1.
a. Asam metanoat
c. Asam stearat
3. Suasana gelap atau terang mempengaruhi produk reaksi. Umumnya, reaksi suasana
gelap bertujuan untuk membentuk produk adisi siklik sedangkan reaksi dengan suasana
terang lebih sering membentuk produk adisi normal rantai lurus.
Terlihat jelas perbedaan struktur dari kedua senyawa tersebut yang menyebabkan
masing-masing senyawa di atas memiliki kepolaran yang berbeda pula. Naftalena yang
non polar dan asam benzoat yang polar dapat dipisahkan dengan prinsip kelarutan (like
dissolved like), maksudnya senyawa dengan sifat mirip kepolaran / struktur akan saling
melarutkan dan akan memisahkan senyawa yang berbeda kepolaran / strukturnya. Jadi,
kita dapat memisahkan bagian polar dari non polar dengan menambahkan pelarut
tertentu ke dalam kedua campuran naftalena dengan asam benzoat. Ketika hendak
mengambil asam benzoat, maka gunakan pelarut polar dan bagian non polar akan
terpisah, begitu juga sebaliknya. Contoh sederhananya sudah teman-teman dapatkan
dalam modul praktikum kimia organik DTK, yaitu menggunakan petroleum eter.
6. Eter dapat dibuat melalui substitusi nukleofilik alkil halida oleh alkoksida. Reaksi ini
dinamakan sintesis eter Williamson.
R–ONa + R'–X → R–O–R' + NaX
Reaksi ini melibatkan penggunaan alkohol dengan basa kuat, menghasilkan alkoksida,
yang diikuti oleh adisi pada senyawa alifatik terkait yang memiliki gugus lepas (R–X).
Gugus lepas tersebut dapat berupa iodida, bromida, maupun sulfonat. Metode ini
biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida (misalnya bromobenzena).
Reaksi ini menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer. Halida
sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika berpaparan
dengan anion alkoksida yang sangat basa.
Dalam reaksi lainnya yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik
oleh fenoksida. R–X tidak dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol.
Namun, fenol dapat digunakan untuk menggantikan alkohol. Oleh karena fenol bersifat
asam, ia dapat bereaksi dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, membentuk ion
fenoksida. Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus –X pada alkil halida,
menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksi
SN2.
𝐾 +− 𝑂𝐶(𝐶𝐻3 )3
a. 𝐶𝐻3 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝐵𝑟 → 𝐶𝐻3 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝑂𝐶(𝐶𝐻3 )3
(𝐶𝐻3 )3 𝐶𝑂𝐻, 82𝑜 𝐶
𝑁𝑎± 𝑂𝐶𝐻3
b. 𝐶𝐻3 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝐵𝑟 → 𝐶𝐻3 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝐶𝐻2 𝑂𝐶𝐻3
𝐶𝐻3 𝑂𝐻, 0𝑜 𝐶
7.
a. Kerjakan sendiri, mekanismenya sama seperti mekanisme pembuatan alkohol
menggunakan reagen Grignard yang pernah dijelaskan sewaktu asistensi (kelas
Bu Eny).
b. Produk A: Isopropil magnesium bromida
c. Produk B: 2-metil propanoat
8.
a. Amida umumnya disintesis di laboratorium melalui beberapa cara:
i. Reaksi anhidrida dengan ammonia