Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tetra Mutiara afifah Topik Pemicu : Konveksi Paksa

NPM : 1606828841 Dikumpulkan tanggal : 9 April 2018


Prodi : Teknik kimia Paraf asisten :
Kelompok :4

1. Outline
1.1 Jenis-jenis Heat Exchanger
1.2 Mekanisme kerja Heat Exchanger
1.3 Aplikasi Heat Exchanger pada industri
2. Pembahasan
2.1 Jenis-jenis Heat Exchanger
Secara umum, pengertian Alat penukar kalor atau Heat exchanger adalah suatu alat
yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai Heater
(memanaskan fluida), Cooler (mendinginkan fluida), Condenser (mengkondensasikan
uap hasil pengolahan sebelumnya dengan menggunakan air pendingin atau udara),
Reboiler ( memanaskan kembali hasil dasar suatu kolom dengan menggunakan steam
atau media pemanas lain)
2.1.1 Double Pipe Heat Exchanger
Jenis paling sederhana dari penukar panas terdiri dari dua pipa konsentris diameter
yang berbeda, yang disebut double pipe heat exchanger. Salah satu fluida dalam double pipe
heat exchanger mengalir melalui pipa yang lebih kecil sementara fluida lainnya mengalir
melalui ruang annular antara dua pipa. Pada double pipe heat exchanger, terdapat 2 jenis aliran
yaitu aliran parallel dan aliran counter. Aliran parallel yaitu dimana baik fluida panas dan dingin
memasuki penukar panas pada akhir yang sama dan bergerak ke arah yang sama. Sedangkan
pada aliran counter, fluida panas dan dingin memasuki penukar panas di ujung-ujung dan
mengalir dalam arah berlawanan.

Gambar 1. Double pipe heat exchanger


(Sumber: Cengel, Heat Transfer: A Practical Approach 2 nd Edition)
2.1.2 Compact Heat Exchanger
Tipe lain dari penukar panas dengan area permukaan perpindahan panas yang besar per
satuan volume, adalah Compact Heat Exchanger. Rasio luas permukaan perpindahan panas
dari penukar panas untuk volume disebut densitas area β. Suatu heat exchanger dapat
diklasifikasinya sebagai compact heat exchanger apabila β>700 m2/m3 Contoh compact heat
exchanger yaitu. Contoh penukar panas kompak radiator mobil (β = 1000 m2 / m3) dan paru-
paru manusia (β = 20.000 m2 / m3 ).
Compact heat exchanger memungkinkan untuk mencapai kecepatan transfer panas
tinggi antara dua fluida pada volume kecil, sehingga compact heat exchanger diaplikasikan
pada heat exchanger yang memiliki keterbatasan berat dan volume.
Luas permukaan besar dalam penukar panas kompak diperoleh dengan menempelkan
pelat tipis berjarak kecil atau sirip bergelombang ke dinding yang memisahkan dua fluida.
Dalam compact heat exchanger dua fluida biasanya bergerak tegak lurus satu sama lain disebut
dengan cross flow. Aliran cross flow diklasifikasikan menjadi aliran tidak dicampur (unmixed
flow) dan aliran bercampur (mixed flow), tergantung pada konfigurasi aliran. Unmixed flow
yaitu jika fin plate memaksa cairan mengalir melalui jarak Interfin tertentu dan mencegahnya
dari bergerak dalam arah melintang (yaitu, sejajar dengan tabung). Sedangkan, pada mixed flow
fluida dapat bergerak dalam arah melintang.

Gambar 2. Compact Heat Exchanger


(Sumber: Cengel, Heat Transfer: A Practical Approach 2 nd Edition)
2.1.3 Shell and Tube Heat Exchanger
Shell and tube heat exchanger biasanya digunakan dalam kondisi tekanan relatif tinggi,
yang terdiri dari sebuah selongsong yang di dalamnya disusun suatu annulus dengan rangkaian
tertentu (untuk mendapatkan luas permukaan yang optimal). Fluida mengalir di selongsong
maupun di annulus sehingga terjadi perpindahan panas antara fluida dengan dinding annulus
misalnya triangular pitch dan square pitch (Anonim1, 2009).

Gambar 3. shell and tube heat exchanger


(Sumber: Cengel, Heat Transfer: A Practical Approach 2 nd Edition)
Pada shell and tube heat exchanger, perpindahan kalor terjadi jika suatu fluida
mengalir di dalam annulus (tube) ketika fluida lain mengalir diluar annulus melalui selongsong
(shell). Agar aliran dalam shell turbulen dan untuk memperbesar koefisien perpindahan panas
konveksi, maka pada shell dipasang penghalang (baffle). Ujung annulus terbuka dikedua
ujungnya pada wilayah yang disebut header.
Shell and tube heat exchanger diklasifikasikan berdasarkan banyaknya anulus dan
selongsong yang dilewati oleh fluida, yaitu jika fluida melewati 1 anulus berbentuk U yang
terdapat dalam selongsong maka disebut dengan 1 shell pass and 2 tube pass heat exchanger.
Shell and tube heat exchanger biasa digunakan pada industry kimia dan tidak digunakan pada
automotif dan pesawat terbang karena ukuran dan beratnya yang besar.

Gambar 4. Jenis Shell and Tube Heat Exchanger


(Sumber: Cengel, Heat Transfer: A Practical Approach 2 nd Ediiton)

2.1.4 Plate Heat Exchanger


Plate type heat exchanger terdiri dari bahan konduktif tinggi seperti stainless steel atau
tembaga. Pelat dibuat dengan design khusus dimana tekstur permukaan pelat saling
berpotongan satu sama lain dan membentuk ruang sempit antara dua pelat yang berdekatan.
Jika menggabungkan pelat-pelat menjadi seperti berlapis-lapis, susunan pelat tersebut tertekan
dan bersama-sama membentuk saluran alir untuk fluida. Fluida panas dan dingin mengalir di
bagian alternatif, sehingga setiap aliran fluida dingin dikelilingi oleh dua aliran fluida panas,
sehingga perpindahan panas sangat efektif. Area total untuk perpindahan panas tergantung pada
jumlah pelat yang dipasang bersama-sama, sehingga untuk meningkatkan perpindahan panas
dapat dilakukan dengan memasang tambahan jumlah pelat.

Gambar 5 dan 6. Plate Heat Exchanger


(Sumber: J. P. Holman, Heat Transfer 10th Edition; www.iklimnet.com)

2.1.4 Regenerative Heat Exchanger


Tipe lain dari penukar panas yang melibatkan bagian alternatif dari aliran fluida panas
dan dingin melalui daerah aliran yang sama adalah Regenerative Heat Exchanger. Pada
regenerative heat exchanger statis pada dasarnya adalah massa berpori yang memiliki kapasitas
penyimpanan panas yang besar, seperti wire mesh keramik. Dengan fluida panas dan dingin
mengalir melalui massa berpori ini. Panas dipindahkan dari fluida panas ke matriks regenerator
selama fluida panas mengalir dan dari matriks ke cairan dingin selama aliran fluida dingin.
Dengan demikian, matriks berfungsi sebagai media penyimpan panas sementara. Pada
regenerative heat exchanger dinamis melibatkan drum berputar dan aliran kontinu dari fluida
panas dan dingin melalui bagian yang berbeda dari drum sehingga setiap bagian dari drum lewat
melalui aliran panas, menyimpan panas, dan kemudian melalui aliran dingin. Drum berfungsi
sebagai media untuk mengangkut panas dari panas ke aliran fluida dingin.

Gambar 7. Regenerative Heat Exchanger


(Sumber: ResearchGate)
2.2 Mekanisme kerja Heat Exchanger
Alat penukar kalor adalah sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan
panas dari suatu fluida ke fluida lain yang berbeda suhunya. Adapun tujuan dari alat ini
adalah untuk memanaskan atau mendinginkan salah satu fluida dengan cara yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Prinsip perpindahan kalor yang digunakan adalah kalor berpindah dari suhu
tinggi ke suhu rendah. Komponen dasar dari alat penukar kalor dapat dilihat sebagai
sebuah tabung dengan suatu fluida mengalir melewatinya dan fluida lain mengalir di
luarnya. Sebuah alat penukar kalor sederhana melakukan tiga operasi perpindahan
panas sebagai berikut :
 Perpindahan panas konveksi dari fluida ke dinding dalam tabung
 Perpindahan panas konduksi yang melewati dinding
 Perpindahan panas konveksi dari dinding tabung luar dengan fluida luar

Perpindahan kalor secara radiasi pada alat penukar kalor hampir tidak ada. Hal ini
dikarenakan radiasi adalah perpindahan kalor tanpa adanya medium perantara.
Gambar 9. Ilustrasi Prinsip Alat Penukar Kalor Double Tube
(Sumber : Holman, 1988)

Penjelasan gambar di atas telah dipelajari sebelumnya pada bab konduksi, yaitu
dalam menentukan laju perpindahan kalor dan koefisien perpindahan kalor menyeluruh
(U). Berdasarkan pendekatan pada bab sebelumnya, didapatkan laju perpindahan
kalornya adalah sebagai berikut :
𝑇𝐴 −𝑇𝐵
𝑄= ln(
𝑟𝑜
⁄𝑟 )
(1)
1 𝑖 + 1
+
ℎ𝑖 𝐴𝑖 2𝜋𝑘𝐿 ℎ𝑜 𝐴𝑜

Sehingga untuk sebuah alat perpindahan kalor, jumlah kalor yang mengalir pada sistem
tersebut dapat dirumuskan :

𝑄 = 𝑈𝐴∆𝑇 (2)

di mana ΔT adalah perbedaan suhu menyeluruh dan A luas permukaan kontak, sehingga
nilai U nya adalah :
1
𝑈= 1 ∆𝑥 1 (3)
+ +
ℎ1 𝑘 ℎ2

2.3 Aplikasi Heat Exchanger pada industri


Salah satu penggunaan prinsip heat exchanger yang digunakan pada pembangkit
listrik tenaga uap adalah kondensor. Dengan menggunakan tipe shell and tube, kondenser
pada PLTU berfungsi untuk mengkondensasi uap air yang berasal dari turbin uap sehingga
berubah fase menjadi cair kembali. Kondesor menjadi salah satu komponen yang paling
penting pada water-steam cycle karena pada alat ini terjadi perpindahan panas (panas
laten) yang masih terkandung di dalam uap air menuju media pendingin seperti air laut
atau air dari cooling tower.

Gambar 10. komponen- komponen Shell and tube heat exchanger


(sumber: mechmaintenance.com)
Shell and tube heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sering digunakan
pada proses-proses industry. Hal ini karena Shell and tube heat exchanger mampu
memberikan rasio area perpindahan panas dengan volume dan massa fluida yang cukup
kecl. Selain itu juga dapat mengakomodasi ekspansi termal, mudah untuk dibersihkan dan
konstruksinya juga cukup murah diantara yang lain. Untuk menjamin bahwa fluida pada
shell side mengalir melintasi tabung dan dengan demikian menyebabkan perpindahan
kalor yang lebih tinggi, maka didalam shell tersebut dipasangkan sekat/ penghalang/ baffle.

Komponen utama pada Shell and tube heat exchanger terdiri dari:
2.3.1 Tube
Tube atau pipa merupakan budang pemisah antara kedua jenis fluida yang
mengalir didalamnya dan sekaligus bidang perpindahan panas. Ketebalan dan bahan
pipa harus dipilih berdasarkan pada tekanan operasi fluida kerjanya.
Lubang- lubang pipa pada penampang shell dan tube disusun mengikuti aturan
tertentu. Bentuk susunan lubang-lubang pipa secara persegi dan segitiga ini disebut
sebagai tube pitch. Pitch adalah jarak dari pusat atau center line tube yang satu ke
pusat tube yang lainnya.

Gambar 10. Jenis pitch tube


(Sumber: http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-indahhanap-4032-1-daftar--4.pdf)
2.3.2 Tube sheet
Komponen ini berfungsi sebagai tempat untuk merangkai ujung-ujung tube
sehingga menjadi satu yang disebut tubebundle. Tube sheet terbuat dari material
dengan ketebalan dan jenis tertentu tergantung dari jenis fluida yang mengalir pada
peralatan tersebut. Heat exchanger dengan tube lurus pada umumnya menggunakan
dua buah tube sheet yang berfungsi untuk menyatukan tube-tube menjadi tube bundle
dan sebagai pemisah antara tube side dengan shell side.
2.3.3 Shell

Konstruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tube yang akan ditempatkan di
dalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa berukuran besar atau pelat logam yang di-
roll. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana terdapat tube bundle. Untuk
temperature yang sangat tinggi terkadang shell dibagi menjadi dua dan disambungkan
dengan sambungan ekspansi.

Biasanya, shell berbentuk bulat memanjang (silinder) yang berisi tube bundle
sekaligus sebagai wadah mengalirkan zat atau fluida, untuk kemungkinan korosi, tebal
shell sering diberi kelebihan 1/8 in.
2.3.4 Baffle/ Sekat
Pemasangan baffle bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida baik pada
shell dan tube serta menambah waktu tinggal, tetapi pemasangan baffle akan
memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. Selain itu, baffle pun memiliki
fungsi lain yaitu untuk menahan tube bundle, mengurangi atau menambah terjadinya
getaran.

2.3.5 Tie Rods


Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian
paling luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang
satu yang lainnya tetap.

Daftar pustaka
Cengel, Y. 2006. Heat Transfer 2nd Edition. USA: Mc Graw-Hill
Holman, J.P. 1988. Perpindahan Kalor Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga
Holman, J.P. 2009. Heat Transfer 10th Edition. New York: McGraw-Hill.
Polban. n.d. Evaluasi Kinerja Heat Exchanger 11E-25 pada preheating section dalam
crude distilling unit di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap [Online]
tersedia di: http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-indahhanap-
4032-1-daftar--4.pdf [diakses pada 11 April 2018]

Anda mungkin juga menyukai