Anda di halaman 1dari 12

Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

Semoga Bermanfaat

Pilih Bahasa ▼

Sabtu, 03 Februari 2018 Cari Blog Ini

Hukum Distribusi Nernst


                Distribusi adalah penyebaran aktivitas zat terlarut yang dilarutkan dalam dua Halaman
pelarut yang tidak saling melarutkan. Menurut hukum distribusi yang dinyatakan oleh
Beranda
Nernst pada tahun 1891, bahwa suatu zat yang terlarut akan membagi diri antara dua
pelarut yang tidak saling melarutkan sedemikian rupa, sehingga perbandingan aktivitas
pada keadaan setimbang dan suhu tertentu adalah tetap. Hukum distrirbusi berlaku apabila About Me
:
Budi
1.       Larutan encer.
Apabila konsentrasi zat terlarut tinggi, misalnya asam asetat dalam air dan kloroform, Lihat profil lengkapku
maka asam asetat dalam air cenderung untuk mengalami asosiasi. Asosiasi tersebut dapat
digambarkan dengan terbentuknya ikatan hidrogen antara molekul asam asetat. Arsip Blog
2.        Zat terlarut mempunyai molekul relatif yang sama untuk pelarut tersebut karena angka
konstan. April 2018 (3)

Angka perbandingan distribusi tidak bergantung pada spesies atau jenis molekul yang Maret 2018 (4)
mungkin ada. Hanya perbandingan berubah dengan sifat dasar dari zat terlarut serta Februari 2018 (13)
temperatur, sedangkan angka berubah apabila konsentrasi zat berubah dalam kedua
pelarut setelah tercapai kesetimbangan pada temperatur tertentu pada larutan tertentu.
Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi pelarut dalam analisa, antara lain :
Laporkan Penyalahgunaa
1.       Mengeluarkan brom dan iod dalam larutan air .
Apabila larutan iod dalam air dikocok dengan karbon disulfida. Konsentrasi ion dalam
disulfida dapat dipisahkan dengan corong pisah dan dilakukan berulang kali. Dengan cara
ini, konsentrasi iod dalam air menjadi kecil.
2.       Uji dalam analisa kuantitatif
3.        Studi hidrolisis. Dalam hidrolisis suatu garam dari basa lemah dengan asam lemah atau
asam lemah dengan basa kuat terdapat kesetimbangan antara garam, basa, atau asam
bebas.

Dalam hukum distribusi menyatakan bahwa bila suatu sistem terdiri dari dua
lapisan yang tidak tercampur atau sebagian, jika ditambahkan zat ketiga yang larut dalam
kedua lapisan tersebut, maka zat terlarut tersebut akan terdistribusi diantara kedua
lapisan dengan perbandingan tertentu.
Kesetimbangan reaksi merupakan suatu keadaan dimanakecepatan reaksi dari kiri
ke kanan sama dengan kecepatan dari kanan ke kiri.
Titrasi redoks merupakan suatu cara analisis yang memungkinkan untuk mengukur
jumlah pasti dari suatu larutan dengan mereduksinya dengan larutan lain yang
konsentrasinya lebih diketahui dan didasarkan pada proses pemindahan elektron antara zat
pengoksidasi dan pereduksi.
Prinsip Le Chatelier menyatakan bahwa bila suatu sistem yang berada dalam
kesetimbangan dinamik dipengaruhi oleh sesuatu dari luar, sehingga kesetimbangan
terganggu, maka sistem akan memeberikan rekasi perubahan pada arah yang akan
mengurangi pengaruh gangguan dan bila memungkinkan akan dikembalikannya sistem
menuju keadaan setimbangan.

1 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

        
(Syahrul,
2014)
2+
                              Pandang konsentrasi Zn dalam sel Zn/Cu di turunkan dari nilai efektif
standarnya 1M menjadi nilai yang lebih kecil, misalnya = 0,01 M. Diagram sel untuk kondisi
tersebut bisa dituliskan sebagai:

Karena Zn dan Cu berupa padatan maka konsentrasinya (aktivitasnya) dalam larutan adalah
nol. Pangkat pada konsentrasi adalah koefisien stoikiometri dari masing – masing
komponen. Jadi dengan turunan Q, reaksi menjadi lebih spontan atau mendorong reaksi 2.2
ke kanan sebagaimana diperkirakan oleh prinsip Le Chatelier. 
                Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih. Jadi,
pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara padat dan
cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada sistem heterogen
adalah menganggap komponen – komponen dalam reaksi bereaksi pada fase yang sama.
                Kesetimbangan heterogen ditandai dengan adanya beberapa fase. Antara lain
fase kesetimbangan fisika dan kesetimbangan kimia. Kesetimbangan heterogen dapat
dipelajari dengan 3 cara :
a.       Dengan mempelajari tetapan kesetimbangan
b.       Dengan hukum distribusi nernst
c.       Dengan hukum fase

Hukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas
zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitasnya zat terlarut dalam pelarut lain diketahui,
asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain. Faktor – faktor yang
memperngaruhi koefisien distribusi diantaranya :
1.       Temperatur yang digunakan
2.       Jenis pelarut
3.       Jenis terlarut
4.       Konsentrasi
Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi, analisis dan penentuan
kesetimbangan. 
                Proses ekstraksi untuk definisi pemisahan kimia merupakan cara memisahkan zat
terlarut melalui dua buah pelarut (biasanya cair) yang dapat melarutkan zat tersebut
namun kedua pelarut ini tidak dapat saling melarutkan (immiscible). Sampel dilarutkan
dalam ‘fafinat’ yang berada dalam kontak dengan ‘ekstraktan’ sehingga terjadi
perpindahan molekul zat terlarut karena perbedaan kelarutan didalam kedua jenis pelarut.
Dengan demikian, pemisahan cara kimia terjadi secara alami dalam dua pelarut cair – cair.
Pada pembahasan teoritis mengenai ekstraksi, biasanya zat terlarut diekstrak oleh pelarut
organik dari fase air. Dapat juga terjadi sebaliknya namun jaranag dibicarakan. Dengan
demikian, penjelasan mengacu pada fase organik sebagai ekstraktor utama.
                Dalam proses ekstraksi ada beberapa peristiwa yang dapat menggambarkan
terjadinya peristiwa mikro yang mungkin ada dalam sistem. Beberapa peristiwa adalah :
a.        Distribusi dari senyawa – senyawa yang dapat larut dalam dua jenis pelarut yang tidak
dapat tercampur. Jika interaksi zat terlarut berjalan normal dan tidak ada penyimpangan
maka distribusi solut akan mengikuti harga konstanta distribusinya. Namun yang sering
terjadi adalah distribusi karena banyaknya kemungkinan interaksi antara pelarut dan zat
terlarut. Proses ini terjadi secara spontan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Keadaan
berubah jika temperatur dan tekanan berubah. Biasanya kelarutan akan meningkat pada
temperatur yang lebih tinggi dan juga jika tekanan dinaikkan.
b.             Interaksi kimia pada fase air. Dalam pelarut polar seperti air kemungkinan senyawa

2 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

organik yang polar untuk bermuatan dalam pelarut air sangat besar. Dengan demikian,
interaksi yang terjadi di fase air harus diperhitungkan karena jumlah komponen akan
berkurang karen aadanya interaksi. Permainan pH biasanya membantu penyimpangan
namun dalam hal ini pH juga harus diperhitungkan dalam perhitungan – perhitungan.

Di lain pihak, ekstraksi anorganik akan bergantung pada fase air, justru karena besarnya
interaksi senyawa anorganik yang cenderung ionik dengan air. Pembentukan kompleks
dengan molekul air sebagai ligand seringkali menambah kelarutan senyawa anorganik pada
pelarut organiknya.
c.             Interaksi kimia pada fase organik. Biasanya senyawa yang diambil lebih larut dalam
pelarut organik dibandingkan dengan pelarut air. Dalam kenyataannya, dimerisasi adalah
gejala utama yang sering terjadi pada solut yang berupa senyawa organik polar seperti
asam – asam organik dalam pelarut organik. Yang akan digunakan sebagai contoh adalah
asam butirat dalam pelarut benzena.
Proses ekstraksi modern melibatkan lebih banyak fase operasionalnya. Dengan
demikian, parameter pemisahan yang harus diperhatikan juga lebih banyak. Salah satu ciri
khas ekstraksi modern adalah analisis dalam jumlah kecil. Dengan demikian, penggunaan
kata “mikro ekstraksi” sudah sangat umum. Banyak sekali keuntungan yang didapat dari
pengurangan jumlah ini. Hal ini juga dimungkinkan karena berkembangnya keperluan yang
mendukung, seperti sensitivitas detektor dan piranti lunak komputer yang sanggup untuk
mendeteksi. 

Redoks
Reaksi reduksi-oksidasi atau redoks berlangsung dalam sel elektrokimia. Ada
dua jenis sel elektrokimia. Reaksi spontan terjadi pada sel galvani (volta); Reaksi
nonspontan terjadi pada sel elektrolisis. Kedua jenis sel mengandung elektroda di
mana reaksi oksidasi dan reduksi terjadi. Oksidasi terjadi pada anoda dan reduksi
terjadi pada katoda.
Anoda dari sel elektrolisis bermuatan positif karena anoda menarik anion dari
larutan, sedangkan katoda negatif, . Namun, anoda dari sebuah sel galvani
bermuatan negatif, karena oksidasi spontan pada anoda adalah sumber elektron sel
atau muatan negatif. Katoda dari sel galvani adalah bermuatan positif. Dalam kedua
sel galvani dan elektrolisis, oksidasi berlangsung di anoda dan elektron mengalir dari
anoda ke katoda.
Sel Galvani (Sel Volta)
Reaksi redoks dalam sel galvani adalah reaksi spontan. Untuk alasan ini, sel-
sel galvani biasanya digunakan sebagai baterai. Reaksi sel Galvani memasok energi
yang digunakan untuk melakukan usaha atau kerja. Energi yang dimanfaatkan
dengan menempatkan oksidasi dan reduksi dalam wadah terpisah, bergabung dengan
suatu alat yang memungkinkan elektron mengalir. Sebuah sel galvani umum adalah
sel Daniell.
Sel Elektrolisis
Reaksi redoks dalam sel elektrolisis adalah nonspontan. Energi listrik
diperlukan untuk menginduksi reaksi elektrolisis. Contoh dari sel elektrolisis pada
NaCl cair, di mana elektrolisis NaCl cair untuk membentuk natrium cair dan gas
klorin. Ion-ion natrium bermigrasi ke arah katoda, di mana mereka direduksi
menjadi logam natrium. Demikian pula, ion klorida bermigrasi ke anoda dan
dioksidasi untuk membentuk gas klor. Jenis sel digunakan untuk memproduksi
natrium dan klorin. Gas klorin dapat dikumpulkan sekitar sel. logam natrium kurang
padat daripada garam cair dan dihapus seperti mengapung ke atas wadah reaksi.
Perbedaan antara Sel Volta (Sel Galvani) dan Sel Elektrolisis

3 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

1. Anoda dari sel elektrolisis bermuatan positif karena anoda menarik anion dari
larutan, sedangkan katoda negatif.
2. Anoda dari sebuah sel galvani bermuatan negatif, karena oksidasi spontan pada
anoda adalah sumber elektron sel atau muatan negatif. Katoda dari sel galvani adalah
bermuatan positif.
3. Reaksi redoks dalam sel galvani adalah reaksi spontan.

4. Reaksi redoks dalam sel elektrolisis adalah nonspontan.

E°sel

Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan selisih
potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial reduksi standar
elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi

Adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel volta disebabkan oleh adanya
beda potensial antara kedua elektrode yang disebut juga dengan potensial sel (Esel)
ataupun gaya gerak listrik (ggl) atau electromotive force (emf). Potensial sel yang diukur
pada keadaan standar (suhu 25°C dengan konsentrasi setiap produk dan reaktan dalam
larutan 1 M dan tekanan gas setiap produk dan reaktan 1 atm) disebut potensial sel standar
(E°sel). Nilai potensial sel sama dengan selisih potensial kedua elektrode. Menurut
kesepakatan, potensial elektrode standar mengacu pada potensial reaksi reduksi.
E°sel = E°katode – E°anode
Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar (positif), sedangkan anode
adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih kecil (negatif).

Pada persamaan Nernst, K bukanlah suatu tetapan kesetimbangan


karena larutan-larutan yang diperikan adalah pada konsentrasi-konsentrasi
awal dan bukan konsentrasi kesetimbangan. Bila suatu sel volta telah mati
atau terdiscas habis, barulah sistem itu berada dalam kesetimbangan. Pada
kondisi ini Esel = 0 dan faktor K dalam persamaan Nernst setara dengan
tetapan kesetimbangan. Jadi persamaan nernst merupakan persamaan yang
menyatakan hubungan antara potensial dari sebuah elektron ion-ion metal
dan konsentrasi dari ion dalam sebuah larutan.
E0reduksi merupakan potensial reduksi zat yang mengalami reduksi
sedangkan E0oksidasi merupakan potensial reduksi zat yang mengalami
oksidasi.
Kegunaan potensial reduksi standar, E0, di table Data E0 di tabel
mempunyai kegunaan, tiga di antaranya adalah: Meramalkan kemampuan
oksidasi dan reduksi dari zat. Semakin positif nilai E0, semakin bertambah
daya oksidasi zat, atau zat merupakan oksidator yang baik. Sebaliknya,
semakin negatif nilai E0, semakin bertambah daya reduksi zat, atau zat
merupakan reduktor yang baik.

Persamaan Nernst adalah persamaan yang berkaitan dengan tegangan dari sel kimia
untuk potensial sel standar dan konsentrasi reaktan dan produk.

4 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

Rumus Persamaan Nernst adalah:


Esel = E0sel – (RT / nF) x log10Q
atau
Esel = E0sel – (RT / nF) lnQ
dimana
Esel adalah potensial sel
E0sel mengacu potensial sel standar
R adalah konstanta gas
T adalah temperatur absolut
n adalah jumlah mol elektron yang ditransfer oleh reaksi sel
F adalah konstan Faraday
Q adalah hasil bagi reaksi, di mana
Q = [C] c · [D] d / [A] a · [B] b
dimana A, B, C, dan D adalah spesi kimia; dan a, b, c, dan d adalah koefisien dalam
persamaan yang seimbang:
aA + b B → c C + d D
contoh:
Pada 25 °C, persamaan Nernst dapat dinyatakan sebagai:
Esel = E0sel – 0,0591 / n x log10Q
Atau

Esel = E0sel – (0,0591 V / n) log Q

Hukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas
zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui,
asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya:
1. Temperatur yang digunakan.
Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi
menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k.
2. Jenis pelarut.
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat
mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.
3. Jenis terlarut.
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka
akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi
harga k.
4. Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k.

Harga K berubah dengan naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga k tergantung


jenis pelarutnya dan zat terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku
bila zat terlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum di atas hanya berlaku
untuk komponen yang sama.

Dalam sel volta pada pengukuran standar, pasti digunakan konsentrasi yang sama
pada kedua gelas kimia yaitu pada anode dan katode. Namun, jika salah satu atau
kedua gelas kimia tersebut konsentrasinya diubah, maka perhitungan potensial
selnya tidak akan sama dengan perhitungan potensial sel volta biasa (Eºsel =
Eºkatode – Eºanode)

5 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

Jadi, persamaan nernst adalah persamaan ketika konsentrasi dan tekanan pada
kedua elektrode (anode dan katode) berbeda jenis pada kedua elektrode. Konsep ini
dikemukakan oleh Walther Nernst. Rumus Potensialnya yaitu :

Sel konsentrasi adalah sel volta yang kedua elektrodenya (anode dan katode)
berjenis sama, tetapi konsentrasinya berbeda. Biasanya, sel konsentrasi terjadi pada
larutan asam (H+), yang pada reaksi anode dan katodenya atom hidrogen akan habis
bereaksi. Rumus untuk sel konsentrasinya yaitu

Angka 0 (nol) pada rumus sel konsentrasi menunjukkan Eºsel antara anode dan
katode bernilai sama karena pada kedua elektrode tersebut menggunakan zat yang
sama. Nah, pada sel konsentrasi berlaku hal berikut.
1. Konsentrasi di anode pasti lebih encer
2. Konsentrasi di katode pasti lebih pekat
3. Jika sel konsentrasi digunakan sebagai sumber arus listrik, perbedaan konsentrasi
akan dipersempit karena pengaruh pekat atau tidaknya suatu konsentrasi larutan di
kedua elektrode

Aplikasi persamaan nernst


E = E° - ln Q
E = E° - logQ
(pada 25°C)
Pengukuran tetapan kesetimbangan
log K = E°
(pada 25°C)
0,0592 nRT n F / 0,0592 n
Aplikasi pada persamaan nernst :
• Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel

6 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

• Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel


• Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel
• Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298
Esel = Eosel – (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)

Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks ada yang
dapat berlangsung secara spontan, ada juga yang tidak spontan.

## Reaksi redoks spontan adalah reaksi yang dapat langsung terjadi dan potensial sel yang dihasilkannya
bertanda positif. Reaksi redoks spontan terjadi jika E red – E oks > 0. Ciri-cirinya yaitu dihasilkannya
endapan, terjadi gelembung, perubahan warna, dan perubahan suhu. Reaksi redoks spontan dapat
digunakan sebagai sumber arus, yaitu dalam sel volta, baterai dan aki.

##Reaksi redoks tak spontan adalah reaksi yang tidak dapat mereduksi unsur-unsur disebelah kanannya
dan potensial sel yang dihasilkannya bertanda negatif. Reaksi redoks tak spontan dapat dilangsungkan
dengan menggunakan arus listrik, yaitu dalam reaksi elektrolisis. Elektrolisis banyak diterapkan dalam
industri, misalnya pengolahan aluminium, produksi NaOH dan klorin, dan dalam penyepuhan
(electroplating).
Kespontanan suatu reaksi redoks dapat ditentukan menggunakan deret volta. Urutan logam-logam dalam
deret volt adalah :
K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H2)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Jika suatu logam dapat mereduksi unsur-unsur disebelah kanannya, reaksi tersebut berlangsung spontan.

Terdapat lima jenis interaksi antarmolekul, yang disusun berdasarkan kekuatan,


dari yang terlemah hingga yang terkuat, yaitu:
1. Gaya London atau Gaya Dispersi Jenis gaya tarik yang sangat lemah ini umumnya
terjadi di antara molekul-molekul kovalen nonpolar, seperti N2, H2, atau CH4. Ini
dihasilkan oleh menyurut dan mengalirnya orbital-orbital elektron, sehingga
memberikan pemisahan muatan yang sangat lemah dan sangat singkat di sekitar
ikatan. Gaya London meningkat seiiring bertambahnya jumlah elektron. Gaya
London juga meningkat seiiring bertambahnya massa molar zat, sebab molekul yang
memiliki massa molar besar cenderung memiliki lebih banyak elektron. Adanya
percabangan pada molekul akan menurunkan kekuatan Gaya London, sebab adanya
percabangan akan memperkecil area kontak antarmolekul. Titik didih senyawa
sebanding sekaligus mencerminkan kekuatan Gaya London.
2. Interaksi Dipol Terimbas (Dipol Terinduksi) Gaya antarmolekul ini terjadi saat
molekul polar mengimbas (menginduksi) molekul nonpolar. Sebagai contoh,
molekul air (H2O) yang bersifat polar dapat menginduksi molekul oksigen (O2)
yang bersifat nonpolar. Dipol terimbas inilah yang menyebabkan gas oksigen larut
dalam air.
3. Interaksi Dipol-Dipol Gaya antarmolekul ini terjadi bila ujung positif dari salah
satu molekul dipol ditarik ke ujung negatif dari dipol molekul lainnya. Gaya ini lebih
kuat dari Gaya London, namun tetap saja sangat lemah. Interaksi ini terjadi pada
senyawa kovelen polar, seperti HCl dan HBr.
4. Interaksi Ion-Dipol Gaya antarmolekul ini terjadi saat ion (kation maupun anion)
berinteraksi dengan molekul polar. Kekuatan interaksi ini bergantung pada muatan
dan ukuran ion serta kepolaran dan ukuran molekul polar. Kation memiliki interaksi
yang lebih kuat dengan molekul polar dibandingkan anion. Salah satu contoh

7 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

interaksi ini adalah hidrasi senyawa NaCl dalam air (proses ion-ion dikelilingi oleh
molekul air).
5. Ikatan Hidrogen Interaksi dipol-dipol yang sangat kuat, yang terjadi bila atom
hidrogen terikat pada salah satu dari ketiga unsur yang sangat elektronegatif, yaitu F,
O, dan N. Ketiga unsur ini memiliki tarikan yang sangat kuat pada pasangan elektron
yang berikatan sehingga atom yang terlibat pada ikatan mendapatkan muatan parsial
yang sangat besar. Ikatan ini sangat polar, sehingga interaksi antarmolekul menjadi
sangat kuat. Akibatnya, titik didih senyawa yang memiliki ikatan hidrogen relatif
tinggi (walapun massa molarnya paling rendah) bila dibandingkan senyawa lain pada
golongan yang sama.

Katoda adalah tempat reduksi karenanya arus katode adalah arus yang timbul dan
reduksi. Anode merupakan tempat oksidasi sehingga arus anode adalah arus yang
timbul dari oksidasi

 Gambar 1. Ragam Potensial Listrik Secara Linier

 Gambar 2. Transisi Dekat dengan bidang dalam

 Gambar 3. Transisi dekat dengan bidang luar

 Gambar 4. Transisi pada posisi pertengahan

8 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

Gambar 5. Isoterm distribusi potensial sel pada arus

Aplikasi persamaan nernst untuk analisa


Sangat banyak bafian kimia yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
penentuan konsentrasi ion dalam larutan. Salah satu metode yang relatif sederhana untuk tujuan
tersebut adalah metode elektrokimia. Potensial sel cukup mudah untuk diukur. Meskipun persamaan
nernst menghubungkan potensial sel dengan aktivitas ion, bukan konsentrasi tetapi perbedaannya dapat
diabaikan dalam larutan yang konsentrasinya ion totalnya lebih kecil dari 0,001 M. Kemudian dapat
digunakan sebagai penentuan hasil kali kelarutan, titrasi potensial hasil kali kelarutab, titrasu
potensiometri dan pengukurab pH.

Sifat Bahan
A.       NaOH
Sifat fisika =
1.       Massa molar = 39,9921 gram/mol
2.       Densitas = 2,1 gram/cm3
3.     Titik didih =  1390 C (1663 K)
4.     Titik lebur = 318 C (591 K)
5.       Berwarna putih
6.       Berbentuk serpihan
Sifat kimia =
1.       Merupakan larutan basa kuat
2.       Mudah larut dalam air
3.    Bersifat higroskopis
4.    Tidak larut dalam eter

B.       Asam oksalat


Sifat fisika =
1.    Rumus Senyawa = C2H2O4
2.       Massa molar = 90,03 gram/mol
3.       Penampilan = kristal putih
4.       Densitas = 1,90 gram/cm3
5.       Keasaman (pKa) = 1,38 : 4,38
6.    Titik Leleh = 187 °C
Sifat kimia =
1.        Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat dari pada
asam asetat
2.       Dikenal sebagai agen pereduktor
3. Dapat menggantikan hidrogen dalam reaksinya dengan logam aktif.
dan membentuk garam sulfat.
4. Dapat digunakan sebagai pembersih logam
5. Beracun
6. Bersifat korosif pada logam.
    
C.       Aquades

9 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

Sifat fisika =
1.       Massa molar = 18,0153 gram/mol
2.       Densitas = 0,998 gram/cm3 (cairan) 0,92 gram/cm3 (padatan)
3.     Titik lebur = 0 C (273,15 K) (32 F)
4.     Titik didih = 100 C (373,15 K) (212 F)
5.       Tidak berbau
6.       Tidak berwarna
Sifat kimia =
1.       Pelarut yang baik
2.       Memiliki pH 7 (netral)
3.       Bukan merupakan zat pengoksidasi kuat
4.       Lebih bersifat reduktor dari pada oksidator
          
D.       Phenolphtalein
Sifat Fisika =
1.Rumus molekul : C20H14O4
2.Penampilan : Padatan Kristal tak berwarna
3.Massa jenis : 1,227
4.Berbentuk larutan
5.Merupakan asam lemah
6.Larut dalam air
Sifat kimia =
1.Trayek pH 8,2 – 10
2.Merupakan indikator dalam analisa kimia
3.Tidak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan, hanya sebagai indikator
4.Larut dalam 95% etil alkohol
5.Asam dwiprotik
6.Tidak berwarna saat asam
7.Berwarna merah rosa saat basa
  
                  E.         Asam Asetat
Sifat fisika =
1.       Keadaan fisik dan penampilan = cairan
2.       Bau = seperti cuka
3.       Berat molekul = 60,05 gram/mol
4.       Tidak berwarna
5.     Titik didih = 118,1 C (244,6 F)
6.     Titik lebur = 16,6 C (61,9F)
Sifat kimia
1.       Merupakan larutan asam lemah
2.        Mudah larut dalam air, dietil eter, aseton, gliserol, alkohol, karbon benzene,
tetraklorida.
3.       Tidak stabil
4.       Bersifat korosif

F. Etanol
Sifat fisik

1. Bentuk fisik : air

2. Bau : khas alkohol

3. Warna : tak berwarna

4. Titik didih : > 760C (168,80F)

5. Titik baku : -113,840C (-172,90F)

6. Masa jenis : 0,789 – 0,806

Sifat Kimia

1. Larut dalam air

2. senyawa yang stabil

3. Tidak beracun

10 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

4. bersifat basa

di Februari 03, 2018

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Beri komentar sebagai:

Publikasikan

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Featured post

Sistem Kristal dan Massa Jenis

            Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang m...

11 of 12 23/02/2019, 0:51
Berbagi Bersama: Hukum Distribusi Nernst http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/hukum-distribusi-nernst...

Hukum Distribusi Nernst


                Distribusi adalah penyebaran aktivitas zat terlarut yang dilarutkan
dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Menurut...

Sistem Kristal dan Massa Jenis


            Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang m...

Wikipedia

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

12 of 12 23/02/2019, 0:51

Anda mungkin juga menyukai