NIM : 11191020000034
Kelas : Farmasi 19 AC
Sub Golongan Cu
B. Judul Praktikum
C. Tujuan Praktikum
D. Dasar Teori
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion
yang bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap
ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun
suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal
secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion
yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida,
dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut.
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer sehingga sering disebut golongan tembaga-timah. Ion-ion ini adalah
raksa(II), tembaga, bismut, cadmium, arsen(III), arsen(V), stibium(III),
stibium(V), timah(II), dan timah(IV). Kation golongan II dibagi menjadi dua
bagian sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik.
Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium
polysulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tak larut dalam
reagensia ini, sulfida dari sub golongan arsenik larut dengan membentuk garam
TiO.Keempat ion pertama :raksa(II), tembaga, bismut, cadmium, adalah sub-
golongan tembaga dan sisanya : arsen(III), arsen(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II), dan timah(IV)---(dapat larut dalam amonium polisulfida) adalah
sub-golongan arsenik.
Klorida, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga, sangat
mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Beberapa
kation dari sub golongan tembaga merkurium (II), tembaga(II) dan
cadmium(II) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida dst).
Sementara sub-golongan arsenik mempunyai sifat amfoter, oksidanya
membentuk garam, baik dengan asam manapun dengan basa. Adapun endapan
yang dihasilkan dari kation golongan II dengan reagensia umum yang
digunakan: hidrogen sulfida(gas atau larutan-air jenuh) yaitu :
• Bahan
a. Sample unknown, yaitu sample dalam bentuk larutan yang berisi kation
golongan II (Sub Golongan Cu)
b. Reagen yang diperlukan sudah tersedia dan digunakan seperlunya :
Tabung C (Cu2+)
C.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung yang berisi sampel,
akan terbentuk endapan hitam. Bila ditambahkan larutan harus asam (HCl
1 M), akan terbentuk kristal yang mudah disaring. Bila ditambahkan
larutan HNO3 (0,2 M), endapan larut dan meninggalkan endapan belerang
putih. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.2 Ditambahkan larutan NaOH 0,2 M dingin, akan terbentuk endapan bjru.
Bila ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan tetap tidak
akan larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.3 Ditambahkan KI (0,5 M), akan terbentuk endapan putih dan larutan
berwarna cokelat tua, Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.4 Dicelupkan sepotong besi ke dalam larutan, akan terbentuk endapan merah
Tabung D (Cd2+)
D.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel, akan terbentuk endapan kuning. Bila ditambahkan dengan asam
pekat, endapan menjadi larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.2 Ditambahkan larutan NH3 (0,5 M) tetes demi tetes, akan terbentuk endapan
putih. Bila ditambahkan asam dan reagen berlebih, endapan akan larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.3 Ditambahkan NaOH (0,5 M) beberapa tetes, akan terbentuk endapan putih.
Bila ditambahkan dengan reagen berlebihan, endapan tetap tidak larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.4 Ditambahkan beberapa tetes KI, maka tidak terbentuk endapan
G. Pembahasan
Pada percobaan ini diuji 4 sampel yang diduga mengandung kation
golongan II sub golongan Tembaga, yaitu Timbal II (Pb2+), Tembaga II (Cu2+),
Bismuth III (Bi3+), Cadmium II (Cd2+), dan Merkuri II (Hg2+)
Akan tetapi, praktikan tidak bisa melakukan praktikum tersebut. Hasil
pengamatan dan pembahasan yang praktikan bahas hanya berdasarkan buku
dan penjelasan dosen terkait kation golongan II sub golongan Tembaga. Hal ini
dikarenakan adanya wabah virus corona yang menyebabkan sekolah dan
universitas di tutup untuk sementara waktu, tetapi pembelajaran tetap
berlangsung secara online. Oleh karena itu, praktikan memohon maaf apabila
dalam menulis laporan ini terdapat kesalahan/kekeliruan, karena sebenarnya
praktikan sendiri tidak mencoba di dalam laboratorium. Adapun reaksi dan
hasil reaksinya adalah sebagai berikut :
1. H2S
Dengan penambahan H2S, maka akan terbentuk endapan berwarna hitam
2Bi3+ + 3H2S Bi2S3 ↓ (hitam) + 6H+
• Endapan tak larut dalam asam encer dingin dan amonium sulfida. Tetapi
endapan larut dalam HCl pekat mendidih:
Bi2S3 + 6HCl 2Bi3+ + 6Cl- + 3H2S
2. Larutan amonia,
• Endapan tak larut dalam reagen berlebih (perbedaan dari Cu/ Cd)
3. NaOH
4. KI
• Bila dipanaskan
2. NaOH
3. KI
Dengan penambahan KI 0,5 M, maka akan terbentuk endapan putih dan
larutan berwarna cokelat tua
• Ditambah Na2S2O3 berlebih, I3- direduksi menjadi ion iodida yang tidak
berwarna:
I3- + 2S2O32- 3I- + S2O62-
4. Sepotong besi,
Tabung D (Cd2+)
1. H2S
Dengan penambahan gas H2S, maka terbentuk endapan kuning
Cd2+ + H2S CdS ↓ (kuning) + 2H+
2. NH3
Dengan penambahan larutan NH3 0,5 M tetes demi tetes, maka akan terbentuk
endapan putih.
3. NaOH
Dengan penambahan beberapa tetes KI, tidak terjadi perubahan reaksi apapun
& tidak terbentuk endapan.
Sub Golongan As
B. Judul Praktikum
Identifikasi Kation Golongan II Sub Golongan Arsen : Arsen (III), Arsen (V),
Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), dan Timah (IV)
C. Tujuan Praktikum
D. Dasar Teori
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion
yang bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap
ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun
suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal
secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion
yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida,
dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut.
Klorida, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga, sangat
mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Beberapa
kation dari sub golongan tembaga merkurium (II), tembaga(II) dan
cadmium(II) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida dst).
Sementara sub-golongan arsenik mempunyai sifat amfoter, oksidanya
membentuk garam, baik dengan asam manapun dengan basa. Adapun endapan
yang dihasilkan dari kation golongan II dengan reagensia umum yang
digunakan: hidrogen sulfida(gas atau larutan-air jenuh) yaitu :
• Bahan
a. Sample unknown, yaitu sample dalam bentuk larutan yang berisi kation
golongan II (Sub Golongan As)
b. Reagen yang diperlukan sudah tersedia dan digunakan seperlunya :
F. Cara Kerja
1. Ambil 7 jenis sampel yang sudah disediakan
2. Masing-masing sampel kemudian diberi label dengan kertas label tabung
reaksi A,B,C,D,E,F dan G
3. Larutan pada tabung reaksi A,B,C,D,E,F dan G diidentifikasi kationnya
dengan memilih minimal 3 jenis reaksi identifikasi menggunakan 3 tabung
reaksi yang bersih dan kering (boleh lebih)
A.2 Ditambahkan larutan CuSO4 beberapa tetes, terbentuk endapan hijau. Bila
ditambahkan asam endapan akan larut dan bila ditambahkan ammonia
membentuk larutan biru. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
A.3 Ditambahkan AgNO3 (0,3 M), terbentuk endapan kuning. Bila ditambahkan
asam nitrat dan ammonia, endapan akan larut.. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi
Tabung C (Sb3+)
C.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung yang berisi sampel,
akan terbentuk endapan merah jingga (larutan tidak terlalu asam). Bila
ditambahkan HCl pekat panas, endapan larut. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi
C.2 Ditambahkan air, akan terbentuk endapan putih. Bila ditambahkan dengan
HCl, endapan akan larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.3 Ditambahkan larutan NaOH (1,2 M) atau Ammonia,, terbentuk endapan
putih. Bila ditambahkan dengan basa alkali pekat (5M), endapan akan larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.4 Diteteskan larutan pada lempengan logam Zn, akan terbentuk endapan
hitam. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.5 Ditambahkan KI ( 1,2 M),akan terbentuk warna merah. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi
Tabung D (Sb5+)
D.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel, akan terbentuk endapan merah jingga. Bila ditambahkan dengan
Ammonium sulfida dan larutan hidroksi alkali, endapan menjadi larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.2 Ditambahkan air, terbentuk endapan putih. Bila ditambahkan asam atau
basa, endapan akan larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.3 Ditetesi larutan diatas logam Zn atau Sn, terbentuk endapan hitam.. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
Tabung E (Sn2+)
E.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel dalam suasana asam (HCl 0,25-0,3 M), akan terbentuk endspan
cokelat. Jika ditambahkan dalam HCl pekat, endapan akan larut. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
E.2 Ditambahkan larutan NaOH (0,5 M), terbentuk endapan putih. Bila
ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan akan larut. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
Tabung F (Sn4+)
F.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel suasana asam HCl (0,3 M), terbentuk endapan kuning. Bila
ditambahkan dengan HCl pekat/basa alkali, endapan akan larut. Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi
F.2 Ditambahkan beberapa tetes NaOH 1 M, terbentuk endapan putih seperti
gelatin. Bila ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan akan
larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
F.3 Ditambahkan potongan besi ke dalam larutan, terbentuk larutan yang
mengandung ion timah (II). Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
G. Pembahasan
Pada percobaan ini diuji 7 sampel yang diduga mengandung kation
golongan II sub golongan Arsen, yaitu Arsen III (As3+), Arsen V (As5+),
Stibium III (Sb3+), Stibium V (Sb5+), Timah II (Sn2+), dan Timah IV (Sn4+).
Akan tetapi, praktikan tidak bisa melakukan praktikum tersebut. Hasil
pengamatan dan pembahasan yang praktikan bahas hanya berdasarkan buku
dan penjelasan dosen terkait kation golongan II sub golongan Arsen. Hal ini
dikarenakan adanya wabah virus corona yang menyebabkan sekolah dan
universitas di tutup untuk sementara waktu, tetapi pembelajaran tetap
berlangsung secara online. Oleh karena itu, praktikan memohon maaf apabila
dalam menulis laporan ini terdapat kesalahan/kekeliruan, karena sebenarnya
praktikan sendiri tidak mencoba di dalam laboratorium. Adapun reaksi dan
hasil reaksinya adalah sebagai berikut :
• Endapan tidak larut dalam HCl pekat, tapi larut dalam HNO 3 pekat
panas:
2. AgNO3
3. CuSO4
2. AgNO3
3. KI
2. H2O,
4. Kawat besi
5. KI
Tabung D (Sb5+)
1. H2S
2. Air
3. Zn atau Sn
Dengan tetes larutan diatas logam Zn atau Sn maka terbentuk endapan hitam
Tabung E (Sn2+)
2. NaOH
Tabung F (Sn4+)
1. H2S
• Endapan larut dengan HCl pekat, hidroksida logam alkali, NH4 sulfida,
(NH4)2S dan polisulfida,(NH4)2S2
2. NaOH
3. Logam Fe
Sn4+ Sn2+