Anda di halaman 1dari 22

PEMISAHAN KIMIA

ANALISIS KUALITATIF KATION dan ANION

A. Pengertian Analisis Kualitatif

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan


suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektik utuk mempelajari kimia dan unsur-
unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode kualitatif kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kedua
pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan regensia-
regensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sistematik kation. Namun skema yang digunakan
juga bukan skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan. Analisis kation dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan
identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan mengendapkan kation dari larutannya.
Endapan yang dihasilkan dipisahkan dengan larutannya dicuci dan dibuat larutan
dengan cara memusing dengan sentrifius lalu membagi dua hasil penyaringan.
Larutan yang masih memiliki kation lain kemudian diendapkan lagi sehingga
dibetuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok tersebut masih ada kation
lain, proses pengendapan dilakukan lagi sehingga memiliki satu kation saja. Jenis
konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan
kation menjadi beberapa kelompok.
Untuk tujuan analisis kualitatif kation sistematik kation-kation
diklasifikasikan dalam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
beberapa reagensia. Analisis kualitatif sistematik dengan cara pemisahan akan
dibahas dengan intensif, tetapi reaksi-reaksi kation akan dibahas di sini, menurut
urutan yang ditetapkan oleh sistem golongan ini. Selain merupakan cara yang
tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urutan ini juga memudahkan dalam
mempelajari reaksi-reaksi, karena ion-ion dengan sifat yang analog, dibahas

PEMISAHAN
1 ANALITIK
bersama-sama dalam satu golongan. Reagensia golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah
suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan
atau tidak. Jadi boleh kita katakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum,
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut.
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam
analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan
warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan
penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan,
suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan
perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena
semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer.
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali
pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan
kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation.
Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan
mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari
Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya
tidak.
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada
dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan
ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang
berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi
pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa
senyawa memberikan memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan

PEMISAHAN
2 ANALITIK
endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut
dengan ion sekutu tersebut. Sedangkan adanya ion asing menyebabkan kelarutan
endapan menjadi sedikit bertambah, kecuali jika terjadi reaksi kimia antara
endapan dengan ion asing. Penambahan ion asing seperti penambahan asam atau
basa kuat dan ligan dapat menyebabkan endapan menjadi larut kembali.
Contohnya pada reaksi berikut:
Ni(OH)2(s) + 2H+ Ni2+ + 2H2O
AgCl (s) + 2NH3 Ag(NH3)2+ + Cl-

B. Identifikasi Kualitatif Kation


Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan
dari:
Klorida
Sulfida
Karbonat

Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai
berikut:

Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam


klorida encer. Ion- ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I) (raksa),
dan perak.
Golongan II : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga,
bismut, kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II), dan timah(III) (IV).
Golongan III : Kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah
kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan
mangan(II).

PEMISAHAN
3 ANALITIK
Golongan IV : Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia
Golongan I, II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan
amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam, kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium,
dan barium. Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian
amonium klorida disamping amonium karbonat sebagai reagensia
golongan; dalam hal ini, magnesium harus juga dimasukkan ke dalam
golongan ini. Tetapi, karena dalam pengerjaan analisis yang sistematis,
amonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation-kation
golongan keempat hendak diendapkan, adalah lebih logis untuk tidak
memasukkan magnesium ke dalam Golongan IV.
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya ,merupakan golongan kation
yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalinum,
amoium, lilitium dan hidrogen.

1. PEMISAHAN KATION GOLONGAN I


Dalam analisis kualitatif kation-kation (ion yang bermuatan positif) dapat
diklasifikasikan ke dalam lima golongan. Hal ini didasarkan pada sifat kation
terhadap pereaksi tertentu. Pereaksi yang paling umum digunakan dalam
mengklasifikasikan kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium
sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada apakah suatu
kation bereaksi membentuk endapan atau tidak. Kation yang bereaksi dengan
asam klorida membentuk endapan (garam klorida) merupakan kation golongan I.
Kation golongan II adalah kation yang bereaksi dengan hidrogen sulfida
membentuk endapan. Kation-kation yang bereaksi dengan ammonium sulfida
membentuk endapan termasuk kation golongan III. Kation golongan IV adalah
kation yang bereaksi dengan ammonium karbonat membentuk endapan.
Sedangkan kation golongan V adalah kation yang tidak membentuk endapan
ketika direaksikan dengan pereaksi-pereaksi tersebut.
Kation golongan I yaitu Pb2+, Hg22+, dan Ag+. Kation ini membentuk
endapan putih ketika bereaksi dengan HCl encer. Endapan yaang terbentuk antara

PEMISAHAN
4 ANALITIK
lain; PbCl2, Hg2Cl2, dan AgCl. Berikut reaksi pengendapan kation golongan I oleh
HCl encer.
Ag+(aq) + Cl(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Pb2+(aq) + 2 Cl(aq) PbCl2(s) (endapan putih)
Hg22+(aq) + 2Cl(aq) Hg2Cl2(s) (endapan putih)
Secara umum, pemisahan anggota kation golongan I dapat dilakukan
dengan cara memisahkan terlebih dahulu PbCl2 dari endapan AgCldan Hg2Cl2.
Endapan PbCl2 larut dalam air panas dan membentuk kristal seperti jarum setelah
dingin. Sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 tidak larut dalam air panas. Setelah PbCl2
terpisah, selanjutnya AgCldan Hg2Cl2 dapat dipisahkan dengan cara menuangkan
larutan amonia panas pada endapan tersebut. AgCl akan larut dalam amonia panas
membentuk kompleks diamenargentat. Sedangkan endapan Hg2Cl2 oleh larutan
amonia panas diubah menjadi campuranHg(NH2)Cl dan Hg yang berbentuk
endapan berwarna hitam

Pemisahan anggota kation golongan I dapat dijabarkan sebagai berikut.


1) PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan
kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak
dapat larut dalam air panas.
2) Cara memisahkan PbCl2 dari endapan Hg2Cl2 dan AgClyaitu
Memastikan terlebih dahulu bahwa endapan yang akan dipisahkan
hanya mengandung kation golongan I. Cara memastikannya adalah
dengan mencuci endapan tersebut dengan larutan HCl. Endapan yang
diperkirakan hanya mengandung kation golongan I diletakkan diatas
kertas saring. Kemudian dicuci dengan larutan HCl 2M sebanyak 2
mL,lalu cuci 2-3 kali dengan air dingin1 mL setiap kalinya, dan buang
air cucian tersebut.
Setelah yakin bahwa endapan yang didapat dari hasil pencucian hanya
mengandung kation golongan I maka pemisahan PbCl2 dari Hg2Cl2 dan
AgCl dapat dimulai.
Endapan PbCl2, Hg2Cl2, dan AgCl dimasukkan ke dalam tabung

pendidihan, selanjutnya ditambahkan air sebanyak 8 mL pada

tabung tersebut. Tabung pendidihan yang telah berisi endapan kation

PEMISAHAN
5 ANALITIK
golongan I dan air kemudian dipanaskan. Pemanasan dilakukan sampai
campuran yang awalnya berwarna putih berubah menjadi jernih dan
terbentuk endapan di dasar tabung.
Kemudian campuran tersebut disaring panas-panas menggunakan
kertas saring. Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan larutan
PbCl2 dengan endapan Hg2Cl2 dan AgCl. Alasan penyaringan
campuran ini dilakukan ketika masih panas adalah agar PbCl 2 tidak
peluang untuk membentuk kristal. PbCl2 larut dalam air panas namun
akan membentuk kristal ketika sudah dingin.
Dari langkah-langkah diatas maka akan didapatkan hasil pemisahan
antara lain; larutan PbCl2 yang akan membentuk kristal ketika sudah
dingin yang disebut filtrat. Dan endapan Hg2Cl2 dan AgCl yang
berwarna putih yang disebut dengan residu.
Untuk memastikan filtrat yang didapatkan adalah Pb2+ maka dapat
dilakukan uji konfirmasi.
Endapan Hg2Cl2 dan AgCl dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan
kelarutan antara kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2]+yang dibentuk
dari penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah
PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang
bercampur dengan logam Hg, sedangkan [Ag(NH3)2]+tidak berbentuk
endapan.
3) Cara memisahkan AgCl dari Hg2Cl2 adalah sebagai berikut.
Memastikan terlebih dahulu residu yang didapatkan dari hasil
pemisahan PbCl2dengan Hg2Cl2 dan AgCl adalah hanya mengandung
endapan Hg2Cl2 dan AgCl. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mencuci residu menggunakan air panas. Mula-mula endapan Hg 2Cl2
dan AgCl diletakkan diatas kertas saring. Kemudian cuci endapan

menggunakan air panas 5 kali. Pencucian dapat dihentikan ketika

air cucian tidak membentuk endapan ketika ditambahkan beberapa


tetes K2CrO4. Jika air cucian tidak membentuk endapan ketika
ditambahkan K2CrO4 tetes demi tetes maka dapat disimpulkan bahwa
Pb2+benar-benar sudah terpisah dari residu. Sedangkan jika membentuk

PEMISAHAN
6 ANALITIK
endapan,hal tersebut menandakan bahwa residu masih mengandung
Pb2+ , maka dari itu pencucian harus dilanjutkan kembali.
Pb2+(aq) + CrO42-(aq)PbCrO4(s) (endapan kuning)
Setelah residu terbebas dari Pb2+, maka residu yang hanya mengandung
endapan Hg2Cl2 dan AgCl dapat dipisahkan
Pemisahan AgCl dari Hg2Cl2 dapat dilakukan dengan
menyiramkanlarutan NH4OH panas di atas endapan AgCl dan Hg 2Cl2.
Mula-mula endapan AgCl dan Hg2Cl2 diletakkan di atas kertas saring
kemudian tuangkan 3-4 mL NH4OH panas pada endapan tersebut dan
filtratnya ditampung. Tujuan penuangan NH4OH panas pada endapan
AgCl dan Hg2Cl2 adalah untuk melarutkan AgCl. Endapan AgCl akan
membentuk suatu kompleks yang mudah larut ketika ditambahkan
NH4OH. NH4OH yang digunakan harus panas hal ini dikarenakan agar
lebih mudah melarutkan endapan AgCl.
Tidak hanya endapan AgCl yang ketika direaksikan dengan NH4OH
panas membentuk senyawa kompleks, tetapi endapan Hg2Cl2 juga
membentuk senyawa kompleks namun tidak larut. Senyawa kompleks
yang terbentuk dari reaksi Hg2Cl2 dan NH4OH panas adalah
Hg(NH2)Cl yang bergabung dengan logam Hg membentuk endapan
warna hitam.
o AgCl(s) + 2NH3(aq) [Ag(NH3)2]+(aq)+ Cl-(aq)
o Hg2Cl2(s) + 2NH3(aq) Hg(s) + Hg(NH2)Cl(s) + NH4+(aq) + Cl-(aq)
Selanjutnya memastikan filtrat yang diperkirakan adalah Ag+ dan
residu yang kemungkinan Hg22+ dengan melakukan uji konfirmasi
terhadap filtrat dan residu.
Uji Konfirmasi Anggota Kation Golongan I
1. Uji Pb2+
Uji konfirmasi yang dapat dilakukan untuk memastikan adanya Pb 2+ pada
pemisahan anggota kation golongan I adalah sebagai berikut.
Filtrat yang diperkirakan mengandung Pb2+ dibagi menjadi 4
bagian. Setiap bagian tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Selanjutnya filtrat diperlakukan sebagai berikut.
a) Filtrat pada tabung 1 ditambahkan larutan K2CrO4 tetes demi
tetes sambil disentrifuge akan membentuk endapan berwarna
kuning yang tak larut dalam asam asetat encer.

PEMISAHAN
7 ANALITIK
Pb2+(aq) + CrO42-(aq) PbCrO4(s) (endapan kuning)
b) Filtrat pada tabung 2 ditambahkan larutan KI tetes demi tetes
sambil disentrifuge membetuk endapan PbI2 yang berwarna
kuning. Endapan ini larut dalam air mendidih menjadi tak
berwarna, yang kemudian mengendap kembali membentuk
kristal-kristal kuning setelah dingin.
Pb2+(aq) + 2I-(aq) PbI2(s) (endapan kuning)
c) Filtrat pada tabung 3 ditambahkan larutan H 2SO4 encer tetes
demi tetes sambil disentrifuge menghasilkan endapan berwarna
putih yang larut dalam larutan amonium asetat.
Pb2+(aq) + SO42-(aq) PbSO4(s) (endapan warna putih)
d) Filtrat pada tabung 4 didinginkan sehingga larutan akan
menjadi keruh karena terbentuk kristalin putih PbCl2.
Tujuan dari sentrifuge pada uji konfirmasi Pb2+ yaitu agar filtrat
yang diperkirakan adalah Pb2+dapat bereaksi secara sempurna dengan
pereaksi-pereaksi yang telah ditentukan. Jika filtrat merespon semua reaksi
seperti yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
didalam filtrat terkandung Pb2+.

2. Uji Ag+
Uji konfirmasi yang dapat dilakukan untuk memastikan adanya
Ag+pada hasil pemisahan anggota kation golongan I adalah sebagai
berikut.
Mula-mula filtrat yang diperkirakan mengandung Ag+ dibagi
menjadi 3 bagian. Setiap bagian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Kemudian filtrat yang berada pada masing-masing tabung
diperlakukan sebagai berikut.
a) Filtrat pada tabung 1direaksikan dengan HNO3 encer.
Penambahan HNO3 pada filtrat dilakukan secara perlahan tetes
demi tetes sambil disentrifuge. Reaksi ini akan menghasilkan
endapan AgCl yang berwarna putiih.
[Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq) + 2HNO3 (aq) AgCl (s) +
2NH4NO3(aq)

PEMISAHAN
8 ANALITIK
b) Filtrat pada tabung 2 ditambahkan beberapa tetes larutan KI
dan akan membentuk endapan kuning muda AgI.
[Ag(NH3)2]+(aq)+ I- (aq) AgI(s)+ 2NH3 (aq)
c) Filtrat pada tabung 3 ditambahkan beberapa tetes larutan HBr
sehingga akan bereaksi membentuk AgBr endapan putih.
[Ag(NH3)2]+(aq)+ Br- (aq) AgBr(s)+ 2NH3(aq)
Ketika filtrat yang diperkirakan mengandung Ag+ direaksikan
dengan pereaksi-pereaksi diatas dan menghasilkan suatu senyawa dengan
ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa filtrat
benar-benar mengandung Ag+.

3. Uji Hg22+
Sebelum melakukan uji konfirmasi merkuro pada campuran hasil
pemisahan AgCl dan Hg2Cl2. Hasil pemisahan yang berupa endapan
Hg(NH2)Cl dan Hg perlu dilarutkan terlebih dahulu menggunakan aqua
regia. Reaksi Hg(NH2)Cl dan Hg dengan aqua regia akan menghasilkan
larutan HgCl2 yang nantinya akan diuji konfirmasi untuk memastikan
apakah hasil pemisahan AgCl dan Hg2Cl2 benar mengandung Hg22+ atau
tidak. Aqua regia merupakan pelarut yang dapat melarutkan logam-logam
berat seperti Hg dan Au.
Berikut langkah-langkah pelarutan endapan Hg(NH 2)Cl dan Hg
oleh aqua regia :
Mula-mula siapkan larutan aqua regia yang terdiri dari campuran
HCl pekat dan HNO3 pekat dengan perbandingan 3 : 1.
Aqua regia ditambahkan tetes demi tetes ke dalam gelas kimia
yang telah berisi endapan Hg(NH2)Cl dan Hg.
2Hg(NH2)Cl(s) + 2 HCl(aq) + 2HNO3 (aq)2HgCl2(aq) + 2NO(g)+ N2(g) + 4H2O(l)
3 Hg(s) + 6 HCl(aq) + 2 HNO3(aq) 3 HgCl2(aq) + 2 NO(g) + 4 H2O(l)
Reaksi diatas menghasilkan gas NO yang berwarna cokelat.
Campuran pada langkah 2 dipanaskan sampai kelebihan asam pada
campuran tersebut habis. Hal ini akan ditandai dengan tidak
terbentuk kembali asap berwarna cokelat.

2. PEMISAHAN KATION GOLONGAN II


Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam. Setelah ditambahkan

PEMISAHAN
9 ANALITIK
hidrogen sulfida, kemudian saring menghasilkan filtrat dan residu (Golongan III).
Filtrat ini mungkin terdiri dari sulfida-sulfida logam logam IIA (HgS, PbS, Bi 2S3,
CuS) dan sulfida-sulfda logam golongan IIB (As2S3, Sb2S3, Sb2S5, SnS2).
Pemisahan golongan IIA dan IIB dilakukan dengan mencuci dengan sulfida yang
diendapkan dengan sedikit larutan NH4Cl yang telah dijenuhi H2S. Cara
memisahkan sulfida-sulfida logam logam IIA (HgS, PbS, Bi 2S3, CuS) dari sulfida-
sulfda logam golongan IIB (As2S3, Sb2S3, Sb2S5, SnS2) yaitu :
a) Memastikan terlebih dahulu bahwa endapan yang akan dipisahkan hanya
mengandung kation golongan IIA. Cara memastikannya adalah dengan
mencuci endapan Golongan I dengan sulfida yang diendapkan dengan sedikit
larutan NH4Cl yang telah dijenuhi H2S, pindahkan ke cawan porselen,
tambahkan kira-kira 5 ml larutan amonia polisulfida kuning, panaskan sampai
O
50-60 C kemudian saring. Menghasilkan endapan yang mengkin
mengandung golonga IIA (HgS, PbS, Bi 2S3, CuS, dan CdS) dan filtrat
mungkin mengandung Golongan IIB (As2S3, Sb2S3, Sb2S5, SnS2)
a. Untuk pemisahan dan identifikasi kation-kation golongan IIA menggunakan
metode asam sulfat:
Endapan-endapan yang mengandung golongan IIA dipindahkan ke sebuah
cawan porselen tambahkan 5-10 ml HNO 3 encer didihkan perlahan-
perlahan selama 2 menit kemudian saring menghasilkan residu dan filtrat.
Endapan yang dihasilkan berwarna hitam (HgS) untuk lebih
mengidentifikasi endapan tersebut dilarutkan dalam suatu campuran
NaOCl dan 0,5 ml HCl encer dan tambahkan 1 ml HCl encer didihkan
untuk mengeluarkan kelebihan Cl2 dan dinginkan kemudian tambahkan
larutan SnCl2 endapan berwarna putih berubah menjadi abu-abu atau hitam
sehingga disebut Hg2+.
Filtratnya mungkin mengandung nitrat dari Pb, Bi, Cu, dan Cd. Uji
sebagian kecil terhadap Pb dengan menambahakan H2SO4 encer dan
alkohol jika terdapa endapan putih PbSO4 menunjukkan adanya Pb
kemudian tambahkan lagi H2SO4 encer kepada sisa larutan tambahkan 10
ml air kemudian saring menghasilkan filtrat dan residu.
Residu yang dihasilkan berwarna putih (PbSO4). Untuk
mengidentifikasinya tambahkan 2 mL amonium asetat 10 % melalui

PEMISAHAN
10 ANALITIK
penyaringan beberapa kali, ambil filtratnya kemudian tambahkan
beberapa tetes asam asetat encer dan larutan K2CrO4 yang akan
menghasilkan endapan kuning (PbCrO4) yang menunjukan adanya
kation Pb.
Filtrat yang dihasilkan mungkin mengandung Nitrat dan Sulfat dari Bi,
Cu, dan Cd. Untuk memisahkan kationnya, ditambahkan larutan NH3
pekat kemudian di saring kemudian menghasilkan residu dan filtrat.
Residu yang dihasilkan berwarna putih memungkinkan mengandung
Bi(OH)3, untuk mengidentifikasinya dilakukan pencucian residu dan
dan dilarutkan menggunakan HCl encer kemudian ditambahkan
natrium tetra hidroksostanat, akan terbentuk endapan hitam yang
menandakan mengandung kation Bi. Sedangkan filtratnya mungkin
mengandung Cu (NH3)4 dan Cd(NH3)4. Yang dapat dilakukan dengan
uji nyala.
b. Untuk pemisahan dan uji identifikasi kation golongan IIB
Filtrat mungkin mengandung larutan-larutan dari garam Tio (NH 4)AsS4,
(NH4)2SbS4 dan (NH4)2SnS3. Untuk mengidentifikasinya ditambhakan HCl pekat
tetes demi tetes dan panaskan perlahan-perlahan terbentuk endapan kuning atau
jingga yang mungkin mengandung As2S5, Sb2S5 dan SnS2 yang menunjukkan
golongan IIB.
Untuk mengidentifiksi golongan IIB menggunakan metode amonium polisulfida:
Pada filtrat tersebut ditambahkan ekstrak amonium polisulfida dan HCl encer
sambil terus di aduk, panaskan lalu kocok selama 2 menit. Pada perlakuan ini
akan menghasilkan endapan halus yang berwarna putih atau kuning yang
menunjukan adanya As, Sb, dan Sn. Kemudian saring dan cuci endapan
dengan sedikit H2S. Pindahkan endapan pada sebuah erlenmeyer kecil,
tambahkan 5-10 mL HCl pekat dan didihkan selama 5 menit. Encerkan dengan
2-3 mL air, kemudian saring, menghasilkan residu dan filtrat.
Residu yang dihasilkan mungkin mengandung As, dan untuk
mengidentifikasinya, endapan dilarutkan dalam 3-4 mL NH 3 encer,
kemudian tambahkan 3-4 mL larutan H2O2 dan panaskan selama beberapa
menit.Tambahkan beberapa mL reagensia Mg(NO3), aduk dan diamkan.

PEMISAHAN
11 ANALITIK
Terbentuknya endapan putih , Mg(NH)4AsO4.6H2O , yang menandakan As
ada.
Filtrat mungkin mengandung Sb dan Sn, yang dapat diidentifikasi dengan
cara sebagai berikut:
Identifikasi Sb3+ :
o Pada filtrat, ditambahkan dengan larutan NH3 encer, kemudian
tambahkan 1-2 g asam oksalat padat. Didihkan dan alirkan H2S selama
1 menit ke dalam filtrat, jika terbentuk endapan jingga, Sb 2S3,
menandakan Sb ada.
Identifikasi Sn4+ :
o Pada identifikasi Sn4+, sebanyak 1 mL filtrtat dimasukkan 10 cm kawat
besi yang bersih. Panaskan perlahan, siapkan larutan Hg 2Cl2 pada
sebuah wadah, kemudian saring larutan yang telah dipanaskan kedalam
wadah. Jika terbentuk endapan putih menandakan Sn ada.

3. PEMISAHAN KATION GOLONGAN III


Dalam residu, yang diperoleh setelah pemisahan kation golongan II,
adanya fosfat, silikat, borat, flourida, dan anion dari asam-asam organik harus
diuji. Pemisahan kation-kation golongan III dan golongan-golongan lain yaitu
dengan menambahkan H2O dan Panaskan, kemudian saring menghasilkan residu
dan filtrat (Golongan IV). Endapan yang dihasilkan tersebut ditambahkan sedikit
air, NH4Cl serta larutan NH3 dan panaskan hingga mendidih, kemudian saring
menghasilkan residu dan filtrat. Residu mungkin mengandung golongan III.A
yaitu MnO-, Fe(OH)3, Cr(OH)3, dan Al(OH)3, dan filtrat mungkin mengandung
CoS, NiS, MnS, dan ZnS.
a) Residu yang dihasilkan pada proses pemisahan golongan III mungkin
mengandung golongan III.A yaitu MnO-, Fe(OH)3, Cr(OH)3, Al(OH)3.
Untuk memisahkan MnO-, Fe(OH)3 dari Cr(OH)3, Al(OH)3 , pada filtrat di
tambahkan dengan larutan NaBO3.4H2O dan NaOH. Setelah terbentuk
endapan, saring larutan untuk memisahkan residu dan filtrat.
Pada residu Mungkin mengandung Fe(OH)3 dan MnO2.XH2O selanjutnya
dapat dilakukan uji identifikasi terhadap kation tersebut.
o Untuk uji MnO- , pada residu ditambahkan dengan H2O2 dan
H2SO3, jika larutan berwarna lembayung menandakan kation MnO-
ada.

PEMISAHAN
12 ANALITIK
o Untuk uji Fe(OH)2, pada endapan ditambahkan dengan larutan HCl
dan KSCN, jika menghasilkan endapan biru , menandakan Fe ada,
dengan terbentuknya endapan K4[Fe(CN)]6
Filtrat yang dihasilkan mungkin mengandung kation CrO 42- dan [Al(OH)4].
Pada filtrat dibagi menjadi dua bagian yang selanjutnya dapat dilakukan
uji identifikasi sebagai berikut :
o Pada tabung 1, untuk mengidentifikasi CrO42- ditambahkan dengan
larutan asam asetat dan Pb, menghasilkan endapan kuning,
endapan PbCrO4 menandakan kation CrO42- ada.
o Pada tabung 2 untuk mengidentifikasi [Al(OH)4] ditambahkan
larutan HCl dan NH3 menghasilkan endapan putih Al(OH)3
menandakan [Al(OH)4] kation itu ada.
b) Filtrat yang dihasilkan pada proses pemisahn golongan III mungkin
mengandung golongan IIIB (CoS, NiS, MnS, dan ZnS).
Cuci baik-baik dengan larutan NH4Cl 1% yang telah ditambahkan
(NH4)2S sebanyak 1% dari volume larutan; buang cairan cucian.
Pindahkan endapan ke sebuah piala kecil. Tambahkan 5 ml air dan 5
ml HCl 2 M, aduk baik-baik, diamkan selama 2-3 menit dan saring.
Mengasilkan residu dan filtrat.
o Residu
Jika hitam, mungkin mengandung CoS dan NiS. Selanjutnya dapat
dilakukan uji identifikasi terhadap kation tersebut sebagai berikut:
untuk mengujinya Bagi menjadi 2 bagian:
Untuk identifikasi Co, dapat dilakukan dengan uji manik
boraks. Jika biru menunjukan Co ada.
Untuk identifikasi Ni, dapat dilakukan dengan menambahkan
pada residu 2ml larutan NH4Cl, NH3, reagensia
dimetilglioksima berlebihan menghasilkan endapan merah
menandakan Ni ada.
o Filtrat
Pada filtrat mungkin mengandung Mn2+ dan Zn2+ . Untuk
memisahkan kedua kation ini dapat dilakukan dengan cara
mendidihkan filtrat sampai H2S hilang kemudian dinginkan dan

PEMISAHAN
13 ANALITIK
tambahkan larutan NaOH berlebihan diteruskan dengan 1 ml
larutan H2O2 3% didihkan selama 3 menit kemudian saring.
Pada residu mungkin mengandung Mn2+
Identifikasi kation Mn2+ :
Pada residu dilarutkan dengan 5 ml HNO 3 dengan
perbandingan 1 : 1, tambahkan 0,05 gram NaBiO3 aduk dan
biarkan turun mengendap. Menghasilkan larutan ungu dari
MnO4- menandakan Mn ada.
Pada filtrat mengandung Zn2+
Identifikasi kation Zn2+ :
Pada filtrat diasamkan dengan asam asetat dan alirkan H2S.
Endapan putih ZnS. Menandakan Zn ada

4. PEMISAHAN KATION GOLONGAN IV


Hasil filtrat yang diperoleh dari pemisahan kation golongan III, mungkin
mengandung golongan IV dan V. Cara pemishananya dilakukan dengan
penambahan reagen natrium heksanitritokobaltat(III) sebanyak 5 mL, kemudian
saring menghasilkan residu dan filtrat (mungkin golongan V).
Pemisahan Kation Golongan IV dengan Metode Sulfat yaitu residu yang
dihasilkan mungkin mengandung BaCO3, SrCO3 dan CaCO3. Mekanismenya
adalah sebagai berikut:
1. Endapan dari BaCO3, SrCO3, dan CaCO3 dicuci dengan sedikit air panas dan
buang air cucian.
2. Kemudian tambahkan 1 mL larutan K2CrO4 tetes demi tetes kedalam larutan
yang hampir mendidih, maka terjadi reaksi:
BaCO3 + CrO42- BaCrO4 + CO32- (endapan putih)
SrCO3 + CrO42- SrCrO4 + CO32- (terlarut)
CaCO3 + CrO42- CaCrO4 + CO32- (terlarut)
3. Untuk memisahkan endapan BaCrO4 dari larutan SrCrO4 dan CaCrO4
menggunakan kertas saring. Diperoleh hasil sebai berikut:
Residu I Endapan BaCrO4
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil
dalam udara kering. Uji konfirmasi yang dapat dilakukan untuk
memastikan adanya Ba2+ pada pemisahan kation golongan IV adalah
sebagai berikut:

PEMISAHAN
14 ANALITIK
o Residu yang diperkirakan mengandung Ba2+ dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Ditambahkan dengan larutan asam klorida pekat
HCl, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Cuci endapan dengan air panas.
Larutkan endapan dengan sedikit asam klorida pekat HCl,
uapkan hingga hampir kering.
Uji dengan uji nyala menggunakan spektroskop.
Jika terdapat nyala warna hijau-kekuningan maka larutan
tersebut benar-benar mengandung Ba2+.
Ketika larutan yang diperikaran mengandung Ba2+ direaksikan
dengan pereaksi diatas dan menghasilkan suatu senyawa
dengan ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa filtrat benar mengandung Ba2+.
Filtrat I Larutan SrCrO4 dan CaCrO4
Untuk memisahkan SrCO3 dari CaCO3 dengan cara:
o Memasukkan 2 mL larutan yang mengandung Sr2+ dang Ca2+
dingin kedalam gelas kimia berukuran 5 mL, tambahkan dengan 2
mL larutan (NH4)2SO4 jenuh.
o Kemudian tambahkan dengan 0,2 g natrium tiosulfat. Panaskan
dalam gelas kimia berisi air mendidih selama 5 menit dan diamkan
selama 1-2 menit.
o Kemudian saring endapan yang terbentuk di dalam gelas kimia
tersebut.
Residu II Endapan SrSO4
Untuk lebih meyakinkan bahwa residu yang terbentuk adalah
Strontium (Sr)
Strontium adalah logam putih perak, yang dapat ditempa dan liat di
udara kering. Uji konfirmasi yang dapat dilakukan untuk
memastikan adanya Sr2+ pada pemisahan kation golongan IV
adalah sebagai berikut:
Filtrat yang diperkirakan mengandung Sr2+ dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan dengan larutan kalium
kromat (K2CrO4) tetes demi tetes maka terbentuknya endapan
kuning strontium kromat.
Sr2+(s) + K2CrO42- (aq) SrCrO4(s) + K2(s)

PEMISAHAN
15 ANALITIK
Endapan larut agak banyak dalam air (1,2 gr/L, Ks = 3,5 x 10-5),
maka tak terjadi endapan dalam larutan strontium yang encer.
Endapan larut dalam asam asetat (perbedaan dari barium) dan
dalam asam-asam mineral, oleh sebab-sebab yang sama, seperti
yang diuraikan pada barium
Ketika filtrat yang diperikaran mengandung Sr2+ direaksikan
dengan pereaksi diatas dan menghasilkan suatu senyawa dengan
ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, maka dapat disimpilkan
bahwa filtrat benar mengandung Sr2+.
Filtrat II Larutan CaSO4
Untuk memastikan bahwa filtrat yang dihasilkan adalah
Kalsium (Ca)
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Yang melebur
pada 845oC ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab,
pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan kalsium hidroksida.
Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida
dan hidrogen.
Uji konfirmasi yang dapat dilakukan untuk memastikan adanya
Ca2+ pada pemisahan kation golongan IV adalah sebagai berikut..
o Untuk memastikan larutan mengandung Ca2+ dalam larutan
Ca(NO3)2 dengn langkah-langkah berikut:
o Pindahkan larutan ke cawan porselen dan uapkan sampai
hampir kering (terbentuk endapan baru).
o Larutkan endapan ke dalam 2 mL air, jadikan amoniakal
dengan menambahkan NH3.
o Lalu asamkan dengan asam asetat encer CH3COOH
tambahkan larutan (NH4)2(COO)2 berlebihan yang mana
nanti akan terbentuk endapan CaC2O4. Panaskan endapan di
atas penangas air. Maka terbentuk endapan putih
Ca(COO)2. Endapan putih tersebut benar-benar
mengandung Ca2+
Skema pemisahan kation golongan IV

PEMISAHAN
16 ANALITIK
4. PEMISAHAN KATION GOLONGAN V
Hasil filtrat dari golongan IV ditambahkan 4 mL air sambil diaduk,
panaskan selama 1 menit dan saring. Jika semua telah tercampur sempurna,
encerkan larutan tersebut sampai kira-kira 6 mL, dan bagi menjadi 3 bagian yang
sama
a) Untuk bagian 1 (residu)
Uji ini dimaksudkan untuk menguji terhadap Mg dengan larutan oksina
yang telah disiapkan, pastikan Mg yang terbentuk diuji lagi dengan uji
magneson 3-4 tetes larutan
b) Untuk bagian 2 dan 3 (filtrat)
Untuk bagian 2
o Larutan yang telah dibagi tersebut ditambahkan sedikit uranil
magnesium asetat, kocok dan diamkan selam beberapa menit, jika
terbentuk endapan kristalin kuning maka menunjukkan adanya Na
o Pastikan dengan uji nyala: nyala kuning yang bertahan lama
Untuk bagian 3

PEMISAHAN
17 ANALITIK
o Tambahkan sedikit larutan natrium heksanitritokobaltat(III) dan
beberapa tetes asam asetat ence, aduk-aduk dan jika perlu
diasamkan selam 1-2 menit. Endapan yang terbentuk berwarna
kuning yang menunjukkan adanya K
o Pastikan dengan uji nyala: nyala warna merah.

C. Identifikasi Kualitatif Anion


Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti
analisis kation. Pada uji anion, karena sudah dilakukan uji pendahuluan dan uji
kation maka uji ini dikerjakan dari kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan
ketika uji sebelumnya. Pada hakekatnya, proses-proses klasifikasi yang dapat
dipakai terbagi keadalam dua proses. (A) proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pda pengolahan dengan
asam-asam, dan (B) proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
A. Kelas A : proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah
menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam
(i) gas-gas dilepaskan dengan HCl atau H2SO4
(ii) Gas dilepaskan dengan H2SO4 pekat
B. Kelas B : proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan
(i) Reaksi pengendapan
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan

UJI PENDAHULUAN TERHADAP DAN PEMISAHAN ANION-ANION


TERTENTU
Setelah pemisahan dan deteksi kation-kation yang sistematik, pencaharian
terhadap anion-anion haruslah dimulai.
1. Pemisahan anion dengan perak nitrat
Sulfide, sianida, dan sulfit. Asamkan 10 ml ekstrak soda dengan
asam aseta encer dan didihkan, Jika sulfit ada, sebaiknya panaskan
larutan selama 10-15 menit sambil arus udara disedot mengalir

PEMISAHAN
18 ANALITIK
melaluinya, uji apakah belerang dioksida telah hilang dengan
sempurna dengan larutan fuksin.
Heksasianoferat(II) dan (III), gunakan larutan asli dari I atau, jika
sulfide, sianida, dan sulfit tak ada, pakai 10 ml soda ekstrak yang
diasamkan dengan asam asetat encer. Tambahkan larutan zink
nitrat 0,5M sampai pengendapan berhenti, masukan pemercepat
penyaringan Whatman, aduk, dan saring, menghasilakan residu dan
filtrat.
Residu mungkin zink cuci dengan sedikit larutan zink nitrat 0,1M.
Filtrat mungkin heksasianoferat(II) dan (III) dan lain-lain anion, asamkan
10 ml ekstrak soda dengan hati-hati dengan HNO3 encer, Tambahkan
HNO3 pekat, aduk lalu tambahkan larutan AgNO3 sambil diaduk,Panaskan
sampai titik didih, biarkan endapan turun mengendap, dinginkan, dan
saring. Cuci endapan dengan 2-3 ml asam nitrat 2M. Menghasilkan residu
dan filtrat.
Residu berwarna Kuning mungkin mengandung AgCl, AgBr, AgI, dan
AgSCN
Prosedur pemishannya
Uji terhadap tiosianat dengan memanaskan dan ditambahkan 5 mL
NaCl, Saring. AgSCN larut.
Residu dinginkan dan tambahkan HCl encer dan Larutan FeCl 3 timbul
warna merah (Tiosianat ada), panaskan agar uji ion tidak terganggu.
Dengan cara panaskan hinggan endapan berwarna hitam. Residu yang
dihasilkan tambahakan Zink dan H2SO4 encer. Saring dan cuci
endapan dengan sedikit H2SO4 encer. Ambil Filtratnya, Bagi menjadi 3
bagian:
o Bagian 1
Uji iodida, tambahkan CCl4 dan H2O2 lalu 3 mL Fe2(SO4)3 biarkan
mengendap. Warna lapisan CCl4 menjadi Ungu sampai Lembayung
(AgI)
o Bagian 2

PEMISAHAN
19 ANALITIK
Uji Bromida, tambahkan 5 mL H 2SO4 encer dan KNO3, didihkan
dan tambahkan CCl4 dan aduk. Warna Larutan kuning atau coklat
(AgBr)
o Bagian 3
Uji klorida, tambahkan HNO3 pekat dan didihkan, setelah dingin
tambahkan HNO3 encer dan AgNO3, panaskan dan aduk. Endapan
Putih (AgCl).
Filtrat Tambahkan AgNO3 dan NaNO3 saring dan cuci. Menghasilkan
residu dan filtrat.
o Residu mungkin mengandung AgCl dan AgBr. Prosedur
pemisahannya.
Bagian 1
Uji Bromida, tambahkan 5 mL H2SO4 encer dan KNO3,
didihkan dan tambahkan CCl4 dan aduk. Warna Larutan kuning
atau coklat (AgBr)
Bagian 2
Uji klorida, tambahkan HNO3 pekat dan didihkan, setelah
dingin tambahkan HNO3 encer dan AgNO3, panaskan dan aduk.
Endapan Putih (AgCl).
o Filtrat tambahkan NaOH lalu Tambahkan AgNO3, dan panaskan,
jika terbentuk endapan tambahkan AgNO3. saring dan cuci dengan
air panas. Residu dapat dijadikan pemisahan fosfat, arsenit, dan
arsenat.

2. Pemisahan Fosfat, Arsenit, dan Arsenat


Larutan residu C (1) mungkin mengandang Ag3PO4 Ag3AsO4
Ag3AsO3 menambahkan 10-15 ml HCl 5 M saring dan cuci
menghasilka residu dan filtrat.

PEMISAHAN
20 ANALITIK
Filtrat ditambahkan dengan larutan NH3 encer secara berlebih
kemudian tambahkan 10 ml reagensia Mg((NO3)) diamkan selama
10 menit. saring.
Menghasilkan residu dan filtrat
a) Residu Mungkin mengandung Mg(NH4)PO4. 6H2O danMg(NH4)AsO4.
6H2O. Larutkan dengan 10 ml HCl encer tambahkan 0,5 gramNaHCO3
padat dan 0,5 gram KIpadat kemudian saring dan cuci HCl 0,5 M.
MenghasilkanResidu dan filtrate
Residu berwarna kuning mungkin As2S3
Filtrat ditambahkan larutan NH3 tambahkan 5 mL Mg(NO3)2
dan diamkan selama 10 menit, menghasilkan endapan putih
(Mg(NH4)PO4. 6H2O)
b) Filtrat tambahkan 4 ml H2O2 3% dan panaskan sampai
mendidih.dinginkan dan diamkan selama 10 menit dan saring.
Menghasilkan residu dan filtrat
Residu menghasilkan As2S2
Filtrat dibuang.

PEMISAHAN
21 ANALITIK
DAFTAR PUSTAKA

Day dan Underwood, A.L. (1986). Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga.
Shevla, G. Vogel. (2007). Analisis Kimia Kuantitatif Makro dan Semimakro.
Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

PEMISAHAN
22 ANALITIK

Anda mungkin juga menyukai