Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

JUDUL PERCOBAAN :

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

Kelompok : 2

Nama/NIM :
1. Nina Chandraningrum / 24030117120012
2. Liswinda Zafirah R. / 24030117140001
3. Siti Fatimah / 24030117120006
4. M. Rifqi Iskandarsyah / 24030117140006
5. Ulussa’diyah / 24030117120026
6. Liana Dewi N / 24030117140018

Hari : Rabu
Tanggal Praktikum : 7 November 2018
Asisten : Intan Dian Lestari

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Pembuatan Natrium Tiosulfat”


yang bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat –
sifat kimianya dengan menggunakan bahan natrium sulfat, belerang dan air. Metode
yang digunakan adalah refluks dan kristalisasi, dengan prinsip berdasarkan proses
pemanasan dan pengendapan. Hasil yang diperoleh berupa kristal natrium tiosulfat
yang berwarna putih sebesar X gram dengan prosentase rendemen Z %. Dari
pengujian sifat-sifat kimia Natrium Tiosulfat dapat diketahui antara lain memiliki
stabilitas termal lebih rendah dari natrium sulfat, membentuk endapan putih setelah
direaksikan dengan asam encer (HCl).

Kata kunci: Natrium Tiosulfat, Refluks, Kristalisasi


PERCOBAAN I

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

RIFQI

I. Tujuan Percobaan Commented [ID1]: PENOMORAN. DIBENARKAN YA

Mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat – sifat


kimianya.

II. Tinjauan Pustaka


II.1 Tiosulfat

Tiosulfat merupakan logam yang mengandung ion S2O3- dimana satu atom
S menggugus atau menukarganti satu atom O. Dalam larutan – larutan asam, ion
tiosulfat akan terurai menjadi S dan ion sulfit. Oleh karena itu, spesies semacam
asam tiosulfat dapat di solvasi.

Ag+ + 2S2O32- [Ag(S2O3)2]3-

Ion tiosulfat dapat mereduksi yodium menjadi ion yodium dalam analisis
kuantitatif dimana yodium dititrasi dengan larutan S2O3. Selain itu bisa juga
membentuk kompleks stabil dengan ion logam tertentu, terutama ion kompleks
perak tiosulfat yang sangat stabil.

Larutan – larutan tiosulfat sangat melarutkan halida – halida perak yang


sulit larut. Serta digunakan sebagai zat pencampur dalam proses fotografi.(Arsyad,
2001).

Natrium tiosulfat monokristal dalam bentuk prisma yang besar – besar dan
transparan dengan lima molekul air. Metode yang terpenting untuk membuat
natrium tiosulfat yaitu dari natrium sulfit (Na2SO3) dan belerang bebas (S) yang
reaksinya:

8Na2SO3 + S8 → 8Na2S2O3
Cara yang didapat kemudian dikristalisasi. Kristal yang terjadi
(Na2S2O3.5H2O) langsung dikemas untuk terjadinya off flouroscence.

Metode lainnya yaitu natrium sulfida. Sulfur dioksida direaksikan ke


dalam larutan natrium sulfida dan natrium karbonat berkonsentrasi rendah (masing
– masing tidak lebih dari 10%).

Reaksinya sebagai berikut:

Na2CO3 + 2Na2S + 4 SO2- 3 Na2S2O3

(Cotton, 1992)

Natrium tiosulfat dapat diperoleh melalui proses evaporasi dan kristalisasi.


(Austin, 1996)

Asam tiosulfat kurang stabil pada temperatur kamar. Asam ini dapat.
Dipisahkanpada temperature 78°C dari persamaan reaksi:

SO3+H2S H2S2O3

Atau dari reaksi:

HO3SCl +H2S H2S2O3 + HCl

Molekul gas trioksida, SO3 memiliki struktur segitiga datar yang dapat
mengalami resonansi degan melibatkan ikatan Phi dari S-O.

Adanya ikatan Phi untuk ikatan dan orbital d kosong dari atom s
menyebabkan panjang ikatan S-O sangat pendek yaitu 1.43 A°. Ion tiosulfat dapat
diperoleh secara cepat dengan cara mendidihkan belerang dengan ion sulfit atau
dengan cara mendekomposisi ion ditionit sesuai dengan persamaan reaksi:

S8 + 8SO32- 8S2O32- dan

2S2O42- + H2O S2O32-+2HSO3-

Ion tiosulfat memiliki struktur [S-SO3], kedua atom sulfur tidak ekuivalen
dengan panjang ikatan S-S dan S-O masing-masing 1.99±0.034A° dan
1.48+0.06A°. Panjang ikatan S-O menunjukan bahwa dalam ikatan s-s juga terlihat
adanya ikatan Phi. (Austin, 1996).

SITI FATIMAH

II.2 Reaksi Tiosulfat

Kebanyakan tiosulfat telah dibuat larut dalam air. Tiosulfat dari timbale
perak dan kalium larut sedikit sekali. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam larutan
Na2S2O3 yang berlebihan, membentuk garam kompleks. Untuk mempelajari
reaksi – reaksi ini digunakan larutan Na2S2O3.5H2O.

i. Larutan Iod

Warna dari larutan iod dihilangkan membentuk n – tetraklorat yang tidak


berwarna. Reaksinya:

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

ii. Larutan HCl encer

Tak terjadi perubahan yang tepat dalam keadaan dingin dengan larutan
tiosulfat.

iii. Larutan Barium Klorida

Akan terbentuk endapan putih barium tiosulfat dan larutan yang pekat.
Reaksi:

S2O32- + Ba2+ BaS2O3

(Svehla,1990)

II.3 Allotropi belerang


Diantara bentuk fisik belerang yang berbeda, yang dapat diamati adalah:
 Belerang rombik (Sα) yang mempunyai 16 cincin S8 dalam suatu unit sel dan
berubah pada 15,50.

 Belerang monoklinik (Sβ). Belerang monosiklik dibayangakan mempunyai 6


cincin es dalam unit selnya. Mencair pada 1190C.

 Belerang cair (Sλ) yang tediri dari molekul-molekul S8 suatu cairan kuning,
tembus sinar dan bergerak. Tetapi pada 1600C, cincin S8 terbuka dan bergabung
membentuk molekul berantai spiral yang panjang.

 Belerang cair (Sµ) yang gelap warnanya, sangat kental. Cairan ini mendidih
pada 4450C.

 Uap belerang, S8 yang terurai menjadi species yang semakin kecil dengan
meningkatnya suhu.

 Belerang plastik terbentuk bila cairan Sµ dituangkan kedalam air dingin.


Terdiri dari molekul seperti rantai dan mempunyai kualitas seperti karet ketika
mula-mula terbentuk. Tetapi selanjutnya menjadi gampang rusak dan mungkin
berubah menjadi belerang rombik.

Berikut merupakan gambar molekul belerang yang berbeda-beda

S2

S6
S8

Sn (n = 2000 . 5000)
(Petrucci,1989)

Allotropi belerang sebagai fungsi suhu dapat diringkas :

95,50C 119 160 445 1000 2000

Sα Sβ Sλ Sµ S8(g) S6 S4 S2
S

Karena kelambanan beberapa peralihan dapat terlihat gejala tambahan.


Misalnya, bila belerang rombik dipanasnkan cepat, perubahan menjadi belerang
monosiklik gagal dan mencair pada 1130. (Petrucci,1989)

LISWINDA
II.4 Refluks
Refluks merupakan prosedur mudah untuk reaksi dalam fase cair. Pada
metode ini, prinsipnya adalah pemanasan dalam labu yang didalamnya terdapat
campuran suatu bahan. Refluks dilakukan dengan memanaskan larutan dan
pengembunan uapnya, sehingga hasil pengembunan uap tersebut kembali ke labu
reaksi.

Refluks adalah proses pemanasan dimana tidak ada senyawa yang hilang
prinsipnya adalah pemanasan pada labu bulat yang di dalamnya terdapat campuran
suatu bahan. Refluks dapat dikatakan juga sebagai proses pemanasan dimana tidak
ada senyawa yang hilang. (Wilcox, 1995)
Adalah suatu proses pemanasan dengan keistimewaan bahwa pelarutnya
tidak menguap. (Sudja, 1978)

II.5 Kristalisasi
Kristalisasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam
pemurnian produk padatan kristal hasil kristal atau isolasi yang masih
terkontaminasi kotoran dilakukan kristalisasi.

Kristalisasi dilakukan dengan pelarut yang tepat seperti dapat melarutkan


kotoran dengan baik. (Cahyono, 1995)

Tahap-tahap kristalisasi, sebagai berikut:

 Melarutkan zat dalam pelarut panas.


 Menyaring larutan panas untuk menghilangkan kotoran yang tidak
larut.
 Mendinginkan larutan dan mengendapkan kristalnya.
 Menyaring larutan dingin untuk memisahkan kristal dari larutan.
 Mencuci kristal untuk menghilangkan pelarut yang melekat.
 Mengeringkan kristal untuk menghilangkan pelarut.
(Wilcox,1995)
LIANA DEWI

II.6 Analisa Bahan


II.6.1 HCl encer

Sifat Fisika : cairan tidak berwarna BM: 36,52 g/mol ρ: 1,268 g/mol TL:
109,20C.

Sifat Kimia : Merupakan asam kuat, dapat bereaksi dengan basa


membentuk garam, bersifat korosif.

(Pringgodigdo,1973)

II.6.2 Na2SO3 anhidrat


Sifat fisika : Berbentuk prisma,tidak berwarna, BM 126,7 g/mol.

Sifat kimia : larut dalam air dan reagen pereaksi,

(Pringgodigdo,1973)

II.6.3 Serbuk belerang

Sifat Fisika : Zat padat non logam, umumnya berwarna kuning,

Sifat Kimia : tidak larut dalam air, larut dalam CS2, CCl4 dan benzen.

(Pringgodigdo,1973)

II.6.4 Sulfur
Sifat fisika : berbentuk kristal bening, berwarna kuning, BM 32g/mol

Sifat kimia : tidak larut dalam air, beracun. (Basri,2003)

II.6.5 Natrium sulfit


Sifat fisika : Padatan putih yang netral

Sifat kimia : dapat larut dalam larutan, dapat dibuat dengan campuran
NaCl dan H2SO4 pekat.

(Pringgodigdo,1973)

II.6.6 Aquadest
Sifat fisika : Cairan tidak berwarna, titik didih 1000C, titik leleh 0oC, indeks
bias: 1,333, BM: 18,016

Sifat kimia : larut dalam etil alkohol dan etil eter (Pringgodigdo,1973)

NINA CHANDRANINGRUM

III. Metode Percobaan


III.1 Alat
 1 set alat refluks
 5 buah tabung reaksi
 1 set timbangan
 1 buah pengaduk
 1 set pembakar spirtus
 1 buah cawan penguapan
 Kertas saring
 Gelas ukur
 Erlenmeyer
 Corong

III.2 Bahan
 Natrium Sulfit Anhidrat
 Larutan Iodine dalam KI
 Larutan HCl encer
 Natrium Sulfat
 Serbuk Belerang
 Barium Klorida
III.3 Skema Kerja

III.3.1 Pembuatan Natrium tiosulfat-5-hidrat

25 gram natrium sulfit

Erlenmeyer

penambahan 20 ml H2O
Penambahan 2,5 gram serbuk belerang
perefluksan selama ± 1,5 jam
pendinginan
penyaringan

Filtrat Residu

Cawan pendinginan Kertas saring

penguapan sampai volume 10 mlpendinginan

penyaringan

Kristal

Kertas saring

pengeringan
penimbangan

Hasil

III.3.2

III.3.3 Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat

1. Pengaruh pemanasan
Kristal natrium tiosulfat-5-
hidrat

Tabung reaksi

pemanasan

pengamatan

Hasil

Kristal natrium sulfat-10-


hidrat

Tabung reaksi

pemanasan

pengamatan

Hasil

2. Pengaruh asam encer

3 ml larutan natrium
tiosulfat

Tabung reaksi

pereaksian dengan HCl encer 3 ml


pengamatan setelah beberapa menit
pembauan yang ditimbulkan setelah
beberapa menit

Hasil
ULUSSA’DIYAH Commented [ID2]: LETAKKAN DIATAS KANAN YA SEMUA
NAMA

IV. Data Pengamatan Commented [ID3]: DI LAPORAN AJA YA

N Perlakuan Hasil
o

1 Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-hidrat


.  2,5 g Na2SO3 + 20 mL H2O + 5 g serbuk S,
Larutan kuning keruh
perefluks-an.
Larutan kuning keruh
 Pendinginan, penyaringan.
Larutan putih keruh
 Penguapan filtrat sampai 10 mL, pendinginan.
Kristal putih
 Pengeringan.
Kristal 10,3 gram
 Penimbangan.

2 Mempelajari sifat kimia Na2S2O3


.
 Pengaruh pemanasan.

Na2SO4 dipanaskan Tidak meleleh

Na2S2O3 dipanaskan meleleh

 Reaksi pengaruh asam encer

3 mL + Na2S2O3 Larutan putih keruh

3 mL + Na2SO4 Tidak larut


V. Hipotesis

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Pembuatan Natrium Tiosulfat”


memiliki tujuan untuk mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat –
sifat kimianya dengan menggunakan bahan natrium sulfat, belerang dan air. Metode
yang digunakan adalah refluks dan kristalisasi. Prinsip dalam percobaan ini
berdasarkan proses pemanasan dan pengendapan. Hasil yang akan diperoleh berupa
kristal natrium tiosulfat 5 hidrat yang berwarna putih. Kemudian dapat ditentukan
sifat-sifat kimia Natrium Tiosulfat antara lain stabilitas termal, pengaruh asam
encer. Stabilitas termal lebih rendah dari natrium sulfat, membentuk endapan putih
setelah direaksikan dengan asam encer (HCl), penambahan BaCl2 menyebabkan
warna larutan berubh menjadi kuning keputihan, serta penambahan larutan iod
menyebabkan garam natrium tiosulfa tidak larut dalam larutan tersebut.
VI. Pembahasan
VII. Pembahasan
VI.1 PEMBUATAN Na2S2O3.5H2O
Percobaan yang berjudul “Pembuatan Natrium Tiosulfat”
bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam natrium
tiosulfat dan sifat-sifat kimianya. Metode yang digunakan dalam
percobaan ini adalah perefluksan dan kristalisasi. Refluks
adalah proses pemanasan dimana tidak ada senyawa yang
hilang, prinsipnya adalah pemanasan pada labu bulat yang
didalamnya terdapat campuran suatu bahan. Refluks dapat
dikatakan juga sebagai proses pemanasan dimana tidak ada
senyawa yang hilang (Wilcox,1995). Kristalisasi merupakan
suatu cara yang dapat digunakan dalam pemurnian produk
padatan Kristal hasil Kristal atau isolasi yang masih
terkontaminasi kotoran dilakukankristalisasi (cahyono, 1995).
Prinsip yang terdapat dalam percobaan ini adalah berdasarkan
proses pemanasan dan pengendapan.
Pembuatan natrium tiosulfat dilakukan dengan penambahan
25 gram natrium sulfat ke dalam Erlenmeyer. Kemudian
ditambahkan 5 gram belerang dan 20 ml aquadest, lalu
dilakukan perefluksan dengan tujuan pemanasan larutan dan
pengembunan uapnya, sehingga pengembunan uap tersebut
kembali ke labu reaksi. Refluks adalah proses pemanasan
dimana tidak ada senyawa yang hilang. Pada proses perefluksan
dalam ember ditambahkan es batu dan air yang berfungsi untuk
menjaga air yang mengalir pada kondensor tetap dingin
sehingga dapat terjadi proses pengembunan karena terjadi
perbedaan suhu antara kondensor dalam yang berisi uap panas
dengan kondensor luar yang berisikan uap dingin. Hasil
perefluksan berupa campuran berwarna putih
kekuningan.Setelah itu dilakukan pendinginan untuk
memudahkan penyaringan agar sulfur tidak larut. Kemudian
dilakukan penyaringan sehingga didapatkan filtrat dan residu.
Filtrat berwarna putih dan residu berwarna putih kekuningan.
Filtrat hasil penyaringan kemudian dimasukkan kedalam cawan
penguapan untuk diuapkan. Tujuan dari penguapan yaitu untuk
pemekatan konsentrasi agar airnya menguap sehingga terbentuk
kristal Natrium tiosulfat.
Setelah dilakukan penguapan, kemudian dilakukan
pendinginan. Pendinginan dilakukan dengan menggunakan air
es. Tujuan dilakukan pendinginan dengan air es adalah untuk
menyempurnakan pembentukan kristal Natrium tiosulfat dan
mempermudah dalam pemisahan endapan dan filtrat. Kristal
yang dihasilkan dengan es batu lebih kasar dan besar-besar
sedangkan Kristal yang hasilkan dengan pendinginan suhu
kamar lebih halus dan kecil- kecil. Setelah didinginkan kristal
tersebut disaring. Penyaringan berfungsi untuk memisahkan
filtrat dan residu pada kristal Natrium tiosulfat. Penyaringan
dilakukan dengan menggunakan kertas saring. Proses
penyaringan bertujuan untuk mendapatkan kristal Natrium
tiosulfat.
Hasil penyaringan berupa kristal yang berwarna putih dan
filtrat yang berwarna bening. Filtrat tersebut berupa air dan
Na2S2O3 yang belum mengendap menjadi kristal. Kristal yang
dihasilkan berupa endapan putih yang merupakan kristal
Na2S2O3. 5 H2O yang kemudian akan dikeringkan. Setelah
Kristal tersebut kering , kristal ditimbang dan dihasilkan massa
Kristal sebesar 10,3 gram. Massa tersebut merupakan rendemen
nyata dan rendemen teoritis yang didapat sebesar 25.28 gram
sehingga rendemen prosentasenya sebesar 40,74 %.
Rendemen prosentase yang dihasilkan tidak mencapai 100%
karena banyak sulfur yang tidak bereaksi saat perefluksan, serta
adanya kesalahan pada saat percobaan sehingga kristal banyak
tertinggal pada bagian atas Erlenmeyer.

VI.2. Mempelajari Sifat-Sifat Kimia Natrium Tiosulfat

VI.2.1 Pengaruh Pemanasan


Untuk mengetahui sifat-sifat natrium tiosulfat dilakaukan
pengujian stabilitas termal dengan cara pemanasan dan setelah
itu dibandingkan dengan natrium sulfat. Pemanasan bertujuan
untuk mengetahui sifat kimia dari Natrium Tiosulfat-5-hidrat
dengan melakukan perbandingan pada Natrium Sulfat-10-
hidrat.Data yang didapat yaitu bahwa kristal Natrium Tiosulfat-
5-hidrat meleleh dan Natrium Sulfat-10-hidrat tidak
melelehpada saat dilakukan pemanasan pada temperatur yang
sama dan waktu yang sama yaitu selama 3 menit.
Perbandingan stabilitas termal kedua senyawa tersebut
berbeda pada Natrium Tiosulfat-5-hidrat mengandung air,maka
air akan terlepas dari Natrium Tiosulfat dan air akan
menguap.Sedangkan pada Natrium Sulfat10 Hidrat mempunyai
titik leleh 800C sehingga stabilitas termalnya lebih tinggi dari
pada Natrium Tiosulfat-5-hidrat yang punya titik leleh hanya 40
– 45C.(Pringgodigdo,1973)
Pada Natrium Sulfat-10-hidrat tidak terjadi reaksi perubahan
menunjukkan bahwa energi termalnya stabil bila dibandingkan
dengan Natrium Tiosulfat-5-hidrat kurang stabil.Sehingga
ikatan pada Natrium Tiosulfat tidak sekuat ikatan pada Natrium
Sulfat,sehingga energi yang dibutuhkan untuk memutuskan
ikatan pada Natrium Tiosulfat lebih rendah dibanding memutus
ikatan pada Natrium Sulfat,karena ikatan Natrium Sulfat-10-
hidrat sangat kuat maka saat pemanasan tidak terjadi perubahan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Natrium Tiosulfat-5-hidrat
mempunyai kestabilan termal lebih rendah dibanding Natrium
Sulfat-10-hidrat.
VI.2.2. Pengaruh Asam Encer
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan HCl encer 0,1
M dan Natrium Tiosulfat dengan volume 3 ml dari hasil. Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan lama- kelamaan natrium
tiosulfat larut dalam larutan HCl encer menjadi keruh dan
membentuk suspensi berwarna putih serta tercium bau
sulfur.Larutan menjadi keruh karena pemisahan belerang dan
terdapat asam sulfit.dan pada natrium sulfat tidak larut ini
disebabkan karena ksp masing-masing yang berbeda dimana
ksp natrium tiosulfat lebih besar dari natrium sulfat sehingga ini
yang menyebabkan natrium tiosulfat larut dalam HCL.
Reaksinya yaitu:

S2O32- + 2H+  S+ SO2+ H2O.( Vogel, 1990 )

VI.3 Perbandingan Hasil Percobaan Tiap Kelompok

Dari hasil percobaan diperoleh kristal Natrium Tiosulfat-5-


hidrat sebanyak 10,3 gram dengan rendemen presentase sebesar
40,74%. Hasil ini dapat dibandingkan dengan kelompok-kelompok
sebelumnya dimana hasil kristal sebanyak 10,5 gram menghasilkan
rendemen presentase sebesar 41,53%, kristal sebanyak 18,4 gram
menghasilkan rendemen sebesar 74,65%,dan dengan berat kristal
20,6 gram menghasilkan rendemen sebesar 81,49%. Dari berbagai
hasil tersebut percobaan dilakukan dengan sampel dan metode yang
sama. Banyak sedikitnya kristal yang dihasilkan salah satunya
dipengaruhi oleh proses refluks yang dilakukan,misalnya hanya
sedikit krista yang terbentuk yakni rendemen kurang dari 50% dapat
disebabkan oleh banyaknya sulfur yang tidak bereaksi saat proses
refluks berlangsung,serta adanya kesalahan pada saat percobaan
sehingga banyak kristal yang masih tertinggal di dalam erlenmeyer.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa semakin banyak kristal yang
di dapat maka rendemen presentase yang diperoleh semakin besar
pula.
VII. PENUTUP
7.1. Kesimpulan

7.1.1. Pembuatan Natrium Tiosulfat 5 Hidrat dengan cara mereaksikan Natrium


Sulfit dengan serbuk belerang dan air.

7.1.2. Diperoleh Natrium Tiosulfat 5 Hidrat yang berwarna putih sebanyak 10,3 g
dengan prosentase rendemen sebesar 40,74%.

7.1.3. Untuk mengetahui sifat- sifat kimia dari natrium tiosulfat dapat dilakukan
dengan cara uji stabilitas termal dan pengaruh asam encer

a. Stabilitas termal Natrium tiosulfat lebih rendah daripada Natrium Sulfat.

b. Dengan HCl encer, Natrium tiosulfat lama- kelamaan larut membentuk


larutan putih keruh.

7.2. Saran

7.2.1. Sesuaikan pemanasan dengan suhu yang ditetapkan


LIANA

LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN I
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

Semarang, 7 November 2018

Praktikkan 1 Praktikkan 2 Praktikkan 3

Liana Dewi N Liswinda Zafirah Nina Chandraningrum


24030117140018 24030117140001 24030117120012

Praktikkan 4 Praktikkan 5 Praktikkan 6

M. Rifqi Iskandarsyah Siti Fatimah Ulussa’diyah


24030117140006 24030117120006 24030117120026

Mengetahui,
Asisten

Intan Dian Lestari


2403011514007
ULUSSA’DIYAH
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M.N,2001, Kamus Kimia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Austin, T, 1996, Chemical Product Industry, Mc Graw Hill Co Inc: New York.

Basri, Sarjoni, 2003, Kamus Kimia, Rineka Cipta: Jakarta.

Cahyono, Bambang, 1991, Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa


Organik, Semarang: KIMIA UNDIP.

Cotton and Wilkinson,1992, Kimia Anorganik Dasar, UI Press, Jakarta..

Pettruci,1989, Kimia Universitas, Erlangga, Jakarta.

Pringgodigdo, A.G. 1973, Ensiklopedi Umum, Yayasan Para Buku Franklin:


Jakarta.

Sudja, Washilah, Abu, 1987, Penuntun Percobaan Pengantar Kimia Organik,


PT. Karya Nusantara: Bandung.

Svehla, G,1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan


Semimakro, PT Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Wilcox, C.F, 1995, Experimental Organic Chemistry Asmall Scale Approach,


New Prentice Hall.
LAMPIRAN

1. Menentukan mol Na2SO3

Diketahui : Na2SO3 = 25 gram

BM Na2SO3 = 126 gram/mol

Ditanya : n Na2SO3 ?
gram
Jawab : n =
BM

25 𝑔
n Na2SO3 =
126 𝑔/𝑚𝑜𝑙

n Na2SO3 = 0,2 mol

2. Menentukan mol serbuk belerang


(S8)

Diketahui : S8 = 5 gram

BM S8 = 256 gram/mol

Ditanya : n S8 ?
gram
Jawab : n =
BM

5𝑔
n S8 =
256 𝑔/𝑚𝑜𝑙

n S8 = 0,02 mol

3. Menentukan rendemen teoritis


Na2S2O3

8Na2SO3 + S8 8Na2S2O3

Mula – mula 0,2 mol 0,02 mol -

Reaksi 0,16 mol 0,02 mol 0,16 mol


Setimbang 0,04 mol − 0,16 mol

gram Na2S2O3 = 0,16 mol x 158 g/mol

= 25,28 gram

Rendemen Teoritis = 25,28 gram

4. Mencari rendemen prosentase produk

Diketahui : Rendemen Nyata = gram

Rendemen Produk = 25,28 gram

Ditanya : Rendemen Prosentase?

rendemen nyata
Jawab : Rendemen prosentase produk = x 100 %
rendemen teoritis

10.3
= x 100 %
25.28

= 40,74 %
Uji Pengaruh Asam Encer

Uji stabilitas natrium tiosulfat-5-hidrat


Uji stabilitas Natrium sulfat-10-hidrat

Anda mungkin juga menyukai