A. Tinjauan Umum
Kelapa sawit merupakan sumber lemak nabati yang populer karena produksi/
pengolahan minyak kelapa sawit yang tinggi di negara-negara Asia Tenggara, bahkan
minyak kelapa sawit menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, di
samping minyak kelapa. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
1. menjadi sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani,
2. sumber devisa Negara,
3. mulai dari perkebunan, industri pengolahan, sampai dengan pemasaran produknya
menjadi primadona penyedia lapangan kerja,
4. perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit tersebut memacu pertumbuhan sentra-
sentra ekonomi baru,
5. pendorong tumbuh dan berkembangnya industri pengolahan hilir berbasis pengolahan
CPO di Indonesia, misal.: mentega, kue/biskuit, gliserin, sabun, dan deterjen.
B. Buah Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) banyak dibudidayakan di perkebunan-
perkebunan, di antaranya adalah jenis Dura, Pisifera, dan Tenera. Tenera merupakan hasil
persilangan dari tipe Dura dan Pisifera, memiliki kandungan minyak tinggi (22 - 23 %)
dan pokoknya tidak terlalu tinggi tetapi berbuah lebih awal.
Bagian buahnya terdiri dari eksokarp (kulit paling luar), mesokarp (serabut, mirip
serabut kelapa), endocarp (tempurung), dan kernel (inti sawit). Pengolahan bagian
serabutnya (endokarp) dengan cara ekstraksi dapat menghasilkan crude palm oil ,
sedangkan pengolahan bagian kernel (inti) dapat menghasilkan palm kernel oil. CPO
dengan teknologi pengolahan lanjut yaitu fraksinasi dapat terpisah paling tidak menjadi
dua fraksi utama yaitu stearin (pada suhu kamar berbentuk padat) dan olein (pada suhu
kamar berbentuk cair). Pengolahan stearin lebih lanjut oleh industri pengolahan hilir
dapat menghasilkan produk-produk seperti margarin, sabun, lilin, cocoa butter subtitution
(semacam pengganti lemak kakao), vegetables ghee (vanaspati), shortening, dll.,
sedangkan pengolahan olein umumnya menghasilkan bahan baku untuk keperluan
minyak goreng, meskipun terdapat juga produk-produk lain seperti margarin, shortening,
vegetables ghee (vanaspati), asam lemak, dan gliserol atau glycerine (gliserin). Produk
lain dari pengolahan CPO adalah red palm oil, dimana kandungan karoten pada red palm
oil diusahakan tetap tinggi selama pengolahan tersebut. Karoten dikenal sebagai senyawa
fungsional, yaitu sebagai antioksi dan alami serta sebagai pro vitamin A. Pengolahan
minyak lebih lanjut yaitu proses degumming, pemurnian, pemucatan, dan deodorisasi
dapat menurunkan kandungan tokoferrolnya. Kandungan asam lemak jenuh minyak dari
kelapa sawit, inti kelapa sawit, dan kelapa berturut-turut 50, 86, dan 92%.
C. Digesti
Pada tahap pengolahan ini digunakan kettles (tangki silinder tertutup dalam steam
jacket, dimana di dalam tangki terdapat pisau-pisau atau batang-batang yang terhubung
pada poros utama, berfungsi untuk menghancurkan buah yang telah dipisahkan dari
tandannya). Tujuan tahap digesti dalam pengolahan minyak kelapa sawit adalah untuk: 1)
membebaskan minyak dari perikarp, 2) menghasilkan temperatur yang cocok bagi massa
tersebut untuk dikempa (190° C), 3) pengurangan volume sehingga dapat meningkatkan
efisiensi pengolahan minyak kelapa sawit serta 4) penirisan minyak yang telah dilepaskan
selama tahap pengolahan ini.
Di dalam digester, buah akan hancur akibat adanya gesekan, tekanan, dan
pemotongan. Minyak juga telah mulai dilepaskan dari buahnya pada tahap proses ini.
Minyak hasil digesti keluar melalui lubang di bawah digester, kemudian akan dicampur
dengan minyak hasil dari tahap pengolahan minyak kelapa sawit selanjutnya yaitu tahap
ekstraksi atau pengempaan.
E. Penjernihan (clarifer)
Penjernihan pada stasiun klarifikasi, kadang disebut sebagai pemurnian
minyak,dalam pengolahan kelapa sawit bertujuan untuk menjernihkan sehingga diperoleh
minyak dengan mutu sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga baik. Tahapan
klarifikasi dalam industri pengolahan tersebut adalah penyaringan, pengendapan,
sentrigasi, dan pemurnian.
Minyak kasar campuran dari digesti dan pengempaan dialirkan menuju ke
saringan getar (vibrating screen) untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar dapat
dipisahkan. Minyak kasar lalu ditampung dalam tangki penampung minyak kasar (crude
oil tank/ COT), selanjutnya dipanaskan hingga suhu/ temperatur 95 – 100oC, dengan
tujuan untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara minyak, air dan sludge
sehingga sangat membantu dalam proses pengendapan.
Minyak dari COT selanjutnya dialirkan ke tangki pengendap (continous settling
tank/ clarifier tank). Di dalam tangki tersebut crude oil terpisah menjadi minyak dan
sludge atau lumpur akibat pengolahan dengan teknik pengendapan. Sludge masih dapat
diambil minyaknya dengan teknik pengolahan minyak kelapa sawit tertentu misalnya
sentrifugasi (centrifuge) atau pemusingan. Pengolahan minyak kelapa sawit selanjutnya
melalui tahap pemurnian kompleks.