Anda di halaman 1dari 53

KIMIA ANALITIK

DASAR

bakti mulyani
( bagian 1 )
• Beban Studi : 2 / 2 sks
• Tujuan : mahasiswa dapat memahami konsep
dasar kimia nalitik dan mampu menyelesaikan
berbagai masalah analisis dasar
• Materi :Pengertian dan ruang lingkup kimia
analitik. Tinjauan ulang kesetimbangan kimia
dan kimia larutan. Reaksi pengenalan dan
identifikasi. Formulasi menuju skema pemisahan
Analisa kualitatif,tahap –tahap analisa
kuantitatip.analisis gravimetri dan volumetri.
PENDAHULUAN

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP.


Kimia analitik : merupakan bagian
dari ilmu kimia yang mempelajari
metoda dan prosedur untuk
mengetahui zat yang terkandung
dalam suatu sampel ( kualitatif dan
atau kuantitatif) baik secara
konvensional maupun instrumental.
.
Analisa Kualitatif bertujuan untuk mengetahui
zat apa saja yang terdapat dalam sampel dan
bagaimana strukturnya yang meliputi analisa
pendahuluan,analisa kation dan analisa anion
Analisa Kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
berapa jumlah zat yang berada dalam sampel.
Aplikasi kimia analitik sangat luas meliputi
industri pabrik,analisa makanan dan minuman
,analisis klinis dan kedokteran, farmasi,
pertanian dan lingkungan, analisis kriminologi
Metoda Dalam Analisa
Dalam analisis dapat dilakukan
dengan metoda basah atau kering.
Cara basah dilakukan dalam bentuk
larutan sehingga untuk sampel
padatan harus dilarutkan terlebih
dahulu ( mis : pada analisa kualitatif
kation dan anion ).
Cara kering dilakukan pada sampel
berbentuk padatan atau leburan( mis :
dalam analisa pendahuluan).
Prinsip Analisa
Prinsip dalam analisa kualitatif yaitu
sampel ditambahkan reagen tertentu
yang sudah diketahui susunannya
sehingga terbentuk suatu reaksi /
perubahan yang dapat diamati atau
diidentifikasi.
Reaksi yang terjadi dapat bersifat
sensitif,spesifik dan selektif.
Dalam analisa dapat diklasifikasikan
berdasarkan :
• Banyaknya jenis/ macam zat yang
dianalisa.Analisis ini meliputi
- analisis proximate
- analisis parsial
- analisis komponen runut
- analisis lengkap
• Analisis berdasarkan banyaknya
konstituen atau komponen yang
menyusun sampel.
- analisis komponen mayor ( utama ),
jika kadar > 1%
- analisis komponen minor ( kecil ), jika
kadar 0,01 – 1%
- analisis komponen tracer (runut),
kadar < 0,01%
• Analisa berdasarkan ukuran
banyaknya sampel yang
dianalisa.Analisis ini meliputi,
- analisis makro,sampel ≥ 0,1 g
- analisis mikro,sampel 10 -2 g s/d
10 -1 g
- analisis sub mikro,sampel 10 -4 g s/d
10 -2 g
- analisis ultra mikro < 10 -4 g
Prosedur Analisis
• Tentukan dan rumuskan masalah
• Pilih dan tentukan metoda yang tepat
• Ambil sampel yang mewakili
• Penyiapan sampel untuk analisa
• Pengukuran
• Analisa hasil
Akurasi Dan Presisi
Analisa yang baik adalah analisa
yang dilakukan dengat akurat dan
presisi tinggi.
Analisis yang akurat adalah analisis
yang menghasilkan nilai sesuai
dengan yang sebenarnya atau nilai
yang harus diukur.
Analisis yang presisi adalah
analisis yang menghasilkan nilai
reprodusibilitas tinggi.
ANALISA PENDAHULUAN
• Analisis pendahuluan adalah analisis
awal yang dilakukan untuk
memperkirakan zat apa yang
terkandung dalam suatu sampel
sehingga dapat digunakan sebagai
petunjuk tentang kandungan yang
mungkin ada dalam suatu sampel
sehingga mempermudah analisa
selanjutnya.
• Beberapa Analisa Pendahuluan

- Uji rupa/organoleptik,pemeriksaan organoleptik


dilakukan secara seksama antara lain terhadap
bentuk kristal,sifat magnetik,bau dan warna yang
khas.

-Uji pemanasan, dilakukan dengan cara


menaikkan suhu pemanasan sampel secara
berangsur dan selanjutnya perubahan akibat
pemanasan diamati dan diidentifikasi
- Uji nyala, tes ini didasarkan bahwa zat –
zat tertentu akan memberikan warna nyala
yang khas.

-uji asam sulfat encer dan asam sulfat


pekat. Uji pendahuluan ini dilakukan
dengan cara mereaksikan sedikit sampel
dengan asam sulfat encer atau asam
sulfat pekat, maka akan dihasilkan gas-
gas yang dapat diidentifikasi
ANALISA KATION
Kation dibagi menjadi 5 golongan
berdasarkan perbedaan kelarutan
terhadap reagensia golongan.
Reagensia pemisah kation ke dalam
golongan yang digunakan antara lain
adalah : HCl, H2S dalam HCl
encer,buffer amonia,H2S dalam buffer
amonia, Amonium Karbonat dalam
buffer amonia.
GOL REAGENSIA SIFAT ENDAPAN
I HCl encer Sebagai endapan klorida yang tdk
larut dalam HCl encer dingin

II H2S dalam HCl Sebagai endapan sulfida yang


encer tidak larut dalam HCl encer dan
amonium polisulfida (IIA) dan
yang larut dlm amonium
polisulfida (IIB)
III Buffer Amonia Tdk bereaksi dengan HCl encer
(IIIA) dan H2S dlm atau H2S.Sebagai endapan
buff Amonia (IIIB) hidroksida ( IIIA) dan sebagai
Sulfida ( IIIB) dengan (NH4)2S
IV Amonium Karbonat Sebagai endapan Karbonat yang
dalam buffer terbentuk dalam suasana netral
Amonia atau sedikit asam
V - Tidak mengendap dalam
reagensia pengendap golongan I
s/d IV.
PENGGOLONGAN KATION

GOL KATION DALAM GOLONGAN


I Ag+ ; Pb2+ ; Hg22+
II IIA : Hg2+;Pb2+;Bi3+;Cu2+;Cd2+
IIB :
Hg2+;Sn2+;Sn4+;As2+;As5+;Sb3+;
Sb 5+
III IIIA : Al3+;Cr3+;Fe 3+
IIIB : Ni2+;Co2+;Mn2+;Zn2+
IV Ba2+;Sr2+;Ca2+
V Mg2+;Na+;K+;NH4+
SKEMA PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI
KATION GOLONGAN I

Hg(l) + HgNH2Cl
Hg2Cl2 Hg2Cl2 black white
White
Hg22+ NH3 + H2O
hot
HNO3 AgCl
HCl H 2O AgCl +
[Ag(NH3)2 + Cl ] -
+ AgCl white
Ag White

Pb2+ PbCl2 CrO42- PbCrO4


White PbCl2 yellow

CrO42- PbCrO4
PbCl2 yellow
LATIHAN 1 : ( diskusikan dalam kelompok )
1. Sebuah larutan diduga berisi kation golongan
I,tegaskan dengan uji yang digunakan bahwa dalam
kation tersebut ternyata mengandung semua kation
golongan I.Tulis perubahan dan reaksi yang
terjadi.Susun sebuah rencana percobaan yang
sesuai.
2. Bagaimana penegasan uji anda jika di dalam larutan
hanya mengandung salah satu dari kation golongan
I.Tulis perubahan dan reaksi yang terjadi dari uji
penegasan tersebut.Susun sebuah rencana
percobaan yang sesuai.
3. Bagaimana penegasan uji anda jika di dalam larutan
ternyata mengandung 2 kation golongan I.Tulis
perubahan dan reaksi yang terjadi.Susun sebuah
rencana percobaan yang sesuai
LATIHAN 2
• Bagaimana memisahkan dan
mengidentifikasi suatu sampel larutan
yang berisi kation berikut :
1. Ag+ ; Bi3+; Zn2+ ; Ba2+; Mg2+ ; Na+
2. Pb2+ ; Cd2+; Cr3+;Sr2+ ; K+; NH4+
3. Hg22+; Cu2+; Fe 3+ ;Sr2+ ;Na+ ;K+;
4. Ag+ ;Sn4+; Fe 3+ ;Ca2+ ;Na+ ;Mg2+
5. Pb2+ ; As2+; Al3+ ; Ca2+; K+; NH4+
Latihan 3
• Bagaimana memisahkan dan
mengidentifikasi suatu larutan yang berisi
campuran 10 kation – kation sbb : 2 kation
gol I; 1 kation gol IIA, 1 kation gol IIB;1
kation gol IIIA ;1 kation gol IIIB; 2 kation
gol IV dan 2 kation gol V.
ANALISIS ANION
• Untuk analisis anion , belum ditemukan
klasifikasi atau penggolongan yang sesistimatis
seperti pada kation.
• Dalam Vogel ,penggolongan anion dibagi
menjadi dua golongan yaitu golongan A dan
golongan B.
• Anion golongan A adalah anion- anion yang
menghasilkan gas jika ditambahkan ( 1 ) HCl /
H2SO4 encer atau ( 2 ) menghasilkan gas jika
ditambahkan H2SO4 pekat.
• Anion golongan B adalah anion yang
digolongkan berdasarkan ( 1 ) reaksi
pengendapan dan ( 2 ) reaksi redoks dalam
larutan.
ANION GOLONGAN
A. 1. Menghasilkan gas jika ditambahkan HCl encer dan
H2SO4 encer : CO32- ;HCO3- ;SO32- ;S2O32- ;S2- ;NO2-
;OCl- ;CN- ;OCN- .
2. Menghasilkan gas jika ditambahkan H2SO4 pekat:
F- ;Cl- ;Br- ;I- ;NO3- ;ClO3- ;ClO4- ;MnO4-;HCOO- ;BrO3-
;[SiF6 ]2- ;[COO]2- ;C4H4O62-(tartrat) ;C6H5O73- (sitrat)
;[Fe(CN)6]4- ;[Fe(CN)6 ]3- .
B. 1. Berdasarkan reaksi pengendapan :
SO42-;PO43-;PO33-;H2PO2-;AsO33-;AsO42-;CrO42-;Cr2O72
-
;SiO32-;salisilat;benzoat;S2O82-;suksinat; [SiF6 ]2- .
2. Berdasarkan reaksi redoks dalam larutan : MnO3- ;
MnO4- ;CrO42-;Cr2O72- .
PEMISAHAN DAN
IDENTIFIKASI ANION
• Untuk identifikasi larutan yang hanya mengandung
anion tunggal dapat menggunakan beberapa reagen
spesifik untuk pemastian anion itu ada.
• Untuk identifikasi larutan yang berisi campuran
beberapa anion perlu diadakan pemisahan atau
penghilangan anion pengganggu.
• Pemisahan dapat dilakukan dengan pengendapan
,misalnya penambahan perak nitrat sehingga
membentuk garam yang mengendap oleh Ag+.
• Untuk penghilangan ion penggangu dilakukan jika
adanya ion tersebut mengaburkan atau
menghilangkan pemastian untuk identifikasi bahwa
anion tertentu itu ada.
Untuk identifikasi larutan yang hanya mengandung
anion tunggal dapat menggunakan beberapa reagen
spesifik untuk pemastian anion itu ada

• Sulfat (SO42-)
• Nitrat(NO3-)
• Karbonat (CO32-)
• Oksalat ([COO]2-)
• Thiosianat ( SCN - )
• Dsb.
Untuk identifikasi larutan yang berisi
campuran beberapa anion
• Untuk analisa campuran anion di dalam larutan lebih
kompleks bila dibandingkan dengan kation, karena
skema reaksi yang tidak sederhana dan kadang kurang
reliabel.
• PET ( Preliminary Elimination Test ) adalah salah satu
bagan dari cara pemisahan anion kedalam kelompok
anion tertentu yang pemastian anionnya dilakukan
setelah PET itu selesai.Cara pemisahan yang lain
adalah dengan larutan Perak Nitrat.
PRELIMINARY ELIMINATION
TEST
• Dalam PET sampel dianggap mengandung
campuran anion berikut : CO32- ; SO32- ; S2- ;
NO2- ; NO3- ; [COO]2- ; CrO42- ; SO42- ;
PO43- ; Cl- ;Br- ;I- ;CNS-
. Pemisahan dilakukan dengan menambahkan
reagen tertentu yang menghasilkan reaksi
positip terhadap sekelompok anion sebagai
pemeriksaan awal PET.
. Identifikasi terhadap anion dilakukan setelah
PET selesai.
. Dalam PET pemeriksaan dapat dilakukan pada
sampel kering atau basah
ANALISA CAMPURAN ANION
DENGAN PET
• Preparasi sampel dilakukan untuk
menghindari adanya kation logam yang
mengganggu sehingga kation ini
dihilangkan kecuali kation logam alkali (
Na ) yang bersama anion dalam sampel
membentuk garam sodium. Karena
reagen yang digunakan dalam preparasi
adalah Na2CO3 maka tes adanya CO2
harus dilakukan terlebih dahulu pada
sampel asli.
. PET 1 : tes anion yang menghasilkan gas
(CO32- ; SO32- ; S2- ; NO2- )
Reagensia yang digunakan H2SO4 3M. Uji
positip jika terbentuk gas .
• PET 2 :tes anion yang mereduksi (SO32- ; S2- ;
NO2- ; I- )
Reagensia yang digunakan FeCl3 0,1M
;K3[Fe(CN)6] jenuh dan HCl 6 M. Uji positip jika
terbentuk endapan biru.
• PET 3 : tes anion yang mengoksidasi (NO2- ;
NO3- ; CrO42- )
Reagensia yang digunakan MnCl2 jenuh dan
HCl 12M. Uji positip jika terjadi perubahan
warna dari coklat tua menjadi hitam.
• PET 4A : tes anion oksalat
Reagensia yang digunakan Asam Acetat 6M
dan CaCl2 0,1M. Uji positip jika terbentuk
endapan putih. Filtrat hasil sentrifugasi
digunakan untuk PET 4B.
. PET 4B :tes anion CrO42- dan SO42-
Reagensia yang digunakan BaCl2 0,1 M untuk
tes keduanya dan HCl untuk memastikan
adanya sulfat. Uji positip jika terbentuk
endapan kuning muda atau putih dari kromat
dan sulfat dan tebentuk gas SO2 dengan HCL
jika ada sulfat.
. PET 4C :tes anion Pospat (PO43- )
Reagensia yang digunakan HCl 12 M dan
larutan amonia. Uji positip jika terbentuk
endapan putih.
• PET 5A : tes anion Cl- ;Br-;I- dan SCN-
Reagensia yang digunakan : AgNO3. Uji positip jika
terbentuk endapan dari anion tersebut .Uji ini harus
bebas dari anion yang bisa mengganggu seperti
karbonat atau sulfida sehingga perlu dihilangkan.
• Pet 5B : tes eliminasi anion klorida
Reagensia yang digunakan : amonia dan AgNO3. Dalam
uji ini untuk mengetahui apakah sampel dari endapan
yang telah dicuci dari 5A mengandung anion yang lain
seperti Br-;I- dan SCN- yang ditunjukkan masih adanya
endapan ketika dilakukan mengkomplekan
klorida.Sedangkan melarutnya semua endapan
menunjukkan hanya ada klorida. Uji positip adanya
klorida dipastikan dalam PET 5C .
• PET 5C : tes pemastian klorida
Reagen yang digunakan : HNO3 4M yang ditambahkan
dalam larutan sampel dari 5B.Uji positip dengan
terbentuknya endapan putih AgCl.
LATIHAN
• Dalam suatu sampel berisi anion tunggal berikut :
1. a.CO32- ;b.HCO3- ;c. CNS-
2. a.SO32- ;b.SO42- ;c. [COO]2-
3. a.NO2- ;b. NO3- ;c. MnO4-
4. a.CrO42-;b.Cr2O72- ;c.PO43-
5. a.Cl- ;b.Br- ;c.I-
Bagaimana mengidentifikasi adanya anion
tersebut
• Jika dalam satu sampel terdapat campuran yang
berisi anion 1 s/d 5,maka bagaiman cara
memisahkan dan mengidentifikasi anion
tersebut?
ANALISIS VOLUMETRI
( TITRIMETRI )
• PENGERTIAN TITRIMETRI /VOLUMETRI:
Titrimetri atau volumetri merupakan salah satu
analisis kuantitatif berdasar prinsip titrasi.
Dalam titrasi, zat yang dianalisis (analat)
direaksikan dengan sejumlah volume tertentu
suatu zat yang sudah diketahui dengan tepat
dan pasti konsentrasi dan susunan senyawanya
yang disebut sebagai larutan standar atau
larutan baku . Larutan ini direaksikan dengan
analat yaitu dengan mencampurkan tetes demi
tetes melalui buret.
Larutan analat dapat berlaku sebagai peniter
yang diisikan dalam buret dan disebut sebagai
titrant sedangkan larutan standar diisikan
dalam erlenmeyer yang disebut sebagai titrat
atau sebaliknya.
• Titik Ekuivalen tercapai yaitu ketika jumlah mol
(grek) titran setara atau ekuivalen dengan jumlah
mol(grek) titrat dan ini terjadi pada harga pH tertentu.
Perhitungan kuantitas zat dalam titrasi didasarkan
atas jumlah pereaksi yang tepat saling menghabiskan
dengan zat tersebut,sehingga:
Jumlah ekivalen analat = Jumlah ekivalen pereaksi
( V x N ) analat = ( V x N ) pereaksi, sehingga
jumlah pereaksi harus diketahui dengan teliti ( berat
atau konsentrasinya )
• Untuk penanda tercapainya titik ekivalen sering
digunakan indikator yang mempunyai trayek pH
tertentu, yang warnanya bisa berubah ketika titik
ekivalen tercapai. Indikator yang akan digunakan
harus dipilih dan disesuaikan dengan reaksi yang
berlangsung dan pH saat titik ekivalen terjadi.
• Penambahan peniter harus hati –hati ketika
mulai terjadi perubahan warna, ini dilakukan agar
ketelitian titrasi dan keakuratan data tetap
terjaga.Titrasi dihentikan ketika diperoleh
perubahan warna yang tetap dan ini disebut Titik
Akhir Titrasi.
• Jumlah volume peniter yang diperlukan dalam
titrasi umumnya diperoleh dari pengulangan
minimal 3 kali hasil percobaan titrasi dan sangat
jarang dilakukan hanya dengan satu kali
titrasi.Titrasi yang dilaksanakan dengan benar
dan teliti akan menghasilkan harga yang sangat
berdekatan pada setiap pengulangannya( selisih
< 0,1 – 0,2 % ).
SYARAT REAKSI DALAM
ANALISIS VOLUMETRI
• Berlangsung sempurna,tunggal dan menurut
reaksi yang jelas secara stoikiometrik (
kuantitatif ).
• Cepat dan reversebel.
• Ada penunjuk titik akhir titrasi atau indikator
yang jelas baik yang ditimbulkan oleh reaksi
itu sendiri atau yang ditambahkan pada titrat
• Larutan standar ( baku ) yang direaksikan
dengan analat harus mudah diperoleh dan
bersifat stabil
REAKSI – REAKSI YANG MENDASARI ANALISIS
VOLUMETRI
• 1. REAKSI ASAM – BASA ( NETRALISASI )
HA (Aq) + OH-(aq) A-(aq) + H2O(l)
BOH (Aq) + H3O+(Aq) B+(Aq) + 2H2O(l)
H+ (Aq) + OH- (Aq) H2O ( l)
Sebagai titran digunakan asam kuat atau basa kuat.
• 2. REAKSI PENGENDAPAN
Pengendapan ion Ag+ oleh ion- ion halogenida dan
SCN-
Ag+(Aq) + X- (Aq) AgX (s)
• 3.REAKSI PEMBENTUKAN KOMPLEKS
Ag+(Aq) + CN- (Aq) Ag(CN)2- (ion kompleks)
• 4. REAKSI REDOKS
Pada penetapan kadar besi dalam bentuk ion
fero yang dioksidasi oleh Ce 4+ atau
MnO4-menjadi bentuk ion feri menurut reaksi
berikut,
Fe2+(Aq) + Ce 4+(Aq) Fe3+(Aq) + Ce 3+ (Aq)
atau
• 5 Fe2+(Aq) + MnO4- (Aq) + 8 H+(Aq) 5
Fe3+(Aq) + Mn2+(Aq) +8H2O(l)
• Iod bebas yang dibebaskan dari suatu reaksi
dititrasi dengan larutan Na2S2O3
I2(Aq) +2S2O32- (Aq) 2I- + S4O62-
LARUTAN BAKU DAN STANDARISASI

• Larutan baku atau standar sudah diketahui dengan


tepat dan pasti konsentrasi dan susunan senyawanya.
• Larutan baku primer dibuat dari bahan baku primer .
• Standarisasi suatu larutan adalah usaha untuk
menentukan konsentrasi yang tepat dari suatu larutan
dengan cara titrasi menggunakan larutan baku primer.
• Larutan hasil standarisasi larutan baku primer disebut
larutan baku sekunder
SYARAT BAHAN BAKU
PRIMER
• Sangat murni dan mudah dimurnikan (Kemurnian >
99,98% ).
• Mudah diperoleh dan mudah dikeringkan.
• Mudah diperiksa kemurniannya ( diketahui macam dan
jumlah zat pengotornya ).
• Stabil, tidak besifat higroskopis dan tidak mudah
dipengaruhi udara. ( minimal selama penimbangan ).
• Memiliki berat ekivalen yang tinggi ( agar kesalahan
penimbangan kecil , penimbangan minimum 200mg).
• Mudah larut dan dapat bereaksi dengan sempurna
(Bereaksi menurut syarat – syarat reaksi titrasi).
BEBERAPA BAHAN BAKU PRIMER

• Untuk Asam :
Natrium Karbonat kristal, Na2CO3
Borax atau Natrium tetraborat dekahidrat,
Na2B4O7 10H2O

• Untuk Basa :
Kalium Ftalat asam, C6H4(COOH)(COOK)
Asam Oksalat kristal (COOH)2
Kalium biyodat , KH( IO3)2
Asam Sulfamat, HSO3.NH2
INDIKATOR
• Pada dasarnya indikator atau zat penunjuk
adalah suatu senyawa kimia yang berubah warna
atau sifat – sifat fisik lainnya pada daerah dekat
titik ekuivalen.
• Dalam titrasi asam basa indikator yang digunakan
biasanya merupakan senyawa organik yang
mempunyai sifat asam lemah atau basa lemah
yang memiliki warna yang berbeda dalam bentuk
tak terdisosiasi ( molekul) dan dalam bentuk
konjugasinya (ion) .
• Perubahan warna pada indikator asam basa
disebabkan pH lingkungan yang berubah .
Perubahan pH larutan menyebabkan
kesetimbangan indikator yang berupa asam/basa
lemah akan bergeser ke arah bentuk molekul atau
ionnya.
• Karena struktur indikator bentuk molekul dan ion
berbeda maka penyerapan terhadap warna juga
berbeda yang mengakibatkan perbedaan warna .
• Menurut Ostwald kesetimbangan indikator dapat
digambarkan sebagai berikut :Dalam larutan bersifat
asam HA , HA dari asam mendesak kesetimbangan ke
arah Hind sehingga warna HInd yang dominan. Dalam
larutan bersifat basa BOH , BOH dari basa mendesak
kesetimbangan ke arah IndOH sehingga warna Ind OH
yang dominan
• Setiap indikator mempunyai trayek pH yang
tertentu.Letak trayek pH pada pH tinggi atau rendah
bergantung pada besar kecilnya Ka atau Kb indikator
tersebut.
. Indikator campuran, adalah penggabungan beberapa
indikator dengan variasi perbandingan tertentu untuk
memperoleh suatu trayek yang lebih luas dan lebih
rapat.
BEBERAPA TRAYEK INDIKATOR
ASAM BASA
KURVA TITRASI
• Kurva titrasi dapat dibuat dengan cara memplotkan perubahan
harga pH larutan titrat yang diukur sebelum titrasi dan pada
setiap penambahan volume tertentu peniter sampai tercapai titik
ekivalen dan setelah titik ekivalen .Jadi kurva titrasi dibuat
dengan cara memplotkan pH larutan selama perubahan volume
titran Versus volume titran.
• Dari kurva titrasi asam kuat dan basa kuat terlihat perubahan pH
yang mula –mula lambat dan kemudian terjadi perubahan
drastis dan rentangan pH cukup besar pada saat titik ekivalen,
kemudian perubahan melambat lagi setelah titik ekivalen .
• Hasil kurva ditentukan oleh jenis larutan asam dan basa yang
digunakan, baik dilihat dari kekuatan asam dan basa atau
valensi asam dan basa.
• Dari kurva titrasi dapat digunakan untuk dasar penentuan atau
pemilihan indikator yang dipakai serta melihat kelayakan suatu
titrasi .
• Kelayakan titrasi dapat dilihat dari lengkapnya reaksi pada saat
titik ekivalen.
• Kurva titrasi untuk menentukan titik ekivalen juga dapat diperoleh
dengan memplotkan turunan pertama harga pH dan pH larutan
titrat.
KURVA TITRASI
ASAM KUAT BASA KUAT
KELAYAKAN TITRASI
• Pada titrasi, reaksi harus berlangsung
dengan sempurna ( K besar ).Dengan
reaksi yang semakin sempurna akan
diperoleh daerah curam kurva titrasi
yang semakin panjang sehingga
memungkinkan pula penggunaan
berbagai indikator dan perolehan TE
yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai