Anda di halaman 1dari 6

PENENTUAN PERSAMAAN ISOTERM MENURUT FREUNDLICH PADA

PROSES ADSORPSI ASAM OLEH KARBON AKTIF

Erni Misran, ST., MT., Ph.D[1], Muhammad Raihan[2], Mhd. Dedi Aggreawan[3]
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,
Jalan Almamater Kampus USU Medan, 20155, Indonesia
Email: muhammadraihan16@students.usu.ac.id

Abstrak
Isoterm adsorpsi adalah hubungan antara jumlah substansi yang diserap oleh adsorben pada kesetimbangan
pada suhu konstan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penentuan isoterm adsorpsi
menurut Freundlich. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest (H2O), asam asetat
(CH3COOH), asam oksalat (C2H2O4), indikator phenolpthalein (C20H14O6), karbon aktif dan natrium
hidroksida (NaOH). Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah beaker glass, buret, corong gelas,
erlenmeyer, gelas ukur, kertas saring Whatman, neraca digital, pipet tetes, statif dan klem. Percobaan ini
dimulai dengan standarisasi larutan NaOH, standarisasi sampel dan metode adsorpsi menurut Freundlich. Dari
hasil percobaan isoterm adsorpsi karbon aktif dengan asam asetat (CH 3COOH), diperoleh persamaan isoterm
adsorpsi x/m = 0,059 .C1/1,388 dengan koefisien determinan (R2) sebesar 0,742.

Kata kunci: asam asetat, isoterm adsorpsi, karbon aktif, metode freundlich

Abstract
The adsorption isotherm is the relationship between the amount of substance absorbed by the adsorbent at
equilibrium at a constant temperature. This experiment aims to determine how the adsorption isotherm
determination process according to Freundlich. The material used in this experiment is the aquades (H 2O)
acetic acid (CH3COOH), oxalic acid (C2H2O4), indicator phenolpthalein (C20H14O6), activated carbon and
sodium hydroxide (NaOH). Equipment used in this experiment is a glass beaker, burette, funnel erlenmeyer,
measuring cup, Whatman filter paper, digital balance, pipett, stative and this begins with clamps
Experimental results of standardized samples of NaOH, standardization of samples and methods of
adsorption according to Freundlich. Of the experimental results adsorption isotherm activated carbon with
acetic acid obtained equation adsorption isotherm x/m = 0,2984 .C1/0,5624 with coefficient of determinant (R2)
equal to 0,742.

Keywords: acetic acid, adsorption isotherm, activated carbon, metodh Freundlich

Pendahuluan
Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan adsorben dengan adsorbat hanya terjadi pada
oleh padatan tertentu terhadap zat tertentu yang permukaan adsorben.
terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya Bila gas atau uap bersentuhan dengan
tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat permukaan padatan yang bersih, maka gas atau uap
tanpa meresap ke dalam. Isoterm adsorpsi adalah tadi akan teradsorpsi pada permukaan padatan
hubungan kesetimbangan antara konsentrasi dalam tersebut. Permukaan padatan disebut sebagai
fase fluida dan konsentrasi di dalam partikel adsorben adsorben, sedangkan gas atau uap disebut sebagai
pada suhu tertentu. Ada beberapa isotherm adsorpsi adsorbat. Semua padatan dapat menyerap gas atau
yang diketahui seperti model isoterm Langmuir, uap pada permukaan. Banyak gas yang teradsorpsi
Freundlich dan juga model isotherm Brunauer, yang bergantung pada suhu dan tekanan gas serta luas
Emmet, dan Teller (BET). permukaan padatan. Padatan yang paling efisien
Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya adalah padatan yang sangat porous seperti arang dan
gaya tarik atom atau molekul pada permukaan butiran padatan yang sangat halus [1].
padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, Salah satu contoh aplikasi sederhana dari
padatan cenderung menarik molekul-molekul lain isotherm adsorpsi yang dapat kita jumpai dalam
yang bersentuhan dengan permukaan padatan, baik kehidupan adalah pada industri batik, pada proses
fasa gas atau fasa larutan kedalam permukaannya. produksinya yang menggunakan bahan perwarna, dan
Akibatnya konsentrasi molekul pada permukaan limbah yang dihasilkan berbentuk cairan yang dapat
menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas zat menyebabkan kerusakan lingkungan, maka dari itu
terlarut dalam larutan. Pada adsorpsi interaksi antara digunakan karbon aktif yang merupakan adsorben
yang berguna untuk menghilangkan warna, dimana terlarut dalam larutan. Pada adsorpsi interaksi antara
karbon aktif memiliki efektivitas yang cukup tinggi. adsorben dengan adsorbat hanya terjadi pada
Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum permukaan adsorben [1].
isoterm adsorpsi dengan menggunakan karbon aktif Sifat adsorpsi karbon aktif yang paling penting
sebagai sampel untuk mengetahui bagaimana proses adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang
penentuan isoterm adsorpsi itu sendiri, terutama mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
menurut Freundlich. 1. Sifat adsorben
Karbon aktif yang merupakan adsorben adalah
Teori suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari
AdsorPsi adalah peristiwa penyerapan atau unsure karbon bebas dan berbentu kamorf dengan
pengayaan (enrichment) bahan dari suatu komponen struktur yang tidak beraturan. Selain komposisi,
campuran gas/cair di daerah antar fasa dimana bahan struktur pori juga merupakan faktor yang penting.
yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan,
padat. Bahan penyerap berupa zat padat, penyerap Pembentukan luas permukaan internal yang
hanya dipermukaan zat penyerap. Pada peristiwa berukuran mikro atau meso sebanyak mungkin,
adsorbsi, komponen akan berada di daerah antar semakin kecil dan banyak pori-pori arang aktif,
muka, tetapi tidak masuk ke dalam fase. Komponen mengakibatkan luas permukaan semakin besar,
yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), karena jumlah molekul adsorbat yang diserap oleh
sedangkan daerah tempat terjadinya penyerapan adsorben akan meningkat dengan bertambahnya luas
disebut adsorben (substrate) [2]. permukaan dan volume pori dari adsorben. Dengan
Adsorben merupakan bahan yang sangat demikian semakin besar luas permukaan adsorben
berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada maka penyerapan yang terjadi semakin merata.
dinding-dinding pori atau pada letak-letak tertentu di 2. Ukuran partikel
dalam partikel itu. Karena pori-pori itu biasanya Ukuran partikel juga mempengaruhi proses
sangat kecil, luas perrmukaan dalam menjadi adsopsi, semakin kecil ukuran partikel akan semakin
beberapa orde besaran lebih besar dari permukaan cepat proses adsorpsi. Untuk meningkatkan kecepatan
luar, dan bias sampai 2.000 m2/g. Pemisahan terjadi adsorpsi digunakan karbon aktif yang telah
karena perbedaan bobot molekul atau karena dihaluskan
perbedaaan polaritas menyebabkan sebagian besar 3. Sifat adsorbat
molekul melekat pada permukaan itu lebih erat dari Adsorpsi akan bertambah besar jika molekul
pada molekul-molekul lainnya. Dalam kebanyakan adsorbat lebih kecil dari pori adsorben. Karbon aktif
hal, komponen yang diadsorpsi melekat sedemikian mampu menyerap molekul lain yang mempunyai
kuat sehingga memungkinkan pemisahan komponen ukuran lebih kecil atau sama dengan diameter pori
itu secara menyeluruh dari fluida tanpa terlalu adsorben. Proses adsorpsi oleh karbon aktif terjadi
banyak adsorpss terhadap komponen lain. Regenerasi karena terjebaknya molekul adsorbat dalam rongga
adsorben dapat dilaksanakan kemudian mendapatkan karbon aktif.
adsorbat dalam bentuk terkonsentrasi atau hamper 4. Waktu kontak
murni [3] Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan,
Adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan.
atau gas yang terkonsentrasi pada permukaan Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan
adsorben. Adsorbat terdiri atas dua kelompok yaitu jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan
kelompok polar seperti air dan kelompok non polar oleh dosis arang aktif. Untuk larutan yang memiliki
seperti methanol, ethanol dan kelompok hidrokarbon. viskositas tinggi, dibutuhkan waktu kontak yang
Karbondioksida merupakan persenyawaan antara lebih lama [5].
karbon dengan oksigen. Pada kondisi tekanan dan Isoterm adsorpsi adalah hubungan
temperatur atmosfir, karbon dioksida merupakan gas kesetimbangan antara konsentrasi dalam fase fluida
yang tidak berwarna dan tidak berbau. dan konsentrasi di dalam partikel adsorben pada suhu
Karbondioksida juga merupakan gas tidak reaktif dan tertentu. Ada beberapa isotherm adsorpsi yang
tidak beracun. Gas tersebut tidak mudah terbakar diketahui seperti model isoterm Langmuir, Freundlich
(nonflammable) dan tidak memicu terjadinya dan juga model isotherm Brunauer, Emmet, dan
pembakaran [4]. Teller (BET).
Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya Isoterm adsorpsi Freundlich menggambarkan
gaya tarik atom atau molekul pada permukaan adsorpsi fisik (fisisorpsi), yaitu terbentuknya
padatan yang tidak seimbang. Adanya gaya ini, beberapa lapis molekul adsorbat. Pada fisis orpsi
padatan cenderung menarik molekul-molekul lain molekul adsorbat tidak berikatan secara spesifik
yang bersentuhan dengan permukaan padatan, baik dengan situs aktif permukaan adsorben, Sehingga
fasa gas atau fasa larutan kedalam permukaannya. molekul adsorbat dapat bebas untuk memasuki situs
Akibatnya konsentrasi molekul pada permukaan aktif permukaan adsorben dan ikatannya tidak kuat
menjadi lebih besar dari pada dalam fasa gas zat [6].
sampel dengan larutan NaOH 0,2 N. Dicatat volume
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat NaOH yang digunakan dan hitung konsentrasi asam
dijelaskan sebagai berikut : asetat sebagai konsentrasi awal
Xm/m = k.C1/n Hasil
Keterangan: Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,2 N
Xn = jumlah bahan yang diadsorpsi (mg/gram) Tabel 1 menunjukkan hasil standarisasi NaOH
Ca = konsentrasi larutan dalam kesetimbangan Volume Volume Volume
Konsentrasi
(ppm) CH3COOH Sampel
NaOH (N)
NaOH Cawal
K, n = tetapan, tergantung jenis adsorben (M) (ml) (ml)
Isoterm adsorpsi Langmuir menggambarkan 0,80 38 0,747
adsorpsi secara kimia pada satu lapis (mono layer) di 0,60 0,1965 27 0,531
permukaan adsorben, artinya terjadi ikatan kimia 0,40 10 19,5 0,383
yang sangat kuat antara adsorbat dengan situs aktif 0,20 92,3 0,188
permukaan adsorben. 0,05 0,0204 20 0,041
Persamaan isotherm adsorpsi Langmuir dapat dengan Asam Oksalat 0,2 N
dijelaskan sebagai berikut :
Standarisasi Sampel dengan NaOH sebagai
Konsentrasi Awal (Cawal)
Tabel 2 menunjukkan hasil standarisasi NaOH
Keterangan: sebagai konsentrasi awal
Xn = jumlah bahan yang teradsorpsi (mg/gram) Volume
Konsentrasi Volume
Xm = jumlah zat terlarut yang diserap per gram zat Asam Konsentrasi
Asam NaOH
penyerap yang membentuk sebuah lapisan Oksalat NaOH (N)
Oksalat (N) (ml)
tunggal (mg/gram) (ml)
Ca =konsentrasi larutan dalam kesetimbangan 0,2 25,6 0,1965
25
(ppm) 0,02 245 0,0204
b = konstanta Langmuir
Pengamatan Adsorpsi sebagai Konsentrasi Akhir
(Cakhir)
Metodologi Penelitian Tabel 1 menunjukkan pengamatan adsorpsi
Penyiapan Larutan NaOH 0,2 N sebagai konsentrasi akhir
Ditimbang sebanyak 4 gram NaOH untuk Volume
Konsentrasi Volume
pembuatan larutan NaOH 0,2 N lalu NaOH Cawal Sampel
NaOH (N) NaOH (ml) Cakhir
(ml)
dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan
aquadest sampai ½ volume labu ukur di kocok dan di 0,747 20 59 0,577
tutup.Tambahkan aquadest sampai batas dibawah 0,531 10 0,1965 15 0,293
garis pada labu ukur lalu sisanya dipipet kan sampai 0,383 20 34 0,333
mecapai batas garis pada labu ukur.Dikocok sampai 0,188 5 39,5 0,161
NaOH larut. 0,041 10 0,0204 7 0,014

Standarisasi Larutan NaOH 0,2 N Isoterm adsorpsi adalah proses adsorpsi yang
Dipipet larutan asam oksalat (COOH)2 0,2 N berlangsung pada temperatur tetap. Model isoterm
sebanyak 25 ml lalu dimasukkan ke dalam adsorpsi yang paling umum dan banyak digunakan
erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes phenolphtlaein. dalam adsorpsi adalah model isoterm Langmuir dan
Lalu oksalat (COOH)2 0,2 N dititrasi dengan larutan model isoterm Freundlich. Molekul-molekul yang
NaOH 0,2 N sampai terjadi perubahan warna teradsorpsi pada permukaan bereaksi secara kimia,
indikator menjadi merah muda yang stabil. Kemudian sehingga terjadi pemutusan atau pembentukan ikatan.
dicatat volume NaOH yang terpakai dan dihitung Teradsorpsinya molekul pada antar muka,
konsentrasi NaOH. menyebabkan pengurangan tegangan permukaan dan
adsorpsi akan berlangsung terus sampai energi bebas
Standarisasi Larutan Asam Asetat sebagai permukaan mencapai minimum [5].
konsentrasi awal (Cawal) Grafik hubungan antara log C dengan log
Dibuat larutan sampel dengan konsentrasi x/m dari percobaan dapat dilihat pada gambar grafik
tertentu,yaitu 0,8 M ; 0,6 M ; 0,4 M ; 0,2 M ; 0,05 M. berikut:
Sebanyak 20 ml untuk sampel 0,8 M ; 0,6 M, 35 ml
untuk sampel 0,4 M, dan 50 ml untuk sampel 0,2 M ;
0,05 M dimasukkan kedalam erlenmeyer. Lalu
ditambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein ke
dalam sampel. Kemudian dilakukan titrasi pada
x/m log x/m log C

0.010189284 -1.991856333 -0.770369344


0.014240858 -1.846463859 -0.624976871
0.003041833 -2.516864669 -1.29537768
0.001629277 -2.78800518 -1.566518192
0.001592526 -2.797913469 -1.57642648

Dari percobaan ini, penerapan konsep mol dapat


dilihat pada tabel A.4. Pada tabel tersebut, konsep
mol digunakan untuk mengetahui berapa massa
Dari grafik, didapat bahwa : adsorbat yang terserap pada proses adsorpsi dalam
Log k = -1,2284 maka k =10-1,2284= 0,059 satuan gram (x) dengan menggunakan data ΔC (selisil
antara Cawal dan Cakhir).
1/n = 0,7202 maka n = 1,388
Sehingga, persamaan isoterm adsorpsi menurut Kesimpulan
Freundlich pada percobaan ini Adapun kesimpulan dari percobaan isotherm
adalah: adsorpsi yang telah dilakukan adalah bahwa
penerapan konsep mol digunakan untuk mengetahui
x besar massa adsorbat yang terserap pada proses
m = 0,2984 .C1/0,5624 adsorpsi dalam satuan gram (x) dengan menggunakan
data ΔC (selisih antara Cawal dan Cakhir) dan persamaan
Penerapan Konsep Mol isoterm adsorpsi Freundlich yang didapat dari
Pada percobaan, konsep mol yang digunakan
adalah hubungan antara mol dan massa. Mol percobaan ini adalah = 0,2984.C1/0,5624dengan
merupakan satuan yang menunjukkan ukuran jumlah
koefisien determinan (R2) sebesar0,742.
partikel yang ada dalam suatu zat apapun. Nilai mol
dinotasikan dengan L yang disebut sebagai tetapan
Daftar Pustaka
Avogadro.
[1] Asyhar, M. Aidil. 2014. Pengaruh Massa
L = 6,02 x 1023 partikel/atom/molekul
Absorben dan Waktu Kontak Terhadap
Massa molar (Mm) adalah massa penyusun
Penurunan Bilangan Peroksida pada Minyak
suatu atom/senyawa benda. Massa molar dapat
Goreng Bekas oleh Arang Aktif Tempurung
ditentukan dengan menjumlahkan Ar penyusun atom
Kemiri (Aluerites Moluccana). Universitas
atau Mr pada senyawa benda. Jumlah mol dalam
Sumatera Utara: Medan.
larutan dapat dihitung dengan :
[2] Ramadhan, M Aditya. 2014. Pengaruh Waktu
dan Temperatur Pengadukan terhadap Kualitas
M=
Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Hasil
Adsorbsi. Politeknik Nergeri Sriwijaya:
n= Palembang.
[3] Hasibuan, Ismail Fahmi. 2014. Pembuatan
Dimana : Adsorben Minyak dari Limbah Lateks dengan
n = jumlah mol (mol) Pengisi Pelepah Pisang. Universitas Sumatera
V = volume (L) Utara: Medan.
M = molaritas (M) [4] Taufan, Andi. 2008. Pengujian Alat Pendingin
gr = massa (gram) Adsorbsi Dua Adsorber dengan Menggunakan
mr = massa molar Methanol 250 ml sebagai Refrigeran.
Universitas Indonesia: Depok.
[5] Muna, Ai Nailil. 2011. Kinetika Adsorbsi
Massa Konsentrasi x Karbon Aktif dari Batang Pisang sebagai
Karbon Asam Asetat (N) (gram) Adsorben untuk Penyerapan Ion Logam Cr (VI)
Aktif pda Air Limbah Industri. Universitas Negeri
(gram) Cawal Cakhir ΔC Semarang: Semarang.
(M) (M) [6] Fasyir, Mariah Rihan. 2012. Adsorbsi Pewarna
2 0.747 0.577 0.170 1.02
2 0.531 0.293 0.237 1.42
Methylene Blue Menggunakan Pasir Vulkanik
2 0.383 0.333 0.051 0.30 Gunung Merapi. Universitas Negeri Yogyakarta:
2 0.188 0.161 0.027 0.16 Yogyakarta.
2 0.041 0.014 0.027 0.16

Anda mungkin juga menyukai