PENDAHULUAN
Dibandingkan dengan cabang ilmu kimia lainnya seperti kimia anorganik, organik,
fisik dan biokimia, maka kimia analitik mempunyai penerapan yang lebih luas. Untuk
melakukan suatu analisis kimia, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain
keterangan yang ada waktu yang dan biaya yang tersedia. Penerapan Kimia Analitik cukup
luas artinya tidak hanya berperan dalam bidang kimia saja tetapi dapat juga diterapkan pada
bidang-bidang lain maupun masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan :
1. Apakah pengertian dari kimia analitik ?
2. Apa saja penggolongan dalam kimia analitik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kimia analitik
2. Mengetahui penggolongan kimia analitik
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang penggolongan kimia analitik
2. Menjadi refrensi bagi pembaca
BAB II
Larutan Cu(NH3)4++ berwarna biru tua sehingga, warna biru ini dapat dipakai sebagai
pedoman adanya ion Cu(NH3)4++ .
Secara kimia adanya Cu dapat dikenal bila kedalam larutan dimasukkan HCl
Cu(NH3)4++ + 4 H+ Cu++ + 4 NH4+
dan kemudian Fe(CN)6-4 yang akan membentuk endapan :
2 Cu++ + Fe(CH)6-4 Cu2Fe(CN)6
berupa. endapan merah coklat yang menunjukkan adanyn Cu. Apabila larutan tidek
berwarna biru yang berarti Cu tidak ada maka adanya Cd dapat dinyatakan dengan
penambahan air H2S dari larutan Cd (NH3)4++ sesudah diasami dengan HC1
Cd (NH3)4++ + 2 H+ Cd++ + 2 NH4+
Cd++ + S= CdS
Pembentukan endapen kuning dari Cds menunjukkan adanya Cd. Tetapi bila ada Cu
maka hal ini akan mengganggu karena akan membentuk pula CuS hitam. Oleh karena
itu Cu++ diikat lebih dahulu dengan CN- dari larutan asam.
Cu++ + 4 CN- Cu (CN)4=
=
2 Cu (CN)4 2 Cu (CN) + (CN)2 + 2 CN-
dan Cu(CN)2- ini sangat stabil.
Cd akan menjadi Cu(CN)4= tetapi kurang stabil sehingga
Cd(CN) 4= Cd++ + 4 CN-
++
Cd yang ada dalam keseimbangan ini cukup untuk membentuk CdS kuning dengan
H2S.
b) Pemisahan Zn.
Apabila larutan Zn++, Fe++, Fe+++, Al+++, Cr+++ dan Mn++ dipanaskan dengan H2O2, dan
kemudian diberi NH4OH maka Fe++, Fe+++, Al+++, Cr+++ mengendap sebagai
hidroksida sedangkan Mn munjadi MnO2. Fe dioksidasi menjadi Fe+++, dan Mn++
menjadi MnO2 oleh H2O2.
Zn++ akan tetap dalam laratan berupa kompleks Zn (NH3)4++. Untuk mengenal Zn,
larutan kompleks int diberi HCl
Zn (NH3)4++ + 4 H+ Zn++ + 4 NH4+
dan bila kedalamnya dialirkan H2S terbentuklah endapan ZnS yang menunjukkan
adanya Zn.
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI → PbI2
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI → HgI2 ↓ merah + 2k+
HgI2 +2 KI → K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH → Hg(OH)2 ↓ kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH →Hg(OH)2 ↓ putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 → Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI → CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH → CU(OH)2 ↓ biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH → CU (OH)2 ↓biru + 2NH
Cd2+
1. Cd2+ + KI →
2. Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 + 2 Na+
Cd(OH)2 + NaOH → Cd(OH04 ↓ putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH → Cd(OH)2 + 2 NH+
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 → K4 {Fe(CN)6} ↓ biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN → Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH → Fe(OH)3 ↓ kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH → Fe(OH)3 ↓ Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 → K4{Fe(CN)6}2 ↓ biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS → Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ putih + 3NH4+
Golongan III B
Zn2-
1. Zn2- + NaOH → Zn(OH)2 ↓ putih + 2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 → ZN(CO3)2 ↓ putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 → Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8K+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 → Ni(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 → Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
CO2-
1. CO2- + NH4OH → CO(OH)2 ↓ hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH → CO9OH)2 ↓ biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 → CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 → CO(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
Golongan IV
Ba2-
1. Ba2- + k2 CrO4 → BaCrO4 ↓ kuning
2. Ba2- + Na2CO3 → BaCO3 ↓ putih
Uji nyala
Ba → kuning kehijaun
Ca2+
1. Ca2+ + K2CrO4 → CaCrO4 Lart. Kuning +2K+
2. Ca2+ + Na2 CO3 → CaCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Ca → merah kekuningan.
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 → SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr → merah karmin
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH → Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 → Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
PENGGOLONGAN KATION
Penggolongan kation berdasarkan persamaan & perbedaan sifat thd sekelompok pereaksi
tertentu : HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)CO3, dibedakan menjadi kation golongan I, II, III, IV,
dan V seperti pada tabel 2. Sistematika pemisahan kation dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 2. Klasifikasi kation
GOL. KATION Tidak membentuk Membentuk endapan
endapan dengan dengan
I Hg22+, Ag+, Pb2+ Cl- yg tak larut dlm
HCl encer
II Hg2+, Cu2+, Bi3+, Cd2+, As3+, HCl encer atau Cl- H2S suasana HCl
As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+ encer 0,3M (endapan S2-)
III Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Al3+, - HCl encer atau Cl- H2S suasana netral
Zn2+, Mn2+ encer atau amoniakal
- H2S suasana HCl 0,3 (NH4OH), (endapan
M S2-)
IV Ca2+, Sr2+, Ba2+ - HCl encer atau Cl- (NH4)2CO3 suasana
encer NH4Cl atau netral
- H2S suasana HCl atau tidak asam
0,3M
- H2S suasana netral
atau amoniakal
V Mg2+, K+, Na+, NH4+ (Kation - HCl encer atau Cl- - Basa kuat :
golongan sisa) encer Mg(OH)2 (s)
- H2S suasana HCl 0,3 - Na-
M heksanitrokobaltat
- H2S suasana netral (III) : K3Co(NO2)6
atau amoniakal -Mg-uranilasetat:
- (NH4)2CO3 suasana NaMg(UO2)3
NH4Cl atau netral atau (CH3COO)9
tidak asam - Na-
heksanitrokobaltat
(III) : (NH4)3
Co(NO2)6
KLASIFIKASI ANION
I. ANION KELAS A
1. Anion yg melepaskan gas jika ditambah HCl atau H2SO4 encer
Karbonat, hidrokarbonat, bikarbonat
Sulfit, tiosulfat, sulfida
Nitrit,
Hipoklorit
Sianida
Sianat
Identifikasi kation
1. Merkuro (Hg22+)
Menurut teori, setelah direaksikan dengan larutan alkali karbonat (Na2CO3), akan
terbentuk endapan putih merkuro karbonat. Dari hasil percobaan didapat larutan
berubah menjadi agak keruh walau tidak terbentuk endapan.
Reaksi yang terjadi adalah :
Hg2(NO3)2 (aq) + Na2CO3 (aq) Hg2CO3 + 2NaNO3 (aq)
Jika larutan Hg2(NO3)2 direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan
hitam. Dari hasil percobaan tidak terjadi perubahan yang teramati. Larutan tetap
jernih serta tidak ada endapan yang terbentuk. Hal ini dimungkinkan karena
penambahan NaOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :
Hg22+ (aq) + 2 OH- (aq) Hg2O + H2O (l)
2. Timbal (Pb2+)
Jika ion Pb2+ direaksikan dengan larutan HCl, akan terbentuk endapan yang
berwarna putih. Dari hasil percobaan didapati endapan berwarna putih dengan
larutan yang tidak berwarna/ bening. Endapan ini dapat terbentuk karena larutan
sudah lewat jenuh, konsentrasi ion-ion PbCl2 sudah melebihi harga Ksp-nya (Ksp
PbCl2 = 2,4 x 10-9). Reaksi yang terjadi adalah :
Pb(NO3)2 (aq) + 2 HCl (aq) PbCl2 (s) + 2 HNO3 (aq)
2+
Jika ion Pb direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan kuning PbI2.
Dari hasil percobaan didapati endapan kuning mengkilat dengan larutan yang
berwarna kuning. Setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi jernih sedangkan
endapan tidak berubah sama sekali. Larutan menjadi jernih karena PbI2 yang
berupa koloid dalam larutan larut kembali. Reaksi yang terjadi adalah :
Pb(NO3)2 (aq) + 2 KI (aq) PbI2 (s) + 2 KNO3 (aq)
2+
3. Merkuri (Hg )
Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan Na2S, akan terbentuk endapan putih
yang kemudian berubah menjadi kuning lalu coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil
percobaan didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning. Reaksi yang
terjadi adalah :
HgCl2 (aq) + Na2S (aq) HgS (s) + 2 NaCl (aq)
Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan kuning
Hg(OH)2. Dari hasil percobaan, didapati endapan kuning-orange. Reaksi yang
terjadi adalah :
HgCl2 (aq) + 2 NaOH (aq) HgO (s) + 2 NaCl (aq) + H2O (l)
2+
4. Kupri (Cu )
Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan biru
Cu(OH)2 yang jika dipanasi berubah menjadi hitam (CuO). Dari hasil percobaan,
didapati endapan biru yang berubah menjadi hitam saat dipanaskan. Reaksi yang
terjadi adalah :
CuSO4 (aq) + 2 KOH (aq) Cu(OH)2 (s) + K2SO4 (aq)
Cu(OH)2 (s) CuO (s) + H2O (l)
Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan putih CuI2
dengan warna larutan agak kuning dikarenakan ada I2 yang dibebaskan. Dari hasil
percobaan didapati warna larutan berubah dari biru muda menjadi kuning pucat
dengan endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4 (aq) + 2 KI (aq) CuI2 (s) + K2SO4 (aq)
2 CuI2 (s) 2 CuI (s) + I2 (g)
atau
2 CuSO4 (aq) + 4 KI (aq) 2 CuI (s) + 2 K2SO4 (aq) + I2 (g)
2+
5. Kadmium (Cd )
Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan
putih basa karbonat yang tidak larut dalam (NH4)2CO3 berlebih. Agar diperoleh
endapan sempurna, saat proses reaksi dilakukuan, larutan dipanaskan. Dari hasil
percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
CdI2 + (NH4)2CO3 CdCO3 + 2 NH4I
Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih
Cd(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi
adalah :
CdI2 (aq) + 2 NaOH (aq) Cd(OH)2 (s) + 2 KI (aq)
6. Stanno (Sn2+)
Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih
Sn(OH)2 yang larut dalam KOH berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada
perubahan yang dapat teramati. Ini dimungkinkan karena penggunaan KOH yang
berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :
Sn2+ (aq) + 2 OH- (aq) Sn(OH)2 (s)
-
Sn(OH)2 (s) + 2 OH (aq) [Sn(OH)4]2
Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan NH3 ditambah Na2CO3, akan terbentuk
endapan putih Sn(OH)2 yang tidak larut dalam reagen berlebih. Dari hasil
percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Reaksi yang mungkin terjadi :
Sn2+ + CO32- + NH3 + H2O Sn(OH)2 + (NH4)2CO3
7. Alumunium (Al3+)
Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NH3, akan terbentuk Al(OH)3 yang
berupa koloid. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Hal
ini mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau pH yang kurang
mendukung. Larutan tetap jernih seperti semula. Reaksi yang mungkin terjadi
adalah :
Al3+ + 3 NH3 + 3 H2O Al(OH)3 + 3 NH4+
Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NaCH3COO dan dipanaskan, akan
terbentuk endapan putih. Dari hasil percobaan didapati adanya endapan putih.
Reaksi yang mungkin terjadi adalah :
Al3+ + 3 CH3COO- + 2 H2O Al(OH)2COO + 2 CH3COOH
2+
8. Mangan (Mn )
Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih
Mn(OH)2 yang karena pengaruh udara berubah menjadi coklat. Dari hasil
percobaan didapati endapan putih yang kemudian berubah menjadi coklat. Reaksi
yang terjadi adalah :
Mn2+ + 2 OH- Mn(OH)2
saat kontak dengan udara terjadi reaksi :
Mn(OH)2 + O2 + H2O MnO(OH)2 + 2 OH
Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan putih
MnCO3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Mn2+ + CO32- MnCO3
9. Nikel (Ni2+)
Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hijau
Ni(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi
adalah :
Ni2+ + 2 OH- Ni(OH)2
Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan
hijau dari garam basa yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan
didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Ni2+ + CO32- NiCO3
10. Kobalt (Co2+)
Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan NaOH dalam keadaan dingin, akan
terbentuk endapan biru dari garam basa. Jika dipanasi akan terbentuk kobalt
hidroksida.Dari hasil percobaan didapati endapan biru. Reaksi yang terjadi
adalah :
Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO3
Dalam reagen berlebih dan dipanaskan akan tombul endapan merah jambu.
Reaksi : Co(OH)NO3 + OH- Co(OH)2 + NO3
Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan
merah dari garam basa. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah
muda dan tidak ada endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen
yang kurang karena warna larutan sudah berwarna merah muda yang
mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-
nya. Reaksi yang mungkin terjadi :
Co2+ + CO32- CoCO3
11. Seng (Zn2+)
Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih
Zn(OH)2 yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati
larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan sedikit endapan. Hal
ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan
sudah berwarna agak keruh yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah
lebih besar daripada harga Ksp-nya atau reagen yang berlebih sehingga
endapan yang terbentuk larut kembali. Reaksi yang mungkin terjadi :
Zn2+ + 2 OH- Zn(OH)2
Dalam reagen berlebih terjadi reaksi :
Zn(OH)2 + 2 OH- [Zn(OH)4]2
Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan Na2SO4, akan terbentuk endapan
tersier zink sulfat yang larut dalam amonia dan asam. Dari hasil percobaan
didapati larutan tetap bening. Tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini
mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau kesalahan dalam
percobaan. Reaksi yang mungkin terjadi adalah
Zn2+ + SO42- ZnSO4
2+
11. Kalsium (Ca )
Jika ion Ca2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan
CaCO3 yang jika dipanasi akan menjadi kristalin. Dari hasil percobaan
didapati endapan putih. Setelah dipanaskan tidak terbentuk kristal. Ini
mungkin dikarenakan pemanasan yang dilakukan kurang. Reaksi yang terjadi :
Ca2+ + SO32- CaCO3
2+
Jika ion Ca direaksikan dengan larutan (NH4)2C2O4, dalam larutan yang
dibuat alkalis akan terbentuk endapan CaC22O4. Dari hasil percobaan didapati
larutan tetap jernih dan tidak ada endapan yang terbentuk. Ini mungkin
dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid
lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :
Ca2+ + C2O42- CaC2O4
12. Barium (Ba2+)
Jika ion Ba2+ direaksikan dengan larutan K2CrO4, akan terbentuk endapan
kuning BaCrO4. Dari hasil percobaan didapati endapan kuning. Reaksi yang
terjadi adalah :
Ba2+ + CrO42- BaCrO4
2+
Jika ion Ba direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk endapan
putih BaSO4. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Ba2+ + SO42- BaSO4
2+
13. Magnesium (Mg )
Jika ion Mg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih
Mg(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi
adalah :
Mg2+ + 2 OH- Mg(OH)2
2+
Jika ion Mg direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan
putih dari garam basa. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat
diamati. Hal ini mungkin dikarenakan terjadi kesetimbangan sehingga tidak
terbentuk endapan. Reaksi yang mungkin terjadi :
5 Mg2+ + 6 CO32- + 7 H2O 4 MgCO3.Mg(OH)2.5H2O + 2 HCO3
Karena adanya garam-garam amonium, tidak terjadi pengendapan karena
terbentuk kesetimbangan. Reaksi kesetimbangannya :
NH4+ + CO32- NH3 + HCO3
Reaksi identifikasi anion
1. Klorida (Cl-)
Jika ion Cl- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih
AgCl yang larut dalam NH3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Setelah ditambah NH3, endapan larut. Reaksi yang terjadi adalah :
Ag+ + Cl- AgCl
-
Jika ion Cl direaksikan dengan larutan Hg2(NO3)2, akan terbentuk endapan
putih Hg2Cl2. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna putih keruh
dengan sedikit endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Hg22+ + 2 Cl- Hg2Cl2
2. Bromida (Br-)
Jika ion Br- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat, akan terbentuk HBr dan
Br2 sehingga larutan berwarna coklat. Setelah dipanasi akan muncul uap
kuning-coklat. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna coklat jernih
dan muncul uap kuning. Reaksi yang terjadi adalah :
NaBr + H2SO4 HBr + Na+ + HSO4- (larutan coklat)
2 NaBr + 2H2SO4 Br2 + SO2 + SO42- + 2 Na+ + 2 H2O
-
3. Yodida (I )
Jika ion I- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat dingin, yodium dan yodida akan
terbebaskan. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari sedikit coklat menjadi
coklat dan ada endapan coklat yang terbentuk. Tabung reaksi terasa panas. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi redoks :
2 I- + 2 H2SO4 I2 + SO42- + 2 H2O
Jika ion I- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan kuning AgI.
Ksp AgI = 0,9 x 10-16. Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi
yang terjadi adalah :
I- + AgNO3 AgI
4. Ferrosianida ([Fe(CN)6]4-)
Jika ion [Fe(CN)6]4- direaksikan dengan larutan PbCl2, akan terbentuk endapan putih
yang tidak larut dalam HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Setelah ditambah HNO3 encer, endapan tidak larut. Reaksi yang terjadi adalah :
[Fe(CN)6]4- + 2 Pb2+ Pb[Fe(CN)6]
5. Ferrisianida ([Fe(CN)6])3-
Jika ion [Fe(CN)6]3- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan yang
larut dalam NH3 tetapi tidak larut dalam HNO3. Dari hasil percobaan tidak ada
perubahan yang dapat diamati. Larutan tetap bening seperti semula. Hal ini mungkin
dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid. Reaksi
yang mungkin terjadi :
[Fe(CN)6]3- + AgNO3 Ag3[Fe(CN)6]
Pada saat penambahan NH3, endapan larut menjadi ion-ion. Reaksinya : Ag3[Fe(CN)6]
+ NH3 Ag3[Fe(CN)6]+ + Ag3[Fe(CN)6]3+
6. Tiosianat (CNS-)
Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih
AgCNS. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
CNS- + Ag+ AgCNS
Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk larutan merah
Fe(CNS)3. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah. Reaksi yang terjadi:
3 CNS- + Fe3+ Fe(CNS)3 (larutan merah)
2-
7. Nitrit (NO )
Jika ion NO2- direaksikan dengan larutan garam fero ditambah H2SO4 encer, akan
timbul gas NO yang larut dalam air pada suhu dingin. Jika gas NO ini direaksikan
dengan garam fero, akan terbentuk warna coklat. Dari hasil percobaan setelah larutan
dipanaskan timbul gelembung gas. Saat ditambah garam fero lagi larutan tetap seperti
semula. Ini mungkin disebabkan gas NO yang akan bereaksi dengan garam fero sudah
tidak ada (telah dilepaskan) sehingga warna larutan tetap seperti semula. Reaksi yang
terjadi adalah :
NO2- + H+ HNO2
3 HNO2 HNO3 + H2O + NO
Saat ditambah garam fero (misal FeSO4) terjadi reaksi :
NO + FeSO4 [Fe,NO]SO4
8. Sulfida (S2-)
Jika ion S2- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan hitam Ag2S
yang larut dalam HNO3 panas. Dari hasil percobaan didapati endapan hitam yang larut
dalam HNO3 panas. Reaksi yang terjadi adalah :
S2- + 2 Ag+ Ag2S
Saat ditambah HNO3 dan dipanaskan terjadi reaksi :
Ag2S + 2 HNO3 H2S + 2 Ag(NO3)2
Jika ion S2- direaksikan dengan larutan HCl encer, akan terbentuk gas H2S yang dapat
menghitamkan kertas saring yang ditetesi Pb(COO)2. Dari hasil percobaan tidak ada
gas yang timbul/ teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau
zat yang tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :
S2- + 2 H+ H2S (bau khas)
Reaksi dengan ion Pb : H2S + 2 Pb2+ PbS + H2 (bau khas)
-
9. Asetat (CH3COO )
Jika ion CH3COO- direaksikan dengan larutan FeCl3 encer, akan terbentuk larutan
berwarna coklat. Jika dipanaskan akan terbentuk endapan. Dari hasil percobaan
didapati larutan berwarna agak coklat. Setelah larutan ini dipanaskan, terbentuk
endapan.
3 CH3COO- + Fe3+ Fe(CH3COO)3
Saat dipanaskan terjadi reaksi :
Fe(CH3COO)3 + 2 H2O Fe(OH)2. CH3COO + 2 CH3COOH
(Vogel, 1953)
10. Karbonat (CO32-)
Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas. Dari hasil
percobaan tidak ada gas yang timbul dan warna larutan tetap jernih. Ini mungkin
dikarenakan kesalahan pengamatan karena gas yang timbul adalah gas CO2 yang tidak
berbau sehingga susah dideteksi. Reaksi yang terjadi adalah :
CO32- + 2 H+ CO2 + H2O
Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaCO3
yang larut dalam HCl encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut
dalam HCl encer. Reaksi yang terjadi adalah :
CO32- + Ba2+ BaCO3
Saat ditambah dengan HCl :
BaCO3 + 2 HCl BaCl2 + CO2 + H2O
2-
11. Oksalat (C2O4 )
Jika ion C2O42- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih
Ag2C2O4 yang larut dalam NH3 dan HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati
endapan putih yang larut dalam NH3. Reaksi yang terjadi :
C2O42- + Ag+ Ag2C2O4
Ag2C2O4 + 4 NH3 2 [Ag(NH3)2]+ + C2O42-
Ag2C2O4 + 2 HNO3 2 AgNO3 + H2C2O4
2-
Jika ion C2O4 direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih
BaC2O4 yang larut dalam asam asetat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Reaksi yang terjadi adalah :
C2O42- + Ba2+ BaC2O4
3-
12. Fosfat (PO4 )
Jika ion PO43- direaksikan dengan larutan KO3, akan terbentuk endapan putih. Dari
hasil percobaan didapati warna larutan menjadi keruh walau tidak terbentuk endapan.
Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi
Ksp. Reaksi yang terjadi :
PO43-+ 2 K+ K2PO4
3-
Jika ion PO4 direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk endapan putih-kuning
FePO4. Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi kuning walau tidak
terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya
sedikit melebihi Ksp. Reaksi yang terjadi :
PO43- + Fe3+ FePO4
2-
13. Tiosulfat (S2O3 )
Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas yang
berbau rangsang dan endapan sulfur. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Reaksinya :
S2O32- + 2H+ S + SO2 + H2O
Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih yang
berubah menjadi kuning-coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati
endapan putih yang berubah menjadi kuning dan akhirnya coklat-hitam. Reaksinya :
S2O32- + 2Ag+ Ag2S2O3 (putih)
+ 2-
Ag + 2 S2O3 [Ag2(S2O3)2] (kuning-coklat)
Ag2S2O3 + H2O Ag2S + 2H+ + SO42- (hitam)
2-
14. Sulfat (SO4 )
Jika ion SO42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaSO4.
Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya :
SO42- + Ba2+ BaSO4
BAB III
PENUTUP
1. Berdasarkan sifat kimia, analisa kualitatif melibatkan beberapa reaksi dimana hukum
kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan.
Contoh : Reaksi redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi pengendapan.
2. Berdasarkan sifat fisika, analisa kualitatif dapat diamati langsung secara organoleptis,
seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan.