Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN 1

ISOTERM ADSORPSI (METODE JARTEST DENGAN


SPEKTROFOTOMETER)

25 April 2019

Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Muhammad Raihan Raivaldi (082001300037)
2. Muhammad Kemal Afnandy Y. (082001700038)
3. Roshena Putri Carliva (082001700044)

Asisten Laboratorium:
Rizki Rahayu

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS ARSITEKTUR LANSKAP DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adsorpsi merupakan suatu proses perubahan konsentrasi yang terjadi pada batas
permukaan dari dua fasa, jenis fasa ini dapat berupa padat-cair, padat-gas, cair –
cair ataupun gas-cair. Pada proses penentuan adsorpsi isoterm menggunakan
bahan karbon aktif sebagai adsorbennya. Karbon aktif yang digunakan harus
dihaluskan tujuannya untuk memperluas permukaan aktifnya dan membuka pori-
porinya sehingga daya adsorpsinya tinggi.
Karbon aktif merupakan suatu bahan yang berupa karbon amorf yang
sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta memiliki permukaan dalam
sehingga memiliki daya adsorpsinya yang tinggi. Karbon aktif banyak di temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Arang merupakan senyawa karbon yang belum aktif
dan di aktifkan dengan cara dipanaskan dan dihaluskan. Daya serap karbon aktif
di uji dengan ditambahkan dalam larutan asam lemah (CH3COOH) dan asam kuat
(HCl) dengan pemberian variasi konsentrasi larutan asamnya dan dilakukan pada
suhu yang sama (isoterm). Pemberian konsetrasi dan jenis asam yang berbeda
pada tiap larutan dilakukan untuk menunjukan seberapa besar daya adsorpsi
karbon aktifnya terhadap konsetrasi yang berbeda.
Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut
(soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap,
dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya.
Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan
suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan
adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya
maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi.

3
Di era sekarang ini, sistem penjernihan memiliki berberapa macam teknik,
contohnya saja sistem pengolahan air limbah dalam industri tekstil yang
menghilangkan warna yang disebut juga dengan proses koagulasi-flokulasi.
Contoh lain proses adsorpsi yaitu pada industri batik, pada proses produksinya
yang menggunakan bahan perwarna, dan limbah yang dihasilkan berbentuk cairan
yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, maka dari itu digunakan karbon
aktif yang merupakan adsorben yang berguna untuk menghilangkan warna,
dimana karbon aktif memiliki efektivitas yang cukup tinggi.
Dewasa ini proses penjernihan air menggunakan kabrbon aktif sebagai
pengadsorpsi atau adsorben pada kotoran yang terdapat dalam air penyebab keruh
dan warna pada air sumur atau air sungai yang disebut juga dengan proses
koagulasi-flokulasi. Selain itu untuk mengurangi keringat pada ketiak digunakan
deodoran. Prisif kerjanya yaitu dengan mengadsorpsi keringat yang keluar dari
dalam tubuh pada bagian ketiak secara berlebihan. Berbagai adsorben anorganik
maupun organik dapat dijadikan sebagai adsorpsi seperti aluminium, bauksit,
magnesia, magnesium silikat, kalsium hidroksida, silikat gel, dan timah diatome.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan Isoterm Adsorpsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghitung kapasitas adsorben dalam menyerap adsorbat dengan
metode jartest menggunakan spektrofotometer.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Adsorpsi, Adsorben dan Adsorbat


Adsorpsi merupakan fenomena yang melibatkan interaksi fisik, kimia dan gaya
elektrostatik antara adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Gaya
tarik-menarik dari suatu padatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu: gaya fisika
dan gaya kimia yang masing-masing menghasilkan adsorpsi fisika dan adsorpsi
kimia. Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya
penambahan konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fasa.
Adsorpsi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: adsorpsi fisis (physical adsorption)
dan adsorpsi kimia (chemical adsorption) (Sukardjo, 1990).
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Gaya tarik
menarik dari suatu padatan dibedakan menjadi dua jenis yaitu: gaya fisika dan
gaya kimia yang masing-masing menghasilkan adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.
Ada dua macam adsorpsi yaitu (Sukardjo,1990):
1. Adsorpsi Fisika, yaitu adsorpsi yang disebabkan oleh gaya van der waals yang
ada pada permukaan adsorben. Panas adsorpsi fisika lebih rendah dan lapisan
yang terjadi pada permukaan adsorben lebih dari satu molekul.
2. Adsorpsi Kimia, terjadi karena adanya reaksi antara zat yang diserap dengan
adsorben, panas adsorpsi tinggi, lapisan molekul pada permukaan adsorbennya
hanya satu lapis.
Adsorben adalah zat yang mengadsorpsi zat lain, sedangkan adsorbat
adalah zat yang teradsorpsi zat lain, adsorben dapat dibagi dalam jenis polar dan
non polar. Penyerap polar lebih lanjut dapat dibagi dalam adsorben bersifat asam
dan adsorben bersifat basa, adsorben asam meliputi silika dan klorosil, sedangkan
adsorben basa adalah amina dan magnesia ( kecuali telah diperlakukan asam ).
Adsorben basa lebih menahan asam, misalnya turunan fenol, perol, trofenol dan
asam karboksilat (Daintith, 1994).

5
Pengertian adsorben dan adsorbat Adsorben meerupakan zat yang
mengadsorpsi zat lain, yang memiliki ukuran partikel seragam. kepolarannya
sama dengan zat yang akan diserap dan mempunyai berat molekul besar. Adsorbat
adalah zat yang teradsorpsi zat lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas
adsorpsi adalah, luas permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat
terlarut, pH, dan temperatur (khopkar,1990; atkins, 1996).

2.2 Isoterm Adsorpsi


Adsorpsi isoterm menunjukan banyaknya zat teradsorpsi per gram adsorpben
yang dialirkan pada suhu tetap (Marilyn.L.E, 2012). Adsorpsi isoterm adalah
hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi pada
permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur tertentu.
Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan
isoterm. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan
yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-
beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang dikemukakan oleh Freundlich.
Model adsorpsi isoterm pada umumnya adalah kurva tak bernilai yang
menggambarkan fenomena yang mengatur penyimpanan suatu zat dari media
berair berpori atau lingkungan perairan solid pada suhu konstan dan pH 32,33
(K.Y. Foo , 2009)
Untuk hampir semua proses adsorpsi fisik, kapasitas suatu adsorben
menurun sebagai suhu sistem meningkat. Sebagai suhu meningkat, molekul
teradsorpsi memperoleh memperoleh energi yang cukup untuk mengatasi daya
tarik van der waals, menahan mereka ke fase terkondensasi dan bermigrasi
kembali ke fase gas. Adsorpsi adalah proses eksotermik (Basu, 2002).
Karakteristik adsorpsi ditentukan dengan bantuan analisis primer. Studi desorpsi
sebagai fungsi pH dilakukan untuk menganalisis kemungkinan menggunakan
kembali adsorben untuk adsorpsi lebih lanjut dan untuk membuat proses lebih
ekonomis (Ramachandran, 2011).
Persamaan Freundlinch dan Langmuir sering digunakan untuk mengolah
data adsorpsi dari larutan. Isoterm Freundlinch merupakan persamaan dari yang

6
menghubungkan jumlah material yang teradsorpsi dengan konsentrasi material
dalam larutan yang dirumuskan dalam bentuk persamaan :
log = log K + log 1/n log C

x adalah jumlah gram zat yang diserap, m adalah jumlah gram yang teradsorpsi
per gram adsorben, C adalah konsentrasi adsorbat pada kesetimbangan, K dan 1/n
adalah tetapan, dengan mengukur m sebagai fungsi C maka nilai n dan K akan
ditentukan dari slop dan intersupnya. Isoterm Freundlich tidak berlaku jika
konsentrasi atau tekanan dari zat yang akan teradsorpsi terlalu tinggi. (Keenan,
1990).
Adsorpsi isoterm Langmuir, awalnya dikembangkan untuk menggambarkan
fase gas ke padat adsorpsi ke karbon aktif. Langmuir isoterm mengacu adsorpsi
homogen, yang tiap molekul memiliki entalpi konstan dan energi aktivasi
penyerapan (semua situs memiliki afinitas yang sama untuk adsorbat). (K.Y. Foo,
2009).
Meskipun terminology adsorpsi pertama kali diperkenalkan oleh Kayser
(1853-1940), penemu teori adsorpsi adalah Irving Langmuir (1881-1957), Nobel
laureate in Chemistry (1932). Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas
beberapa asumsi,yaitu :
(1) Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer),
(2) Panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan
(3) Semua situs dan permukaannya
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan
menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang
diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekulmolekul zat yang tidak
teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai
berikut :

C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat


yang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan

7
afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari
adsorben.

Gambar 2.1 Kurva Isoterm Adsorpsi Langmuir


Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan
monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun
pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat
heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai
berikut.

Log (x/m) = log k + 1/n log c

Gambar 2.2 Kurva Isoterm Adsorpsi Freundlich

2.3 Karbon Aktif


Karbon aktif merupakan jenis adsorben yang paling tua dan paling luas
penggunaannya. Penyerapan zat dari larutan mirip dengan penyerapan gas oleh zat
padat, penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut.
(Khopkar, 2003).

8
Karbon aktif atau arang aktif merupakan golongan karbon amorph yang
diproduksi dari bahan dasar dengan susunan senyawa mayoritas mengandung
karbon. Karbon aktif dapat digunakan untuk mengadsorbsi bahan yang berasal
dari cairan maupun fasa gas. Daya adsobsi tergantung pada besar atau volume
pori-pori dan luas permukaan. Saat ini karbon aktif banyak digunakan sebagai
bahan penyaring, pengolahan limbah, pengolahan air, dan lain-lain. Karbon aktif
umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapat
diperbesar dengan mengaktifkan arang dengan menggunakan uap atau bahan
kimia,aktivitas ini bertujuan memperbesar luas permukaan arang dengan
membuka pori-pori yang tertutup (Kateren,1987).

9
BAB III
METODE PENELITIAN

10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Pengamatan Sampling Air
Hasil pengamatan sampling air yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. 5 Hasil Pengamatan Sampling Air Sungai


No Keterangan Gambar
.
1. Sampling (insitu)
- Letak
Jembatan (2) Ciputra sisi timur
- Warna:
Hitam
- Kedalaman:
2m
- Lebar:
6m
- Kecepatan :
0,05 m/s
- Koordinat
6.1670826, 106.7841946
- Awan
10% berawan
- Cuaca
Cerah
- Kondisi Sungai
Berbau, berwarna hitam dan tidak
berarus
- Rona Lingkungan
Lapangan Futsal dan Basket, Mall,

11
No Keterangan Gambar
.
Ruko, Restoran dan Pemukiman.
2. Sampling (eksitu)
pH = 7,643
DO = 3,28 mg/l
DHL = 472 µs/cm
Debit = 0,6 m3/s
Kekeruhan = 13,45 NTU

12
4.1.2 Hasil Pengamatan Penetapan Isoterm Adsorpsi
Hasil pengamatan isoterm adsorpsi dengan metode jartest menggunakan
spektrofotometer yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Penetapan Isoterm Adsorpsi
No. Keterangan Gambar
1. Air pada sample B setelah dilakukan
jartest selama 30 menit dengan 200rpm
dengan massa karbon aktif yang berbeda
–beda 0gr, 0.1 gr, 0.3gr, 0.5gr, 0.7gr dan
0.9 gr.

2. Air pada sample B yang telah dilakukan


penyaringan dengan menggunakan kertas
saring whatman no. 42.

3. Hasil pengukuran isoterm adsorpsi


dengan metode jartest menggunakan
spektrofotometer pada λ 610 nm.
Diperoleh nilai absorban dari
penambahan karbon aktif adalah sebagai
berikut:
Massa (gr) Abs
0 0,1
0,1 0,098
0,3 0,093
0,5 0,093
0,7 0,089
0,9 0,093

4.2 Perhitungan

13
4.2.1 Isoterm Adsorpsi
Dik :
mL sampel (v) : 300 mL
Sloope (b) : 0.00389
Intercept (a) : 0.001367
R :1
R2 :1
Ditanya : C (mg/L) ?
Kurva kalibrasi isoterm adsorpsi freundlich ?
Jawab :

C (mg/L) 0 gram =
|−∫ ( A)|
Slope( B)
0.1−( 0.00137)
= =¿ 25,3425 mg/ L
0.00389

C (mg/L) 0.1 gram =


|−∫ ( A)|
Slope (B)
0.098−(0.00137)
= =24,8286 mg/ L
0.00389

C (mg/L) 0.3 gram =


|−∫ ( A)|
Slope(B)
0.093−(0.00137)
= =¿ 23,5439 mg/ L
0.00389

C (mg/L) 0.5 gram=


|−∫ ( A)|
Slope (B)
0.093−(0.00137)
= =¿ 23,5439 mg/ L
0.00389

C (mg/L) 0.7 gram =


|−∫ ( A)|
Slope(B)
0.089−(0.00137)
= =¿ 22,5162 mg/ L
0.00389

14
C (mg/L) 0.9 gram =
|−∫ ( A)|
Slope(B)
0.093−(0.00137)
= =¿ 23,5439 mg/ L
0.00389

Tabel 4.5 Data Kurva Kalibrasi


Konsentrasi Absorban
0 0 a = 0.001367
2 0,012 b = 0.003892
5 0,018 r2 = 0.996
10 0,040
20 0,083
30 0,116

Gambar 1. Kurva Kalibrasi

Tabel 4.6 Perhitungan Isoterm Adsorpsi

Contoh Perhitungan Isoterm Adsorpsi Freundlich :

15
|0|m gram−a 0.1−0.001367
awal : = =¿ 25,3425
b 0.003893

|−a| 0,1−0.0013667
akhir : = =¿ 25,3425
b 0,003893

selisih :awal−akhir=¿ 25,3425 – 25,3425 ¿ 0

1. Kurva Isoterm Langmuir

Kurva Langmuir
2000.0000
1800.0000
1600.0000
1400.0000
f(x) = 267.07x + 649.51
1200.0000 R² = 0.18
1000.0000
x/m

800.0000
600.0000
400.0000
200.0000
0.0000
0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 2.0000 2.5000 3.0000
C

a= 649,51
b= 267,07
r² = 0,1751

Gambar 2. Kurva Isoterm Langmuir

2. Kurva Isoterm Freundlich

16
Kurva Freundlich
3.5000

3.0000
f(x) = 1.21x + 2.37
R² = 0.06 2.5000

2.0000
Log x/m

1.5000

1.0000

0.5000

0.0000
-0.4000 -0.3000 -0.2000 -0.1000 0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000
Log C

a= 2,3687
b= 1,2135
r² = 0,0626

Gambar 3. Kurva Isoterm Freundlich


a. Slope
1
Slope =
n
1
1,2135 =
n
n = 0,8241
b. K
Log K= Intersep
Log K = 2,3687

17
K = 233,7222

4.3 Pembahasan

Air sampel diambil di Kali Sekretaris pada jembatan kedua samping Ciputra
Mall. pada hari Kamis, 25 April 2019. Sampling dilakukan pada pagi hari dengan
langit cerah. Badan sungai terlihat keruh kehitaman dan berbau tidak pekat.
Beberapa sampah besar juga dapat terlihat mengapung di badan sungai. Disekitar
lokasi sampling terdapat ruko dan pangkalan ojek maupun angkot. Digunakan
water sampler untuk mengambil sampel air. Sampel air yang terisi pada water
sampler kemudian dipindahkan pada jirigen hingga memenuhi jirigen. Pemenuhan
jirigen dengan sampel air dilakukan untuk meminimalisasi rongga udara yang
dapat mempengaruhi konsentrasi gas-gas terlarut pada sampel air.

Pengambilan sampel menggunakan water sampler yang diisi penuh kedalam


jerigen. Jerigen kemudian dibawa ke laboratorium dan langsung melakukan
pengukuran pH, suhu, DO, DHL dan Kekeruhan. pH pada saat itu menunjukkan
angka 7.643, suhu berkisar 28,2℃, DO sebesar 3,28 mg/l, DHL sebesar 472
µs/cm, dan Kekeruhan sebesar 13,45 NTU.

4.3.1 Isoterm Adsorpsi


Percobaan isoterm adsorpsi dilakukan dengan tujuan menentukan besarnya
tetapan adsorbsi isoterm Freundlich dan isoterm Langmuir. Adsorbsi adalah
proses penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Prinsip percobaan adsorbsi
isotherm ini didasarkan pada teori freundlich yaitu banyaknya zat yang diadsorbsi
pada temperatur tetap oleh suatu adsorben tergantung dari konsentrasi dan
kereaktifan adsorbat dalam mengadsorbsi zat-zat tertentu.
Dalam percobaan isoterm adsorpsi sampel yang digunakan adalah sampel A
dan B. Percobaan ini dilakukan dengan menyiapkan enam gelas beker yang
masing-masing diisi dengan 300 ml sampel dan dicampurkan dengan karbon aktif
yang sudah ditimbang sebelumnya, berturut-turut sebesar 0 gr, 0,1 gr, 0,3 gr, 0, 5

18
gr, 0,7 gr, dan 0,9 gr. Larutan yang sudah bercampur dengan adsorban atau karbon
aktif akan diaduk dengan menggunakan alat jartest dengan kecepatan 200 ppm
selama 30 menit. Setelah proses pengadukan kemudian saring setiap larutan
dengan menggunakan kertas saring. Larutan hasil penyaringan kemudian akan
dihitung konsentrasinya menggunakan alat spektrofotometer. Setiap gelas beker
beserta kandungan karbon aktifnya masing-masing memperoleh nilai konsentrasi
sebesar 25,3425, 24,828 , 23,5439, 23,5439, 22,5162, dan 23,5439. Dari nilai
tersebut dapat dilihat absorbansinya tidak terjadi penurunan, tetapi nilai
absorbansi cenderung naik dan turun. Akan tetapi nilai konsentrasi tersebut dapat
diterima karena nilai konsentrasi kedua sampai nilai konsentrasi akhir tidak
melebihi dari nilai konsentrasi awal. Hal tersebut merupakan hal yang belum
terpecahkan yang dimana karbon aktif pada larutan tersebut dapat berubah
menjadi pewarna larutannya. Sehingga tidak diperoleh nilai x yang signifikan dan
hal ini menunjukan konsentrasi absorbat yang diserap absorban tidak maksimal.
Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori frundlich, yaitu
banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap (isoterm) oleh suatu
adsorben tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-
zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi secara fisika karena adanya
gaya van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga
proses adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan dan cenderung mudah lepas
atau tidak kuat. Adsorben adalah fasa atau zat yang pada permukaannya terjadi
proses adsorpsi sedangkan adsorbat adalah fasa atau zat yang diadsorpsi.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m
dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar (terlampir). Grafik
merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan grafik tersebut
jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n.

19
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan Isoterm Adsorpsi adalah :


1. Pada pengukuran dengan spektrofotometer didapatkan nilai absorbansi
sampel yang berisi karbon aktif 0 gram adalah 25,3425 abs, 0,1 gram
sebesar 24,8286 abs, 0,3 gram sebesar 23,5439 abs, 0,5 gram sebesar
23,5439 abs, 0,7 gram 22,5162 abs, dan untuk 0,9 gram sebesar 23,5439
abs.

2. Pada isoterm Langmuir, harga koefisien a dan b yang diperoleh adalah


sebesar 649,51 dan 267,07.

3. Pada isoterm Freundlich, harga koefisien a dan b yang diperoleh adalah


sebesar 2,3687 dan 1,2135.

4. Nilai slope yang diperoleh berdasarkan isoterm Freundlich adalah 0,8241.

5. Nilai k yang diperoleh berdasarkan isoterm Freundlich adalah sebesar


233,7222.
6. Karbon aktif mampu untuk mengadsorpsi bahan organik (menghilangnya
bau, warna, dan rasa).

20
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, p.w, 1996, “Kimia Fisika,” Erlangga, Jakarta.


Basu, S, Paul F. Henshaw. Nihar Biswas, and Hon K. Kwan.
2002. Prediction Of Gas-Phase Adsorption Isotherms Using
Neural Nets. Civil and Environmental Engineering. University of
Windsor. Canada
Daintith, J, 1994. Kamus Lengkap Kimia. Alih bahasa : Suminar
Achmadi. Erlangga. Jakarta
Foo, K.Y, B.H Hameed. 2002. Insights in to The Modeling of
Adsorption Isotherm Systems. School of Chemical Engineering
Campus. Universiti Sains Malaysia. Malaysia.
Kateren, 1987, “Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan,” Edisi VI,
Jakarta
Keenan, C.W, D.C Kleinfelter dan J.H Wood. 1990. Kimia Untuk
Universitas. Jilid 2. Edisi keenam. Penerjemah : Pudjaatmaka.
Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S.M, 1990, “Konsep Dasar Kimia Analitik ,”AB: A. Saptorahardjo, UI-
Press.Jakarta
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta
Kusuma, S, 1983. Bahan-Bahan Kimia. Edisi 7. Erlangga.
Jakarta.
Lindu, Muhammad, Diana Hendrawan dan Pramiati Purwaningrum. 2019.
Penuntun Praktikum Laboratorium Lingkungan I. Jakarta: Trisakti
Marilyn. L.E, 2012, “Kesetimbangan dan Kinetika Adsorpsi Ion Cu+ Pada Zeolit-
H,” Riset Geologi dan Pertambangan, voll. 22 no. 2 (2012) 115-129.
Ramachandran, P. Raj Vairamuthu, and Sivakumar Ponnusamy.
2011.Adsorption Isotherms, Kinetics, Thermodynamics and
Desorption Studies of Reactive Orange 16 ON Activated Carbon
Derived From Carbon. Department of Chemistry, Sri Meenakshi
Government College For Women. Madurai. Tamil Nadu. India
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Rineka Cipta. Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai