Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia adalah analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan


ion(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.Pereaksi
selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion
tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini makaakan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan
warna, bau dan timbulnya gas (Svehla, 1985). Reaksi identifikasi yang lebih sederhana
dikenal sebagaireaksi spesifik untuk golongan tertentu. Kation merupakan ion yang
bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron. Kation dikelompokkan dalam
beberapa golongan yang tujuannya untuk menganalisis kualitatif sistematik. Kation
digolongkan dengan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagnesia. Reagnesia
golongan biasanya digunakan untuk klasifikasi kation seperti asam klorida,hidrogen sulfida,
ammonium sulfide, dan ammonimum karbonat. Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan
metode sistematik seperti pada kation.Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan
utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya dan
garam zinknya. Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi
dariketerbatasan pada metode ini (Yusuf, 2019).

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam Studi Case Kali ini yaitu:
1. Bagaimana prinsip dasar dari analisis kation
2. Bagaimana sifat fisik dan kimia kation
3. Bagaimana klasifikasi dan identifikasi kation
4. Bagaimana pengujian kation

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui prisip dasar dari analisis kation
2. Mengetahui sifat fisik dan kimia kation
3. Mengetahui klasifikasi dan identifikasi kation
4. Mengetahui bagaimana pengujian kation
A. Prinsip Dasar Analisis Kation
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Pada metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik yang bertujuan untuk mengetahui jenis anion2kation suatu
larutan. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam chlorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas pertanyaan apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia akan membentuk
endapan atau tidak. (Keenan,1999).
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi
berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion
terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali
endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan
diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang
kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk
ion-ion tertentu (Underwood, 1992).
Analisi campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik
dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan ke dalam sub
golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan
sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu
dan memisahkan dari ion-ion lainnya. (Vogel, 1985).

B. Kation Golongan 1 dan 2


Kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila ditambahkan
dengan asam klorida (HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺ yang akan mengendap sebagai
campuran AgCl.Pengendapan ion-ion golongan I harus pada temperatur kamar atau lebih
rendah karena terlalu mudah larut dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam klorida
tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan melarut, karena Ag⁺
dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat larut (Keenan, 1984).
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah
Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V), Stibium (III),
Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion yang pertama
merupakan sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementara sulfida
dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium polisulfida. Sulfida dari
kation dalam golongan 2B justru dapat larut (Vogel, 1985).

C. Sifat Fisik dan Kimia Kation

Sifat fisika suatu materi dapat dilihat dan diukur secara langsung, yang termasuk
sifat fisika misalnya warna, bau, kerapatan, titik leleh, titik beku, kelenturan, dan kekuatan.
Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan kemampuan sebuah zat untuk bereaksi atau
berubah menjadi zat lain. Untuk mengukur dan mengamati sifat kimia hanya dapat
dilakukan melalui reaksi. Contohnya, gas hidrogen dapat berubah menjadi air jika
direaksikan dengan gas oksigen. Setelah gas hidrogen dan gas oksigen bereaksi, dihasilkan
zat baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dengan sifat zat pembentuknya. (F.G. Winarno,
1992)
Sifat Fisik dan Kimia Kation berdasarkan golongan, yaitu Golongan I dan II. Kation-kation
dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation
golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. a.Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4
yang akan membentuk PbCrO4 (endapan kuning).Pb2+ + CrO4- PbCrO4 (endapan
kuning)b. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk
AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan
dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan
endapan putih AgCl. [Ag(NH3)2] + KI AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3c. Hg (I) dapat
diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada pemisahannya dengan Ag+, adanya
Hg22+ ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.Hg2Cl2 + 2 NH3 [Hg(NH2)Cl +
Hg] (endapan hitam) + NH4+ + Cl-. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam
hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut
dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Hg2Cl2 + SnCl2 -->
2Hg (hitam) + SnCl4, (NH4)2[Pb(CH3COO)4] + K2CrO4 --> PbCrO4 (kuning) +
2CH3COOK + 2CH3COONH4, 2Bi(OH)3 + 3Na2[Sn(OH)4] --> 2Bi (hitam) +
3Na2[Sn(OH)6], 2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] --> Cu2[Fe(CN)6] (merah coklat) + 2K2SO4,
K2[Cd(CN)4] + H2S --> CdS (kuning) + 2HCN + 2KCN, (NH4)3AsO4 + MgCl2 →,
NH4MgAsO4 putih + 2NH4Cl, 2SbCl3 + 3H2S --> Sb2S3 (sindur) + 6HCl, SnCl2 + HgCl2
--> SnCl4 + Hg (hitam). Hg2+ mengendap sebagai HgS hitam Pb2+ mengendap sebagai
PbS hitam Bi3+ mengendap sebagai Bi2S3 hitam Cu2+ mengendap sebagai CuS hitam
Cd2+ mengendap sebagai CdS kuning As3+ mengendap sebagai As2S3 kuning Sb3+
mengendap sebagai Sb2S3 merah jingga Sn4+ mengendap sebagai SnS2 kuning. (Padmono,
dkk. 2006)

D. Klasifikasi Kation
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.Dengan memakai
apa yang disebut reagensia golongan secaraspesifik, dapat kita tetapkan ada tidaknya
golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan
pemeriksaan lebih lanjut.Selain merupakan cara yang tradisional untuk menyajikan bahan,
urut-urytan ini juga memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,hidrogen
sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentukendapan atau tidak. Jadi boleh kita
katakan bahwa klasifikasi kation yang palingumum, didasarkan atas perbedaan kelarutan
klorida, sulfida, dan karbonat darikation tersebut (Svehla,1990:203)

E. Identifikasi Kation
Identifikasi (Pemastian) Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan
melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu dilakukan lebih
dulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi
identifikasi dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu sebelum dilarutkan.
sebelum dilarutkan. Sebagai pelarut dapat dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air,
HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3 : 1). Mula-mula
dicoba dalam keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat larutan
harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan HNO3 atau air raja, maka
semua asam harus dihilangkan dengan cara menguapkan larutan sampai hampir kering,
kemudian ditambahkan sedikit HCl, diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan
dengan airair (Sahirman, 2013).
Larutan cuplikan dapat mengandung bermacam-macam kation. Ada beberapa cara
pemeriksaan kation secara sistematis. Misalnya cara fosfat dari reni, cara peterson dan cara
H2S. Pada bagian ini hanya akan dibahas pemisahan kation berdasarkan skema H2S
menurut bragmen yang diperkuat oleh Fresenius, Treadwell dan Noyes. Dalam analisis
cara H2S kation-kation diklasifikan dalam lima golongan berdasarkan sifat – sifat
larutan contoh terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat (Achmad Hiskia,2012). Jadi
klasifikasi kation dilakukan berdasarkan atas perbedaan reaksi dari klorida, sulfida, dan
karbonat kation tersebut secara sistematis yaitu:.
● Golongan I : Mengandung logam-logam yang kloridanya tidak atau sukar larut
dalam asam-asam encer. Kation-kation golongan ini diendapkan dari larutannya
dengan pereaksi HCl.
● Golongan II : Mengandung logam-logam yang kloridanya larut tetapi sulfidanya
tidak larut meskipun dalam asam-asam encer. Kation-kation golongan ini
diendapkan dari larutannya dengan H2S.
● Golongan III : Mengandung logam-logam yang sulfidanya larut dalam asam encer,
tetapi tidak larut dalam air dan alkali. Kation- kation ini diendapkan dengan NH4OH
dan (NH4)S
● Golongan IV : Mengandung logam-logam yang sulfidanya larut dalam air, tetapi
karbonatnya tidak larut dalam larutan yang mengandung NH4Cl. Kation-kation ini
diendapkan dengan(NH4)2CO3 dalam dalam NH4Cl.
● Golongan V : Mengandung magnesium dan logam-logam alkali yang tidak
mengendap dengan semua pereaksi di atas.

F. Uji khusus Kation

Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel
mengandung suatu macam kation. Untuk itu diperlukan metoda pemisahan kation
dari campurannya. Pemisahan kation cara-caranya pada prinsipnya adalah sebelum
uji reaksi dilakukan kation dipisahkan terlebih dahulu dari campurannya. Setelah
kation dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang dapat dilihat hasilnya yaitu
endapan atau warna kedua-duanya. Cara ini membutuhkan sampel yang agak banyak
lebih kurang 10 ml tergantung kepekatan larutan sampel,Kation-kation golongan
pertama membentuk klorida-klorida yang tidak Larut. Namun, timbel klorida sedikit
larut dalam air, dan karena itu timbel tidak pernahmengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan yaitu ion timbel yang tersisa
itu, diendapkan secara kuantitatif denganhidrogen sulfida dalam suasan asam
bersama-sama kation golongan kedua. (Agung, 2013).

Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbel
sulfat praktis tidak larut, sedang perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan
merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida juga
tidak larut, sedangkan pengendapan timbel halida tidak sempurna dan endapan itu
mudah sekali melarut dalam air panas. Asetat asetat lebih mudah larut, meskipun
perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat
akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau reagensia
berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan
dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia.

Kation golongan mengandung kation logam yang terendapkan sebagai senyawa


klorida yang tak larut. Kation-kation ini dapat diendapkan dengan pereaksi asam
klorida.

Kation golongan I hanya ada tiga yaitu: Pb. Hg, dan Ag. Yang terendapkan sebagai
PbCl, Hg:C1: dan agCI. Karena pereaksi pengendapnya HCI maka kelompok kation
ini sering disebut sebagai golongan asam klorida,

Golongan II mengandung kation logam yang dalam bentuk kloridanya larut


dalam air atau asam encer tapi dalam bentuk sulfidanya tidak larut. Kation-kation
golongan ini adalah Hg, Pb, Cu, Bi. Cd. As, Sb, dan Sn yang terendapkan dengan
H-S sebagai senyawa sulfidanya: PbS, CuS. BIS, CdS, ASS, SbS dan SnS. Kation -
kation ini sering disebut sebagai golongan H S. Kation golongan II diperoleh dengan
cara mengendapkannya dengan asam sulfida. Pengendapan ini berhasil baik jika
tidak diganggu oleh asam-asam; asam posfat, asam oksalat, dan asam borat. Jika
asam- asam ini ada maka harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengendapan
dengan asam sulfida dilakukan. Ketiga asam ini dapat dihilangkan dengan cara
memperlakukan sampel dengan natrium karbonat. Dalam pengendapan kation
golongan II ini perlu diperhatikan keasaman larutan sampel, karena kepekatan ion
sulfida dipengaruhi oleh keasaman. Larutan yang terlalu asam dapat menurunkan
kepekatan ion sulfida, dan sebliknya larutan basa dapat menurunkan kepekatan ion
sulfida.

Reaksi Kation Golongan I

Kation Ag

Ag + HCI →AgCl

2Ag NH, HO 1 AgO+NIL

2Ag +2 NaOH

Endapan HNO,

AgOHO+Na

endapan tidak larut.


Kation Pb2+

Pb+KI Pbl:+K

Pb²+ H₂SO

PbSO 12H

Pb² + 2HCl PbCl +2H

Pb+K.Cro

PbCrO +2K

Kation Hg

Hg,+2NH + 2H0 → Hg(OH)2NH,

Hg + Sn - Hg 1+Sn

Hg2+ 2K1 →Hgl: +2K

Hg + K₂CrO

HgCrOK

Reaksi Kation Golongan IIA

Kation Hg

Hg + 2KCN Hg(CN)2+2K

Hg 2NaOH→→ Hg(OH): +2Na

Hg 2NH OH - Hg(OH)2NH

Hg 2KI → Hel +2K

Kation Bi

Bi+3NaOH →→ Bi(OH)3Na

Bi+3NH.OH
Bi(OH); + 3NH.

Bi 3KI →→→ Bil+ 3K

Bi+ 3H2O(berlebih)-

Bi(OH)+3H

Kation Cu

Cu 2NaOH → Cu(OH)+2Na

Cu + 2NH,OH Cu(OH): 1 2NH

2Cu K[Fe(CN).] Cus[Fe(CN)+ 4K

Cu+ 2KCN → Cu(CN): 2K

Cu+NH.CNS

Cu(CNS): 1+2NH

Kation Cd2

Cd 2NaOH Ca(OH): 2Na

Cd+2NHOH Cd(OH)2NH.

Cd 2KCN Cd(CN): 1+ 2K

Cd" + NH.CNS Cd(CNS): 1 +2NH

Reaksi Kation golongan IIB

Kation As3+

As + 3AgNO, As(NO)+3Ag As(NO); NHOH →→→ As(OH), NH,NO, As(OH)


NH,OH (NH) ASO, HO

Kation As

As SNaOH - As(OH)+5Na'

As(OH)+3NaOH Na AsO, + 4HO


2As SHgCl2AsCl, 5Hg

Kation Sn

Sn" 4NaOH Sn(OH)+4Na

Sn(OH)+ NaOH →→ Na SnO+H₂


BAB III
PEMBAHASAN SOAL

3.1 Klasifikasi Kation


Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.Dengan memakai
apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik, dapat kita tetapkan ada tidaknya
golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan
pemeriksaan lebih lanjut.Selain merupakan cara yang tradisional untuk menyajikan bahan,
urut-urytan ini juga memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,hidrogen
sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita
katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan
klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut (Svehla,1990:203)

3.2 Kation Golongan 1


Kation golongan I hanya ada tiga yaitu: Pb. Hg, dan Ag. Yang terendapkan sebagai
PbCl, Hg:C1: dan agCI. Karena pereaksi pengendapnya HCI maka kelompok kation ini
sering disebut sebagai golongan asam klorida, Kation golongan I adalah kation-kation yang
akan mengendap bila ditambahkan dengan asam klorida (HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺, dan Hg²⁺
yang akan mengendap sebagai campuran AgCl. Pengendapan ion-ion golongan I harus pada
temperatur kamar atau lebih rendah karena terlalu mudah larut dalam air panas. Juga harus
dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl
dan melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleks dapat larut (Svehla,1990:203)

3.3 Kation Golongan II


Golongan II mengandung kation logam yang dalam bentuk kloridanya larut dalam
air atau asam encer tapi dalam bentuk sulfidanya tidak larut. Kation-kation golongan ini
adalah Hg, Pb, Cu, Bi. Cd. As, Sb, dan Sn yang terendapkan dengan H-S sebagai senyawa
sulfidanya: PbS, CuS. BIS, CdS, ASS, SbS dan SnS. Kation - kation ini sering disebut
sebagai golongan H S. Kation golongan II diperoleh dengan cara mengendapkannya dengan
asam sulfida. Pengendapan ini berhasil baik jika tidak diganggu oleh asam-asam; asam
fosfat, asam oksalat, dan asam borat. Jika asam- asam ini ada maka harus dihilangkan
terlebih dahulu sebelum pengendapan dengan asam sulfida dilakukan. Ketiga asam ini dapat
dihilangkan dengan cara memperlakukan sampel dengan natrium karbonat. Dalam
pengendapan kation golongan II ini perlu diperhatikan keasaman larutan sampel, karena
kepekatan ion sulfida dipengaruhi oleh keasaman. Larutan yang terlalu asam dapat
menurunkan kepekatan ion sulfida, dan sebaliknya larutan basa dapat menurunkan
kepekatan ion sulfida.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam studi case kali ini sebagai berikut:

1, Kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu


terhadap beberapa reagensia dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan.
2. Kation golongan I hanya ada tiga yaitu: Pb. Hg, dan Ag. Yang terendapkan sebagai
PbCl, Hg:C1: dan agCI. Karena pereaksi pengendapnya HCI maka kelompok kation ini
sering disebut sebagai golongan asam klorida,
3. Golongan II mengandung kation logam yang dalam bentuk kloridanya larut dalam air
atau asam encer tapi dalam bentuk sulfidanya tidak larut. Kation-kation golongan ini
adalah Hg, Pb, Cu, Bi. Cd. As, Sb, dan Sn yang terendapkan dengan H-S sebagai senyawa
sulfidanya
4.2 Saran
Untuk saran pada laporan kali ini, kami sebagai kelompok meminta maaf apabila ada
kesalahan dari kami dan semoga kedepannya kami sebagai kelompok menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai