ISOTERM
ABSTRAK
Secara umum pengertian adsorpsi adalah suatu proses penggumpalan
subtansi terlarut yang terdapat dalam larutan oleh permukaan zat, dimana
akan terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya.
Tujuan dari praktikum adsorpsi isoterm ini yaitu untuk menentukan adsorpsi
isoterm menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat dan asam
klorida pada arang aktif. Hal tersebut dilakukan dengan langkah
mencampurkan larutan CH3COOH dan HCL dengan arang aktif lalu dilakukan
pengocokkan terhadap larutan dan dilajutkan dengan proses penyaringan
sehingga akan didapatkan filtratnya sebelum dilakukan titrasi secara
alkalimetri. Nilai adsorpsi larutan asam terbesar terjadi pada larutan yang
konsentrasinya besar, sehingga nilai adsorpsi berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan yang digunakan.
Kata kunci: adsorpsi, adsorben, arang aktif
BAB I PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1.2 Tujuan
Menentukan adsorpsi isoterm menurut Freundlich bagi proses
adsorpsi asam asetat (CH3COOH) dan HCL oleh arang aktif.
1
Prinsip
Penentuan adsorpsi isoterm menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam
asetat dan asam klorida oleh arang aktif dapat dilakukan dengan
menambahkan karbon aktif kepada larutan asam dengan konsentrasi yang
bervariasi yang kemudian ditutup lalu dilakukan proses pengocokan dan
biarkan hingga beberapa menit, dilanjutkan dengan proses penyaringan saat
suhu sudah konstan (suhu hanya berubah sedikit). Penyaringan akan
menghasilkan residu dan filtrat yang kemudian dititrasi dengan larutan standar
NaOH menggunakan indikator PP guna untuk menentukan nilai adsopsinya.
Percobaan ini dapat diaplikasikan terhadap kehidupan sehari-hari, misalnya
yang terjadi pada zat padat atau cair yang kontak dengan zat-zat lain
(Sukardjo, 1990)
klorida (0,5 M)
filtrat
4.1.2
Konsentrasi HCL
0,0313 M
0,0313 M
No
1
2
3
4
5
m arang
0,5 g
0,5 g
0,5 g
0,5 g
0,5 g
M CH3COOH
0,5 M
0,25 M
0,125 M
0,0625 M
0,0313 M
4.1.3
No
1
2
3
4
5
massa arang
0,5 g
0,5 g
0,5 g
0,5 g
0,5 g
M HCL
0,5 M
0,25 M
0,125 M
0,0625 M
0,0313 M
V NaOH
61,5 ml
41,0 ml
20,4 ml
7,8 ml
7,2 ml
V NaOH
48,9 ml
23,7 ml
13,2 ml
6,8 ml
5,7 ml
4.2 Pembahasan
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut. Proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat
teradsorpsi tergantung pada beberapa faktor, seperti : jenis adsorben, jenis
adsorbat, luas permukaan adsorben, konsentrasi zat terlarut, dan temperatur.
Suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan
konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm
adsorbsi. Berdasarkan eksperimen/ percobaan tentang adsorpsi isoterm yang
dilakukan, adsorben yang digunakan adalah berupa karbon aktif dan dengan
menggunakan larutan organik yaitu berupa asam asetat dan asam klorida
dengan variasi konsentrasi yang berbeda-beda. Percobaan adsorpsi isoterm
ini, adsorben yang digunakan adalah arang aktif, dimana sebelum digunakan
karbon diharuskan untuk diaktifkan dulu dengan cara dipanaskan. Hal ini agar
disaring dan dilakukan titrasi terhadap filtratnya. Bagi suatu sistem adsorpsi
tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan luas
atau per satuan berat adsorben, dengan konsentrasi zat terlarut pada
temperatur tertentu, disebut adsorbsi isoterm. Oleh Freudlich adsorbsi isoterm
dinyatakan sebagai:
Dengan:
x = jumlah zat teradsorpsi dalam gram
m = jumlah adsorben, dalam gram
c = konsentrasi zat terlarut dalam larutan,
setelah
tercapai kesetimbangan adsorpsi
Percobaan tahap Pertama yang dilakukan adalah menumbuk norit hingga
halus ini bertujuan untuk memperbesar luas permukaan dari arang aktif
sehingga daya serapnya menjadi lebih tinggi. Kemudian larutan CH3COOH
dan HCl yang telah dimasukkan ke erlenmeyer ditambahkan masing-masing
0,5 gram karbon akif/ norit. Kemudian larutan dikocok selama jam
menggunakan shaker agar larutan CH3COOH dan HCl dapat melarut dengan
sempurna, dibuat kondisi adsorben jenuh sehingga tidak menyerap adsorbat
lagi karena karbon aktif juga mempunyai kapasitas daya serap
tertentu.selama jam , larutan dikocok selama 1 menit secara teratur dengan
jeda waktu 10 menit. Setelah itu disaring menggunakan kertas saring. Tujuan
dilakukan penyaringan yaitu untuk memisahkan adsorben dan
adsorbatnya.hingga terdapat residu dan filtrat, filtranya di titrasi dengan
larutan standar NaOH menggunakan indikator fenolftalein.
Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam yang telah
teradsorpsi. Penggunaan indikator fenolftalein bertujuan untuk mengetahui
titik akhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna
larutan menjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang dilakukan
menggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar basa,
sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,310,0. Volume NaOH yang dipakai pada setiap kegiatan titrasi dicatat untuk
menghitung konsentrasi larutan asam yang teradsorpsi.
Larutan standar atau larutan baku adalah larutan yang diketahui
pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan
asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya
bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi
akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
Temperatur/ suhu.
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat
berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa
diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang
mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal
senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa
serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan
dilakukan pada titik didihnya.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh data bahwa nilai
adsorpsi isoterm bagi proses adsorpsi CH3COOH dan HCl pada arang akan
lebih besar untuk larutan CH3COOH dan HCl yang memiliki nilai konsentrasi
besar jika dibandingkan dengan CH3COOH dan HCl yang memiliki
konsentrasi rendah. Hal ini terjadi karena semakin besar konsentrasinya,
maka semakin banyak pula molekul-molekul asam tersebut yang dapat
terabsorpsi bersama karbon aktif.
5.2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya, dapat meggunakan karbon aktif
yang berasal dari proses pembakaran terhadap tempurung kelapa dengan
suhu tinggi, sehingga hasilnya aktif yang memiliki daya serap lebih kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R.A dan Daniel, F. 1992. Kimia Fisika. Jilid 1, Edisi 5. Penerjemah:
Sudja. Erlangga. Jakarta.
Arsyad, 2001. Kamus Kimia, Arti dan Penjelasan Ilmiah. Erlangga. Jakarta.
Atkins, P.W. 1990. Kamus Lengkap Kimia. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Basset, J.R.C., Danny dan G.H. Jeffrey. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik. Edisi ke-4. Penerjemah: A.H. Pudjatmatka dan L.
Setrono. Buku Kedokteran EGC. [...]