Anda di halaman 1dari 41

SISTEM INTEGUMEN

Marvel,M.Farm.,Apt.
PENDAHULUAN
Karena kulit mudah diakses dan merupakan salah satu indikator terbaik
kesehatan secara umum (Swartz, 2001), maka observasi secara cermat
penting dilakukan pada pemeriksaan fisik. Hal tersebut dipertimbangkan
pada diagnosis banding dalam hampir setiap kasus.

Fungsi Kulit :
• Proteksi tubuh dari efek lingkungan, seperti abrasi, hilangnya cairan,
paparan zat-zat berbahaya, radiasi ultraviolet, dan mikroorganisme
pengganggu.
• Penahanan struktur tubuh (misalnya, jaringan dan organ-organ) dan
substansi vital (terutama cairan ekstraselular), yang mencegah dehidrasi,
yang mungkin saja berat bila mengalami cedera kulit yang luas (misalnya,
luka bakar).
• Regulasi panas melalui evaporasi keringat dan/atau dilatasi atau konstriksi
pembuluh darah superfisial.
• Sensasi (misalnya, nyeri) melalui jalan saraf dan ujung sensoriknya
• Sintesis dan penyimpanan vitamin D.

Kulit, organ terbesar tubuh, terdiri dari epidermis, suatu lapisan selular
superfisial, dan dermis, lapisan jaringan ikat profunda (Gbr. I.6).
SISTEM INTEGUMEN
• Epidermis adalah epitel berkeratin yaitu, epitel dengan suatu lapisan
superfisial keras, bertanduk yang membentuk permukaan luar protektif di
atas lapisan basal atau profunda berpigmen dan regeneratif. Epidermis
tidak memiliki pembuluh darah atau limfatik. Epidermis avaskular
mendapatkan makanan dari dermis yang memiliki vaskularisasi, yang
diperdarahi oleh arteri yang memasuki permukaan profundanya untuk
membentuk pleksus kutaneus arteri yang beranastomosis. Kulit juga
disuplai ujung saraf aferen yang sensitif terhadap sentuhan iritasi (nyeri),
dan temperatur. Sebagian besar terminal saraf berada pada dermis, tetapi
beberapa menembus ke dalam epidermis.

• Dermis adalah suatu lapisan padat berisi jalinan serabut kolagen dan
elastik. Serabut tersebut memberikan tonus kulit dan menyebabkan
kekuatan dan kekerasan kulit. Dermis hewan diangkat dan disamak untuk
dijadikan kulit. Karl Langer, seorang ahli anatomi Austria, mempelajari kulit
kadaver yang tidak dibalsem dan melakukan observasi yang menunjukkan
bahwa meskipun berkas serabut kolagen di dermis berjalan ke semua arah
untuk menghasilkan jaringan yang terasa keras namun di semua lokasi
spesifik, sebagian besar serabut berjalan dengan arah yang sama. la
mencatat bahwa luka tusuk pada kulit kadaver yang ditimbulkan oleh
tusukan es berbentuk seperti celah (terbelah) bukan bundar karena
tusukan memecah pada arah serabut-serabut kolagen yang dominan dan
dermis memungkinkan luka terbuka lebar.
SISTEM INTEGUMEN
• Pola dominan serabut kolagen menentukan
tegangan khas dan garis-garis kerut di kulit. Garis
tegangan (disebut juga garis pemecah atau garis
Langer) cenderung mirip spiral longitudinal pada
ekstremitas dan berjalan melintang pada leher
dan tubuh (Gbr. I.7). Garis tegangan pada siku,
lutut, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan,
sejajar dengan lipatan transversa yang tampak
bila ekstremitas dalam keadaan fleksi; fleksikan
pergelangan tangan Anda dan Anda akan melihat
beberapa garis tersebut. Serabut elastik pada
dermis berkurang seiring bertambahnya usia dan
tidak tergantikan; akibatnya, pada orang lanjut
usia kulit berkerut dan bergelambir karena
kehilangan elastisitasnya.
SISTEM INTEGUMEN
• Kulit juga mengandung banyak struktur khusus (Gbr 1.6). Lapisan
dalam dermis mengandung folikel rambut, dengan otot polos
arektor dan kelenjar sebasea. Kontraksi otot arektor rambut (L.
musculi arrector pili) membuat rambut berdiri, menyebabkan
tampilan merinding (goose bumps). Folikel rambut biasanya
mengarah ke satu sisi dan beberapa kelenjar sebasea terdapat di
sisi arah rambut (karena rambut tampak memasuki kulit - padahal
tentunya rambut bukan masuk ke kulit, melainkan keluar dari kulit).
Kontraksi otot arektor menyebabkan rambut berdiri, sehingga
menekan kelenjar sebasea dan membantu mensekresi minyak ke
permukaan kulit. Penguapan sekresi air (keringat) dari kelenjar
keringat kulit merupakan mekanisme termoregulator untuk
mengeluarkan panas tubuh (pendinginan). Yang juga terlibat dalam
retensi atau hilangnya panas tubuh adalah arteri kecil (arteriol)
pada dermis. Mereka berdilatasi untuk mengisi kapiler superfisial
untuk mengeluarkan panas (kulit terlihat merah) atau berkonstriksi
untuk meminimalisasi panas tubuh yang hilang (kulit, terutama
bibir dan ujung jari, terlihat biru). Struktur integumen lainnya
meliputi rambut, kuku (kuku jari tangan dan kaki), kelenjar
mammaria, dan enamel gigi.
SISTEM INTEGUMEN
• Jaringan subkutaneus (fascia superfisial) yang terletak di antara kulit
(dermis) dan fascia profunda di bawahnya sebagian besar terdiri dari
jaringan penyambung longgar dan simpanan lemak, dan mengandung
kelenjar keringat, pembuluh darah superfisial, pembuluh limfe, dan nervus
kutaneus (Gbr 1.6). Terdapat struktur neurovaskular pada lapisan ini, dan
hanya bagian terminalnya yang menembus kulit. Jaringan subkutaneus
merupakan lokasi penyimpanan sebagian besar simpanan lemak tubuh,
sehingga ketebalannya bervariasi tergantung status nutrisi. Terlepas dari
status nutrisi, distribusi jaringan subkutaneus bervariasi pada berbagai
lokasi di tubuh seseorang. Bandingkan, misalnya, jaringan subkutaneus
yang cukup tebal dan dapat dicubit pada pinggang atau paha dengan
anteromedial kaki (tulang kering, tepi anterior tibia) atau bagian belakang
tangan; dua bagian terakhir hampir tidak memiliki jaringan ini. Distribusi
jaringan s juga berbeda antarjenis kelamin: Pada wanita dewasa, ja ini
cenderung berakumulasi di payudara dan paha, sedangkan pada pria
berakumulasi di dinding abdomen bawah. Jaringan subkutaneus berperan
dalam termoregulasi, berfungsi sebagai insulator, mempertahankan panas
pada bagian inti tubuh, juga merupakan bantalan yang melindungi tubuh
dari kompresi tonjolan tulang, seperti pada bokong.
SISTEM INTEGUMEN
• Ligamen kulit (L. retinacula cutis), sejumlah pita fibrosa kecil,
melintas melalui jaringan subkutaneus dan berikatan dengan
permukaan profunda dermis ke fascia profunda (Gbr. L.6).
Panjang dan kepadatan ligamen ini menentukan mobilitas
kulit. Ligamen kulit yang panjang dan longgar membuat kulit
semakin longgar (mobile), seperti pada punggung tangan (Gbr.
1.8 A&C). Jika ligamennya pendek dan banyak, kulit akan
melekat pada fascia profunda di bawahnya, seperti pada
telapak tangan dan telapak kaki (Gbr. 1.8 B).
• Ligamen kulit pada payudara bentuknya panjang dan
berkembang dengan baik, serta membentuk ligamen
suspensorium untuk menahan beban.
TINJAUAN KLINIS

Insisi Kulit dan Bekas Luka (Scar)

• Kulit selalu berada dalam keadaan tegang. Secara umum,


laserasi atau insisi yang sejajar dengan garis tegangan
biasanya sembuh dengan baik dengan sedikit bekas luka
karena serat yang robek minimal. Serat yang tidak robek
cenderung menutup tepi luka seperti semula. Namun,
laserasi atau insisi yang memotong garis tegangan akan
merobek sejumlah besar serat kolagen. Serat yang robek ini
menyebabkan luka melebar dan penyembuhan luka dapat
disertai bekas luka yang besar (keloid). Ketika hal-hal lain
seperti paparan yang adekuat, akses, atau menghindari
terpotongnya saraf, bukan merupakan pertimbangan
penting, maka ahli bedah yang berusaha meminimalisasi
bekas luka untuk alasan kosmetik melakukan insisi sejajar
dengan garis tegangan
TINJAUAN KLINIS

Stretch Marks (Bekas Regangan) pada Kulit

• Serat kolagen dan elastik pada dermis membentuk jalinan jaringan yang
kuat dan fleksibel. Kulit dapat terdistensi sehingga insisi yang relatif kecil
pada pembedahan dapat memberikan hasil yang sama dengan insisi besar
pada kadaver yang dibalsem yang tidak lagi memiliki elastisitas.
• Kulit dapat meregang dan tumbuh untuk mengimbangi bertambahnya
ukuran. Namun, penambahan ukuran yang relatif cepat, seperti
pembesaran abdomen dan peningkatan berat badan tubuh selama
kehamilan, dapat menyebabkan regangan kulit terlalu besar sehingga
merusak kolagen dan serat pada dermis (Gbr. BI.1). Timbul segaris kulit
yang keriput, awalnya merah namun kemudian menjadi ungu, dan stretch
marks putih (L striae gravidarum) timbul pada abdomen, bokong, paha,
dan payudara selama kehamilan. Stretch marks (L. Striae cutis distensae)
juga timbul pada orang obes dan diakibatkan oleh hilangnya fascia
profunda dan berkurangnya kohesi antara serat kolagen seiring dengan
regangan kulit. Stretch marks biasanya memudar setelah kehamilan dan
setelah berat badan berkurang, namun tidak pernah hilang sempurna.
STRECTHMARK
TINJAUAN KLINIS

Cedera Kulit dan Klasifikasinya :


• Laserasi
• Kulit yang terpotong secara tidak disengaja dan kulit
yang robek dapat mencapai lapisan supefisial atau
profunda. Laserasi superfisial merusak epidermis dan
kemungkinan lapisan superfisial dermis; berdarah
tetapi tidak merusak kontinuitas dermis. Laserasi
profunda menembus lapisan profunda dermis,
memanjang ke dalam jaringan subkutan atau lebih ke
dalam; laserasi terbuka dan memerlukan penyatuan
tepi potongan dermis (dengan menjahit) untuk
meminimalkan pembentukan parut.
TINJAUAN KLINIS
• Luka Bakar
• Luka bakar, trauma yang sering terjadi pada kulit, disebabkan oleh trauma termal, radiasi
ultraviolet atau pengion, atau zat kimiawi.

Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan urutan keparahan dari ringan sampai berat (Gbr. BI.2):
• Luka bakar derajat I (superfisial): kerusakan terbatas pada epidermis; gejala berupa eritema
(kulit merah panas), nyeri, dan edema (bengkak); deskuamasi (terkelupas) lapisan superfisial
yang biasanya terjadi beberapa hari kemudian, tetapi lapisan secara cepat digantikan dari
lapisan basal tanpa pembentukan parut yang signifikan; contohnya adalah luka bakar karena
sinar matahari.
• Luka bakar derajat 2 (partial-thickness): epidermis dan dermis superfisial rusak; timbul
lepuh; ujung saraf rusak sehingga luka bakar jenis ini paling nyeri; kelenjar keringat dan folikel
rambut tidak rusak, kecuali untuk sebagian besar bagian superfisial dan dapat menjadi
sumber penggantian sel untuk lapisan basal epidermis penyembuhan akan terjadi secara
lambat (dalam 21 hari atau kurang), meninggalkan parut dan beberapa kontraktur, tetapi
biasanya sembuh sempurna.
• Luka bakar derajat 3 (full-thickness): seluruh ketebalan kulit rusak dan kemungkinan juga
otot di bawahnya, penyembuhan dalam derajat kecil dapat terjadi di bagian tepi, tetapi
bagian yang terbuka dan mengalami ulserasi memerlukan pencangkokan kulit; materi mati
(eskar) diangkat dan digantikan dengan kulit yang diambil dari lokasi yang tidak mengalami
luka bakar. Luas luka bakar (persen permukaan tubuh total yang terkena) biasanya lebih
signifikan daripada derajat luka bakar (tingkat keparahan berdasarkan kedalaman) dalam
memperkirakan efek kesehatan korban.
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL

• Fascia (L. fasciae) merupakan materi untuk pembungkusan


pengemasan, dan insulasi pada struktur profunda tubuh. Di
bawah jaringan subkutan (disebut juga fascia superfcialis)
hampir seluruhnya adalah fascia profunda (Gbr. I.9). Fascia
profunda adalah suatu lapisan jaringan ikat terorganisasi
padat, tidak ada lemak, yang menutupi hampir seluruh tubuh
yang sejajar dengan (sebelah dalam) kulit dan jaringan
subkutan. Ekstensi dari permukaan internanya tertanam ke
struktur-struktur yang lebih dalam, seperti setiap otot dan
berkas neurovaskular, sebagai investing fascia (Gartner dan
Hiatt, 2001). Ketebalannya sangat bervariasi. Pada wajah dan
fosa iskioanal, tidak ada lapisan-lapisan pada fascia profunda.
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL
• Pada ekstremitas, kelompok otot dengan fungsi sama yang mendapatkan
suplai saraf yang sama terletak dalam kompartemen, dipisahkan oleh lapisan
tebal fascia profunda disebut septa intermuskular, yang memanjang ke
tengah dari katup fascial sekeliling untuk melekat pada tulang.
• Kompartemen fascial tersebut dapat berisi atau menjadi tempat penyebaran
infeksi atau tumor. Dalam beberapa tempat, fascia profunda memberikan
pelekatan (origo) pada otot di bawahnya (meskipun biasanya tidak disebutkan
dalam daftar atau tabel origo dan insersi); tetapi di banyak tempat, otot-otot
bebas berkontraksi dan meluncur ke dalamnya.
• Namun, fascia profunda sendiri tidak pernah melewati tulang secara bebas; di
tempat bersentuhan dengan tulang, fascia profunda bercampur secara kuat
dengan periosteum (pelapis tulang). Fascia profunda yang relatif keras
tertanam pada otot dan terutama yang mengelilingi kompartemen fascial
pada ekstremitas, membatasi ekspansi keluar venter otot rangka yang
berkontraksi. Kemudian, darah terdorong keluar sebagai vena otot dan
kompartemen terkompresi. Katup di dalam vena memungkinkan darah hanya
mengalir dalam satu arah (ke arah jantung), yang mencegah aliran balik yang
mungkin terjadi seiring relaksasi otot. Oleh karena itu, fascia profunda, otot
yang berkontraksi, dan katup vena bekerja bersama sebagai suatu pompa
muskulovenosa untuk membalikkan darah ke jantung, terutama di
ekstremitas bawah di mana darah harus bergerak melawan tarikan gravitasi
(Gbr. I.25).
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL

• Di dekat sendi-sendi tertentu (misalnya, pergelangan tangan dan


pergelangan kaki), fascia profunda menebal secara jelas,
membentuk retinaculum (bentuk jamak - retinacula) untuk
menahan tendo di tempatnya menyilang sendi selama fleksi dan
ekstensi, yang mencegahnya mengambil jalan pintas, atau
membuat simpul, menyilang sudut yang terbentuk (Gbr. I.19)
• Fascia subserosa, dengan jumlah jaringan lemak yang bervariasi,
terletak di antara permukaan internal dinding muskuloskeletal
dan membran serosa yang melapisi rongga tubuh. Fascia
tersebut meliputi fascia endotorasik abdominal, dan endopelvik
endoabdominal dan endopelvik secara bersama-sama dapat
disebut fascia ekstraperitoneal.
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL

• Bursa (tunggal bursa; L. Mediev., dompet) adalah kantong atau


amplop tertutup pada membran serosa (suatu membran
jaringan ikat halus yang mampu menyekresi cairan untuk
melumaskan permukaan internal polos) yang kolaps atau secara
esensial "kosong", kecuali untuk suatu lapisan tipis cairan
pelumas yang disekresi oleh membran. Biasanya terjadi pada
lokasi yang mudah mengalami friksi, bursa memungkinkan satu
struktur bergerak lebih bebas terhadap yang lain. Bursa
subkutan terjadi pada jaringan subkutan di antara kulit dan
prominensia bertulang, seperti pada siku atau lutut; bursa
subfascial terletak di bawah fascia profunda; dan bursa
subtendinosa mempermudah gerakan tendo di atas tulang.
Selubung tendo synovial adalah suatu tipe khusus bursa yang
memanjang yang membungkus sekitar tendo, biasanya
menutupi bursa ketika melewati saluran oseofibrosa yang
menambatkan tendo pada tempatnya (Gbr. I.10A).
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL
• Bursa kadang-kadang berhubungan dengan rongga synovial sendi. Karena
terbentuk hanya dari membran serosa halus, transparan dan kolaps, bursa tidak
mudah dikenali dan didiseksi dalam laboratorium. Sangat mungkin
memperlihatkan bursa dengan menyuntikkan dan melebarkannya dengan cairan
berwarna. Dalam atlas dan buku ajar, biasanya bursa digambarkan sebagai yang
akan tampak jika disuntikkan dengan lateks (biasanya biru) yang telah dipadatkan
sehingga tetap di tempatnya sebagai suatu cetakan bursa ketika jaringan
sekitarnya diangkat.

• Seperti yang dicatat, bursa dan selubung tendo synovial adalah contoh kantong
atau ruang kosong, atau potensial, biasanya dilapisi dengan atau terbentuk dari
membran serosa atau synovial, dan ditemukan pada pelajaran anatomi. Tidak
seperti ruang tiga dimensi yang sebenarnya, ruang-ruang ini kolaps sehingga tidak
memiliki kedalaman; dindingnya beraposisi hanya dengan film tipis cairan
pelumas di antaranya.

• Bila dinding terputus di titik mana pun atau bila ada cairan berlebih yang disekresi
atau terbentuk di dalamnya, maka rongga tersebut akan menjadi ruang yang
nyata; namun keadaan tersebut bersifat abnormal atau patologis. Kantong bursa
yang kolaps tersebut mengelilingi banyak organ penting (misalnya, jantung, paru,
dan viscera abdominal) dan struktur (misalnya, bagian tendo). Konfigurasi
tersebut lebih mungkin membungkus balon besar tetapi kosong di sekitar suatu
struktur, seperti kepalan tinju (Gbr. 1.10B).
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL

• Objek dikelilingi oleh dua lapis balon kosong, tetapi tidak di dalam
balon, balon itu sendiri teta kosong. Untuk suatu perbandingan yang
lebih nyata, pertama-tama balon harus diisi dengan air kemudian
dikosongkan, membiarkan balon kosong tetap basah di dalamnya.
Sebenarnya dengan cara ini, jantung dikelilingi oleh (tetapi tidak di
dalam) kantong pericardial.
• Masing-masing paru dikelilingi oleh (tetapi tidak di dalam) kantung
pleura, dan viscera abdominal dikelilingi oleh (tetapi tidak di dalam)
kantong peritoneal.
• Pada Kasus tersebut, lapisan dalam balon atau kantong serosa
(kantong di dekat kepalan tinju, viskus, atau viscera) disebut juga
lapisan viscera, lapisan luar balon (atau yang kontang dengan dinding
tubuh) disebut lapisan parietal. Lapisan ganda yang mengelilingi
membran, lembab pada permukaan aposisinya, menyebabkan struktur
yang dikelilingi bergerak bebas bila terdapat di dalam ruang yang
dibatasi, seperti jantung di dalam toraks dan suatu tendo yang
melewati saluran oseofibrosa.
FASCIA, KOMPARTEMEN FASCIAL, BURSA, dan RUANG POTENSIAL

• BIDANG FASCIAL
• Pada orang yang hidup, terdapat bidang-bidang fascial (interfascial dan
intrafascial) yang merupakan rongga potensial di antara fascia yang
berdekatan atau struktur berlapis fasciaatau dalam fascia areolar
longgar, seperti fascia subreosa.
• Selama operasi, ahli bedah memanfaatkan bidang-bidang interfascial
ini, yang memisahkan struktur-struktur untuk membentuk ruang
sebenarnya yang memungkinkan gerakan dan aksses ke struktur-
struktur yang terletak lebih dalam.
• Pada beberapa prosedur, ahli bedahmenggunakan bidang-bidang
fascial ekstrapleural atau ekstraperitoneal, yang memungkinkan
mereka melakukan operasi di luar membran yang melapisi rongga
tubuh, meminimalkan potensi terkontaminasi, penyebaran infeksi, dan
pembentukan adhesi di dalam rongga-rongga. Sayangnya, bidang-
bidang tersebut sering menyatu dan sulit untuk ditentukan atau dinilai
pada kadaver yang tidak di balsam.
HISTOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Anda mungkin juga menyukai