Anda di halaman 1dari 6

Soal 1

Adsorpsi merupakan salah satu proses fenomena permukaan. Jelaskan tahapan


adsorpsi secara umum dan sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi adsorpsi?
Pada dasarnya proses adsorpsi yang terjadi pada umumnya melalui tiga tahap, yaitu
1. Perpindahan makro, yaitu pergerakan molekul adsorbat melalui sistem makropori
adsorben.
2. Perpindahan mikro, yaitu pergerakan molekul adsorbat melalui sistem mesopori dan
mikropori adsorben.
3. Sorption, yaitu terikatnya molekul adsorbat pada permukaan adsorben pada dinding pori
mesopori dan mikro pori.
Lalu mekanisme reaksi dari Adsorpsi , yaitu Gaya elektrostatik timbul karena adanya
gaya Tarik menarik anatara ion-ion yang berlawanan muatan. Gaya tersebut akan
menimbulkan tarikan ion-ion ke permukaan adsorben yang muatannya berlawanan.
Kekuatan Tarik menarik antar muatan positif dan negatif mendorong terjadinya interaksi
elektrostatik sehingga adsorbat dapat diikat oleh adsorben.
Faktor yang mempengaruhi Adsorpsi, yaitu
1. Jenis Adsorbat (senyawa terlarut yang dapat terserap)
a) Ukuran molekul adsorbat
Molekul-molekul yang dapat diadsorpsi adalah molekul-molekul yang diameternya
lebih kecil atau sama dengan diameter pori adsorben.
b) Kepolaran zat
Molekul yang lebih polar memiliki daya adsorpsi lebih kuat dibandingkan dengan
molekul yang kurang polar pada diameter yang sama. Molekul yang lebih polar dapat
menggantikan molekul yang kurang polar yang telah lebih dahulu teradsorpsi.
2. Karakteristik adsorben (padatan dimana permukannya terjadi pengumpulan senyawa
yang diserap)
a) Kemurnian Adsorben
Adsorben yang lebih murni memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih baik
b) luas permukaan dan volume pori adsorben
Jumlah molekul adsorbat meningkat dengan bertambahnya luas permukaan dan
volume pori adsorben.
3. Tekanan Adsorbat
Pada adsorpsi fisika, kenaikan tekanan adsorbat dapat menaikkan jumlah yang diadsorpsi.
Sebaliknya pada adsorpsi kimia kenaikan tekanan adsorbat akan mengurangi jumlah yang
teradsorpsi.
4. Temperatur Adsorbat
Pada saat adsorbat melekat pada permukaan adsorben, akan terjadi pembebasan sejumlah
energi sehingga bisa dikatakan bahwa proses adsorpsi merupakan peristiwa eksotermis.
Pada Adsorpsi fisika, berkurangnya temperatur akan menambah jumlah adsorbat yang
teradsorpsi dan demikian pula untuk peristiwa sebaliknya.
5. pH (derajat keasaman)
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan
penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya apabila pH asam organik
dinaikkan yaitu dengan penambahan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat
terbentuknya garam.
Soal 2
Ada dua istilah yang sangat mirip, yaitu adsorpsi dan absorpsi. Jelaskan keada
kelompok anda perbedaan pengertian dari adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi tersebut
terbagi menjadi dua, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Jelaskan perbedaan
antara kedua adsorpsi tersebut.
Absorpsi adalah proses dimana zat terabsorpsi tidak menempel di permukaan melainkan
berdifusi kedalam material absorban. Sedangkan, adsorpsi adalah proses yang terjadi ketika
molekul dari zat terakumulasi pada suatu permukaan, sehingga membentuk suatu lapisan
tipis dari molekul molekul atau atom.

Gambar 13 . Perbedaan Absorpsi dengan Adsorpsi


(sumber: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123737-R220838-Desain%20sistem-HA.pdf)

Adsorpsi dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan interaksi molecular antara


permukaan adsorben dengan adsorbat, yaitu Adsorpsi fisika (Van der Waals adsorption) dan
adsorpsi kimia (activated adsorption). Adsorpsi fisika merupakan adsorpsi yang terjadi
karena adanya gaya Van Der Waals, yaitu gaya tarik menarik yang relative lemah antara
adsorbat dengan permukaan adsorben. Pada adsorpsi ini, adsorbat tidak terikat kuat pada
permukaan adsorben sehingga adsorbat dapat bergerak dari suatu bagian permukaan ke
bagian permukaan lainnya. Sedangkan, adsorpsi kimia terjadi karena terbentuknya ikatan
kovalen dan ion antara moleku-molekul adsorbat dengan adsorben.

Tabel 1 Perbedaan adsorpsi fisika dengan adsorpsi kimia


Karakteristik Adsorpsi Fisika Adsorpsi Kimia
Gaya yang Gaya Van der Waals Ikatan kovalen dan ion
bekerja
Tebal Lapisan Banyak Lapisan Satu lapis (Single
(multilayer) layer)
Energi Aktivasi Kurang dari 1 kkal/gmol 10-69 kkal/gmol
Temperatur Terjadi pada temperature di Dapat terjadi pada
bawah titik didih adsorbat temperature tinggi
Jumlah zat Sebanding dengan kenaikan Sebanding dengan
teradsorpsi tekanan banyaknya inti aktif
adsorben yang dapat
bereaksi dengan
adsorbat
Driving force Tidak ada transfer electron, Ada transfer electron,
meskipun mungkin terjadi terbentuk pada ikatan
polarisasi pada sorbet antara sorbet dan
permukaan padatan
Kalor adsorpsi Rendah ( 5-10 kkal/gmol Tinggi (10-
gas) 100kkal/gmol gas)
Jenis Proses Reversibel Irreversibel
(Sumber: Putranto, Angelina, 2014)

Soal 3
Bagaimana metode desorpsi atau proses regenerasi adsorben? Jelaskan dan berikan
contoh atau gambaran prosesnya
Desorpsi adalah proses pelepasan kembali adsorbat dari adsorbaen ke dalam suatu larutan
dimana proses adsorpsi yang terjadi sudah maksimal, yaitu permukaan adsorben jenuh atau
tidak mampu lagi menyerap adsorbat dan terjadi kesetimbangan. Regenerasi merupakan
suatu proses penting dalam adsorpsi dimana adsorben yang telah jenuh oleh adsorbat diberi
perlakuan dengan metode tertentu sehingga dapat digunakan kembali dalam proses adsorpsi.
Metode-metode yang umum digunakan dalam proses regenerasi adsorben yaitu :
a. Temperature Swing Adsorption (TSA)
Pada metode TSA, regenerasi adsorben dilakukan dengan menaikkan temperatur. Pada fluida
(fasa cair) yang hanya mengandung sedikit adsorbat, kenaikan temperatur akan
menyebabkan adsorben melepaskan adsorbat sehingga adsorben dapat digunakan kembali.
b. Pressure Swing Adsorption (PSA)
Pada metode PSA, unggun adsorben diregenerasi dengan menurunkan tekanan dalam
unggun. Metode ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode TSA karena tekanan
unggun dapat diturunkan secara cepat sehingga proses regenerasi dapat berlangsung lebih
cepat.
c. Displacement Purge Adsorption (DPA)
Pada metode DPA, adsorben dibuat menjadi jenuh dengan suatu jenis adsorbat yang mudah
digantikan oleh jenis adsorbat yang dikehendaki.

Soal 4
Dua model persamaan, yaitu Freundlich dan Sips mempunyai Batasan. Persamaan
Freundlich tidak berlaku pada tekanan rendah dan titik tekanan yang tinggi, dan
persamaan Sips tidak berlaku pada tekanan rendah. Persamaan Toth menjelaskan
beberapa system dengan submonolayer. Tuliskan dan jelaskan persamaan Sips
(Langmuir-Freundlich), persamaan Toth dan model adsorpsi Dubinin-Radushkevich?

 Persamaan sips
Model isotherm adsorpsi Sips merupakan gabungan dari model isotherm Langmuir dan
Freundlich. Persamaan tersebut, yaitu
q m K eq Ce n
q e= Gambar 14. adsorpsi dan desorpsi (2 )
Gambar
1+ K eq C13.
n adsorpsi dan desorpsi (1 )
e
(Sumber:http://lib.ui.ac.id/file? (Sumber:http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308317-
q e jumlah yang teradsopsi saat kesetimbangan (mg g−1 ). C e adalah konsentrasi adsorbat
file=digital/125655-R020868-Pengujian%20alat- S42667- Adsorpsi%20dan%20desorpsi.pdf )
pada kesetimbangan (mg L−1 ¿ di mana Keq (L mg-1) menggambarkan tetapan
HA.pdf)
kesetimbangan persamaan Sips dan qm (mg g−1 ) merupakan kapasitas adsorpsi maksimum.
Model isoterm Sips dicirikan dengan adanya faktor keheteroganan, n, dan khusus untuk n =
1, persamaan isotherm Sips akan menjadi persamaan isoterm Langmuir dan proses adsorpsi
menjadi homogen (Chatterjee et al., 2009a; 2010).

 Persamaan Toth
Model persamaan Toth biasanya digunakan pada permukaan adsorben yang heterogen
seperti pada karbon aktif dan juga persamaan tersebut dapat digunakan pada tekanan rendah
dan tekanan tinggi Model persamaan Toth adalah sebagai berikut
qmT C e
q e= 1 /n
1 n
( + Ce )
KT
q eadalah jumlah yang teradsorpsi saat kesetimbangan (mg g−1 ), ). C e adalah konsentrasi
adsorbat pada kesetimbangan (mg L−1 ¿, qmt (mg g−1 ) merupakan kapasitas adsorpsi
maksimum, K T adalah tetapan Kesetimbangan toth dan nadalah model exponent Toth.
 Persamaan Dubinin-radushkevich
Persamaan ini biasa dipakai untuk menggambarkan adsorpsi pada material mikroprous,
terutama yang berasal dari karbon. Persamaan ini didasarkan pada asumsi adanya perubahan
energi potensial antara gas dengan fase yang teradsorpsi serta energi khas dari padatan.
Persamaan ini menghasilkan perilaku makroskopik dari proses adsopsi.

V A 2
V0 [
=exp ⁡ −( )
E ]
V RT lnx 2
V0
=exp −( [ E
) ]
p
x= , E=β E0 , E0 adalah Energi adsorbat standar, V = volume yang teradsorbsi, V 0 =
p0
volume mikropori, p0= tekanan uap, p = tekanan.
Hendra Ryan. 2008. Pembuatan Karbon aktif. [Online] Tersedia: http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/123693-R220833-Pembuatan%20karbon-Literatur.pdf [diakses pada 29 Oktober
2017].
Husin, A .2012. Adsorpsi dan Desorpsi gas metana pada bejana bertekanan (Vessel) dengan
kenaikan tekanan secara bertahap [Online]Tersedia: http://lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20308317-S42667-Adsorpsi%20dan%20desorpsi.pdf [Diakses pada 30 Oktober
2017]
Ruhiat, Asep.(2010).Evaluasi Model Dubinin-Radushkevich serta modifikasinya dalam
merepresentasikan data adsorpsi gas pada tekanan tinggi.[Online] Tersedia:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20249836-S51745-Asep%20Ruhiat.pdf [Diakses
pada 30 Oktober 2017]
Saputra, Bobi (2008). Desain sistem adsorpsi dengan dua adsorber. [Online] Tersedia:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123737-R220838-Desain%20sistem-HA.pdf [diakses pada
20 Oktober 2017]
Zulfikar Ali. 2013. Studi Kesetimbangan Adsorpsi Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant (RB)
Red F3B pada Selulosa Jerami Padi. Prosiding SNTKP TOPI 2013.

Anda mungkin juga menyukai