25 April 2019
Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Muhammad Raihan Raivaldi (082001300037)
2. Muhammad Kemal Afnandy Y. (082001700038)
3. Roshena Putri Carliva (082001700044)
Asisten Laboratorium:
Rizki Rahayu
3
Di era sekarang ini, sistem penjernihan memiliki berberapa macam teknik,
contohnya saja sistem pengolahan air limbah dalam industri tekstil yang
menghilangkan warna yang disebut juga dengan proses koagulasi-flokulasi.
Contoh lain proses adsorpsi yaitu pada industri batik, pada proses produksinya
yang menggunakan bahan perwarna, dan limbah yang dihasilkan berbentuk cairan
yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, maka dari itu digunakan karbon
aktif yang merupakan adsorben yang berguna untuk menghilangkan warna,
dimana karbon aktif memiliki efektivitas yang cukup tinggi.
Dewasa ini proses penjernihan air menggunakan kabrbon aktif sebagai
pengadsorpsi atau adsorben pada kotoran yang terdapat dalam air penyebab keruh
dan warna pada air sumur atau air sungai yang disebut juga dengan proses
koagulasi-flokulasi. Selain itu untuk mengurangi keringat pada ketiak digunakan
deodoran. Prisif kerjanya yaitu dengan mengadsorpsi keringat yang keluar dari
dalam tubuh pada bagian ketiak secara berlebihan. Berbagai adsorben anorganik
maupun organik dapat dijadikan sebagai adsorpsi seperti aluminium, bauksit,
magnesia, magnesium silikat, kalsium hidroksida, silikat gel, dan timah diatome.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Pengertian adsorben dan adsorbat Adsorben meerupakan zat yang
mengadsorpsi zat lain, yang memiliki ukuran partikel seragam. kepolarannya
sama dengan zat yang akan diserap dan mempunyai berat molekul besar. Adsorbat
adalah zat yang teradsorpsi zat lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas
adsorpsi adalah, luas permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat
terlarut, pH, dan temperatur (khopkar,1990; atkins, 1996).
6
menghubungkan jumlah material yang teradsorpsi dengan konsentrasi material
dalam larutan yang dirumuskan dalam bentuk persamaan :
log = log K + log 1/n log C
x adalah jumlah gram zat yang diserap, m adalah jumlah gram yang teradsorpsi
per gram adsorben, C adalah konsentrasi adsorbat pada kesetimbangan, K dan 1/n
adalah tetapan, dengan mengukur m sebagai fungsi C maka nilai n dan K akan
ditentukan dari slop dan intersupnya. Isoterm Freundlich tidak berlaku jika
konsentrasi atau tekanan dari zat yang akan teradsorpsi terlalu tinggi. (Keenan,
1990).
Adsorpsi isoterm Langmuir, awalnya dikembangkan untuk menggambarkan
fase gas ke padat adsorpsi ke karbon aktif. Langmuir isoterm mengacu adsorpsi
homogen, yang tiap molekul memiliki entalpi konstan dan energi aktivasi
penyerapan (semua situs memiliki afinitas yang sama untuk adsorbat). (K.Y. Foo,
2009).
Meskipun terminology adsorpsi pertama kali diperkenalkan oleh Kayser
(1853-1940), penemu teori adsorpsi adalah Irving Langmuir (1881-1957), Nobel
laureate in Chemistry (1932). Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas
beberapa asumsi,yaitu :
(1) Adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer),
(2) Panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan
(3) Semua situs dan permukaannya
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan
menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang
diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekulmolekul zat yang tidak
teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai
berikut :
7
afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari
adsorben.
8
Karbon aktif atau arang aktif merupakan golongan karbon amorph yang
diproduksi dari bahan dasar dengan susunan senyawa mayoritas mengandung
karbon. Karbon aktif dapat digunakan untuk mengadsorbsi bahan yang berasal
dari cairan maupun fasa gas. Daya adsobsi tergantung pada besar atau volume
pori-pori dan luas permukaan. Saat ini karbon aktif banyak digunakan sebagai
bahan penyaring, pengolahan limbah, pengolahan air, dan lain-lain. Karbon aktif
umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapat
diperbesar dengan mengaktifkan arang dengan menggunakan uap atau bahan
kimia,aktivitas ini bertujuan memperbesar luas permukaan arang dengan
membuka pori-pori yang tertutup (Kateren,1987).
9
BAB III
METODE PENELITIAN
10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
11
No Keterangan Gambar
.
Ruko, Restoran dan Pemukiman.
2. Sampling (eksitu)
pH = 7,643
DO = 3,28 mg/l
DHL = 472 µs/cm
Debit = 0,6 m3/s
Kekeruhan = 13,45 NTU
12
4.1.2 Hasil Pengamatan Penetapan Isoterm Adsorpsi
Hasil pengamatan isoterm adsorpsi dengan metode jartest menggunakan
spektrofotometer yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Penetapan Isoterm Adsorpsi
No. Keterangan Gambar
1. Air pada sample B setelah dilakukan
jartest selama 30 menit dengan 200rpm
dengan massa karbon aktif yang berbeda
–beda 0gr, 0.1 gr, 0.3gr, 0.5gr, 0.7gr dan
0.9 gr.
4.2 Perhitungan
13
4.2.1 Isoterm Adsorpsi
Dik :
mL sampel (v) : 300 mL
Sloope (b) : 0.00389
Intercept (a) : 0.001367
R :1
R2 :1
Ditanya : C (mg/L) ?
Kurva kalibrasi isoterm adsorpsi freundlich ?
Jawab :
C (mg/L) 0 gram =
|−∫ ( A)|
Slope( B)
0.1−( 0.00137)
= =¿ 25,3425 mg/ L
0.00389
14
C (mg/L) 0.9 gram =
|−∫ ( A)|
Slope(B)
0.093−(0.00137)
= =¿ 23,5439 mg/ L
0.00389
15
|0|m gram−a 0.1−0.001367
awal : = =¿ 25,3425
b 0.003893
|−a| 0,1−0.0013667
akhir : = =¿ 25,3425
b 0,003893
Kurva Langmuir
2000.0000
1800.0000
1600.0000
1400.0000
f(x) = 267.07x + 649.51
1200.0000 R² = 0.18
1000.0000
x/m
800.0000
600.0000
400.0000
200.0000
0.0000
0.0000 0.5000 1.0000 1.5000 2.0000 2.5000 3.0000
C
a= 649,51
b= 267,07
r² = 0,1751
16
Kurva Freundlich
3.5000
3.0000
f(x) = 1.21x + 2.37
R² = 0.06 2.5000
2.0000
Log x/m
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
-0.4000 -0.3000 -0.2000 -0.1000 0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000
Log C
a= 2,3687
b= 1,2135
r² = 0,0626
17
K = 233,7222
4.3 Pembahasan
Air sampel diambil di Kali Sekretaris pada jembatan kedua samping Ciputra
Mall. pada hari Kamis, 25 April 2019. Sampling dilakukan pada pagi hari dengan
langit cerah. Badan sungai terlihat keruh kehitaman dan berbau tidak pekat.
Beberapa sampah besar juga dapat terlihat mengapung di badan sungai. Disekitar
lokasi sampling terdapat ruko dan pangkalan ojek maupun angkot. Digunakan
water sampler untuk mengambil sampel air. Sampel air yang terisi pada water
sampler kemudian dipindahkan pada jirigen hingga memenuhi jirigen. Pemenuhan
jirigen dengan sampel air dilakukan untuk meminimalisasi rongga udara yang
dapat mempengaruhi konsentrasi gas-gas terlarut pada sampel air.
18
gr, 0,7 gr, dan 0,9 gr. Larutan yang sudah bercampur dengan adsorban atau karbon
aktif akan diaduk dengan menggunakan alat jartest dengan kecepatan 200 ppm
selama 30 menit. Setelah proses pengadukan kemudian saring setiap larutan
dengan menggunakan kertas saring. Larutan hasil penyaringan kemudian akan
dihitung konsentrasinya menggunakan alat spektrofotometer. Setiap gelas beker
beserta kandungan karbon aktifnya masing-masing memperoleh nilai konsentrasi
sebesar 25,3425, 24,828 , 23,5439, 23,5439, 22,5162, dan 23,5439. Dari nilai
tersebut dapat dilihat absorbansinya tidak terjadi penurunan, tetapi nilai
absorbansi cenderung naik dan turun. Akan tetapi nilai konsentrasi tersebut dapat
diterima karena nilai konsentrasi kedua sampai nilai konsentrasi akhir tidak
melebihi dari nilai konsentrasi awal. Hal tersebut merupakan hal yang belum
terpecahkan yang dimana karbon aktif pada larutan tersebut dapat berubah
menjadi pewarna larutannya. Sehingga tidak diperoleh nilai x yang signifikan dan
hal ini menunjukan konsentrasi absorbat yang diserap absorban tidak maksimal.
Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori frundlich, yaitu
banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap (isoterm) oleh suatu
adsorben tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-
zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi secara fisika karena adanya
gaya van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga
proses adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan dan cenderung mudah lepas
atau tidak kuat. Adsorben adalah fasa atau zat yang pada permukaannya terjadi
proses adsorpsi sedangkan adsorbat adalah fasa atau zat yang diadsorpsi.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m
dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar (terlampir). Grafik
merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan grafik tersebut
jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n.
19
BAB V
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA