A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam Studi Case Kali ini yaitu:
1. Bagaimana prinsip dasar dari analisis kation
2. Bagaimana sifat fisik dan kimia kation
3. Bagaimana klasifikasi dan identifikasi kation
4. Bagaimana pengujian kation
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui prisip dasar dari analisis kation
2. Mengetahui sifat fisik dan kimia kation
3. Mengetahui klasifikasi dan identifikasi kation
4. Mengetahui bagaimana pengujian kation
A. Prinsip Dasar Analisis Kation
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Pada metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik yang bertujuan untuk mengetahui jenis anion2kation suatu
larutan. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam chlorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas pertanyaan apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia akan membentuk
endapan atau tidak. (Keenan,1999).
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi
berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion
terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali
endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan
diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang
kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk
ion-ion tertentu (Underwood, 1992).
Analisi campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik
dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan ke dalam sub
golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan
sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu
dan memisahkan dari ion-ion lainnya. (Vogel, 1985).
Sifat fisika suatu materi dapat dilihat dan diukur secara langsung, yang termasuk
sifat fisika misalnya warna, bau, kerapatan, titik leleh, titik beku, kelenturan, dan kekuatan.
Sifat kimia ialah sifat yang berhubungan dengan kemampuan sebuah zat untuk bereaksi atau
berubah menjadi zat lain. Untuk mengukur dan mengamati sifat kimia hanya dapat
dilakukan melalui reaksi. Contohnya, gas hidrogen dapat berubah menjadi air jika
direaksikan dengan gas oksigen. Setelah gas hidrogen dan gas oksigen bereaksi, dihasilkan
zat baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dengan sifat zat pembentuknya. (F.G. Winarno,
1992)
Sifat Fisik dan Kimia Kation berdasarkan golongan, yaitu Golongan I dan II. Kation-kation
dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation
golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. a.Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4
yang akan membentuk PbCrO4 (endapan kuning).Pb2+ + CrO4- PbCrO4 (endapan
kuning)b. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk
AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan
dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan
endapan putih AgCl. [Ag(NH3)2] + KI AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3c. Hg (I) dapat
diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada pemisahannya dengan Ag+, adanya
Hg22+ ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.Hg2Cl2 + 2 NH3 [Hg(NH2)Cl +
Hg] (endapan hitam) + NH4+ + Cl-. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam
hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut
dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Hg2Cl2 + SnCl2 -->
2Hg (hitam) + SnCl4, (NH4)2[Pb(CH3COO)4] + K2CrO4 --> PbCrO4 (kuning) +
2CH3COOK + 2CH3COONH4, 2Bi(OH)3 + 3Na2[Sn(OH)4] --> 2Bi (hitam) +
3Na2[Sn(OH)6], 2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] --> Cu2[Fe(CN)6] (merah coklat) + 2K2SO4,
K2[Cd(CN)4] + H2S --> CdS (kuning) + 2HCN + 2KCN, (NH4)3AsO4 + MgCl2 →,
NH4MgAsO4 putih + 2NH4Cl, 2SbCl3 + 3H2S --> Sb2S3 (sindur) + 6HCl, SnCl2 + HgCl2
--> SnCl4 + Hg (hitam). Hg2+ mengendap sebagai HgS hitam Pb2+ mengendap sebagai
PbS hitam Bi3+ mengendap sebagai Bi2S3 hitam Cu2+ mengendap sebagai CuS hitam
Cd2+ mengendap sebagai CdS kuning As3+ mengendap sebagai As2S3 kuning Sb3+
mengendap sebagai Sb2S3 merah jingga Sn4+ mengendap sebagai SnS2 kuning. (Padmono,
dkk. 2006)
D. Klasifikasi Kation
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.Dengan memakai
apa yang disebut reagensia golongan secaraspesifik, dapat kita tetapkan ada tidaknya
golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan
pemeriksaan lebih lanjut.Selain merupakan cara yang tradisional untuk menyajikan bahan,
urut-urytan ini juga memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,hidrogen
sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentukendapan atau tidak. Jadi boleh kita
katakan bahwa klasifikasi kation yang palingumum, didasarkan atas perbedaan kelarutan
klorida, sulfida, dan karbonat darikation tersebut (Svehla,1990:203)
E. Identifikasi Kation
Identifikasi (Pemastian) Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan
melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu dilakukan lebih
dulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi
identifikasi dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu sebelum dilarutkan.
sebelum dilarutkan. Sebagai pelarut dapat dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air,
HCl encer, HCl pekat, HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3 : 1). Mula-mula
dicoba dalam keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat larutan
harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan HNO3 atau air raja, maka
semua asam harus dihilangkan dengan cara menguapkan larutan sampai hampir kering,
kemudian ditambahkan sedikit HCl, diuapkan lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan
dengan airair (Sahirman, 2013).
Larutan cuplikan dapat mengandung bermacam-macam kation. Ada beberapa cara
pemeriksaan kation secara sistematis. Misalnya cara fosfat dari reni, cara peterson dan cara
H2S. Pada bagian ini hanya akan dibahas pemisahan kation berdasarkan skema H2S
menurut bragmen yang diperkuat oleh Fresenius, Treadwell dan Noyes. Dalam analisis
cara H2S kation-kation diklasifikan dalam lima golongan berdasarkan sifat – sifat
larutan contoh terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat (Achmad Hiskia,2012). Jadi
klasifikasi kation dilakukan berdasarkan atas perbedaan reaksi dari klorida, sulfida, dan
karbonat kation tersebut secara sistematis yaitu:.
● Golongan I : Mengandung logam-logam yang kloridanya tidak atau sukar larut
dalam asam-asam encer. Kation-kation golongan ini diendapkan dari larutannya
dengan pereaksi HCl.
● Golongan II : Mengandung logam-logam yang kloridanya larut tetapi sulfidanya
tidak larut meskipun dalam asam-asam encer. Kation-kation golongan ini
diendapkan dari larutannya dengan H2S.
● Golongan III : Mengandung logam-logam yang sulfidanya larut dalam asam encer,
tetapi tidak larut dalam air dan alkali. Kation- kation ini diendapkan dengan NH4OH
dan (NH4)S
● Golongan IV : Mengandung logam-logam yang sulfidanya larut dalam air, tetapi
karbonatnya tidak larut dalam larutan yang mengandung NH4Cl. Kation-kation ini
diendapkan dengan(NH4)2CO3 dalam dalam NH4Cl.
● Golongan V : Mengandung magnesium dan logam-logam alkali yang tidak
mengendap dengan semua pereaksi di atas.
Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel
mengandung suatu macam kation. Untuk itu diperlukan metoda pemisahan kation
dari campurannya. Pemisahan kation cara-caranya pada prinsipnya adalah sebelum
uji reaksi dilakukan kation dipisahkan terlebih dahulu dari campurannya. Setelah
kation dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang dapat dilihat hasilnya yaitu
endapan atau warna kedua-duanya. Cara ini membutuhkan sampel yang agak banyak
lebih kurang 10 ml tergantung kepekatan larutan sampel,Kation-kation golongan
pertama membentuk klorida-klorida yang tidak Larut. Namun, timbel klorida sedikit
larut dalam air, dan karena itu timbel tidak pernahmengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan yaitu ion timbel yang tersisa
itu, diendapkan secara kuantitatif denganhidrogen sulfida dalam suasan asam
bersama-sama kation golongan kedua. (Agung, 2013).
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbel
sulfat praktis tidak larut, sedang perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan
merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan iodida juga
tidak larut, sedangkan pengendapan timbel halida tidak sempurna dan endapan itu
mudah sekali melarut dalam air panas. Asetat asetat lebih mudah larut, meskipun
perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat
akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau reagensia
berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan
dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia.
Kation golongan I hanya ada tiga yaitu: Pb. Hg, dan Ag. Yang terendapkan sebagai
PbCl, Hg:C1: dan agCI. Karena pereaksi pengendapnya HCI maka kelompok kation
ini sering disebut sebagai golongan asam klorida,
Kation Ag
Ag + HCI →AgCl
2Ag +2 NaOH
Endapan HNO,
AgOHO+Na
Pb+KI Pbl:+K
Pb²+ H₂SO
PbSO 12H
Pb+K.Cro
PbCrO +2K
Kation Hg
Hg + Sn - Hg 1+Sn
Hg + K₂CrO
HgCrOK
Kation Hg
Hg + 2KCN Hg(CN)2+2K
Hg 2NH OH - Hg(OH)2NH
Kation Bi
Bi+3NaOH →→ Bi(OH)3Na
Bi+3NH.OH
Bi(OH); + 3NH.
Bi+ 3H2O(berlebih)-
Bi(OH)+3H
Kation Cu
Cu 2NaOH → Cu(OH)+2Na
Cu+NH.CNS
Cu(CNS): 1+2NH
Kation Cd2
Cd+2NHOH Cd(OH)2NH.
Cd 2KCN Cd(CN): 1+ 2K
Kation As3+
Kation As
As SNaOH - As(OH)+5Na'
Kation Sn
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam studi case kali ini sebagai berikut: