PERCOBAAN 10
“PENJERAPAN ZAT CAIR PADA MATERIAL BERPORI”
Disusun Oleh:
Nama : Elisandro Bonaputra Sirah
NIM : 24030119130125
Hari, tanggal : Selasa, 29 September 2020
Kelompok :4
Asisten : Salwa Azzahra
Salwa Azzahra
24030117130076
Elisandro Bonaputra Sirah
24030119130125
ABSTRAK
Kata kunci : perubahan pH, indicator, asam basa netral, absorbsi, karbon aktif
PERCOBAAN X
PENJERAPAN ZAT CAIR PADA MATERIAL BERPORI
I. Tujuan Percobaan
Mempelajari fenomena penjerapan/adsorbsi larutan baik asam, basa,
netral dan larutan yang mengandung ion logam pada berbagai material
berpori.
II.1Karbon Aktif
II.2 Adsorpsi
Adsorpsi fisik merupakan adsorpsi yang terjadi karena adanya gaya Van
Der Waals, yaitu gaya tarik menarik yang relatif lemah antara adsorbat dengan
permukaan adsorben. Adsorpsi ini terjadi apabila suatu adsorbat dialirkan
pada permukaan adsorben yang bersih. Pada adsorpsi fisik, adsorbat tidak
terikat kuat pada permukaan adsorben sehingga adsorbat dapat bergerak dari
satu bagian permukaan ke bagian permukaan lainnya, dan pada permukaan
yang ditinggalkan oleh adsorbat yang satu dapat digantikan oleh adsorbat
lainnya (multilayer) Adsorpsi fisik mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
- Proses adsorpsi terjadi pada ambient dengan temperatur rendah di
bawah temperatur kritis dari adsorbet.
- Gaya tarik-menarik antar molekul yang terjadi adalah gaya Van Der
Waals.
- Proses adsorpsi terjadi tanpa memerlukan energi aktivasi.
o
mudah, yaitu dengan cara pemanasan pada temperaturr 150-200 C
selama 2-3 jam.
- Proses adsorpsi reversible.
kuat diantara keempat tipe gaya Van der Waals. Contoh: H3N----HCl
(MSDS)
II.8.5 Natrium Hidroksida (NaOH)
Sifat fisik : Padatan putih yang menarik air dan CO2 dari udara,
titik cair 97,5 ºC, titik leleh 318,4 ºC, titik didih 1390 ºC, dan
indeks bias 2,13.
Sifat kimia : NaOH larut dalam air menggunakan kalor, NaOH
dapat digunakan sebagai industri sabun, detergen, pulp kertas,
tekstil, dan plastic (Daintith, 1994).
II.8.6 Zeolit
Sifat fisik : Memiliki struktur kristal berdimensi tiga yang terbuka
Sifat kimia : dapat menyerap molekul lain yang ukurannya cocok,
merupakan alumnosilikat berhidrat.(Daintith, 1990)
II.8.7 FeCl3
Sifat Fisik : Mr =162,2 g/mol, berwujud padat pada STP,
TD=315oC
Sifat Kimia : merupakan asam Lewis yang relatif kuat, bereaksi
dengan cepat
terhadap oksalat membentuk kompleks
[Fe(C2O4)3]3−
(Holleman,2001)
IV. Data Pengamatan
NO Perlakuan Hasil
1. H2O
Sebelum diadsorpsi
- Pengamatan warna Bening
- Pengukuran pH pH 5
Satelah diadsorpsi
- Pengamatan warna Bening
- Pengukuran pH pH 5
2. HCl
Sebelum diadsorpsi
- Penambahan indikator mo
- Pengamatan warna Merah muda
- Pengukuran pH pH 1
Setelah diadsorpsi
- Pengamatan warna Merah muda jernih
- Pengukuran pH pH 3
3. FeCl3
Sebelum diadsorpi
- Pengamatan warna Coklat muda
- Pengukuran pH pH 2
Setelah diadsorpsi
- Pengamatan warna Coklat muda jernih
- Pengukuran pH pH 3
4. NaOH
Sebelum diadsorpsi
- Penambahan indikator PP
- Pengamatan warna Oranye pekat
- Pengukuran pH pH 13
Setelah diadsorpsi
- Pengamatan warna Bening
- Pengukuran pH pH 10
V. HIPOTESIS
Dilakukan percobaanberjudul “Penjerapan zat cair pada Material
Berpori” dengan tujuan efek absorbs pada kedaan asan, netral dan basa
maupun pada senyawa ion logam. Prinsip yang digunakan adalah gaya van der
walls atau gaya tarik antar molekul pada senyawaan non polar yang
menyebabkan terbentuk energy kisi pada Kristal molekuler. Metode yang
dipakai yaitu metode absorbsi atau penyerapat yang terjadi ketika gas atau
fliuda diserap oleh senyawaan padat yang berpori. Bahan absorben
menggunakan carbon aktif. Hasil yang mungkin akan didapatkan adalah
perubahan warna zat yang diuji disertai perubahan pH.
VI. Pembahasan
(Harfi,2003)
Sedangkan adsorbat yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl,
NaOH, FeCl3, dan akuades (H2O). Sebelum dialirkan ke dalam adsorben
(karbon aktif), keempat adsorbat tersebut terlebih dahulu dilakukan
pengamatan warna dan pH nya.
(R
onald, 2003)
Ringkasan Video 1
Prinsip yang digunakan adalah gaya van der walls atau gaya tarik
antar molekul pada senyawaan non polar yang menyebabkan terbentuk
energy kisi pada Kristal molekuler. Metode yang dipakai yaitu metode
absorbsi atau penyerapat yang terjadi ketika gas atau fliuda diserap oleh
senyawaan padat yang berpori. Bahan absorben menggunakan carbon
aktif.
Dilakukan reaksi antara asam nitrat dan besi dan menghasilkan gas
nitrogen yang beracun dan berwarna coklat. Kemudian gas nitrogen
dipisahkan ke dalam kedua tabung yang bertutup. Pada salah satu tabung
ditambahkan carbon aktif, ketika ditinggalkan gas beracun pada tabing
dengan carbon aktof akan berkurang artinya gas beracun atau gas Nitrogen
diserap oleh karbon aktif.
Ringkasan Video 2
Prinsip yang digunakan adalah gaya van der walls atau gaya tarik
antar molekul pada senyawaan non polar yang menyebabkan terbentuk
energy kisi pada Kristal molekuler. Metode yang dipakai yaitu metode
absorbsi atau penyerapat yang terjadi ketika gas atau fliuda diserap oleh
senyawaan padat yang berpori. Bahan absorben menggunakan carbon
aktif.
Percobaan dilakukan dengan dimasukan kapas kedalam sebuah
corong yang pada alas nya telah ditaruh kapas, hal ini dilakukan agar
bahan absorben dan absorbat dapat terpisah serta kapas juga dapat
meningkatkan proses absorbansi karena kapas juga dapat mengabsorbsi
senyawaan, hal ini diakibatkan karena kapas memiliki pori-pori pada
bahannya. Kemudian diletakan karbon aktif pada atas kapas, dan dilapisi
lagi dengan kertas saring. Kemudian akan disusun alatnya dengan posisi
corong pemisah dibagian atas, kemudian dibawahnya berada tabung
dengan karbon aktif didalamnya, dan dibagian paling bawah berada
Erlenmeyer sebagai wadah hasil absorbansi. Pada sampel metilen biru
berwarna Biru Muda.
Kemudian akan dilakukan proses absorbansi dengan cara
menuangkan sampel pada corong pemisah lalu sampel akan dialiri pada
tabung secara perlahan, hal ini dilakukan sampai absorban dan absorbat
dapat terpisah dengan sempurna. Hasil absorbansi didapatkan larutan
bening. Peristiwa ini menunjukan terjadi pengurangan konsentrasi
metilen biru pada larutan, metilen biru yang berkurang tersebut
dikarenakan telah diabsorbansi oleh karbon aktif dengan bantuan gaya
van der walls atau gaya tolak menolak antar metilen biru dengan karbon
aktif.
VII. PENUTUP
VII. 1. Kesimpulan
VII.1.1. Adsorpsi akan cepat terjadi jika ada pengaruh kuat dari
konsentrasi, luas permukaan, dan adsorbennya.
VII.1.2. pH larutan NaOH sebelum diadsorpsi adalah 13 berwarna
oranye pekat dan setelah diadsorpsi pH nya adalah 10
berwarna bening.
VII.1.3. pH larutan HCl sebelum diadsorpsi adalah 1 berwarna merah
muda dan setelah diadsorpsi pHnya adalah 3 berwarna merah
muda jernih.
VII.1.4. pH larutan FeCl3 sebelum diadsorpsi adalah 2 berwarna
coklat muda dan setelah diadsorpsi pH nya adalah 3 berwarna
coklat muda jernih.
VII.1.5. pH akuades sebelum diadsorpsi adalah 5 berwarna bening
dan setelah diadsorpsi pHnya tetap 5 berwarna bening.
VII.2. Saran
VII.2.1. Sampel dalam percobaan dapat ditambahkan air kotor agar
diketahui pengaruh absorbansi yang berkaitan dengan
kehidupan bermasyarakat
VII.2.2. Senyawan sampel dapat digunakan dengan bahan yang
berbeda tergantung pada stok lab, seperti HCl dapat diganti
H2SO4
DAFTAR PUSTAKA
Basri, S, 1996, ’Kamus Kimia”, Jakarta: Rineka Cipta
Fessenden, Ralph J. 1986. Kimia Organik Jilid 1Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hendra, AW. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. Jakarta:
Pustaka Sinar. Harapan
Herawati, tatik. 2007. Uji Efektifitas CangkangTelur Untuk Mengadsorpsi Ion
Timbal.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Cilegon-Banten.
Holleman, A.F. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press
Foo, K.Y, B.H Hameed. 2009. Insights in to The Modeling of
Adsorption Isotherm Systems. School of Chemical Engineering
Campus.. Malaysia : Universiti Sains Malaysia
Keenan, C.W, D.C Kleinfelter dan J.H Wood. 1990. Kimia Untuk
Universitas. Jakarta : Erlangga
Levine, I.R. 2002. Physical Chemistry, 5th. Boston, MA: McGraw-Hill
Madan, R.D. 2003. Modern Inorganic Chemistry. New Delhi : S.Chand &
Company Ltd.
MSDS Hydrochloric acid .Science Lab.com
Mc. Graw-Hill.Suryawan, B., 2004, Karakteristik Zeoilit Indonesia sebagai
Adsorben Uap Air, Disertasi, Universitas Indonesia, Jakarta
Sawyer et al. 1994. Chemistry for Environmental Engineering. Ed ke-4.
Singapore
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta : Rineka Cipta
Hamdan, H. 1992. “Introduction to Carbon Active Synthesis, Characterization
and Modification”. UTM: Malaysia.
Harfi. 2003. Senyawa-Senyawa Organik.Jakarta : Bumi Aksara.
Mulyono, H.A.M. 2005. ”Kamus Kimia”. Ganesindo: Jakarta.
Murdiyanto.2005.Senyawa Karbon.Malang : Universitas Brawijaya
Ronald D, K. 2003. “Ready to use spackle/repair product containing dryness
indicator”. DAP Products Inc.: USA.