2. Mekanisme adsorpsi
Mekanisme yang terjadi pada proses adsorpsi yaitu :
Molekul-molekul adsorben berpindah dari fase bagian terbesar ke
permukaan antara adsorben yaitu lapisan film yang melapisi permukaan
adsorben.
Molekul-molekul adsorben berpindah dari permukaan antara adsorben ke
permukaan luar.
Molekul-molekul adsorbat berpindah dari permukaan luar adsorben, dimana
molekul tersebut menyebar menuju pori-pori adsorben.
Molekul-molekul adsorbat menempel pada permukaan pori-pori adsorben.
3. Jenis Adsorpsi
Adsorpsi ada dua jenis, yaitu adsorbsi fisika dan adsorbsi kimia
a. Adsorpsi Fisika
Adsorpsi fisika terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya
tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada
gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan
diadsorpsi oleh permukaan media. Contoh : adsorpsi oleh arang aktif.
Aktivasi arang aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan
struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar
luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat
pada permukaan media adsorpsi.
b. Adsorpsi Kimia
6. Proses Aktivasi
Proses Aktivasi adalah suatu perubahan fisika dimana permukaan
karbon aktif menjadi jauh lebih banyak karena hidrokarbon yang terkandung
dalam karbon dihilangkan. Untuk memperoleh karbon yang berpori dan luas
permukaan yang besar dapat diperoleh dengan cara mengaktivasi bahan. Ada
dua cara dalam melakukan proses aktivasi yaitu:
a. Aktivasi Fisika
Proses aktivasi ini dilakukan dengan mengalirkan aktivator
dalam reaktor pada suhu tinggi. Proses ini harus mengontrol suhu, lama
waktu aktivasi dan laju alir aktivator sehingga dihasilkan karbon aktif
dengan susunan karbon yang padat dan memiliki pori-pori yang luas.
b. Aktivasi Kimia
Proses aktivasi ini dilakukan dengan cara merendam bahan baku
pada bahan kimia seperti asam kloria (HCl), asam nitrat (HNO3), asam
phosphat (H3PO4), natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida
(KOH), dan lain-lain sebelum proses karbonisasi. Metode aktivasi kimia
juga dapat dilakukan dengan merendam bahan baku yang telah
dikarbonisasi (Irianty,dkk; 2010)
Pada aktivasi kimia dengan KOH tanpa kehadiran oksigen akan
mengontrol reaksi pembakaran karbon melalui mekanisme sebagai
berikut:
7. Isoterm Adsorpsi
Adsorpsi pada umumnya disangkut pautkan dengan isoterm
adsorpsi. Secara umum isoterm adsorpsi diartikan sebagai fungsi
konsentrasi zat terlarut yang terjerap pada padatan terhadap konsentrasi
larutan. Tipe isoterm adsorpsi dapat digunakan untuk mempelajari
mekanisme adsorpsi. Adsorpsi fase cair-padat pada umumnya mengikuti
tipe isoterm Freundlich dan Langmuir.
a. Persamaan Freundlich
Pendekatan isoterm adsorpsi yang cukup memuaskan dijelaskan
oleh H. Freundlich. Menurut Freundlich, jika y adalah berat zat
terlarut per gram adsorben dan c adalah konsentrasi zat terlarut dalam
larutan. Dari konsep tersebut dapat diturunkan persamaan sebagai
berikut:
dimana:
Xm = berat zat yang diadsorbsi
m = berat adsorben (zeolit)
C = konsentrasi zat
Kemudian k dan n adalah konstanta asdsorbsi yang nilainya
bergantung pada jenis adsorben dan suhu adsorbsi. Bila dibuat kurva
log (Xm / m) terhadap log C akan diperoleh persamaan linear dengan
intersep log k dan kemiringan 1/n, sehingga nilai k dan n dapat
dihitung (Mulyana, dkk; 2003)
b. Persamaan Langmuir
Model ini mendefinisikan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum
terjadi akibat adanya lapisan tunggal (monolayer) adsorbat di
permukaan adsorben. Pendekatan Langmuir meliputi lima asumsi
mutlak, yaitu:
1. Gas yang teradsorpsi berkelakuan ideal dalam fasa uap.
2. Gas yang teradsorpsi dibatasi sampai lapisan monolayer.
3. Permukaan adsorbat homogen, artinya afinitas setiap
kedudukan ikatan untuk molekul gas sama.
4. Tidak ada antaraksi lateral antar molekul adsorbat.
5. Molekul gas yang teradsorpsi terlokalisasi, artinya mereka
tidak bergerak pada permukaan.
Dimana persamaan Langmuir ditulis sebagai berikut: