Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KATION GOLONGAN I DAN GOLONGAN II

Lia Indah Sari

Abstrak
Praktikum analisis kation golongan II merupakan eksperimen kualitatif yang
bertujuan untuk memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation golongan II
dalam suatu sampel. Kation-kation ini termasuk Pb2+, Hg2+, Cu2+, Cd2+,
Bi3+, As3+/As5+, Sn2+/Sn4+, dan Sb3+/Sb5+. Eksperimen ini
menggunakan pereaksi H2S dalam suasana asam untuk membentuk endapan
garam sulfida yang unik bagi setiap kation. Selain itu, perubahan suasana
reaksi dengan penambahan NH4OH memainkan peran penting dalam
mengendapkan kation-kation golongan II. Hasil eksperimen ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kation-kation tersebut dalam sampel yang
tidak diketahui.

Kata Kunci : Analisis Kation, Golongan I, Golongan II, Identifikasi Kation

Pendahuluan membentuk endapan garam klorida. (modul


Analisis kualitatif kation telah ada selama praktikum kimia UM, 10: 2023).
beberapa waktu dan dimulai oleh Karl
Remegius Fresenius pada tahun 1897 Dalam buku Vogel yang titulis oleh Fric
menggunakan metode H2S. Sejak itu, telah dituliskan bahwa Kation-kation golongan I
ada beberapa modifikasi guna mempermudah menghasilkan endapan garam klorida karena
pemisahan dan identifikasi kation dalam mereka tidak larut dalam suasana asam (pH
sampel, termasuk penggunaan Na2S sebagai 0,5-1), termasuk Ag+, Hg+, dan Pb2+.
alternatif H2S. Endapan dari kation golongan I, seperti
Proses penggolongan dan pemisahan kation Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2, kemudian
didasarkan pada kemampuan mereka dipisahkan satu per satu. Sebagai contoh,
membentuk endapan dengan nilai Ksp. PbCl2 dapat dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl
Proses ini melibatkan beberapa langkah, berdasarkan perbedaan kelarutan mereka,
termasuk uji pendahuluan, pemisahan dengan PbCl2 larut dalam air panas
golongan, pemisahan kation dalam satu sementara Hg2Cl2 dan AgCl tidak.
golongan, dan uji identifikasi(modul Selanjutnya, Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan
praktikum kimia UM, 10: 2023). berdasarkan perbedaan kelarutan kompleks
Langkah pertama adalah uji pendahuluan Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang terbentuk
yang melibatkan pemeriksaan fisik dan uji setelah penambahan amonia, dimana
kelarutan, terutama jika sampel berbentuk kompleks Hg(NH2)Cl menghasilkan endapan
padatan yang perlu dilarutkan terlebih hitam yang tercampur dengan Hg+ dan
dahulu. Kemudian, kation dikelompokkan [Ag(NH3)2] tidak menghasilkan endapan.
dalam golongan dengan menggunakan Tahap terakhir dalam analisis kation adalah
pereaksi pengendap selektif. Contohnya, identifikasi kation yang telah dipisahkan.
untuk memisahkan kation golongan I dari Identifikasi ini bertujuan untuk memastikan
yang lain, HCl ditambahkan untuk bahwa kation yang dimaksud benar-benar
terkandung dalam sampel, dan dilakukan Untuk memisahkan kation golongan II dari
dengan menambahkan reagen yang spesifik. sampel, kita menggunakan pereaksi
Kation-kation dari golongan II tidak pengendap yang selektif seperti H2S (atau
menunjukkan reaksi dengan HCl, namun Na2S dalam suasana asam). Setelah
mereka akan membentuk endapan ketika mendapatkan endapan kation golongan II
bereaksi dengan pereaksi H2S atau dalam bentuk garam sulfida, kita dapat
thioasetamida dalam suasana asam-mineral memisahkan golongan IIA dan IIB
encer. Golongan II ini terdiri dari ion-ion menggunakan dua metode, yaitu metode
seperti Pb2+ (sebagai sisa atau impuritas), amonium polisulfida dan metode kalium
Hg2+, Cu2+, Cd2+, dan Bi3+, yang termasuk hidroksida.(Modul praktikum Kimia UM,
dalam golongan IIA. Sedangkan As3+/As5+, 2023)
Sn2+/Sn4+, dan Sb3+/Sb5+ termasuk dalam Mengambil dari Buku Modul
golongan IIB. Praktikum analitik untuk metode amonium
Untuk mengukur konsentrasi pereaksi sulfida polisulfida didasarkan pada fakta bahwa
(S2-) yang diperlukan untuk mengendapkan garam sulfida kation golongan IIB larut
kation golongan II, kita dapat merujuk pada dalam amonium polisulfida membentuk
konstanta kesetimbangan sebagai berikut: garam tiosulfida, sementara garam sulfida
H2S ⇌ H+ + HS- (pK1 = 7) HS- ⇌ H+ + S2- kation golongan IIA tidak larut. Filtrat
(pK2 = 14) golongan IIB dapat diendapkan kembali
Diketahui bahwa kelarutan gas H2S dalam sebagai garam sulfidanya dengan
air adalah 0,01 mol/L, sehingga kita dapat pengasaman. Sedangkan metode kalium
menyusun persamaan: K1 x K2 = 10^-21 hidroksida didasarkan pada fakta bahwa
Ketika suasana basa dari larutan NH4OH garam sulfida dari kation golongan IIB larut
ditambahkan, konsentrasi H+ dalam dalam KOH 2M, sementara kation golongan
filtrat/sentrat turun menjadi 0,3 M. Dengan IIA tidak. Kation golongan IIB yang larut
demikian, konsentrasi sulfida dapat dihitung dapat diendapkan kembali menjadi garam
sebagai berikut: K1 x K2 = [H+] x [HS-] / sulfida dengan H2S dalam suasana asam.
[H2S] = 10^-21 = (0,3)^2 x [S2-] / 0,01 Setelah pemisahan kation dalam satu
Dari sini, kita dapat menghitung bahwa [S2-] golongan, kita dapat melakukan identifikasi
= 10^-22 Mol/L. Oleh karena itu, hanya pada masing-masing kation yang diduga ada
kation dengan nilai Ksp yang melebihi dalam sampel.
konsentrasi S2- sebesar 10^-22 yang akan Penting untuk dicatat bahwa penambahan
mengendap sebagai garam sulfidanya. HCl dalam pengendapan golongan I sangat
Sebagai contoh, HgS (gol.II) dengan Ksp = memengaruhi hasil pengujian kation
10^-50 akan mengendap, sementara MnS golongan II dan III. Terlalu banyak HCl
(gol.III) dengan Ksp = 10^-15 tidak akan dapat mencegah pengendapan CdS dan PbS,
mengendap. sementara terlalu sedikit HCl dapat
Kation-kation golongan II dibagi menjadi mengakibatkan sebagian kation golongan III
dua sub-golongan, yaitu sub-golongan IIA mengendap dalam golongan II. Oleh karena
dan IIB. Sub-golongan IIA mencakup PbS itu, pengendapan dilakukan dalam suasana
(coklat), HgS (hitam), CuS (hitam), CdS pH sekitar ± 0,5 untuk menghindari masalah
(kuning), dan Bi2S3 atau BiOS2 (coklat). tersebut.
Mereka tidak larut dalam larutan (NH4)2Sx
atau polisulfida-kuning. Sub-golongan IIB Metode
mencakup As2S3 (kuning), As2S5, SnS2 Sebagian besar metode yang
(kuning), Sb2S5 (hitam), Sb2S3 (oranye), dan digunakan dalam analisis kation golngan I
endapan ini dapat larut dalam (NH4)2Sx dan golongan II diambil dari buku modul
sebagai kompleks polisulfida yang stabil, praktikum dasar-dasar kimia Analitik. Untuk
seperti (AsS2)-, (AsO2)-, (SbO2)-, (SnS3)=, pembuatan sampel diambil sampel sebanyak
dan [Sn(OH)6]=. 10 mL dan masukkan ke dalam gelas kimia.
Kemudian, lakukan penguapan sampai
volume larutan tersisa setengah dari volume Timbal (Pb2+): Tambahkan larutan timbal
awal. Selanjutnya, tambahkan air suling nitrat (Pb(NO3)2) ke dalam tabung reaksi dan
(aquades) hingga volume mencapai 10 mL. tambahkan kalium kromat. Ini akan
Berikutnya, teteskan HCl 2 M perlahan membentuk endapan kuning timbal kromat
sambil diaduk terus. Lanjutkan penambahan (PbCrO4) yang tidak larut dalam asam asetat,
HCl hingga semua kation golongan I tetapi larut dalam asam nitrat encer.
mengendap. Setelah itu, disaring endapan
dari filtratnya. Uji filtrat dengan penambahan Hasil dan Pembahasan
HCl 2 M; jika masih terbentuk endapan, Pembuatan sampel pada golongan
teruskan penambahan reagen hingga tidak satu yang belum diketahui namanya atau
terbentuk lagi endapan. Gabungkan endapan disebut dengan sampel A. Pada pembuatan
tersebut dengan endapan sebelumnya. sampel untuk menganalisis kation pada
golongan 1 digunakan 1 gram sampel A yang
Dicuci endapan dengan HCl 2 M dingin (dua berupa serbuk berwarna coklat kemudian
kali), lalu dicuci lagi dengan air dingin ditambahkan larutan HNO3 pekat kurang
sebanyak dua kali. Pindahkan endapan dari lebih 25 mL dan dipanaskan menggunakan
kertas saring ke dalam gelas kimia berukuran kaki tiga dan spiritus. Penambahan larutan
50 mL, lalu ditambahkan 20 mL aquades dan HNO3 pekat kemudian dipanaskan pada
didihkan larutan selama satu menit, sampel yang belum diketahui bertujuan untuk
kemudian saring saat masih panas. Filtrat melarutkan sampel yang berupa padatan
kemungkinan mengandung ion Pb2+, serbuk agar lebih mudah untuk melakukan
sedangkan endapan terdiri dari AgCl dan pemisahan. Setelah sampel yan ditambah
Hg2Cl2. Pisahkan filtrat dan endapan.(Vogel, larutan HNO3 pekat disaring menghasilkan
205:1979) filtrat dan residu.
Pembuatan sampel B golongan I.
Filtrat dari pencucian endapan dengan air Sampel B yang belum diketahui namanya
dingin, ditambahkan asam nitrat 6 M hingga diambil sebanyak 5 mL yang ditambah
suasana larutan menjadi asam. Menghasilkan aquades menghasilkan larutan berwarna
endapan putih dalam larutan menunjukkan kuning kemudian dipanaskan, tetapi larutan
adanya ion Ag+. tetap berwarna kuning karena penambahan
aquades bermaksud mengencerkan sampel B.
Untuk identifikasi kation, lakukan uji dengan Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan
dua reagen yang tersedia: tetes demi tetes larutan HCl 2m sehingga
larutan berwarna kuning keruh. Penambahan
Perak (I) (Ag+): Tambahkan larutan perak tersebut bertujuan untuk mengendapkan
nitrat (AgNO3) ke dalam tabung reaksi dan kation golongan I. setelah dirasa seluruh
tambahkan asam klorida. Ini akan kation golongan I sudah mengendap
membentuk endapan putih dari perak klorida semuanya kemudian larutan disaring dan
(AgCl) yang dapat larut dalam amonium didapatkan endapan residu berwarna putih
hidroksida (NH4OH). dan filtrat berwarna kuning. Filtrat yang
dihasilkan diuji dengan menambahkan HCl
Merkuro(I) (Hg22+): Tambahkan larutan 2M. Setelah ditambahkan kedalam larutan
merkuro nitrat (Hg2(NO3)2) ke dalam tabung tidak terdapat endapan yang menunjukkan
reaksi dan tambahkan asam klorida. Ini akan bahwa di dalam filtrat sudah tidak ada kation
menghasilkan endapan putih dari merkuro golongan I. Endapan yang dihasilkan tadi
klorida (kalomel). Jika endapan ini dicuci dengan 4 mL HCl dingin dua kali
ditambahkan amonium hidroksida (NH4OH), untuk menghilangkan kotoran dan ion yang
akan berubah menjadi hitam [Hg(NH2)2]+ mungkin masih terdapat dalam endapan, alu
dan Hg. dicuci dengan aquades untuk membersihkan
endapan dari residu HCl dan membawa menganalisis adanya ion Ag ditahap
endapan kedalam bentuk yang paling murni. selanjutnya, sehingga kami melakukan
Endapan diletakkan pada kelas kimia dan pengidentifikasian ion sampai pada ion Ag.
ditambah 20 mL aquades dan dididihkan Pada identifikasi ion Hg tidak
selama satu menit, tetapi secara fisik larutan dilakukan karena endapan yang ditambah
tidak mengalami perubahan tetapi larutan HNO3 tidak menghasilkan endapan
pendidihan ini bertujuan untuk melarutkan yang hal tersebut menunjukkan di dalam
PbCl2 dalam air panas. Kemudian disaring endapan tidak mengandung Hg. Tetapi tetap
dan didapatkan residu yang berwarna putih dilakukan identifikasi ion pada larutan Hg2
dan filtrat yang tidak berwarna. Karena (NO3)2 dan ditambahkan pereaksi larutan
diyakini bahwa PbCl2 larut dalam air yang HCl menghasilkan larutan tak berwarna
dididihkan atau di dalam filtrat yang dengan endapan putih. Hal tersebut
dididihkan kemudian disaring dan menunjukkan di dalam larutan positif
selanjutnya dilakukan uji identifikasi ion Pb terkandung Hg.
pada filtrat.
karena filtrat yang dihasilkan Identifikasi ion terakhir pada golongan 1
mengandung PbCl2 yang telah larut maka adalah identifikasi ion Ag pada larutan
didalam residu diyakini mengandung ion Ag AgNO3 dengan pereaksi larutan HCl 2M
dan Hg. Endapan dicuci dengan air panas 5 yang menghasilkan larutan tak berwarna
mL sebanyak tiga kali menghasilkan larutan dengan endapan putih. Hal tersebut
yang tidak berwarna, menunjukkan bahwa menunjukkan positif mengandung Ag di
ion Pb sudah larut sepenuhnya dalam filtrat dalam larutan.
sebelumnya. Dilanjutkan dengan
penambahan larutan NH3 6M menghasilkan Pada percobaan pemisahan kation golongan
larutan yang tidak terdapat endapan, dan hal II kami menggunakan sampel B. Langkah
tersebut menunjukkan bahwa didalam larutan pertama sama seperti pada pembuatan sampel
tersebut tidak ada ion Hg. endapan yang telah untuk menganalisis kation golongan 1
ditambahkan NH3 ditambahkan lagi dengan dengan mengambil sampel B sebanyak 5 ml
larutan HNO3 pekat dan menghasilkan yang ditempatkan pada gelas kimia.
endapan didalam larutan, hal tersebut Selanjutnya diuapkan hingga volume
menunjukkan bahwa didalamnya mencapai setengah volume awal. Penguapan
mengandung ion Ag. ini bertujuan untuk menghilangkan zat lain
kemudian melanjutkan identifikasi yang terdapat pada sampel dengan menguap
ion Pb pada filtrat yang sudah dididihkan bersama air. Lalu ditambahkan aquades
dengan pereaksi larutan K2CrO4. Ketika hingga sama seperti volume awal.
filtrat ditambahkan dengan larutan K2CrO4 Selanjutnya ditambahkan HCL 2M tetes
menghasilkan larutan yang terdapat endapan demi tetes tidak terbentuk endapan dalam
berwarna kuning. Hal tersebut menunjukkan larutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa di
bahwa di dalam filtrat positif mengandung dalam larutan tidak terkandung kation
Pb. Dibandingkan dengan larutan Pb(NO3)2 golongan 1. Langkah kedua larutan
yang ditambahkan dengan pereaksi larutan ditambahkan Na2S dalam suasana asam
K2CrO4 menghasilkan larutan yang terdapat sebanyak 15 tetes ternyata terbentuk endapan
endapan berwarna kuning juga. Dan hal kuning. Endapan ini menunjukkan bahwa
tersebut menunjukkan hal yang sama bahwa sampel mengandung kation golongan IIA dan
didalamnya mengandung ion Pb. IIB. Selanjutnya disaring, dihasilkan filtrat
Selanjutnya seharusnya dilakukan berwarna kuning dengan residu berwarna
identifikasi pada ion Hg dan Ag. Tetapi kuning.
karena terjadi kesalahan pada saat percobaan
dengan tidak menyisihkan sebagian endapan Langkah ketiga endapan diambil sedikit dan
yang ditambah larutan NH3 untuk dimasukkan pada tabung reaksi, setelah itu
ditambahkan larutan NH42S encer reaksi yang berbeda titik pada tabung 3,
menghasilkan larutan berwarna coklat pekat larutan Cu(NO3)2 ditambahkan pereaksi NH3
yang menunjukkan endapan dapat larut yang menghasilkan larutan berwarna biru.
berarti terdapat kation golongan IIB. Hal ini menunjukkan terdapat ion Cu
Endapan yang dapat larut dimasukkan pada didalamnya. Pada tabung keempat larutan
gelas kimia dan ditambahkan NH4NO3 Cu(NO3)2 ditambahkan dengan pereaksi KI
menghasilkan larutan tetap berwarna coklat menghasilkan larutan berwarna agak kuning.
keruh dan terdapat endapan berwarna hitam. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam larutan
Ditambahkannya NH4NO3 untuk terkandung ion Cu di dalamnya.
menganalisis kation golongan IIA yang
dilanjutkan dengan pembuangan air cucian Identifikasi ion Cd hanya dilakukan pada
dan dipindahkan endapan ke dalam gelas larutan Cd(NO3)2 dengan pereaksi, karena di
kimia lalu ditambahkan HNO3 6 M sampai dalam filtrat yang dihasilkan menunjukkan
seluruh endapan pada kertas saring turun ke negatif tidak mengandung Cu di dalamnya.
gelas kimia kemudian dipanaskan selama 10 Larutan Cd(NO3)2 yang ditambahkan
menit menghasilkan larutan yang berwarna pereaksi NH3 menghasilkan larutan tidak
kuning dan tidak terdapat endapan. Larutan berwarna dan hal tersebut menunjukkan
disaring dan didapat filtrat yang berwarna bahwa di dalamnya tidak terkandung ion Cd.
kuning. Di dalam filtrat mengandung Pb, Bi,
Cu atau Cd. Selanjutnya dilakukan Daftar Pustaka
identifikasi ion pada Bi dan Cu atau Cd.
(n.d.).
Identifikasi ion Bi dilakukan dengan hasil Anggraini, T. (2023). Pengembangan media
filtrat yang diperoleh dengan ditambahkan pembelajaran berbasis TikTok dan
pereaksi yaitu larutan KI menghasilkan TikTok pada meteri analisis
larutan yang terdapat endapan berwarna
kualitatif kation golongan I dan II
hitam. Hal tersebut menunjukkan tidak
terkandung Bi di dalamnya. Sebagai dengan pendekatan multirepresentasi
pembanding digunakan larutan Bi(NO3)2 . Repositori Universitas negeri
yang ditambahkan dengan pereaksi yang malang, 2.
sama yaitu KI menghasilkan larutan anwar, C. (n.d.). Analisis Kimia Dasar SMK
berwarna kuning. Hal tersebut menunjukkan Tehnik Kimia. Cecep Anwar.
terkandung Bi di dalam larutan tersebut. Chang, R. (2005). General Chemistry : The
Essential Concepts. Jakarta: Penerbit
Selanjutnya adalah identifikasi ion Cu atau
Cd. Pada identifikasi ion Cu digunakan filtrat Erlangga.
yang telah dihasilkan dengan dua pereaksi Dr. Hasri, M. (n.d.). Analisis Kualitatif
pada tabung reaksi yang berbeda. Pada (Kation dan Anion). Makassar:
tabung 1 terdapat filtrat yang diperoleh Kemdikbud.go.id.
ditambahkan dengan pereaksi NH3 yang FRIC, A. I. (1979). textbook of macro and
menghasilkan larutan tidak terdapat endapan.
semimicro qualitative inorganic
Hal tersebut menunjukkan bahwa di
dalamnya tidak mengandung Cu. pada analysis. London: Longman Group
tabung 2 berisi filtrat yang dihasilkan dengan Limited.
pereaksi KI yang menghasilkan larutan Permana, K. (2014). pemisahan Kation
dengan endapan berwarna hitam. Endapan Golongan IIA,B. Indonesia:
hitam ini menunjukkan bahwa di dalam filtrat Slideshare.
tidak terdapat Cu. Sebagai pembanding pada
tabung 3 dan 4 digunakan larutan Cu(NO3)2
pada setiap tabung reaksi dan ditambahkan
Sari, A. Y. (2017). Analisis kation Golongan
II. Laporan Praktikum Kimia
Analitik Dasar, 5-7.
Sodiqin, A. (2020). Identifikasi Zat Kimia.
Purwokerto: Ali Shodiqin.
Sofian, I. (2020). Dasar-dasar Kimia
Analitik I. Mataram: Indra Sofian.

Anda mungkin juga menyukai