Anda di halaman 1dari 18

TUGAS AKHIR MODUL 6

KLASIFIKASI MATERI, SIFAT, DAN KEGUNAANNYA

HENNY OKTAMALIA

NIM. 20323299250

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 4

PROGRAM PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
Pertanyaan :

Pada bagian terakhir dari rangkaian modul IPA 6 yang telah Anda pelajari, Anda
akan diminta untuk memecahkan persoalan secara kritis.
Kebutuhan nasional garam dapur semakin meningkat setiap tahunnya. Pelaku
industri nasional mulai menyerap garam lokal yang diproduksi petani garam.
Selain mengurangi garam impor, penyerapan tersebut meningkatkan pendapatan
dan berujung makin bergairahnya produksi garam oleh petani. Namun, garam-
garam yang ada pada petani garam masih belum murni. Hal ini dapat dilihat dari
terdapatnya zat pengotor yang harus dipisahkan dari garam tersebut. Umpamanya
zat pengotor pada garam tersebut adalah pasir dan naftalena. Maka Anda harus
mencari cara untuk memisahkan garam dari zat-zat pengotor tersebut kemudian
menyusun beberapa hal penting yang harus dilakukan sebagai bagian tugas
seorang guru. Berikut ini hal-hal yang harus Anda lakukan.
Tuliskan sifat-sifat fisika dan kimia dari zat-zat tersebut (naftalena, garam
dapur, dan pasir).
Cari prosedur yang tepat sehingga ketiga zat tersebut dapat dipisahkan
secara sempurna.
Gambarkan secara molekuler setiap proses pada pemisahan zat-zat
tersebut.
Buatlah bahan ajar yang tepat sesuai materi tersebut.
Tentukan alat evaluasi yang relevan dengan materi tersebut.
Tuliskan Sifat-sifat fisika dan Kimia dari masing-masing zat naftalena,
garam dapur, dan Pasir.
Jawaban:
a. Naftalena
Sifat fisika
Naftalena berupa padatan berwarna putih dengan rumus molekul C10H8
Berbentuk dua cincin benzena yang bersatu.
Massa molar : 128, 17052 g
Kepadatan : 1, 14 g / cm ³
Titik lebur :80,26°C,353K,176°F
Titik didih :218°C,491K,424°F
Kelarutan dalam air : 30 mg / L
2) Sifat Kimia
Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena
aromatik hidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena
memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannyamenjadi aditif
bensin untuk meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara
lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak
meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin.Sesuai dengan
ikatan valensinya, napthalena mempunyai tiga struktur resonansi
yaitu: Seperti benzena, naftalena dapat mengalamisubstitusi aromatik
elektrofilik. Pada sebagian besar reaksi substitusi aromatik elektrofilik,
naftalena bereaksi dalam kondisi lebih ringan daripada benzena.
Ikatan konjugasi pada naftalena menyebakan naftalena memiliki
ikatan tidak jenuh
karsinogen oleh International Agency for Cancer Research
diklasifikasikan sebagai polutan yang disebut polycyclic aromatic
hydrocarbons (PAH)
sifatnya volatil dalam suhu ruang.
Ikatan karbon-karbon dalam naftalena tidak sama panjang.
Obligasi C1-C2, C3-C4, C5-C6 dan C7-C8 sekitar 1,36 Å (136 pm)
panjangnya, sedangkan ikatan karbon-karbon lainnya sekitar 1,42 Å
(142 pm).
memiliki tiga struktur resonansi sehingga elektron dalam gugus arena
dalam cincin benzena dapat bergerak bebas seperti sebuah lautan
elektron dan menyebabkan ikatan rangkap pada cincin benzena
naftalena tidak pasti.
b. Garam dapur
1) Sifat fisika
Nama IUPAC Natrium Klorida
Rumus kimia NaCl
Massa molar 58,44 g/mol
Penampilan Tidak berwarna/ berbentuk Kristal
putih
3
Densitas 2,16 g/cm
Titik lebur 801 °C (1074 K)
Titik didih 1465 °C (1738 K)
Kelarutan dalam air 35,9 g/100 mL (25 °C)

2) Sifat kimia
Garam dapur merupakan senyawa ion, ikatan ion antara Na dan
Cl-nya sangat kuat sehingga meleleh dan mendidih pada suhu yang
tinggi. NaCl juga merupakan bagian dari larutan elektrolit kuat, yaitu
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena ketika dalam
bentuk lautan ia kembali menjadi ion-ionnya yang dapat bergerak
bebas. Ion yang bergerak bebas inilah yang menghantarkan arus
listrik. Karena merupakan senyawa ion, NaCl juga mudah larut dalam
air dan pelarut polar lainnya. Dalam bentuk padat NaCl bersifat stabil
dan hanya terurai ketika dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi
menghasilkan asam yang beracun yang terdiri dari asam klorida (HCl)
dan dinatrium oksida (Na2O).

c. Pasir Silika
1) Sifat fisika
Rumus kimia SiO2
Massa molar 60.08 g/mol
Penampilan Transparent solid (Amorphous)
White/Whitish Yellow
(Powder/Sand)
Bau Tidak berbau
Densitas 2.648 (α-quartz), 2.196 (amorphous)
−3
g·cm
Titik lebur 1,713 °C (3,115 °F; 1,986 K)
(amorphous)
Titik didih 2,950 °C (5,340 °F; 3,220 K)
Kelarutan dalam air 0.0013 g/100 mL (25 °C)
Sifat kimia
Mineral silika mempunyai berbagai sifat kimia antara
lain sebagai berikut :
Reaksi Asam
Silika relatif tidak reaktif terhadap asam kecuali terhadap
asam hidrofluorida dan asam phospat.

SiO2(s) + 4HF(aq) SiF4(aq) + 2H2O(l)

Dalam asam berlebih reaksinya adalah:


SiO2 + 6HF H2[SiF6](aq) + 2H2O(l)

Reaksi basa
Silika dapat bereaksi dengan basa, terutama dengan
basa kuat, seperti dengan hidroksida alkali.

SiO2(s) + 2NaOH(aq) Na2SiO3 + H2O

Secara komersial, silika dibuat dengan mencampur larutan


natrium silikat dengan suatu asam mineral. Reaksi ini
menghasilkan suatu dispersi pekat yang akhirnya memisahkan
partikel dari silika terhidrat, yang dikenal sebagai silika hidrosol
atau asam silikat yang kemudian dikeringkan pada suhu 110°C
agar terbentuk silika gel. Reaksi yang terjadi :
Na2SiO3(aq) + 2HCl(aq) H2SiO3(l) + 2NaCl(aq)
H2SiO3(s) SiO2.H2O(s)
Senyawa kimia silikon dioksida, juga dikenal sebagai silika
(dari silex Latin), adalah oksida silicon dengan rumus kimia
SiO2. Telah dikenal sejak jaman dahulu karen kekerasannya.
Silika ini paling sering ditemukan di alam
sebagai pasir atau kuarsa, serta di dinding sel diatom. Silika
diproduksi dalam beberapa bentuk termasuk leburan kuarsa,
kristal, silica kesal (atau silica pyrogenic, merek dagang Aerosil
atau Cab-O-Sil), silika koloid, gel silika,dan Aerogel. SiO2
memiliki sejumlah bentuk Kristal yang berbeda (polimorf)
selain bentuk bentuk amorf. Dengan pengecualian
stishovite dan silica berserat, semua bentuk Kristal melibatkan
unit SiO4 tetrahedral dihubungkan oleh vektor bersama pada
pengaturan yang berbeda. Silikon – oksigen panjang ikatan
bervariasi antara bentuk Kristal yang berbeda, misalnya dalam α
– kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm, sedangkan di α –
tridimit itu di 154 – 171 pm jangkauan. Sudut Si – O – Si juga
bervariasi antara nilai rendah 140° α – tridimit, sampai 180°
pada β – tridimit. Pada α – kuarsa sudut Si – O – Si adalah
144°.
Dalam kapasitasnya sebagai bahan tahan api, itu berguna
dalam bentuk serat sebagai kain perlindungan termal suhu
tinggi. Dalam kosmetik, hal ini berguna untuk sifat cahaya
menyebar dan serap alami. Dalam produk farmasi, silica bantu
aliran bubuk saat tablet terbentuk. Akhirnya, ia digunakan
sebagai senyawa peningkatan termal di industripanas sumber
tanah pompa.
Silika berserat memiliki struktur yang serupa dengan SiS2
etrahedra SiO4 tepi – sharing. Stishovite, bentuk tekanan yang
lebih tinggi, sebaliknya memilikirutil seperti struktur di mana
silicon adalah 6 koordinat. Kepadatan stishovite adalah 4,287
g/cm3, yang membandingkan untuk α – kuarsa, yang terpadat
dari bentuk – bentuk tekanan rendah, yang memiliki kerapatan
2,648 g/cm3. Perbedaan densitas dapat berasal dari peningkatan
koordinasi sebagai enam panjang terpendek ikatan Si – Odalam
stishovite (empat panjang ikatan Si – O dari 176 pm dan dua
orang 181 pm) lebih besar dari panjang ikatan Si – O (161 pm)
dalam α – kuarsa. Alam koordinasi meningkatkan iconicity
ikatan Si – O.
Tapi yang lebih penting adalah pengamatan bahwa setiap
penyimpangan dari standar parameter ini merupakan perbedaan
mikrostruktur atau variasi yang merupakan pendekatan ke
vitreous, amorfatau kaca padat.
Pembentukan oksida sebagai dielektrik untuk mencegah
masuknya ketidakmurnian ke dalam bagian yang tidak
dikehendaki, dipergunakan lapisan SiO2. Efek dielektrik pada
difusi ketidakmurnian terjadi bila konstanta difusi dari
ketidakmurnian dalam SiO2 sangat kecil. Dengan demikian,
konsentrasi atom ketidakmurnian pada permukaan sangat cepat
menurun, karena adanya gejala pengasingan (segregasi) pada
perbatasan SiO2-Si maka konsentrasi ketidakmurnian pada
permukaan Si sangat rendah.

Cari prosedur yang tepat sehinggga ketiga zat tersebut dapat dipisahkan
secara sempurna!
Jawaban:
Sebelum melakukan pemisahan terlebih dahulu melakukan
identifikasi zat-zat nya terlebih dahulu:
Zat yang mudah menyublim adalah naftalen (kapur barus) dengan
rumus molekul C10H8 dengan dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini
bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Oleh karena itu
naftalena digunakan pada percobaan pengamatan titik leleh karena mudah
menguap sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyublim.
Kemudian hasil lelehan naftalena tidak berwarna atau bening, sehingga lebih
mudah diamati titik awal lelehnya.
Zat yang mudah larut dengan air adalah garam, karena pada saat NaCl
+ -
larut dalam air akan membentuk ion Na dan Cl . Sedangkan air akan
+ 2-
terionisasi menjadi H3O dan O , sehingga ion hidrogen memiliki muatan
cenderung positif (tidak benar-benar positif) sehingga dapat menstabilkan ion
klorida. Sementara ion oksigen cenderung bermuatan negatif, sehingga dapat
menstabilkan ion natrium. Artinya ion natrium akan dikelilingi oleh air pada
(ion dipol) oksigen dan ion klorida akan dikelilingi (membentuk ikatan ion-
dipol ) air pada ion hidrogen seperti ditunjukkan oleh gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Proses pelarutan NaCl pada H2O


Sedangkan zat yang sukar larut dalam air yaitu Pasir Silika (SiO 2) dan
naftalena (C10H8). Batu senyawa kovalen Pasir adalah polar, terdiri dari ion Si
2-
dan ion O , tetapi sukar larut dalam air. Hal itu terjadi karena ion-ion dalam
di pasir bertarikan dengan sangat kuat, sehingga air tidak mampu
melarutkannya. Sedangkan naftalena termasuk dalam golongan hidrokarbon
ikatan kimia yang terjadi pada atom H dan C adalah ikatan kovalen non polar
sehingga naftalena tidak dapat larut dalam air.
Prosedur yang tepat untuk memisahkan zat yang mudah menyublim
Sublimasi adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim.
Perubahan zat padat menjadi gas atau dari gas ke padat. Bila partikel suatu zat
diberikan kenaikan suhu maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas,
sebaliknya jika suhu gas tersebut diturunkan maka gas akan segera berubah
wujudnya menjadi panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan
kembali. Syarat pemisahan campuran pada sublimasi adalah partikel yang
bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita
dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Begitupun
syarat sampel untuk sublimasi adalah dengan sifat kimia mudah menguap
agar mudah proses sublimasinya. Jadi prosedur yabg tepat dalam memisahkan
zat dengan cara menyublim terlebih dahulu harus memenuhi syarat zat
tersebut adalah zat yang mudah menguap serta memiliki perbedaan titik didih
yang tinggi sehingga zat dengan titik didih rendah akan menguap terlebih
dahulu.
Berikut Prosedur pemisahan naftalena dengan cara sublimasi
Naftalena adalah zat yang mudah menyublim. Jadi cara pemisahannya
adalah dengan proses sublimisasi. prosesnya adalah sebagai berikut:
Siapkanlah alat dan bahan yang dibutuhkan, kurang lebih sesuai
dengan gambar di bawah ini,

Gambar 2. Rangkaian pemisahan Naftalen


Memasukkan campuran kapur barus dan pasir dalam gelas kimia.
Menutup gelas kimia dengan cawan yang diisi air atau es
seperti pada gambar

Menyalakan pembakar spiritus dan panaskan campuran


sampai terjadi penguapan.
Setelah beberapa saat kemudian mengamati zat yang menempel pada
cawan bagian dalam. Zat yang menenpel itulah Naftalena.
prosedur yang tepat untuk memisahkan zat-zat tersebut
berdasarkan kelarutannya dalam air.
Prosedur Pemisahan zat garam dapur, naftalena dan Pasir yang
telah tercampur dengan persiapan dan prosedur sebgai berikut :
Persiapan alat dan Bahan
Alat – alat :
Set pembakaran (kaki tiga, pembakar, kasa asbes) (2 set)
Gelas kimia 100 ml (4 buah)
Kaca arloji (4 buah)
Kertas saring (2 buah)
Corong kaca (1 buah)
Neraca Ohauss (1 buah)
Lumpang dan alu (1 buah)
Spatula kaca (1 buah)
Gelas ukur 50 ml (1 buah)
Penjepit kayu1 (1 buah)
Bahan :
Naftalena (Kapur Barus) (3 gram)
Garam dapur (3 gram)
Pasir Silika (3 gram)
Air (50 ml)
Es batu secukupnya
Langkah-langkah kerja 1 (Filtrasi dan Sublimasi) :
Menyiapkan alat dan bahan.
Menumbuk kapur barus dan Pasir silika dengan lumpang alu
(secara terpisah)

Menimbang massa naftalena, pasir silika dan garam dapur masing-


masing 3 gram
Mencampurkan ketiga zat yang telah dtimbang menjadi satu
(naftalena, pasir silika, dan garam dapur).
Menambahkan 50 ml air pada campuran tersebut
Mengaduknya dengan spatula hingga tercampur rata campuran
tersebut
Proses Filtrasi
Menyaring larutan campuran tersebut. (melakukan 2 kali proses
filtrasi agar filtrat yang dihasilkan benar-benar terpisah)
Mengamati filtrat yang dihasilkan dari proses penyaringan (sisihkan
terlebih dahulu)
Hasil residu (tertinggal di kertas saring) berupa pasir silika dan
naftalena yang tidak dapat larut dalam air
Menyiapkan hasil residu hasil filtrasi
Proses Sublimasi
Menempatkannya pada gelas kimia
Memanaskan kedua zat tersebut diatas pembakar kaki tiga
Menutup gelas kimia dengan kaca arloji
Meletakkan es batu diatas kaca arloji
Mengamati perubahan pada bagian bawah kaca arloji
Mengamati perubahan pada gelas kimia
Mencatat hasi pengamatan
Proses Kristalisasi
Menyiapkan hasil filtrat hasil penyaringan
Memanaskan larutan filtrat pada kaki tiga
Mengamati hasil penguapan pada dasar gelas kimia
Membiarkan air menguap sampai habis
Mengamati zat yang tertinggal pada gelas kimia
Mencatat hasil pengamatan

Zat yang pertama kali didapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.

Zat yang pertama kali di dapat dalam percobaan diatas adalah residu
saat filtrasi yaitu naftalena dan Pasir silika yang tidak dapat larut dalam air
karena naftalena dengan rumus molekul C10H8 termasuk dalam senyawa
organik hdrokarbon aromatik dengan struktur molekul dua cincin benzena
sehingga naftalena tidak mudah larut dalam air. Sedangkan zat Pasir silika
(SiO2) berikatan kovalen polar yang kuat sehingga saat ion-ion terionasisi
2-
dalam air menjadi Si dan O berikatan sangat kuat sehingga air tidak mampu
melarutkannya. Maka diperlukan metode pemisahan yang lain, yaitu
sublimasi karena perbedaan titik didih antara naftalena dan Pasir selisih
sangat besara maka metode pemisahan yang tepat adalah dengan sublimasi.
Saat sublimasi berlangsung zat naftalena menguap terlebih dahulu hal
ini dikarenakan naftalena memilkiki titik didih yang rendah dan sifat
fisikanya yang mudah menguap sedangkan Pasir silika akan tertinggal d dasar
gelas kimia.
Zat yang terakhir kali didapatkan sebagai hasil dari proses pemisahan.
Saat pelarutan dengan air garam dapur melarut sempurna karena ion-ion
+ -
Na dan Cl bergerak bebas dikelilingi oleh molekul air sehingga saat
penyaringan larutan garam tidak dapat dipisahkan maka langkah selanjunya
dilakukan pemisahan secara kristalisasi yaitu metode pemisahan untuk
memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Titik didih air lebih
rendah dari pada garam sehingga air akan menguap menjadi H 2O(g)
sedangkan garam NaCl(s) akan tertinggal didasar gelas kimia. Proses yang
terjadi saat Kristalisasi larutan garam :

NaCl(aq) NaCl(s) + H2O(g)

3. Gambarkan secara molekuler setiap proses pemisahan zat-zat tersebut!


JAWABAN:
Gambaran masing-masing molekul zat:

= Molekul NaCl = Molekul Naftalena

= Molekul Pasir = Molekul Air

Tahap Pertama, Pemisahan Naftalena dari garam dapur dengan cara


Sublimasi:

+
Sublimasi

Campuran Garam + Pasir + air Naftalena

Tahap Kedua, Pemisahan Pasir dari garam dapur dengan cara Filtrasi:

+
Filtrasi

Garam + Pasir + Air NaCl + Air Pasir


Tahap Ketiga, Pemisahan Garam dapur dari air dengan cara Kristalisasi:

+
Kristalisasi
NaCl + Air NaCl Pasir

Buatlah bahan ajar yang tepat sesuai materi tersebut.


Jawaban:

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


PEMISAHAN CAMPURAN

Standar Kompetensi :
4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia
Kompetensi Dasar :
4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara
berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia

Tujuan
Melalui kegiatan praktikum pemisahan campuran, peserta didik dapat melakukan
percobaan pemisahan campuran dengan metode pemisahan sublimasi, filtrasi,
dan kristalisasi dengan benar
Melalui kegiatan praktikum pemisahan campuran, peserta didik dapat
memisahkan campuran naftalena, garam dapur, dan pasir dengan tahapan yang
benar

Alat dan Bahan


Alat :
Gelas Beker 2 buah
Kertas saring 1 buah
Corong kaca 1 buah
Pengaduk 1 buah
Cawan petri 1 buah
Kaki tiga dan kawat kasa 1 buah
7. Pembakar Bunsen 1 buah
Kaca Pembesar 1 buah
Korek api 1 buah
Bahan :
Air secukupnya / kurang lebih 50 ml
Campuran garam, naftalena, dan pasir secukupnya
Es batu secukupnya

Langkah Kerja :
Ambillah campuran garam dapur, naftalena, dan pasir dan masukkan ke dalam
gelas beker! Amati warna dan bentuk dari zat tersebut! Isilah pada tabel
pengamatan!
Panaskan campuran tersebut dengan bagian atas di tutup dengan cawan yang
diberi es batu seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini!
Cawan petri yang berisi es batu

Campuran naftalena, garam dapur, dan pasir

Pembakar bunsen sebagai pemanas

Biarkan pemanasan berlangsung selama 15 – 20 menit


Setelah selesai percobaan di atas, matikan api!
Amatilah zat yang menempel pada bagian bawah cawan dengan menggunakan kaca
pembesar! Amati pula zat yang masih tertinggal dalam gelas beker, kemudian
isikan pada tabel pengamatan!
Ambillah gelas beker berisi campuran garam dapur dan pasir yang masih
tertinggal dalam gelas beker akibat proses no 1-3 di atas!
Ambilah air sebanyak 50 ml kemudian masukkan ke dalam gelas beker tersebut!
Aduklah menggunakan pengaduk kurang lebih selama 1-2 menit!
Amati apa yang terjadi dan isikan pada tabel pengamatan!Bentuklah kertas
saring menjadi bentuk sesuai corong pisah.
Rangkailah alat yang meliputi gelas beker, corong pisah yang telah dilapisi kertas
saring seperti gambar di bawah! Kemudian tuangkan campuran air, garam dapur,
dan pasir hasil pelarutan tadi ke dalam corong pisah yang bagian bawahnya telah
diletakkan gelas beker kosong!
Campuran air, garam
dapur, dan pasir

Residu hasil penyaringan

Filtrat hasil penyaringan

Amatilah filtrat dan residu yang dihasilkan, tuliskan pada tabel pengamatan!
Siapkan kembali pembakar bunsen, kaki tiga, dan kawat kasa untuk
memanaskan filtrat dari hasil penyaringan di atas!
Panaskan gelas beker yang berisi filtrat hasil dari penyaringan (larutan garam)
sampai mendidih!
Lanjutkan terus pemanasan hingga larutan garam menguap dan terbentuk kristal
garam!
Amatilah apa yang terjadi dan bandingkan dengan keadaan sebelum dipanaskan,
isikan pada tabel pengamatan!

Tabel Pengamatan
Penyubliman

Sebelum penyubliman Sesudah penyubliman


Warna zat dalam gelas
beker
Bentuk zat dalam gelas beker
Zat yang terbentuk pada
bagian bawah cawan
2. Penyaringan/Filtrasi

• Pelarutan

Sebelum pelarutan Sesudah pelarutan


Zat yang ada dalam gelas Zat terlarut = .........
beker Zat yang tidak terlarut = ......
• Filtrasi
Filtrat Residu
Hasil Penyaringan
Kristalisasi penguapan/ evaporasi

Larutan garam sebelum dipanaskan Larutan garam sesudah dipanaskan

D. Analisis data dan pembahasan


Jawablah pertanyaan berikut ini untuk dapat menganalisis data hasil percobaanmu!
Setelah kalian mengamati zat yang menempel pada bagian bawah dinding cawan petri,
menurut kalian zat apakah itu? Jelaskan mengapa zat tersebut dapat terbentuk! Jawab:
.....................................................................................................................
Pada proses pelarutan garam dan pasir menggunakan air, identifikasikanlah mana yang
termasuk zat terlarut, pelarut dan zat yang tidak terlarut! Jelaskan mengapa ada zat yang
tidak terlarut dalam air!
Jawab: ....................................................................................................................
Mengapa campuran garam dapur dan pasir harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum
proses penyaringan?
Jawab: ....................................................................................................................
Pada saat kalian melakukan pemisahan campuran filtrasi, identifikasikanlah mana yang
termasuk filtrat dan residu! Jelaskan alasan terbentuknya filtrat dan residu!
Jawab: ....................................................................................................................
Apa yang kalian dapatkan dari proses pemanasan larutan garam? Jelaskan mengapa hal itu
dapat terjadi!
Jawab: ....................................................................................................................
Jelaskan tahapan proses pemisahan campuran garam, naftalena, dan pasir!
Jawab: ....................................................................................................................

Kesimpulan
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________
5 Alat evaluasi yang relevan dengan materi tersebut adalah penilaian kinerja (unjuk kerja)

NO KOMPETENSI MATERI INDIKATOR TEKNIK


DASAR PENILAIAN

1 4.3. Menyajikan Klasifikasi Materi Disajikan campuran Kinerja


hasil penyelidikan dan naftalena, garam
atau karya tentang Perubahannya dapur dan pasir,
sifat larutan, peserta didik dapat
perubahan fisika melakukan tahapan
dan perubahan pemisahan
kimia, atau campuran dengan
pemisahan benar.
campuran
Lembar penilaian praktik / kinerja

NO Aspek Yang Diamati Skor


1 2 3
(Kurang) (Cukup) (Baik)
Persiapan
(Menyiapkan alat dan bahan yang
Diperlukan)
Pelaksanaan
(Melakukan praktik sesuai dengan
langkah percobaan)
Penulisan data pengamatan
(Menuliskan data pada tabel
pengamatan)
Analisis dan Pembahasan
(Melakukan analisis data dan
pembahasan)
Presentasi
(Mengkomunikasikan hasil kepada
teman)
Membuat kesimpulan
Rubrik Penilaian Keterampilan

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR

1Persiapan (menyiapkan alat dan 1 : Persiapan kurang lengkap


2 : Persiapan cukup lengkap
bahan yang diperlukan dalam 3 : Persiapan sangat lengkap
praktikum)

2Pelaksanaan (Melakukan praktik 1: praktik kurang sesuai prosedur


sesuai dengan langkah percobaan/ 2: praktik cukup sesuai dengan prosedur
3: praktik sangat sesuai prosedur
prosedur)

3Penulisan hasil 1 : data pengamatan kurang sesuai hasil


(Menuliskan data pengamatan) percobaan
2 : data pengamatan sudah sesuai hasil percobaan
tetapi kurang lengkap
3 : data pengamatan sudah sesuai hasil
percobaan dan lengkap
4Analisis dan pembahasan 1 : analisis data kurang terarah
(Melakukan analisis terhadap data 2 : analisis data terarah tapi belum lengkap
3 : analisis data terarah dan lengkap
pengamatan)

5Presentasi 1 : kurang komunikatif, penyampaian pesan masih


(Mengkomunikasikan hasil kurang tepat, kurang percaya diri
percobaan kepada teman)
2 : komunikatif, penyampaian pesan masih
kurang tepat, percaya diri
3: komunikatif, mampu menyampaikan

pesan dengan tepat, dan percaya diri

6Membuat kesimpulan 1 : kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan


praktikum
2:kesimpulan kurang sesuai dengan tujuan
praktikum
3 : kesimpulan sudah sesuai dengan tujuan
praktikum
Jumlah Skor maksimum 18

Nilai = jumlah skor /18 x 100

Anda mungkin juga menyukai