Anda di halaman 1dari 22

Nama : Kencana waty

NIM : 11191020000034

Kelas : Farmasi 19 AC

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II

Sub Golongan Cu

A. Tanggal : 26 Maret 2020

B. Judul Praktikum

Identifikasi Kation Golongan II Sub Golongan Tembaga : Merkuri (II),


Timbale (II), Bismuth (III), Tembaga (II) dan Cadmium (II)

C. Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat memisahkan kation golongan II (sub golongan Cu) serta


mengidentifikasi kation-kation tersebut dengan pereagen/pereaksi yang sudah
ditentukan.

D. Dasar Teori

Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion
yang bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap
ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun
suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal
secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion
yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida,
dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut.
Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer sehingga sering disebut golongan tembaga-timah. Ion-ion ini adalah
raksa(II), tembaga, bismut, cadmium, arsen(III), arsen(V), stibium(III),
stibium(V), timah(II), dan timah(IV). Kation golongan II dibagi menjadi dua
bagian sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik.
Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium
polysulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tak larut dalam
reagensia ini, sulfida dari sub golongan arsenik larut dengan membentuk garam
TiO.Keempat ion pertama :raksa(II), tembaga, bismut, cadmium, adalah sub-
golongan tembaga dan sisanya : arsen(III), arsen(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II), dan timah(IV)---(dapat larut dalam amonium polisulfida) adalah
sub-golongan arsenik.

Klorida, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga, sangat
mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Beberapa
kation dari sub golongan tembaga merkurium (II), tembaga(II) dan
cadmium(II) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida dst).
Sementara sub-golongan arsenik mempunyai sifat amfoter, oksidanya
membentuk garam, baik dengan asam manapun dengan basa. Adapun endapan
yang dihasilkan dari kation golongan II dengan reagensia umum yang
digunakan: hidrogen sulfida(gas atau larutan-air jenuh) yaitu :

 Ion merkuri(II) membentuk endapan merkurium sulfida (HgS) yang


berwarna hitam
 Ion timbal(II) membentuk endapan timbal sulfida (PbS) yang berwarna
hitam
 Ion tembaga(II) membentuk endapan tembaga sulfida (CuS) yang
berwarna hitam
 Ion cadmium(II) membentuk endapan cadmium sulfida (CdS) yang
berwarna kuning
 Ion arsenik(III) membentuk endapan arsenik(III) sulfida (As2S3) yang
berwarna kuning
 Ion arsenik(V) membentuk endapan arsenik(V) sulfida (As2S5) yang
berwarna kuning
 Ion stibium(V) membentuk endapan stibium(V) sulfida (Sb2S3) yang
berwarna jingga
 Ion stibium(III) membentuk endapan stibium(III) sulfida (Sb2S5) yang
berwarna jingga
 Ion timah(II) membentuk endapan timah(II) sulfida (SnS) yang
berwarna cokelat
 Ion timah(IV) membentuk endapan timah(IV) sulfida (SnS 2) yang
berwarna kuning

E. Peralatan dan Bahan


- Peralatan
a. Rak tabung reaksi e. Penanggas air (Bunsen)
b. Penjepit tabung reaksi f. Kain lap dan tissue
c. Pipet tetes g. Sikat tabung reaksi
d. 10 buah tabung reaksi untuk h. Kertas label
masing-masing orang

• Bahan
a. Sample unknown, yaitu sample dalam bentuk larutan yang berisi kation
golongan II (Sub Golongan Cu)
b. Reagen yang diperlukan sudah tersedia dan digunakan seperlunya :

• Gas H2S • Larutan SnCl2 0,1 M


• Larutan CuSO4 • Larutan NH3 0,4 M
• Larutan HCl encer • Larutan NH3 0,5 M
• Larutan HCl pekat • Larutan NaOH 0,2 M
• Larutan HCl 1 M • Larutan NaOH 0,5 M
• Larutan Ammonia 0,2 M • Larutan NaOH 0,6 M
• Larutan KI 0,5 M • Larutan HNO3
• Larutan KI 0,6 M
F. Cara Kerja
1. Ambil 5 jenis sampel yang sudah disediakan
2. Masing-masing sampel kemudian diberi label dengan kertas label tabung
reaksi A,B,C,D dan E
3. Larutan pada tabung reaksi A,B,C,D dan E diidentifikasi kationnya dengan
memilih minimal 3 jenis reaksi identifikasi menggunakan 3 tabung reaksi
yang bersih dan kering (boleh lebih)

Tabung reaksi A (Hg2*)


A.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi. Bila
ditambahkan asam klorida encer, mula-mula akan terbentuk endapan putih.
Bila ditambahkan H2S lebih lanjut akan terbentuk endapan hitam HgS.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
A.2 Ditambahkan larutan Ammonia (0,2 M), akan terbentuk endapan putih
yang nantinya mudah tersublimasi. Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
A.3 Ditambahkan KI pelan-pelan, akan terbentuk endapan merah. Bila
ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan akan larut.. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
A.4 Ditambahkan beberapa tetes larutan SnCl2 (0,1 M), akan terbentuk
endapan putih seperti sutera. Diambil dan dicatat perubahan yang terjadi

Tabung reaksi B (Bi3+)


B.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel, akan terbentuk endapan hitam. Bila ditambahkan dengan asam
encer dingin, endapan tidak larut. Endapan larut bila ditambahkan HCl
pekat yang mendidih. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
B.2 Ditambahkan NH3 (0,4 M), akan terbentuk garam basa putih. Bila
ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan tetap tidak larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
B.3 Ditambahkan NaOH (0,6 M), akan terbentuk endapan putih. Bila
ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan hanya larut sedikit.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
B.4 Ditambahkan KI (0,6 M) tetes demi tetes, akan terbentuk endapan hitam.
Bila ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapat akan larut dan
bila diencerkan dengan air akan terbentuk endapan hitam lagi. Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi

Tabung C (Cu2+)
C.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung yang berisi sampel,
akan terbentuk endapan hitam. Bila ditambahkan larutan harus asam (HCl
1 M), akan terbentuk kristal yang mudah disaring. Bila ditambahkan
larutan HNO3 (0,2 M), endapan larut dan meninggalkan endapan belerang
putih. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.2 Ditambahkan larutan NaOH 0,2 M dingin, akan terbentuk endapan bjru.
Bila ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan tetap tidak
akan larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.3 Ditambahkan KI (0,5 M), akan terbentuk endapan putih dan larutan
berwarna cokelat tua, Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.4 Dicelupkan sepotong besi ke dalam larutan, akan terbentuk endapan merah

Tabung D (Cd2+)
D.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel, akan terbentuk endapan kuning. Bila ditambahkan dengan asam
pekat, endapan menjadi larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.2 Ditambahkan larutan NH3 (0,5 M) tetes demi tetes, akan terbentuk endapan
putih. Bila ditambahkan asam dan reagen berlebih, endapan akan larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.3 Ditambahkan NaOH (0,5 M) beberapa tetes, akan terbentuk endapan putih.
Bila ditambahkan dengan reagen berlebihan, endapan tetap tidak larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.4 Ditambahkan beberapa tetes KI, maka tidak terbentuk endapan

G. Pembahasan
Pada percobaan ini diuji 4 sampel yang diduga mengandung kation
golongan II sub golongan Tembaga, yaitu Timbal II (Pb2+), Tembaga II (Cu2+),
Bismuth III (Bi3+), Cadmium II (Cd2+), dan Merkuri II (Hg2+)
Akan tetapi, praktikan tidak bisa melakukan praktikum tersebut. Hasil
pengamatan dan pembahasan yang praktikan bahas hanya berdasarkan buku
dan penjelasan dosen terkait kation golongan II sub golongan Tembaga. Hal ini
dikarenakan adanya wabah virus corona yang menyebabkan sekolah dan
universitas di tutup untuk sementara waktu, tetapi pembelajaran tetap
berlangsung secara online. Oleh karena itu, praktikan memohon maaf apabila
dalam menulis laporan ini terdapat kesalahan/kekeliruan, karena sebenarnya
praktikan sendiri tidak mencoba di dalam laboratorium. Adapun reaksi dan
hasil reaksinya adalah sebagai berikut :

Tabung reaksi A (Hg2+)


1. H2S
Dengan HCl encer, akan terbentuk endapan putih merkurium (II)
klorosulfida (a) yang terurai bila ditambahkan H2S lebih lanjut dan
terbentuk hitam merkurium (II) sulfida (b)
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S  Hg3S2Cl2 ↓ + 4H+ (a)
Hg3S2Cl2 ↓ + H2S  3HgS ↓ + 2H+ + 2Cl- (b)
2. Larutan ammonia
Dengan penambahan larutan ammonia, terbentuk endapan putih yang
mudah untuk tersublimasi
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O  HgO.Hg(NH2)NO3 ↓ (putih) + 3NH4+
3. KI
Dengan penambahan larutan KI secara pelan-pelan, akan terbentuk
endapan merah
Hg2+ + 2I-  HgI2↓ (merah)
• Endapan akan larut dalam reagen berlebihan
HgI2 + 2I-  [HgI4]2-
4. SnCl2
5. Dengan penambahan beberapa tetes larutan SnCl2, maka akan terbentuk
endapan putih seperti sutera
2Hg2+ + Sn2+ + 2Cl-  Hg2Cl2 ↓ (putih, kalomel) + Sn4+
• Bila ditambah dengan reagen berlebih maka Hg2Cl2 direduksi dan
terbentuk endapan hitam
Hg2Cl2 ↓ + Sn2+  2Hg ↓ + Sn4+ + 2Cl-

Tabung reaksi B (Bi3+)

1. H2S
Dengan penambahan H2S, maka akan terbentuk endapan berwarna hitam
2Bi3+ + 3H2S  Bi2S3 ↓ (hitam) + 6H+

• Endapan tak larut dalam asam encer dingin dan amonium sulfida. Tetapi
endapan larut dalam HCl pekat mendidih:
Bi2S3 + 6HCl  2Bi3+ + 6Cl- + 3H2S

2. Larutan amonia,

Dengan penambahan larutan ammonia, maka terbentuk garam basa putih


dengan berbagai komposisi:

Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O  Bi(OH)2NO3 ↓ + 2NH4+

• Endapan tak larut dalam reagen berlebih (perbedaan dari Cu/ Cd)

3. NaOH

Dengan penambahan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih

Bi3+ + 3OH-  Bi(OH)3 ↓ (putih)

• Endapan hanya sedikit sekali larut dalam reagen berlebih.

4. KI

Dengan penambahan larutan KI 0,6 M tetes demi tets, maka akan


terbentuk endapan hitam

Bi3+ + 3I-  BiI3 ↓ (hitam) + 2H+ + 2I-


• Endapan mudah larut dalam reagen berlebih dan terbentuk ion
tetraiodobismutat:
BiI3 ↓ + I- === [BiI4]-
• Bila diencerkan dengan air, reaksi di atas akan berbalik.
• Dengan memanaskan endapan dengan air maka endapan berwarna hitam
lagi (bismutil iodide)
BiI3 ↓ + H2O  BiOI ↓ + 2H+ + 2I-

Tabung reaksi C (Cu2+)


1. H2S
Dengan penambahan gas H2S, maka akan terbentuk endapan hitam
Cu2+ + H2S  CuS ↓ + 2H+
• Suasana harus asam (HCl 1M) agar diperoleh kristal yang dapat disaring
• Larutan netral/ sedikit asam  koloid hitam coklat
• CuS tidak larut dalam H2SO4 panas
• CuS larut dalam HNO3 pekat panas dan meninggalkan endapan belerang
putih
CuS ↓ + 8HNO3  Cu2+ + 6NO3- + 3S ↓ + 2NO + 2H2O

• Bila dipanaskan

S ↓ + 2HNO3  2H2SO4 + 2NO (larutan biru)

2. NaOH

Dengan penambahan larutan NaOH 0,2 M dingin, maka akan terbentuk


endapan biru

Cu2+ + 2OH  Cu(OH)2 ↓ (biru)

• Endapan tidak larut dalam reagen berlebih


• Bila dipanaskan akan menghasilkan endapan hitam:
Cu(OH)2↓  CuO↓ + H2O ↓

3. KI
Dengan penambahan KI 0,5 M, maka akan terbentuk endapan putih dan
larutan berwarna cokelat tua

Cu2+ + 5I-  2CuI ↓ (putih) + I3- (larutan coklat)

• Ditambah Na2S2O3 berlebih, I3- direduksi menjadi ion iodida yang tidak
berwarna:
I3- + 2S2O32-  3I- + S2O62-

4. Sepotong besi,

Dengan mencelupkan septong besi ke dalam larutan, ,maka menghasilkan


endapan merah

Tabung D (Cd2+)
1. H2S
Dengan penambahan gas H2S, maka terbentuk endapan kuning
Cd2+ + H2S  CdS ↓ (kuning) + 2H+

• Endapan larut dalam asam pekat

2. NH3

Dengan penambahan larutan NH3 0,5 M tetes demi tetes, maka akan terbentuk
endapan putih.

Cd2+ + 2NH3 + 2H2O === Cd(OH)2 ↓ (putih) + 2NH4+

• Endapan akan larut dalam asam


• Endapan larut dengan NH3 berlebih
Cd(OH)2↓ + NH3  [Cd(NH3)4]2+ + 2OH-

 3. NaOH

Dengan penambahan NaOH 0,5 M beberapa tetes, maka menghasilkan


endapan putih.

Cd2+ + 2OH- === Cd(OH)2↓

• Endapan tidak larut dengan reagen berlebihan


4. KI

Dengan penambahan beberapa tetes KI, tidak terjadi perubahan reaksi apapun
& tidak terbentuk endapan.

Sub Golongan As

A. Tanggal : 26 Maret 2020

B. Judul Praktikum

Identifikasi Kation Golongan II Sub Golongan Arsen : Arsen (III), Arsen (V),
Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), dan Timah (IV)

C. Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat memisahkan kation golongan II (sub golongan As) serta


mengidentifikasi kation-kation tersebut dengan pereagen/pereaksi yang sudah
ditentukan.

D. Dasar Teori

Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion
yang bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap
ion mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun
suatu senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal
secara sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion
yang dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida,
dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut.

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi


membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer sehingga sering disebut golongan tembaga-timah. Ion-ion ini adalah
raksa(II), tembaga, bismut, cadmium, arsen(III), arsen(V), stibium(III),
stibium(V), timah(II), dan timah(IV). Kation golongan II dibagi menjadi dua
bagian sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik.
Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium
polysulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tak larut dalam
reagensia ini, sulfida dari sub golongan arsenik larut dengan membentuk garam
TiO.Keempat ion pertama :raksa(II), tembaga, bismut, cadmium, adalah sub-
golongan tembaga dan sisanya : arsen(III), arsen(V), stibium(III), stibium(V),
timah(II), dan timah(IV)---(dapat larut dalam amonium polisulfida) adalah
sub-golongan arsenik.

Klorida, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga, sangat
mudah larut dalam air. Sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Beberapa
kation dari sub golongan tembaga merkurium (II), tembaga(II) dan
cadmium(II) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida dst).
Sementara sub-golongan arsenik mempunyai sifat amfoter, oksidanya
membentuk garam, baik dengan asam manapun dengan basa. Adapun endapan
yang dihasilkan dari kation golongan II dengan reagensia umum yang
digunakan: hidrogen sulfida(gas atau larutan-air jenuh) yaitu :

 Ion merkuri(II) membentuk endapan merkurium sulfida (HgS) yang


berwarna hitam
 Ion timbal(II) membentuk endapan timbal sulfida (PbS) yang berwarna
hitam
 Ion tembaga(II) membentuk endapan tembaga sulfida (CuS) yang
berwarna hitam
 Ion cadmium(II) membentuk endapan cadmium sulfida (CdS) yang
berwarna kuning
 Ion arsenik(III) membentuk endapan arsenik(III) sulfida (As2S3) yang
berwarna kuning
 Ion arsenik(V) membentuk endapan arsenik(V) sulfida (As2S5) yang
berwarna kuning
 Ion stibium(V) membentuk endapan stibium(V) sulfida (Sb2S3) yang
berwarna jingga
 Ion stibium(III) membentuk endapan stibium(III) sulfida (Sb2S5) yang
berwarna jingga
 Ion timah(II) membentuk endapan timah(II) sulfida (SnS) yang
berwarna cokelat
 Ion timah(IV) membentuk endapan timah(IV) sulfida (SnS 2) yang
berwarna kuning

E. Peralatan dan Bahan


- Peralatan
a. Rak tabung reaksi e. Penanggas air (Bunsen)
b. Penjepit tabung reaksi f. Kain lap dan tissue
c. Pipet tetes g. Sikat tabung reaksi
d. 10 buah tabung reaksi h. Kertas label
untuk masing-masing orang

• Bahan
a. Sample unknown, yaitu sample dalam bentuk larutan yang berisi kation
golongan II (Sub Golongan As)
b. Reagen yang diperlukan sudah tersedia dan digunakan seperlunya :

• Aquadest • Larutan KI 0,2 M


• Gas H2S • Larutan KI 1,2 M
• Larutan CuSO4 • Larutan HCl pekat
• Larutan hidroksida • Kloroform
alkali • Karbon tetraklorida
• Larutan CuSO4 • Larutan HCl 0,25-0,3 M
• Larutan AgNO3 0,3 M • Larutan NaOH 0,5 M
• Larutan Asam nitrat • Larutan NaOH 1 M
• Larutab Ammonia • Larutan NaOH 1,2 M
• Larutan Asam asetat • Larutan Basa alkali
• Larutan HCl encer pekat 5 M
• Lempengan logam Zn • Larutan Ammonium
dan Sn sulfida

F. Cara Kerja
1. Ambil 7 jenis sampel yang sudah disediakan
2. Masing-masing sampel kemudian diberi label dengan kertas label tabung
reaksi A,B,C,D,E,F dan G
3. Larutan pada tabung reaksi A,B,C,D,E,F dan G diidentifikasi kationnya
dengan memilih minimal 3 jenis reaksi identifikasi menggunakan 3 tabung
reaksi yang bersih dan kering (boleh lebih)

Tabung reaksi A (As3*)


A.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel, terbentuk endapan kuning, larutan harus sangat asam, jika tidak
asam yang terlihat hanya warna kuning. Bila ditambahkan hidroksida alkali,
endapan akan larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

A.2 Ditambahkan larutan CuSO4 beberapa tetes, terbentuk endapan hijau. Bila
ditambahkan asam endapan akan larut dan bila ditambahkan ammonia
membentuk larutan biru. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
A.3 Ditambahkan AgNO3 (0,3 M), terbentuk endapan kuning. Bila ditambahkan
asam nitrat dan ammonia, endapan akan larut.. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi

Tabung reaksi B (As5+)


B.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel, tidak terbentuk endapan segera dengan adanya asam HCl encer.
Bila aliran H2S diteruskan terbentuk endapan belerang
(lambat).Pengendapan akan cepat dalam larutan panas. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi
B.2 Ditambahkan AgNO3 (0,3 M), akan terbentuk merah-kecokelatan. Bila
ditambahkan dengan asam dan ammonia, endapan larut dan bila
ditambahkan dengan asam asetat, endapan tidak larut. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi
B.3 Ditambahkan KI (0,2 M) dengan suasana asam HCl pekat, terbentuk
endapan iodium. Bila ditambahkan 1-2 ml Kloroform atau karbon
tetraklorida, terbentuk larutan warna ungu. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi

Tabung C (Sb3+)
C.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung yang berisi sampel,
akan terbentuk endapan merah jingga (larutan tidak terlalu asam). Bila
ditambahkan HCl pekat panas, endapan larut. Diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi
C.2 Ditambahkan air, akan terbentuk endapan putih. Bila ditambahkan dengan
HCl, endapan akan larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.3 Ditambahkan larutan NaOH (1,2 M) atau Ammonia,, terbentuk endapan
putih. Bila ditambahkan dengan basa alkali pekat (5M), endapan akan larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.4 Diteteskan larutan pada lempengan logam Zn, akan terbentuk endapan
hitam. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
C.5 Ditambahkan KI ( 1,2 M),akan terbentuk warna merah. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi

Tabung D (Sb5+)
D.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel, akan terbentuk endapan merah jingga. Bila ditambahkan dengan
Ammonium sulfida dan larutan hidroksi alkali, endapan menjadi larut.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.2 Ditambahkan air, terbentuk endapan putih. Bila ditambahkan asam atau
basa, endapan akan larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
D.3 Ditetesi larutan diatas logam Zn atau Sn, terbentuk endapan hitam.. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi

Tabung E (Sn2+)
E.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel dalam suasana asam (HCl 0,25-0,3 M), akan terbentuk endspan
cokelat. Jika ditambahkan dalam HCl pekat, endapan akan larut. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
E.2 Ditambahkan larutan NaOH (0,5 M), terbentuk endapan putih. Bila
ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan akan larut. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi

Tabung F (Sn4+)
F.1 Ditambahkan atau dialirkan gas H2S ke dalam tabung reaksi yang berisi
sampel suasana asam HCl (0,3 M), terbentuk endapan kuning. Bila
ditambahkan dengan HCl pekat/basa alkali, endapan akan larut. Diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi
F.2 Ditambahkan beberapa tetes NaOH 1 M, terbentuk endapan putih seperti
gelatin. Bila ditambahkan dengan reagen yang berlebihan, endapan akan
larut. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
F.3 Ditambahkan potongan besi ke dalam larutan, terbentuk larutan yang
mengandung ion timah (II). Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

G. Pembahasan
Pada percobaan ini diuji 7 sampel yang diduga mengandung kation
golongan II sub golongan Arsen, yaitu Arsen III (As3+), Arsen V (As5+),
Stibium III (Sb3+), Stibium V (Sb5+), Timah II (Sn2+), dan Timah IV (Sn4+).
Akan tetapi, praktikan tidak bisa melakukan praktikum tersebut. Hasil
pengamatan dan pembahasan yang praktikan bahas hanya berdasarkan buku
dan penjelasan dosen terkait kation golongan II sub golongan Arsen. Hal ini
dikarenakan adanya wabah virus corona yang menyebabkan sekolah dan
universitas di tutup untuk sementara waktu, tetapi pembelajaran tetap
berlangsung secara online. Oleh karena itu, praktikan memohon maaf apabila
dalam menulis laporan ini terdapat kesalahan/kekeliruan, karena sebenarnya
praktikan sendiri tidak mencoba di dalam laboratorium. Adapun reaksi dan
hasil reaksinya adalah sebagai berikut :

Tabung reaksi A (As3+)


1. H2S
Dengan penambahan gas H2S, maka terbentuk endapan kuning. Larutan
harus sangat panas jika tidak asam yang terlihat hanya warna kuning
2As3+ + 3H2S  As2S3 ↓ (kuning) + 6H+

• Endapan tidak larut dalam HCl pekat, tapi larut dalam HNO 3 pekat
panas:

3As2S3↓ + 26HNO3 + 8H2O  6AsO43- + 9SO42- + 42H+ + 26NO

• Endapan larut dengan basa alkali dan amonia:

As2S3 + 6OH-  AsO33- + AsS33- + 3H2O

2. AgNO3

Dengan penambahan larutan AgNO3( 0,3) M, maka akan terbentuk endapan


merah-kecokelatan. Endapan larut dalam asam dan ammonia

AsO33- + 3Ag  Ag3AsO3 ↓ (kuning perak)

• Endapan larut dengan HNO3:

Ag3AsO3 ↓ + 3H+  H3AsO3 + 3Ag+

• Endapan larut dengan NH3:

Ag3AsO3 ↓ + 6NH3  3[Ag(NH3)2]+ + AsO33-

3. CuSO4

Dengan penambahan larutan CuSO4 beberapa tetes, maka akan terbentuk


endapan hijau. Endapan larut dalam asam dan ammonia membentuk larutan
biru (CuHAsO3 / Cu3(AsO3)2. xH2O)

Tabung reaksi B (As5+)


1. H2S
Dengan penambahan H2S, maka tidak terbentuk endapan segera dengan
adanya asam HCl encer, jika aliran H2S diteruskan terbentuk endapan
belerang(lambat). Penhgendapan akan cepat dalam larutan panas
AsO43- + H2S  AsO33- + S ↓ + H2O

• Dalam HCl encer:

2AsO33- + 3H2S + 6H+  As2S3 ↓ + 6H2O

• Dalam HCl pekat:

2AsO43- + 5H2S + 6H+  As2S5 ↓ (kuning) + 8H2O

• Endapan larut dengan NaOH, (NH4)2S, (NH4)2S2, NaCO3 / (NH4)2CO3:

As2S5 ↓ + 6OH-  AsS43- + AsO3S3- + 3H2O

As2S5 ↓ + 3S2-  2AsS43-

As2S5 ↓ + 6S22-  2AsS4 + 3S32-

As2S5 ↓ + 6CO32-  AsS43- + AsO3S3- + 3CO2

2. AgNO3

Dengan penambahan larutan AgNO3 0,3 M, maka menghasilkan endapan


merah kecokelatan. Endapan larut dalam asam dan ammonia tapi tidak larut
dalam asam asetat

AsO43- + 3Ag+  Ag3AsO4 ↓ (merah coklat)

3. KI

Dengan penambahan KI 0,2 M, dalam HCl pekat maka terbentuk I2


(endapan iodium) akan diendapkan.

AsO43- + 2H+ + 2I- === AsO33- + I2 ↓ + H2O

• Endapan larut dalam kloroform/ CCl4,  larutan ungu

Tabung reaksi C (Sb3+)


1. H2S
Dengan penambahan gas H2S, maka terbentuk endapan merah jingga
(larutan tidak terlalu asam)
2Sb3+ + 3H2S  Sb2S3↓ (jingga) + 6H+

• Endapan larut dalam HCl pekat:


Sb2S3 + 6HCl  2Sb3+ + 6Cl- + 3H2S

2. H2O,

Dengan penambahan air, maka terbentuk endapan antimonil klorida

Sb3+ + H2O  SbOCl↓ (putih)


• Endapan larut dengan HCl
• Dengan air yang berlebihan,  oksida terhidrasi, Sb2O3. xH2O

3. NaOH atau NH3

Dengan penambahan NaOH atau ammonia maka terbentuk endapan putih

2Sb3+ + 6OH-  Sb2O3 ↓ + 3H2O


• Endapan larut dan alkali pekat 5M:
• Endapan ditambah 2OH-  2SbO2- + H2O

4. Kawat besi

Dengan larutan diteteskan pada lempengan logam Zn, maka terbentuk


endapan hitam Stibium

2Sb3+ + 3Fe  2Sb ↓ + 3Fe2+

2Sb3+ + 3Zn ↓  2Sb ↓ + 3Zn2+

5. KI

Dengan penambahan KI 1,2 M maka menghasilkan larutan menjadi warna


merah

Sb3+ + 6I-  [SbI6)3- (merah)

Tabung D (Sb5+)

1. H2S

Dengan penambahan H2S, maka terbentuk endapan warna merah jingga

2Sb5+ + 5H2S  Sb2S3 ↓ + 10H+


(merah jingga)
• Endapan larut dengan (NH4)2S tioantimonat:
Sb2S5 + 3S  2SbS43-
• Endapan larut dengan hidroksida alkali:
Sb2S5 + OH-  SbSO33- + SbS43- + H2O

• Endapan larut dengan HCl pekat:


Sb2S5 + 6H+  2Sb3+ + 2S ↓ + H2S

2.  Air

Dengan penambahan air maka terbentuk endapan putih

Sb5+ + 4H2O === H3SbO4 ↓ + 5H+


(putih)

• Endapan larut dengan asam atau basa:

H3SbO4 + H+ === Sb5+ + 4H2O

H3SbO4 + 3OH- === Sb43- + 3H2O

3. Zn atau Sn

Dengan tetes larutan diatas logam Zn atau Sn maka terbentuk endapan hitam

2Sb5+ + 5Zn  2Sb ↓ + 5Zn2+

2Sb5+ + 5Sn  2Sb ↓ + 5Sn2+

Tabung E (Sn2+)

1. H2S (suasana HCl 0,3 M, pH 6)


Dengan penambahan H2S maka terbentuk endapan cokelat

Sn2+ + H2S  SnS↓ (coklat) + 2H+


• Endapan larut dengan HCl pekat, (NH4)2Sx

SnS + S22-  SnS32- (tiostanat)

• Endapan tidak larut dengan (NH4)2Sx

2. NaOH

Dengan penambahan NaOH maka terbentuk endapan putih

Sn2+ + 2OH-  Sn(OH)2↓ (putih)


• Endapan larut dengan reagen berlebih:

Sn(OH)2 + 2OH-  [Sn(OH)4]2-

Tabung F (Sn4+)

1. H2S

Dengan penambahan H2S maka terbentuk endapan kuning

Sn4+ + 2H2S  SnS2↓ + 4H+


(kuning)

• Endapan larut dengan HCl pekat, hidroksida logam alkali, NH4 sulfida,
(NH4)2S dan polisulfida,(NH4)2S2

SnS2 + S2-  SnS32-

SnS2 + 2S22-  SnS32- + S32-

2. NaOH

Dengan penambahan NaOH 1 M maka terbentuk endapan putih seperti


gelatin

Sn4+ + 4OH-  Sn(OH)4↓


(putih)

• Endapan larut dengan reagen berlebih:

Sn(OH)4 + 2OH-  [Sn(OH)6]2-

3. Logam Fe

Dengan menambahkan potongan besi ke dalam larutan, terbentuk larutan


yang mengandung ion timah (II)

Sn4+  Sn2+

Sn4+ + Fe  Sn2+ + Fe2+


DAFTAR PUSTAKA

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Penterjemah:


Setiono, L, dkk. Jakarta: Kalman Media Pustaka

Vogel. (1994). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa P. Hadyana. A


dan Setiono. L. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Syarif Hamdani, dkk. Panduan Praktikum Kimia Analisis. Links :
https://www.stfi.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Diktat-Praktikum-
Kimia-Analisis.pdf.. Diakses pada hari Kamis, 26 Desember 2020 jam
23:30 WIB
PPT Bu Hendri

Anda mungkin juga menyukai