JUDUL PERCOBAAN :
Kelompok : 2
Nama/NIM :
1. Nina Chandraningrum / 24030117120012
2. Liswinda Zafirah R. / 24030117140001
3. Siti Fatimah / 24030117120006
4. M. Rifqi Iskandarsyah / 24030117140006
5. Ulussa’diyah / 24030117120026
6. Liana Dewi N / 24030117140018
Hari : Rabu
Tanggal Praktikum : 7 November 2018
Asisten : Intan Dian Lestari
RIFQI
Tiosulfat merupakan logam yang mengandung ion S2O3- dimana satu atom
S menggugus atau menukarganti satu atom O. Dalam larutan – larutan asam, ion
tiosulfat akan terurai menjadi S dan ion sulfit. Oleh karena itu, spesies semacam
asam tiosulfat dapat di solvasi.
Ion tiosulfat dapat mereduksi yodium menjadi ion yodium dalam analisis
kuantitatif dimana yodium dititrasi dengan larutan S2O3. Selain itu bisa juga
membentuk kompleks stabil dengan ion logam tertentu, terutama ion kompleks
perak tiosulfat yang sangat stabil.
Natrium tiosulfat monokristal dalam bentuk prisma yang besar – besar dan
transparan dengan lima molekul air. Metode yang terpenting untuk membuat
natrium tiosulfat yaitu dari natrium sulfit (Na2SO3) dan belerang bebas (S) yang
reaksinya:
8Na2SO3 + S8 → 8Na2S2O3
Cara yang didapat kemudian dikristalisasi. Kristal yang terjadi
(Na2S2O3.5H2O) langsung dikemas untuk terjadinya off flouroscence.
(Cotton, 1992)
Asam tiosulfat kurang stabil pada temperatur kamar. Asam ini dapat.
Dipisahkanpada temperature 78°C dari persamaan reaksi:
SO3+H2S H2S2O3
Molekul gas trioksida, SO3 memiliki struktur segitiga datar yang dapat
mengalami resonansi degan melibatkan ikatan Phi dari S-O.
Adanya ikatan Phi untuk ikatan dan orbital d kosong dari atom s
menyebabkan panjang ikatan S-O sangat pendek yaitu 1.43 A°. Ion tiosulfat dapat
diperoleh secara cepat dengan cara mendidihkan belerang dengan ion sulfit atau
dengan cara mendekomposisi ion ditionit sesuai dengan persamaan reaksi:
Ion tiosulfat memiliki struktur [S-SO3], kedua atom sulfur tidak ekuivalen
dengan panjang ikatan S-S dan S-O masing-masing 1.99±0.034A° dan
1.48+0.06A°. Panjang ikatan S-O menunjukan bahwa dalam ikatan s-s juga terlihat
adanya ikatan Phi. (Austin, 1996).
SITI FATIMAH
Kebanyakan tiosulfat telah dibuat larut dalam air. Tiosulfat dari timbale
perak dan kalium larut sedikit sekali. Banyak dari tiosulfat ini larut dalam larutan
Na2S2O3 yang berlebihan, membentuk garam kompleks. Untuk mempelajari
reaksi – reaksi ini digunakan larutan Na2S2O3.5H2O.
i. Larutan Iod
Tak terjadi perubahan yang tepat dalam keadaan dingin dengan larutan
tiosulfat.
Akan terbentuk endapan putih barium tiosulfat dan larutan yang pekat.
Reaksi:
(Svehla,1990)
Belerang cair (Sλ) yang tediri dari molekul-molekul S8 suatu cairan kuning,
tembus sinar dan bergerak. Tetapi pada 1600C, cincin S8 terbuka dan bergabung
membentuk molekul berantai spiral yang panjang.
Belerang cair (Sµ) yang gelap warnanya, sangat kental. Cairan ini mendidih
pada 4450C.
Uap belerang, S8 yang terurai menjadi species yang semakin kecil dengan
meningkatnya suhu.
S2
S6
S8
Sn (n = 2000 . 5000)
(Petrucci,1989)
Sα Sβ Sλ Sµ S8(g) S6 S4 S2
S
LISWINDA
II.4 Refluks
Refluks merupakan prosedur mudah untuk reaksi dalam fase cair. Pada
metode ini, prinsipnya adalah pemanasan dalam labu yang didalamnya terdapat
campuran suatu bahan. Refluks dilakukan dengan memanaskan larutan dan
pengembunan uapnya, sehingga hasil pengembunan uap tersebut kembali ke labu
reaksi.
Refluks adalah proses pemanasan dimana tidak ada senyawa yang hilang
prinsipnya adalah pemanasan pada labu bulat yang di dalamnya terdapat campuran
suatu bahan. Refluks dapat dikatakan juga sebagai proses pemanasan dimana tidak
ada senyawa yang hilang. (Wilcox, 1995)
Adalah suatu proses pemanasan dengan keistimewaan bahwa pelarutnya
tidak menguap. (Sudja, 1978)
II.5 Kristalisasi
Kristalisasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam
pemurnian produk padatan kristal hasil kristal atau isolasi yang masih
terkontaminasi kotoran dilakukan kristalisasi.
Sifat Fisika : cairan tidak berwarna BM: 36,52 g/mol ρ: 1,268 g/mol TL:
109,20C.
(Pringgodigdo,1973)
(Pringgodigdo,1973)
Sifat Kimia : tidak larut dalam air, larut dalam CS2, CCl4 dan benzen.
(Pringgodigdo,1973)
II.6.4 Sulfur
Sifat fisika : berbentuk kristal bening, berwarna kuning, BM 32g/mol
Sifat kimia : dapat larut dalam larutan, dapat dibuat dengan campuran
NaCl dan H2SO4 pekat.
(Pringgodigdo,1973)
II.6.6 Aquadest
Sifat fisika : Cairan tidak berwarna, titik didih 1000C, titik leleh 0oC, indeks
bias: 1,333, BM: 18,016
Sifat kimia : larut dalam etil alkohol dan etil eter (Pringgodigdo,1973)
NINA CHANDRANINGRUM
III.2 Bahan
Natrium Sulfit Anhidrat
Larutan Iodine dalam KI
Larutan HCl encer
Natrium Sulfat
Serbuk Belerang
Barium Klorida
III.3 Skema Kerja
Erlenmeyer
penambahan 20 ml H2O
Penambahan 2,5 gram serbuk belerang
perefluksan selama ± 1,5 jam
pendinginan
penyaringan
Filtrat Residu
penyaringan
Kristal
Kertas saring
pengeringan
penimbangan
Hasil
III.3.2
1. Pengaruh pemanasan
Kristal natrium tiosulfat-5-
hidrat
Tabung reaksi
pemanasan
pengamatan
Hasil
Tabung reaksi
pemanasan
pengamatan
Hasil
3 ml larutan natrium
tiosulfat
Tabung reaksi
Hasil
ULUSSA’DIYAH Commented [ID2]: LETAKKAN DIATAS KANAN YA SEMUA
NAMA
N Perlakuan Hasil
o
7.1.2. Diperoleh Natrium Tiosulfat 5 Hidrat yang berwarna putih sebanyak 10,3 g
dengan prosentase rendemen sebesar 40,74%.
7.1.3. Untuk mengetahui sifat- sifat kimia dari natrium tiosulfat dapat dilakukan
dengan cara uji stabilitas termal dan pengaruh asam encer
7.2. Saran
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN I
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT
Mengetahui,
Asisten
Austin, T, 1996, Chemical Product Industry, Mc Graw Hill Co Inc: New York.
Ditanya : n Na2SO3 ?
gram
Jawab : n =
BM
25 𝑔
n Na2SO3 =
126 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Diketahui : S8 = 5 gram
BM S8 = 256 gram/mol
Ditanya : n S8 ?
gram
Jawab : n =
BM
5𝑔
n S8 =
256 𝑔/𝑚𝑜𝑙
n S8 = 0,02 mol
8Na2SO3 + S8 8Na2S2O3
= 25,28 gram
rendemen nyata
Jawab : Rendemen prosentase produk = x 100 %
rendemen teoritis
10.3
= x 100 %
25.28
= 40,74 %
Uji Pengaruh Asam Encer