Anda di halaman 1dari 10

11 INFO TEKNIK, Volume 12 No.

1, Juli 2011

ANALISIS VARIASI WAKTU DAN KECEPATAN PENGADUK PADA PROSES


ADSORPSI LIMBAH LOGAM BERAT DENGAN ARANG AKTIF

Isna Syauqiah¹), Mayang Amalia, Hetty A. Kartini

Abstrak-Dalam limbah cuci foto rontgen (limbah fixer) terkandung logam berat Fe dalam
jumlah di atas nilai standar mutu limbah cair. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kecepatan dan waktu pengadukan dalam proses penyerapan logam berat
menggunakan arang aktif. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses adsorpsi adalah
memasukkan limbah fixer 100 mL ke dalam erlenmeyer yang sudah berisi 10 gram arang
aktif. Kemudian erlenmeyer tersebut diaduk pada kecepatan aduk 30 rpm. Campuran tersebut
kemudian diaduk selama 15 menit, 30 menit dan 45 menit dan didiamkan selama 3 jam.
Mengulangi langkah ini untuk kecepatan pengadukan 60, 90 dan 120 rpm. Setelah proses
adsorpsi selesai, kemudian menganalisa banyaknya logam Fe yang terserap dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang disesuaikan. Perlakuan juga
diulangi dengan adanya pemanasan. Semakin besar kecepatan pengadukan, lama waktu
kontak dan pemanasan yang digunakan semakin meningkat penurunan kadar Fe karena
proses penyerapan adsorbat oleh adsorben menjadi lebih baik. Penurunan kadar Fe
terbesar terlihat pada kecepatan pengadukan 90 rpm dan waktu aduk 60 menit di mana
parameter Fe yang terkandung dalam sampel adalah 0,24 mg/L.

Kata kunci : arang aktif, pengadukan, adsorpsi, limbah fixer.

PENDAHULUAN Limbah cair yang dihasilkan instalasi


radiologi adalah jenis limbah medis yang
Latar Belakang harus diwaspadai karena limbah ini
Arang aktif adalah arang yang diproses mengandung cemaran logam berat dan tidak
sedemikian rupa sehingga mempunyai daya dapat diurai hanya dengan aerasi atau
serap/adsorpsi yang tinggi terhadap bahan pengendapan pada tangki septic saja.
yang berbentuk larutan atau uap. Karbon Limbah cair ini harus diolah secara khusus.
aktif secara luas digunakan sebagai Namun lemahnya peraturan pemerintah
adsorben dan secara umum mempunyai tentang pengelolaan limbah medis
kapasitas yang besar untuk mengadsorpsi mengakibatkan hanya sedikit rumah sakit
molekul organik. Arang aktif atau karbon yang memiliki IPAL limbah cair.
aktif adalah arang yang dapat menyerap Berbagai metode telah dilakukan untuk
anion, kation dan molekul dalam bentuk mengatasi atau mengurangi cemaran logam
senyawa organik maupun anorganik, larutan berat, senyawa organik dan anorganik
ataupun gas. Karbon aktif terdiri dari limbah cair industri. Diantaranya adalah
berbagai mineral yang dibedakan pemisahan kimia berdasarkan kelarutan
berdasarkan kemampuan adsorpsi (daya dengan menambahkan reagen yang dapat
serap) dan karakteristiknya. mengendapkan ion yang diinginkan,
Limbah medis rumah sakit merupakan absorpsi yaitu pengikatan molekul melalui
salah satu limbah cair dengan kandungan volume, bukan permukaan, flotasi dimana
logam berat dalam jumlah tinggi. Limbah separasi dihasilkan oleh gelembung gas
cair yang dihasilkan rumah sakit umumnya (diffuser) yang menghasilkan kontak dan
banyak mengandung bakteri, virus, sisa gaya apung sehingga partikel mengapung ke
obat-obatan dan senyawa kimia yang permukaan, filtrasi atau ultra filtrasi yang
membahayakan masyarakat di sekitarnya. merupakan metode pemisahan suatu zat dari

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


12 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

campuran homogennya dengan zat lain pada yang mengikat adsorbat oleh adsorben
fase cair – cair dengan menggunakan sebuah adalah gaya-gaya van der waals. Molekul
membran, resin penukar ion yaitu senyawa terikat sangat lemah dan energi yang
hidrokarbon terpolimerisasi, yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif
mengandung ikatan hubung silang rendah sekitar 20 kj/mol (Castellan 1982).
(crosslinking) serta gugusan – gugusan Sedangkan pada proses adsorpsi kimia,
fungsional yang mempunyai ion-ion yang interaksi adsorbat dengan adsorben melalui
dapat dipertukarkan, selain itu pemisahan pembentuk-an ikatan kimia. Kemisorpsi
juga dapat dilakukan dengan metode terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu
presipitation yaitu pencampuran asam partikel-partikel adsorbat mendekat ke
dengan basa yang menghasilkan padatan permukaan adsorben melalui gaya van der
kristalin dan air, bioremoval yaitu waals atau melalui ikatan hidrogen.
terakumulasi dan terkonsentrasi-nya polutan Kemudian diikuti oleh adsorpsi kimia yang
suatu cairan oleh material biologi dengan terjadi setelah adsorpsi fisika. Dalam
proses recovery agar ramah lingkungan, adsorpsi kimia partikel melekat pada
penyerapan menggunakan arang aktif permukaan dengan membentuk ikatan kimia
(adsorpsi) dan sebagainya. Metode yang (biasanya ikatan kovalen) dan cenderung
paling sederhana, murah dan efektif adalah mencari tempat yang memaksimumkan
pengolahan secara fisika dengan bilangan koordinasi dengan substrat (Atkins,
menggunakan adsorben arang aktif. Berbeda 1999). Mekanisme proses adsorpsi dapat
dengan absorbsi, adsorpsi mengikat adsorbat digambarkan sebagai proses dimana
membentuk suatu lapisan tipis atau film molekul meninggalkan larutan dan
pada permukaannya. Adsorben arang aktif menempel pada permukaan zat adsorben
dapat digunakan untuk mengurangi bahan secara kimia dan fisika.
organik dan anorganik. Untuk tujuan ini Adsorpsi adalah suatu proses yang
beberapa penelitian telah dilakukan dalam terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun
rangka memperoleh arang aktif yang gas) terikat kepada suatu padatan dan
mempunyai daya guna dan daya ekonomis akhirnya membentuk suatu film (lapisan
tinggi. tipis) pada permukaan padatan tersebut.
Berbeda dengan absorpsi, dimana fluida
Tujuan Penelitian terserap oleh fuida lainnya dengan
Penelitian ini bertujuan untuk membentuk suatu larutan. Dalam adsorbsi
mengetahui variasi waktu dan kecepatan digunakan istilah adsorbat dan adsorben,
pengadukan dalam proses penyerapan logam dimana adsorbat adalah substansi yang
besi (Fe) menggunakan arang aktif. terjerap atau substansi yang akan dipisahkan
dari pelarutnya, sedangkan adsorben
merupakan suatu media penyerap yang
KAJIAN TEORITIS dalam hal ini berupa senyawa karbon.
Menurut Webber (1972) adsorpsi
Adsorpsi dibatasi terutama oleh proses film diffusion
Salah satu metode yang digunakan atau pore diffusion, tergantung besarnya
untuk menghilangkan zat pencemar dari air pergolakan dalam sistem. Jika pergolakan
limbah adalah adsorpsi (Rios et al. 1999 dan yang terjadi relatif kecil maka lapisan film
saiful et al. 2005). Adsorpsi merupakan yang mengelilingi partikel akan tebal
terjerapnya suatu zat (molekul atau ion) sehingga adsorpsi berlangsung lambat.
pada permukaan adsorben. Mekanisme Apabila dilakukan pengadukan yang cukup
penjerapan tersebut dapat dibedakan maka kecepatan difusi film akan meningkat.
menjadi dua yaitu, jerapan secara fisika Menurut Reynold (1982) adsorpsi
(fisiosorpsi) dan jerapan secara kimia adalah reaksi eksoterm. Maka dari itu
(kemisorpsi). Pada proses fisiosorpsi gaya tingkat adsorpsi umumnya meningkat

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


13 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

seiring dengan menurunnya suhu. Waktu kemungkinan adsorpsi akan terjadi dan
kontak merupakan hal yang menentukan menghasilkan hubungan kesetimbangan
dalam proses adsorpsi. Gaya adsorpsi berkorelasi menurut hubungan empiris dari
molekul dari suatu zat terlarut akan Freundlich, dan turunan Langmuir.
meningkat apabila waktu kontaknya dengan Secara umum, faktor-faktor yang
karbon aktif makin lama. Waktu kontak mempengaruhi proses adsorpsi adalah
yang lama memungkinkan proses difusi dan sebagai berikut:
penempelan molekul zat terlarut yang 1. Luas permukaan
teradsorpsi berlangsung lebih baik Semakin luas permukaan adsorben, maka
Permukaan padatan yang kontak dengan makin banyak zat yang teradsorpsi. Luas
suatu larutan cenderung untuk menghimpun permukaan adsorben ditentukan oleh
lapisan dari molekul-molekul zat terlarut ukuran partikel dan jumlah dari adsorben.
pada permukaannya akibat 2. Jenis adsorbat
ketidakseimbangan gaya-gaya pada Peningkatan polarisabilitas adsor-bat
permukaan. Adsorpsi kimia menghasilkan akan meningkatkan kemampu-an
pembentukan lapisan monomolekular adsorpsi molekul yang mempunyai
adsorbat pada permukaan melalui gaya-gaya polarisabilitas yang tinggi (polar)
dari valensi sisa dari molekul-molekul pada memiliki kemampuan tarik menarik
permukaan. Adsorpsi fisika diakibatkan terhadap molekul lain dibdaningkan
kondensasi molekular dalam kapiler-kapiler molekul yang tidak dapat membentuk
dari padatan. Secara umum, unsur-unsur dipol (non polar);
dengan berat molekul yang lebih besarakan Peningkatan berat molekul adsorbat
lebih mudah diadsorpsi. dapat meningkatkan kemampuan
Terjadi pembentukan yang cepat sebuah adsorpsi. Adsorbat dengan rantai yang
kesetimbangan konsentrasi antarmuka, bercabang biasanya lebih mudah
diikuti dengan difusi lambat ke dalam diadsorbsi dibandingkan rantai yang
partikel-partikei karbon. Laju adsorpsi lurus.
keseluruhan dikendalikan oleh kecepatan 3. Struktur molekul adsorbat
difusi dari molekul-molekul zat terlarut Hidroksil dan amino mengakibatkan
dalam pori-pori kapiler dari partikel karbon. mengurangi kemampuan penyisihan
Kecepatan itu berbanding terbalik dengan sedangkan Nitrogen meningkatkan
kuadrat diameter partikel, bertambah dengan kemampuan penyisihan.
kenaikan konsentrasi zat terlarut, bertambah 4. Konsentrasi Adsorbat
dengan kenaikan temperatur dan berbanding Semakin besar konsentrasi adsorbat
terbalik dengan kenaikan berat molekul zat dalam larutan maka semakin banyak
terlarut. Morris dan Weber menemukan jumlah substansi yang terkumpul pada
bahwa laju adsorpsi bervariasi seiring permukaan adsorben.
dengan akar pangkat dua dari waktu kontak 5. Temperatur
dengan adsorben. Kecepatan ini juga Pemanasan atau pengaktifan adsorben
meningkat dengan menurunnya pH sebab akan meningkatkan daya serap adsorben
perubahan muatan pada permukaan karbon. terhadap adsorbat menyebabkan pori-pori
Kapasitas adsorpsi dari karbon terhadap adsorben lebih terbuka pemanasan yang
suatu zat terlarut tergantung pada dua- terlalu tinggi menyebabkan rusaknya
duanya, karbon dan zat terlarutnya. adsorben sehingga kemampuan
Kebanyakan limbah cair adalah kompleks penyerapannya menurun.
dan bervariasi dalam hal kemampuan 6. pH
adsopsi dari campuran-campuran yang ada. pH larutan mempengaruhi kelarutan ion
Struktur molekul, kelarutan dan sebagainya, logam, aktivitas gugus fungsi pada
semuanya berpengaruh terhadap biosorben dan kompetisi ion logam
kemampuan adsorpsi. Derajat I dalam proses adsorpsi.

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


14 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

7. Kecepatan pengadukan berukuran nano hingga mikrometer.


Menentukan kecepatan waktu kontak Sedemikian banyaknya pori sehingga dalam
adsorben dan adsorbat. Bila pengadukan satu gram arang aktif bila semua dinding
terlalu lambat maka proses adsorpsi rongga pori direntangkan, luas
berlangsung lambat pula, tetapi bila permukaannya dapat mencapai ratusan
pengadukan terlalu cepat kemungkinan hingga ribuan meter persegi.
struktur adsorben cepat rusak, sehingga
proses adsorpsi kurang optimal.
8. Waktu Kontak
Penentuan waktu kontak yang
menghasilkan kapasitas adsorpsi
maksimum terjadi pada waktu
kesetimbangan.
9. Waktu kesetimbangan dipengaruhi oleh:
 tipe biomasa (jumlah dan jenis ruang
pengikatan),
 ukuran dan fisiologi biomasa (aktif
atau tidak aktif),
 ion yang terlibat dalam sistem
biosorpsi
 konsentrasi ion logam.
Porositas adsorben juga mempengaruhi
daya adsorbsi dari suatu adsorben. Adsorben
dengan porositas yang besar mempunyai
kemampuan menyerap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan adsorben yang Gambar 1. Arang Aktif
memiliki porositas kecil. Untuk Karbon aktif merupakan bahan adsorpsi
meningkatkan porositas dapat dilakukan dengan permukaan lapisan yang luas dengan
dengan mengaktivasi secara fisika seperti bentuk butiran (granular) atau serbuk
mengalirkan uap air panas ke dalam pori- (powder). Kontaminan dalam air terserap
pori adsorben atau mengaktivasi secara karena tarikan dari permukaan karbon aktif
kimia. lebih kuat dibandingkan dengan daya kuat
yang menahan di dalam larutan. Senyawa-
Arang Aktif senyawa yang yang mudah terserap karbon
Arang merupakan suatu padatan berpori aktif umumnya memiliki nilai kelarutan
yang mengandung 85-95% karbon, yang lebih kecil dari karbon aktif.
dihasilkan dari bahan-bahan yang Kontaminan dapat masuk ke dalam pori
mengandung karbon dengan pemanasan karbon aktif dan terakumulasi didalamnya,
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan apabila kontaminan terlarut di dalam air dan
berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi ukuran pori kontaminan lebih kecil
kebocoran udara di dalam ruangan dibandingkan dengan ukuran pori karbon
pemanasan sehingga bahan yang aktif.
mengandung karbon tersebut hanya
terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang Logam Berat
aktif biasanya disebut karbon aktif yang Logam berat ialah unsur logam dengan
dapat menyerap beberapa jenis zat di dalam berat molekul tinggi dan merupakan polutan
cairan ataupun gas. Berarti arang aktif dapat yang memberikan dampak signifikan bagi
digunakan sebagai bahan penjernih ataupun kesehatan makhluk hidup. Dalam kadar
untuk menghilang-kan bau busuk. Pada rendah logam berat pada umumnya sudah
arang aktif terdapat banyak pori (zone) beracun bagi tumbuhan dan hewan,

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


15 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

termasuk manusia. Termasuk logam berat Limbah yang biasanya mengandung


yang sering mencemari habitat ialah Cr, Fe, logam berat berasal dari pabrik kimia,
Cd, Mn, Pb dan Ag (Am.geol.Inst, 1976). laboratorium rumah sakit, listrik dan
Proses penghilangan logam berat dari elektronik, logam dan penyepuhan elektro
limbah cair sudah dilakukan dengan (electroplating), kulit, metalurgi dan cat
beberapa cara seperti, presipitasi serta bahan pewarna. Limbah padat
menggunakan bahan kimia, ekstraksi pemukiman juga mengandung logam berat
menggunakan pelarut tertentu, pertukaran (Yong, dkk., 1992).
ion, reverse osmosis, atau adsorpsi. Proses Limbah medis rumah sakit merupakan
adsorpsi dengan pilihan jenis adsorben yang satu jenis limbah cair dengan kandungan
tepat jika dibandingkan dengan proses senyawa kimia dan logam berat yang
lainnya merupakan proses yang sederhana beragam. Limbah medis cair yang sering
tapi efektif dalam penghilangan logam berat disebut limbah fixer terutama berasal dari
dari limbah cair. instalasi radiologi rumah sakit. Limbah fixer
Salah satu contoh habitat yang mudah dihasilkan dari proses cetak foto rontgen.
terpapar cemaran logam berat adalah pada Dalam prakteknya, foto rontgen yang
badan air yaitu masuknya logam berat. didapat dari hasil penyinaran dengan sinar X
Peningkatan kadar logam berat di dalam ditransfer secara digital ke dalam suatu
perairan akan diikuti oleh peningkatan kadar komputer dan objek yang terekam disimpan
zat tersebut dalam organisme air seperti dalam bentuk kaset foto. Kaset foto ini
kerang, rumput laut dan biota laut lainnya. selanjutnya di cuci-cetak dalam suatu ruang
Pemanfatan organisme ini sebagai bahan gelap menggunakan suatu reagen khusus.
makanan akan membahayakan kesehatan Sisa bekas pakai reagen/cairan yang dipakai
manusia. untuk cuci-cetak foto rontgen yang
Adanya logam berat di perairan, kemudian dikenal sebagai limbah fixer.
berbahaya baik secara langsung terhadap Reagen ini mengandung sejumlah tertentu
kehidupan organisme, maupun efeknya senyawa kimia yang diperlukan untuk
secara tidak langsung terhadap kesehatan proses cuci-cetak foto negatif rontgen. Salah
manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat satu logam yang banyak terkandung adalah
logam berat (PPLH-IPB, 1997; Besi (Fe).
Sutamihardja dkk, 1982) yaitu :
1. Sulit didegradasi, sehingga mudah
terakumulasi dalam lingkungan perairan METODOLOGI
dan keberadaannya secara alami sulit
terurai (dihilangkan). Sampel yang diteliti adalah limbah fixer
2. Dapat terakumulasi dalam organisme yang mengandung logam berat Fe.
termasuk kerang dan ikan, dan Parameter yang di uji adalah kemampuan
membahayakan kesehatan manusia yang penyerapan arang aktif briket batubara
mengkomsumsi organisme tersebut. komersial terhadap logam berat Fe dengan
3. Mudah terakumulasi di sedimen, variasi kecepatan pengadukan dan waktu
sehingga konsentrasinya selalu lebih pengadukan.
tinggi dari konsentrasi logam dalam air.
Disamping itu sedimen mudah Alat dan Bahan
tersuspensi karena pergerakan masa air Bahan yang digunakan terdiri dari arang
yang akan melarutkan kembali logam aktif komersial jenis GAC (Granural
yang dikandungnya ke dalam air, Activated Carbon) dengan ukuran 0,3 mm
sehingga sedimen menjadi sumber yang dibuat dari briket batubara dengan
pencemar potensial dalam skala waktu aktivasi pada pemanasan suhu tinggi, limbah
tertentu. fixer. Alat yang digunakan adalah
Spectofotometer, pengaduk/stirrer, hot

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


16 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

plate, termometer, erlenmeyer, neraca HASIL DAN PEMBAHASAN


analitik dan gelas ukur.
Analisa Limbah Fixer Sebelum Adsorpsi
Prosedur Penelitian Tabel 1. Hasil analisa awal terhadap limbah
Persiapan bahan fixer
Mengukur suhu limbah logam berat.
Mengukur pH limbah logam berat.
Para Suhu Densitas Fe Mn Cr Cu
Mengukur densitas limbah logam berat. meter (ºC)
pH
(g/mL) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Proses Adsorpsi
Adsorpsi tanpa pengadukan Nilai 28,4 5,86 1,08806 1,48 <0,01 0,015 <0,01
Mengambil sampel limbah fixer
sebanyak 100 mL dan memasukkan ke
Limbah cair diolah terlebih dahulu
dalam erlenmeyer yang sudah diisi arang
dalam tangki septic. Di dalam tangki
aktif sebanyak 10 gram. Mendiamkan pada
tersebut, limbah cair ditampung dan
suhu kamar selama 3 jam kemudian
diendapkan. Endapan yang terbentuk,
menyaring campuran. Menganalisa filtrate
berupa lumpur (sludge), dikeringkan dan
yang diperoleh dengan menggunakan
ditumpuk di suatu area khusus. Sementara
spectrofotometer (panjang gelombang
disesuaikan). cairannya dibuang ke lingkungan melalui
pipa-pipa yang menuju tempat pembuangan
Adsorpsi pada suhu normal akhir (sungai). Pengolahan limbah dengan
Mengambil sampel limbah fixer metode ini mampu menurunkan kadar
masing-masing sebanyak 100 mL kemudian logam Mangan (Mn), kromium (Cr) dan
memasukkan ke dalam 3 buah erlenmeyer cuprum (Cu) hingga batas aman bagi
yang sudah berisi arang aktif sebanyak 10 lingkungan. Namun ternyata kandungan
gram. Mengatur shaker pada kecepatan 30 logan besi (Fe) masih di atas kadar
rpm. Mengaduk selama 15, 30 dan 45 menit maksimal yang diperbolehkan yaitu 0,3 ppm
(satu sampel menggunakan satu waktu untuk standar maksimal air minum dan 1
pengadukan). Mendiamkan masing-masing ppm untuk standar maksimal air bersih.
campuran pada suhu kamar selama 3 jam Pada penelitian ini limbah fixer diadsorpsi
kemudian menyaring campuran. dengan variasi kecepatan dan waktu aduk
Menganalisa filtrate yang diperoleh dengan serta adanya pemanasan. Hasilnya dianalisa
menggunakan spectrofotometer (panjang dengan metode spektrofotometri.
gelombang disesuaikan). Mengulangi
prosedur untuk variasi kecepatan Hasil Analisis Limbah Fixer Setelah
pengadukan (60, 90 dan 120 rpm). Untuk Adsorpsi
kecepatan 90 dan 120 rpm perlakuan
diulang dengan menggunakan waktu aduk Tabel 2. Hasil adsorpsi setelah di kontakkan
60 menit. dengan arang aktif
Waktu
Adsorpsi dengan pemanasan Kecepatan Aduk Konsentrasi
No Aduk (rpm) (menit) Fe (ppm)
Mengulangi prosedur yang sama seperti
30
pada adsorpsi pada suhu normal (kecepatan) 1 15 1,01
30 0,89
pengadukan yang digunakan hanya 20 dan 45 0,81
120 rpm) namun menggunakan pemanasan 15 0,93
dengan suhu 800C. Untuk kecepatan aduk 2 30 P
30 0,81
120 rpm, perlakuan diulang dengan waktu 45 0,74
aduk selama 60 menit. Menganalisa filtrate 15 0,73
yang diperoleh dengan spectrofotometer 3 60 30 0,65
(panjang gelombang disesuaikan).
45 0,60

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


17 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

15 0,45 aduk 90 rpm, di mana konsentrasi Fe yang


30 0,30 masih dikandung sampel hanya sebesar 0,24
4 90
45 0,28
ppm (dari sampel awal 1,48 ppm).
60 0,24
15 0,68
5 30 0,57
120
45 0,51
60 0,47
15 0,55
6 30 0,49
120 P
45 0,33
60 0,31
Gambar 3. Hubungan Konsentrasi Fe (ppm)
Tanpa
7 Terhadap Kecepatan Pengadukan (rpm)
Pengadukan - 1,23
Keterangan : P = dengan pemanasan Pada Adsorpsi Tanpa Pemanasan
Gambar 3 menunjukkan bahwa
Pembahasan kandungan Fe dalam sampel cenderung
Pengaruh antara waktu pengaduk-an menurun seiring meningkatnya kecepatan
terhadap konsentrasi Fe dalam sampel pengadukan. Penurunan terbesar terdapat
setelah dilakukan adsorpsi dapat dilihat pada kecepatan pengadukan 90 rpm dengan
dalam gambar di bawah ini. waktu pengadukan 60 menit yaitu sebesar
0,24 ppm. Gambar di atas menunjukkan
pada kecepatan 120 rpm, banyaknya logam
Fe yang terserap cenderung berkurang
dibanding kecepatan 90 rpm. Hal ini terlihat
dari gambar yang kembali naik di titik 120
rpm pada semua varian waktu pengadukan.
Penggunaan kecepatan aduk di atas 90 rpm
akan membuat ikatan antar partikel
adsorben dan adsorbat terlepas. Di samping
Gambar 2. Hubungan Konsentrasi Fe (ppm) itu terlalu cepatnya pengadukan membuat
Terhadap Waktu Pengadukan (menit) Pada arang aktif tidak sempat membentuk ikatan
Adsorpsi Dengan Dan Tanpa Adanya yang kuat dengan partikel logam. Akibatnya
Pemanasan hanya sedikit Fe yang mampu terserap.
Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin Dapat dikatakan kecepatan 90 rpm adalah
lama waktu pengadukan, akan semakin kecepatan aduk yang efektif untuk adsorpsi
banyak pula Fe yang terserap. Hal ini Fe.
terlihat dari gambar yang menurun seiring Jika gambar 2 dan gambar 3
bertambahnya waktu pengadukan. Besi dibandingkan dapat dilihat bahwa kecepatan
terserap paling banyak pada waktu aduk memiliki pengaruh yang lebih besar
pengadukan 60 menit. Semakin lama waktu dalam penyerapan kadar logam berat Fe.
pengadukan, kemampuan arang aktif untuk Gambar 3 menunjukkan penurunan
mengikat Fe akan semakin besar. Hal ini konsentrasi Fe yang lebih signifikan
karena adanya waktu kontak yang lama dibanding penurunan konsentrasi Fe pada
antara adsorben dengan adsorbat gambar 2. Dari penelitian ini dapat
memungkinkan semakin banyak terbentuk dikatakan bahwa faktor kecepatan aduk
ikatan antara partikel arang aktif dengan berpengaruh lebih baik dalam proses
logam Fe. Hasil penelitian ini menunjukkan adsorpsi logam berat Fe dibandingkan
penurunan Fe terbesar terjadi pada waktu dengan faktor waktu pengadukan, di mana
pengadukan 60 menit dengan kecepatan variabel kecepatan aduk mampu

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


18 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

menghasilkan penurunan konsentrasi Fe penyerapan dengan waktu pengadukan 15


yang lebih besar dibandingkan dengan menit lebih lama pada kecepatan yang sama
variabel waktu aduk. dan tanpa ditambah pemanasan.
Pengaruh suhu terhadap penyerapan
logam Fe juga dipelajari dalam penelitian
ini. Pengadukan dengan pemanasan
dilakukan pada dua titik kecepatan yaitu 30
dan 120 rpm, di mana titik tersebut masing-
masing merupakan kecepatan terendah dan
terbesar yang digunakan. Suhu pemanasan
yang digunakan adalah 80ºC. Gambar 4
menunjukkan bahwa adanya pemanasan
akan memperbesar penyerapan logam Fe
oleh arang aktif. Kemampuan penyerapan
waktu pengadukan 15 menit dengan Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Fe (ppm)
pemanasan hampir sama dengan Terhadap Waktu Pengadukan (menit) Pada
kemampuan adsorpsi pada waktu Adsorpsi Dengan Pemanasan
pengadukan 30 menit tanpa pemanasan.
Penyerapan Fe pada waktu pengadukan 30 Gambar 5 menunjukkan bahwa
menit dengan pemanasan juga setara dengan banyaknya Fe yang terserap semakin
penyerapan pada waktu pengadukan 45 meningkat dengan semakin lamanya waktu
menit tanpa pemanasan. pengadukan. Hal ini terlihat dari nilai
parameter Fe dalam sampel yang menurun
dengan bertambahnya waktu pengadukan.
Semakin lama waktu aduk, waktu kontak
antara partikel logam dengan karbon aktif
akan semakin lama. Sehingga kapasitas
adsorpsi logam Fe pada permukaan arang
aktif juga semakin meningkat. Pada
perlakuan dengan pemanasan ini,
penyerapan logam Fe paling besar terjadi
pada waktu pengadukan 60 menit dengan
kecepatan aduk 120 rpm. Secara umum
Gambar 4. Hubungan Konsentrasi Fe (ppm) pengadukan akan meningkatkan efisiensi
Terhadap Kecepatan Aduk (rpm) Pada penurunan kadar logam Fe. Pengadukan
Kecepatan Aduk 30 rpm Dan 120 rpm mampu mempercepat proses adsorpsi karena
Dengan Dan Tanpa Adanya Pemanasan adanya pengadukan akan menghomogenkan
limbah cair yang mengandung campuran
Suhu meningkat menyebabkan energi senyawa-senyawa dalam ukuran yang
dan reaktivitas ion bertambah besar berbeda-beda. Dengan adsorpsi tanpa
sehingga semakin banyak ion yang mampu pengadukan kadar Fe dalam sampel adalah
melewati tingkat energi untuk melakukan 1,23 ppm. nilai ini jauh lebih besar
interaksi secara kimia dengan situs-situs di dibanding nilai parameter Fe pada sampel
permukaan. Reaktivitas ion yang semakin yang diperlakukan pada kecepatan dan
besar akan meningkatkan pula difusi ion waktu aduk terendah (30 rpm dan 15 menit)
pada pori-pori adsorben. Sehingga lebih yaitu 1,01 ppm.
banyak ion yang mampu teradsorpsi pada
permukaan. Dalam penelitian ini adanya
pemanasan meningkatkan efektivitas
penyerapan arang aktif terhadap logam Fe
hingga setara dengan kemampuan

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


19 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

KESIMPULAN Anonim3. 2009. “Besi”


www.wikipedia.com/besi.html.
Berdasarkan penelitian yang telah Diakses tanggal 27 Nopember 2009.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Penurunan kadar Fe terbesar terlihat Arifin, Muhammad Cik. 2007. Adsorpsi
pada kecepatan pengadukan 90 rpm Logam Besi Oleh Tumbuhan Air
dan waktu aduk 60 menit di mana Salvonella Mollesta Mithell. Bandung
parameter Fe yang terkandung dalam : Kimia FMIPA Universitas
sampel adalah 0,24 ppm. Padjajaran.
2. Semakin lama waktu kontak yang
digunakan semakin meningkat Atkins PW. 1999. Kimia Fisika “ed ke-2
penurunan kadar Fe karena proses Kartahadiprojo Irma I, penerjemah
penyerapan adsorbat lebih baik. Indarto Purnomo Wahyu, editor.
3. Semakin cepat pengadukan penyerapan Jakarta Erlangga. Terjemahan dari:
logam Fe semakin meningkat karena Physical Chemistry.
pengadukan akan menyebabkan limbah
fixer dan karbon aktif komersial dapat Castellan GW. 1982. Physical Chemistry
bercampur lebih cepat dan kontak yang Third Edition. New York: General
terjadi dapat lebih cepat pula sehingga Graphic Services.
proses adsorpsi berlangsung lebih
cepat. Giyatmi, 2008, Penurunan Kadar Cu,Cr dan
4. Adsorpsi pada kecepatan aduk 120 rpm Ag Dalam Limbah Cair Industri Perak
lebih kecil dibandingkan adsorpsi pada di Kotagede Setelah Diadsorpsi
kecepatan aduk 90 rpm karena Dengan Tanah Liat Dari Daerah
kecepatan aduk yang terlalu cepat Godean, Yogyakarta: Seminar
membuat ikatan antara adsorben dan Nasional SDM Teknologi Nuklir.
adsorbat terlepas.
5. Setelah dilakukan adsorpsi pada Juliandini, Fithrianita dan Yulinah
limbah, terjadi penurunan kadar Fe Trihadiningrum. 2008. Uji
sampai di bawah baku mutu yang Kemampuan Karbon Aktif dari
ditetapkan sehingga limbah akan aman Limbah Kayu dalam Sampah Kota
bila dibuang ke lingkungan. untuk Penyisihan Fenol. Surabaya:
Jurusan Teknik Lingkungan, Program
Pascasarjana, Institut Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Sepuluh Nopember.

American Geological Institute, 1976. Lestari, Sri, 2004, Mengurai Susunan


Dictionary of Geological Terms Periodik Unsur Kimia, Jakarta: Kawan
Revised Edition. New York: Anchor Pustaka.
Books.
Margonof, 2003, Potensi Limbah Udang
Anonim . 1
2008. “Adsorpsi” Sebagai Penyerap Logam Berat
www.adsorpsi.html Diakses tanggal (Timbal, Kadmium dan Tembaga) di
13 Juli 2008. Perairan, Bogor: Program Pasca
Sarjana Institut Pertanian.
Anonim2. 2008. “Adsorpsi”
http://www.newworldencyclopedia.or Pararaja, arifin. 2008. “Karbon Aktif”
g/entry/Adsorption.html Diakses http://smk3ae.wordpress.com Diakses
tanggal 12 Juli 2008. tanggal 14 Juli 2008.

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin


20 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 1, Juli 2011

Reynold, T.D., 1982, Unit Operation and Sri Wahjuni dan Betty Kostradiyanti, 2008,
Process in Environmental Penurunan Angka Peroksida Minyak
Engineering,Woods Worths Inc : Kelapa Tradisional Dengan Adsorben
Texas. Arang Sekam Padi Ir 64 Yang
Diaktifkan Dengan Kalium
Rios JP, Bess-Oberto L, Tiemann KJ and Hidroksida. Bukit Jimbaran: Kimia
Gardea-Torresdey. 1999. FMIPA Universitas Udayana.
Investigatation of Metal Ion Binding
by Agricultural by Product. Webber, 1972, Adsorption Analysis:
Proceedings of the 1999 Conference Equilibria and Kinetics, Queensland:
on Hazardous Waste Research. Imperial College Press.

Sali Ashar dan Indra Prana. 2009. Optimasi Yong, R.N., A.M.O. Mohamed, & S.P.
Adsorben Karbon Aktif Dari Sekam Warkenting. 1992. Principles of
Padi Dengan Aktifasi Fisika. Contaminant Transport in Soils.
Banjarbaru: Teknik Kimia Universitas Amsterdam : Development in
Lambung Mangkurat. Geotechnical Engineering Elsevier.

¹) Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai