perbedaan
dari tembaga)
 Pb2+ : idem golongan I
 As3+ :
 Setetes larutan contoh ditambahkan setetes larutan AgNO3 terbentuk
endapan kuning perak. Endapan larut baik dalam asam nitrat maupun
amoniak.
Arsenik III, As(III)
 Sampel ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) terbentuk endapan
kuning Ag3AsO3, ditambahakan asam nitrat endapan larut atau
ditambahakan ammonia endapan larut
 Sampel ditambahkan tembaga sulfat terbentuk endapan hijau arsenit
Arsenik (V), As(V)
 Sampel ditambahkan larutan erak nitrat (AgNO3) terbentuk endapan merah
kecoklatanAg3AsO4, ditambahkan asam endapan larutatau ditambahkan
ammonia endapan larut (amonia) sedangkan sulfida golongan IV-V larut.
Untuk menghindari terjadinya endapan, Mg(OH)2 maka ditambahkan
NH4Cl untuk menekan ionisasi NH4OH.
Berdasarkan sifat kelarutan kation golongan III terhadap NH4OH, maka:
- Yang mengendap (III A) : Fe3+, Cr3+, Al3+, Mn2+ sebagai hidroksida.
- Yang larut (III B) : Zn2+, Ni2+, Co2+, Mn2+ membentuk kompleks.
Kemudian dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation :
 Fe3+ :
 Setetes larutan contoh ditambahkan larutan KSCN 2 M, terjadi warna
merah darah

Created By : A. Sry Iryani Page 7


ANALISIS KATION ANION

 Setetes larutan contoh ditambah larutan K4[Fe(CN)6] terjadi warna biru


 Al3+ :
 Setetes larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH terbentuk endapan
putih gelatinous dari Al(OH)3 larut sedikit dalam kelebihan pereaksi.
 Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH. Terbentuk endapan putih
Al(OH)3, larut dalam kelebihan pereaksi terbentuk ion tetra hidroksi
aluminat.
 Larutan contoh ditambahkan larutan Na2CO3, terbentuk endapan putih,
endapan larut dalam pereaksi berlebihan.
 Stibium, Sb(II)
 Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih
 Sampel ditambahkan larutan NH3 terbentuk endapan putih
 Sampel ditambahkan larutan KI warna larutan menjadi merah
 Stibium V, Sb (V)
 Sampel ditambahkan larutan KI dalam suasana asam terbentuk kristal iod
memisah dan mengapun diatas permukaan larutan, dipanaskan muncul up
lembayung iod
 Timah, Sn(II)
 Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih Sn(OH)2,
dengan NaOH berlebih endapan larut
 Sampel ditambahkan larutam merkurium klorida terbentuk endapan putih
Hg2Cl2
 Timah, Sn (IV)
 Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih seperti
gelatin Sn(OH)4
 Sampel ditambahkan larutam merkurium klorida tidak ada endapan
(perbedaan dengan timah (II))
 Ni2+ :
 Larutan contoh ditambahkan setetes NaOAc 2 M dan setetes larutan
dimetilglioksida, terjadi endapan merah.

Created By : A. Sry Iryani Page 8


ANALISIS KATION ANION

 Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan hijau


Ni(OH)2, tidak larut dalam pereaksi berlebih.
 Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH, terbentuk endapan hijau,
Ni(OH)2 dapat larut dalam pereaksi berlebih membentuk kompleks
[Ni(NH3)6]2+ merupakan larutan biru tua.
 Cr3+ :
 Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH, terbentuk endapan
gelatinous berwarna abu-abu hiaju/ abu-abu biru dari Cr(OH)3, sedikit
larut dalam pereaksi berlebih. Dalam keadaan dingin dengan membentuk
larutan lembayung atau merah jambu mengandung ion kompleks heksa
aminkromat (III), [Cr(NH3)6]3+. Bila larutan tersebut didihkan terbentuk
Cr(OH)3 kembali.
 Larutan contoh ditambahkan larutan Na2CO3, terbentuk endapan Cr(OH)3.
 Co2+ :
 Larutan contoh ditambahkan sedikit KSCN padat dan sedikit amil alkohol
kemudian diaduk. Warna biru pada amil alkohol menandakan adanya Co.
 Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, dalam keadaan dingin
menghasilkan endapan biru, Ca(OH)NO3 . Ditambahkan alkali berlebih
kemudian dipanaskan terbentuk endapan berwarna merah jambu,
Ca(OH)2 , akibat oksidasi berubah menjadi Co(OH)3 hitam.
 Larutan contoh ditambahkan larutan KNO2 menjadi endapan kuning ,
K3[Co(NO2)6].
 Zn2+ :
 Larutan contoh ditambahkan K4[Fe(CN)6] adanya endapan putih
menandakan adanya Zn.
 Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan seperti
gelatin, Zn(OH)2. Endapan tersebut dapat larut dengan pereaksi yang
berlebih dan larut dalam asam.
 Larutan contoh ditambahkan larutan dinatrium fosfat terbentuk endapan
putih, Zn3(PO4)2.
 Mn2+ :

Created By : A. Sry Iryani Page 9


ANALISIS KATION ANION

 Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan putih,


Mn(OH)2, tidak larut dalam pereaksi berlebih, jika dibiarkan endapan
teroksidasi (udara) menjadi coklat MnO(OH)2.
 Larutan contoh diasamkan dengan H2SO4 atau HNO3 ditambah 0,2 - 0,3 g
kalium periodat (KIO4) didihkan larutan selama 1 menit maka terbentuk
permanganat yang berwarna ungu (MnO4). Catatan : Dalam pengujian ini
harus bebas klorida.
 Larutan contoh ditambahkan larutan amonium sulfida, terbentuk
endapamn merah jambu, MnS. Endapan mudah larut dalam asam-asam
mineral (HCl) ini merupakan perbedaan dari Ni dan Co. Endapan juga
larut dalam asam asetat, ini merupakan perbedaan dari Ni, Co dan Zn.
 Hg(II)
 Sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih
 Sampel ditambahkan NaOH sedikit terbentuk endapan merah kecoklatan,
dengan NaOH berlebih tidak larut
 Sampel ditambahkan KI perlahan-lahan terbentuk endapan merah
merkurium (II) iodida, dengan KI berlebih endapan larut

Pemisahan dan Identifikasi Kation golongan III


 Besi (II), Fe (II)
 Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih Fe(OH) 2, dalam
keadaan asam endapan larut, terkena udara membentuk endapan coklat
kemerahan, pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau
kotor
 Besi III, Fe (III)
 Sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan coklat merah seperti gelatin
Fe(OH)3, dengan NaOH berlebih endapan tidak larut (perbedaan dari
alumimiun dan kalium)
 Sampel ditambahkan larutam dinatrium hidrogen fosfat terbentuk endapan
putih kekuningan FePO4
 Aluminium. Al

Created By : A. Sry Iryani Page 10


ANALISIS KATION ANION

 Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih Al(OH)3, dengan


NaOH berlebih endapan larut
 Sampel ditambahkannatrium fosfat terbentuk endapan putih gelatin AlPO4
 Sampel ditambahkan natrium asetat tidak terbentuk endapan, dengan
natrium asetat berlebih dan dididihkan terbentuk endapan bervolume besar
Al(OH)2CH3COO
 Kromuim, Cr (III)
 Sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan seperti gelatin warna abu-abu
hijau sampai abu-abu biru Cr(OH)3
 Sampel ditambahkan natrium karbonat terbentuk endapan kromium (III)
hidroksida
 Sampel ditambahkan natrium fosfat terbentuk endapan hijau CrO4
 Cobalt, Co
 Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan hijau Ni(OH)2, dengan
NaOH berlebih dan dipanaskan terbentuk endapan merah jambu
 Sampel ditambahkan kalium nitrit terbentuk endapan kuning
K3[CO(NO2)6]
 Nikel, Ni
 Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih hijau
Ni(OH)2, dengan NaOH berlebih endapan tidak larut
 Sampel ditambahkan larutam ammonia terbentuk endapan hijau Ni(ON)2,
dengan ammonia berlebih endapan larut
 Sampel ditambahkan kalium nitrit tidak terbentuk endapan dengan adanya
asam asetat (perbedaan dari kobal)
 Mangan, Mn(II)
 Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih Mn(OH) 2,
dengan NaOH berlebih endapan tidak larut, dengan udra teroksidasi cepat
membentuk endapan coklat MnO(OH)2
 Sampel ditambahkan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu
Mn(NH4)PO4
 Zink, Zn

Created By : A. Sry Iryani Page 11


ANALISIS KATION ANION

 Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih seperti gelatin


Zn(OH)2, dalam keadaan asam endapan akan larutatau dengan NaOH
berlebih endapan akan larut
 Sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih, dengan NH3 berlebih
endapan larut
 Sampel ditambahkan hidrogen fosfat terbentuk endapan putih Zn3(PO4)2

Pemisahan dan identifikasi Kation Golongan IV


Dasar pemisahan golongan IV adalah dengan penambahan (NH 4)2CO3 ke
dalam larutan basa yang mengandung NH4Cl berlebih. Terbentuk endapan putih
dari kation golongan IV, BaCO3, SrCO3 dan CaCO3, selanjutnya dilakukan uji
spesifik sebagai berikut :
 Ba2+ :
 Larutan contoh ditambahkan asam oksalat terbentuk endapan putih
Ba(COO)2, larut dengan mudah dalam asam asetat encer (perbedaan dari
kalsium) dan asam mineral.
 Larutan contoh ditambahkan larutan H2SO4 terbentuk endapan putih halus
BaSO4, hampir tidak larut dalam air dan dalam asam encer, tapi larut
dalam H2SO4 pekat mendidih.
 Larutan contoh ditambahkan larutan K2CrO4 terbentuk endapan kuning,
BaCrO4. Endapan tidak larut dalam asam asetat encer (perbedaan dari Sr
dan Ca), tetapi larut dengan mudah dalam asam mineral (HCl) terbentuk
dikromat Cr2O72-.
 Sampel ditambahkan NH3 tidak terbentuk endapan, dengan udara luar
menjadi kekeruhan
 Sampel ditambahkan larutam natrium karbonat terbentuk endapan putih
BaCO3 yang larut dalam asam asetat dan dalam asam mineral encer
 Sampel ditambahkan kalium kromet terbentuk endapan kuning BaCrO4,
dengan asam asetat encer endapan tidak larut (perbedaan dari stronsium
dan kalsium)
 Ca2+ :

Created By : A. Sry Iryani Page 12


ANALISIS KATION ANION

 Larutan contoh ditambahkan NH4OH dan amonium oksalat terbentuk


endapan putih, Ca(COO)2. Endapan tidak larut dalam asam asetat, tapi
larut dalam asam mineral (HCl).
 Larutan contoh ditambahkan larutan K2CrO4, terbentuk endapan CaCrO4,
jika ditambahkan asam asetat akan melarut (bandingkan dengan Ca2+).
 Larutan contoh ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapan putih,
CaSO4. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas dan larut dalam amonium
sulfat membentuk kompleks [Ca(SO4)2]2-.
 Sampel ditambahkan larutan NH3 tidak terbentuk endapan
 Sampel ditambahkan asam sulfat encer terbentuk endapan putih CaSO4
 Sampel ditambahkan kalium kromat tidak terbentuk endapan
 Sr2+ :
 Larutan contoh ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapapan putih
SrSO4. Endapan tidak larut dalam amonium sulfat (perbandingkan dengan
Ca2+) dan larut sedikit dalam HCl mendidih.
 Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH dan amonium oksalat
terbentuk endapan putih Sr(COO)2. Endapan tidak larut dalam asam asetat,
tapi sedikit larut dalam HCl.
 Larutan contoh ditambahkan larutan K2CrO4, terbentuk endapan kuning
SrCrO4, endapan larut dalam asam asetat (perbedaan dari Ba2+) dan asam
klorida (HCl).
 Sampel ditambahkan larutan ammonia tidak terbentuk endapan
 Sampel ditambahkan larutan asam sulfat encer terbentuk endapan putih
SrSO4
 Sampel ditambahkan kalium kromat terbentuk endapan kuning SrCrO 4,
dengan asam asetat endapan larut (perbedaan dari barium)

Pemisahan & Identifikasi Kation Golongan V


Kation golongan V termasuk di dalamnya : Golongan V : Mg2+, Na+, K+,
NH4+.
 Mg2+ :

Created By : A. Sry Iryani Page 13


ANALISIS KATION ANION

 Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih,


Mg(OH)2 yang tidak larut dalam pereaksi berlebih, tetapi mudah larut
dalam garam amonium (NH4Cl).
 Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH tambahkan larutan hidrogen
fosfat terbentuk endapan putih, Mg(NH4)PO4. Endapan larut dalam asam
asetat dan HCl.
 Larutan contoh ditambahkan pereaksi titan kuning dan setetes NaOH 2 M,
terjadi endapan merah.
 Sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih seperti gelatin
Mg(OH)2
 Sampel ditambahkan larutan ammonium karbonat terbentuk endapan putih
magnesium karbonat basa
 K+ :
 Larutan contoh ditambahkan pereaksi Na3Co(NO)2 6 M, terjadi endapan
kuning.
 Larutan contoh ditambahkan asam tartrat ( Natrium Hidrogen Tartrat,
terbentuk endapan kristalin putih, KHC4H4O6.
 Sampel ditambahkan asam perklorat (HClO4) terbentuk kristalin putih
KClO4
 Sampel ditambahkan larutam merkurium klorida tidak ada endapan
(perbedaan dengan timah (II)
 Na+ :
 Larutan contoh ditambahkan pereaksi ZnUOAc, terjadi endapan kuning.
 Reaksi nyala.

 NH4+ :
 Sedikit zat padat dipanaskan denagn 0,5 mL NaOH 6 N dalam tabung
reaksi, cium bau yang keluar. Letakkan sepotong kertas lakmus merah
basah di atas mulut tabung reaksi terjadi endapan warna biru.

Created By : A. Sry Iryani Page 14


ANALISIS KATION ANION

 Larutan contoh ditambahkan NaOH pekat di atas kaca arloji. Pindahkan


setetes larutan atau suspensi yang dihasilkan ke atas kertas saring dan
tambahkan pereaksi Nessler. Dihasilkan noda atau cincin berwarna kuning
atau merah jingga.

 Analisis Anion
Setelah dilakukan pengujian kation terlebih dahulu, baru dilakukan
pengujian terhadap anion, relatif sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-
ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan).
Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Golongan I (Golongan sulfat) : SO 42-, CO32-, Cr2O42-, AsO43-, AsO33-, PO43-,
SO32-, BO33-. Anion-anion golongan ini mengendap dengan Ba2+ dalam
suasana basa.
b. Golongan II (Golongan halida) : Cl-, Br-, S2-. Anion golongan ini mengendap
dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
c. Golongan III (Golongan nitrat) : NO3-, NO2-, CH3COO-. Semua garam dari
golongan ini larut.

 Uji Spesisfik Anion


 SO42- :
Larutan contoh ditambahkan larutan BaCl2 , terjadi endapan putih. Coba
larutkan dalam sedikit asam klorida encer dan pekat , jika tidak larut
menandakan adanya SO42-.
 PO43- :
Larutan contoh ditambahkan 2 tetes HNO3 6 M, kemudian tambahkan
pereaksi amonium molibdat . Panaskan, terjadi endapan kuning.

 CO32- :
Sedikit zat dicampurkan dengan K2Cr2O7 padat dan dimasukkan dengan
tabung reaksi mikro, tambahkan setetes H2SO4 2 M dan panaskan. Pada mulut

Created By : A. Sry Iryani Page 15


ANALISIS KATION ANION

tabung reaksi letakkan pipa atau batang kaca yang dicelup dalam Ba(OH)2,
adanya kekeruhan menandakan adanya CO32-.
 Cl- :
Larutan contoh ditambahkan larutan AgNO3 dan setetes HNO3 2 M terjadi
endapan putih. Endapannya disentrifuge, dicuci dengan air suling kemudian
pada endapan ini ditambahkan 10 tetes (NH4)2CO3, larut kembali kemudian
lautan dibagi 2 :
a. Ditambah setetes KBr 1 M, terjadi endapan kuning
b. Ditambah HNO3 6 M hingga bersifat asam terjadi endapan putih.
 I- & Br- :
Ion-ion ini dapat direaksikan dengan gas/larutan Cl2 terbentuk Br2 dan I2 yang
mempunyai nama khas di dalam CCl4. Br2 dalam CCl4 terpisah coklat,
I2 dalam CCl4 lapisan ungu
 NO3- :
Larutan contoh diasamkan dengan H2SO4 1 M dan dicampur dengan 3 tetes
FeSO4 pekat (yang baru dibuat) . Kemudian diteteskan dengan hati-
hati/menggunakan pipet H2SO4 pekat melalui dinding tabung. Cincin pada
batas menandakan adanya NO3-.
 NO2- :
Uji nitrit dapat dilakukan seperti pada nitrat tetapi H2SO4 pekat diganti dengan
asam asetat, uji nitrat memberikan cincin coklat.
 CH3COO- :
Larutan yang mengandung ion asetat, ditambahkan H2SO4 pekat (lewat
dinding tabung) dan etil alkohol, kemudian dipanaskan akan menghasilkan
ester etil asetat yang baunya seperti pisang ambon.
 S2- :
Larutan contoh ditambahkan larutan Pb asetat atau Pb nitrat menghasilkan
endapan hitam, PbS.
 CrO42- :

Created By : A. Sry Iryani Page 16


ANALISIS KATION ANION

Larutan contoh dimasukkan dengan asam asetat ditambahkan larutan BaCl2


terbentuk endapan kuning BaCrO4.
 AsO43- :
Larutan contoh ditambahkan larutan magnesia (campuran MgCl2, NH4Cl,
NH4OH) akan membentuk endapan putih MgNH4AsO4. Karena PO43- juga
memberikan AsO43- dengan menambahkan asam asetat dan larutan AgNO3
pada endapan tersebut, sehingga enadpan berubah menjadi coklat, Ag3AsO4.

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan


suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan
unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan. Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium
karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
1. Golongan I :
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.

2. Golongan II :

Created By : A. Sry Iryani Page 17


ANALISIS KATION ANION

Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini
adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III :
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV :
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V :
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :


 Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN-
 Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-
 Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
 Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis bangat
seperti oksalat.

Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan
untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.

Created By : A. Sry Iryani Page 18


ANALISIS KATION ANION

Untuk uji reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah :


1. Reaksi nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P.
Diatas kaca arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang
bermata kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas
nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang
terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat
ditambahkan asam sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian
dinyalakan ditempat gelap. Apabila ada borat akan timbul warna hijau.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang


digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Anion sederhana seperti O2-, F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung
anion berbasa banyak seperti oksalat

Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk


memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.

REAKSI – REAKSI :

Created By : A. Sry Iryani Page 19


ANALISIS KATION ANION

Reaksi Kation

Golongan I
 Ag+
- Ag+ + HCL → AgCL ↓ putih + H-
- 2Ag+ + 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓ coklat
- 2Ag+ + 2NH4 OH → 2 AgOH → NH+
 Pb2+
- Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4
- Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 NH4+
- Pb2+ + 2KI → PbI2

Golongan II
 Hg2+
1. Hg2+ + 2KI → HgI2 ↓ merah + 2K+
HgI2 + 2 KI → K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH → Hg(OH)2 ↓ kuning + 2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH →Hg(OH)2 ↓ putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CuSO4 → Hg(SO4 )2 + 2 Cu2+
 Cu2+
1. Cu2+ + 2KI → CuI2 + 2K+
2. Cu2+ + 2 NaOH → Cu(OH)2 ↓ biru + 2Na+
3. Cu2+ + 2NH4 OH → Cu (OH)2 ↓biru + 2NH4+
 Cd2+
1. Cd2+ + KI → CdI2 + 2K+
2. Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 + 2 Na+
Cd(OH)2 + NaOH → Cd(OH)4 ↓ putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH → Cd(OH)2 + 2 NH4+

Golongan III A

Created By : A. Sry Iryani Page 20


ANALISIS KATION ANION

 Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 → K4 {Fe(CN)6} ↓ biru + 4K+
4. Fe2+ + KSCN → Fe(SCN)2 + 2K+
 Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH → Fe(OH)3 ↓ kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH → Fe(OH)3 ↓ Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 → K4{Fe(CN)6}2 ↓ biru +3K+
4. Fe3+ + 3KCNS → Fe(SCN)3 + 3K+
 Al3+
1. Al3+ + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ putih + 3NH4+
3. Al3+ + KSCN → Al(SCN)3 + K+

Golongan III B
 Zn2+
1. Zn2+ + NaOH → Zn(OH)2 ↓ putih + 2Na+
2. Zn2+ + Na2CO3 → ZN(CO3)2 ↓ putih + 2Na+
3. Zn2+ + K4Fe(CN )6 → Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8K+
 Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 → Ni(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 → Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8K+
 Co2+
1. Co2+ + NH4OH → Co(OH)2 ↓ hijau + 2NH4
2. Co2+ + 2NaOH → Co(OH)2 ↓ biru + 2Na+
3. Co2+ + K4Fe(CN)6 → Co4{Fe(CN)6}2 tetap + 8K+
4. Co2+ + 2Na2CO3 → Co(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
Golongan IV

Created By : A. Sry Iryani Page 21


ANALISIS KATION ANION

 Ba2+
1. Ba2+ + K2CrO4 → BaCrO4 ↓ kuning
2. Ba2+ + Na2CO3 → BaCO3 ↓ putih
Uji nyala
Ba → kuning kehijaun
 Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 → CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 → CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca → merah kekuningan.
 Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 Lart. Kuning + 2K+
2. Sr2+ + Na2CO3 → SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr → merah karmin

Golongan V
 Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH → Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 → Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na

Reaksi Anion

Golongan A
 Cl-
1. Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3-
AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl-
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO-
3. Cl- + CuSO4 → CuCl2 + SO4-2

 I-

Created By : A. Sry Iryani Page 22


ANALISIS KATION ANION

1. I- + AgNO3 → AgI putih + NO3-


2. I- + Ba(NO3)2 → BaI2 + NO3-
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COO-
 SCN-
1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-

Golongan B
 S2-
1. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3 → AgNO3 + H2S
2. S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-

Golongan C
 CH3 COO-
1. CH3COO- + H2SO4 → CH3COOH + SO4
2. CH3COO- + Ba(NO3)2 → Ba(CH3COO)2 + 2NO3-

Golongan D
 SO32-
1. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COO-
PbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3

 CO32-
1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3-

Created By : A. Sry Iryani Page 23


ANALISIS KATION ANION

Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3


2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO42-

Golongan E
 S2O3
1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-
2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO-

Golongan F
 PO43-
1. PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3-
2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 Cl-

Golongan G
1. Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O

SUMBER :

Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan Semimikro I. PT. Kalman
Media Pustaka: Jakarta.

Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.

Created By : A. Sry Iryani Page 24


ANALISIS KATION ANION

Created By : A. Sry Iryani Page 25

Anda mungkin juga menyukai