Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FADHILAH ALFATH

NIM : 03011181823018

KELAS B TEKNIK SIPIL INDRALAYA

TEKNIK ADSORPSI DAN TEKNIK ABSORPSI

TEKNIK ADSORPSI

A. PENGERTIAN ADSORPSI

Adsorpsi merupakan proses penyerapan zat, dapat berupa gas atau cairan yang hanya terserap pada suatu
permukaan zat padat atau zat cair. Zat yang diserap hanya berapa di sekeliling permukaan zat. Karena zat
yang terserap hanya di permukaan, maka zat itu menutupi seluruh permukaan zat. Dikatakan zat itu dapat
berfungsi sebagai selimut. Contohnya: pembersihan air dengan karbon aktif, dll

Peristiwa adsorpsi menguntungkan bagi manusia. Campuran yang dikenal sebagai koloid, memiliki sifat
yang peranannya dalam kehidupan manusia sangat penting. Setiap koloid mampu mengadsorpsi apa saja
yang ada di sekitarnya, baik ion, racun, kotoran, atau lainnya.

Karbon aktif  seolah - olah "MENYERAP" berbagai bau ,warna, rasa dan lain sebagainya. Peristiwa
dalam reaksi kimia di dalam karbon aktif ialah peristiwa "ADSOPRSI" (adsorption) ,yaitu menempelnya
zat-zat organik dan anorganik ke permukaan karbon aktif akibat gaya London (tipe lain dari gaya van der
walls). Jadi ,hanya tertarik saja zat-zat organik tersebut seperti layaknya planet-planet di jagad raya ini.
Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap
atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media
penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.
Adsorpsi banyak dijumpai dalam keidupan sehari-hari. Adapun contoh dan peristiwa adsorpsi seperti
pada penjernihan air, pemulihan gula, kromatografi, dan dalam bentuk kosmetik, seperti ammonium
klorida yang digunakan untuk bahan deodorant yang berfungsi mengadsorpsi protein dalam keringat
sehingga menghambat produk dari kelenjar keringat.

Ditinjau dari bahan yang teradsorpsi dan bahan pengadsorben adalah dua fasa yang berbeda, oleh sebab
itu dalam peristiwa adsorbsi, materi teradsorpsi hanya akan terkumpul dan menempel di permukaan
adsorben.

B. PROSES ADSORPSI

Adsorpsi umumnya diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu fisisorpsi (gaya vanderWaals lemah) dan
kemisorpsi (ikatan kovalen). Hal itu juga dapat disebabkan oleh tarikan elektrostatis. Molekul-molekul
ditahan secara bebas pada permukaan dan mudah untuk dilepaskan kembali.

C.   JENIS – JENIS ADSORPSI


Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu Adsorbsi kimia dan adsorbsi fisika. Berikut
masing- masing penjelasannya.
1.       Adsorpsi fisika (Physisorption)
interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van der Walls dimana ketika gaya
tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan
larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorbsi fisika  ini memiliki gaya
tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang
dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.

Contoh :
Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang diaktifkan dengan cara
membuat pori pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan
menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan,
maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi.
2.       Adsorpsi kimia (Chemisorption)
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar Wallis)  antara
senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Chemisorpsi terjadi diawali dengan
adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau
bisa melalui ikatan hidrogen. Dalam Chemisorbption partikel melekat pada permukaan dengan
membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang
memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat.Contoh : Ion exchange.

D.   FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORPSI

1) Waktu Kontak

Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Waktu kontak
memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik.

2) Karakteristik Adsorben

Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk digunakan sebagai adsorben.
Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat
dengan menurunnya ukuran partikel.

3) Luas Permukaan

Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga proses adsorpsi
dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka semakin luas permukaannya.
Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.

4) Kelarutan Adsorbat

Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah larut
mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi
dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang
dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut
diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan
adsorpsi dengan kelarutan hanya sedikit yang berhasil.

5) Ukuran Molekul Adsorbat

Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul masuk ke dalam
mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat ketika ukuran pori-pori adsorben
cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk.
6) pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal
ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi
dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah
diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH
optimum untuk kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium.

7) Temperatur

Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah adsorpsi yang
terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan menurun dengan
menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi
meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi .

E.   APLIKASI  ADSORPSI

1.      Pemutihan gula tebu


Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalaui tanah diatomae dan arang
tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehinga diperoleh gula yang putih bersih.

2.      Norit
 tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit membentuk sistem koloid yg dapat
mengadsorpsi gas/zat racun.

3.      Penjernihan air


dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa
koloid). Koloid ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna / zat pencemar dalam air.

Proses adsorpsi dibedakan menjadi 3 tahap :

1.      Tahap Adsorpsi

Tahap dimana terjadi proses adsorpsi

 Adsorbate tertahan pada permukaan adsorbent (tertahannya gas atau uap atau molekul pada
permukaan padatan).
 Pada proses adsorpsi umumnya dilakukan untuk senyawa organic dengan berat molekul (BM)
lebih besar dari 46 dan dengan konsentrasi yang kecil.. Semakin besar BM maka proses adsorpsi
akan semakin baik.

2.      Tahap Desorpsi

  Tahap ini merupakan kebalikan pada tahap adsorpsi, dimana adsorbate dilepaskan dari adsorbent
(lepasnya gas atau uap atau molekul pada permukaan padatan). Desorpsi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantarnya adalah :
 Menaikkan temperature adsorbent di atas temperature didih adsorbent, dengan cara mengalirkan uap
panas/ udara panas atau dengan pemansan
 Menambahkan bahan kimia atau secara kimia
 Menurunkan tekanan

3.      Tahap Recovery

Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul yang telah di desorpsi, dimana
reconvery dapat di lakukan dengan :

 Kondensasi
 Dibakar
 Solidifikasi
TEKNIK ABSORPSI

A.    PENGERTIAN ABSORPSI

Absorpsi adalah suatu peristiwa penyerapan atau peresapan zat cair ke zat cair lain atau zat padat, hingga
keduanya menyatu. Misalnya ada kopi tumpah, terus tumpahan itu dibersihkan dengan kertas tissue atau
kain. Kopi meresap ke kertas tissue/kain hingga tissue/kain menjadi basah.

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan
tersebut pada permukaan zat cair yang di ikuti dengan pelarutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Absorbat         : senyawa terlarut yang  dapat terserap ( berupa campuran gas  )
Absorben         : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap
(berupacairan)

B. PROSES ABSORPSI

Absorpsi terjadi ketika partikel melewati atau memasuki suatu material yang bersifat ruah (bulky).
Selama absorpsi, molekul terlarut atau terdifusi sepenuhnya di dalam absorben untuk membentuk suatu
larutan. Setelah larut, molekul tidak dapat dipisahkan secara mudah dari absorben.

C. JENIS-JENIS ABSORPSI

1.            Absorbsi fisik


Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak disertai dengan
reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol, propilen, dan karbonat.
Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Reaksi : H2S + H2O →

2.             Absorbsi kimia


Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap disertai dengan
adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA, NaOH, K2CO3,
dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada
pabrik amoniak.
Reaksi :CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)

D. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA OPERASI ABSORPSI

1)      Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.


2)      Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan CO 2(misalnya NaOH)
maka penyerapan lebih baik.
3)      Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
4)      Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai pada batas tertentu.
Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
5)      Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk.

E.   Aplikasi Industri

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara
merubah fasenya.
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkanmelalui proses
absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin Formal dehid sebagai gasinput dimasukkan ke dalam
reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai suhu 182 0C di dinginkan pada kondensor
hingga suhu 550C,dimasukkan ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari metanol, air, dan
formal dehid di kondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari
sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan countercurrent contact
dengan air proses

2. Proses Pembuatan Asam Nitrat


Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat pada tahap akhir dari
proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi
oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi
mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara
pemutih, gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom
absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx
gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minumanberkarbonasi,
fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam
industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi
kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH 4 tidak. Dengan
berkurangmya konsentrasi CO2sebagai akibat reaksi dengan NaOH, makaperbandingan konsentrasi CH 4
dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi CH 4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam
larutan
NaOH dapat dilukiskan sebagaiberikut:
CO2(g)+ NaOH(aq)→ NaHCO3(aq)
NaOH(aq)+ NaHCO3→Na2CO3(s)+ HO(l)+ CO2(g)+ 2NaOH(aq)→Na2CO3(s)+ H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena  bikarbonat bereaksi
dengan OH–membentuk CO32-.

Contoh alat absorpsi :


Packing Tower
Salah satu contoh packing tower adalah Packed Bed Absorber. Packed Bed Absorber berupa tube atau
pipa yang diisi dengan beberapa packing.Cairan masuk dari bagian atas, sedangkan gas masuk dari bagian
bawah.

Packed Bed Absorber


Di dalam packed bed absorber terdapat Packing yang memberikan kontak yang bagus antar kedua fasa
sehingga luas permukaan menjadi maksimum.
Ada 3 jenis packing :
1.Raschig ring: potongan pipa
L » D » 0,5-1 in
2. Berl saddle
3. Pall ring

KESIMPULAN DAN PERBEDAAN TEKNIK ADSORPSI DAN TEKNIK ABSORPSI

Ada dua macam peristiwa sorpsi yaitu adsorpsi dan absorpsi. Yang membedakan keduanya adalah tempat
berkumpulnya zat yang diserap. Adsorpsi adalah peristiwa menempelnya molekul, ion, maupun atom
pada permukaan. Proses ini menghasilkan lapisan tipis adsorbat (zat yang dijerap) pada permukaan
adsorben (zat yang menjerap). Sedangkan absorpsi adalah proses masuknya zat cair pada zat padat atau
zat cair lain.

Perbedaan Adsorpsi dan Absorpsi

Tabel berikut akan menjelaskan perbedaan adsorpsi dan absorpsi :

Parameter Adsorpsi Absorpsi


Gejala Fenomena permukaan Fenomena ruah
Pertukaran panas Eksotermik Endotermik
Suhu Dipengaruhi oleh suhu Tidak dipengaruhi oleh suhu
Laju reaksi Terus meningkat hingga Seragam
mencapai keseimbangan
Konsentrasi Konsentrasi pada permukaan Sama
adsorben berbeda dari ruah

Anda mungkin juga menyukai