1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sorpsi adalah proses penyerapan ion oleh partikel penyerap (sorban).
Proses sorpsi dibedakan menjadi dua yaitu adsorpsi dan absorpsi. Dinamakan
proses adsorpsi jika ion tersebut tertahan dipermukaan partikel penyerap (sorban),
sedangkan dinamakan absorpsi jika proses pengikatan ini berlangsung sampai di
dalam partikel penyerap. Karena keduanya sering muncul bersamaan dalam suatu
proses maka adayang menyebut sorbsi, baik adsorpsi proses sorpsi yang terjadi
pada zeolite maupun padatan lainnya. Dalam proses ini yang berperan sebagai zat
penyerap adalah ion dalam larutan (Handayani dkk, 2009: 131).
Menurut Tim Dosen Kimia Fisik (2019: 13) untuk proses adsorpsi dalam
larutan, jumlah zat yang teradsorbsi tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Jenis adsorben
2. Jenis adsorbat dan zat yang teradsorpsi
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut
5. Temperatur
Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat teradsorpsi
persatuan luas atau persatuan berat adsorben, konsentasi zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut isoterm adsorpsi.
Sejumlah model matematis telah dikembangkan untuk mengkuantifikasi
proses adsorpsi yang berlangsung isotermal, diantaranya model koefisien
distribusi atau model Henry, model Freundlich, model Langmuir, dan lain-lain.
Isoterm Freundlich merupakan tipe eksperimental/empiris untuk menjelaskan
proses adsorpsi non ideal pada permukaan yang heterogen salah satunya karena
perbedaan gugus fungsional pada permukaan adsorben. Model Isoterm Freundlich
menggunakan asumsi bahwa adsorpsi terjadi secara fisika dan merupakan
persamaan empirik, yang dinyatakan dengan persamaan:
q∈ =K f C ∈1/ nF
Kf adalah konstanta freundlich terkait dengan kapasitas adsorpsi dan 1/nF adalah
merupakan konstanta freundlich terkait dengan faktor heterogenitas/intensitas
adsorpsi (Susanti, 2015: 2)
Konstanta k dan n dapat diubah hanya untuk sistem yang diketahui dan
tentu saja hanya untuk temperatur yang di tetapkan saja. Tetapan ini dapat berubah
menurut sifat dasar adsorben dan karakter permukaannya serta menurut sifat
pelarut dan zat terlarutnya. Konstanta k lebih sensitive daripada n terhadap sifat
dasar zat terlarut, dan pemisahan yang sidasarkan pada adsorpsi ini sangat
tergantung dari perbedaan nilai k untuk berbagai zat terlarut. Isoterm-isoterm
tidak linear berkaitan erat dengan pita-pita elusi kromatografi yang miring.
Meskipun pada konsentrasi-konsentrasi rendah isoterm itu bias saja hamper linier,
menghasilkan pita-pita yang agak simetris dengan ekor-ekor yang lebih yang
pendek (Day dan Underwood, 2001: 527).
Menurut Handayani (2009: 132) selain model isoterm Freundlich juga
terdapat model isoterm Langmuir. Pada tahun 1918, Langmuir menurunkan teori
isoterm adsorpsi dengan menggunakan model sederhana berupa padatan yang
mengadsorpsi gas pada permukaannya. Model ini mendefinisikan bahwa kapasitas
adsorpsi maksimum terjadi akibat adanya lapisan tunggal (monolayer) adsorbat di
permukaan adsorben Pendekatan Langmuir meliputi lima asumsi mutlak, yaitu:
1. Gas yang teradsorpsi berkelakuan ideal dalam fasa uap.
2. Gas yang teradsorpsi dibatasi sampai lapisan monolayer.
3. Permukaan adsorbat homogen, artinya afinitas setiap kedudukan
ikatan untuk molekul gas sama.
4. Tidak ada antaraksi lateral antar molekul adsorbat.
5. Molekul gas yang teradsorpsi terlokalisasi, artinya mereka tidak
bergerak pada permukaan.
V CH3COOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V rata-rata NaOH = 18 mL
V CH3COOH = 5 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log =.....?
m
Penyelesaian:
= 0,5000 mmol/mL × 50 mL
= 25 mmol
= 0,1 mmol/mL × 18 mL
= 1,8 mmol
= 21,4 mmol
= 1284 mg
=1,284 gram
1, 284 gram
=
0,5 gram
= 2,568
x
log = log 2,568
m
= 0,409
21,4 mmol
=
5 0 mL
= 0,428 M
= log 0,428 M
= - 0,368 M
3.2.2 Erlenmeyer 2
Diketahui : [CH3COOH] = 0,2500 M
V CH3COOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V CH3COOH = 5 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log =.....?
m
Penyelesaian:
= 0,2500 mmol/mL × 50 mL
= 12,5 mmol
= 1, 03 mmol
= 10,44 mmol
= 626,4 mg
= 0,6264 gram
0,6264 gram
=
0,5 gram
= 1,2528
x
Log = log 1,2528
m
= 0,097
10,44 mmol
=
5 0 mL
= 0,2088 M
3.2.3 Erlenmeyer 3
Diketahui : [CH3COOH] = 0,1250 M
V CH3COOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
x
Ditanyakan : log C dan log =.....?
m
Penyelesaian:
= 0,1250 mol/mL × 50 mL
= 6,25 mmol
= 1,085 mmol
= 4,08 mmol
= 244,8 mg
= 0,2448 gram
0 ,2448gram
=
0,5 gram
= 0,4896 gram
x
Log = log 0,4896
m
= −¿ 0,310
4,08 mmol
=
5 0 mL
= 0,0816 M
= −¿ 1,088 M
3.2.4 Erlenmeyer 4
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0625 M
V CH3COOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V CH3COOH = 25 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log =.....?
m
Penyelesaian:
= 0,0625 mmol/mL × 50 mL
= 3,125 mmol
= 0,835 mmol
= 1,455 mmol
= 87,3 mg
= 0,0873 gram
0,0873 gram
=
0,5 gram
= 0,1746
x
log = log 0,1746
m
= - 0,757
1,455 mmol
=
50 mL
= 0,0291 M
= log 0,0291 M
= - 1,536 M
3.2.5 Erlenmeyer 5
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0313 M
V CH3COOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V CH3COOH = 25 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log =.....?
m
Penyelesaian:
= 0,0313 mmol/mL × 50 mL
= 1,565 mmol
= 0,28 mmol
= 1,005 mmol
= 60,3 mg
= 0,0603 gram
0,0603 gram
=
0,5 gram
= 0,1206
x
log = log 0,1206
m
= - 0,918
1,005 mmol
=
50 mL
= 0,0201 M
= log 0,0201 M
= - 1,696 M
3.2.6 Erlenmeyer 6
Diketahui : [CH3COOH] = 0,0156 M
V CH3COOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V CH3COOH = 25 mL (filtrat)
x
Ditanyakan : log C dan log =.....?
m
Penyelesaian:
= 0,0156 mmol/mL × 50 mL
= 0,78 mmol
= 0,12 mmol
= 0,54 mmol
= 32,4 mg
= 0,0324 gram
0,0324 gram
=
0,5 gram
= 0,0648
x
log = log 0,0648
m
= - 1,188
0,54 mmol
=
50 mL
= 0,0108 M
= log 0,0108 M
= - 1,966 M
Penentuan nilai K berdasarkan grafik freundlich (hubungan log K dan log x/m
x
=KCn
m
x
Log =¿ Log K + n Log C
m
x
Log =¿ n Log C + Log K
m
mx = n Log C
b = Log K
nilai K berdasarkan grafik
Log K = b
Log K = 0,8616
K = 7,271
y
n = tan α =
x
0,224-0,529
=
-0,633- ( -0,328 )
- 0,305
=
- 0,305
= 1
x
dimana menurut persamaan Freundlich aluran antara terhadap C
mm
merupakan garis lurus artinya banyaknya jumlah zat yang teradsorpsi oleh sutu
absorben akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan,
setelah tercapai kesetimbangan adsorpsi (Tim Dosen Kimia Fisik II, 2019: 13).
Adapun nilai n = 1, K = 5,981. Massa CH 3COOH yang teradsorpsi pada
konsentrasi 0,5 M, 0,25 M, 0,125 M, 0,0625 M, 0,0313 M, dan 0,156 M berturut-
turut adalah 1,692 gram; o,8382 gram; 0,3849 gram; 0,1374 gram; 0,0771 gram;
x
dan 0,0396 gram.Sedangkan untuk nilai berturut-turut diperoleh 3,384,
m
16764, 0,7698, 0,2748, 0,1542 dan 0,0792. Untuk nilai C dperoleh 0,47 M, 0,233
M, 0,107 M, 0,0458 M, 0,0257 M dan 0,0132 M.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat
pada arang yaitu semakin besar konsentrasi asam asetat maka semakin banyak
pula yang teradsorpsi oleh arang aktif.
4.2 Saran
Diharapkan untuk praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam melakukan
percobaan terutama dalam mencuci alat sehingga tidak terjadi hal yang diinginkan
seperti pemecahan alat. Dan juga mengerjakan tiap perlakukan dengan sangat
hati-hati agar tidak terjadi kesalahan dalam lab yang dapat merusak hasil dari
eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins. P.W. 1996. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Day dan Underwodd. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Handayani, Murni dan eko Sulistiyono. 2009. Uji Persamaan Langmuir dan
Freundlich pada Penyerapan Limbah Chrom (vi) Oleh Zeolit. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir. Vol (2) No (1).
Lempang, Mody. 2014. Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Jurnal Info Teknis
Eboni. Vol (11) No (2).
Santosa, Sri Juari, dkk. 2014. Dekontaminasi Ion Logam Dengan Biosorben
Berbasis Asam Humat, Kitin dan Kitosan. Yogyakarta: UGM
Susanti, Ari Diana, dkk. 2015. Model Isoterm Kesetimbangan Adsorpsi Oryzanol
Dalam Minyak Bekatul Pada Adsorben Silika Gel Dengan Fase Gerak n-
heksana:Aseton. Seminar Nasional Sains dan Teknologi.
Tim Dosen Kimia Fisik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Makassar:
Unversitas Negeri Makassar.
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Masukkan 50 mL C₂H₄O₂
Arang aktif digerus Timbang sebanyak 0,5 g ke dalam erlenmeyer berisi
arang aktif
Hasil titrasi dengan NaOH 0,125 Hasil titrasi dengan NaOH 0,25
Hasil titrasi dengan NaOH 0,5 M
M M
Hasil titrasi dengan NaOH 0,0625 Hasil titrasi dengan NaOH 0,0313
M M