Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438

VOLUME XI No. 4, Desember 2022


https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS HEAT EXCHANGER


TIPE SHELL AND TUBE PADA GAS TURBINE
GENERATOR DI PLTGU GUNUNG
MEGANG MUARA ENIM

Sefilra Andalucia
Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang, 30257, Indonesia
Email of Corresponing Author: andalucia@pap.ac.id

ABSTRAK
Proses perpindahan kalor pada dunia industri pada saat ini, merupakan proses kunci kerja dalam suatu
mesin, karena semua mesin bekerja dalam temperatur yang cukup tinggi. Salah satu alat penukar kalor
(Heat Exchanger), yang digunakan untuk menukar kalor antara fluida kerja yang memiliki perbedaan
temperatur. Oleh karena itulah penggunaan heat exchanger perlu diperhatikan performanya secara
teratur karena penggunaan heat exchanger dengan performa buruk dapat berakibat pada kegagalan pada
heat exchanger dan dapat merugikan salah satu caranya adalah dengan menjaga performa heat
exchanger tetap bekerja dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa performa heat
exchanger jenis shell and tube sebagai pendingin oli pada gas turbine generator di PLTGU Gunung
Megang. Dimana heat exchanger ini bekerja, dengan menngunakan air sebagai media pendinginnya.
Dari data yang diperoleh, hasil analisa performa heat exchanger ini didapat laju perpindahan panas
teoritis sebesar 780055,1 watt sedangkan sebesar pada aktual sebesar 1577482 watt. Sehingga didapat
keefektifitasan heat excahnger tersebut selama heat exchanger tersebut bekerja adalah sebesar 202%,
dimana dari hasil analisa tersebut dapat dikatakan bahwa heat exchanger bekerja melebihi efisiensi
100% yang dapat menyebabkan kurangnya masa pakai alat tersebut.

Kata kunci: heat exchanger, shell, and tube.

PENDAHULUAN
Latar Belakang turbin yang akan sangat mempengaruhi
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap temperatur minyak pelumas serta performance
adalah salah satu dari jenis pembangkit listrik turbin. Oleh karena itu PLTGU menambahkan
yang mengkombinasikan 2 jenis Pembangkit alat untuk mendingikan pelumas tersebut yang
Listrik Tenaga Gas dimana panas dari gas disebut dengan Heat Exchanger atau alat
buang dari PLTG digunakan untuk penukar kalor.
menghasilkan uap yang digunakan sebagai Penukar kalor merupakan suatu alat yang
fluida kerja di PLTU. Dalam hal ini Pusat sangat penting digunakan untuk memindahkan
Listrik Tenaga Gas dan Uap Gunung Megang sejumlah energi dalam bentuk panas dari suatu
merupakan salah satu pusat pembangkit listrik fluida ke fluida yang lain yang memiliki
terbesar yang menggunakan tenaga gas dan uap perbedaan temperatur. Perpindahan panas dapat
di Sumatera Selatan yang berlokasi di Muara terjadi melalui kontak langsung maupun secara
Enim. Produk yang dihasilkan oleh PLTGU kontak tidak langsung. Dengan meningkatkan
Gunung Megang berupa energi listrik yang turbulensi aliran fluida dalam pipa diharapkan
didapat dari pengkonversian energi gerak koefisien perpindahan kalor konveksinya
generator pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas meningkat.
Unit 1 dan Unit 2 dengan kapasitas sebanyak Dalam aplikasi heat exchanger di
2x40 MW serta Pembangkit Listrik Tenaga Uap lapangan banyak permasalahan yang terjadi,
dengan kapasitas 1x30 MW jadi total produk misalnya panas yang ditransfer oleh heat
yang dihasilkan yaitu 110 MW yang ditampung exchanger belum maksimal, terjadinya
pada trafo. penyumbatan pada bagian tube yang
Selama turbin beroperasi penuh maka disebabkan oleh adanya korosi dan
akan menimbulkan gesekan dan kenaikan kerja mengakibatkan terjadinya kebocoran pada tube

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 181


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

heat exchanger. Untuk mengetahui penyebab alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus
kebocoran maka perlu dilakukan analisis pada diatur.
heat exchanger. Analisis yang digunakan Shell and tube heat exchanger biasanya
adalah analisis secara termodinamika. digunakan dalam kondisi tekanan relatif tinggi,
yang terdiri dari sebuah selongsong yang di
Tujuan dalamnya disusun suatu annulus dengan
1. Untuk mengetahui koefisien perpindahan rangkaian tertentu (untuk mendapatkan luas
kalor menyeluruh heat exchanger pada permukaan yang optimal).
aliran berlawanan (counter flow).
2. Untuk mengetahui efektifitas kerja heat
exchanger yang terdapat di PLTGU
Gunung Megang.
3. Untuk menganalisis kemungkinan
penyebab kegagalan pada heat exchanger.

TINJAUAN PUSTAKA
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Gambar 1. Shell and tube Heat Exchanger
(PLTGU)
Pada dasarnya, sistem PLTGU 1. Heat Exchanger Dengan Aliran
merupakan penggabungan antara PLTG dan Berlawanan Arah ( Counter Flow )
PLTU, dimana panas yang berasal dari gas Penukar panas jenis ini, kedua fluida
buang dari PLTG digunakan untuk (panas dan dingin) masuk penukar panas
menghasilkan uap yang digunakan sebagai dengan arah berlawanan, mengalir dengan arah
fluida kerja di PLTU yang digunakan untuk berlawanan dan keluar pada sisi yang
memanaskan air di HRSG (Heat Recovery berlawanan. Temperatur fluida dingin yang
Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh keluar penukar panas (Tcb) lebih tinggi
kering. dibandingkan temperatur fluida panas yang
Heat Exchanger keluar penukar panas (Thb).
Heat exchanger (alat penukar kalor)
merupakan alat yang berfungsi untuk
memindahkan energi panas antara dua atau
lebih fluida dan terjadi pada temperatur yang
berbeda antara fluida, dimana fluida tersebut
ada yang bertindak sebagai fluida panas (hot
Gambar 2. Tipe aliran berlawanan arah (counter
fluid) dan yang lain bertindak sebagai fluida
flow)
dingin (cold fluid). Perpindahan panas pada
heat exchanger dapat terjadi melalui proses
Performa Heat Exchanger Tipe Shell and
konveksi dan konduksi. Laju perpindahan panas
Tube
pada heat exchanger dipengaruhi oleh koefisien
Beda Temperatur Rata-Rata Logaritma
perpindahan panas keseluruhan, luas bidang
(LMTD)
transfer.
Faktor perhitungan pada alat penukar
Shell and Tube Heat Exchanger
kalor adalah masalah perpindahan panasnya.
Shell and Tube Heat exchanger Jenis ini
Apabila panas yang dilepaskan besarnya sama
terdiri dari suatu tabung dengan diameter cukup
dengan Q persatuan waktu, maka panas itu
besar yang di dalamnya berisi seberkas 4 pipa
diterima fluida yang dingin sebesar Q. Sebelum
dengan diameter relatif kecil. Fluida yang satu
menentukan luas permukaan kalor (A), maka
mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan
terlebih dahulu ditentukan nilai dari LMTD.
fluida yang lain mengalir di luar pipa pada arah
Hal ini berdasarkan selisih temperature dari
yang sama, berlawanan, atau bersilangan.
fluida yang masuk dan keluar dari kalor.
Ini bertujuan untuk membuat turbulensi
(Holman, 1997).
aliran fluida, namun pemasangan sekat akan
Koefisien Perpindahan Panas
memperbesar pressure drop operasi dan
Koefisien perpindahan panas total
menambah beban kerja pompa, sehingga laju
didefinisikan sebagai koefisien hambatan

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 182


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

termal total menuju perpindahan panas diantara 1,74 𝑃𝑡 2 − 0,5 𝜋 𝑂𝐷𝑡 2


4( 4 )
dua fluida.
𝐷ℎ =
Faktor Pengotor 𝜋 . 𝑂𝐷𝑡
Faktor pengotoran sangat mempengaruhi 2
perpindahan kalor pada alat penukar kalor. 6. Menentukan bilangan Reynolds (Re) untuk
Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida aliran dalam shell
yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi 𝑈𝑠 . 𝐷ℎ . 𝜌
𝑅𝑒 =
pada komponen dari alat penukar kalor akibat 𝜇𝑠
pengaruh dari jenis fluida yang dialirinya. 7. Menentukan harga (Nu) karena alirannya
laminer
METODOLOGI PENELITIAN 𝐼𝐷𝑆 0,25
𝑁𝑢𝑑 = 0,71 x 𝑅𝑒 0,5 x 𝑃𝑟 0,36 x ( )
Penelitian ini diawali dengan melakukan 𝐿
pengumpulan data, mengutip dari beberapa 8. Jadi koefisien konveksi pada shell (hs)
sumber jurnal/ makalah/ artikel dan melakukan 𝐾
ℎ𝑠 = x Nu
korelasi hubungan antara variabel-variabel 𝐼𝐷𝑠
tersebut. Beberapa data yang berhubungan 9. Menentukan luas selimut tube
dengan penelitian ini adalah Temperature At = π. (IDt) . L
masuk oli panas (Thi), Temperature keluar oli 𝐴𝑡 = π. (ODt) . L
panas (Tho), Temperature masuk air dingin 10. Menentukan luas penampang tube
1
(Tci), Temperature keluar air dingin (Tco), Laju At = 4 𝑥 𝜋 𝑥 (𝐼𝐷𝑡)²
aliran air panas (Qh), Laju aliran air dingin
(Qc), Diameter dalam shell (IDs), Diameter luar 11. Laju aliran massa air (𝑚𝑡 )
shell (Ods), Diameter dalam tube (IDt), mt = ρair . Qc
Diameter luar tube (Odt), Jarak pitch tube (Pt), 12. Kecepatan aliran massa pada tube (Ut)
Jumlah tube dalam shell (N), Panjang tube (L). 𝑚𝑡
Dari data-data di atas akan dilakukan Ut = 𝜌.𝐴𝑡
perhitungan perbedaan temperatur rata-rata 13. Menentukan bilangan reynold (Re) untuk
logaritmik (LMTD), perhitungan pada shell, aliran dalam tube.
perhitungan pada tube, penentuan faktor 𝑈𝑡.𝐼𝐷𝑡.𝜌
Re = 𝜇𝑡
pengotor, perhitungan Number of Transfer Unit
(NTU) dan efektifitas Heat Exchanger. 14. Karena alirannya turbulen, maka
menentukan nilai (Nu)
Pengelolahan Data 𝐼𝐷𝑡 1/3
𝑁𝑢 = 3,66 (𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟)1/3 . ( )
1. Menentukan beda temperatur rata-rata 𝐿
logaritmik pada alat penukar kalor dengan 15. Menghitung koefisien konveksi pada tube
rumus yaitu : ( ht)
∆𝑇𝑎 − ∆𝑇𝑏 16. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh
∆𝑇(𝐿𝑀𝑇𝐷) = (Uc)
∆𝑇𝑎
𝑖𝑛 17. Koefisien perpindahan kalor kotor (Ud)
∆𝑇𝑏
2. Menentukan luas penampang aliran oli 𝑈
𝑈𝑑 =
pada shell (As) (𝑅𝑑(𝑡𝑜𝑡) 𝑥 𝑈𝑐) + 1
1 1 18. Penurunan koefisien perpindahan kalor
𝐴𝑠 = 𝜋(𝐼𝐷𝑠)2 − 𝜋(𝑂𝐷𝑡)2 . 𝑁
4 4 𝑈𝑐𝑙𝑒𝑎𝑛 − 𝑈𝑑𝑖𝑟𝑦
3. Menentukan laju alir massa oli pada shell 𝐷𝑝 = x 100%
𝑈𝑐𝑙𝑒𝑎𝑛
(𝑚𝑠 ) 19. Luas permukaan perpindahan kalor (A)
𝑚𝑠 = 𝜌𝑜𝑙𝑖 . 𝑄ℎ 𝐴 = 𝑁. 𝐿. 𝜋. 𝑂𝐷𝑡
4. Menentukan aliran massa oli pada shell 20. Laju perpindahan panas pada tube (Q)
(Us) Q = Uc. A. ΔT(LMTD)
𝑚𝑠
𝑈𝑠 = 21. Laju Kapasitas Kalor (C)
𝜌𝐴𝑠 Untuk perhitungan fluida panas
5. Menentukan diameter hidrolis triangular 𝐶ℎ = 𝑚𝑠 − 𝐶𝑃𝑠
pitch Untuk perhitungan fluida dingin
𝐶𝑐 = 𝐶𝑡 − 𝐶𝑃𝑡

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 183


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

Dari laju kapasitas kalor jika yang Perbedaan Temperature Logaritmik Heat
didapat, Cc > Ch maka Cmaks = Cc dan Excanger (Teoritis)
Cmin = Ch.
22. Number of Tranfer Unit (NTU Dapat dihitung sebagai berikut :
𝑈𝑐. 𝐴 Temperatur masuk oli panas (Thi) = 46°C
𝑁𝑇𝑈 = Temperatur keluar oli panas (Tho) = 37°C
𝐶𝑚𝑖𝑛
23. Menghitung efektifitas Heat Exchanger Temperatur masuk air dingin (Tci) = 30°C
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 Temperatur keluar air dingin (Tco) = 33°C
𝜀= × 100%
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

HASIL DAN PEMBAHASAN


Spesifikasi Alat
Tabel 1. Spesifikasi Heat Exchanger
Heat Exchanger
Certified By BASCO
Shell MAWP 150 psi 300˚F
Tube MAWP 150 psi 300˚F
Shell MDWT -20˚F 150 psi
Tube MDWT -20˚F 150 psi
SER. NO E040162-201 Gambar 1. Profil temperatur fluida heat exchanger
Year 2004
P/N 1576-12-150-000
pada aliran berlawan berdasarkan teoritis

Material Pada Heat Exchanger (Teoritis) Dengan :


Material yang digunakan pada bagian- ΔTa = Thi – Tco
bagian dari heat exchanger, adalah sebagai =13°C
berikut: ΔTb = Tho – Tci
= 7°C
Tabel 2. Material Heat Exchanger
Komponen Heat Exchanger Material
Tube Tembaga
Sehingga perbedaan temperature rata-rata
Shell Baja logaritmik adalah
Baffle Kuningan ΔTa−ΔTb
End Bonnets Besi Cor
ΔT(LMTD) = ΔTa
In( )
Mounting Brackets Baja ΔTb
13°C−7°C
Gaskets Alumunium Foil = 13°c = 9,7 °C
Plat nama Nitrile Rubber/Cellulose Fiber In( )
7°c
Tube Side Passes Four Pass

Perhitungan Pada Shell (Teoritis)


Analisis Performa Heat Exchanger Luas penampang aliran oli pada shell, yaitu:
(Teoritis)
Data teoritis didapat pada manual book 1 1
heat exchanger Tipe Shell and Tube Seri As = 4 𝜋(𝐼𝐷𝑠)2 − 4 𝜋(𝑂𝐷𝑡)2 . 𝑁
E040162-201 pada PLTGU Gunung Megang. = 0,0187m²

Tabel 3. Data teoritis Heat Exchanger Sifat – sifat fluida oli pada (Thi) = 46°C,
Keterangan Simbol Hasil Pembacaan Konversi Satuan
Temperature masuk oli panas Thi 115°F 46°C
berdasarkan tabel sifat-sifat fluida engine oil
Temperature keluar oli panas Tho 100°F 37°C
pada Lampiran 4, karena pada temperatur
Temperature masuk air dingin Tci 86°F 30°C 46°C tidak terdapat di dalam tabel sifat-sifat
Temperature keluar air dingin Tco 92°F 33°C fluida engine oil maka harus dilakukan
Laju aliran air panas Qh 84 GPM 0,0053 m³/s interpolasi, hasilnya adalah:
Laju aliran air dingin Qc 84 GPM 0,0053 m³/s
Diameter dalam shell IDs 9,84 inch 0,25 m
Cp = 1989 J/kg.°C
Diameter luar shell Ods 11,024 inch 0,28 m
Diameter dalam tube IDt 0,37 inch 0,0095 m
ρoil = 872 kg/m³
Diameter luar tube Odt 0,5 inch 0,0127 m
μs = 0,1746 kg/m.s
Jarak pitch tube Pt 0,625 inch 0,0159 m k = 0,1432 W/m.°C
Jumlah tube dalam shell N 240 buah - Pr = 2397
Panjang tube L 111,5 inch 2,83 m

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 184


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

Menentukan laju aliran massa oil pada Laju aliran massa air (mt ):
shell(ms):
mt = ρair x Qc = 5,28 kg/s
ms = ρoli x Qh = 4,62 kg/s
Menentukan kecepatan aliran massa oil pada Kecepatan aliran massa pada tube (Ut) adalah:
shell (Us):
𝑚𝑡
𝑚𝑠
Ut = 𝜌.𝐴𝑡 = 74,81 m/s
Us = = 0,284 m/s
𝜌𝐴𝑠
Diameter hidrolis triangular pitch. (Kumar, Bilangan Reynold (Re) untuk aliran didalam
2012) tube adalah:
1,74 𝑃𝑡2 − 0,5 𝜋 𝑂𝐷𝑡2
4( )
4
Dh = = 0,018887 m 𝑈𝑡.𝐼𝐷𝑡.𝜌
𝜋 .𝑂𝐷𝑡 Re = 𝜇𝑡
= 887031,52 m²
2
Berdasarkan besarnya nilai Reynold
Bilangan Reynold (Re) untuk aliran dalam yang didapat yaitu Re > 2300, maka aliran
shell, adalah : didalam tube ialah aliran turbulen, aliran
turbulen di dalam pipa tube diakibatkan oleh
Us .Dh.ρoil tingginya kecepatan aliran air pendingin yang
Re = μs
m masuk ke dalam pipa tube.
0,284 . 0,018887 m . 872kg/m³
= s
= 26,77 Karena alirannya turbulen, maka menentukan
0,1746kg/m.s
nilai (Nu).
Berdasarkan bilangan Reynold yang didapat Nu = 3,66 (Re x Pr)1/3 . (IDt/L)1/3
yaitu Re < 2300, maka aliran shell merupakan = 92,49
aliran laminer, aliran laminer tersebut timbul
akibat rendahnya kecepatan aliran air panas Koefisien konveksi pada tube (Ht) yaitu :
dalam shell. 𝐾
Karena alirannya laminer, maka menentukan Hti = 𝐼𝐷𝑡 x Nu = 5987,67 W/m².°C
𝐾
harga (Nu): Hto = x Nu = 4478,96 W/m².°C
𝑂𝐷𝑡
𝐼𝐷𝑆
Nud = 0,71 x 𝑅𝑒 0,5 x 𝑃𝑟 0,36 x ( 𝐿 )0,25 Koefisien perpindahan kalor panas
= 0,71 x 26,770,5x 23970,36 x menyeluruh bersih (Uc), dengan kondukivitas
0,25 (k) untuk tembaga berdasarkan tabel
(2,83)0,25 = 32,98
konduktifitas thermal material pada Lampiran
5:
Jadi koefisien konveksi pada shell (hs), yaitu:
K = 385 W/m.k
𝐾
Hs = 𝐼𝐷𝑠 x Nu = 18,89 W/m². °C
Sehingga:
Perhitungan Pada Tube(Teoritis) 1
𝑈𝑐 =
Luas selimut tube adalah : 1 𝐴𝑖. 𝑙𝑛(𝑂𝐷𝑡/𝐼𝐷𝑡) 𝐴𝑖 1
+ + 𝐴𝑜 ×
Ai = π.(IDt) . L = 0,084 m² ℎ𝑡𝑖 2𝜋𝑘𝐿 ℎ𝑡𝑜
Ao = π. (ODt) . L = 0,112 m² = 2971,4 W/m^2.˚C
Luas penampang tube.
1 Faktor Pengotoran Pada Alat Heat
At = 4 𝑥 𝜋 𝑥 (𝐼𝐷𝑡)² = 0,000071 m² Exchanger (Teoritis)
Sifat – sifat fluida air pada (Thi) = 30°C, Dari tabel fouling factors pada Lampiran 6,
berdasarkan tabel sifat-sifat fluida air pada didapatkan hasil faktor pengotoran (Rd) untuk
Lampiran 3, hasilnya adalah : oli pada fluida panas dan air pada fluida dingin,
Cp = 4178 J/kg.°C sebagai berikut :
ρair = 996 kg/m³
µt = 0,798x10−3kg/m.s Rd (Oli) = 0,00035 m²°C/W
k = 0,615 W/m.°C Rd (Air dingin) = 0,00018 m²°C/W
Pr = 5,42 Rd (Total) = 0,00053 m²°C/W

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 185


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

Koefisien perpindahan kalor kotor (Ud) : Temperatur masuk air dingin (Tci) = 30°C
𝑈𝑐 Temperatur keluar air dingin (Tco) = 33°C
Ud = (𝑅𝑑(𝑡𝑜𝑡) 𝑥 𝑈𝑐)+1 = 1154 W/ 𝑚²ᴼ𝐶

Penurunan koefisien perpindahan kalor adalah :


𝑈𝑐𝑙𝑒𝑎𝑛−𝑈𝑑𝑖𝑟𝑦
Dp = 𝑈𝑐𝑙𝑒𝑎𝑛
x 100% = 61,16%

Luas permukaan perpindahan kalor (A).


A = N x L x π x ODt = 27,1 m²

Laju perpindahan panas pada tube adalah :


Qteoritis = Uc.A.ΔT(LMTD)
= 780055,06 watt. Gambar 4. Profil temperatur fluida heat exchanger
pada aliran berlawan berdasarkan aktual
Menghitung Number of Transfer Unit
(Teoritis) Dengan :
Laju Kapasitas Kalor (C) ΔTa = Thi – Tco = 35°C
ΔTb = Tho – Tci = 14°C
a. Untuk perhitungan fluida panas
Ch = ms x CPs = 9192,36 W/˚C Sehingga perbedaan temperature rata-rata
b. Untuk perhitungan fluida dingin logaritmik adalah
Cc = mt x CPt = 22054,82 W/˚C
ΔTa−ΔTb
Dari laju kapasitas kalor yang didapat, Cc > Ch ΔT(LMTD) = ΔTa = 22,9 °C
maka Cmaks = Cc dan Cmin = Ch In( )
ΔTb

𝑈𝑐 . 𝐴 Perhitungan Pada Shell (Aktual)


NTU = = 8,8
𝐶𝑚𝑖𝑛 Luas penampang aliran oli pada shell, yaitu:
Analisis Performa Heat Exchanger (Aktual) 1 1
Hasil rata-rata hasil pengambilan data tanggal 1 As = 4 𝜋(𝐼𝐷𝑠)2 − 4 𝜋(𝑂𝐷𝑡)2 . 𝑁=0,0187m²
September – 14 September 2019 bertempat di Sifat – sifat fluida oli pada (Thi) = 68°C,
PLTGU Gunung Megang dapat dilihat pada berdasarkan Tabel Sifat-Sifat Fluida Engine Oil
Tabel Data Laju Aliran Heat Exchanger pada Lampiran 4, karena pada temperatur
(Lampiran 2). 68°C tidak terdapat di dalam tabel sifat-sifat
fluida engine oil maka harus dilakukan
Tabel 4. Data Aktual Heat Exchanger interpolasi, hasilnya adalah:
Hasil Konversi
Keterangan Simbol Pembacaan Satuan
Temperature rata –rata masuk oli panas Thi 68°C - Cp = 2080 J/kg.°C
Temperature rata –rata keluar oli panas Tho 44°C - ρoil = 815,49 kg/m³
Temperature rata –rata masuk air dingin Tci 30°C -
μs = 0,05323 kg/m.s
Temperature rata –rata keluar air dingin Tco 33°C -
k = 0,13944 W/m.°C
Laju aliran air panas Qh 0,0033 m³/s -
Laju aliran air dingin Qc 0,0033 m³/s -
Pr = 847,72
Diameter dalam shell IDs 9,84 inch 0,25 m
Diameter luar shell ODs 11,024 inch 0,28 m Menentukan laju aliran massa oil pada
Diameter dalam tube IDt 0,37 inch 0,0095 m shell(ms):
Diameter luar tube ODt 0,5 inch 0,0127 m
Jarak pitch tube Pt 0,625 inch 0,0159 m
ms = ρoli x Qh = 2,84 kg/s
Jumlah tube dalam shell N 240 buah -
Panjang tube L 111,5 inch 2,83 m
Menentukan kecepatan aliran massa oil pada
shell (Us):
Perbedaan Temperature Logaritmik Heat
Excanger (Aktual) 𝑚
Dapat dihitung sebagai berikut : Us = 𝜌𝐴𝑠 = 0,117 m/s
𝑠
Temperatur masuk oli panas (Thi) = 68°C Diameter hidrolis triangular pitch. (Kumar,
Temperatur keluar oli panas (Tho) = 44°C 2012)

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 186


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

1,74 𝑃𝑡2 − 0,5 𝜋 𝑂𝐷𝑡2


4( )
4 𝑈𝑡.𝐼𝐷𝑡.𝜌
Dh = 𝜋 .𝑂𝐷𝑡 = 0,018887 m Re = = 552302,65 m²
2 𝜇𝑡
Bilangan Reynold (Re) untuk aliran dalam
shell, adalah: Berdasarkan besarnya nilai Reynold yang
didapat yaitu Re > 2300, maka aliran di dalam
Us .Dh.ρoil tube ialah aliran turbulen, aliran turbulen di
Re = μs
= 50,02
dalam pipa tube diakibatkan oleh tingginya
kecepatan aliran air pendingin yang masuk ke
Berdasarkan bilangan Reynold yang dalam pipa tube. Karena alirannya turbulen,
didapat yaitu Re < 2300, maka aliran shell maka menentukan nilai (Nu).
merupakan aliran laminer, aliran laminer
tersebut timbul akibat rendahnya kecepatan Nu = 3,66 (Re x Pr)1/3 . (IDt/L)1/3
aliran air panas dalam shell. = 78,98
Karena alirannya laminer, maka menentukan Koefisien konveksi pada tube (Ht) yaitu :
harga (Nu): 𝐾
Hti = x Nu = 5112,94 W/m².°C
𝐼𝐷𝑡
𝐼𝐷𝑆 𝐾
Nud = 0,71 x 𝑅𝑒 0,5
x 𝑃𝑟 0,36
x ( 𝐿 )0,25 Hto = 𝑂𝐷𝑡 x Nu = 3824,64 W/m².°C
= 31,01
Koefisien perpindahan kalor panas
Jadi koefisien konveksi pada shell (hs), yaitu: menyeluruh bersih (Uc), dengan kondukivitas
(k) untuk tembaga berdasarkan Tabel
𝐾 Konduktifitas Thermal Material pada
hs = 𝐼𝐷𝑠 x Nu = 17,30 W/m². °C
Lampiran 5:
4.4.3 Perhitungan Pada Tube (Aktual) K = 385 W/m.k
Luas selimut tube adalah: Sehingga:
1
Ai = π.(IDt) . L = 0,084 m² 𝑈𝑐 =
1 𝐴𝑖. 𝑙𝑛(𝑂𝐷𝑡/𝐼𝐷𝑡) 𝐴𝑖 1
Ao = π. (ODt) . L = 0,112 m² ℎ𝑡𝑖
+
2𝜋𝑘𝐿
+ 𝐴𝑜 ×
ℎ𝑡𝑜
= 2541,25 W/m^2.˚C
Luas penampang tube.
1
Faktor Pengotoran Pada Alat Heat
At = 4 𝑥 𝜋 𝑥 (𝐼𝐷𝑡)² = 0,000071 m² Exchanger (Aktual)
Sifat – sifat fluida air pada (Thi) = 30°C, Dari Tabel Fouling Factors pada
berdasarkan Tabel Sifat-Sifat Fluida Air pada Lampiran 6, di dapatkan hasil faktor
Lampiran 3, hasilnya adalah: pengotoran (Rd) untuk oli pada fluida panas
dan air pada fluida dingin , sebagai berikut:
Cp = 4178 J/kg.°C
ρair = 996 kg/m³ Rd (Oli) = 0,00035 m²°C/W
µt = 0,798x10−3kg/m.s Rd (Air dingin) = 0,00018 m²°C/W
k = 0,615 W/m.°C Rd (Total) = 0,00053 m²°C/W
Pr = 5,42 Koefisien perpindahan kalor kotor (Ud) :
𝑈𝑐
Ud = (𝑅𝑑(𝑡𝑜𝑡) 𝑥 𝑈𝑐)+1 = 1082,83 W/ 𝑚²ᴼ𝐶
Laju aliran massa air (mt ):
Penurunan koefisien perpindahan kalor adalah:
mt = ρair x Qc = 3,29 kg/s
𝑈𝑐𝑙𝑒𝑎𝑛−𝑈𝑑𝑖𝑟𝑦
Kecepatan aliran massa pada tube (Ut) adalah: Dp = x 100% = 57,39 %
𝑈𝑐𝑙𝑒𝑎𝑛

𝑚𝑡 Luas permukaan perpindahan kalor (A).


Ut = 𝜌.𝐴𝑡 = 46,58 m/s

A = N x L x π x ODt = 27,1 m²
Bilangan Reynold (Re) untuk aliran didalam
tube adalah: Laju perpindahan panas pada tube adalah:

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 187


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

mengakibatkan terjadinya perbedaan


Qaktual = Uc.A.ΔT(LMTD) temperatur fluida panas dan dingin pada aktual
= 1577482,1 watt. sehingga nilai LMTD pada aktual lebih besar.

Menghitung Number of Transfer Unit


(Aktual)
Laju Kapasitas Kalor (C)

a. Untuk perhitungan fluida panas


Ch = ms x CPs = 5902,81 W/˚C

b. Untuk perhitungan fluida dingin


Cc = mt x CPt = 13732,25 W/˚C
Gambar 6. Koefisien konveksi pada shell (hs)
Dari laju kapasitas kalor yang didapat, Cc > Ch
maka Cmaks = Cc dan Cmin = Ch Pada Gambar 6 di atas menunjukkan
grafik performa koefisien konveksi pada shell,
𝑈𝑐 . 𝐴 dimana nilai performa koefisien konveksi pada
NTU = 𝐶𝑚𝑖𝑛
= 11,7 shell teoritis yaitu sebesar 18,89 W/m2.˚C dan
pada aktual sebesar 17,30 W/m2.˚C. Kurang
4.5 Efektifitas Heat Exchanger (Aktual) maksimalnya koefisien konveksi pada aktual
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Ɛ = 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 × 100% dikarenakan nilai Reynold dan Nuselt yang
rendah. Hal ini disebabkan oleh laju airan fluida
= 202,4 %
panas yaitu oli dan massa jenis dari fluida yang
rendah.
Pembahasan
Pada hasil pengamatan, data-data yang
sudah didapatkan kemudian diolah dengan
melakukan pergitungan pada heat exchanger
(LMTD). Setalah didapatkan nilai LMTD
aktual dan LMTD teoritis, kemudian langkah
selanjutnya adalah membandingkan nilai
LMTD tersebut agar diketahui performa heat
exchanger tersebut.
Gambar 7. Koefisien konveksi pada Tube bagian
dalam (hti)

Gambar 5. Log Mean Temperatur Difference


(LMTD)
Gambar 8. Koefisien konveksi pada Tube bagian
Pada Gambar 5 di atas menunjukkan luar (hto)
grafik performa LMTD atau beda temperatur Pada Gambar 7 dan Gambar 8 di atas
rata-rata dari heat exchanger, dimana nilai menunjukkan grafik koefisien konveksi yang
LMTD teoritis yaitu sebesar 9,7˚C dan pada terjadi pada bagian dinding tube bagian dalam
aktual sebesar 22,9. Terjadi perbedaan dan luar, dimana nilai performa koefisien
perbedaan antara teoritis dengan aktual dan konveksi pada tube bagian dalam aktual lebih
perbedaan temperatur tertinggi terjadi pada rendah yaitu sebesar 5112,94 W/m2.˚C dan jika
aktual. Hal ini disebabkan karena penyerapan dibandingkan teoritis sebesar 5987,67
kalor pada aktual masih sangat rendah dan

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 188


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

W/m2.˚C. Hal yang sama juga terlihat pada sehingga membentuk suatu lapisan deposit
bagian luat tube menunjukan koefisien pada bidang pertukaran kalor. Bekas
konveksi didapatkan hasil performa teoritis penempelan pada permukaan tube merupakan
sebesar 4478,96 W/m2.˚C dan pada aktual hasil perubahan fase dari beberapa unsur yang
sebesar 3824,64 W/m2.˚C, aktual menunjukan terbawa oleh masing-masing fluida karena
hasil performa yang kurang baik jika adanya pengaruh perbedaan suhu antara
dibandingkan dengan teoritisnya yang permukaan perpindahan kalor dengan material
disebabkan karena laju airan fluida panas yaitu asing. Pembentukan lapisan deposit pada
oli dan massa jenis dari fluida yang rendah. bidang kontak perpindahan kalor, ketika alat
penukar kalor shell and tube ini digunakan
secara terus menerus. Yang dimana
pembentukan lapisan deposit sangat
mempengaruhi sifat-sifat konduktifitas thermal
dari komponen penyusun alat penukar kalor
dalam tingkat yang rendah.

Gambar 9. Koefisien perpindahan kalor


menyeluruh bersih (Uc)

Gambar 11. Laju perpindahan panas (Q)

Pada Gambar 11 menunjukkan grafik


performa laju perpindahan panas yang terjadi
pada heat exchanger yang dimana nilai
Gambar 10. Koefisien perpindahan kalor
performa laju aliran pada teoritis sebesar
menyeluruh kotor (Ud) 780055,1-watt dan pada aktual sebesar
1577482-watt dengan efektifitas kinerja heat
Pada Gambar 9 dan Gambar 10, faktor exchanger tersebut sebesar 202,4%.
pengotor berpengaruh dalam menghambat
perpindahan kalor. Semakin besar nilai faktor KESIMPULAN
pengotor maka semakin kecil pula nilai 1. Dari hasil analisis performa didapatkan
perpindahan kalor yang terjadi. Nilai kalor yang hasil laju perpindahan panas tertinggi
mampu dipindahkan ketika alat penukar kalor terjadi pada aktual sebesar 1577482 watt
mengandung nilai pengotor 0,00053 m2˚C/W sedangkan teoritis sebesar 780055,1 watt,
pada teoritis nilai perpindahan kalor sedangkan koefisien perpindahan kalor
menyeluruh kotor sebesar 1154 W/m2.˚C dan menyeluruh bersih tertinggi terjadi pada
1082,83 W/m2.˚C pada aktual. Hal ini teoritis sebesar 2971,4 W/m2.˚C pada
menunjukkan jelas adanya penurunan teoritisnya dan 2541,25 W/m2.˚C. dan
perpindahan panas dibandingkan dengan terjadi penurunan yaitu nilai perpindahan
perpindahan kalor menyeluruh dalam keadaan kalor menyeluruh kotor sebesar 1154
bersih adalah sebesar 2971,4 W/m2.˚C pada W/m2.˚C pada teoritis dan 1082,83
teoritisnya dan 2541,25 W/m2.˚C pada aktual W/m2.˚C pada aktual. Pada aktual dimana
yang mana dapat diketahui bahwa nilai kinerja nilai performa koefisien konveksi pada
perpindahan kalor menyeluruh bersih sebesar shell teoritis yaitu sebesar 18,89 W/m2.˚C
86% sedangkan nilai perpindahan kalor kotor dan pada aktual sebesar 17,30 W/m2.˚C.
sebesar 94%. 2. Dari hasil analisis performa efektifitas
Pengotoran terjadi ketika terdapat unsur- kerja heat exchanger yang terdapat di
unsur yang ikut terbawa oleh fluida pendingin PLTGU Gunung Megang sebesar 202%
maupun fluida kerja pada alat penukar kalor

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 189


Jurnal Petro 2022 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME XI No. 4, Desember 2022
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

dari hasil perbandingan Qteoritis dengan • Sihite, E., 2011, Uji Eksperimental
Qaktual. Optimasi Laju Perpindahan Kalor dan
3. Dari hasil analisis performa dari heat Penurunan Tekanan Pengaruh Jarak
exchanger secara aktual dan teoritis dapat Baffle Pada Penukar Kalor Tabung
disimpulkan, bahwa performa secara Cangkang Dengan Susunan Tabung
aktual lebih baik jika dibandingkan dengan Segitiga, Universitas Sumatera Uatara,
teoritisnya. Sehingga kemungkinan Medan.
penyebab kegagalan pada heat exchanger • Sugianto, 2015, Analisis Alat Penukar
adalah disebabkan oleh besarnya Kalor Tipe Shell And Tube Dan Aplikasi
temperatur yang terlalu tinggi dan laju Perhitungan Dengan Microsoft Visual
aliran yang rendah sehingga menyebabkan Basic 6.0, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
nilai performa sangat tinggi. Teknik – Universitas Gunadarma.
SARAN
• Untuk menjaga kondisi dan keefektifan
alat heat exchanger agar dapat bekerja
dengan baik maka yang perlu dilakukan
adalah dengan meningkatkan laju aliran
fluida sehingga penyerapan kalor menjadi
lebih maksimal.
• Penurunan performa dapat terjadi karena
terbentuknya kotoran dan deposit di dalam
heat exchanger yang menumpuk dalam
jangka waktu yang lama. Berdasarkan hal
tersebut, maka direkomendasikan untuk
melakukan proses pembersihan pada
seluruh permukaan tube pada jangka
waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
• Budiman, A., & Syarief, A. 2014. Analisis
Perpindahan Panas dan Efisiensi Efektif
High Pressure Heater (HPH) di PLTU
Asam-Asam. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Unlam, 3(2), 76-82.
• Harys, Robby Zulkardin. 2018. Analisa
Perpindahan Panas Heat Exchanger Tipe
Shell And TubePada SAG Mill di PT
Amman Mineral Nusa Tenggara. Nusa
Tenggara Barat: Universitas Mataram.
• Holman, J. P. 1997. Perpindahan
Kalor, Jakarta: Penerbit Erlangga.
• Holman, J. P., & Jasjfi, E. 1994.
Perpindahan Kalor, edisi keenam. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
• Kreith, Frank, 1997, Prinsip-prinsip
Perpindahan Panas, Edisi ke-tiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
• Kumar,S.,R., dan Bargaley, A., 2012,
Comparative Analysis of Finned Tube and
Bared Tube Type Shell and Tube Heat
Exchanger, International Journal of
Engineering and Innovative Technology
(IJET).

Jurnal Petro | Desember, Th, 2022 190

Anda mungkin juga menyukai